Anda di halaman 1dari 4

PENGANTAR SOSIOLOGI

(Kepribadian dan Sosialisasi)


Yinger (1965) mendifinisikan kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seseorang
individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.
Dimaksud sistem kecenderungan tertentu adalah setiap orang mempunyai cara berperilaku
yang khas dan bertindak sama setiap hari. Whimby menyatakan bahwa perbedaaan individual
dalam kemampuan prestasi dan perilaku hampir semuanya berhubungan dengan lingkungan
dan perilaku warisan dari biologis tidak berlaku.
Skondak dan Skeels (1949) Munsinger (1975) dan Juel Neilson (1980) menyatakan
bahwa perbedaan individu mengenai IQ tampaknya lebih dipengaruhi oleh keterunan dari
pada lingkungan. Penelitian baru menyatakan bahwa keterunan berpengaruh sangat kuat
terhadap keramah tamahan dan pergaulan sosial tetapi keturunan tidak berpengaruh pada
kepemimpinan, pengendalian, sikap dan minat. Tidak jauh dengan perbedaan terdapat faktorfaktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian, yaitu:
A. Warisan Biologis: Tidak seorangpun mempunyai ciri fisik yang sama sekalipun
anak

kembar. Perilaku-perilaku

yang

berkecenderungan

dari

keturunan

diantaranya adalah ketekunan, ambisi, kejujuran, kriminalitas, kelainan seksual,


dll.
B. Lingkungan Fisik dan Kepribadian: Sorokin ( 1982) serta beratus-ratus tahun
penulis lainnya seperti Confucius, Aristoteles, Hipocrates, sampai kepada seorang
geografis modern Ellsworth Huntington bahwa perbedaan perilaku kelompok
terutama disebabkan oleh perbedaan iklim, topografi dan sumber alam. Trotter
(1973) Menyatakan bahwa suku Qualla di Peru adalah suku bangsa yang
mempunyai kepribadian yang sangat keras hal ini dihubungkan dengan
hipoglemia dikarenakan kekurangan makanan.
C. Kebudayaan dan Kepribadian: Sejak saat kelahiran seorang anak diperlakukan
dalam

cara-cara

membentuk

kepribadian.

Dalam

setiap

kebudayaan

menyediaakan seperangkat pengaruh umum yang sangat berbeda dari masyarakat


ke masyarakat. Linton mencotohkan bahwa dari beberapa masyarakat mempunyai
cara yang berbeda dalam mengasuh bayi-bayi mereka.
D. Pengalaman Yang Unik dan Kepribadian: Pengalaman setiap individu adalah unik
artinya satu dengan individu lain tidak sama. Pengalaman seseorang dalam diri
individu tidak seperti menata bata artinya pengaruh suatu pengalaman tertumpuk
mulai dari yang terdahulu hingga yang terkini. Psikoanalisa menyatakan bahwa

peristiwa tertentu dalam pengalaman seseorang lebih penting, biasanya


pengalaman yang traumatis yang menyebabkan kesukaran seseorang.
Samuels (1977) menyatakan bagaimana seharusnya seorang anak harus diperhatikan,
diperlakukan? Bila harus mengembangkan gambaran diri yang penuh kepercayaan. Cooly
(1902) diri yang ditemukan melalui tanggapan orang lain telah dinamakan diri cerminan
orang lain. Thackeray menyatakan dunia adalah sebuah cermin dan memberikan kepada
setiap orang bayangan dari mukanya sendiri. Kerutkan dahi dihadapannya dan bayangan dari
mukanya sendiri. Tertawalah didepan dan bersamanya anda akan memperoleh sahabat yang
baik dan riang, terdapat 3 proses dalam pembentukan cermin diri:
1. Persepsi kita bagaimana kita memandang orang lain.
2. Persepsi kita tentang penilaian mereka mengenai bagaimana kita memandang.
3. Perasaan kita tentang penilaian-penilaian ini.
Holtzman (1953) setiap individu memeliki kemampuan yang berbeda dalam merasakan
secara tepat pendapat orang lain tentang mereka dan bahkan orang lain yang kurang mampu
menyesuaikan dirinya pandangan-pandangan juga kurang akurat.
George Herbert Mead (1934) Konsep generalisasi orang lain terdiri dari harapanharapan yang diyakini seseorang diharapkan orang lain daripadanya. Kalau seseorang berkata
setiap orang mengharapkan saya untuk..., seseorang memakai konsep generalisasi.
Pengambilan peran (role taking) suatu usaha untuk memainkan perilaku yang diharapkan dari
seseorang yang benar-benar memegang peranan yang diambilnya. Permainan peran (role
playing) adalah pemeranan perilaku yang betul- betul dipegang oleh seseorang.

Delapan tahap kehidupan menurut Erikson (live cycle sosialisation dari Freud)
Usia

Krisis Identitas

Dikembangkan

1. Masa bayi
2. Masa kanak-kanak

1.

(usia 2- 3 th)
3. Masa bermain (4-

2.

5th)
4. Masa Sekolah (6-

Percaya vs tidak
percaya
Otonomi malu

dan bimbang
3.
Inisiatif merasa

bersalah
11th)
4.
Kerajinan vs
5. Remaja (12-18th)
rendah diri
6. Dewasa (19 35th)
5.
Identitas vs
7. Setengah Umur (36
kekacauan peran
56th)
6.
Keakraban vs
8. Masa Tua (51th
isolasi
keatas)
7.
Generativitas vs

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Harapan
Kemauan
Tujuan
Kecakapan
Kesetiaan
Kasih sayang
Perawatan
Kebijakan

Stagnasi
8.
Integritas vs
keputusasaan

Freud membagi diri menjadi tiga:


A. Id adalah pusat napsu dan dorongan yang bersifat naluriah dan tidak sosial, rakus dan
antisosial.
B. Superego adalah komplek dari cita-cita dan nilai sosial yang dihayati seseorang dan
membentuk hati nurani.
C. Ego adalah bagian yang bersifat sadar dan rasional yang mengatur pengendalian
superego terhadap id. Maka ego sebagai pusat kendali, superego sebagai polisi dan id
adalah tungku mendidih dari nafsu yang egois dan merusak.
Greenberg (1977) menyatakan bahwa dirinya setuju apa yang diungkapkan oleh Freud
bahwa bahwa motiv-motiv manusia sebagian besar tidak disadari dan diluar kendali rasional
dan tidak selalu serasi dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat secara tertib. Pentingnya
gambaran diri Compbell The Sence of Well Being in America bahwa dari semua faktor
yang mempengaruhi kepuasan hidup itu pertama adalah kepuasan dengan diri, standart hidup
dan kepuasan hidup dengan keluarga. Coleman (1966) dalam buku Equality of Educational
Opportinity menemukan bahwa ciri-ciri kepribadian yang paling penting berkaitan dengan
pelajaran sekolah adalah konsep diri anak dan rasa penguasaan terhadap lingkungan yaitu
perasaan bahwa usahanya akan membuahkan perbedaan dan kebalikannya kata Leviton
(1975) kurangnya gambaran diri yg kurang memuaskan akan merusak prestasi.

Kaplan dan Pokorny (1976) mengatakan sebenarnya sejumlah perilaku, mulai dari
kebiasaan-kebiasaan yang agak mengganggu seperti membual dan angkuh dan sok tahu
sampai kepada neorosis yang serius dapat dipandang sebagai usaha yang matia-matian untuk
memperbaiki gambaran diri yang tidak dapat ditolelir sebagai tidak kompeten, tidak berharga
atau tidak penting, sesungguhnya gambaran diri terletak pada inti perilaku.

Anda mungkin juga menyukai