IN
ES
E M
P
E S
OS T
PR .,
M
ST
.
A
R
T
PU
SA
I
D
E
PENGOLAHAN BIJIH BESI MENJADI BAHAN BAKU
A. Pemisahan logam dari bijih (Ores)
Pada dasarnya semua jenis logam merupakan materi alam berupa unsur mineral organic, karena
proses evolusi secara alamiah telah membentuk sedimentasi didalam perut bumi. sedimentasi
(endapan) ini merupakan gabungan partikel-partikel ion-ion logam yang berinteraksi secara
elektrostatik dari gas electron yang bermuatan positif dan atom-atom logam yang bermuatan negative
bercampur dengan berbagai unsur batuan inilah yang disebut sebagai “bijih” atau ores, dan melalui
proses ini pula akan diperoleh berbagai material yang sangat berguna disamping unsur besi seperti gas
Oleh karena itu secara umum bijih besi dikelompokkan dalam 3 type bijih besi yaitu :
1. Oxide :
a) Magnetic Ores, komposisinya terdiri atas mineral Magnetic (Fe3O4) dimana Magnetic berwarna
coklat dengan kadar bijih besi yang tinggi yakni diatas 56%
b) Haematite Ores, komposisinya terdiri atas mineral Haematite (Fe2O3) dimana Magnetic
berwarna kuning kemerahan dengan kadar bijih besi 40 hingga 65 %
2. Hydrate Ores berisi limotite (2Fe2O3.3H2O) dan Geothite(Fe2O3.3H2O) dengan kadar besi 20
hinga 55 %
Apabila kita perhatikan istilah dan sebutan “besi” sebagai salah satu jenis bahan
baku produk menjadi tidak tepat, karena sejak didalam perut bumi besi telah
bersenyawa dengan unsur karbon serta unsur-unsur lainnya dan persenyawaan antara
unsur besi dengan unsur karbon adalah besi karbon (FeC) atau yang kita sebut sebagai
“baja”.
C. Phosphorus
Hampir tidak pernah dapat dilakukan melepaskan unsur phosphor dalam proses
pemurnian besi. Phosphor merupakan salah satu unsur yang terkandung didalam besi
dan berpengaruh merugikan terhadap sifat mekanik besi atau baja. OLeh karena itu
terdapat 2 jenis bijih besi yang berbeda menurut kadar Phoshpornya, yaitu :
• Low phosphorus Ores, yaitu bijih besi (ores) dengan kadar phosphor 0,04 % pada ini
biasanya bijih besi mengandung unsur silikon yang relatif tinggi
• High phosphorus (basa) Ores, yakni bijih besi basa biasanya mengandung unsur
phosphor di atas 2,5 %.
Jenis ini terdapat pada British ores yang memiliki kadar Fe rendah demikian pula
dalam menghilangkan unsur phosphor ini juga diperlukan biaya operasional yang cukup
mahal, oleh karena itu proses pemurniannya biasanya dicampur dengan bijih-bijih dari
jenis yang berbeda.
D. Peleburan Bijih besi (Iron Ores)
Dalam proses peleburan bijih besi pada dasarnya pemanasan dilakukan untuk
membuka ikatan struktur dari atom-atom logam itu sendiri sehingga proses pencairan
logam itu sendiri dilakukan oleh reaksi persenyawaan unsur-unsur secara kimiawi, pada
bijih besi dengan kadar besi yang cukup tinggi tentu saja akan memiliki tingkat kepadatan
yang tinggi pula sehingga dengan demikian akan sulit untuk membuka struktur bahan
hingga bagian intinya. Pada bijih besi yang demikian ini walaupun agak sulit diperlukan
pemecahan hingga menjadi butiran-butiran kecil yang memadai dengan tidak lebih dari
2,5 % kadar phosphor serta 0,2 % Sulphur, dapur harus selalu digunakan secara kontinyu
serta perawatan yang memadai.
Bijih besi dicuci serta dinaikkan dengan menggunakan magnetic sparation dari
bantalan mineral non besi, sulphur terlepas oleh cuaca dan kelembaban dan karbon
dioxide oleh pemanasan. Bijih besi dipecah hingga membentuk gumpalan dengan ukuran
rata-rata yang memadai, debu yang dihasilkan akan bercampur dengan debu batu bara
(coal dust) membantu proses peleburan dan membentuk gumpalan tar.
E. Kokas dan kapur
Kokas digunakan pada dapur tinggi
sebagai bahan bakar, dimana kokas diperoleh
dari batu bara yang ditempatkan pada
oven,dari dapur tinggi ini juga akan
mengeluarkan gas yang dapat dimanfaatkan
sebagai gas kota yang dapat disalurkan
melalui pipapipa, disamping itu diperoleh
pula tar, crude-oil, ammonium sulphate yang
berguna sebagai pupuk tanaman. Kapur
(limestone) berfungsi sebagai fluksi pada
dapur tinggi, pemanasan hingga 9000 C di
dalam dapur tinggi, batu kapur akan
menghasilkan senyawa kimia 2CaO.Si02
yang penting sebagai lapisan pada dinding
dapur.
F. Proses peleburan
Perhatikan : Saat pengisian tidak boleh berdekatan dengan bahan bakar atau
tersentuh.
Secara prinsip terdapat 3 type dapur peleburan yang dapat kita gunakan, yaitu :
a) Dapur udara, atau dapur api (reverberatory furnance)
b) Dapur putar (Rotary Furnance)
c) Dapur listrik (Electric Furnance)
C. Dapur Cupola (Cupola Furnace)
Dapur cupola merupakan dapur peleburan yang memiliki prinsip kerja serta
konstruksinya sama dengan dapur tinggi, namun dalam sekala yang lebih kecil.
Perbedaannya dapur cupola pemakaiannya tidak bersifat terus-menerus (continuously)
sebagaimana dapur tinggi namun dapat digunakan sewaktu-waktu jika diperlukan
pengecoran. Untuk mengoperasikan dapur cupola ini kokas sebagai bahan bakarnya didesak
kedalam dapur, demikian pula lapisan pengganti yakni pecahan besi mentah serta kokas
juga baja rongsokan dan besi tua dimasukan kedalamnya serta sejumlah batu kapur
(limestone) sebagai fluksi dari asap kokas. Selain kokas sebagai bahan bakar pada dapur
cupola ini juga digunakan oli atau gas.
TERIMAKASIH