Gontar A. Siregar,
Divisi Gastroentero-hepatologi Fakultas kedokteran USU/
RSUP H.Adam Malik Medan
ABSTRAK
Karsinoma Hepatoseluler (KHS) atau hepatoma merupakan tumor ganas
hati primer yang paling sering ditemukan bila dibandingkan dengan tumor
ganas hati primer lainnya. Dari seluruh keganasan hati, 80-90% adalah KHS. Di
AS pada tahun 2001 terdapat 16.200 penduduk AS menderita hepatoma dan
sejumlah 14.000 yang berakhir dengan kematian.
Diagnosa KHS umumnya terlambat ditegakkan.
Karsinoma hati adalah penyakit yang sulit disembuhkan. Pengobatan yang
terbaik terhadap KHS adalah tindakan operasi, yaitu dengan reseksi atau
trasnplantasi. Namun alternatif pengobatan non operatif dapat juga dilakukan.
Pada umumnya prognosis dari karsinoma adalah buruk.
KATA KUNCI : Karsinoma hepatoseluler, penatalaksanaan non operatif
Gontar A Siregar
Gastroentero-hepatology Division, Departement of Internal Medicine,
Faculty of Medicine, North Sumatera University Adam Malik Hospital, Medan
ABSTRACT
primer
lainnya
seperti
limfoma
maligna,
fibrosarkoma
dan
yang
mengakibatkan
peningkatan
kadar
hemoglobin
,kolesterol, kalsium dan alfa feto protein yang disebut sebagai manifestasi
paraneoplastik4.
Tumor ganas hati dikenal 2 macam yaitu : tumor ganas primer hati adalah
tumor yang berasal dari jaringan hati itu sendiri dan tumor ganas sekunder adalah
metastase tumor organ lain ke hati misalnya tumor ganas lambung, paru-paru,
colon, pankreas dan lainnya 2,3,4,9.
KLASIFIKASI
Klasifikasi Karsinoma Hati Primer dibedakan atas
4,6,
2. Karsinoma yang berasal dari jaringan ikat : Fibrosarkoma, Hemangiomaendotelioma maligna, Limfoma Maligna, Leiomiosarkoma.
Secara makroskopis karsinoma hati dibedakan atas :
1. Tipe Masif : Biasanya dilobus kanan, batas tegas, dapat disertai nodul-nodul
kecil disekitar massa tumor, bisa dengan atau tanpa sirosis.
2. Tipe Noduler : Terdapat nodul-nodul tumor dengan ukuran yang bervariasi
tersebar diseluruh hati.
3. Tipe Difus : Secara makroskopis sukar ditemukan, umumnya besar hati dalam
batas normal, tapi seluruhnya terisi sel-sel karsinoma yang difus.
Secara mikroskopis sel-sel karsinoma biasanya lebih kecil dari sel hati
yang normal, poligonal dengan sitoplasma granuler. Sering ditemukan sel raksasa
yang atipik. Sel tumor mungkin berinti ganda dan terlihat adanya mitosis. Biasanya
sitoplasma yang eosinopil menjadi basopil ini berarti tumor lebih ganas.
ETIOLOGI
Sampai sekarang belum diketahui dengan pasti penyebab sebenarnya dari
karsinoma hati primer2,4,6,9,10. Tetapi ada beberapa faktor yang diduga menjadi
penyebabnya adalah infeksi /penyakit hati kronik akibat virus hepatitis, sirosis hati,
alkohol, beberapa macam parasit seperti Clonorchis sinensis, predisposisi
herediter, ras dan zat hepatotoksik terutama aflatoksin yang berasal dari makanan
yang tercemar dengan
obatan4,6,8,10.
GAMBARAN KLINIK
1. Rasa Nyeri dirasakan diperut kanan atas, di epigastrium atau pada kedua
tempat epigastrium dan hipokondrium kanan. Rasa nyeri tak akan berkurang
dengan pengobatan apapun juga. Sifat nyeri tumpul, terus menerus, sering tak
hebat dan dapat bertambah berat bila bergerak. Nyeri ini akibat pembesaran
hati, peregangan glisoni dan rangsangan peritoneum 1,2,4,.
2. Benjolan di perut kanan atas atau di epigastrium tanpa disertai rasa nyeri.
Perasaan nyeri timbul setelah beberapa hari dirawat di Rumah Sakit 3,4,6.
