Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FARMAKOLOGI

Disusun oleh :
Kelompok IV
Nama :

FAKULTAS FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAAKTI WIYATA
KEDIRI
2016

DAFTAR ISI
Daftar isi........................................................................................................................... i
Kata pengantar.............................................................................................. .................. ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ ........... 1
1.1 Latar belakang........................................................................................... ............... 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ .......... 2
1.3 Tujuan Percobaan.......................................................................................... ........... 2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... ...... 3


2.1 Pengertian hematinika....................................................................................... .......... 3
2.2 Pengobatan................................................................................................................... 4
2.3 Zat-zat Anti Anemia.................................................................................................... 4
2.4 Obat-obat Anti Anemia(Hematiniki)............................................................................ 5
2.5 Gajalah dan cara penaganan Anemia........................................................................... 6

BAB III PENUTUP


3.1 kesimpulan ............................................................................................................ ..... 8
3.2 Saran............................................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................9

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya lah makalah ini dapat terselesaikan.
Melalui makalah ini,kita dapat mengetahui tentang macam-macam obat hematinika
fungsinya, dan anemia.
Pembuatan makalah ini menggunakan metode kepustakaan,serta data-data saya
peroleh dari beberapa sumber dan pemikiran yang saya gabungkan menjadi sebuah makalah
yang semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kami menyadari akan kelemahan dan kekurangan dari makalah ini.Oleh sebab
itu,saya membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun,agar makalah ini akan
semakin baik sajiannya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG
Obat yang ada saat ini masih jauh dari ideal. Tidak ada obat yang memenuhi semua
kriteria obat ideal, tidak ada obat yang aman, semua obat menimbulkan efek samping, respon
terhadap obat sulit diprediksi dan mungkin berubah sesuai dengan hasil interaksi obat, dan
banyak obat yang mahal, tidak stabil, dan sulit diberikan. Karena banyak obat tidak ideal,
semua anggota tim kesehatan harus berlatih care untuk meningkatkan efek terapeutik dan

meminimalkan kemungkinan bahaya yang ditimbulkan obat.


1.2 TUJUAN PENULISAN
Makalah ini disusun dengan tujuan :
1.Untuk Memenuhi tugas remedial Mata Pelajaran Farmakologi
2.Untuk Menambah Ilmu Pengetahuan Farmakologi

BAB II
PEMBAHASAN
1.Hematinika
obat-obat pembentuk darah yaitu obat-obat yang khusus digunakan untuk merangsang
atau memperbaiki proses pembentukan sel darah merah (erythropoesis). Sel darah merah
dibentuk dalam sumsum tulang yang pipih. Untuk itu dibutuhkan zat besi, vitamin B 12 dan
asam folat. Zat besi untuk membentuk hemoglobin, vitamin B 12, dan asam folat untuk
membentuk sel darah merah. Gangguan persediaan bahan maupun proses pembuatan darah
dapat dapat menyebabkan anemia.
Anemia adalah keadaan dimana kadar Hb dan atau eritrosit berkurang. Orang dikatakan
menderita anemi bila kadar Hb kurang dari 8 mmol/liter pada pria atau 7 mmol/liter pada
wanita.
Ada dua jenis anemi yaitu anemi ferriprive dan anemi megaloblaster :
(a) Anemi ferriprive
Disebabkan oleh kekurangan zat besi, dengan tanda-tanda kadar Hb dibawah normal
(hypochrom), eritrosit lebih kecil (microcyter). Anemi ini sering disebut anemi hypochrom,
anemi microcyter atau anemi sekunder.
(b) Anemi megaloblaster
Disebabkan oleh kekurangan vitamin B 12 atau asam folat, dengan tanda-tanda sel darah
merah membesar (macrocyter) dengan kadar Hb normal atau lebih tinggi (hyperchrom),
disebut juga anemi primer. Dalam keadaan yang lebih berat disebut anemi pernisiosa
(c) Anemia lainnya
Merupakan bentuk anemia serius yang tidak ada hubungannya dengan kekurangan zat besi
atau vitamin. Termasuk kedalam golongan ini adalah :
Anemia aplastis, yaitu eritrosit atau unsur darah lainnya tidak terbentuk. Penyebabnya antara
lain karena faktor keturunan (disebut juga anemia aplastis primer atau congenital); rusaknya
sumsum tulang akibat efek samping obat seperti kloramfenikol, karbimazol, sitostatika
(disebut juga anemia aplastis sekunder).
Anemia haemolitis, yaitu eritrosit dirusak, Hb dilarutkan dalam serum dan diekskresikan
lewat urin, misalnyapada malaria tropika.
Komponen hematinika
Zat besi (Fe)
Zat besi merupakan unsure inti dalam pembentuk Haem. Haem diikat dengan protein
sehingga terbentuk haemoglobin. Zat besi berperan sebagai penyalur zat asam dari
hemoglobin dan mendorong sumsum tulang untuk menhasikan sel sel darah,Kerja ikutan dari
pemberian zat besi adalah rasa mual,muntah dan sembelit karna zat ini berefek juga
adstingensia
Vitamin B12 dan Asam folat.
Ekstrak hati mengandung B12 dan Asam folat yang tinggi, digunakan peroral maupun
parenteral untuk anemia pernisiosa. Penggunaan obat sehari hari paling banyak berupa
kombinasi antara vitamin B12,asam folat,Fe dan mineral atau vitamin lain.
Obat-obat hematinika
(a) Asam folat
Sumbernya sayuran berwarna hijau, hati, ragi, buah buahan. Dalam bahan makanan tersebut

