Pengantar
Indikator klinik SMF Patologi Klinik merupakan salah satu instrumen untuk
menilai penampilan kegiatan pelayanan medik
Laboratorium. Penyusunan indikator klinik SMF dilakukan oleh Ketua SMF beserta
seluruh anggota mengacu pada indikator ACHS ( Australian Council of Healthcare
Standards ) dan di sesuaikan dengan keadaan serta situasi di Rumah Sakit. Evaluasi
indikator klinik dilakukan tiap triwulan dan dipresentasikan Panitia Mutu Medik
Rumah Sakit secara teratur setiap 6 bulan.
Nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium adalah hasil laboratorium ekstrim
tinggi atau rendah yang dapat mengancam keselamatan pasien dan memerlukan
tindakan medis segera. Nilai kritis laboratorium ditetapkan secara kolaboratif antara
SMF Patologi Klinik dan Kedokteran laboratorium dengan SMF lain yang terkait.
Tujuan dari
dengan memberikan informasi hasil laboratorium pasien yang masuk dalam kategori
kritis kepada klinisi sehingga pasien mendapatkan tindakan medis segera. Pelaporan
hasil laboratorium kritis kepada dokter yang merawat dilakukan dalam jangka waktu
<15 menit setelah hasil laboratorium selesai. Sistem pelaporan dengan metode
Situation, Background, Assesment, Request/Recommendation (SBAR). Hasil kritis
pemeriksaan laboratorium disampaikan melalui telepon atau sms dari dokter jaga ILK
atau residen jaga ILK kepada dokter yang merawat pasien atau dokter jaga bangsal
atau
perawat
bangsal.
Hasil
kritis
pemeriksaan
laboratorium
kemudian
Nilai Ritis Laboratorium dilakukan tiap triwulan dan dipresentasikan Panitia Mutu
Medik Rumah Sakit secara teratur setiap 6 bulan. Pada akhir tahun 2013 diadakan
evaluasi dan revisi topik indikator. Evaluasi dan revisi tesebut meliputi penambahan
dan perubahan berdasarkan pemikiran bahwa suatu nilai dari indikator/ parameter
pemeriksaan laboratorium memiliki implikasi klinis yang harus segera mendapat
penanganan dari dokter yang merawat.
Tabel 1. Daftar Nilai Kritis Laboratorium
Laboratorium Kimia Klinik
Parameter
Umur
Hasil
Satuan
pH
semua umur
< 7.1
> 7.6
pH units
CO2 Content
semua umur
< 6.0
mmol/L
Anion Gap
semua umur
> 16
mmol/L
Natrium
semua umur
< 125
> 152
mmol/L
Kalium
semua umur
< 2.5
> 8.0
mmol/L
Klorida
semua umur
< 70
> 120
mmol/L
Kalsium
semua umur
< 1.1
> 3.25
mmol/L
Fosfat
semua umur
Magnesium
semua umur
< 1.0
< 0.32
< 1.2
> 5.0
mg/dl
mmol/L
mg/dL
< 40
< 50
> 400
mg/dL
neonatal
dewasa
>15
>12
mg/dL
Semua umur
> 100
mg/dL
10
mg/dL
Glukosa
Total Bilirubin
BUN
Kreatinin
Albumin
semua umur
> 1.5
mg/dL
Umur
Hasil
Satuan
Hematokrit
semua umur
21.0
65.0
Trombosit
semua umur
10.000
/L
WBC
semua umur
0,5 ribu
50 ribu
/L
Fibrinogen
semua umur
< 100
mg/dL
PTT
semua umur
100
detik
PT INR
semua umur
>5.0 INR
detik
Laboratorium Hematologi
Parameter
Laboratorium Imunologi
Parameter
Umur
Hasil
Satuan
Troponin I
semua umur
>1.5
ng/ml
Tacrolimus
semua umur
<5
>15
ng/ml
Umur
Hasil
Satuan
semua umur
Laboratorium Mikrobiologi
Parameter
MRSA
MRSE
MDRO
Hasil Evaluasi
Tabel 1. Pelaporan Nilai Kritis laboratorium Tahun 2013
BULAN
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total
Hematologi
1
1
21
3
13
5
1
7
5
57
Kimia
10
27
40
25
52
82
39
19
22
316
Mikrobiologi
39
31
27
51
52
42
35
72
64
413
Imunologi
1
18
4
2
21
5
6
4
20
81
Total
51
77
77
81
128
131
81
102
111
867
100
90
82
80
72
70
64
60
51
50
31
27
30
18
20
10
0
Kimia
39
35
27
21
Mikrobiologi
Imunologi