3. Perut membuncit karena adanya ascites yang timbul karena sirosis hati,
penyebaran karsinoma hati ke peritoneum 2,4,5.
4. Keluhan lain : Penderita datang misalnya dengan keluhan mual, muntah,
demam, badan makin dirasa lemah, nafsu makan berkurang/hilang, perasaan
selalu penuh diperut, penurunan berat badan dengan cepat, kencing seperti
teh, mata menguning, hematemesis dan melena, biasanya terjadi pada
penyakit yang sudah lanjut4,6,8,12.
DIAGNOSIS
Untuk
menegakkan
diagnosis
Karsinoma
Hati
selain
anamnesis
radiologi,
ultrasonografi,
CT
scan,
peritoneoskopi
dan
laboratorium2,4,7-12.
Ultrasonografi1,2,4,6 :
Ketepatan USG untuk Karsinoma Hati berkisar 92,2%. Dengan USG kita
bisa mendeteksi tumor tanpa gejala dengan diameter 2 cm. Kelebihan USG adalah
non invasif sehingga dapat dilakukan berulang-ulang. Gambaran Karsinoma Hati
pada USG bila diameter kecil tampak sebagai hipoekoik, batas jelas dengan
parenkim sekitarnya terlihat sonolusen. Jika Karsinoma Hati dengan diameter
besar terlihat sebagai hiperekoik. Gambaran Karsinoma Hati primer : nodul gema
berdensitas rendah homogen atau heterogen, berbatas tegas disertai bayangan
samping bebas gema.
Gambaran Karsinoma Hati sekunder : nodul dengan diameter kecil berdensitas
tinggi dikelilingi oleh gema berdensitas rendah sehingga berbentuk seperti mata
sapi.
CT-scan & Angiografi 2,4,7,8,12:
Dengan ini dapat mendeteksi Tumor Hati dengan diameter 2 cm. Walaupun
USG lebih sensitif dari angiografi dalam mendeteksi Karsinoma Hati, tetapi
angiografi dapat lebih memastikan diagnostik dengan adanya hipervaskularisasi
pada tumor yang tampak pada angiografi. Dengan media kontras lipiodol yang
disuntikkan pada arteri hepatika, lipiodol dapat masuk kedalam nodul tumor hati.
Kemudian dilakukan arteriografi dan dilanjutkan CT scan, ketepatan diagnostik
tumor akan lebih tinggi.
Biopsi.
Untuk memastikan diagnosa Karsinoma Hati ialah dengan biopsi dan
pemeriksaan histopatologi. Biopsi dilakukan pada massa yang tampak pada USG,
CT Scan atau Angiografi. Biopsi aspirasi jarum halus dapat dilakukan secara blind.
Kadang dibutuhkan tindakan laparoskopi atau laparotomi untuk melakukan biopsi.
Uji Faal Hati 1,2,4,6:
Karsinoma hati dapat menyebabkan obstruksi saluran empedu atau
merusak sel hati akibat penekanan massa tumor atau invasi sel tumor hingga
terjadi gangguan faal hati antara lain SGOT, SGPT, alkali fosfatase, laktat
dehidrogenase. Gangguan faal hati ini tak spesifik sebagai petanda tumor.
perawatan
dan
pengobatan
sebaik-baiknya,
untuk
mencegah
kasus stadium dini4,7,8,9. Beberapa alternatif pengobatan non bedah Karsinoma Hati
adalah :
1.
2.
demam,
nausea,
vomitus,
abdominal
discomfort,
peningkatan
transaminase tetapi hal tersebut bersifat sementara dan akan kembali normal.
Efek samping lain seperti lekopeni dan alopesia jarang dijumpai. Tindakan ini
memerlukan evaluasi lebih lanjut sebagai strategi prareseksi.
3.
4.
Kemoterapi Sistemik1,2,7-12.