asam folat terdapat dalam senyawa konjugasi (poliglutamat). Senyawa ini dalam hati akan
diuraikan oleh enzim dan direduksi menjadi zat aktifnya (tetrahidro folic acid). Zat ini untuk
sintesa DNA dan RNA serta pembelahan sel.
(b) Zat besi (Fe)
Dalam makanan, zat besi terikat sebagai ferri kompleks, tetapi dalam lambung diubah
menjadi ferro klorida. Resorpsi hanya berlangsung dalam duodenum, dalam lingkungan asam
netral garam ferro lebih mudah larut. Setelah diserap dalam darah , maka akan bergabung
dalam protein menjadi ferritin yang disimpan sebagai cadangan, sebagian diangkut ke
sumsum tulang, hati dan sel-sel lain untuk sintesa hemoglobin dan enzim zat besi (metalo
enzim).
Kebutuhan zat besi sehari 1-2 mg. Gejala kekurangan zat besi seperti anemi hipokrom, yaitu
pucat, letih dan lesu, jari-jari dingin, jantung berdebar, nyeri lidah, kuku dan kulit keriput.
Defisiensi ini dapat diobati dengan pemberian garam-garam ferro per-oral, misalnya ferro
fumarat, ferro sulfat, ferro klorida, dan lainnya. Pemberian parenteral hanya bila ada kelainan
lambung (perdarahan) atau rangsangan yang hebat. Lagipula ada bahaya over dosis,
sedangkan peroral tidak akan terjadi over dosis sebab ada rintangan kontrol usus, kecuali
pada anak-anak dimana kontrol usus belum sempurna.
(c) Vitamin B 12 (Cyanocobalamin)
Sumber vitamin ini adalah makanan dari hewani : hati, daging, telur, susus, dalam bentuk
ikatan dengan protein. Kebutuhan orang sehari 2-5 mcg. Dalam lambung vitamin B 12
dilepas dari ikatan kompleksnya dengan protein oleh HCL yang segera diikat oleh
glukoprotein yang disebut instrinsik factor (Castle 1929) yang dihasilkan oleh mukosa
lambung bagian dasar. Dengan pengikatan ini zat tersebut baru dapat diserap oleh reseptor
spesifik di usus halus(ileum). Setelah diserap vitamin B 12 diangkut dan ditimbun dalam hati
yang secara bertahap dilepas sesuai kebutuhan tubuh

2. Hemostatika
Hemostatika
Hemostatik adalah zat atau obat yang digunakan untuk menghentikan pendarahan.
Obat-obat ini diperlukan untuk mengatasi pendarahan.
Perdarahan dapat disebabkan oleh defisiensi satu factor pembekuan darah dan dapat
pula akibat defisiensi banyak faktor yang mungkin sulit untuk didiagnosis dan diobati.
Hemostatik dibagi dua, yaitu hemostatik lokal dan hemostatik sistemik.
1. Hemostatik Lokal
Yang termasuk golongan ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan
mekanisme hemostatiknya :
(a) Absorbable haemostatics
Obat golongan ini menghentikan perdarahan dengan pembentukan suatu bekuan buatan atau
memberikan jaringan yang mempermudah pembekuan bila diletakkan langsung pada luka.
Dengan kontak permungkaan benda asing, trombosit akan pecah dan membebaskan factor
pembekuan. Termasuk golongan ini spons gelatin dan selulosa oksida (oksisel).
(b)

