Widyadari Oktober 2015
Widyadari Oktober 2015
ISSN 1907-3232
Pengantar Redaksi
IKIP PGRI Bali merupakan salah satu institusi yang berkonsentrasi pada
ilmu pendidikan. Dinamika ilmu pendidikan amatlah pesat. Oleh karena itu
diperlukan wadah untuk menghimpun dan mempublikan perkembangan ilmu
pendidikan itu. Berdasarkan kesadaran dan komitmen civitas akademika,
IKIP PGRI Bali berhasil mewujudkan idealisme ilmiahnya melalui jurnal
pendidikan Widyadari yang terbit dua kali dalam setahun, yakni bulan April
dan Oktober. Apa yang ada ditangan pembaca yang budiman saat ini
merupakan jurnal pendidikan Widyadari Nomor 18 Tahun XII Oktober
2015
Jurnal pendidikan Widyadari ini memiliki makna tersendiri. Penerbitan
edisi ini disebarkan baik secara internal di kampus IKIP PGRI Bali, dan juga
disebarkan pada alumni beserta komunitas akademik yang lebih luas. Jurnal
pendidikan Widyadari kali ini memuat tiga belas artikel ilmiah dari dosen di
lingkungan IKIP PGRI Bali dan alumi IKIP PGRI Bali. Adanya sumbangan
dari alumni kampus IKIP PGRI Bali diharapkan memperluas cakrawala
ilmiah komunitas akademik.
Semoga penerbitan jurnal pendidikan Widyadari ini menjadi wahana yang
baik untuk membangun atmosfer akademik. Akhirnya, sumbangan
pemikiran, kritik, dan saran dari pembaca diharapkan dapat memperbaiki
terbitan edisi selanjutnya.
Redaksi
Daftar Isi
Pengantar Redaksi ..................................................................................... i
Daftar isi .....................................................................................................ii
Penggunaan Metode Demontrasi Dan Media Nyata Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Tentang Pesawat Sederhana Pada
Siswa Smk Negeri 1 Tegallalang
A.A. Gede Oka Parta, S.Pd. ........................................................................1
Penerapan Media Simulasi Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa
Pada Mata Diklat Sistem Kelistrikan Body Di Kelas X Teknik
Kendaraan Ringan Smk Negeri 1 Tegallalang
Drs. I Gusti Ngurah Adnyana ....................................................................24
Peningkatan Kemampuan Membaca Kosa Kata Pkn Melalui
Bimbingan Belajar Siswa Kelas X Smk Negeri 1 Tegallalang
Tahun Pelajaran 2014/2015
I Ketut Bawa, S.Pd, M.Pd ...........................................................................48
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Hindu
Melalui Penerapan Metode Kontekstual Pada Siswa Kelas X Smk
Negeri 1 Tegallalang
Drs. I Nyoman Murda, M.Pd ......................................................................84
Penuntasan Topik Secara Keseluruhan Melalui Tugas Tugas
Secara Individual Utnuk Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa
Indonesia Menggunakan Pembelajaran Mastery Learning Siswa
Kelas Vii B Semester Genap Smp Negeri 3 Tampaksiring Tahun
Ajaran 2012/2013
I Gusti Made Putrawan, S.Pd, M.Pd. ......................................................... 108
Upaya Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas Ix E
Smp Negeri 1 Ubud Pada Materi Pewarisan Sifat Melalui Model
Teams Games Tournaments Berbantuan Power Point
I Wayan Sukaraga, S.Pd. ............................................................................140
ii
iii
iv
ABSTRAC
The low study achievement is often a challenge for teachers in the
implementation of the learning process, especially for materials of science
that is often ignored by some students. To overcome the problem, teachers
need to apply varied, creative and innovative learning method; one for
example is by carrying out group discussions.
Related to the problem, the purpose of this study is to determine the
increase of creativity and student learning achievement through group
discussion teaching method. The research model is in the form of classroom
action research and the subjects are the students of class XI SMK N 1
Tegallalang, period 2014/2015.
This study was conducted in two cycles, each cycle carried out four
phases of activities, namely: planning, implementation, observation and
evaluation. Finally, there was a reflection in which the results were used as a
basis to improve the implementation of the next cycle.
Based on the discussion, it can be concluded that group discussions
learning can enhance students creativity and learning achievement in
science subjects in class XI SMK N 1 Tegallalang, period 2014/2015.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Desentralisasi merupakan isu-isu utama dalam pengembangan
pendidikan di berbagai aspek dan jenjang pembelajaran IPA selalu
diasumsikan sangat sulit dan menakutkan juga di kalangan sebagian siswa
dijaman Globalisasi ini yang serba modern sehingga mata pelajaran IPA
yang merupakan muatan lokal dianggap begitu penting dan bermanfaat,
dalam kehidupan sehari-hari selalu berguna dalam melakukan Interaksi
dan berkomunikasi untuk menyikapi hal tersebut sudah sepantasnya kita
bersama tetap menjaga dan melestarikan keberadaannya.
Dalam aspek meningkatkan hasil belajar khususnya untuk
memacu penguasaan materi pelajaran dijenjang pendidikan di SMK perlu
adanya penyempurnaan proses belajar-mengajar dalam mata pelajaran
IPA agar diperoleh ketuntasan belajar. Untuk memperoleh ketuntasan
belajar guru hendaknya mempunyai kiat-kiat dan inovasi tersendiri di
dalam penggunaan metode dalam proses pembelajaran.
dilihat dari nilai rata-rata hasil ulangan umum bersama semester ganjil
pada siswa kelas XI hanya mencapai nilai rata-rata 61.50 berarti masih
dibawah SKKM yang ditetapkan sekolah yaitu 65 diantara semua kelas XI
nilai yang paling rendah dicapai oleh kelas XI, yaitu hanya mendapatkan
nilai rata-rata 60.83. (dikutip dari kurikulum SMK Negeri 1 Tegallalang).
Menghadapi permasalahan itu, penelitian berjuang dan berusaha
mengatasinya dengan cara mengadakan konsultasi dan diskusi dengan
teman sejawat yang juga guru mata pelajaran Bahasa Inggris kelas XI.
Dengan berdasarkan hasil pengamatan lebih awal di kelas XI,
didapatkan gejala yang muncul dalam proses pembelajaran antara lain,
siswa kurang antusias mengikuti pelajaran, siswa terlalu banyak
cakapnya, atau selalu rebut, siswa kurang perhatian menerima pelajaran,
dalam proses pembelajaran kelihatan pasif jarang siswa yang berusaha
memikirkan jawaban dan atau menanggapi pertanyaan guru, diantara
siswa tidak mau kerja sama, guru untuk memberikan jawaban terhadap
pertanyaan guru, dalam proses pembelajaran siswa hanya duduk dan diam
seolah hanya ingin menunggu proses pembelajaran berakhir.
Setelah diadakan konsultasi dan diskusi dengan guru mata
pelajaran IPA dapat diidentifikasi ada beberapa indikator sebagai faktor
penyebab masalah. Misalnya setiap pembelajaran diterapkan guru masih
konvensional dan menuntun dalam menggunakan metode, kurang
bervariasi pembelajaran masih bersifat hapalan untuk menguasai konsep.
Kurang dibentuk pola pembelajaran mandiri termasuk sumber
belajar bervariasi kemudian tugas yang diberikan guru selalu menuntun
siswa yang mendapat hasil yang baik kurang diperhatikan kurang diberi
sanjungan dan pujian.
Dengan adanya semua faktor penyebab diatas yang paling
prinsipnya guna untuk diambil tindakan perbaikan tidak lain adalah
metode
pembelajaran
yang
kurang
variatifjuga
perlu
dipolakan
1.
Batasan Penelitian
A. Hasil belajar yang dimaksudkan adalah sesuai dengan aspek
penelitian dalam bentuk KBK yakni untuk mata pelajaran IPA
mencakup dua aspek yaitu aspek membaca dan menulis.
B. Hasil belajar yang diujikan adalah pada standar kompetensi yaitu
mampu mengekspresikan gagasan, pikiran dan perasaan dalam
bentuk tulisan inggris, dengan kompetensi dasar :
2. Asumsi Penilaian
A. Instrumen yang digunakan dalam penelitian sudah baik
karena sudah dilakukan perbaikan secara silang antara
teman yang mengajar IPA, secara gabungan dan saling
tukar menukar Instrumennya.
B. Tentang Pengisian angket untuk motivasi belajar oleh
siswa sudah mencerminkan keadaan dan situasi yang
sebenarnya.
C. Hasil atau skor akhir yang dihasilkan siswa mencerminkan
hasil belajar yang nyata atau sebenarnya.
3
Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan dana asumsi penelitian di atas,
maka dapat dikemukakan rumusan masalahnya sebagai berikut :
A. Apakah
pembelajaran
dengan
menggunakan
diskusi
1. Bagi Siswa
Dapat
memberi
pengalaman
langsung
bagi
siswa
untuk
3. Bagi Sekolah
Utamanya Kepada sekolah dapat dipakai sebagai dasar untuk
supervisi kelas sekaligus memberanikan pembinaan bagi guru untuk
memperbaiki
metode
pembelajaran
sehingga
akhirnya
dapat
Mata Pelajaran
: IPA
Kelas / Semester
: XI / Ganjil
8
Alokasi Waktu
I.
IV. Tujuan
a.
b.
V. Langkah-langkah Kegiatan :
1.
2. Kegiatan Inti :
a. Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok.
b. Membagikan lembaran kerja pada masing-masing kelompok yang
di
dalamnya
memuat
tugas-tugas
atau
soal-soal
untuk
3. Kegiatan Akhir
a. Menyimpulkan materi pelajaran
b. Memberikan evaluasi berupa LKS
c. Menilai pekerjaan siswa
d. Mengumumkan dan mengumpulkan nilai siswa yang sudah baik
dan paling bagus
e. Memberikan tugas dirumah (PR).
VI. Sarana dan Sumber belajar
a.
b.
VII. Evaluasi
-
Pretest : Tertulis
Mengetahui
Kepala SMK Negeri 1 Tegallalang
Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMK
Mata Pelajaran
: IPA
10
Kelas / Semester
: XI/Ganjil
Alokasi Waktu
I.
Standar Kompetensi
IV.
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Tujuan
a. Meningkatkan kretivitas siswa dan prestasi belajar IPA.
b. Siswa mampu menjawab soal-soal dengan baik dan benar.
V.
Langkah-langkah Kegiatan:
1.
2.
3.
Kegiatan Inti :
a. Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, kurang
lebih dalam satu kelompok empat atau lima orang.
b. Membagikan lembaran kerja pada masing-masing kelompok
yang di dalamnya memuat tugas-tugas atau soal-soal untuk
diselesaikan secara kelompok.
c. Guru meminta siswa bekerja sesuai dengan LKS dan secara
langsung
guru
membimbing
setiap
kelompok
11
untuk
Kegiatan Akhir
a. Menyimpulkan materi pelajaran
b. Memberikan evaluasi berupa LKS
c. Menilai hasil pekerjaan kelompok siswa
d. Mengumumkan nilai anak yang paling baik
e. Memberikan tugas dirumah (PR).
Sarana
: Lab IPA
b.
Sumber
VIII. Evaluasi
- Pretest dalam bentuk tertulis
- Post test dalam bentuk uraian
Mengetahui
Kepala SMK Negeri 1 Tegallalang
12
LANDASAN TEORI
KREATIFITAS DAN TABEL PARTISIPASI
1. KREATIFITAS BELAJAR
Pengertian kreatifitas sebenarnya banyak ada definisi tentang
kreatifitas, namun tidak satu pun yang dapat diterima secara universal
mengingat begitu kompleknya konsep kreatifitas tampaknya hal ini
tidak mungkin dapat, dipahami, karena mengingat kreatifitas dapat
ditinjau
dari
beberapa
aspek
yang
saling
berkaitan
tetapi
KEGIATAN
65%
70%
85%
28%
48%
70%
24%
58%
78%
Sejawat
2
Berkomunikasi
dengan
guru
NILAI IPA
RATA-RATA KELAS
SIKLUS I
6,58
SIKLUS II
7,50
PENINGKATAN
0,71 %
Perencanaan Siklus II
1. Kegiatan awal :
Dengan melakukan Tanya jawab tentang bahan penelitian.
2. Kegiatan inti :
- Guna menjelaskan dan memberi contoh bahan penelitian.
17
3. Kegiatan akhir :
- Siswa membuat laporan hasil penelitian.
B.
Tahap Observasi :
Selama
proses
pembelajaran
teman
sejawat/supervisor
pembelajaran
atau
belum.
(lembar
Observasi
terlampir).
C.
Tahap refleksi:
Selesai melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II guru dan
supervisor melakukan refleksi hasil penilaian dan dari hasilnya
mencapai
hasil
belajar
yang
mksimal,
maka
perbaikan
SIKLUS II
Metode Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah kelas XI SMK Negeri 1 Tegallalang
Tahun ajaran 2014 / 2015,yang berjumlah 44 orang terdiri dari 32 orang
laki-laki dan 12 orang perempuan. Adapun alasan memilih kelas XI
dijadikan sebagai subjek penelitian karena kelas ini dalam mencapai hasil
belajar siswa yang telah ditentukan oleh sekolah (KKM) kelas XI paling
rendah diantara kelas yang lainnya.
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama satu semester yakni
pada semester ganjil Tahun pelajaran 2014 / 2015. Karena selama
semester ganjil kelas XI masih ada waktu untuk belajar kegiatan les
tambahan di sekolah. Sehingga dalam pelaksanaan penelitian dapat
dilakukan dengan mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
19
Rencana Kegiatan
Jadwal
Lama
Juli 2014
1 bulan
Agustus s.d
Oktober
3 bulan
3. Pengolahan data
November
1 bulan
4. Pembuatan Laporan
Desember
1 bulan
pengumpulan data.
Jumlah
6 bulan (1
Semester)
3. Objek Penelitian
Penelitian dilakukan pada mata pelajaran IPA, meliputi satu Standar
Kompetensi ( SK ) yang dijabarkan menjadi dua Kompetensi Dasar (KD
). adapun diantaranya sebagai berikut :
Prosedur Penelitian
Dalam pelaksanaan Penelitian ini direncanakan berlangsung selama
dua siklus secara berkelanjutan. Alur tindakan setiap siklus menggunakan
model penelitian tindakan kelas, adapun tahapan pada prinsipnya ada empat
tahapan, kegiatan yaitu : perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan
tindakan (action), observasi dan evaluasi proses tindakan (observation and
20
Tahapan awal
Pada tahapan ini siswa yang sudah dibagi dalam kelompok
dengan beranggotakan 4 sampai 5 orang dari 44 orang siswa dibagi
menjadi delapan kelompok sehingga setiap kelompok terdiri dari 5
orang,masing-masing kelompok diberi tugas / soal yang berbeda
untuk dicari jawabannya.
2. Tahapan diskusi
Setelah semua anggota kelompok mendapatkan bagian paket
soal dilanjutkan dalam mendiskusikan jawaban secara berkelompok
kemudian masing-masing kelompok menunjuk salah satu orang
sebagai wakil dalam ikut menyampaikan jawaban kepada kelompok
lain.
3. Tahapan presentasi
Setelah selesai mengerjakan tugas dalam kelompok masingmasing
mereka
bertanggung
jawab
untuk
menyampaikan
diskusi
kelompok
efektif
diterapkan
untuk
22
B. Saran-saran
Berdasarkan simpulan di atas sejumlah saran yang bisa disarankan
sebagai rekomendasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran adalah :
1. Semua guru khususnya guru IPA hendaknya menerapkan pembelajaran
diskusi kelompok salah satu jalan atau alternative untuk meningkatkan
kreatifitas dan hasil belajar siswa di sekolah.
2. Dalam pembelajaran diskusi kelompok hendaknya lebih banyak
memperhatikan pada pembentukan kelompok supaya suasana kelas lebih
kondusif dan tertib.
3. Setiap pelaksanaan berlangsung guru hendaknya selalu menekankan agar
kerjasama dan semua siswa berperan serta dalam masing-masing
kelompoknya.
4. Bagi guru mata pelajaran IPA maupun mata pelajaran lain penulis
menganjurkan agar penggunaan suatu strategi pembelajaran dapat lebih
bervariatif guna menghilangkan kejenuhan siswa.
5. Para guru ikut mencoba menerapkan strategi pembelajaran di sekolahnya
masing-masing pada pokok bahasan yang sama maupun yang tidak sama.
DAFTAR PUSTAKA
OLEH :
Drs. I GUSTI NGURAH ADNYANA
NIP. 19680106 199512 1 001
ABSTRACT
The low study achievement is often a challenge for teachers in the
implementation of the learning process, especially for materials of Education
and Training subject with local nature that has been defeated by
technological advances and often ignored by some students. To overcome
the problem, teachers need to apply varied, creative and innovative learning
method; one for example is by applying simulation media.
Related to the problem, the purpose of this study is to determine the
increase of creativity and student learning achievement through the
application of simulation media. The research model is in the form of
classroom action research and the subjects are the students of class X SMK
N 1 Tegallalang, period 2014/2015.
This study was conducted in two cycles, each cycle carried out four
phases of activities, namely: planning, implementation, observation and
evaluation. Finally, there was a reflection in which the results were used as a
basis to improve the implementation of the next cycle.
Based on the discussion, it can be concluded that the application of
simulation media can enhance students creativity and learning achievement
24
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Desentralisasi merupakan isu-isu utama dalam pengembangan
pendidikan di berbagai aspek dan jenjang pembelajaran Mata Diklat selalu
diasumsikan sangat sulit dan menakutkan juga di kalangan sebagian siswa
dijaman Globalisasi ini yang serba modern sehingga mata pelajaran Mata
Diklat yang merupakan muatan lokal dianggap tidak begitu penting dan
bermanfaat, padahal dalam kehidupan sehari-hari selalu berguna dalam
melakukan Interaksi dan berkomunikasi untuk menyikapi hal tersebut
sudah sepantasnya kita bersama tetap menjaga dan melestarikan
keberadaannya.
