Anda di halaman 1dari 14

FARMAKOLOGI

ANTIANEMIA

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK III/3

MUH. AAN ARIFIN (P201801007)

REZKI KURNIAWATI (P201801014)

IRNAWATI ODE SAHYUNU (P201801018)

TALHA GO SINDALLE (P201801020)

RINAWATI (P201801021)

ASTRI (P201801023)

MUH. YUNUS RAMDANI (P201801035)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


STIKES MANDALA WALUYA
KENDARI
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesempatan dan kesehatan kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas
makalah ini. Dan tidak lupa pula kami panjatkan syukur kami kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kami dari alam kegelapan menjadi alam yang
penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini. Tak lupa pula kami ucapkan
terimakasih kepada dosen pembimbing kami,
Dalam makalah Farmakologi ini kami membahas tugas mengenai obat
anemia. Kami selaku penyusun makalah ini berharap supaya makalah ini dapat
bermanfaat dan dapat dipergunakan dengan baik dalam perkuliahan.
Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sangat sempurna oleh karena
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca supaya makalah ini bisa menjadi lebih baik.

Kendari, 07 Mei 2019

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

SAMPUL …………………………………………………………...................…..i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………....1
C. Tujuan Penulisan …………………………………………………………..2
D. Manfaat Penulisan …………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hematinika dan anemia ………………………………………..3
B. Zat-zat Anti Anemia ……………………………………………..……….5
C. Macam-macam obat anemia ………………………………………………6
D. Gejala dan Cara Penanganan Anemia …………………………………….7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………………..9
B. Saran ……………………………………………………………………10
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Anemia (bahasa Yunani) adalah keadaan saat jumlah sel darah
merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah berada di bawah
normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan
mereka mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh
bagian tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah
atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat
mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh . keadaan ini
sering menyebabkan energi dalam tubuh menjadi menurun sehingga terjadi 5L
atau lemah, lesu, lemas, lunglai, dan letih.
Dalam hal ini orang yang terkena anemia adalah orang yang menderita
kekurangan zat besi. Seseorang yang menderita anemia akan sering
mengalami keadaan pusing yang sedang hingga berat dikarenakan
Meningkatnya penghancuran sel darah merah, Pembesaran limpa, Kerusakan
mekanik pada sel darah merah, Reaksi autoimun terhadap sel darah merah :
Hemoglobinuria nokturnal paroksismal, Sferositosis herediter, Elliptositosis
herediter. Seseorang yang sering mengalami anemia di sebabkan karena
pasokan oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan ini, bervariasi. Anemia
bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa
melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa
menyebabkan stroke atau serangan jantung.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian hematinika/obat-obatan anemia?
2. Apa pengobatan dari anemia?
3. Apa zat-zat pada anti anemia?

4
4. Apa saja macam-macam obat anemia?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari obat anemia
2. Untuk mengetahui bagaimana pengobatan anemia
3. Untuk mengetahui zat-zat yang terkandung dalam anti anemia
4. Untuk mengetahui apa saja macam-macam obat anti anemia.

D. Manfaat Penulisan
1. Agar pembaca dapat memahami pengerian anemia
2. Agar pembaca dapat emahami pengobatan anemia
3. Agar pembaca dapat memahami zat-zat yang terkandung dalam
antianemia
4. Agar pembaca dapat memahami macam-macam obat anemia

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hematinika dan anemia


Hematinika atau obat-obat pembentuk darah yaitu obat-obat yang khusus
digunakan untuk merangsang atau memperbaiki proses pembentukan sel darah
merah (erythropoesis).Sel darah merah dibentuk dalamn sumsum tulang yang
pipih. Untuk itu dibutuhkan zat besi, vitamin B12 dan asam folat. Zat besi untuk
membentuk hemoglobin, vitamin B12 dan asam folat untuk membentuk sel darah
merah. Zat tersebut diperoleh dari makanan dan ditimbun dalam jaringan,
terutama hati dan sumsum tulang. Vitamin B12 dapat disintesa dalam usus besar
dalam bakteri tetapi tidak dapat untuk memenuhi kebutuhan tubuh, sebab vitamin
ini terikat dengan protein dan penyerapannya berlangsung dalam ileum.
Anemia adalah keadaan dimana kadar Hb dan atau eritrosit berkurang.
Orang dikatakan menderita anemia bila kadar Hb kurang dari 8 mmol/liter pada
pria atau 7 mmol/liter pada wanita.
Ada 3 jenis anemia yaitu :
1. Anemi ferriprive
Disebabkan oleh kekurangan zat besi, dengan tanda-tanda kadar Hb
dibawah normal (hypochrom). Eritrosit lebih kecil (microcyter). Anemi ini
sering disebut anemi hypochrom, anemi microcyter atau anemi sekunder.
2. Anemi megaloblaster
Disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 atau asam folat, dengan tanda –
tanda dibawah darah merah membesar ( macrocyter)dengan kadar Hb
normal atau lebih tinggi (hyperchrom), disebut juga anemi primer. Dalam
keadaan yang lebih berat disebut anemi pernisiosa.