Astringen
Zat ini bekerja dengan memgendapkan protein darah sehingga perdarahan dapat dihentikan.
Contoh : Ferri Klorida, Nitras argenti dan asam tanat.
(c) Koagulan
Dapat menimbulkan hemostasis dengan dua cara, yaitu dengan mempercepat perubahan
protrombin menjadi trombin dan secara langsung menggumpalkan fibrinogen.
(d) Vasokonstriktor

Dapat digunakan untuk menghentikan perdarahan kapiler dan cara pakainya dengan
mengoleskan kapas yang telah dibasahi dengan obat ini pada permungkaan luka. Contoh :
Epinefrin, Norepinefrin dan Vasoprin.
2. Hemostatik Sistemik
Dengan memberikan transfusi darah, seringkali perdarahan dapat dihentikan segera. Hal ini
terjadi karena penderita mendapatkan semua faktor pembekuan darah yang terdapat dalam
darah transfusi. Keuntungan lainnya ialah perbaikan volume sirkulasi.
Perdarahan
yang disebabkan oleh defisiensi factor pembekuan darah tertentu dapat diatasi dengan
menggantikan/memberikan faktor pembekuan yang kurang tersebut.
1.
2.

3.
4.
5.

Zat zat tersendiri :


Faktor antihemofilik (faktor VII)
Berguna untuk mencegah atau mengatasi perdarahan pada penderita hemofilia A (defisiensi
faktor VIII) dan penderita yang darahnya mengandung inhibitor faktor VIII
Kompleks faktor IX
Sediaan ini mengandung faktor II, VII, IX dan X; serta sejumlah kecil protein plasma lain.
Digunakan untuk pengobatan hemofilia B, atau bila diperlukan faktor - faktor yang terdapat
dalam sediaan tersebut untuk mencegah perdarahan. Akan tetapi karena ada kemungkinan
timbulnya hepatitis, sebaiknya preparat ini tidak diberikan pada penderita non hemofilia.
Efek sampingnya berupa trombosis, demam, menggigil, sakit kepala dan shock anafilaksis.
Human fibrinogen
Sediaan ini hanya digunakan bila dapat ditentukan kadar fibrinogen dalam darah penderita,
dan daya pembekuan yang sebenarnya.
Vitamin K
Sebagai hemostatik, vitamin K memerlukan waktu untuk menimbukan efek, sebab vitamin K
harus merangsang pembentukan darah terlebih dahulu.
Asam aminokaproat
Merupakan competitiv inhibitor dari aktivator plasminogen dan penghambat plasmin.
Plasmin sendiri berperan menghancurkan fibrinogen, fibrin dan faktor pembekuan darah
lainnya. Oleh karena itu asam aminokaproat dapat membantu mengatasi perdarahan berat
akibat fibrinolisis yang berlebihan.

6. Asam traneksamat
Indikasi dan mekanisme kerja yang sama dengan asam aminokaproat, tetapi 10 kali lebih kuat
dengan efek samping lebih sedikit.
7. Karbozokrom
Dapat memperbaiki permeabilitas kapiler dan untuk mencegah dan mengobati perdarahan
kapiler
Spesialite :
No Nama Generik
1. Karbazokrom
2.

Asam
traneksamat

Nama Dagang
Adona AC
Danachrom
Adrome
Kalnex

Bentuk Sediaan
Tablet 10mg
Kapsul 250mg, tablet salut
500mg, injeksi 50mg/ml

Produsen
Tanabe
Dankos
Landson
Kalbe
Farma

3.
4.
5.
6.