Dalam aspek meningkatkan hasil belajar khususnya untuk
memacu penguasaan materi pelajaran dijenjang pendidikan di SMK perlu
adanya penyempurnaan proses belajar-mengajar dalam mata pelajaran
Mata Diklat agar diperoleh ketuntasan belajar. Untuk memperoleh
ketuntasan belajar guru hendaknya mempunyai kiat-kiat dan inovasi
tersendiri di dalam penggunaan metode dalam proses pembelajaran.
25
dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil ulangan umum bersama semester
ganjil pada siswa kelas X hanya mencapai nilai rata-rata 61.50 berarti
masih dibawah SKKM yang ditetapkan sekolah yaitu 65 diantara semua
kelas Xnilai yang paling rendah dicapai oleh kelas X, yaitu hanya
mendapatkan nilai rata-rata 60.83.( dikutip dari kurikulum SMK Negeri 1
Tegallalang).
Menghadapi permasalahan itu, penelitian berjuang dan berusaha
mengatasinya dengan cara mengadakan konsultasi dan diskusi dengan
teman sejawat yang juga guru mata pelajaran Mata Diklat kelas X.
Dengan berdasarkan hasil pengamatan lebih awal di kelas X,
didapatkan gejala yang muncul dalam proses pembelajaran antara lain,
siswa kurang antusias mengikuti pelajaran, siswa terlalu banyak
cakapnya, atau selalu rebut, siswa kurang perhatian menerima pelajaran,
dalam proses pembelajaran kelihatan pasif jarang siswa yang berusaha
memikirkan jawaban dan atau menanggapi pertanyaan guru, diantara
siswa tidak mau kerja sama, guru untuk memberikan jawaban terhadap
pertanyaan guru, dalam proses pembelajaran siswa hanya duduk dan diam
seolah hanya ingin menunggu proses pembelajaran berakhir.
Setelah diadakan konsultasi dan diskusi dengan guru mata
pelajaran Mata Diklat dapat diidentifikasi ada beberapa indikator sebagai
faktor penyebab masalah. Misalnya setiap pembelajaran diterapkan guru
masih konvensional dan menuntun dalam menggunakan metode, kurang
bervariasi pembelajaran masih bersifat hapalan untuk menguasai konsep.
Kurang dibentuk pola pembelajaran mandiri termasuk sumber
belajar bervariasi kemudian tugas yang diberikan guru selalu menuntun
27
siswa yang mendapat hasil yang baik kurang diperhatikan kurang diberi
sanjungan dan pujian.
Dengan adanya semua faktor penyebab diatas yang paling
prinsipnya guna untuk diambil tindakan perbaikan tidak lain adalah
metode
pembelajaran
yang
kurang
variatifjuga
perlu
dipolakan
Batasan Penelitian
A. Hasil belajar yang dimaksudkan adalah sesuai dengan aspek
penelitian dalam bentuk KBK yakni untuk mata pelajaran Mata
Diklat mencakup dua aspek yaitu aspek membaca dan menulis.
B. Hasil belajar yang diujikan adalah pada standar kompetensi yaitu
mampu mengekspresikan gagasan, pikiran dan perasaan dalam
bentuk tulisan Indonesia, dengan kompetensi dasar :
Asumsi Penilaian
A. Instrumen yang digunakan dalam penelitian sudah baik
karena sudah dilakukan perbaikan secara silang antara
teman yang mengajar Mata Diklat, secara gabungan dan
saling tukar menukar Instrumennya.
B. Tentang Pengisian angket untuk motivasi belajar oleh
siswa sudah mencerminkan keadaan dan situasi yang
sebenarnya.
C. Hasil atau skor akhir yang dihasilkan siswa mencerminkan
hasil belajar yang nyata atau sebenarnya.
Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan dana asumsi penelitian di atas,
maka dapat dikemukakan rumusan masalahnya sebagai berikut :
A. Apakah
pembelajaran
dengan
menggunakan
diskusi
29
30
1. Bagi Siswa
Dapat
memberi
pengalaman
langsung
bagi
siswa
untuk
3. Bagi Sekolah
Utamanya Kepada sekolah dapat dipakai sebagai dasar untuk
supervisi kelas sekaligus memberanikan pembinaan bagi guru untuk
memperbaiki
metode
pembelajaran
sehingga
akhirnya
dapat
Mata Pelajaran
: Mata Diklat
31
Kelas / Semester
: X / Ganjil
Alokasi Waktu
I.
Standar Kompetensi
: Menulis.
IV. Tujuan
a. Meningkatkan kretivitas siswa dan prestasi belajar Mata
Diklat.
b. Siswa mampu menjawab soal-soal dengan baik dan benar.
V. Langkah-langkah Kegiatan:
1. Kegiatan awal 10 menit (apersepsi)
a. Memotivasi siswa dengan meminta anak untuk menjawab
pertanyaan dari guru.
b. Tanya Jawab.
c. Guru menyuruh siswa untuk memberi contoh.
2. Kegiatan Inti:
a. Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok.
b. Membagikan lembaran kerja pada masing-masing kelompok yang
di
dalamnya
memuat
tugas-tugas
atau
soal-soal
untuk
b.
VII. Evaluasi
-
Pretest : Tertulis
Mengetahui
Kepala SMK Negeri 1 Tegallalang
33
Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMK
Mata Pelajaran
: Mata Diklat
Kelas / Semester
: X/Ganjil
Alokasi Waktu
I.
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Diklat.
III.
Materi Pokok
Tujuan
Langkah-langkah Kegiatan:
Kegiatan awal 10 menit (apersepsi)
a.
b. Tanya jawab
2.
3.
Kegiatan Inti:
a. Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok,kurang
lebih dalam satu kelompok empat atau lima orang.
34
guru
membimbing
setiap
kelompok
untuk
Kegiatan Akhir
f. Menyimpulkan materi pelajaran
g. Memberikan evaluasi berupa LKS
h. Menilai hasil pekerjaan kelompok siswa
i. Mengumumkan nilai anak yang paling baik
j. Memberikan tugas dirumah (PR).
Sarana
: ruang diskusi
b.
Sumber
: Buku pedoman
VIII. Evaluasi
- Pretest dalam bentuk tertulis
- Post test dalam bentuk uraian
35
Mengetahui
Kepala SMK Negeri 1 Tegallalang
LANDASAN TEORI
KREATIFITAS DAN TABEL PARTISIPASI
1 KREATIFITAS BELAJAR
Pengertian kreatifitas sebenarnya banyak ada definisi tentang
kreatifitas, namun tidak satu pun yang dapat diterima secara universal
mengingat begitu kompleknya konsep kreatifitas tampaknya hal ini
tidak mungkin dapat, dipahami, karena mengingat kreatifitas dapat
ditinjau
dari
beberapa
aspek
yang
saling
berkaitan
tetapi
38
KEGIATAN
Berdiskusi
AWAL
SIKLUS I SIKLUS II
dengan
65%
70%
85%
Menanggapi jawaban
28%
48%
70%
24%
58%
78%
teman
Sejawat
2
Berkomunikasi
dengan guru
39
RATA-RATA KELAS
SIKLUS I
6,58
SIKLUS II
7,50
PENINGKATAN
0,71 %
Perencanaan Siklus II
1. Kegiatan awal :
Dengan melakukan Tanya jawab tentang jenis kata.
2. Kegiatan inti :
- Guna menjelaskan dan memberi contoh jenis kata.
- Siswa mendiskusikan tentang kegunaan kata
- Siswa mengerjakan soal test di buku latihan.
3. Kegiatan akhir :
- Siswa merangkai materi yang disebut dengan kalimat
B.
Tahap Observasi :
Selama
proses
pembelajaran
teman
sejawat/supervisor
pembelajaran
atau
belum.
(lembar
Observasi
terlampir).
C.
Tahap refleksi :
Selesai melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II guru dan
supervisor melakukan refleksi hasil penilaian dan dari hasilnya
mencapai
hasil
belajar
yang
mksimal,maka
perbaikan
42
5
4
3
2
1
0
SIKLUS I
SIKLUS II
Metode Penelitian
4. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah kelas X SMK Negeri 1 Tegallalang
Tahun ajaran 2014/2015,yang berjumlah 44 orang terdiri dari 32 orang
laki-laki dan 12 orang perempuan. Adapun alasan memilih kelas X
dijadikan sebagai subjek penelitian karena kelas ini dalam mencapai hasil
belajar siswa yang telah ditentukan oleh sekolah (KKM) kelas X paling
rendah diantara kelas yang lainnya.
5. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama satu semester yakni
pada semester ganjil Tahun pelajaran 2014/2015. Karena selama
semester ganjil kelas Xmasih ada waktu untuk belajar kegiatan les
tambahan di sekolah. Sehingga dalam pelaksanaan penelitian dapat
dilakukan dengan mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
43
Rencana Kegiatan
1. Perencanaan
(Observasi
Jadwal
Lama
Juli 2014
1 bulan
awal dan
menyusun perencanaan).
2. Pelaksanaanpenelitiandan
Agustus s.d
Oktober
3 bulan
3. Pengolahan data
November
1 bulan
4. Pembuatan Laporan
Desember
1 bulan
pengumpulan data.
Jumlah
6 bulan (1 Semester)
6. Objek Penelitian
Penelitian dilakukan pada mata pelajaran Mata Diklat, meliputi satu
Standar Kompetensi ( SK ) yang dijabarkan menjadi dua Kompetensi
Dasar (KD ). adapun diantaranya sebagai berikut:
7. Prosedur Penelitian
Dalam pelaksanaan Penelitian ini direncanakan berlangsung selama
dua siklus secara berkelanjutan. Alur tindakan setiap siklus menggunakan
model penelitian tindakan kelas, adapun tahapan pada prinsipnya ada empat
tahapan, kegiatan yaitu : perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan
tindakan (action), observasi dan evaluasi proses tindakan (observation and
44
Tahapan awal
Pada tahapan ini siswa yang sudah dibagi dalam kelompok
dengan beranggotakan 4 sampai 5 orang dari 44 orang siswa dibagi
menjadi delapan kelompok sehingga setiap kelompok terdiri dari 5
orang,masing-masing kelompok diberi tugas / soal yang berbeda
untuk dicari jawabannya.
2 Tahapan diskusi
Setelah semua anggota kelompok mendapatkan bagian paket
soal dilanjutkan dalam mendiskusikan jawaban secara berkelompok
kemudian masing-masing kelompok menunjuk salah satu orang
sebagai wakil dalam ikut menyampaikan jawaban kepada kelompok
lain.
3 Tahapan presentasi
Setelah selesai mengerjakan tugas dalam kelompok masingmasing
mereka
bertanggung
jawab
untuk
menyampaikan
diskusi
kelompok
efektif
diterapkan
untuk
D. Saran-saran
Berdasarkan simpulan di atas sejumlah saran yang bisa disarankan
sebagai rekomendasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran adalah ;
6. Semua guru khususnya guru Mata Diklat hendaknya menerapkan
pembelajaran diskusi kelompok salah satu jalan atau alternative untuk
meningkatkan kreatifitas dan hasil belajar siswa di sekolah.
7. Dalam pembelajaran diskusi kelompok hendaknya lebih banyak
memperhatikan pada pembentukan kelompok supaya suasana kelas lebih
kondusif dan tertib.
8. Setiap pelaksanaan berlangsung guru hendaknya selalu menekankan agar
kerjasama dan semua siswa berperan serta dalam masing-masing
kelompoknya.
9. Bagi guru mata pelajaran Mata Diklat maupun mata pelajaran lain
penulis menganjurkan agar penggunaan suatu strategi pembelajaran
dapat lebih bervariatif guna menghilangkan kejenuhan siswa.
10. Para guru ikut mencoba menerapkan strategi pembelajaran di sekolahnya
masing-masing pada pokok bahasan yang sama maupun yang tidak sama.
DAFTAR PUSTAKA
Oleh:
I Ketut Bawa, S.Pd, M.Pd
NIP: 19631231 198411 1160
Abstract
This action research aims to determine the increase of student ability in
reading words through the tutoring of class X SMK Negeri 1 Tegallalang in
academic year 2014/2015.
Related to the case at hand, the subjects of this research are students of
class X SMK Negeri 1 Tegallalang Gianyar, totaling 40 students which
consist of 23 male students and 17 female students. Based on assessment
result, it is obtained 5 students to be guided due to difficulties in acquiring
word skills by the student with their scores below the average of 75. Two
students had a very slow reading skill and can not compose a sentence; three
students were slow in reading and can not understand the content of the text,
less precise of pronounciation and intonation. Therefore, based on the
observation, those students should be given tutoring in reading English
vocabularies related to PKN subject.
48
49
50
kepada
individu,
maksudnya
setiap
kasus
dituntun
2.
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang dikemukakan di
atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui gambaran kemampuan siswa yang mengalami
kesulitan membaca PKN pada kelas X SMK Negeri 1 Tegallalang
sebelum bimbingan belajar melalui kelompok belajar.
2.
53
Manfaat Penelitian
Manfaat
penelitian
ini
maksudnya
adalah
kegunaan
atau
membaca
siswa
dapat
menambah
pengetahuan
atau
kemampuannya.
Gagne mengemukakan lima macam kemampuan manusia yang
merupakan hasil belajar sehingga pada gilirannya membutuhkan sekian
kondisi belajar untuk mencapainya.
Proses belajar yang diciptakan guru sebagaimana tuntunan
pendekatan, sepatutnya didasarkan atas pemahaman belajar. Dengan
54
belajar
adalah
penguasaan
pengetahuan
atau
Bimbingan belajar
Bimbingan belajar merupakan proses pemberian bantuan kepada
individu agar diperoleh suatu kebiasaan belajar yang baik sehingga
mampu menyelesaikan tugas-tugas belajar baik di rumah maupun di
sekolah.
55
pelajaran; (8) Cara membaca buku; (9) Cara membuat ringkasan; (10)
Cara menghafal pelajaran; (11) Belajar kelompok; (12) Cara
menempuh ulangan; (13) Cara belajar mandiri.
2. Prestasi belajar
Belajar merupakan suatu aktivitas yang pada hakikatnya
akan bermuara kepada hasil yang dicapai. Prestasi belajar lahir
melalui proses pengukuran dan penilaian dengan suatu instrumen.
Setelah seseorang melakukan perbuatan belajar maka pada dirinya
nampak perubahan kearah peningkatan.
Perubahan prestasi belajar dapat diklasifikasikan menjadi tiga aspek
yaitu:
(1) Perubahan dan peningkatan dalam perolehan pengetahuan
yakni dari tidak tahu menjadi tahu dalam bentuk disiplin ilmu
yang disebut aspek kognitif.
(2) Perubahan dan peningkatan sikap. Individu dapat berubah
berupa: kegemaran, kecintaan, sopan santun, dan yang
menyangkut masalah harkat dan martabat yang lazim disebut
aspek efektif.
(3) Belajar sendiri dapat menimbulkan perubahan keterampilan
dalam bentuk gerak seperti menari dan lainnya.
Berdasarkan ketiga uraian tersebut di atas maka prestasi
belajar adalah kecakapan yang dicapai seorang individu untuk
mendapatkan simbul dan angka. Sehingga dapat ditetapkan prestasi
belajar dalam tahapan seperti: baik, cukup dan kurang. Hal itu
57
belajar
secara
kelompok
turut
pula
ada
beberapa
belajar
dipilih
alasan
mengapa
sebagai
salah
bimbingan
satu
cara
(a)
belajar
kelompok.
siswa
dapat
dipelajari bersamar
(4) Kelompok belajar akan dapat meningkatkan
kemampuan setiap siswa untuk berinteraksi.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan,
bahwa bimbingan kelompok belajar adalah suatu bantuan
yang diberikan kepada sekelompok orang untuk dapat
memecahkan masalah yang dialami sehingga terjadi
perubahan dalam bertingkah laku dan memiliki kemampuan
untuk berinteraksi dengan orang lain.
60
Kerangka Berpikir
Setelah diuraikan tentang kegiatan belajar siswa SMK. bimbingan
belajar, dan prestasi belajar maka untuk mencapai peningkatan prestasi
belajar yang optimal dapat ditempuh dengan cara memberi bimbingan
belajar.
Dalam buku Metodelogi Penelitian dan Pendidikan dinyatakanbahwa:
"Kerangka berpikir adalah semacam asumsi yang bersifat teoritis dan ilmiah
tentang masalah yang didasarkan pada bahan informasi dan menjadi bagian
dari perumusan hipotesis. Adapun kerangka berpikir yang digunakan sebagai
berikut:
1.
Dalam kenyataannya
yang dapat
3.
Hipotesis Tindakan
Hipotesa adalah merupakan suatu pernyataan kebenarannya masih
diragukan, hipotesa dapat juga diartikan sebagai suatu kesimpulan atau
61
62
No
Kode subjek
Jenis kelamin
Prestasi
SU
60
HA
70
BU
65
KR
65
IN
64
63
Ket.
OBSERVASI/
SIKLUSI I
PERENCANAAN
EVALUASI
PERENCANAAN
REFLEKSI
OBSERVASI/EVA
LUASI
SIKLUS I
PERENCANAAN
PERENCANAAN
dst
dst
64
65
2. Tindakan
Rancangan tindakan dilakukan dalam 2 siklus dari bulan
Juli sampai dengan September 2014 dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Siswa dikenai tindakan diberi waktu 5-10 menit untuk membaca
wacana bacaan bahasa Inggris.
b. Tanya jawab mendiskusikan dan memberikan penjelasan katakata yang sulit.
c. Memberikan contoh membaca yang baik dan benar dengan
menonjolkan lafal kata, pemenggalan dan lagu kalimat.
d. Memberi giliran membaca kepada siswa dengan melaksanakan
perbaikan terhadap kesalahan yang dilakukan siswa.
e. Siswa diberi tuas menceritakan kembali isi bacaan dengan
bahasa mereka,
f. Menjawab pertanyaan bacaan.
g. Mengobservasi
setiap
kegiatan
siswa
pada
saat
guru
memberikan petunjuk.
3. Observasi
Rancangan pemantauan terhadap pelaksanaan tindakan
kelas dengan menggunakan metode observasi dan pencatatan leger
siswa atau buku nilai yang ada pada guru. Metode observasi untuk
memantau kegiatan kelompok bimbingan belajar pada siswa.
sedangkan indikator-indikator yang di observasi berkaitan dengan
66
b.