Pemberian terapi dengan anti tumor ternyata dapat memperpanjang hidup
penderita. Sitostatik yang sering dipakai sampai saat ini ialah 5 Fluro Urasil (5
FU) dapat diberikan secara sistemik atau secara lokal (intra arteri). Subandiri
di Surabaya memberikan 5 FU intravena pada 10 pasien dengan dosis 15
mg/kgBB setiap hari selama 3-5 hari kemudian dilanjutkan dengan dosis
maintenance 750 mg iv sekali seminggu. Hasilnya 1 orang (10%) hatinya
mengecil dan 3 orang (30%) anoreksia dan nyerinya berkurang, pemberian iv
kedalam arteri
rejimen yang sama, dengan hasil 9 dari 50 pasien yang tidak dapat direseksi
setelah diterapi ternyata sudah dapat direseksi, 4 dari 50 pasien menunjukkan
remisi histologis yang sempurna. Namun demikian kombinasi diatas tidak
ditoleransi untuk pasien dengan sirosis lanjut karena untuk menghindari toksis
ginjal, cisplatin memerlukan ekspansi vaskuler yang adekuat. Adriamycin tak
boleh diberikan pada KHS dengan keadaan hiperbilirubinemia.
Perlu diketahui pada setiap pemberian kemoterapi selalu dikontrol sel
darahnya, yaitu eritrosit, lekosit, trombosit, Hb, hitung diferensial. Bila terdapat
penurunan sel darah, dosis dikurangi atau dihentikan pengobatan untuk
sementara waktu.
4.
10
5. Radiasi4,5,7,9,11,12.
Terapi radiasi jarang digunakan sebagai terapi tunggal dan tidak banyak
perannya, sebab Karsinoma Hati tidak sensitif terhadap radiasi dan sel hati
yang normal sangat peka terhadap radiasi. Terapi radiasi dengan 50 Gy untuk
membunuh sel kanker hati tetapi dapat menyebabkan Radiation Induced
Hepatits. Dosis yang diberikan umumnya 30-35 Gy selama 3-4 minggu. Tetapi
pasien biasanya meninggal dalam kurun waktu 6 bulan karena survivalnya
pendek.
Tehnik
baru
yang
dikenal
dengan
Proton
Terapi,
dengan
11
7.
PROGNOSIS.
Pada umumnya prognosis dari Karsinoma Hati adalah jelek 1,2,4,6. Tanpa
pengobatan kematian rata-rata sesudah 6-7 bulan saat keluhan pertama. Dengan
pengobatan, hidup penderita dapat diperpanjang sekitar 11-42 bulan. Bila dapat
dideteksi Karsinoma Hati fase dini, sehingga dapat dilakukan pembedahan secara
sub segmentektomi, maka masa hidup penderita dapat lebih panjang lagi 4,6,7,8.
Sebaliknya penderita Karsinoma Hati fase lanjut mempunyai masa hidup yang
lebih singkat. Kematian umumnya bisa disebabkan karena koma hepatikum,
hematemesis dan melena4,6,7,12, Syok yang sebelumnya didahului dengan
kesakitan
12
KEPUSTAKAAN.
1. Update on Liver Disease & Hepatitis Issues & Controversies in 1997, Update on Liver
Disease
&
Hepatitis
Conference
in
Florida
on
June
4-
8,1997www.postgradmed.com/issues/2000/05-00/ulmer.htm.
2. Dibiscegli AM. Malignant Neoplasms of The Liver. In Schiff 's Diseases of The Liver (8th)
Lippincot Williams & Wilkins A Wolter Kluwer Company, Phyladelphia ; 1999 : 128101.
3. Isselbacher KJ, Dienstag JL. Tumors of The Liver and Biliary Tract. In Harrison 's
Principles of Internal Medicine (14thEd) International Edition, Singapore ; 1999 : 57881.
4. Hadi S. Karsinoma Hepatoseluler. In Gastroenterologi. Penerbit PT Alumni Bandung ;
2002 : 694- 33.
5. Friedman LS. Neoplasma of The Liver. In Current Medical Diagnosis & Treatment
(38thEd) International Editions, Prentice-Hall International, Inc Connecticut ; 1999 : 65260.
6. Farmer DG, Rosove MH, Shaked A, et al. Tumors In Clinical Gastroenterology
Companion Handbook (4thEd) McGraw-Hill International Editions Health Professions
Series ; Singapore 1995 : 618-27.
7. Aguayo A, Patt YZ. Liver Tumor : Nonsurgical Treatment of Hepatocelluler
Carsinoma,Clinic in Liver Disease,vol 5,No 1: Februari 2001.
8. Anonim. What is The Liver Cancer. Mayo
13