Vitamin K-1
(Fitonadion)
Vitamin K-3
(menadion)
Serbuk faktor
VIII
Serbuk
kompleks faktor
IX

Transamin
Tranexamic

Injeksi 250ng/ml

Kaywan

Tablet 5mg

Kavitin
Koate-HP
Konyne-80

Otto
Harsen
Eisai
Soho

Vial 280 UI; 290 UI; 300


UI
Vial 20ml 500 UI

Dipa
Pharmalab
Dipa
Pharmalab

3. Anti Trombolitika
adalah obat yang menghambat agregrasi trombosit sehingga menyebabkan
terhambatnya pembentukan thrombus yang terutama sering ditemukan pada system arteri.
Bagian-bagian dari Anti trombolitik
1. ASPIRIN
Aspirin sintesis menghambat sintesis tromboksan didalam trombosit dan prostaksiklin
dipembuluh darah dengan menghambat secara irrefesible enzim siklok sigenase terjadi karena
aspirin mengasetilasi enzim tersebut. Aspirin dosis kecil hanya dapat menekan pembentukan
tromboksan, sebagaii akibatnya terjadi pengurangan agregasi trombosit. Sebagai
antitrombotik dosis efek aspirin 80-320 mg perhari. Dosis lebih tinggi selain meningkatkan
toksisitas (terutama pendarahan), juga menjadi kurang efektif karena selain menghambat tx
a2 juga menghambat pembentukan prostaksiklin
Pada infark miokard akut nampaknya aspirin bermanfaat untuk mencegah kambuhnya mioka
infark yang fatal maupun non-fatal. Pada pasien penggunaan aspirin jangka panjang juga
bermanfaat untuk mengurangi kekambuhan, stroke karena penyumbatan dan kematian akibat
gangguan pembuluh darah.
Efek samping misalnya rasa tidak enak di perut mual dan perdarahan saluran cerna biasanya
dapat dihindari bila dosis perhari tidak lebih dari 325mg. penggunaan bersama antacid atau
antagonis H2 dapat mengurangi efek tersebut. Obat ini dapat mengganggu hemostasis pada
tindakan operasi dan bila diberikan bersama heparin atau antikoagulan. Oral dapat
meningkatkan resiko pendarahan.
Sekarang tersedia aspirin tablet salut enteric 100mg untuk pencegahan thrombosis pada
pasien dengan resiko thrombosis yang tinggi.
2. DIPIRIDAMOL
Dipiridamol menghambat ambilan dan metabolisme adenosine oleh eritrosit dan sel endatol
pembuluh darah,dengan demikian meningkatkan kadarnya dalam plasma.Adenosin
menghambat fungsi trombosit dngan merangsang adenilat siklase dan merupakan
vaselidator.Dipiridamol juga memperbesar efek anti agregasi prostasiklin.Karena dngan dosis
yang di perlukan untuk menghambat agregasi trombosit kira-kira 10%pasien mengalami skit
kepala mka sering di beri dosis yang lebih kecil bersama aspirin atau anti koagulan
oral.Dipiridamol sering digunakan bersama heparin bersama pasien dengan jantung
buatan.Obat ini juga banyak digunakan bersama aspirin pada pasien untuk mencegah struk
efek samping yang paling sering yaitu sakit kepala biasanya jarang menimbulkan masalah