PA =
PA
: Prosentase Peningkatan
Post Rate
67
5. Refleksi
Refleksi dilakukan setiap terselesaikannya tindakan
untuk mengkaji temuan-temuan dalam tindakan. hambatanhambatan karena belum sesuainya dengan
rencana sampai
HASIL TINDAKAN
1.
dengan ucapan/lafal, nada, irama dan lagu kalimat yang tepat, sedangkan
membaca dalam hati diberikan agar melatih siswa mampu menangkap isi
wacana secara tepat dan cermat, baik yang tersurat maupun yang tersirat.
Sehingga memahami isi bacaan.
Pada siklus diberikan empat kali pertemuan pengajaran
remidi/perbaikan sebagai berikut:
(1)
(2)
(3)
(4)
Deskripsi Data
Selama pelaksanaan bimbingan belajar pada pengajaran
perbaikan putaran pertama melalui observasi, wawancara dan
pencatatan leger siswa atau buku nilai.
69
Hasil Pemantauan
Pemantauan
terhadap
tindakan
kelas
dengan
70
No
Kode
L/P
Penyebab
Alternative perbaikan
subjek
1.
SU
Kurang
mengenalkan
diri
dan
kembali
huruf
2.
HA
Menghilangkan
atau
kata
dan tidak
lengkap
dan
BU
yang kosong.
membaca,
kata
dengan
bantuan atau
guru.
4.
KR
kertas
panjang
berisi kalimat
Tidak
memperhatikan Melaksanakan
perintah
tanda
baca
kalimat
lagu
kalimat
sehingga membacakan
tepat.
5.
IN
Agak
gagap
membaca,
mengulang
kata
kalimat
atau dan
diberi
giliran
belakangan membaca.
71
Kode Subjek
Base Rate
Post Rate
Peningkatan
Nilai
1.
SU
60
75
15
2.
HA
68
72
04
3.
BU
65
75
10
4.
KR
65
75
10
5.
IN
64
70
06
72
Refleksi
Berdasarkan pemantauan yang dilakukan terhadap siswa
yang mengalami prestasi belajar rendah, maka dapat dilaporkan
refleksi terhadap siswa yang mengalami prestasi belajar rendah,
maka dapat dilaporkan refleksi terhadap penilaian tindakan
putaran pertama sebagai berikut:
Secara umum pelaksanaan penelitian pada putaran
pertama belum ada peningkatan yang signifikan hal itu dapat
diketahui dari hasil pemantauan terhadap observasi yang telah
dilaksanakan. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
signifikan akan dioptimalkan pada putaran kedua. Untuk itu
penelitiakan
pemberian
berusaha
bimbingan
mengoptimalkan
terutama
kemampuan
bimbingan
belajar
pada
dalam
melaksanakan
tindakan
putaran
pertama
dapat
73
(1)
sesuai
dengan
faktor
penyebab
kesulitan
(3)
mengamati
tanda-tanda
baca
agar
dapat
sendiri.
Menjawab
memberikan evaluasi.
74
pertanyaan
bacaan
dan
Deskrepsi Data
Dalam pelaksanaan putaran kedua, respon siswa cukup
bagus. Siswa sangat antusias dalam menerima bimbingan, penuh
perhatian sehingga terlihat adanya peningkatan prestasi.
2. Hasil Pemantauan
Dan hasil pemantauan dan observasi selama pelaksanaan
tindakan siklus kedua ditemukan hal-hal sebagai berikut:
(1) Sudah ada peningkatan, respon siswa sangat besar, sangat tertarik
dengan metode yang digunakan.
(2) Sebagian siswa sudah membaca secara nyaring dan tidak raguragu dalam menyuarakan bacaan mempergunakan. lafal dan
intonasi sudah agak baik.
(3) Sudah mampu menjawab pertanyaan bacaan dengan benar,
adanya peningkatandalam hasil evaluasi.
(4) Hanya ada satu siswa yang masih sulit memperbaiki, belum
begitu jelas mengenal huruf sehingga belum memperlihatkan
adanya peningkatan.
(5) Melengkapi
kalimat
sesuai
dengan
isi
bacaan
sudah
75
3. Hasil Evaluasi
Dari tabel yang telah disusun pada putaran kedua maka
dapat dilihat peningkatan prestasi belajar dengan rumus sebagai
berikut:
PA = Post Rate II - POST Rate I
x 100 %
Post Rate I
Jadi peningkatan prestasi belajar kelima siswa adalah sebagai
berikut:
Tabel 17 : Peningkatan
Prestasi
Belajar
Bahasa
Inggris
dalam
Kode Subjek
Post Rate I
Post Rate II
Peningkatan
Nilai
1.
SU
70
75
05
2.
HA
65
78
03
3.
BU
69
80
11
4.
KR
66
75
09
5.
IN,
70
80
10
Keterangan:
Post Rate I = Sebelum Tindakan
Post Rate I = Sesudah tindakan putaran pertama
Post Rate II = Sesudah tindakan putaran kedua
76
4.
Refleksi
Dari evaluasi pada tindakan putaran kedua menunjukkan
bahwa adanya peningkatan yang cukup signifikan pada prestasi
belajar. Ini berarti bimbingan belajar dengan menggunakan teknik
bimbingan kelompok belajar sangat efektif dipergunakan untuk
perbaikan bagi siswa yang mengalami kesulitan membaca.
Namun
masih
ada
dua
siswa
yang
belum
tuntas
: BAHASA INGGRIS
KELAS
:X
SEMESTER
: GANJIL
TAHUN
: 2014/2015
Nama Siswa
I KomangYudiantara
77
Kkm
Nilai
Nilai
75
Siklus
Siklus
II
75
80
Ket
I WayanSudiantara
70
75
Sang AyuPurniawati
75
80
80
85
Wayan
Agus
Darmasastra
5
I KdkJunaediKariawan
80
85
KadekYuniHandayni
65
78
GustiAyuSukamawati
75
80
75
75
I KomangBudiarta
69
80
10
Ni KadekSuriani
75
80
11
Ni PutuAdriani
80
80
12
NI NyomanYuniAsari
80
80
13
DewaAyuSeptiari
75
80
14
Ni KadekDwi Lestari
75
80
15
Ni WayanKrisdayanti
66
75
16
80
17
IKomang Sember
80
80
Bagaskara
18
YanikYumi Putra
75
80
19
75
80
20
75
80
21
Ni PutuIndriani
70
80
22
I PutuMahardika
75
75
23
I WynAndikaAnggara
80
80
24
I Made AdiDama
75
80
25
I KAdekYuliana
75
75
78
26
I WayanAndika
75
75
27
Ni LuhDetrisma
80
80
28
Made AryaArtayasa
75
80
29
Ni KadekSuryani
80
80
30
Ni LuhPutuDeviani
75
75
31
Ni LuhWiwikCahyani
75
75
32
I KadekSuardika
75
80
33
I WayanKristianan
80
85
34
I Made PrendiSetiawan
80
80
35
75
75
36
80
85
37
75
80
38
80
80
39
80
85
40
Ni KadekRaswati
75
80
Mengetahui
Kepala SMK Negeri 1 Tegallalang
79
PENUTUP
Setelah peneliti memberikan uraian pada tindakan kelas yang telah
dilakukan maka dalam bab ini dikemukakan kesimpulan dan saran sebagai
berikut:
1. Kesimpulan
Berdasarkan teori dan rumusan hipotesis yang menyatakan bahwa
bimbingan belajar untuk meningkatkan prestasi belajar melalui teknik
bimbingan kelompok belajar akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
apabila ditangani secara efektif.
Jadi dengan pemberian bimbingan secara efektif, siswa yang
mengalami kesulitan dalam membaca dapat teratasi mengingat kemampuan
membaca merupakan modal utama dalam upaya meningkatkan ilmu
pengetahuan suatu kendala yang sangat berat dan tidak dapat dianggap
sebagai masalah sepele dan sederhana, lebih-lebih ketika mengikuti pelajaran
pada jenjang yang lebih tinggi.
Dengan demikian maka bimbingan belajar melalui bimbingan
kelompok untuk meningkatkan keterampilan membaca dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia sangat diperlukan sehingga kekurang mampuan siswa
dapat diatasi. Kemudian diharapkan dengan kemampuan dan keterampilan
membaca yang baik bermanfaat bagi pengembangan kemampuan .lainnya
yang lebih tinggi sehingga mampu mengikuti kemajuan di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi.
80
2. Saran
Berdasarkan atas hasil penelitian yang diperoleh dapat diajukan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Bimbingan kelompok belajar dapat digunakan sebagai salah satu
teknik oleh siswa untuk meningkatkan prestasi belajar.
2.
3.
81
DAFTAR PUSTAKA
82
Sunartana. Et. al. 1985. Diklat Kuliah :Masalah dan Kesulitan Belajar.
Singaraja : FKIP Universitas Udayana.
Sakardi,Dewa
Ketut.1993.Proses
Bimbingan
dan
Penyuluhan
di
SekolahBandung: IKIP.
Sulastri, Made dan MamikSuratni. 1983.Bimbingan Belajar.Singaraja
:Universitas Udayana.
Tirka, (1986) Kumpulan Bahan Bimbingan dan KonselingSingaraja : FKIP
Universitas UdayanaWardani. 1983.Keterampilan Memimpin
Diskusi Kelompok Kecil. Jakarta:Depdikbud
Vinkel, WS. S.J.,M.Sc. 1984. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah
Menenga, Jakarta; PT Gramedia.
Vusup,AchlakMuhamad.1998."Kurikulum
Pendidikan
Menengah
83
OLEH :
Drs. I NYOMAN MURDA, M.Pd
NIP. 19641231 199512 1 021
ABSTRACT
The low study achievement is often a challenge for teachers in the
implementation of the learning process, especially for materials Hinduism
subject with local nature that has been defeated by technological advances
and often ignored by some students. To overcome the problem, teachers need
to apply varied, creative and innovative learning method; one for example is
by applying contextual method.
Related to the problem, the purpose of this study is to determine the
increase of creativity and student learning achievement through the
application of contextual method. The research model is in the form of
classroom action research and the subjects are the students of class X SMK
N 1 Tegallalang, period 2014/2015.This study was conducted in two cycles,
each cycle carried out four phases of activities, namely: planning,
implementation, observation and evaluation. Finally, there was a reflection in
which the results were used as a basis to improve the implementation of the
next cycle.
84
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Desentralisasi merupakan isu-isu utama dalam pengembangan
pendidikan di berbagai aspek dan jenjang pembelajaran Agama Hindu
selalu diasumsikan sangat sulit dan menakutkan juga di kalangan sebagian
siswa dijaman Globalisasi ini yang serba modern sehingga mata pelajaran
Agama Hindu yang merupakan muatan lokal dianggap tidak begitu
penting dan bermanfaat, padahal dalam kehidupan sehari-hari selalu
berguna dalam melakukan Interaksi dan berkomunikasi untuk menyikapi
hal tersebut sudah sepantasnya kita bersama tetap menjaga dan
melestarikan keberadaannya.
Dalam aspek meningkatkan hasil belajar khususnya untuk
memacu penguasaan materi pelajaran dijenjang pendidikan di SMK perlu
adanya penyempurnaan proses belajar-mengajar dalam mata pelajaran
Agama Hindu agar diperoleh ketuntasan belajar. Untuk memperoleh
85
belajar siswa kelas X terhadap mata pelajaran Agama Hindu masih jauh di
bawah hasil yang diharapkan. Rendahnya hasil belajar siswa tersebut
dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil ulangan umum bersama semester
ganjil pada siswa kelas Xhanya mencapai nilai rata-rata 61.50 berarti
masih dibawah SKKM yang ditetapkan sekolah yaitu 65 diantara semua
kelas Xnilai yang paling rendah dicapai oleh kelas VI, yaitu hanya
mendapatkan nilai rata-rata 60.83.( dikutip dari kurikulum SMK Negeri 1
Tegallalang).
Menghadapi permasalahan itu, penelitian berjuang dan berusaha
mengatasinya dengan cara mengadakan konsultasi dan diskusi dengan
teman sejawat yang juga guru mata pelajaran Agama Hindu kelas X.
Dengan berdasarkan hasil pengamatan lebih awal di kelas X,
didapatkan gejala yang muncul dalam proses pembelajaran antara lain,
siswa kurang antusias mengikuti pelajaran, siswa terlalu banyak
cakapnya, atau selalu rebut, siswa kurang perhatian menerima pelajaran,
dalam proses pembelajaran kelihatan pasif jarang siswa yang berusaha
memikirkan jawaban dan atau menanggapi pertanyaan guru, diantara
siswa tidak mau kerja sama, guru untuk memberikan jawaban terhadap
pertanyaan guru, dalam proses pembelajaran siswa hanya duduk dan diam
seolah hanya ingin menunggu proses pembelajaran berakhir.
Setelah diadakan konsultasi dan diskusi dengan guru mata
pelajaran Agama Hindu dapat diidentifikasi ada beberapa indikator
sebagai faktor penyebab masalah. Misalnya setiap pembelajaran
diterapkan guru masih konvensional dan menuntun dalam menggunakan
metode, kurang bervariasi pembelajaran masih bersifat hapalan untuk
menguasai konsep.
87
pembelajaran
yang
kurang
variatifjuga
perlu
dipolakan
88
Rumusan Masalah
Sebelum ditentukan rumusan masalah penelitian sebelumya
akan ditetapkan batasan dan asumsi penelitian guna untuk cakupan
penelitian ini dapat terlalu meluas dan untuk memudahkan didalam
pengambilan kesimpulan.
1.
Batasan Penelitian
A. Hasil belajar yang dimaksudkan adalah sesuai dengan aspek
penelitian dalam bentuk KBK yakni untuk mata pelajaran Agama
Hindu mencakup dua aspek yaitu aspek membaca dan menulis.
B. Hasil belajar yang diujikan adalah pada standar kompetensi yaitu
mampu mengekspresikan gagasan, pikiran dan perasaan dalam
bentuk tulisan inggris, dengan kompetensi dasar :
2. Asumsi Penilaian
A. Instrumen yang digunakan dalam penelitian sudah baik
karena sudah dilakukan perbaikan secara silang antara
teman yang mengajar Agama Hindu, secara gabungan dan
saling tukar menukar Instrumennya.
B. Tentang Pengisian angket untuk motivasi belajar oleh
siswa sudah mencerminkan keadaan dan situasi yang
sebenarnya.
C. Hasil atau skor akhir yang dihasilkan siswa mencerminkan
hasil belajar yang nyata atau sebenarnya.
89
Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan dana asumsi penelitian di atas,
maka dapat dikemukakan rumusan masalahnya sebagai berikut :
A. Apakah
pembelajaran
dengan
menggunakan
diskusi
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa,
guru dan sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di masa yang
akan datang.
1. Bagi Siswa
Dapat
memberi
pengalaman
langsung
bagi
siswa
untuk
metode
pembelajaran
sehingga
akhirnya
dapat
91
Siklus I :
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMK
Mata Pelajaran
: Agama Hindu
Kelas / Semester
: X / Ganjil
Alokasi Waktu
I.
: Menulis.
IV. Tujuan
a. Meningkatkan kretivitas siswa dan prestasi belajar Agama
Hindu.
b. Siswa mampu menjawab soal-soal dengan baik dan benar.
V. Langkah-langkah Kegiatan:
1. Kegiatan awal 10 menit (apersepsi)
a. Memotivasi siswa dengan meminta anak untuk menjawab
pertanyaan dari guru.
b. Tanya Jawab.
c. Guru menyuruh siswa untuk memberi contoh.
2. Kegiatan Inti:
a. Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok.
92
dalamnya
memuat
tugas-tugas
atau
soal-soal
untuk
b.
VII. Evaluasi
-
Pretest : Tertulis
93
Mengetahui
Kepala SMK Negeri 1 Tegallalang
Siklus II
SMK
Mata Pelajaran
: Agama Hindu
Kelas / Semester
: X/Ganjil
Alokasi Waktu
I.
Standar Kompetensi
94
IV. Tujuan
a. Meningkatkan kretivitas siswa dan prestasi belajar Agama Hindu.
b. Siswa mampu menjawab soal-soal dengan baik dan benar.
V. Langkah-langkah Kegiatan:
1.
b. Tanya jawab
2.
3.
Kegiatan Inti:
a. Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok,kurang
lebih dalam satu kelompok empat atau lima orang.
b. Membagikan lembaran kerja pada masing-masing kelompok
yang di dalamnya memuat tugas-tugas atau soal-soal untuk
diselesaikan secara kelompok.
c. Guru meminta siswa bekerja sesuai dengan LKS dan secara
langsung
guru
membimbing
setiap
kelompok
untuk
Kegiatan Akhir
a.
Sarana
: ruang diskusi
b.
Sumber
: Buku pedoman
VIII. Evaluasi
- Pretest dalam bentuk tertulis
- Post test dalam bentuk uraian
Mengetahui
Kepala SMK Negeri 1 Tegallalang
LANDASAN TEORI
KREATIFITAS DAN TABEL PARTISIPASI
1 KREATIFITAS BELAJAR
Pengertian kreatifitas sebenarnya banyak ada definisi tentang
kreatifitas, namun tidak satu pun yang dapat diterima secara universal
mengingat begitu kompleknya konsep kreatifitas tampaknya hal ini
tidak mungkin dapat, dipahami, karena mengingat kreatifitas dapat
96
ditinjau
dari
beberapa
aspek
yang
saling
berkaitan
tetapi
97
2.
KEGIATAN
AWAL
SIKLUS I
SIKLUS II
65%
70%
85%
28%
48%
70%
24%
58%
78%
Sejawat
2 Menanggapi
jawaban
dari
siswa lain
3 Berkomunikasi dengan guru
99
2. Hasil nilai Agama Hindu pada siklus II, ada pada tabel berikut
ditunjukkan hasil analisis nilai formatif untuk mengetahui ada atau
tidaknya peningkatan prestasi siswa pada siklus I ke siklus II adapun
tabelnya sebagai berikut:
Tabel Siklus I dan Siklus II.