6
3. Anemia Perniciosa
Anemi yang disebabkan kerusakan lambung sehingga tidak terbentukfaktor
intrinsik yaitu faktor yang diperlukan untuk absorpsi vitamin B12 (= ikatan
glukoprotein dari lambung dan vitamin B12).
Anemia lainya merupakan bentuk anemia serius yang tidak ada hubungannya
dengan kekurangan zat besi atau vitamin. Termasuk keadaan golongan ini adalah:
1. Anemia aplastis, yaitu eritrosit atau unsur darah lainnya tidak terbentuk.
Penyebabnya antara lain karena faktor keturunan (disebut juga anemia
aplastis primer atau congenital); rusaknya sumsum tulsng akibat efek
samping obat seperti kloramfenikol, karbimazol, sitostatika, (disebut juga
anemia aplastis sekunder).
2. Anemia haemolitis , yaitu eritrosis dirusak, Hb dilarutkan dalam serum dan
diekskresikan lewat urin, misalnya pada malaria tropika. Pengobatan
Berhubung anemi hanya merupakan gejala, maka sebelum melakukan
pengobatan perlu ditentukan lebih dahulu jenis anemi dengan menentukan
kadar zat besi, vitamin B12 dan asam folat dalam darah, agar dapat
diberikan terapi yang tepat.
3. Anemi ferriprive dapat dihilangkan dengan pemberian preparat zat besi,
sedangkan penyebabnya mungkin tetap ada misalnya tumor atau borok
lambung yang juga harus diobati, sebab bila hanya memberi preparat zat
besi tanpa mengobati penyebabnya, anemi tidak akan dapat diatasi. Dalam
hal ini pemberian vitamin B12 atau asam folat tidak berguna bahkan dapat
merugikan, karena menyulitkan diagnosa anemi primer berhubung
megaloblaster lenyap dari sumsum tulang. Pada anemi perniosiosa, asam
folat tidak dapat diberikan.

7
B. Zat-zat Anti Anemia
1. Asam Folat
Sumbernya sayuran berwarna hijau, hati, ragi, buah-buahan. Dalam
bahan makanan tersebut asam folat terdapat dalam senyawa konjugasi
(poligutamat). Senyawa ini dalam hati akan diuraikan oleh enzim dan
direduksi menjadi zat aktifnya (tetrahidro folic acid). Zat ini untuk sintesis
DNA dan RNA serta pembelahan sel.
2. Zat Besi (Fe)
Dalam makanan, zat besi terikat sebagai ferri kompleks, tetapi dalam
lambang diubah menjadi ferro klorida. Resorpsi hanya berlangsung dalam
duodenum, dalam lingkungan asam netral garam ferro lebih mudah larut.
Setalah diserap sebagai darah, maka akan bergabung dalam protein menjadi
ferritin yang disimpan sebagai cadangan, sebagian diangkut ke sumsum
tulang, hati dan sel-sel lain untuk sintesa hemoglobin dan enzim zat besi
(metalo enzim). Kebutuhan zat besi sehari 1-2 mg.
Gejala kekurangan zat besi seperti anemi hipokrom, yaitu pucat, letih dan
lesu, jari-jari dingin, jantung berdebar, nyeri lidah, kuku dan kulit keriput.
Defisiensi ini dapat diobati dengan pemberian garam-garam ferro per-oral,
misalnya ferro fumarat, ferro sulfat, ferro klorida, dan lainnya. Pemberian
parenteral hanya bila ada kelainan lambung( pendarahan) atau rangsangan
yang hebat. Lagipula ada bahaya over dosis, sedangkan peroral tidak akan
terjadi over dosis sebab ada rintangan kontrol usus, kecuali pada anak-anak
dimana kontrol usus belum sempurna.
3. Vitamin B12 (Cyanocobalamin)
Sumber vitamin ini adalah makanan dari hewan: hati, daging, telur,
susu, dalam bentuk ikatan dengan protein. Kebutuhan orang sehari 2-5 mcg.
Dalam lambung vitamin B12 dilepas dari ikatan kompleksnya dengan protein
oleh HCL yang segera diikat oleh glukoprotein yang disebut intrinsik factor
(Castle 1929) yang dihasilkan oleh mukosa lambung bagian dasar. Dengan

8
pengikatan ini zat tersebut baru dapat diserap oleh reseptor spesifik di usus
halus (ileum). Setelah diserap vitamin B12 diangkut dan ditimbun dalam hati
yang secara bertahap dilepas sesuai kebutuhan tubuh. Defisiensi vitamin B12
dengan gejala-gejala menglobaster, nyeri lidah, degenerasi otak, sumsum
tulang dan depresi psikis. Pengobatan terutama dengan injeksi, oral vitamin
B12 dengan kombinasi intrinsic factor (serbuk pylorus).