dngan dosis yang di gunakan sbagai anti trombotik. Efek samping lain adalah pusing,,dan
gangguan saluran cerna.
3. TIKLOPIDIN
Tiklopidin digunakan untuk penceghan kejadian vascular pda pasien stroke. Efek samping
yang paling sering mual,muntah dan diare y ang dapat terjadi sampai pada 20% pasien selain
itu,antara lain dapat terjadi pendarahan 5% dan yang paling berbahaya leukemia 1%.leukimia
dideteksi dengan pemantauan hitung jenis leukosit selama 3 bulan pertama pengobatan dosis
tiklopidin umumnya 250 mg,2 kali sehari.agar mula kerja lebih cepat ada yang menngunakan
dosis muat 500 mg.tiklopidin terutama bermanfaat untuk pasien.
4. KLOPIDOGREL
Obat ini sangat mirip dengan tiklopidin dan nampaknya lebih jarang menyebabkan leukemia
dibandingkan tiklopidin.klopidogrel merupakan produk dengan mula kerja lambat.dosis
umumnya 75 mg per hari dengan atau tanpa dosis muat 300 mg.untuk pencegahan
berulangnya struk dengan aspirin nampaknya sama efektif dengan kombinasi tiklopidin
dengan aspirin
5. BLOKER
Banyak uji klinik dilakukan dengan bloker untuk aritmia setelah mengalami infark pertama
kali dari the norwegia multicenter study dengan timolol di dapatkan bahwa obat ini dapat
menurangi secara bermakna jumlah kematian bila diberikan pada pasien yang telah
mengalami infark miokard. Akan tetapi tidak dapat dipastikan apakah hal tersebut disebabkan
oleh efek langsung pada penbekuan darah.
6. PENGHAMBATAN GLIKOPROTEIN
Glikoprotein merupakan permukaan trombosit yang merupakan reseptor yang menyebabkan
melekatnya trombosit pada permukaan asing dan antar trombosit,sehingga terjadi agregrasi
trombost.
a. Absiksimab digunakan bersama spirin dan heparin untuk pasien yang sedang menjalani
angioplastyi& aterektomi. Suatu study pendahuluan (PROLOG) memberikan hasil kurangnya
perdarahan bila hepari di kombinasi dengan absiksimab dibandingkan dengan hefarin
saja.penelitian lebih besar saat ini sedang dilakukan.efek samping antara lqin perdarahan dan
trombositopenia.
b. Integrilin merupakan suatu peptide sintetik yang memounyai afinitas tinggi terhadap
reseptor glokoprotei. Integrilin digunakan untuk pengobatan angina tidak stabil dan untuk
angioplasty koloner..untuk angioplas koloner integlirin dapat mengurangi infark atau
kematian sekitar 20%. Efek samping antara lain pendarahan.
ZAP ( Zat Aktivator Plasminogen ) penting sebagai pelarut trombus
1. TPA (Tissue Plasminogen Activator) merupakan protein yang bertanggung jawab pada
pemecahan bekuan darah. Protein ini merupakan serine protease (EC 3.4.21.68) yang terdapat
dalam sel endotel, sel yang mengelilingi pembuluh darah. Sebagai sebuah enzim, tPA
mengkatalisis perubahan plasminogen menjadi plasmin, enzim yang memecah bekuan darah.
Karena enzim ini bekerja pada sistem pembekuan darah, sehingga sering digunakan dalam
pengobatan stroke trombogenik atau embolik, tetapi dikontraindikasikan pada stroke
hemoragik.
2. UPA ( Urokinase Plasminoen Activator) yang mengikat sel sel telur melalui reseptor
spesifik. Berpatisipasi dalam proteolisis
Berdasarkan mekanisme kerjanya
1. Antikoagulansia
Adalah zat-zat yang dapat mencegah pembekuan darah dan digunakan pada saat
kecenderungan darah yang meningkat untuk membeku, misalnya pada thrombosis. Anti
koaguansia dapat dibagi dalam dua golongan yakni obat bekerja langsung dan juga tak
langsung.

a. Obat yang bekerja langsung contonhnya heparin, memiliki berat molekul rendah (contoh
enoxparin, nadroparin), golongan ini diberikan secara parentera, dan juga obat mirip heparin
(heparinoid) biasanya digunakan secara topical sebagai krim atau salep.
b. Obat yang bekerja tak langsung contoh : warfarin, asenolkumarol, fenprokumon (gol
kumarin mempunyai sifat sebagai antagonis vitamin K).
2. Penghambat Trombosit
Berkhasiat menghindarkan terbentuknya dan berkembangnya trombos dengan jalan
menghambat penggumpalannya. Obat-obat yang bekerja menghambat trombosit ini adalah :
- Clopidogrel (1999) Bekerja lewat mekanisme khusus yaitu memblok selektif reseptor ADP
(Adenosindiphospate, ADP adalah inductor agregasi thrombosit)
- Aspirin Efek Sampingnya merangsang mukosa lambung, resiko dengan pendarahan
- Dipiridamol efek sampingnya keras kepala, debar jantung, gangguan lambung usus
- Ticlopidin efek sampinya gangguan cerna, ruam kulit, pusing
- Indobufen efek sampingnya alergi, gangguan lambung usus, pendarahan gusi dan hidung
Ex : asetosal, dipiridamol, cilostazol, ticlopidin*, indobufen, epoprostenol dan clopidogrel
3. Trombolitik
Trombolitika juga di sebut fibrinolitika, berkhasiat melarutkan thrombus dengan cara
mengubah plasminogen menjadi plasmin, suatu enzim yang dapat menguraikan fibril. Fibrin
ini merupakan zat pengikat dari gumpalan darah. Terutama digunakan pada infark jantung
akut untuk melarutkan thrombus yang telah menyumbat arteri koroner. Bila deberikan tepat
waktunya, yakni dalam zat pertama setelah timbulnya gejala, obat obat ini dapat membatasi
luas nya infark dan kerusakan otot jantung sehingga memperbaiki prognosa penyakit. Juga
dapat digunakan untuk mengatasi emboli paru, thrombosis parifer dan trombolyse
preoperative. Pemberiannya setelah infark otak akut (dalam waktu 3 jam) masih kontrofesial
sehingga masih jarang digunakan.
ES nya meningkatkan resiko pendarahan, terutama pada lansia, dapat dibagi 2 :
a. Enzim fibrinolisis
Ex : Fibrinolysin (Elase)
b. ZAP
Ex : - Streptokinase
- Alteplase
- Urokinase
- Reteplase
Efek samping
Efek samping yang serius dari obat obat ini adalah meningkatnya kecenderungan pendarahan,
terutama pendarahan otak, khususnya pada manula. Juga harus di waspadai pada pasien yang
condong mengalami pendarahan misalnya yang baru menjalani pembedahan atau menderita
luka besar.