NO
RATA-RATA KELAS
SIKLUS I
6,58
SIKLUS II
7,50
PENINGKATAN
0,71 %
Perencanaan Siklus II
1. Kegiatan awal :
Dengan melakukan Tanya jawab tentang jenis kata.
2. Kegiatan inti :
- Guna menjelaskan dan memberi contoh jenis kata.
- Siswa mendiskusikan tentang kegunaan kata
- Siswa mengerjakan soal test di buku latihan.
101
3. Kegiatan akhir :
- Siswa merangkai materi yang disebut dengan kalimat
B.
Tahap Observasi :
Selama
proses
pembelajaran
teman
sejawat/supervisor
pembelajaran
atau
belum.
(lembar
Observasi
terlampir).
C.
Tahap refleksi :
Selesai melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II guru dan
supervisor melakukan refleksi hasil penilaian dan dari hasilnya
mencapai
hasil
belajar
yang
mksimal,maka
perbaikan
102
SIKLUS II
Metode Penelitian
8. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah kelas X SMK Negeri 1 Tegallalang
Tahun ajaran 2014/2015,yang berjumlah 44 orang terdiri dari 32 orang
laki-laki dan 12 orang perempuan. Adapun alasan memilih kelas X
dijadikan sebagai subjek penelitian karena kelas ini dalam mencapai hasil
belajar siswa yang telah ditentukan oleh sekolah (KKM) kelas X paling
rendah diantara kelas yang lainnya.
9. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama satu semester yakni
pada semester ganjil Tahun pelajaran 2014/2015. Karena selama
semester ganjil kelas Xmasih ada waktu untuk belajar kegiatan les
tambahan di sekolah. Sehingga dalam pelaksanaan penelitian dapat
dilakukan dengan mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
103
Rencana Kegiatan
Jadwal
Lama
Juli 2014
1 bulan
Agustus s.d
2. Pelaksanaanpenelitiandan
Oktober
3 bulan
3. Pengolahan data
November
1 bulan
4. Pembuatan Laporan
Desember
1 bulan
pengumpulan data.
Jumlah
6 bulan (1 Semester)
Tahapan awal
Pada tahapan ini siswa yang sudah dibagi dalam kelompok
dengan beranggotakan 4 sampai 5 orang dari 44 orang siswa dibagi
menjadi delapan kelompok sehingga setiap kelompok terdiri dari 5
orang,masing-masing kelompok diberi tugas / soal yang berbeda
untuk dicari jawabannya.
2 Tahapan diskusi
Setelah semua anggota kelompok mendapatkan bagian paket
soal dilanjutkan dalam mendiskusikan jawaban secara berkelompok
kemudian masing-masing kelompok menunjuk salah satu orang
sebagai wakil dalam ikut menyampaikan jawaban kepada kelompok
lain.
3 Tahapan presentasi
Setelah selesai mengerjakan tugas dalam kelompok masingmasing
mereka
bertanggung
jawab
untuk
menyampaikan
Tahun
pelajaran
2014/2015,
baik
pada
aspek
diskusi
kelompok
efektif
diterapkan
untuk
F.
Saran-saran
Berdasarkan simpulan di atas sejumlah saran yang bisa disarankan
DAFTAR PUSTAKA
1. Margono s. Metologi penelitian pendidikan Ronela Cipta Semaranu.
1996
2. Ali Musanad. Guru dalam proses belajar mengajar sinar baru ; Bandung.
1992
3. Winarno Surachman. Metologi pengajaran Jem Mars Bandung. 1980
107
OLEH
ABSTRACT
This action research aims to determine the increase of student ability in
reading words through the mastery learning method of class VII B SMP
Negeri 3 Sukawati in academic year 2012/2013.
Related to the case at hand, the subjects of this research are students of
class VII B SMP Negeri 3 Sukawati Gianyar, totaling 40 students which
consist of 23 male students and 17 female students. Based on assessment
result, it is obtained 5 students to be guided due to difficulties in acquiring
word skills by the student with their scores below the average of 75.
108
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Sebagaimana diketahui, bahwa aktivitas pendidikan merupakan
tanggung jawab bersama bagi sekolah, keluarga dan masyarakat. Untuk
mencapai sasaran pendidikan telah dirangkum dalam bentuk sistem yang
lebih khusus sehingga pelaku pendidikan memiliki tujuan secara tepat.
Acuan pendidikan tersebut terkait dalam UU No.20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional yang secara tegas menyatakan bahwa:
109
meneliti
lebih
jauh
dalam
membantu
peningkatan
prestasi
110
yang
dikemukakan
di
atas
maka
yang
menjadi
Tujuan Penelitian
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui gambaran kemampuan siswa yang mengalami kesulitan
membaca Bahasa Indonesia pada kelas VII B SMP Negeri 3
Tampaksiring sebelum bimbingan belajar melalui kelompok belajar. 2.
Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa yang mengalami
kesulitan membaca Bahasa Indonesia siswa SMP Negeri 3 Tampaksiring
setelah bimbingan belajar melalui kelompok belajar.
111
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini maksudnya adalah kegunaan atau kebermaknaan
penelitian baik pada pengembangan ilmu pengetahuan maupun untuk
kepentingan praktis, sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis.Secara teoritis, hasil
penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan buah pikiran di dunia
pendidikan dan memperkaya teori-teori serta konsep pendidikan khususnya
dibidang membaca Bahasa Indonesia. Secara praktis, hasil penelitian
tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru dan sekolah
LANDASAN TEORI
Kegiatan Belajar Siswa SMP
Gagne mengemukakan lima macam kemampuan manusia yang
merupakan hasil belajar sehingga pada gilirannya membutuhkan sekian
kondisi belajar untuk mencapainya. Kelima kemampuan basil belajar
tersebut adalah: 1)Keterampilan intelektual, sejumlah pengetahuan mulai
dari baca tulis hitung sampai kepada pemikiran yang rumit; 2) Strategi
kognitif mengatur cara belajar dan berpikir seseorang didalam arti seluasluasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah; 3) Informasi verbal,
pengetahuan dalam arti informasi dan fakta; 4) Keterampilan motorik. yang
diperoleh di sekolah, antara lain keterampilan menulis, mengetik,
menggunakan jangka dan sebagainya; 5) Sikap dan nilai, berhubungan
dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang, (Mulyani
Sumantri dan Johar Permana, 1998/1999).
Tujuan belajar merupakan komponen system pengajaran yang sangat
penting. Semua komponen-komponen pelajaran lainnya adalah pemilihan
112
mated atau bahan pengajaran, kegiatan guru dan peserta didik, pemilihan
sumber belajar dan tujuan belajar yang hendak dicapai peserta didik dalam
proses pembelajaran. Karena itu, kesadaran tentang berbagai tujuan belajar
di atas, semestinya direfleksikan guru - guru sekolah dasar sebagai usaha
membantu peserta didik untuk meletakkan dasar-dasar kehidupan kearah
perkembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan daya ciptanya yang
diperlukan dalam penyesuaian diri dengan lingkungannya dan untuk
pertumbuhan serta perkembangan mereka selanjutnya. Pada umumnya
keberhasilan anak didik dalam pendidikan berupa prestasi belajar.
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau
angka nilai yang diberikan oleh guru (Depdikbud, 1994/1995 : 787).
Untuk mengatasi kesulitan tersebut maka diperlukan tindakan yang
mempunyai ruang lingkup yang luas yang akan menggarap pemberian
bimbingan, pemilihan arah studi, penerangan mengenai kelompok belajar
dan membudayakan kebiasaan membaca dikalangkan anak-anak.
Bimbingan belajar
Bimbingan belajar dapat berlangsung di sekolah yang biasanya
dilaksanakan oleh petugas bimbingan atau guru bidang studi berkaitan
dengan pencapaian prestasi yang lebih baik. Bimbingan menurut Moh. Surya
(1993 : 22) adalah "Suatu proses pemberian bantuan yang terus meneras dan
sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai
kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan
perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan
penyesuaian diri dengan lingkungan.Sedangkan yang dimaksud dengan
113
belajar adalah suatu bentuk perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan
dalam cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan (Oemar
Hamalik, 1983:21).
1. Jenis-jenis bimbingan belajar.
Bimbingan belajar yang diadakan atau dilaksanakan dapat berupa berbagai
jenis bimbingan. Bimbingan belajar menurut beberapa sumber.
Menurut Sulastri dalam bukunya bimbingan belajar menyatakan bahwa
bimbingan belajar antara lain meliputi : sikap mental, tempat belajar,
kesehatan badan, keteraturan dalam belajar, disiplin dalam belajar, cara
menghafal pelajaran, belajar kelompok dan cara menghadapi ujian.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka diuraikan lebih lanjut
beberapa jenis-jenis bimbingan belajar antara lain : (1) Sikap mental; (2)
Tempat belajar; (3) Kesehatan belajar; (4) Keteraturan dalam belajar; (5)
Disiplin belajar; (6) Konsentrasi; (7) Cara mengikuti pelajaran; (8) Cara
membaca buku; (9) Cara membuat ringkasan; (10) Cara menghafal
pelajaran; (11) Belajar kelompok; (12) Cara menempuh ulangan; (13) Cara
belajar mandiri.
Kesehatan badan sangat penting agar dapat belajar dengan baik.
Seseorang siswa harus mempunyai tubuh yang sehat, tanpa jasmani yang
sehat pikiran tak akan dapat bekerja dengan baik. Agar badan tetap sehat
maka hendaknya diimbangi dengan olahraga, makan secara teratur, serta
istirahat yang cukup.
Belajar sendiri biasanya kurang mantap kalau belum disertai belajar
kelompok sebab dalam belajar sendiri tidak semua masalah dapat
114
Sukardi
(1993.2)
menyatakan
bahwa
Bimbingan
siswa dapat belajar secara individual, juga dapat belajar secara kelompok.
Oleh karena itu belajar secara berkelompok dapat memberikan dampak yang
positif terhadap prestasi yang dicapai oleh siswa. Adapun tujuan belajar
secara berkelompok atau kelompok belajar menurut Beni Labra dalam Tirka
(1986: 181) adalah :
(1)
117
kelompok memiliki
beberapa manfaat
atau
keuntungan, yakni: (a) Menyadarkan siswa bahwa ada masalahmasalah yang dapat dipecahkan dengan berbagai cara dan bukan
satu cara atau satu jawaban; (b) Menyadarkan siswa bahwa dengan
belajar kelompok mereka saling mengemukakan pendapat secara
konstruktif. dapat memperoleh suatu keputusan yang lebih baik; (c)
Membiasakan siswa suka mendengar pendapat orang lain sekalipun
berbeda dengan pendapatnya sendiri, membiasakan bersikap
toleran;
kelompok
belajar,
maka
kegitan-kegiatan
bimbingan
118
Kerangka Berpikir
Setelah diuraikan tentang kegiatan belajar siswa SMP. bimbingan belajar,
dan prestasi belajar maka untuk mencapai peningkatan prestasi belajar yang
optimal dapat ditempuh dengan cara memberi bimbingan belajar.
Salah satu tehnik dari bimbingan yang digunakan untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa adalah dengan menggunakan kelompok belajar.
Dalam buku Metodelogi Penelitian dan Pendidikan dinyatakanbahwa:
"Kerangka berpikir adalah semacam asumsi yang bersifat teoritis dan ilmiah
tentang masalah yang didasarkan pada bahan informasi dan menjadi bagian
dari perumusan hipotesis. Adapun kerangka berpikir yang digunakan sebagai
berikut:
1
Dalam kenyataannya
yang dapat
119
Hipotesis Tindakan
Hipotesa adalah merupakan suatu pernyataan kebenarannya masih
diragukan, hipotesa dapat juga diartikan sebagai suatu kesimpulan atau
dugaan sementara yang belum sepenuhnya diakui kebenarannya. Untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesa itu haruslah diadakan pengujian.
Maka dari itu dikenai adanya pengetesan hipotesa atau pengujian hipotesa
(testing hypotesa). Dalam hal ini bukan berarti bahwa suatu penelitian akan
gagal apabila hipotesa yang diajukan salah, tetapi justru malah sebaliknya
dengan pengujian hipotesa akan diketahui hipotesa mana yang ditelaah atau
mana yang diterima.
Walaupun itu hanya merupakan dugaan atau pernyataan yang bersifat
sementara, akan tetapi tidaklah dibuat dengan sembarangan saja melainkan
didasarkan atas kerangka berpikir yang telah dikemukakan.
Berdasarkan uraian teoritik dan kerangka berpikir tersebut maka dapat
diajukan hipotesis bahwa : bila pemberian bimbingan belajar dengan tehnik
bimbingan kelompok belajar dilaksanakan secara optimal maka prestasi
belajar siswa yang mengalami kesulitan membaca pada siswa kelas VII B
SMP Negeri 3 Tampaksiring.
METODE PENELITIAN
Subjek Penelitian
Adapun subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VII B
SMP Negeri 3 Tampaksiring. Jumlah siswa 40 orang terdiri dari 23 orang
siswa laki-laki dan 7 orang siswa perempuan. Dari 40 orang siswa ternyata 5
120
121
Prosedur Tindakan
Sesuai dengan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah model Kemmis dan Me Tarigart seperti bagan
tersebut di bawah ini sebagai berikut :
REFLEKSI
OBSERVASI/
SIKLUS I I
PERENCANAAN
EVALUASI
PERENCANAAN
REFLEKSI
OBSERVASI/EVA
LUASI
SIKLUS I
PERENCANAAN
PERENCANAAN
dst
122
123
Tindakan
Rancangan tindakan dilakukan dalam 2 siklus dari bulan
Juli sampai dengan September 2013 dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Siswa dikenai tindakan diberi waktu 5-10 menit untuk membaca
wacana bacaan bahasa Indonesia.
b. Tanya jawab mendiskusikan dan memberikan penjelasan katakata yang sulit.
c. Memberikan contoh membaca yang baik dan benar dengan
menonjolkan lafal kata, pemenggalan dan lagu kalimat.
d. Memberi giliran membaca kepada siswa dengan melaksanakan
perbaikan terhadap kesalahan yang dilakukan siswa.
e. Siswa diberi tuas menceritakan kembali isi bacaan dengan
bahasa mereka,
f. Menjawab pertanyaan bacaan.
g. Mengobservasi
setiap
kegiatan
siswa
pada
saat
guru
memberikan petunjuk.
Observasi
Rancangan pemantauan terhadap pelaksanaan tindakan
kelas dengan menggunakan metode observasi dan pencatatan leger
siswa atau buku nilai yang ada pada guru. Metode observasi untuk
memantau kegiatan kelompok bimbingan belajar pada siswa.
124
b.
PA =
PA
: Prosentase Peningkatan
Post Rate
125
Refleksi
Refleksi dilakukan setiap terselesaikannya tindakan
untuk mengkaji temuan-temuan dalam tindakan. hambatanhambatan karena belum sesuainya dengan
rencana sampai
HASIL TINDAKAN
Hasil Tindakan Putaran Pertama
Setelah mendapatkan izin dari Kepala Sekolah, peneliti
melaksanakan bimbingan belajar terhadap siswa yang dikenai tindakan.
Dalam tindakan pertama pengajaran remidi atau perbaikan terhadap
siswa yang mengalami kesulitan membaca dilaksanakan mulai bulan Juli
2014 kegiatan ini dilaksanakan empat kali dalam satu kali siklus.Teknik
yang digunakan dalam upaya perbaikan menggunakan teknik kelompok
belajar. Dalam kelompok kecil yang terdiri dari 5 orang siswa yang
mengalami kesulitan membaca diberikan suatu remidi atau perbaikan
dengan cara mengulang kembali materi-materi yang telah diberikan.
Memberi petunjuk tentang teknik membaca serta upaya perbaikan
terhadap hal-hal yang menghambat efektivitas dalam membaca. Teknik
membaca yang dikembangkan sesuai dengan tujuan penelitian adalah
membaca teknis untuk melatih siswa agar mampu membaca sesuai
126
dengan ucapan/lafal, nada, irama dan lagu kalimat yang tepat, sedangkan
membaca dalam hati diberikan agar melatih siswa mampu menangkap isi
wacana secara tepat dan cermat, baik yang tersurat maupun yang tersirat.
Sehingga memahami isi bacaan.
Pada siklus diberikan empat kali pertemuan pengajaran
remidi/perbaikan sebagai berikut :
(1)
(2)
(3)
(4)
Hasil Pemantauan
Pemantauan
terhadap
tindakan
kelas
dengan
127
No
Kode
L/P
Penyebab
Alternative perbaikan
subjek
1.
SU
Kurang
mengenal Memberi
motivasi
mengenalkan kembali
huruf
2.
HA
kata
kalimat
3.
BU
kalimat
4.
4.1.
KR
atau
kertas
guru.
Tidak
Melaksanakan
perintah.
dengan
kalimat
giliran
belakangan
membaca.
Evaluasi
Dari table yang telah disusun pada putaran pertama maka
dapat dicari peningkatan prestasi belajar dengan rumus sebagai
berikut :
129
Kode Subjek
Base Rate
Post Rate
Peningkatan
Nilai
1.
SU
60
75
15
2.
HA
68
72
04
3.
BU
65
75
10
4.
KR
65
75
10
5.
IN
64
70
06
Refleksi
Berdasarkan pemantauan yang dilakukan terhadap siswa
yang mengalami prestasi belajar rendah, maka dapat dilaporkan
refleksi terhadap siswa yang mengalami prestasi belajar rendah,
maka dapat dilaporkan refleksi terhadap penilaian tindakan
putaran pertama sebagai berikut :
Secara umum pelaksanaan penelitian pada putaran
pertama belum ada peningkatan yang signifikan hal itu dapat
diketahui dari hasil pemantauan terhadap observasi yang telah
130
berusaha
bimbingan
mengoptimalkan
terutama
kemampuan
bimbingan
belajar
pada
dalam
melaksanakan
tindakan
putaran
pertama
dapat
sesuai
dengan
faktor
penyebab
kesulitan
mengamati
tanda-tanda
baca
agar
dapat
sendiri.
Menjawab
pertanyaan
bacaan
dan
memberikan evaluasi.