C. macam-macam obat anemia


No Nama Generik Nama Sediaan Produsen
Dagang
1. Ferrosi sulfas + Asam Ferolat Tiap tablet: Indofarma
Folat Fe. Sulfat
eksikatus
200mg, asam
folat 0,25mg
2. Cyanocobalamin Vitamin B1₂ 50mg/tablet IPI
3. Fe Fumarat + Vit C + Ferofort Per Kapsul : Kalbe Farma
Vit. B dll Ferro Fumarate
+ Vit. C +
Folic Acid +
Vit.B1 +
Vit.B₂ + Vit B6
+ Vit B1₂ +
Niacinamide +
Ca
Panthothenat +
Lyisin +
Dioctyl Na

9
Sulfasuccinate
4. Fe Gluconat + Vit C + Sangobion Per Kapsul : Merck
Asam Folat Fe-Gluconate +
CuSO₄ + Mn
Sulfate + Vit C
+ Folic Acid +
Vit B1₂ +
Sorbitol

D. Gejala dan Cara Penanganan Anemia


Gejala anemia ( kurang darah ) yang paling sering di tunjukkan antara lain
sebagai berikut :
1. Kulit Wajah terlihat Pucat
2. Kelopak Mata Pucat
3. Ujung Jari Pucat
4. Terlalu Sering dan mudah lelah
5. Denyut Jantung menjadi tidak teratur
6. Sering merasa Mual
7. Kekebalan tubuh menurun
8. Sesak napas
untuk pasien anemia yaitu, pasien Anemia hendaknya melakukan terapi non
farmakologi dan terapi farmakologi untuk membantu penyembuhan, yaitu
dengan cara sebagai berikut:
 Terapi non farmakologi.
a. Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi seperti sayuran,
daging, ikan dan unggas.

10
b. Dapat digunakan suplemen multi-vitamin yang mengandung vitamin
B12 dan asam folat sebagai terapi profilaksis maupun memperbaiki
defisiensi vitamin B12 ataupun asam folat.
c. Pada pasien dengan anemia kritis dapat dilakukan transfusi sel darah
merah. Anemia kronis yang ditandai dengan gejala parah seperti denyut
jantung cepat, nafas tersengal dan pingsan mungkin harus segera ditangani
dengan transfusi darah.

 Terapi farmakologi
Terapi untuk anemia bisa dilakukan dengan transfusi darah, transfusi
RBC untuk geriatri, pemberian oral atau parenteral vitamin B12, induksi
asam folat (menginduksi remisi eksogen hematologi). Pemberian
parenteral asam folat jarang diperlukan , karena asam folat oral diserap
dengan baik bahkan pada pasien dengan sindrom malabsorpsi . Dosis 1
mg asam folat oral setiap hari sudah cukup untuk memulihkan anemia
megaloblastik , memulihkan kadar folat serum normal (Katzung, 2009).

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Anemia adalah turunnya kadar sel darah merah atau hemoglobin
dalam darah (Anonim). Anemia dapat diketahuui dengan adanya pemerisaan
darah lengkap laboratorium. Pemeriksaan darah lengkap adalah pemeriksaan
yang dilakukan pada darah manusia dengan menghitung seluruh komponen
pembentuk darah. Banyak cara penangan yang dilakukan untuk mengatasi
penyakit ini salah satunya adalah pemberian fe, dan lain-lain.
Obat anemia adalah obat yang dapat diberikan berupa suplemen zat
besi (fe) untuk memulihkan kekurangan sel darah merah. Selain zat besi,
vitamin B12 sering diberikan untuk pengobatan anemia pernisiosa. Jalan
terakhir jika anemia sudah mencapai stadium akut dan parah adalah dengan
transfusi darah
Anemia terutama disebabkan oleh kehilangan darah, kekurangan
produksi sel darah merah atau perusakan sel darah merah yang lebih cepat
dari normal. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh: Kurang mengkonsumsi
makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat dan vitamin C,
unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
a. Kekurangan zat besi adalah penyebab utama anemia. Sekitar 20%
wanita, 50% wanita hamil dan 3% pria mengalami kekurangan zat besi.
b. Tidak mengkonsumsi daging (vegetarian) dapat menyebabkan Anda
kekurangan vitamin B12, jenis vitamin yang hanya ditemui pada
makanan hewani (daging, ikan, telur, susu). Di kalangan non vegetarian,
hampir tidak ada yang kekurangan vitamin ini karena cadangannya
cukup untuk produksi sel darah sampai lima tahun.
c. Asam folat tersedia pada banyak makanan, namun terutama terdapat di
hati dan sayuran hijau mentah.

12
B. Saran
Karena kesehatan adalah nikmat yang paling berharga yang diberikan oleh
Tuhan Maha Esa, maka dari itu keseharan perlu di pelihara, dan diertahankan.
Sebelum mengobati lebih baik mencegah, maka dari itu keseharan perlu di
pelihara, dan diertahankan. Sebelum mengobati lebih baik mencegah.

13
DAFTAR PUSTAKA

Drs.Priyanto, Apt, M. Biomed. 2008. Farmakologi Dasar untuk Mahasiswa


Farmasi dan Keperawatan.
Gunawan.G.Sulistia. 2007. Farmakologi dan Terapi. Balai Penerbit FKUI. Jakarta
Katzung, G. Bertram; Farmakologi Dasar dan Klinik; Edisi keenam; EGC;
Jakarta.1998.
Richardson, M. 2007. Mycrosytic Anemia. Pediatrics in Review,

14

Anda mungkin juga menyukai