4. Antihiperlipidemia
merupakan obat yang digunakan untuk dislipidemia (misalnya dengan cara mengurangi level
lemak pada darah). Secara menyeluruh, biasanya obat-obat ini menurunkan jumlah kolesterol
dan LDL (low density lipoprotein) dalam darah dan meningkatkan HDL (high density
lipoprotein). Beberapa obat yang termasuk di dalamnya antara lain statin (yang lebih dikenal
sebagai HMG-CoA (Hydroxymethylglutaryl-coenzim A) reductase inhibitor), fibrat,
ezetimib, bile-acid binding resin (resin pengikat asam empedu, misalnya colestipol,
colestyramine) dan asam nikotinat (niacin).

PEMBAGIAN OBAT
(a) Statin
Statin merupakan obat yang dapat ditolerasi dengan baik, tetapi mempunyai dua efek
samping yang cukup besar. Penggunaannya meningkatkan enzim hati dan dapat
menyebabkan gangguan otot rangka (seperti myalgia, myopathy dan rhabdomyolysis).
Rhabdomyolysis merupakan suatu sindrom yang menyebabkan rusaknya otot rangka, yang
mengakibatkan pengeluaran enzim creatine kinase ke sirkulasi. Creatine kinase ini dikenal
sebagai creatine phospokinase. Rhabdomyolysis dapat dikategorikan dari elevasi asimtomatik
creatine kinase hingga kerusakan ginjal akut, dan beberapa bentuk lagi yang membahayakan
jiwa. Dengan meningkatnya level creatine kinase, tanda-tanda dan simtom-simtom dari
rhabdomyolysis antara lain nyeri otot dan lemas, urin yang berwarna kemerahan
(myoglobinuria). Walaupun mekanisme statin sebagai penyebab gangguan otot belum
diketahui secara pasti, namun kemungkinan berkaitan dengan peningkatan level statin. Oleh
karena itu, interaksi yang menyebabkan hal ini, harus ditangani dengan serius.
Salah satu cara peningkatan level statin dalam darah adalah jika obat yang menginteraksi
dapat menghambat metabolisme statin, yang mengakibatkan pengeluaran statin dalam darah
yang lambat dan akhirnya akan terakumulasi. Resiko myopathy dengan penggunaan statin
berkisar 0,5%, walaupun ada catatan terjadinya myopathy dengan penggunaan statin saja
hingga 7%. Pasien-pasien dengan faktor resiko terkena myopathy antaralain:
umurebih dari 80 tahun
lemah
banyak penyakit
hipotiroid
pengguna alkohol
perempuan
Untuk mengurangi resiko myopathy telah disarankan penggunaan statin harus diamati pada
pasien yang beresiko terkena efek samping. Faktor lainnya adalah penggunaan fibrat, seperti
gemfibrozil, dengan inhibitor ensim CYP3A4 seperti siklosporin, makrolida, azole, dan
protease inhibitor.
Lovastatin dan simvastatin dimetabolisme oleh isoenzym sitokrom P450 CYP3A4 oleh
karena itu obat yang dapat menghambat enzim ini dan mengakibatkan naiknya kadar statin
dalam darah. Atorvastatin juga dimetabolisme oleh CYP3A4, tapi tidak sebanyak lovastatin
atau simvastatin. Beberapa statin tidak dimetabolisme oleh enzym ini sehingga dapat berbeda
interaksinya. Fluvastatin dimetabolisme oleh CYP2C9.
Selain itu, statin juga merupakan substrat P-glikoprotein, dan oleh karena itu dapat
berinteraksi dengan cara berkompetisi dengan substrat untuk berikatan dengan protein
pembawa ini, yang mengakibatkan perubahan bioavailabilitas pemakaian oral. tetapi dengan
rendahnya afinitas atorvastatin dan simvastatin terhadap protein pembawa ini, menyebabkan
interaksi yang terjadi dapat lebih signifikan.
(b) Resin Pengikat Asam Empedu
Obat dalam golongan ini menurunkan kolesterol dengan cara mengikat asam empedu pada
saluran pencernaan untuk membentuk kompleks yang tidak larut dan diekskresikan melalui
feses. Hal ini memungkinkan adanya interaksi dengan obat-obatan yang juga dapat berikatan
dengan asam empedu, yang khirnya dapat mencegah absorpsi ataupun efek lokal dari obat
yang dipengaruhi.
(c) Ezetimibe
Golongan ini merupakan obat yang dapat menghambat absorpsi kolesterol, dan, Ezetimibe
dan metabolitnya yaitu ezetimibe glucorinide, mengganggu absorpsi kolesterol, baik dari
makanan maupun kolesterol empedu. Absorpsi lemak lainnya tidak dipengaruhi. Ezetimibe
tidak mempunyai interaksi yang signifikan dengan sitokrom P450.