25
21
22
19
20
13
10
1
Hematologi
42
40
39
40
52
52
Gambar 2. Diagram Pie Persentase Pelaporan Nilai Kritis Sub Laboratorium Instalasi
Laboratorium Klinik Tahun 2013
9%
7%
36%
48%
Hematologi
Kimia
Mikrobiologi
Imunologi
Tabel 2. Pencapaian Turn Around Time Hasil Kritis Sub Laboratorium Hematologi
Bulan
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Jumlah <15
menit
1
1
20
3
12
5
Jumlah (n)
1
1
21
3
13
5
Persentase
100,0%
100,0%
95,2%
100,0%
92,3%
100,0%
Oktober
November
Desember
1
7
5
1
6
5
100,0%
85,7%
100,0%
100%
90%
80%
70%
60%
50%
Persentase
Target
40%
30%
20%
10%
0%
April
Mei
Juni
Juli
Tabel 3. Pencapaian Turn Around Time Hasil Kritis Sub Laboratorium Kimia
Bulan
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah <15
menit
9
25
36
24
50
78
38
19
21
Jumlah (n)
10
27
40
25
52
82
39
19
22
Persentase
90,0%
92,6%
90,0%
96,0%
96,2%
95,1%
97,4%
100,0%
95,5%
100%
90%
80%
70%
60%
50%
Persentase
Target
40%
30%
20%
10%
0%
April
Mei
Juni
Juli
Tabel 4. Pencapaian Turn Around Time Hasil Kritis Sub Laboratorium Mikrobiologi
Bulan
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah <15
menit
35
28
26
48
50
40
35
66
61
Jumlah (n)
39
31
27
51
52
42
35
72
64
Persentase
89,7%
90,3%
96,3%
94,1%
96,2%
95,2%
100,0%
91,7%
95,3%
100%
90%
80%
70%
60%
50%
Persentase
Target
40%
30%
20%
10%
0%
April
Mei
Juni
Juli
Tabel 5. Pencapaian Turn Around Time Hasil Kritis Sub Laboratorium Imunologi
Bulan
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah <15
menit
1
16
4
2
20
5
5
4
18
Jumlah (n)
1
18
4
2
21
5
6
4
20
Persentase
100,0%
88,9%
100,0%
100,0%
95,2%
100,0%
83,3%
100,0%
90,0%
Persentase
Target
40%
30%
20%
10%
0%
April
Mei
Juni
Juli
Jumlah nilai kritis yang disampaikan kepada dokter yang merawat pasien
selama periode April Desember 2013 sebanyak 867, dengan persentase terbanyak
pada
sublaboratorium
mikrobiologi
48%,
sublaboratorium
kimia
36%,
tercatat pada buku laporan nilai kritis dan buku komunikasi masalah jaga, sehingga
persentase jumlah nilai kritis yang disampaikan kepada dokter yang merawat pasien
tidak berimbang diantara sublaboratorium yang ada di instalasi laboratorium klinik.
Turn around time penyampaian nilai kritis beberapa sudah memenuhi target yang
ditetapkan. Jumlah yang tidak berimbang diantara sublaboratorium dan masih adanya
TAT yang belum memenuhi target disebabkan antara lain oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Dokter jaga atau residen jaga ILK ketika menghubungi bangsal perawatan
untuk melaporkan nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium melalui telepon
tidak selalu dapat langsung tersambung.
2. Belum efektifnya cara penyampaian nilai kritis laboratorium selain melalui
telepon, sehingga ketika telepon terganggu atau rusak menjadi tertunda
(kesepakatan penyampaian nilai kritis melalui SMS baru berjalan khusus
untuk pelaporan hasil laboratorium pasien transplantasi ginjal).
3. Beberapa nilai kritis yang sudah dilaporkan kepada bangsal terutama di
sublaboratorium hematologi tidak dicatat ke dalam buku komunikasi nilai
kritis.
4. Beberapa dokter atau residen yang merawat pasien atau perawat bangsal
belum mengetahui kepentingan klinis dari penyampaian nilai kritis.
5. Jumlah hasil pemeriksaan laboratorium yang harus diverifikasi pada saat yang
sama sangat banyak sehingga penyampaian nilai kritis menjadi tertunda.
9
Yogyakarta,
Januari 2014
11