Dokumen - Tips Makalah Material Teknik Gear
Dokumen - Tips Makalah Material Teknik Gear
DISUSUN OLEH
Rustam bobi effendi
Teknik mesin
1B1
11.11.106.701201.1196
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
I.I
PENDAHULUAN
I.2
TUJUAN
I.3
MATERI
I.4
12
I.5
KESIMPULAN
17
I.6
PENUTUP
18
I.1
PENDAHULUAN
I.2
TUJUAN
I.3
MATERI
I.4.1.
gear
Proses awal pembentukan logam dilakukan melalui proses penuangan
(pengecoran) bijih logam, sehingga logam-logam itu berbentuk benda
tuangan yang disebut ingot, dimana ingot-ingot ini akan diolah menjadi besi
kasar (pig iron) dan akan dibentuk sedemikian rupa kedalam bentuk lain
yang kita kehendaki baik melalui proses pengecoran (penuangan) maupun
proses lainnya seperti pengerjaan panas (hot working processes) dan
pengerjaan dingin (cold working processes). Proses pengolahan logam
menjadi bahan baku ini dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai
aspek kebutuhan kualitas produk akhir yang dikehendaki dimana setiap
proses yang dilakukan akan berpengaruh besar terhadap sifat dan
karakteristik logam tersebut. Untuk membahas lebih jauh tentang
pengolahan logam ini akan kita lihat terlebih dahulu, bagaimana proses
terbentuknya bijih logam tersebut sebagaimana terlihat pada gambar 6
berikut.
Pada dasarnya semua jenis logam merupakan materi alam berupa unsur
mineral organic, karena proses evolusi secara alamiah telah membentuk
sedimentasi didalam perut bumi.
berbeda dari sifat dasarnya baik sifat kimia, sifat phisik maupun sifat
mekaniknya.
Keragaman sifat-sifat logam ini menjadikan logam sebagai salah satu bahan
teknik yang paling dominan karena sifatnya yang mudah dibentuk, tegangan
yang dapat diperbaiki serta ketersediaan yang relatif cukup.
Pada gambar berikut diperlihatkan berbagai unsur mineral yang terkandung
di dalam perut bumi, unsur alumunium merupakan unsur logam yang paling
besar yakni 8,13 % dan besi (Iron) berada pada urutan kedua yakni sebesar
5 %.
B. Logam Besi (Ferro)
Logam besi atau nama latinnya Ferrum (Fe) merupakan salah satu jenis
logam yang paling banyak dipergunakan dan hampir semua karakteristik
dari kualifikasi bahan produk dapat dipenuhi oleh logam besi ini walaupun
besi ini tidak pernah diperoleh dalam keadaan murni (lihat 2.1) dimana bijih
besi dibedakan dalam 3 kelompok berdasarkan komposisi serta kadar dari
masing-masing unsur yang dikandungnya.
Komposisi unsur sebagaimana disebutkan tidak menjadikan besi memenuhi
syarat sebagai bahan teknik baik struktur maupun sifat mekaniknya bahkan
setelah diproses di dalam dapur tinggi (blast furnance) sekalipun. Kebutuhan
sifat-sifat bahan pada produk akhir menjadi acuan dalam pemilihan bahan
bakunya termasuk bahan logam besi terlebih lagi perbedaan lokasi
eksplorasi juga berbeda komposisi unsurnya seperti besi oxide yang terdiri
dari magnetic ores didapat di Rusia, Swedia dan Amerika, sedangkan
haematite ores terdapat di Kanada, Spanyol, Inggeris dan Rusia. Hydrate
ores terdapat di Polandia, Amerika, Jerman dan Perancis. Karbonates ores
terdapat di Jerman dan Austria.
Apabila kita perhatikan istilah dan sebutan besi sebagai salah satu jenis
bahan baku produk menjadi tidak tepat, karena sejak didalam perut bumi
besi telah bersenyawa dengan unsur karbon serta unsur-unsur lainnya dan
persenyawaan antara unsur besi dengan unsur karbon adalah besi karbon
(FeC) atau yang kita sebut sebagai baja. Namun demikian bila kita lihat
kembali ikhtisar bahan teknik yang merupakan bahan teknik (materials
for engineering) dari jenis besi ialah besi tempa atau baja dengan komposisi
karbon rendah, medium dan tinggi. Artinya hanya persenyawaan besi karbon
dengan kadar karbon yang dikendalikan pada jumlah yang ditentukan, dan
untuk mencapai hal tersebut diperlukan proses pemurnian dari masingmasing unsur-unsur agar dapat diformulasikan secara tepat, dengan
demikian akan dihasilkan sebuah bahan baku produk dengan sifat dan
karakteristik tertentu yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan
kualitas produk.
8
C. Phosphorus
karena sifat mekanik logam menigkat drastis akibat dari proses pengerolan tersebut.
Pembentukan gigi roda gigi dapat dengan cara milling, shaping, atauhobbing. Pengerjaan
akhirdapat dilakukan dengan proses shaving, burnishing, grinding, atau
lapping.Milling. Roda gigi dibentuk dengan alat pemotong berbentuk sesuai dengan
jumlah gigi pada roda gigi yang diinginkan.
