Anda di halaman 1dari 16

Psikologi Perkembangan 1

Anti Angriani 7111161085


Chrisandra Graciela D 7111161091
Nungky Riza 7111161092
Ghina Devina Xaviera 7111161102
Sheila Afiifah Santoso 7111161110
Tri Aji Noto 7111161116
Teori Psikoanalisa
Erik Erikson
(1902-1994)
 Nama : Erik Homburger Erikson
 Lahir di Jerman.
 Masih berkaitan dengan Freud di Wina, namun
memodifikasi dengan menekankan pengaruh dari
kelompok sosial dalam perkembangan kepribadian.
 Pelopor dalam menggunakan perspektif rentang
kehidupan.
 Erikson berpendapat bahwa perkembangan ego
adalah seumur hidup.
 Dia mengakui adanya teori Freud, namun berpendapat
bahwa teori Freud keliru dalam menilai sejumlah
dimensi penting dari perkembangan manusia.
 Erikson menyatakan bahwa individu itu berkembang
menurut tahap-tahap psikososial.
 Sedangkan menurut Freud yaitu tahap-tahap
psikoseksual.
Teori Freud
Kepribadian dasar kita
dibentuk dari 5 tahun
pertama dari kehidupan

Teori Erikson
Perubahan dalam
perkembangan berlangsung
sepanjang hidup.
 Menurut Erikson ada 8 tahap perkembangan
psikososial.
 Setiap tahap melibatkan orisinalitas, yang disebut
sebagai krisis dalam kepribadian. Dan keseimbangan
dari tendensi positif dan berhubungan dengan yang
negatif.
8 Tahap Perkembangan Psikososial
Kepercayaan vs. Ketidakpercayaan
1. 1 tahun
(Trust vs. Mistrust)
Otonomi vs. Malu-Malu dan Ragu-Ragu
2. 1 tahun – 3 tahun
(Autonomy vs. Shame and Doubt)
Prakarsa vs. Rasa Bersalah
3. Pra Sekolah
(Initiative vs. Guilt)
Semangat vs. Rasa Rendah Diri
4. Sekolah Dasar
(Industry vs. Inferiority)
Identitas vs. Kebingungan Identitas
5. Remaja
(Identity vs. Identity Confusion)
Keakraban vs. Keterkucilan
6. Dewasa Awal
(Intimacy vs. Isolation)
Generativitas vs. Stagnasi
7. Dewasa Menengah
(Generativity vs. Stagnation)
Integritas vs. Keputusasaan
8. Dewasa Akhir
(Integrity vs. Despair)
1. Kepercayaan Vs Ketidakpercayaan
(Trust vs. Mistrust)

Tahap pertama dari perkembangan psikososial


menurut Erikson. Bermula pada masa bayi, kepercayaan
akan menentukan landasan bagi ekspektasi seumur hidup
bahwa dunia akan menjadi tempat tinggal yang baik dan
menyenangkan.
2. Otonomi Vs Malu-Malu dan Ragu-Ragu
(Autonomy vs. Shame and Doubt)

Tahap kedua, ini dialami pada akhir masa bayi (1


s/d 3 tahun). Bayi ini mulai menemukan perilaku mereka
yaitu keputusan mereka sendiri. Jika bayi terlalu dibatasi
dan dihukum terlalu keras, maka mereka cenderung pemalu
dan ragu-ragu dalam memilih sesuatu.
3. Prakarsa Vs Rasa Bersalah (Initiative
vs. Guilt)

Tahap ketiga, berlangsung selama masa pra sekolah.


Tahap pra sekolah mulai memasuki dunia sosial yang luas
dan mereka dihadapi pada tantangan-tantangan baru yang
menurut mereka untuk mengembangkan perilaku yang aktif
dan bertujuan.
4. Semangat Vs Rasa Rendah Diri
(Industry vs. Inferiority)

Tahap ini berlangsung di masa sekolah dasar.


Ketika mereka beralih ke masa anak pertengahan dan akhir,
mereka mengarahkan energinya untuk menguasai
pengetahuan serta keterampilan. Di saat seperti yang terasa
penuh semangat atau antusiasme untuk belajar. Namun
bahaya yang dihadapi di masa ini ialah anak dapat
mengembangkan rasa rendah diri atau merasa tidak
kompeten.
5. Identitas vs Kebingungan Identitas
(Identity vs. Identity Confusion)

Berlangsung pada remaja. Ditahap inilah seseorang


dihadapkan pada tantangan untuk menemukan peran-peran
baru dan status orang dewasa, dari mulai pekerjaan dan
romantisme. Contoh, mereka melakukan hal-hal yang
positif maka identitas yang positif dicapai, begitupun
sebaliknya, maka mereka akan kebingungan identitasnya.
6. Keakraban vs Keterkucilan (Intimacy
vs. Isolation)

Berlangsung pada dewasa awal. Di masa ini


individu menghadapi tugas perkembangan yang berkaitan
dengan pembentukan relasi dengan orang lain. Sama
seperti identitas tadi, hanya jika ini kita membentuk
persahabatn yang sehat dan timbul keakraban dan jika
tidak, ia akan merasa terkucil.
7. Generativitas vs Stagnasi
(Generativity vs. Stagnation)

Pada tahap dewasa menengah. Dalam tahap ini


timbul persoalan utama yang dihadapi yaitu membantu
generasi muda untuk mengembangkan dan mengarahkan
kehidupan yang berguna (Generativitas). Jiks stegnasi
yaityu perasaan belum melakukan sesuatu untuk menolong
generasi berikutnya.
8. Integritas vs Keputusan (Integrity vs.
Despair)
Tahap terakhir dari perkembangan menurut Erikson.
Selama ditahap ini, seseorang lanjut usia dapat
mengembangkan pandangan yang positif mengenai
sebagian besar atau semua tahap perkembangan
selanjutnya. Jika cerita mengenai kehidupannya dilalui
dengan baik, maka orang itu akan puas dan integritas
tercapai. Namun apabila pengalaman kehidupan negative,
maka akan menghasilkan rasa bersalah atau kemuraman
atau keputus asaan.

Anda mungkin juga menyukai