0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
33 tayangan3 halaman
Model psychoanalytic Freud dan Erikson menjelaskan struktur kepribadian manusia menurut Freud terdiri dari id, ego, dan superego. Sedangkan menurut Erikson perkembangan manusia melalui 8 tahapan mulai dari kepercayaan,otonomi, inisiatif, industri, identitas,intimasi, generativitas, hingga integritas. Kedua teori ini menjelaskan aspek psikologis dan sosial yang mempengaruhi perkembangan manusia.
Model psychoanalytic Freud dan Erikson menjelaskan struktur kepribadian manusia menurut Freud terdiri dari id, ego, dan superego. Sedangkan menurut Erikson perkembangan manusia melalui 8 tahapan mulai dari kepercayaan,otonomi, inisiatif, industri, identitas,intimasi, generativitas, hingga integritas. Kedua teori ini menjelaskan aspek psikologis dan sosial yang mempengaruhi perkembangan manusia.
Model psychoanalytic Freud dan Erikson menjelaskan struktur kepribadian manusia menurut Freud terdiri dari id, ego, dan superego. Sedangkan menurut Erikson perkembangan manusia melalui 8 tahapan mulai dari kepercayaan,otonomi, inisiatif, industri, identitas,intimasi, generativitas, hingga integritas. Kedua teori ini menjelaskan aspek psikologis dan sosial yang mempengaruhi perkembangan manusia.
FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG 2020 A. Teori Psychoanalytic Freud Dan Erikson Teori yang dikemukakan Freud berfokus pada masalah alam bawah sadar, sebagai salah satu aspek kepribadian seseorang. Menurut Freud, psikoanalisis ialah sebuah metode perawatan medis bagi orang-orang yang menderita gangguan syaraf. Psikoanalisis bertujuan untuk mengobati seseorang yang mengalami penyimpangan mental dan saraf. Frued yakin bahwa kepribadian manusia memiliki 3 struktur penting yaitu: Id (biologis) yaitu struktur kepribadian yang asli. Id hanya memburu hawa nafsunya saja tanpa menilai hal tersebut baik atau buruk. Id bekerja sejalan dengan prinsip-prinsip kenikmatan, yang bisa dipahami sebagai dorongan untuk selalu memenuhi kebutuhan dengan serta merta. Fungsi satu-satunya id adalah untuk mengusahakan segera tersalurnya keinginan. Ego (psikologis) adalah struktur kepribadian yang berurusan dengan tuntutan realitas. Ego dapat membedakan sesuatu yang hanya ada di dalam dunia batin dan sesuatu yang ada di dunia luar. Peran utama ego adalah menjadi jembatan antara kebutuhan insting dengan keadaan lingkungan. Superego (sosial) merupakan badan moral kepribadian. Peran utamanya adalah memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah, sehingga ia dapat bertindak sesuai dengan norma-norma moral yang diakui oleh masyarakat. Superego, bersama dengan id, berada di alam bawah sadar. Jadi superego cenderung untuk menentang, baik ego maupun id, dan membuat dunia menurut konsepsi yang ideal. Teori Erikson, psikososial yaitu tahap-tahap kehidupan seseorang dari lahir sampai mati dibentuk oleh pengaruh-pengaruh social yang berinteraksi dengan individu yang menjadi matang secara fisik dan psikologis. Menurut Erikson, perkembangan manusia dibedakan berdasarkan kualitas ego dalam 8 tahap perkembangan. Empat tahap pertama terjadi pada masa bayi dan masa kanak-kanak, tahap ke 5 pada masa adolesen, dan 3 tahap terakhir pada masa dewasa dan usia tua. Erikson memandang lingkungan bukan semata-mata menghambat dan menghukum (Freud), tetapi juga mendorong dan membentuk individu. 1. Trust VS Mistrust (usia 0 – 1.5 tahun) Dalam derajat tertentu diperlukan juga perkembangan ketidakpercayaan (mistrust) untuk mendeteksi suatu bahaya atau suatu yang tidak menyenangkan & membedakan orang-orang yang dapat dipercaya / tidak. 2. Otonomi VS Rasa Malu dan Ragu (early chilhood : 1.5 - 3 tahun) Mulai mengembangkan kemandirian. Bisa timbul kegelisahan, ketakutan dan kehilangan rasa pencaya diri apabila suatu kegagalan terjadi. 3. Inisiatif VS Rasa Bersalah (late chilhood : 3 – 6 tahun) Modalitas dasar psikososialnya : membuat, campur tangan, mengambil inisiatif , membentuk, melaksanakan pencapaian tujuan dan berkompetisi. 4. Industri VS Inferiority (usia sekolah : 6 - 12 tahun) Pengalaman berhasil memberikan rasa produktif, menguasai dan kompetitif. Kegagalan menimbulkan perasaan tidak adekuat & inferioritas merasa diri tidak tidak berguna. 5. Identitas dan Penolakan VS difusi Identitas (masa remaja: 12 - 20 tahun) Ppembentukkan identitas. Fungsi dasar remaja : mengintegrasikan berbagai identifikasi yang mereka dapat pada masa kanak-kanak untuk melengkapi proses pencarian identitas. 6. Intimasi dan Solidaritas VS Isolasi (Early adulthood : 20-35 th) Kemampuan mengembangkan hubungan dengan sejenis/lawan jenis. Salah satu aspek keintiman adalah solidaritas. Jika keintiman gagal dicapai, individu cenderung menutup diri. 7. Generativitas VS Stagnasi/ mandeg ( middle adulthood : 35-65 th ) Generativitas bertitik tolak pada pentingnya dan pengarahan generasi berikutnya. Penting menumbuhkan upaya-upaya kreatif dan produktif . Bila generativitas gagal, terjadi stagnasi. 8. Integritas VS Keputusasaan (later years: diatas 65 th) Menerima keterbatasan hidup, merasa menjadi bagian dari generasi sebelumnya, memiliki rasa kearifan sesuai bertambahnya usia. Bila integritas gagal : timbul keputusasaan, penyesalan terhadap apa yang telah dan belum dilakukannya, ketakutan dalam menghadapi kematian.