Anda di halaman 1dari 3

KEPERAWATAN JIWA I

KONSEP MODEL KEPERAWATAN JIWA


MODEL PSYCHOANALYTIC

Dosen Pengampu:
Ns. Arena Lestari, M.Kep,Sp.Kep.J

Disusun oleh :
KELOMPOK 1

1. Alda Puspita Sari 142012018002


2. Jaka Praditia 142012018016
3. Marliana Aulia Sari 142012018020
4. Nandika Pangestu 142012018025
5. Srianida Puji Lestari 142012018039
6. Wahyu Eko Apriyanto 142012018043
7. Yosi Dwi Santi 142012018045

PROGRAM STUDI SI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2020
A. Teori Psychoanalytic Freud Dan Erikson
Teori yang dikemukakan Freud berfokus pada masalah alam bawah
sadar, sebagai salah satu aspek kepribadian seseorang. Menurut Freud,
psikoanalisis ialah sebuah metode perawatan medis bagi orang-orang yang
menderita gangguan syaraf. Psikoanalisis bertujuan untuk mengobati seseorang
yang mengalami penyimpangan mental dan saraf. Frued yakin bahwa
kepribadian manusia memiliki 3 struktur penting yaitu:
 Id (biologis) yaitu struktur kepribadian yang asli. Id hanya memburu hawa
nafsunya saja tanpa menilai hal tersebut baik atau buruk. Id bekerja sejalan
dengan prinsip-prinsip kenikmatan, yang bisa dipahami sebagai dorongan
untuk selalu memenuhi kebutuhan dengan serta merta. Fungsi satu-satunya
id adalah untuk mengusahakan segera tersalurnya keinginan.
 Ego (psikologis) adalah struktur kepribadian yang berurusan dengan
tuntutan realitas. Ego dapat membedakan sesuatu yang hanya ada di dalam
dunia batin dan sesuatu yang ada di dunia luar. Peran utama ego adalah
menjadi jembatan antara kebutuhan insting dengan keadaan lingkungan.
 Superego (sosial) merupakan badan moral kepribadian. Peran utamanya
adalah memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah, sehingga ia dapat
bertindak sesuai dengan norma-norma moral yang diakui oleh masyarakat.
Superego, bersama dengan id, berada di alam bawah sadar. Jadi superego
cenderung untuk menentang, baik ego maupun id, dan membuat dunia
menurut konsepsi yang ideal.
Teori Erikson, psikososial yaitu tahap-tahap kehidupan seseorang
dari lahir sampai mati dibentuk oleh pengaruh-pengaruh social yang
berinteraksi dengan individu yang menjadi matang secara fisik dan
psikologis. Menurut Erikson, perkembangan manusia dibedakan
berdasarkan kualitas ego dalam 8 tahap perkembangan. Empat tahap
pertama terjadi pada masa bayi dan masa kanak-kanak, tahap ke 5 pada
masa adolesen, dan 3 tahap terakhir pada masa dewasa dan usia tua.
Erikson memandang lingkungan bukan semata-mata menghambat
dan menghukum (Freud), tetapi juga mendorong dan membentuk individu.
1. Trust VS Mistrust (usia 0 – 1.5 tahun)
Dalam derajat tertentu diperlukan juga perkembangan ketidakpercayaan
(mistrust) untuk mendeteksi suatu bahaya atau suatu yang tidak
menyenangkan & membedakan orang-orang yang dapat dipercaya / tidak.
2. Otonomi VS Rasa Malu dan Ragu (early chilhood : 1.5 - 3 tahun)
Mulai mengembangkan kemandirian. Bisa timbul kegelisahan, ketakutan
dan kehilangan rasa pencaya diri apabila suatu kegagalan terjadi.
3. Inisiatif VS Rasa Bersalah (late chilhood : 3 – 6 tahun)
Modalitas dasar psikososialnya : membuat, campur tangan, mengambil
inisiatif , membentuk, melaksanakan pencapaian tujuan dan berkompetisi.
4. Industri VS Inferiority (usia sekolah : 6 - 12 tahun)
Pengalaman berhasil memberikan rasa produktif, menguasai dan
kompetitif. Kegagalan menimbulkan perasaan tidak adekuat & inferioritas
merasa diri tidak tidak berguna.
5. Identitas dan Penolakan VS difusi Identitas (masa remaja: 12 - 20 tahun)
Ppembentukkan identitas. Fungsi dasar remaja : mengintegrasikan
berbagai identifikasi yang mereka dapat pada masa kanak-kanak untuk
melengkapi proses pencarian identitas.
6. Intimasi dan Solidaritas VS Isolasi (Early adulthood : 20-35 th)
Kemampuan mengembangkan hubungan dengan sejenis/lawan jenis. Salah
satu aspek keintiman adalah solidaritas. Jika keintiman gagal dicapai,
individu cenderung menutup diri.
7. Generativitas VS Stagnasi/ mandeg ( middle adulthood : 35-65 th )
Generativitas bertitik tolak pada pentingnya dan pengarahan generasi
berikutnya. Penting menumbuhkan upaya-upaya kreatif dan produktif .
Bila generativitas gagal, terjadi stagnasi.
8. Integritas VS Keputusasaan (later years: diatas 65 th)
Menerima keterbatasan hidup, merasa menjadi bagian dari generasi
sebelumnya, memiliki rasa kearifan sesuai bertambahnya usia. Bila
integritas gagal : timbul keputusasaan, penyesalan terhadap apa yang telah
dan belum dilakukannya, ketakutan dalam menghadapi kematian.

Anda mungkin juga menyukai