Shaping
Gigi dibentuk dengan alat potong pinion atau alat potong rak. Alat ini bergerak bolak-balik
sepanjang sumbu vertikal dan secara bertahap masuk ke dalam benda kerja
sampai kedalaman yang diinginkan. Sisi dari rak gigi involut adalah lurus.
Karena itu, suatu alat pembentuk gigi berbentuk rak memerlukan ketelitian. Alat
potong dimasukkan ke dalam benda kerja secara bertahap sampai menyinggung lingkaran
puncak. Kemudian alat potong bergerak bolak-balik. Setelah langkahpemotongan, benda
kerja dan alat pemotong digelindingkan sedikit pada lingkaran puncaknya. Bilabenda kerja
dan alat pemotong kembali ke titik awal. Terus seperti itu hingga semua gigi
selesaidipotong.
Hobbing
Hob adalah alat potong berbentuk cacing, giginya mempunyai sisi yang lurus seperti pada
rak. Tetapidalam prosesnya, sumbu hob harus diputar sejauh sudut tertentu. Oleh sebab itu,
hasil bentuk gigiakan berbeda dengan bentuk gigi yang dibuat dengan menggunakan rak.
Hob dan benda kerja harusberputar pada perbandingan kecepatan sudut yang tepat. Hob
kemudian dimasukkan secara bertahap pada permukaan benda kerja sampai semua gigi
selesai dibentuk
Untuk pengerjaan akhir setelah pemotongan, dapat dilakukan baik dengan shaving atau
burnishing.Beberapa mesin shaping yang ada dapat memotong dengan ketelitian 250 in..
Pada burnishing, gigi yang diperkeras yang sedikit lebih besar dipasangkan saling melibas
dengan roda gigi tersebut hingga permukaanya licin. Setelah gigi diperkeras melalui
perlakuan panas, pada gigi dilakukan proses grinding dan lapping.
Mekanisme terjadinya noise dan vibration pada gear
Penyebab paling utama noise pada gear ialah adalah kesalahan desain. Namun,
roda gigi yangdibentuk dengan desain yang tepat pun akan menimbulkan noise
10
apabila tidak dibuat dengan carayang tepat. Beberapa penyebab timbulnya noise
yang sering terjadi ialah:
1.Involute error
2.Tooth spacing error
3.Runout
4.Inadequate backlash
5.Gear blank resonance
6.Shaft torsional and longitudinal resonance
7.Housing resonance
8.High horsepower drives
Noise yang ditimbulkan oleh penyebab nomor 1 sampai 4 akan menjadi lebih besar apabila
nomor 5sampai nomor 8 terjadi. Sedangkan untuk nomor 9, pada dasarnya untuk
horsepower drives berkecepatan tinggi akan menimbulkan noise yang lebih besar
dibanding dengan roda gigi yang sama namun horsepower rendah.
11
Pada proses pembuatan gear dengan metode nontradisional,proses yang digunakan adalah proses metalurgi serbuk.Adapun
skema prosesnya adalah sebagai berikut:
12
proses yakni dengan proses konvensional dan proses lainnya. Pada proses
konvensional proses produksi gear dari campuran serbuknya dimulai dengan
dilakukan kompaksi, dilakukan sintering dan infiltrasi. Sedangkan untuk
metode lainnya setelah dikompaksi dilakukan CIP ( cold isostatic pressing )
atau HIP ( hot isostatic pressing ). CIP menggunakan membrane fleksibel
untuk memisahkan serbuk dari medium cair yang bertekanan sehingga
menyebabkan densifikasi dari serbuk. Pada CIP terjadi distorsi geometri dari
komponen yang ditekan karena pengeruh dari dimensi container dan
material yang terdistorsi. Sedangkan pada HIP distorsi geometri dari
komponen terjadi karena pengaruh tekanan dan siklus temperature saat
distorsi dan pengaruh desain container pada distorsi.
Proses manufaktur produksi:
13
Tahap awal dalam proses metalurgi serbuk ini adalah pencampuran serbuk
material dasar dengan berbagai tambahan pelumas dan aditif.Selanjutnya dilakukan
kompaksi dari campuran yang dihasilkan dibawah tekanan yang tinggi pada cetakan
untuk membentuk komponen dasar yang cukup kuat untuk dilakukan tahapan proses
yang ketiga. Pada proses yang ketiga dilakukan sintering.Sintering dilakuakan pada
dapur, ketika temperature kritis dicapai kesetimbangan dari energy permukaan dari
partikel menjadi aktif dan akhirnya terjadi ikatan antara partikel metal.Temperatur harus
dijaga tetap dibawah titik lebur supaya tidak terjadi kehilangan bentuk.Setelah proses
sintering produk masuk pada proses sekunder seperti coining yang berfungsi untuk
meningkatkan akurasi dimensi dan meningkatkan densitas permukaan. Di lakukan juga
proses heat treatment untuk meningkatkan kekuatan tarik dan kekerasannya.
14
15
16
I.5
KESIMPULAN
Dengan
kita
telah
menyimak
dan
mengetahui
tentang
proses
b.
c.
d.
e.
f.
17
I.6
PENUTUP
Sebagai penutup saya selaku penyusun makalah berharap, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca maupun penulis sendiri dalam aplikasinya dalam
kehidupan sehari-hari. Dan juga memotivasi kita semua.
Kurang lebihnya dalam makalah ini, semoga dapat kita perbaiki bersama-sama.
18