Hasil Pemantauan
Dan hasil pemantauan dan observasi selama pelaksanaan
tindakan siklus kedua ditemukan hal-hal sebagai berikut:
(1) Sudah ada peningkatan, respon siswa sangat besar, sangat tertarik
dengan metode yang digunakan.
(2) Sebagian siswa sudah membaca secara nyaring dan tidak raguragu dalam menyuarakan bacaan mempergunakan. lafal dan
intonasi sudah agak baik.
132
kalimat
sesuai
dengan
isi
bacaan
sudah
x 100 %
Post Rate I
Jadi peningkatan prestasi belajar kelima siswa adalah sebagai
berikut :
133
Kode Subjek
Post Rate I
Post Rate II
Peningkatan
Nilai
1.
SU
70
75
05
2.
HA
65
78
03
3.
BU
69
80
11
4.
KR
66
75
09
5.
IN,
70
80
10
Keterangan :
Post Rate I = Sebelum Tindakan
Post Rate I = Sesudah tindakan putaran pertama
Post Rate II = Sesudah tindakan putaran kedua
Peningkatan prestasi belajar dari siklus pertama ke siklus kedua dengan
umur:
PA = Post Rate II - PostRate I x 100 %
Post Rate I
134
Kode Subjek
No. Absen
XI
X2
1.
SU
02
70
75
2.
HA
06
65
78
3.
BU
09
69
80
4.
KR
15
66
75
5.
IN
21
70
80
keterangan
XI = Nilai sesudah diberi tindakan siklus pertama
X2 = Nilai sesudah diberi tindakan siklus kedua
Refleksi
Dari evaluasi pada tindakan putaran kedua menunjukkan
bahwa adanya peningkatan yang cukup signifikan pada prestasi
belajar. Ini berarti bimbingan belajar dengan menggunakan teknik
bimbingan kelompok belajar sangat efektif dipergunakan untuk
perbaikan bagi siswa yang mengalami kesulitan membaca.
Namun
masih
ada
dua
siswa
yang
belum
tuntas
PENUTUP
Setelah peneliti memberikan uraian pada tindakan kelas yang telah
dilakukan maka dalam bab ini dikemukakan kesimpulan dan saran sebagai
berikut:
Kesimpulan
Berdasarkan teori dan rumusan hipotesis yang menyatakan bahwa
bimbingan belajar untuk meningkatkan prestasi belajar melalui teknik
bimbingan kelompok belajar akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
apabila ditangani secara efektif.
Jadi dengan pemberian bimbingan secara efektif, siswa yang
mengalami kesulitan dalam membaca dapat teratasi mengingat kemampuan
membaca merupakan modal utama dalam upaya meningkatkan ilmu
pengetahuan suatu kendala yang sangat berat dan tidak dapat dianggap
sebagai masalah sepele dan sederhana, lebih-lebih ketika mengikuti pelajaran
pada jenjang yang lebih tinggi.
Dengan demikian maka bimbingan belajar melalui bimbingan
kelompok untuk meningkatkan keterampilan membaca dalam mata pelajaran
136
137
DAFTAR PUSTAKA
Asih.1992. Makalah : Konseling Kelompok . Disajikan dalam Pelatihan
Guru Pembimbing SMP Propinsi Bali Mei 1992. Denpasar :
Depdikbud.
Bawa,et al.1997. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas /4#j/r,_Singaraja
:STKIP
Depdikbud.1993/1994. Methode Khusus Pengajaran Bahasa Indonesia di
Sekolah SAff.Jakarta.
DarsonoTjokrosuyoso. 1995/1996. Materi Pokok : Dasar - dasar
Penelitian.Jakarta Depdikbud
Kurikulum SMP. 1994 : Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling.
Jakarta: Depdikbud Koestoer, PartoWisastro. 1985. Bimbingan dan
Penyuluhan di Sekolah Jilid I.
Jakarta: Erlangga ikmum, AbinSyamsudin. 1972. Prinsip-prinsip Diagnostik
Kesulitan Belajar.
Bandung: IKIP MolyaniSumantri dan JoharPermana, 1998/1999. Strategi
Belajar Mengajar.Jakarta: Depdikbud
Nawawi, Hadari. 1981. Bimbingan Belajar di Sekolah. Jakarta : Gunung
Agung. RomlahTatiek. 1989. Teori dan Praktek Bimbingan
Kelompok Jakarta: Depdikbud
Sunartana. Et. al. 1985. Diklat Kuliah :Masalah dan Kesulitan Belajar.
Singaraja : FKIP Universitas Udayana.
138
1983.Keterampilan
Memimpin
Diskusi
Kelompok
Kecil.
Jakarta:Depdikbud
Vinkel, WS. S.J.,M.Sc. 1984. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah
Menengah, Jakarta; PT Gramedia.
Vusup,Achlak Muhamad.1998."Kurikulum Pendidikan Menengah antara
Harapan dan Kenyataan". Dalam Majalah Mutu.Edisi April Juni.
Jakarta.
139
OLEH :
I WAYAN SUKARAGA, S.Pd.
NIP. 19630701 198703 1 020
ABSTRACT
The low study achievement is often a challenge for teachers in the
implementation of the learning process, especially for materials of natural
science subject with local nature that has been defeated by technological
advances and often ignored by some students. To overcome the problem,
teachers need to apply varied, creative and innovative learning method; one
for example is by applying Teams Games Tournaments model assisted by
power point model.
Related to the problem, the purpose of this study is to determine the
increase of creativity and student learning achievement through the
application of Teams Games Tournaments model assisted by power point
model. The research model is in the form of classroom action research and
the subjects are the students of class IX E SMP N 1 Ubud, period 2014/2015.
This study was conducted in two cycles, each cycle carried out four
phases of activities, namely: planning, implementation, observation and
evaluation. Finally, there was a reflection in which the results were used as a
basis to improve the implementation of the next cycle.
140
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Desentralisasi merupakan isu-isu utama dalam pengembangan
pendidikan di berbagai aspek dan jenjang pembelajaran IPA selalu
diasumsikan sangat sulit dan menakutkan juga di kalangan sebagian siswa
dijaman Globalisasi ini yang serba modern sehingga mata pelajaran IPA
yang merupakan muatan lokal dianggap begitu penting dan bermanfaat,
dalam kehidupan sehari-hari selalu berguna dalam melakukan Interaksi
dan berkomunikasi untuk menyikapi hal tersebut sudah sepantasnya kita
bersama tetap menjaga dan melestarikan keberadaannya.
Dalam aspek meningkatkan hasil belajar khususnya untuk
memacu penguasaan materi pelajaran dijenjang pendidikan di SMP perlu
adanya penyempurnaan proses belajar-mengajar dalam mata pelajaran
IPA agar diperoleh ketuntasan belajar. Untuk memperoleh ketuntasan
141
143
pembelajaran
yang
kurang
variatifjuga
perlu
dipolakan
144
2. Rumusan Masalah
Sebelum ditentukan rumusan masalah penelitian sebelumya
akan ditetapkan batasan dan asumsi penelitian guna untuk cakupan
penelitian ini dapat terlalu meluas dan untuk memudahkan didalam
pengambilan kesimpulan.
Batasan Penelitian
A. Hasil belajar yang dimaksudkan adalah sesuai dengan aspek
penelitian dalam bentuk KBK yakni untuk mata pelajaran IPA
mencakup dua aspek yaitu aspek membaca dan menulis.
B. Hasil belajar yang diujikan adalah pada standar kompetensi yaitu
mampu mengekspresikan gagasan, pikiran dan perasaan dalam
bentuk tulisan inggris, dengan kompetensi dasar :
Asumsi Penilaian
A. Instrumen yang digunakan dalam penelitian sudah baik
karena sudah dilakukan perbaikan secara silang antara
teman yang mengajar IPA, secara gabungan dan saling
tukar menukar Instrumennya.
B. Tentang Pengisian angket untuk motivasi belajar oleh
siswa sudah mencerminkan keadaan dan situasi yang
sebenarnya.
C. Hasil atau skor akhir yang dihasilkan siswa mencerminkan
hasil belajar yang nyata atau sebenarnya.
145
Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan dana asumsi penelitian di atas,
maka dapat dikemukakan rumusan masalahnya sebagai berikut :
A. Apakah
pembelajaran
dengan
menggunakan
diskusi
Tujuan Penelitian
Dengan berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di
atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
A. Untuk meningkatkan kreatifitas belajar siswa kelas IX E SMP
Negeri 1 Ubud Tahun pelajaran 2014/2015, dalam mata pelajaran
IPA.
B. Untuk meningkatkanhasil belajar siswa kelas IX E SMP Negeri 1
Ubud Tahun pelajaran 2014 / 2015, dalam mata pelajaran IPA.
C. Guna untuk menyempurnakan metode pembelajaran guru IPA agar
dapat meningkatkan kreatifitas dan hasil belajar siswa, seeing dapat
municipal inlay yang diharapkan.
146
4.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa,
guru dan sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di masa yang
akan datang.
Bagi Siswa
Dapat
memberi
pengalaman
langsung
bagi
siswa
untuk
Bagi Sekolah
Utamanya Kepada sekolah dapat dipakai sebagai dasar untuk
supervisi kelas sekaligus memberanikan pembinaan bagi guru untuk
memperbaiki
metode
pembelajaran
sehingga
akhirnya
dapat
147
Siklus I :
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP
Mata Pelajaran
: IPA
Kelas / Semester
: IX E / Ganjil
Alokasi Waktu
I.
Standar Kompetensi
IV. Tujuan
5. Kegiatan Inti :
f. Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok.
148
dalamnya
memuat
tugas-tugas
atau
soal-soal
untuk
b.
VII. Evaluasi
-
Pretest : Tertulis
149
Mengetahui
Kepala SMP Negeri 1 Ubud
Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP
Mata Pelajaran
: IPA
Kelas / Semester
: IX E/Ganjil
Alokasi Waktu
I.
Standar Kompetensi
Mampu
mengekspresikan
Kompetensi Dasar
III.
Materi Pokok
IV.
Tujuan
a. Meningkatkan kretivitas siswa dan prestasi belajar IPA.
b. Siswa mampu menjawab soal-soal dengan baik dan benar.
150
gagasan
V.
Langkah-langkah Kegiatan:
1. Kegiatan awal 10 menit (apersepsi)
a. Memotivasi dam menghimbau siswa dengan meminta anak untuk
menjawab pertanyaan dari guru.
b. Tanya jawab
2.
3.
Kegiatan Inti :
a. Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, kurang
lebih dalam satu kelompok empat atau lima orang.
b. Membagikan lembaran kerja pada masing-masing kelompok
yang di dalamnya memuat tugas-tugas atau soal-soal untuk
diselesaikan secara kelompok.
c. Guru meminta siswa bekerja sesuai dengan LKS dan secara
langsung
guru
membimbing
setiap
kelompok
untuk
Kegiatan Akhir
a. Menyimpulkan materi pelajaran
b. Memberikan evaluasi berupa LKS
c. Menilai hasil pekerjaan kelompok siswa
d. Mengumumkan nilai anak yang paling baik
e. Memberikan tugas dirumah (PR).
Sarana
: Lab IPA
151
b.
Sumber
VIII. Evaluasi
- Pretest dalam bentuk tertulis
- Post test dalam bentuk uraian
Mengetahui
Kepala SMP Negeri 1 Ubud
LANDASAN TEORI
1. KREATIFITAS DAN TABEL PARTISIPASI
1. KREATIFITAS BELAJAR
Pengertian kreatifitas sebenarnya banyak ada definisi tentang
kreatifitas, namun tidak satu pun yang dapat diterima secara universal
mengingat begitu kompleknya konsep kreatifitas tampaknya hal ini
tidak mungkin dapat, dipahami, karena mengingat kreatifitas dapat
ditinjau
dari
beberapa
aspek
yang
saling
berkaitan
tetapi
152
153
2.
KEGIATAN
AWAL SIKLUS I
SIKLUS II
O
1 Berdiskusi dengan teman
65%
70%
85%
28%
48%
70%
24%
58%
78%
sejawat
2 Menanggapi
jawaban
dari
siswa lain
3 Berkomunikasi dengan guru
155
3.
Hasil nilai IPA pada siklus II, ada pada tabel berikut ditunjukkan
hasil analisis nilai formatif untuk mengetahui ada atau tidaknya
peningkatan prestasi siswa pada siklus I ke siklus II adapun tabelnya
sebagai berikut:
Tabel Siklus I dan Siklus II.
NO
NILAI IPA
RATA-RATA KELAS
SIKLUS I
6,58
SIKLUS II
7,50
PENINGKATAN
0,71 %
156
Perencanaan Siklus II
1. Kegiatan awal :
Dengan melakukan Tanya jawab tentang bahan penelitian.
2. Kegiatan inti :
- Guna menjelaskan dan memberi contoh bahan penelitian.
- Siswa mendiskusikan tentang kegunaan penelitian
- Siswa mengerjakan soal test di buku latihan.
3. Kegiatan akhir :
157
Tahap Observasi :
Selama
proses
pembelajaran
teman
sejawat/supervisor
pembelajaran
atau
belum.
(lembar
Observasi
terlampir).
C.
Tahap refleksi:
Selesai melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II guru dan
supervisor melakukan refleksi hasil penilaian dan dari hasilnya
mencapai
hasil
belajar
yang
mksimal,
maka
perbaikan
158
SIKLUS II
Metode Penelitian
12. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah kelas IX E SMP Negeri 1 Ubud
Tahun ajaran 2014 / 2015,yang berjumlah 44 orang terdiri dari 32 orang
laki-laki dan 12 orang perempuan. Adapun alasan memilih kelas IX E
dijadikan sebagai subjek penelitian karena kelas ini dalam mencapai hasil
belajar siswa yang telah ditentukan oleh sekolah (KKM) kelas IX E
paling rendah diantara kelas yang lainnya.
13. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama satu semester yakni
pada semester ganjil Tahun pelajaran 2014 / 2015. Karena selama
semester ganjil kelas IX E masih ada waktu untuk belajar kegiatan les
tambahan di sekolah. Sehingga dalam pelaksanaan penelitian dapat
dilakukan dengan mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
159
Rencana Kegiatan
Jadwal
Lama
Juli 2014
1 bulan
dan
menyusun perencanaan).
Agustus s.d
Oktober
3 bulan
3. Pengolahan data
November
1 bulan
4. Pembuatan Laporan
Desember
1 bulan
pengumpulan data.
Jumlah
6 bulan (1
Semester)
Tahapan awal
Pada tahapan ini siswa yang sudah dibagi dalam kelompok
dengan beranggotakan 4 sampai 5 orang dari 44 orang siswa dibagi
menjadi delapan kelompok sehingga setiap kelompok terdiri dari 5
orang,masing-masing kelompok diberi tugas / soal yang berbeda
untuk dicari jawabannya.
2 Tahapan diskusi
Setelah semua anggota kelompok mendapatkan bagian paket
soal dilanjutkan dalam mendiskusikan jawaban secara berkelompok
kemudian masing-masing kelompok menunjuk salah satu orang
sebagai wakil dalam ikut menyampaikan jawaban kepada kelompok
lain.
3 Tahapan presentasi
Setelah selesai mengerjakan tugas dalam kelompok masingmasing
mereka
bertanggung
jawab
untuk
menyampaikan
tanggapan terhadap kelompok lawan yang lain pada saat ini terjadi
saling memberi informasi sehingga setiap anggota kelompok
memiliki pengetahuan yang lengkap untuk semua paket soal. Hasil
tukar informasi tersebut dirangkum dalam sebuah buku catatan yang
telah disediakan.Dalam hal ini guru sebagai penengah / moderator
mengatur jalannya diskusi agar menghasilkan jawaban yang sesuai
dengan yang diharapkan.
SIMPULAN DAN SARAN
G. Simpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan dan pembahasan terhadap pelaksanaan
penelitian tindakan kelas (PTK) di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pembelajaran dengan cara diskusi kelompok dapat meningkatkan
kreatifitas siswa dalam mata pelajaran IPA kelas IX E SMP 1 Ubud
Tahun pelajaran 2014 / 2015, dari kategori kurang menjadi baik.
2. Pembelajaran diskusi kelompok dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA kelas IX E SMP Negeri 1 Ubud Tahun
pelajaran 2014 / 2015, baik pada aspek penguasaan menulis maupun
pada aspek penerapan penggunaan kata.
3. Pembelajaran
diskusi
kelompok
efektif
diterapkan
untuk
H. Saran-saran
Berdasarkan simpulan di atas sejumlah saran yang bisa disarankan
sebagai rekomendasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran adalah :
6. Semua
guru
khususnya
guru
IPA
hendaknya
menerapkan
DAFTAR PUSTAKA
1. Margono s. Metodologi penelitian pendidikan Ronela Cipta Semaranu.
1996
2. Ali Musanad. Guru dalam proses belajar mengajar sinar baru ; Bandung.
1992
3. Winarno Surachman. Metodologi pengajaran Jem Mars Bandung. 1980
163
ABSTRACT
The low study achievement is often a challenge for teachers in the
implementation of the learning process, especially for materials of English
that has been defeated by technological advances and often ignored by some
students. To overcome the problem, teachers need to apply varied, creative
and innovative learning method; one for example is by carrying up group
discussion.
Related to the problem, the purpose of this study is to determine the
increase of creativity and student learning achievement through group
discussion teaching model. The research model is in the form of classroom
action research and the subjects are the students of class VII B SMP N 2
Payangan, period 2008/2009.
164
This study was conducted in two cycles, each cycle carried out four
phases of activities, namely: planning, implementation, observation and
evaluation. Finally, there was a reflection in which the results were used as a
basis to improve the implementation of the next cycle.
Based on the discussion, it can be concluded that the application of
group discussion learning model can increase students creativity and
learning achievement in English subject in class VII B SMP N 2 Payangan,
period 2008/2009.
Students creativity can improve their abilities of concepts mastery,
reading and writing. It is suggested to all teachers, especially in teaching
English subject, to apply group discussion learning model, which emphasis
on student cooperation and responsibility so it can enhance students
creativity and learning achievement clearly and steadily.
