Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Drainase
Drainase lahan pertanian adalah suatu usaha membuang kelebihan air secara
alamiah atau buatan dari permukaan tanah atau dari dalam tanah untuk
menghindari pengaruh yang merugikan terhadap pertumbuhan tanaman
(Suripin,2014). Pada lahan yang bergelombang, drainase lebih berkaitan dengan
pengendalian erosi, sedangkan pada ahan rendah atau datar lebih berkaitan dengan
produksi. Tujuan tersebut dicapai melalui dua macam pengaruh langsung dan
sejumlah besar pengaruh tidak langsung (Andri, 2013).
Pengaruh langsung terutama ditentukan oleh kondisi hidrologi, karakteristik
hidrolik tanah, dan rancangan sistem drainase yaitu:
1. Penurunan muka air tana di atas atau di dalam tanah.
2. Mengeluarkan sejumlah debit air dari sistem drainase.
Pengaruh tidak langsung ditentuka oleh iklim, tanah, tanaman, kultur teknik,
dan aspek sosial dan lingkungan. Pengaruh tidak langsung ini dibagi kedalam
pengaruh berakibat positif dan negatif. Pengaruh positif dari pembuangan air dan
penurunan muka air tanah diantaranya:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pencucian garam atau bahan-bahan berbahaya dalam profil tanah.


Pemanfaatan kembali air drainase.
Mempertinggi aerasi tanah.
Memperbaiki struktur tanah.
Memperbaiki ketersediaan nitrogen dalam tanah.
Menambah variasi tanaman yang dapat ditanam.
Menambah kemudahan kerja alat dan mesin pertanian.

Sedangkan pengaruh yang bersifat negatif dari pembuangan air dan


penurunan muka air tanah antara lain:
1.
2.
3.
4.

Kerusakan lingkungan dibagian hilir karena tercemari garam.


Gangguan terhadap infrastruktur karena adanya saluran-saluran.
Mempercepat dekomposisi atau penguraian tanah gambut.
Terjadinya penurunan permukaan tanah.

2.2 Drainase Bawah Permukaan


Pengertian dari drainase bawah permukaan adalah suatu cara atau metode
pembuangan atau pengontrolan muka air tanah sampai optimal meningkatkan
produksi tanaman. Drainase bawah permukaan bertujuan untuk mengalirkan air

limpasan permukaan melalui media di bawah permukaan tanah (pipa-pipa)


dikarenakan alasan-alasan tertentu. Drainase bawah permukaan ini didasarkan
pada infiltrasi air hujan yang menggenang di muka tanah kemudian meresap
melalui pori-pori tanah ke pipa-pipa drainase. Pipa-pipa drainase yang berpori
(berlubang) ini kemudian mengalirkan air tersebut kesaluran terbuka atau ke
sumur serapan (Sadiq dkk., 2010).
Pipa drainase dibagi menjadi dua macam tipe, yaitu pipa tipe kaku dan pipa
tipe fleksibel (Judhijati, 1987).
1. Pipa Tipe Kaku
a. Pipa Tanah Liat
Pipa tanah liat dibuat dari serpij (shale) tanah liat merah atau tanah liat
permukaan. Pipa tanah liat yang dibuat dari serpih lebih tahan lama dan
biasanya mempunyai penyerapan yang lebih kecil daripada yang terbuat
dari tanah liat permukaan. Pipa tanah liat mempunyai keuntungan untuk
dipendalm di dalam tanah karena tidak dipengaruhi oleh tanah asam atau
tanah alkali dan juga tahan terhadap cuaca dingin (frost damage).
b. Pipa bambu
Bambu yang sering digunakan untuk saluran drainase bawah permukaan
merupakan jenis bamboo tali (Gigantochloa apuz Kurz) dari kelas
Bambuseae, famili Gramineae. Penguunaan bambu sebagai saluran pipa
drainase yang sesuai dengan sifat dasarnya yaitu sifat anatomi, fisis, dan
mekanis akan member manfaat lebih besar sehingga penggunaan bahan
baku akan menjadi lebih efisien dan efektif (Kasmujo, 2013).
c. Pipa beton
Pipa beton biasanya digunakan untuk diameter yang lebih besar dari 15
atau 20 cm. penggunaan pipa beton pada tanah asam dan bersulfat
dipertimbangkan akan kemungkinan rusaknya beton karena asam sulfat
sehingga perlu digunakan semen yang bersifat sulfat (Sadiq dkk., 2010).
2. Pipa Tipe Fleksibel (Pipa Plastik)
Bahan plastik yang umumnya digunakan untuk pipa drainase adalah polyvinyl
chloride (PVC) dan polyethylene (PE). Bahan plastik PVC lebih kuat daripada
bahan PE. Kekuatan dari bahan thermoplastic berubah-ubah tergantung suhu,
PVC cenderung menjadi rapuh pada suhu rendah tetapi PE kehilangan kekuatan
dan tahanan rentangan pada suhu tinggi. Pipa plastik dapat berbentuk pipa halus
dan pipa bergelombang (corrugated). Pipa halus bersifat kaku dengan panjang

tidak leih dari 5 meter, sedangkan pipa bergelombang bersifat fleksibel (lentur)
dan dapt digulung. Panjang gulungan pipa bergelombang biasanya sekitar 200
meter untuk diameter 5 cm dan 100 meter untuk diameter 10 cm.
Pipa plastik kaku dipakai pada kondisi tegangan tinggi atau pada kondisi
tanah tidak stabil. Pemakaian pipa plastik fleksibel sebagai pipa drainase bawah
tanah telah dimulai sejak tahun 1965. Pipa fleksibel (pipa bergelombang)
mempunyai beberapa keuntungan antara lain memerlukan bahan lastik yang lebih
sedikit per unit panjang, dan lebih tahan terhadap tekanan luar.
Beberapa data spesifik dari pipa plastik kaku (pipa halu) dan pipa
bergelombang (fleksibel) tercantum pada Tabel 1.
Tabel 1. Data spesifik pipa halus dan bergelombang