(d) Fibrat
Fibrat merupakan obat yang berikatan dengan protein yang dimetabolisme melalui sitokrom
P450 CYP3A4. Golongan ini umumnya dikenal sebagai inhibitor enzim tersebut. Walaupun
ikatannya pada protein merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan interaksi,
mekanisme tersebut biasanya tidak menyebabkan interaksi yang serius. Dengan itu,
mekanisme interaksi obat dari golongan ini tidak diketahui secara pasti, walaupun
diperkirakan berkaitan dengan kemampuannya menginhibisi glukoronidasi. Seperti statin,
fibrat juga dapat menyebabkan myopathy, dan resiko ini bertambah besar apabila
penggunaannya diikuti dengan penggunaan statin.
(e) Asam Nikotinat
Asam nikotinat mempunyai efek yang sangat kecil terhadap sistem isoenzim sitokrom P450,
oleh karena itu, penggunaan obat golongan ini tidak mempunyai interaksi yang signifikan.
Namun penggunaannya dapat juga meningkatkan resiko myopathy ketika digunakan dengan
staton. Walaupun tidak ada interaksi yang telah dilaporkan mengenai penggunaannya dengan
acipimox, penggunaannya dengan obat yang mempunyai interaksi dengan asam nikotinat
dilarang. Hal ini dikarenakan asam nikotinat merupakan analog dari acipimox, sehingga
kemungkinan mempunyai interaksi yang sama.
INTERAKSI OBAT
Tabel interaksi obat
CONTOH OBAT DIPASARAN
Hemostatik
adalah obat yang digunakan untuk menghentikan pendarahan. Obat hemostatik ini diperlukan
untuk mengatasi perdarahan yang meliputi daerah yang luas.
Pemilihan obat hemoastatik harus dilakukan secara tepat sesuai dengan patogenesis
perdarahan.
Perdarahan dapat disebabkan oleh defisiensi satu faktor pembekuan darah yang bersifat
herideter misalnya defisiensi faktor antihemofilik (faktor VIII) dan dapat pula akibat
defisiensi banyak faktor yang mungkin sulit untuk didiagnosis dan diobati.
Obat hemostatik sendiri terbagi dua yaitu :
1. Hemostatika lokal a. Hemostatika serap Menghentikan pendarahan dengan pembentukan
suatu bekuan buatan atau memberikan jala serat serat yang mempermudah pembekuan bila
diletakkan langsung pada permukaan yang berdarah. Dengan kontak pada permukaan asing,
trombosit akan pecah dan membebaskan faktor yang memulai proses pembekuan darah.
Contoh hemostatik ini adalah spons gelatin, oksisel dan busa fibrin insani. Digunakan untuk
menghentikan perdarahan yang berasal dari pembuluh darah kecil saja. b. Astringen Bekerja
lokal dengan mengendapkan protein darah sehingga pendarahan dapat dihentikan. c.
Koagulan Ada dua cara kerjanya dalam menimbulkan hemostatik yaitu : dengan
mempercepat perubahan protrombin menjadi trombin dan secara langsung menggumpalkan
fibrinogen.
2. Hemostatika sistemik Dengan pemberian transfusi darah, seringkali pendarahan dapat
dihentikan dengan segera. Hal ini terjadi karena pasien mendapatkan semua faktor
pembekuan darah yang terdapat dalam darah transfusi. Keuntungan lain adalah perbaikan
volume sirkulasi. Pendarahan yang disebabkan oleh defisiensi faktor pembekuan darah
tertentu dapat diatasi dengan mengganti/memberikan faktor pembekuan yang kurang.
Ethamsylate adalah obat hemostatik yang beraksi di dinding kapiler. Dengan meningkatkan
adesivitas dari platelet dan mengubah resistensi kapiler, sehingga mampu untuk mengurangi
waktu perdarahan dan kehilangan darah.
Obat hemostatik sistemik
Aprotinin, sebagai antihemostatik diindikasikan untuk :
Pengobatan pasien dengan resiko tinggi kehilangan banyak darah selama bedah buka