Keywords: cooperative learning, student team achievement
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Desentralisasi merupakan isu-isu utama dalam pengembangan
pendidikan di berbagai aspek dan jenjang pembelajaran Bahasa Inggris
selalu diasumsikan sangat sulit dan menakutkan juga di kalangan sebagian
siswa dijaman Globalisasi ini yang serba modern sehingga mata pelajaran
Bahasa Inggris yang merupakan muatan lokal dianggap tidak begitu
penting dan bermanfaat, padahal dalam kehidupan sehari-hari selalu
berguna dalam melakukan Interaksi dan berkomunikasi untuk menyikapi
hal tersebut sudah sepantasnya kita bersama tetap menjaga dan
melestarikan keberadaannya.
165
167
pembelajaran
yang
kurang
variatifjuga
perlu
dipolakan
Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan dana asumsi penelitian di atas,
maka dapat dikemukakan rumusan masalahnya sebagai berikut :
A. Apakah
pembelajaran
dengan
menggunakan
diskusi
Tujuan Penelitian
Dengan berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di
atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
A. Untuk meningkatkan kreatifitas belajar siswa kelas VII SMP Negeri
2 Payangan Tahun pelajaran 2008/2009, dalam mata pelajaran
Bahasa Inggris.
B. Untuk meningkatkanhasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2
Payangan Tahun pelajaran 2008 / 2009, dalam mata pelajaran
Bahasa Inggris.
170
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa,
guru dan sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di masa yang
akan datang.
4.1. Bagi Siswa
Dapat
memberi
pengalaman
langsung
bagi
siswa
untuk
171
memperbaiki
metode
pembelajaran
sehingga
akhirnya
dapat
Siklus I :
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP
Mata Pelajaran
: Bahasa Inggris
Kelas / Semester
: XI / Ganjil
Alokasi Waktu
I.
Standar Kompetensi
: Menulis.
IV. Tujuan
a. Meningkatkan kretivitas siswa dan prestasi belajar Bahasa
Inggris.
b. Siswa mampu menjawab soal-soal dengan baik dan benar.
V. Langkah-langkah Kegiatan:
1. Kegiatan awal 10 menit (apersepsi)
a. Memotivasi siswa dengan meminta anak untuk menjawab
pertanyaan dari guru.
b. Tanya Jawab.
172
dalamnya
memuat
tugas-tugas
atau
soal-soal
untuk
b.
VII. Evaluasi
-
Pretest : Tertulis
Mengetahui
Kepala SMP Negeri 2 Payangan
Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP
Mata Pelajaran
: Bahasa Inggris
Kelas / Semester
: XI/Ganjil
Alokasi Waktu
I.
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
III.
Materi Pokok
174
IV.
Tujuan
a. Meningkatkan kretivitas siswa dan prestasi belajar Bahasa Inggris.
b. Siswa mampu menjawab soal-soal dengan baik dan benar.
V.
Langkah-langkah Kegiatan:
1. Kegiatan awal 10 menit (apersepsi)
a. Memotivasi dam menghimbau siswa dengan meminta anak
untuk menjawab pertanyaan dari guru.
b. Tanya jawab
2.
3.
Kegiatan Inti:
a. Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok,kurang
lebih dalam satu kelompok empat atau lima orang.
b. Membagikan lembaran kerja pada masing-masing kelompok
yang di dalamnya memuat tugas-tugas atau soal-soal untuk
diselesaikan secara kelompok.
c. Guru meminta siswa bekerja sesuai dengan LKS dan secara
langsung
guru
membimbing
setiap
kelompok
untuk
Kegiatan Akhir
a. Menyimpulkan materi pelajaran
b. Memberikan evaluasi berupa LKS
c. Menilai hasil pekerjaan kelompok siswa
d. Mengumumkan nilai anak yang paling baik
175
Sarana
: Lab Bahasa
b.
Sumber
: Buku pedoman
VIII. Evaluasi
- Pretest dalam bentuk tertulis
- Post test dalam bentuk uraian
Mengetahui
Kepala SMP Negeri 2 Payangan
LANDASAN TEORI
1. KREATIFITAS DAN TABEL PARTISIPASI
1.1 KREATIFITAS BELAJAR
Pengertian kreatifitas sebenarnya banyak ada definisi tentang
kreatifitas, namun tidak satu pun yang dapat diterima secara universal
176
dari
beberapa
aspek
yang
saling
berkaitan
tetapi
178
KEGIATAN
65%
70%
85%
28%
48%
70%
24%
58%
78%
Sejawat
2
Berkomunikasi
dengan
guru
2. Hasil nilai Bahasa Inggris pada siklus II, ada pada tabel berikut
ditunjukkan hasil analisis nilai formatif untuk mengetahui ada atau
tidaknya peningkatan prestasi siswa pada siklus I ke siklus II adapun
tabelnya sebagai berikut:
Tabel Siklus I dan Siklus II.
NO
RATA-RATA KELAS
SIKLUS I
6,58
SIKLUS II
7,50
PENINGKATAN
0,71 %
Perencanaan Siklus II
1. Kegiatan awal :
Dengan melakukan Tanya jawab tentang jenis kata.
2. Kegiatan inti :
- Guna menjelaskan dan memberi contoh jenis kata.
- Siswa mendiskusikan tentang kegunaan kata
- Siswa mengerjakan soal test di buku latihan.
3. Kegiatan akhir :
181
Tahap Observasi :
Selama
proses
pembelajaran
teman
sejawat/supervisor
pembelajaran
atau
belum.
(lembar
Observasi
terlampir).
C.
Tahap refleksi :
Selesai melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II guru dan
supervisor melakukan refleksi hasil penilaian dan dari hasilnya
mencapai
hasil
belajar
yang
mksimal,maka
perbaikan
182
SIKLUS II
Metode Penelitian
15. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah kelas VII B SMP Negeri 2 Payangan
Tahun ajaran 2008 / 2009,yang berjumlah 44 orang terdiri dari 32 orang
laki-laki dan 12 orang perempuan. Adapun alasan memilih kelas VII
dijadikan sebagai subjek penelitian karena kelas ini dalam mencapai hasil
belajar siswa yang telah ditentukan oleh sekolah (KKM) kelas VII paling
rendah diantara kelas yang lainnya.
16. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama satu semester yakni
pada semester ganjil Tahun pelajaran 2008 / 2009. Karena selama
semester ganjil kelas VII masih ada waktu untuk belajar kegiatan les
tambahan di sekolah. Sehingga dalam pelaksanaan penelitian dapat
dilakukan dengan mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
183
Rencana Kegiatan
Jadwal
Lama
Juli 2014
1 bulan
Agustus s.d
2. Pelaksanaanpenelitiandan
Oktober
3 bulan
3. Pengolahan data
November
1 bulan
4. Pembuatan Laporan
Desember
1 bulan
pengumpulan data.
Jumlah
6 bulan (1 Semester)
mereka
bertanggung
jawab
untuk
menyampaikan
tanggapan terhadap kelompok lawan yang lain pada saat ini terjadi
saling memberi informasi sehingga setiap anggota kelompok
memiliki pengetahuan yang lengkap untuk semua paket soal. Hasil
tukar informasi tersebut dirangkum dalam sebuah buku catatan yang
telah disediakan.Dalam hal ini guru sebagai penengah / moderator
mengatur jalannya diskusi agar menghasilkan jawaban yang sesuai
dengan yang diharapkan.
SIMPULAN DAN SARAN
I.
Simpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan dan pembahasan terhadap pelaksanaan
diskusi
kelompok
efektif
diterapkan
untuk
186
J.
Saran-saran
Berdasarkan simpulan di atas sejumlah saran yang bisa disarankan
187
DAFTAR PUSTAKA
188
Oleh
I Gede Tresna, S.Pd.,M.Pd
Prodi Bimbingan dan Konseling FIP IKIP PGRI Bali
ABSTRACT
The goal of this research is to improve student learning discipline at Junior
High School 2 Denpasar 2015 through the application of behavioral
counseling with self-management techniques. The approach used in this
study is action research approach to guidance and counseling. Measuring
instruments used to determine the level of discipline of student learning
using observation guidelines. Based on the results of the evaluation after the
first cycle of the implementation of behavioral counseling is known that an
increasing percentage of students with the discipline of learning achievement
of 48% -52%, whereas after the given action with behavioral counseling or
self-management techniques, hold extended counseling with the maximum
return on the second cycle increased by the percentage of 64% - 64.6%. It
can be concluded that the adoption of the Behavioral Counseling Self
Management Techniques To Improve Learning Discipline students.
Keywords: behavioral counseling, Self Management, Discipline Study.
PENDAHULUAN
Belajar merupakan kegiatan yang fundamental dalam pendidikan,
dimana dalam belajar terjadi tahapan perubahan seluruh tingkah laku
individu yang relative menetap dari hasil interaksi dan pengalaman
lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Belajar menjadi dasar individu untuk mencapai keberhasilan dengan
interaksi dan pengalaman yang didapatnya.Untuk mencapai tujuan tersebut
189
tidak hanya proses kognitif yang berlangsung tetapi juga harus didukung
dengan kesadaran dalam diri anak untuk memiliki kedisiplinan di dalam
belajar. Kedisiplinan belajar merupakan bentuk sikap ketaatan dan kepatuhan
dalam diri seseorang dalam proses belajar. Disiplin memiliki peranan yang
sangat penting dalam kehidupan manusia terutama siswa dalam hal belajar
karena dengan adanya disiplin belajar siswa mampu mengarahkan diri,
mengendalikan perilakunya dan memiliki ketaatan dalam dirinya sendiri
untukbelajar.
Menurut Hurlock (1999 : 82) disiplin belajar merupakan suatu cara
yang digunakan oleh guru untuk mendidik dan membentuk perilaku siswa
menjadi orang yang berguna dan berprestasi tinggi dalam bidang pelajaran.
Menurut Prijodarminto (1994:23) disiplin adalah suatu kondisi yang
tercipta dan terbentuk melalui proses daris erangkaian prilaku yang
menunjukkan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan
ketertiban. Disiplin juga memberikan kontribusi dalam kegiatan belajar
karena dengan disiplin anak memiliki semangat dan kemauan yang keras
untuk belajar. Anak yang memiliki kedisiplinan belajar akan menunjukkan
ketaatan dan keteraturan terhadap perannya sebagai seorang pelajar yaitu
belajar secara terarah dan teratur serta membentuk karakter siswa menjadi
siswa yang semangat dan mempunyai kemauan keras untuk belajar. Dalam
hal ini, disiplin belajar berfungsi sebagai pengendali diri yang berada pada
diri orang tersebut sehingga belajar akan penuh kesadaran, tanpa paksaan
dan penuh semangat.
Kenyataan di lapangan, banyak siswa yang disiplin belajarnya rendah
seperti, (1) siswa tidak mengerjakan tugas tugas sekolah, (2) dalam belajar
siswa tidak berkonsentrasi, (3) suka bercanda di kelas saat guru
menerangkan materi, (4) mengganggu temannya saat belajar.Semua ini
menandakan bahwa disiplin belajar siswa rendah.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di sekolah yang
bersangkutan, ditemukan beberapa siswa yang disiplin belajarnya rendah,
dengan gejala - gejala yang Nampak seperti : mengganggu temannya saat
belajar, bercanda di kelas saat guru sedang menerangkan materi, tidak
konsentrasi, tidak mengerjakan tugas tugas sekolah, dan sering terlamabat
masuk kelas.
190
KAJIAN TEORI
A. Konseling Behavioral
John Krumbolts/Carl E. Thoresen (1976:2) memaparkan bahwa :
Behavioral counseling is a process of helping people to learn how to solve
certain interpersonal, emotional and decision problem. Konseling
behavioral merupakan suatu proses untuk membantu seseorang untuk
mempelajari bagaimana memecahkan masalah interpersonal, emosional, dan
pengembalian keputusan.
Sedangkan,
Gerald
Corey
(Dalam
E.
Koeswara
1988:197)
191
behavioral
memiliki
empat
tahap
dalam
proses
melakukan
asesmen.
192
Assesment
diperlukan
untuk
dan pengakhiran :
B. Pengelolaan Diri
Gantina (2011 :180) pengelolaan diri atau (self management) adalah
prosedur dimana individu mengatur perilakunya sendiri. Pada teknik ini
individu terlibat pada beberapa atau keseluruhan komponen dasar yaitu :
menentukan perilaku sasaran, memonitor perilaku tersebut, memilih
prosedur yang akan diterapkan, melaksanakan prosedur tersebut, dan
mengevaluasi efektivitas prosedur tersebut (Sukadji dalam Gantina
2011:180).
Sedangkan Gie (2000 :77) memaparkan bahwa self management
berarti mendorong diri sendiri untuk maju, mengatur semua unsur
193
194
(1) Berpartisipasi kepada kepala sekolah, guru BK, dan Wali kelas
untuk mengubah tempat duduk siswa ke tempat duduk yang lebih
kondusif sehingga lingkungan kelas ikut mengontrol tingkah laku
konseli.
(2) Mengubah kebiasaan siswa yang nampak seperti terlambat datang
ke sekolah, sering melanggar tata tertib sekolah.
Pengelolaan diri biasanya dilakukan dengan mengikuti langkah langkah sebagai berikut :
(1) Tahap monitor diri atauobservasi diri
Pada tahap ini konseli dengan sengaja mengamati tingkah
lakunya sendiri di dalam kelas serta mencatatnya dengan
teliti.catatan ini dapat menggunakan daftar cek atau catatan
observasi kualitatif. hal - hal yang perlu diperhatikan oleh
konseli dalam mencatat tingkah laku adalah frekuensi,
intensitas, dan durasi tingkah laku.
(2) Tahap evaluasi diri
Pada tahap ini konseli membandingkan hasil catatan tingkah
laku dengan target tingkah laku yang telah dibuat oleh konseli.
Perbandingan ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas dan
efisiensi program, hal ini dimaksudkan agar mengetahui sejauh
mana perubahan yang di rasakan konseli.
(3) Tahap pemberian penguatan, penghapusan, atau hukuman
Pada tahap ini konseli mengatur hidupnya sendiri, memberikan
Penguatan, menghapus dan memberikan hukuman pada diri
sendiri.Tahap ini mrupakan tahap yang paliung sulit karena
membutuhkan kemauan yang kuat dari konseli untuk
195
C. Disiplin Belajar
Disiplin merupakan suatu cara yang digunakan oleh guru untuk
mendidik dan membentuk perilaku siswa menjadi orang yang berguna dan
berprestasi tinggi di bidang pelajaran. Ini dapat dilihat dari pengertian
disiplin menurut Hurlock(1999:82) yaitu suatu cara masyarakat untuk
mengajari anak perilaku moral yang disetujui kelompok.
Menurut Prijodarminto (1994:23) Disiplin adalah suatu kondisi yang
tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang
menunjukan nilai - nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan
ketertiban.Nilai - nilai tersebut telah menjadi bagian perilaku dalam
kehidupannya. Perilaku itu tercipta melalui proses binaan dari keluarga,
pendidikan,dan pengalaman. Disiplin dalam proses pendidikan sangat
diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana belajar dan
mengajar berjalan dengan lancar, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang
kuat bagi setiap siswa.
Jadi pengertian disiplin belajar berdasarkan beberapa pendapat ahli di
atas bahwa disiplin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk
melalui proses dari serangkaian perilaku seseorang yang sesuai dengan
peraturan atau tata tertib yang berlaku untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungan sekolahnya.
Menurut Hurlock (1993:89) ada 4 hal yang dapat mempengaruhi dan
membentuk disiplin belajar (individu) : kesadaran diri, mengikuti dan
mentaati aturan, pendidikan, hukuman. Keempat faktor ini merupakan faktor
196
sebagai
upaya
menyadarkan,
mengoreksi
dan
197
METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah PTBK.
Penelitian pada umumnya bertujuan untukmenentukan, mengembangkan,
atau menguji kebenaran suatu pengetahuan. Sehingga untuk mencapai tujuan
198
itu memerlukan suatu metode penelitian atau dapat dikatakan bahwa metode
penelitian sangat penting perannya di dalam mencapai tujuan dari suatu
penelitian, karena metode penelitian akan memberikan arah jalannya suatu
kegiatan penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang pelaksanaannya
akan dirancang dalam 2 siklus. Perencanaan penelitian ini dirancang seperti
bagan berikut ini
Penerapan Konseling
Behavioral Dengan Teknik
Pengelolaan Diri
199
1. Perencanaan
Tindakan
2. Pelaksanaan
4. Refleksi
Tindakan
3. Observasi
/Evaluasi
Gambar 02 : Prosedur Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam proses pembelajaran di sekolah sering dijumpai siswa - siswa
yang melakukan hal yang merugikan dirinya sendiri dan orang lain, karna
kurangnya disiplin belajar seperti :(1) siswa tidak mengerjakan tugas - tugas
sekolah, (2) dalam belajar siswa tidak berkonsentrasi, (3) suka bercanda di
kelas saat guru menerangkan materi, (4) mengganggu temannya saat belajar.
Semua ini menandakan bahwa disiplin belajar siswa rendah.
Dalam menyikapi hal tersebut, guru pembimbing dituntut serius dan
lebih inovatif menggunakan teknik- teknik konseling dalam memberikan
bantuan agar bantuan yang diberikan tepat sehingga siswa dapat
melaksanakan proses belajarnya secara efisien. Salah satu teknik yang dapat
di gunakan adalah melalui konseling dengan menggunakan teknik
pengelolaan diri.
200
dengan teknik
201
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan
konseling behavioral dengan teknik pengelolaan diri efektif untuk
meningkatkan disiplin belajar siswa. Hasil ini bisa menjadi rekomendasi
untuk guru bimbingan dan konseling untuk menerapkan teknik tersebut
untuk meningkatkan disiplin belajar siswa di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Counseling
202
Menuju
Sukses.Cetakan
203
ABSTRACT
This research aims to solve problems related to the research
objectives: 1) The History Hyang Api Temple. 2) structure and
function Hyang Api Temple. And 3). implementation Tabuh Rah Part of
Ritual System. This research was conducted in Rural Kelusa, District
Payangan, Gianyar, Bali. Search informants determined by purposive.
Determination of informants begins with determining the key
informants, then developed a chain using snowball sampling technique.