(Sumber: Sadiq dkk., 2010)

2.3 Filter Penutup (Envelope)


The Hydrotechnical Research Bureau of Board of Agricultural (1953)
menyelidiki tentang kondisi drainase di FInandia dan ternyata salah satu kasus
yang ditemukan adalah penyumbatan oleh endapan pada ujung yang lebih rendah
dari saluran pengumpul. Penelitian yang dilakukan selanjutnya menganjurkan
pemakaian kerikil sebagai bahan pelindung (Judhijati, 1987). Tujuan dari
penutupan dengan kerikil pada pipa saluran ini adalah:
1. Untuk mencegah tanah yang halus masuk ke dalam pipa.
2. Meningkatkan efektifitas diameter saluran dan membantu mempermudah
air masuk kedalam pipa.
3. Memfasilitasi aliran air ke pipa drainase (fungsi penghantar air).

Filter penutup dapat digunakan dengan berbagai cara, antara lain:


1. Dala bentuk curah (bulk) disebar merata diatas pipa drainasee setelah pipa
terpasang
2. Dalam bentuk lembaran (sheet) atau tikar (mats) diletakan dalam roll pada
mesin drainase.
3. Sebagai lapisan pembungkus atau selubung pada pipa (pre-envelope
drainpipes).
Sebagai bahan penutup dalam bentuk curah biasanya digunakan tanah gambut,
kerikil, jerami, atau bahan sintetik misalnya polystyrene. Dalam bentuk roll adalah
thin glass fiber sheet. Pipa drainase yang berfilter (pre-envelope) digunakan untuk
pipa plastik baik yang halus maupun yang bergelombang. Bahan yang digunakan
sebagai pembungkus adalah: fiber glass, nylon tissue atau bahan sintetik lainnya,
dan jenis mats dengan tebal 1-2 cm yang terbuat dari jerami, tanah gambut, sabut
kelapa, dan lainnya (Sadiq dkk., 2010).
2.4 Pengukuran Debit
Menurut Soemarto (1987) dalam Hidayat (2013) debit diartikan sebagai
volume air yang mengalir per satuan waktu melewati suatu penambpang
melintang palung sungai, pipa pelipah, akuifer, dan sebagainya. Data debit
diperlukan untuk menentukan volume aliran atau perubahan-perubahannya dalam
suatu sistem DAS.
Debit aliran merupakan satuan untuk mendekati nilai-nilai hidrologis proses
yang terjadi di lapangan. Kemampuan pengukuran debit aliran sangat diperlukan
untuk mengetahui potensi sumberdaya air di suatu wilayah DAS. Debit aliran
dapat dijadikan sebuah alat untuk memonitor dan mengevaluasi neraca air suatu
kawasan melalui pendekatan potensi sumberday aair permukaan yang ada. Debit
merupakan besaran yang menyatakan volume fluida yang mengalir melalui suatu
penampang tertentu dalam satuan waktu, secara sederhana dapat dinyatakan
dalam persamaan:
Q=

V
t
atau

1
Q=VxA= Ax x R 3 x S 2
n

Dimana:
Q = Debit (m3/detik)
V = Volume fluida (m3)
t = Waktu (detik)
A = luas penampang saluran (m2)
n = Angka kekasaran saluran
R = jari-jari hidrolis saluran (m)
S = Kemiringan dasar saluran
Fungsi dari pengukuran debit aliran adalah untuk mengetahui seberapa
banyak air yang mengalir pada suatu saluran/sungai/pipa dan seberapa cepat air
tersebut mengalir dala satu detik.

DAFTAR PUSTAKA
Judhijati, Tjatur Widya. 1987. Penentuan Beban Kritis Berbagai Jenis Pipa
Drainase Bawah Tanah Pada Berbagai Tingkat Kedalaman
Pemasangan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Kasmujo. 2013. Pipa Bambu Drainase. Terdapat pada:
http://teknologihutan.fkt.ugm.ac.id/userfiles/download/Pengaruh_Perbed
aan_Jenis_dan_Bagian_Batang_Bambu.pdf (diakses tanggal 10 Juni
2016 pukul 11:17 WIB).
Sadiq, dkk. 2010. Teknik Irigasi dan Drainase. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Suripin. 2014. Drainase. Terdapat pada: http://eprints.polsri.ac.id/1548/3/BAB
%20II%20revisi.pdf (diakses tanggal 11 Juni 2016 pukul 09:27 WIB)
Andri. 2013. Irigasi Dan Drainase. Terdapat pada:
https://id.scribd.com/doc/268161180/Irigasi-Dan-Drainase (diakses
tanggal 11 Juni 2016 pukul 10:27 WIB).
Hidayat, Acep. 2013. Mekanika Fluida Dan Hodrolika. Terdapat pada:
https://www.academia.edu/8610422/DEBIT_ALIRAN (diakses tanggal
11 Juni 2016 pukul 13:03 WIB).

Anda mungkin juga menyukai