jantung dengan sirkulasi ekstrakorporal.


Pengobatan pasien yang konservasi darah optimal selama bedah buka jantung merupakan
prioritas absolut.
Ethamsylate adalah senyawa yang dapat menstabilkan membran yang menghambat enzim
spesifik postglandin dalam proses sintesanya. Obat hemostatik ini juga digunakan pada waktu
operasi melahirkan sebaik operasi lain dengan kondisi hemoragik lainnya.

Asam traneksamat, merupakan obat hemostatik yang merupakan penghambat bersaing dari
aktivator plasminogen dan penghambat plasmin. Oleh karena itu dapat membantu mengatasi
perdarahan berat akibat fibrinolisis yang berlebihan.
Kompleks faktor IX, sediaan ini mengandung faktor II, VII, IX dan X, serta sejumlah kecil
protein plasma lain dan digunakan untuk pengobatan hemofilia B, atau bila diperlukan faktorfaktor yang terdapat dalam sediaan tersebut untuk mencegah perdarahan.
Vitamin K dan turunannya sebagai obat hemostatik, vitamin K memerlukan waktu untuk
dapat menimbulkan efek, sebab vitamin K harus merangsang pembentukan faktor-faktor
pembekuan darah terlebih dahulu.
Faktor antihemofilik (faktor VIII) dan cryprecipitated antihemophilic factor, kedua zat ini
bermanfaat untuk mencegah atau mengatasi perdarahan pada penderita hemofilia A dan pada
penderita yang darahnya mengandung inhibitor faktor VIII.
Untuk pemilihan obat hemostatik yang tepat ada baiknya anda harus periksakan diri dan
konsultasi ke dokter.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi, Bermacam-macam penyakit memerlukan obat yang berbeda-beda, begitu pulaa dengan
obatnya selain mempunyai fungsi masing-masing obat juga mempunyai efek sampingnya
masing-masing, dan sebagai siswa kefarmasian kita semua harus bisa memahami tentang obat
3.2 .Kritik dan Saran
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari banyaknya kekurangan-kekurangan
pembahasannya dikarenakan oleh berbagai macam faktor keterbatasan waktu waktu,
pemikiran dan pengetahuan kami yang terbatas, oleh karena itu untuk kesempernuan makalah
ini kami sangat membutuhkan saran-saran dan masukan yang bersifat membangun kepada
semua pembaca.
Sebaiknya gunakanlah obat sesuai anjuran dokter, dan pergunakan lah obat tersebut sesuai
dengan penyakit yang diderita , jangan menggunakan obat kurang atau melebihi batasnya
Diposkan oleh cunnie yang di 00.05
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog

2013 (3)
o Juni (3)

farmacapella

farmakologi

sahabat ?

Mengenai Saya

cunnie yang
Lihat profil lengkapku

Anda mungkin juga menyukai