Research procedures, among others: (1) data collection techniques; (2)
engineering studies document; (3) techniques guaranteeing the validity
of the data; (4) The data analysis techniques. From these results it can
be seen that the history of Hyang Api Temple which is estimated to
have existed since the 8th century AD in the era Maharsi Markanhya
developed the concept of religious teachings of Shiva (Tripaksashakti)
in Bali. Hyang Api Temple structure is the embodiment of the structure
of the worship of Lord Agni also to appeal for sanity, kelanusa,
wewalungan (cattle). Top Mandala as a space in Pura Hyang Api there
are several shrines, Padmasana, Gedong Sineb linggih Bhatara
Kawitan, Gedong Pelinggih Keris, Pelinggih queen Penyarikan,
Panggungan, Bale Quaint, Gedong Supreme Penyimpenan, Pelinggih
queen Nglurah, Pelinggih Barong, Bale Peselang, Paruman Court.
Hyang Api Temple has three main functions: (1) the center of religious
activities associated with the cult of Ida Sang Hyang Widhi, (2) a
means of unifying the people that are embedded in solidarity and unity
204
:vii).
Suasana
keagamaan
205
yang
harmonis
dan
penduduknya
sebagian
besar
memeluk
agama
Hindu,
tidak
mengherankan di pulau ini banyak sekali terdapat pura. Oleh karena itu
munculah sebutan Bali sebagai Pulau Seribu Pura (The Island of
Thousand Temples) (Setia, 1993:43; Sutaba, 2001:23;Wiana, 2004:74)
ataupun ada yang menyebut Pulau Surga di Bumi (The Paradise
Island) (Surpha, 2004 :9).
Masyarakat Bali dengan Kearifan lokal ini adalah Tri Hita
Karana, Tri Hita Karana merupakan trilogi konsep hidup dimana
Tuhan, manusia dan alam berdiri di masing-masing sudut sebagai unsur
mutlak terselenggaranya denyut nadi alam raya (macro cosmos). Tri
Hita Karana terdiri dari tiga unsur yaitu: Parahyangan, Pawongan dan
Palemahan. Ketiga unsur ini dipandang menjadi satu-kesatuan yang
menjadi sumber atau penyebab kesejahtraan serta kebahagiaan
manusia.
ideologi
ini
mengharuskan
orang
Bali
memelihara
206
umum atau sejenis Pura Jagat Natha di Kota Singaraja sebagai sarana
bhakti bagi umat Hindu di Kota Singaraja yang heterogen.
Hasil-hasil penelitian yang sudah ditulis memberikan sebuah
inspirasi untuk mengangkat kembali kajian-kajian penelitian terkait
Pura yang ada di Bali. Salah satu Pura yang menjadi objek penelitian
adalah Pura Hyang Api yang terletak di desa Pekraman Kelusa,
Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, Bali. Keunikan yang
terdapat di pura Hyang Api adalah Pura ini yang termasuk Sad
Kahyangan, Dang Kahyangan, Kahyangan Tiga,
disungsung oleh
207
b. Rumusan Masalah
Bagaimanakah
Agama Hindu yaitu Tri Hita Karana.Arti kata Tri Hita Karanaadalah
Tri artinya tiga, Hita artinya kehidupan dan Karana artinya
penyebab.Tri
Hita
Karanaartinya
Tiga
keharmonisan
yang
alam
Parahyangan,
alam
di
mana
Tuhan
208
lingkungan
perseptual
yang
berpengaruh
terhadap
mengalami
perubahan-perubahan
(Soebandi,1983:14).
209
Pura Teritorial
keyakinan
umat
Hindu
Bali
Pura
atau
(Tuhan
Yang
(manifestasinya)
Maha
untuk
Esa)
serta
prabhawanya
memohon
anugerahnya
(Soebandi,1981:64).
peringatan dari para leluhur atau kawitan atau para
Dewa atau Bhatara-Bhatari yang telah berjasa terhadap umat
atau pretisantana (keturunannya). Pura atau kahyangan juga
dapat berfungsi untuk tempat kegiatan-kegiatan sosial dan
pendidikan yang berhubungan dengan agama dan untuk
terciptanya
ketenangan
dan
kesucian,
maka
pura
atau
210
data
dalam
penelitian
ini
dengan
Teknik Observasi
Mengadakan pengamatan secara langsung ke lokasi
Teknik Wawancara
peneliti juga menerapkan teknik wawancara. Tujuan
211
teknik studi dokumen yaitu dengan menggunakan sumbersumber kepustakaan yang relevan dengan hal yang diteliti
seperti monografi desa, foto-foto yang terkait dengan Pura
Hyang Api .
d.
penelitian
kualitatif
tehnik
trianggulasi.
Trianggulasi
212
dilepaskan
dari
adanya
213
ketempat
teja
yang
214
menyilaukan
itu.
Begitu
itu
dikatakan
sebagai
Watusa,
disamping
215
sebuah
pura
merupakan
suatu
216
(alam atas). Asas itu tercermin pula pada struktur pura yang
terdiri atas jeroan (halaman dalam). Pembagian halaman pura
ini, didasarkan atas konsepsi macrocosmos (bhuwana agung),
yakni : pembagian pura atas 3 (tiga) bagian (halaman) itu adalah
lambang dari triloka, yaitu: bhrloka (bumi). pura adalah juga
melambangkan alam kosmos, jaba pisan adalah alam bhumi
(bhrloka), jaba tengah adalah bhuvaloka dan jeroan adalah
svaloka atau sorga.
Seperti dalam Pura Hyang Api, pura ini memilki tiga halaman
yang terdiri dari jeroan (halaman utama), Jaba tengah (halaman
tengah), jaba sisi ( halaman luar) utuk lebih jelas nya biasa dilihat
dalam denah di bawah ini
E. KESIMPULAN
Berdasarkan dari uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa Pura Hyang Api yang bertempat di Desa Pakraman Kelusa yang
di perkirakan telah berdiri sejak abad ke VIII Masehi. pada era Maharsi
Markandhya
mengembangkan
konsep
ajaran
Agama
Siwa
217
luar). Pada jaba sisi terdiri dari satu komponen yaitu hanya ada Bale
wantilan. Sedangkan pada jaba tenggah yang terdiri dari 4 komponen
yang terdiri atas, Bale kukul, Bale Gong, Prantenan,dan Bale
Pesantian. Dan pada Jeroan terdiri atas 12 komponen yaitu
Padmasana, Gedong sineb linggih betara kawitan, gedong pelinggih
keris, pelinggih ratu penyarikan, panggungan, bale pelik, gedong
agung penyimpenan, pelinggih ratu ngelurah, pelinggih barong, bale
peselang, bale patok/pawedan, parumam agung. Sedangkan dari sudut
fungsi Pura Hyang Api itu dapat diambil kesimpulan memiliki tiga
fungsi utama yaitu: (1) pusat kegiatan keagamaan yang terkait dengan
pemujaan terhadap Ida Sang Hyang Widhi, (2) alat pemersatu
masyarakat yang tertanam pada rasa solidaritas dan persatuan yang
terjalin, (3) pusat kegiatan budaya yang ditunjukkan dengan
gong,gamelan.kidung,kekawin dan sekar agung.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, A.A Gde Putra dkk. 2003. Bali Objek Dan Daya Tarik Wisata( Buku
Panduan Pramuwisata ). Denpasar: Dinas Pariwisata Provinsi Bali
dengan DPD Himpunan Pramuwisata Daerah Bali
Atmadja, Nengah Bawa. 2006. Kearifan Lokal dan Agama pasar, dalam
Media Komunikasi Sejarah Lokal Candrasengkala Bali dalam
Perspektif. Edisi Kusus Diterbitkan dalam Rangka Purnabakti Drs.
Made Sunada. IKIP Negeri Singaraja
Bangli, I Bagus. 2005. Mutiara dalam Budaya Hindu di Bali ( Pedoman
Guide ). Surabaya: Pramita
Daeng, Hans J. 2005. Manusia , Kebudayaan dan Lingkungan Tinjauan
Antropologis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
218
219
Abstract
Indonesia is an archipelagic country; that is a fact that cannot be
denied even ignored or trivialized. Awareness of maritime insight is
very important for both the existence and sustainable of an island
nation future. There are many cultural heritages depicting the valor of
Indonesian ancestors as a sailor. History has also been mentioned that
the merging of the archipelago is due to the greatness of the maritime
fleet.
Objects of cultural and historical heritage can be used in the
field of education, especially as a source of learning. Learning the
history that has been categorized as a limited and monotonous subject,
try to take advantage of outrigger boat relief at Borobudur depicting
maritime archipelago in the 9th century as a learning resource. This
way could encourage students of History Education in IKIP PGRI Bali
to understand the course material of nautical history through the
historical values of heritage.
The theory used in this research is the theory of cultural
heritage, historical relics and learning resources. I Gde Widja (1989:
220
60) explains that the available objects of cultural heritage can be used
as a medium of instruction and tools to support the efforts to implement
the strategy and methods of teaching. The history heritage is the
heritage objects as stated in Law No. 5 of 1992 Article 1. The study
source can be in form of text (handwritten or prints), images,
photographs, interviewee, natural objects, and cultural objects.
Location research is in Magelang, Central Java. The research method is
a qualitative research that discusses the study of phenomenology and it
is revealed descriptively in critical analysis. The type of data or
information used in this study is the students of history education,
employee of related institutions such as the government department of
culture and tourism of Magelang, a team of cultural heritage, lecturers
in the department of history education of IKIP PGRI Bali.
Data collection techniques used in this study were questionnaire
in the form of open-ended questions (open ended questionnaire) as an
initial guide to get the raw data (Sutopo, 2006: 82), reviewing
documents and records, direct observation of passive participation in
which researchers can observe the interviewees directly especially the
students.
The result of this research through distribution of questionnaires
randomly shows that there are still many students of history education
at IKIP PGRI Bali who do not know where outrigger boats reliefs at
Borobudur particularly associated with the heyday of maritime
archipelago. The use of heritage as a source of learning by giving the
observation task to compare the real condition of heritage at present can
increase the students creation and appreciation toward the heritage.
221
PENDAHULUAN
Nenek Moyangku Orang Pelaut, Menentang Badai Membelah
Samudera
merupakan
suatu
ungkapan
yang
mrnggambarkan
dalam
pembukaan
UUD
1945.
Namun
fakta
orang
Indonesia
sebagai
pelaut.
Sejarah
pun
telah
222
sejarah
dapat
dimanfaatkan
223
dalam
bidang
serta
menanamkan
pemahaman
sejarah
secara
kritis
224
TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui pemahaman mahasiswa terhadap relief perahu
bercadik di Candi Borobudur sebagai sumber belajar dalam mata kuliah
Sejarah Bahari
2. Untuk mengetahui pemanfaatan peninggalan sejarah relief perahu
bercadik di Candi Borobudur sebagai sumber belajar dalam mata kuliah
Sejarah Bahari
TEORI
Cagar Budaya
Cagar budaya menurut Aris Soviyani (2006: 3) merupakan salah
satu bentuk peninggalan dan warisan budaya nenek moyang yang
mempunyai nilai sebagai sumber inspirasi bagi kehidupan bangsa masa
kini dan masa yang akandatang. Ada beberapa pengertian yang
memperjelas arti penting suatu cagar budaya sebagai aset yang patut
dilestarikan keberadaannya.
I Gde Widja (1989: 60) menjelaskan bahwa benda cagar budaya
yang tersedia dapat dimanfaatkan sebagai media pengajaran dan alat
bantu untuk mendukung usaha-usaha pelaksanaan strategi serta metode
mengajar. Oleh karena itu benda cagar budaya memiliki manfaat untuk
kepentingan agama, sosial, pariwisata, pendidikan, ilmu pengetahuan
dan kebudayaan.
225
Peninggalan Sejarah
Peninggalan sejarah tidak lain adalah Benda Cagar Budaya seperti yang
dinyatakan dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1992 pasal 1 yakni
Benda Cagar Budaya adalah suatu benda buatan manusia, bergerak atau
tidak bergerak, baik merupakan kesatuan atau kelompok, bagian-bagian
yang telah berumur sekurang-kurangnya lima puluh tahun atau
mewakili gaya khas dan mewakili masa gaya sekurang-kurangnya lima
puluh tahun serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu
pengetahuan dan kebudayaan. (1997 : 3).
Sumber Belajar
Nana Sudjana (2001 : 76) memperluas pengertian sumber belajar yakni
daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar
baik secara berlangsung maupun secara tidak langsung sebagian atau
secara keseluruhan. Lebih lanjut menurut Sri Joko Yunanto (2004 : 20)
Sumber belajar ini dapat berupa tulisan (tulisan tangan atau hasil
cetak), gambar, foto, narasumber, benda-benda alamiah, dan benda
hasil budaya. Selain di atas sumber belajar dapat berupa pengalaman
dan minat siswa (Erry Utomo, 1997 : 27).
METODE
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penentuan lokasi penelitian ditekankan pada wilayah Magelang, Jawa
Tengah. Keberadaan peninggalan sejarah sebagai sumber belajar
ditekankan pada relief perahu bercadik di Candi Borobudur.
Mendukung bukti bahwa bangsa Indonesia sudah dikenal dunia sebagai
bangsa maritim yang memiliki peradaban maju. Bahkan, bangsa ini
226
dipahatkan pula perahu cadik, suatu jenis perahu rakyat yang menjadi
alat perhubungan antar pulau di wilayah Nusantara pada masa silam.
Relief ini menggambarkan bahwa nenek moyang kita di masa lalu
sudah mengenal alat transportasi kapal meskipun hanya sederhana. Alat
transportasi kapal tersebut pada zaman dahulu digunakan oleh nenek
moyang kita sebagai sarana untuk berlayar mencari rempah-rempah dan
berdagang ke Negara. Relief perahu bercadik di Candi Borobudur salah
satu bukti konkrit kejayaan bangsa Indonesia dalam kebaharian dapat
dijadikan sumber belajar sehingga diharapkan dapat membuka
cakrawala berfikir kritis mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di IKIP
PGRI Bali
Peneliti menggunakan cara pendekatan pola pikir dan analisis
keberkaitan antar variabel pokok yang saling terkait dalam proses
pemanfaatan keberadaan peninggalan sejarah sebagai sumber belajar
dan pemahaman sejarah pada mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di
IKIP PGRI Bali. Tujuan untuk mengetahui efektivitas pencapaian
tujuan, hasil, atau dampak suatu kegiatan mengenai proses pelaksanaan
227
C. Sumber Data
Adapun jenis data atau informasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
1. Narasumber yaitu mahasiswa jurusan pendidikan sejarah, pegawai
institusi terkait seperti dinas kebudayaan dan pariwisata pemerintah
kota Magelang, tim cagar budaya, staf pengajar di jurusan pendidikan
sejarah di IKIP PGRI Bali.
2. Tempat atau lokasi difokuskan pada relief perahu bercadik Di dalam
Candi Borobudur yang terdapat 10 relief, berupa 6 kapal besar dan 4
kapal kecil. Kapal besar menggunakan layar (cadik), sedangkan kapal
kecil menggunakan dayung.Berdasarkan relief yang terdapat pada
pahatan dinding Candi Borobudur terlihat bahwa rakyat Indonesia sejak
lama sudah mengenal teknik perkapalan, meskipun masih secara
sederhana.
Relief
perahu
bercadik
merupakan
relief
yang
228
229
E. Validitas Data
Validitas data yang dikembangkan dalam penelitian adalah teknik
trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. Trianggulasi data
(sumber) menjadi pilihan karena dapat memanfaatkan jenis sumber data
yang berbeda, misalnya nilai historis cagar budaya dapat digali dari
sumber data berupa narasumber dan data arsip. Hal ini dimaksudkan
agar mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di IKIP PGRI Bali tersebut
dapat secara langsung mengenali dan mengidentifikasi keberadaan
peninggalan sejarah sebagai sumber belajar. Melalui trianggulasi
metode maka mahasiswa dapat mengetahui relief perahu bercadik dan
dapat membandingkan melalui imajinasinya untuk memahami nilai
historis dari keberadaan peninggalan sejarah tersebut.
230
PEMBAHASAN
Melalui
231
232
233
234
2013/2014
sebagai
subyek
penelitian
yang
telah
peninggalan
sejarah
pendukungnya.
Walaupun
235
tersebut bisa
236
DAFTAR PUSTAKA
Gde Widja, I. 1989. Sejarah Lokal Suatu Perspektif Dalam Pengajaran
Sejarah.
Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti, Proyek Pengembangan Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Huberman, Milles Matthew B. 1984. An Expanded Sourcebook
Qualitative Data
Analysis. New Delhi: Sage Publication.
Moleong, Lexy J. 1999. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:
Rake
Sarasin.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2007. Tehnologi Pengajaran.
Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
Sutopo, HB. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan
Penerapannya dalam Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 Tentang Benda
Cagar Budaya
237
ABSTRACT
Teaching methods and learning motivation is one of the external
and internal factors that affect learning outcomes. Thus the purpose of
this study was to determine whether there is a difference of learning
outcomes as a result of tests based learning methods and learning
motivation and learning methods due to interaction with the motivation
of learners grade VIII SMP Blahbatuh Gianyar in academic year
2014/2015.
The population in this study were 291 people, divided into 8
classes. Samples were taken randomly with a simple random sampling
and selected two classes consisting of 76 people. In each class divided
into two groups based on the motivation of learners, ie learners with
high motivation and low motivation. Experimental class is a class VIII
B was given treatment with descriptions tests based learning with
punishment score, while the control group is a class VIII C is treated
with a test based learning without punishment score. Stages of the study
consisted of the preparation, implementation and termination of the
experiment.
The data were analyzed with two way ANOVA test. Previous
test prerequisite that normality and homogeneity test. Based on the
results of the data analysis by ANOVA to the first hypothesis shows
238
that the value of F > Ftable this means there is a difference of learning
outcomes between descriptions tests based learning with punishment
and without punishment score. The results of both analyzes show that
there are differences in learning outcomes between students who have
learning high motivation and low learning motivation, as well as to test
the third hypothesis indicates that F > Ftabel. This means that there is
an interaction effect between tests based learning with learning
motivation towards mathematics learning outcomes.
239
240
241
Motivasi (B)
Tes
Uraian
Tes Uraian tanpa
disertai
punishment score
punishment score
(A2)
(A1)
A1 B1
A2 B1
A1 B2
A2 B2
Total
A1 B1 + A1 B2
A2 B1 + A2 B2
Tingkat
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII
di SMP Blahbatuh Gianyar yang berjumlah 297 orang. Teknik pengambilan
242
243
A2
Mean
81,63
Modus
B1
B2
A1B1
A1B2
A2B1
A2B2
77,03 82,03
76,63
82,84
80,42
81,21
72,84
78
78
78
76
78
76
88
70
Median
81
77
80
76
82
80
80
73
Standar
Deviasi
6,66
6,51
5,57
7,18
6,30
6,95
4,76
5,24
Varian
44,29
42,35 31,00
51,59
39,70
48,26
22,62
27,47
Skor Minimum
68
64
74
64
74
68
75
64
Skor
Maksimum
96
90
96
92
96
92
90
86
Rentang
28
26
22
28
22
24
15
22
Statistik
244
Keterangan :
: Hasil belajar matematika peserta didik yang diajarkan
A1
dengan tes uraian disertai punishment score.
: Hasil belajar matematika peserta didik yang diajarkan
A2
dengan tes uraian tanpa punishment score.
: Hasil belajar matematika peserta didik yang memiliki
B1
motivasi tinggi.
B2
: Hasil belajar matematika peserta didik yang memiliki
motivasi rendah.
: Hasil belajar matematika peserta didik yang diajarkan
A1 B1
dengan tes uraian disertai punishment score dan yang memiliki
motivasi tinggi.
A1 B2
: Hasil belajar matematika peserta didik yang diajarkan
dengan tes uraian disertai punishment score dan yang memiliki
motivasi rendah.
A2 B1
: Hasil belajar matematika peserta didik yang diajarkan
dengan tes uraian tanpa punishment score dan yang memiliki motivasi
tinggi.
A2 B2
: Hasil belajar matematika peserta didik yang diajarkan
dengan tes uraian tanpa punishment score dan yang memiliki motivasi
rendah.
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terhadap data yang telah
dikumpulkan, dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan
homogenitas data. Berdasarkan hasil analisis terhadap data yang telah
dikumpulkan, dapat disimpulkan bahwa data mengikuti sebaran
normal. Adapun hasil rekapitulasi uji normalitas data disajikan dalam
Tabel 3 berikut.
245
Kelompok
Sampel
Jumlah
Sampel
A1
38
4,44
11,07 Normal
A2
38
2,62
11,07 Normal
B1
38
4,99
11,07 Normal
B2
38
3,13
11,07 Normal
A1B1
19
3,53
11,07 Normal
A1B2
19
2,60
11,07 Normal
A2B1
19
4,33
11,07 Normal
A2B2
19
3,79
11,07 Normal
2
hitung
2
tabel
Kesimpulan
Sumber
JK
dk
RK
Antar A
402,9605263
Antar B
552,9605263
168,0131579
Interaksi
Fhitung
246
Ftabel
Interpretasi
AxB
Dalam
2484,842105
72
34,5117
Total
3608,776316
75
247
248
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2009. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta: Bumi
Aksara.
Hamzah B. Uno, Sofyan, Herminanto, dan Candiasa, I Made. 2001.
Pengembangan Instrumen untuk Penelitian. Jakarta: Dilema Press.
249
250
Abstract
This article titled DadongRerod babondresan concept in Balinese performing
arts, which examines things that are behind the success of DadongRerod
onstage moment entertain the audience. Uniqueness owned by DadongRerod,
who played a young man named Wayan Juana alumnus STSI Denpasar in
1994, became a powerful reason this study is held. DadongRerod with
excessive makeup in thickness, dance movement that does not correspond to
his face, well liked by the public. This phenomenon has been taking place in
recent years, when art Bondres no longer sticks to the other arts, the art
Bondres appeared independently in several events, such as wedding
receptions, thanksgiving, happy birthday, and so forth. The method used in
this article is a qualitative method, with data obtained from observation,
interview, and literature study. Furthermore, the data were analyzed. The
findings of the research in this article is the concept babondresan
DadongRerod, which is the plural of Bondres, which prioritizes dispositive
DadongRerod that characterize old woman, filled with jokes while
entertaining his audience. Characters old and funny is the concept
babondresan DadongRerod. This is done because DadongRerod was a
prominent art Bondres. Bondres has a sense of something that connotes
scratch, mores, and koras-kores that something potentially dirty, dingy,
reckless, indifferent, and applies it wants to speak regardless of the rules
DadongRerod formed by elements of cosmetology show the face of the old
woman, dressmaking show DadongRerod like old lady antiquity with fabric
and kebaya worn, dance combined with dance accompaniment demonstrate
the agility of an old woman who is modern, even highly exaggerated
incompatible with both, monologues and dialogues that often make the
audience laugh, but always tuck advice of the religious teachings, life, behind
the
joke.
Keywords: Concepts Babondresan, Dadong Rerod.
251
PENDAHULUAN
Seni pertunjukan pada dasarnya adalah suatu kesenian yang lahir dari
interaksi dan kerjasama sejumlah orang, yang dapat dibagi menjadi dua, yaitu
penyaji atau pelaksana dan penikmat atau penonton, Dibia (2004:1). Lebih
lanjut dikatakan bahwa penonton adalah orang-orang yang menyaksikan
pertunjukan dari luar arena pementasan, sedangkan penyaji atau pelaksana
adalah mencakup penyelenggara, perancang atau penata, dan para pemain
yang melakukan peragaan serta yang meaktualisasikan kesenian itu di atas
pentas.
Terkait dengan kerjasama di atas, seni pertunjukan adalah sebuah
karya seni yang memadukan hampir semua unsur seni, yaitu seni rupa pada
tata rias, kostum dan dekorasi, seni sastra yang menghasilkan lakon-lakon
yang dipentaskan, seni gerak pada tariannya, seni suara mencakup iringan
musik baik vokal maupun instrumental, Dibia (2004:3).
Berdasarkan uraian di atas, salah satu seni pertunjukan Bali adalah
seni Bondres. Dalam seni pertunjukan bondres, seniman bondres dihadirkan
untuk memerankan rakyat jelata, di atas pentas. Kodi (2006:35) mengatakan
peran bondres dalam seni pertunjukan Bali cenderung ditampilkan dengan
wajah dan watak yang beraneka ragam, pakaian yang kumal, berdialog
mempergunakan bahasa Bali lumrah, atau kadang-kadang diselipkan bahasa
campuran, serta gerak-gerak yang mendekati keseharian tanpa struktur yang
pasti. Salah satu karakterbondres yang dimaksud adalah Dadong Rerod.
252
253
Konsep
Babondresan
Dadong
Rerod
dalam
Seni
Pertunjukan Bali
Metoda
yang
yang
telahdirumuskan.
alamiah
sebagai
sumber
data
langsung,
255
256
Tata rias
Adalah seni merubah wajah asli menjadi wajah yang diinginkan.
Supardjan dan Supartha, (1982:14) mengatakan bahwa tata rias akan mampu
menentukan wajah dan perwatakannya, serta untuk memperkuat ekspresi.
Pandangan ini mempertegas perbedaan antara tata rias sehari-hari dengan tata
rias panggung atau seni pertunjukan. Tata rias sehari-hari hanya memberi
kesan cantik, bersih, bagi wanita untuk merasa lebih percaya diri dalam
pergaulan. Sementara tata rias panggung atau seni pertunjukan segala
sesuatunya diharapkan lebih jelas, Supardjan dan Supartha, (1982:15).
Dari uraian di atas, tata rias yang dipergunakan membentuk wajah
Dadong Rerod sesuai dengan konsep babondresannya adalah merubah wajah
laki-laki muda (45 tahun) menjadi wajah nenek-nenek atau wanita tua (80
tahun). Untuk melakukan perubahan penampilan wajah yang cukup drastis
merupakan sesuatu yang sangat sulit dan diperlukan tehnik menata rias dan
mengetahui anatomi wajah, berkaitan dengan guratan atau garis wajah, bidang
yang kelihatan menonjol seperti tulang pipi, dan bidang cekung atau
tenggelam pada pipi bawah, serta mampu memperlihatkan adanya garis garis
ketuaannya. Lihat gambar :
Tata rias Dadong Rerod yang terkesan tua, lucu, kumal, dengan
goresan garis sebagai pembentuk dan atau mempertegas guratan wajah serta
pemasangan warna yang disesuaikan dengan karakter Dadong Rerod, yaitu
menjadi wanita tua. Hal ini merupakan temuan awal yang nantinya bisa
dikembangkan dalam penelitian selanjutnya, bahwa tehnik tata rias untuk
257
2.2.2.
Kostum
Membahas kostum atau tata busana dalam seni pertunjukan Bali
sangat jarang dilakukan oleh seniman atau pengamat seni terdahulu. Apalagi
untuk mendapatkan refrensi buku-buku, sangat sulit. Hal ini disebabkan oleh
tata busana sering dibicarakan menempel dengan tata rias. Sehingga dalam
karya seni kreasi baru yang digarap oleh seniman, sering kita lihat tata busana
tidak digarap secara maksimal, atau masih mempergunakan tata busana lama.
Kecuali
258
Gerak Tari
Dalam seni pertunjukan bondres, pabondres tidak terikat akan
gerakan
tariannya.
Kadangkala
ada
pabondres
dalam
mengawali
pertunjukannya, mereka hanya berjalan saja keluar dari rangki (istilah Bali,
semacamruangtunggupabondres atau seniman sebelum pentas). Kebebasan
inilah yang menyebabkan bermunculannya pabondres-pabondres muda.
Selain itu, kebebasan juga mengacu pada seni kontemporer, sehingga seni
bondres adalah sebuah seni pertunjukan kontemporer, karena dalam seni
bondres tidak adanya aturan yang baku, atau pakem yang membatasi
pergerakannya.
Gerak tari Dadong Rerod, merupakan tarian yang dipergunakan oleh
Dadong Rerod saat mengawali pertunjukannya. Beberapa sikap tarian
Dadong Rerod masih berpola tradisi, seperti sikap agem, pilakan kaki,
gerakan ngumbang, dan sebagainya. Namun apabila dicocokan dengan tata
rias tua, tidak tepat. Tarian Dadong Rerod mengacu pada tarian kontemporer
(posmodern).
2.2.4.
Iringan/musik
Di atas telah disinggung bahwa gerak tari adalah suatu gerakan ritmis,
yang indah, dan telah distilir (bukan gerakan sehari-hari), Supardjan dan
Supartha,(1982:11). Lebih lanjut
dan
memperjelas gerak ritmis dari suatu bentuk tarian, dapat dilaksanakan dengan
iringan, yang berupa suara atau bunyi-bunyian.
Mengacu pada iringan tari atau musik untuk memberikan dan
memperjelas aksen-aksen yang ada pada tarian Dadong Rerod, tentunya
iringannya harus digarap dengan baik, dan diperlukan beberapa kali latihan
259
2.2.5.
Wacana Monolog
Wacana monolog atau monolog adalah jenis wacana ynag dituturkan
Dialog
Wacana dialog adalah jenis wacana yang dituturkan oleh dua orang
seni
bondres,
seorang
pabondres
selain
menguasai
Cerita/lakon
Cerita atau lakon dalam seni pertunjukan bondres, adalah benang
merah yang harus dijalankan sebagai garis pedoman pentas. Namun dalam
260
Tinjauan Pustaka
Bandem,I Made, Ensiklopedi Tari Bali, 1983.Akademi Seni Tari
Indonesia,Denpasar Bali.
Dibia, I Wayan, 2004. Pragina, Penari, Aktor dan Pelaku Seni Pertunjukan
Bali. Malang,Sava Media.
Kodi, I Ketut, 2006. Topeng Bondres dalam Perubahan Masyarakat
Balisebuah Kajian Budaya. Tesis Pasca sarjana Universitas Udayana
Denpasar Bali.
Mulyana, 2005. Kajian Wacana, sub Teori, Metode, dan Aplikasi prinsipprinsip Analisis Wacana, Yogyakarta, Tiara Wacana.
261
262
NI WAYAN SUDARTI
Abstract
Results from the imagination of literary works featuring images
or depictions of women in it. The discussion on women and men means
mebahas on feminism. Where is the ideological feminist literary
criticism literary criticism focused on the image of women in literature,
misconceptions about women, and the reasons why women are often
taken into account even almost negligible. In this research will be
discussed on the image of women in Poetry I Peken Badung Luh Putu
Ari Kurnia work Budiasa. The theory used is the sense, purpose and
types of feminist literary criticism, and the image of women. In the
method are the object of research, methods of data collection and data
analysis techniques. From the discussion in the poem I Luh Peken
Badung with feminist literary criticism can be concluded that women
figures imaged as individuals, families, and community members. As
an individual, physically I Luh imaged as a woman. Psychologically, I
Luh imaged as independent women, strong, and well. Psychologically,
I Luh portrayed as an independent woman, strong, responsible, and
well. As a family, I Luh is a widow and a mother. As a citizen, I Luh
expressed as a strong and brave woman
Keywords: the image of women, "I Luh Peken Badung", feminist
literary criticism
PENDAHULUAN
Karya sastra merupakan hasil seni kreatif yang menjadikan
manusia dan kehidupan sebagai objek dan bahasa digunakan sebagai
medianya. Karya sastra diciptakan pengarang untuk dinikmati,
263
permasalahan
gender
tentang
pembagian
peran
serta
merupakan salah satu penyebab perubahan dalam menampilkan tokohtokoh dalam karya sastra, khususnya tokoh perempuan.
Pembahasan
mengenai
membahas mengenai
perempuan
dan
laki-laki
berarti
dengan
laki-laki
dalam
masyarakat.
Feminisme
dan
untuk
mengeliminasi
serta
menemukan
formula
264
265
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kritik Sastra Feminis
Kritik sastra fenimis di masa kini merupakan akibat langsung
dari pergerakan perempuan tahun 1960an. Dari segi-segi yang penting,
pergerakan ini bersifat sastrawi sejak awal, dalam arti ia menyadari
signifikasi citra perempuan yang disebarluaskan oleh sastra dan
memandang bahwa penting sekali untuk melawan hal tersebut dan
mempertanyakan otoritas dan koherensinya. Dalam pengertian ini,
pergerakan perempuan sejak dulu memiliki kepedulian krusial terhadap
buku dan sastra, hingga kritik feminis tidak boleh dilihat sebagai
cabang atau pemekaran feminism yang berada jauh dari tujuan akhir
pergerakan ini, namun sebagai salah satu caranya yang paling praktis
untuk memengaruhi perilaku dan sikap sehari-hari.
Representasi perempuan dalam sastra dirasakan sebagai salah
satu bentuk sosialisasi terpenting, karena memberikan model peranan
yang mengidentifikasikan pada perempuan dan laki-laki apa yang
merupakan versi feminine yang berterima serta sasaran dan aspirasi
feminism yang sah.
Yang dilakukan oleh kritikus feminis yaitu :
1.
2.
3.
266
4.
5.
6.
7.
8.
9.
267
wanita,
perhatian
dipusatkan
pada
cara-cara
yang
268
dan
sebab-sebab
mengapa
wanita
sering
tidak
269
percaya
bahwa
pembaca
wanita
biasanya
270
perempuan.
memang
memiliki
hak
(Sofia,
2003).
Menurut
271
D. Citra Perempuan
Menurut Abrams (dikutip Sofia, 2003) citra merupakan sebuah
gambaran pengalaman indera yang diungkapkan lewat kata-kata,
gambaran berbagai pengalaman sensoris yang dibangkitkan oleh katakata. Sementara itu pencitraan merupakan kumpulan citra (the
collection of images) yang dipergunakan untuk melukiskan objek dan
kualitas tanggapan indera yang dipergunakan dalam karya sastra, baik
dengan deskripsi harfiah maupun secara kias. Citra perempuan
merupakan wujud gambaran mental spiritual dan tingkah l a k u
keseharian yang terekspresi oleh perempuan dalam
b e r b a g a i a s p e k n y a y a i t u aspek fisis dan psikis sebagai citra diri
perempuan serta aspek keluarga dan masyarakat sebagai citra sosial.
Secara umum, ada tiga citra perempuan dalam karya
sastra yaitu (1) citra perempuan sebagai individu, baik secara fisik
maupun psikis. Secara fisik, perempuan bisa direpresentasikan dengan
gambaran fisik yang memiliki hubungan terhadap pengembangan
tingkah lakunya. Secara psikis, perempuan merupakan mahluk yang
psikologis yaitu mahluk yang memiliki perasaan, pemikiran, aspirasi,
dan keinginan. Dalam citra psikis, dapat tergambar kekuatan emosional
yang dimiliki oleh perempuan dalam sebuah cerita.
(2) citra
272
METODE PENELITIAN
Berikut ini dipaparkan hal-hal yang berkaitan dengan metode
penelitian yang meliputi objek penelitian, metode pengumpulan data,
teknik analisis data dan validitas data.
a) Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah citra perempuan yang
terdapat dalam Puisi I Luh Peken Badung karya I Putu Ari Kurnia
Budiasa yang terdapat dalam Buku Pupulan
273
Sang Pencipta
Padidian ngurip panak sentana
sendirian
menghidupi
anak
keturunan
(2) Psikis
Citra fisik perempuan tidak terlepas dari citra psikis sebagai komponen
kesatuan aspek perwujudan citra diri perempuan, seperti
diketahui bahwa
274
keturunan
b. Perempuan Tegar
I Luh juga merupakan perempuan tegar. Ia tetap mencari nafkah
sendiri meski ditinggal suami untuk selama-lamanya dan menghidupi
anaknya seorang diri, walau beban berat I Luh pikul seorang diri.
Nyansan maatang I Luh mategenan semakin berat bebanmu
Suunan masi nyansan baat
hatimu,
besarkan
tenagamu
Berikut ini merupakan citra pada tokoh I Luh.
a. Perempuan Mandiri
Mandiri yang dicitrakan pada tokoh I Luh adalah dia seorang
perempuan yang bekerja sebagai buruh pasar. I Luh mampu
menjalankan pekerjaannya yang berat meski ia seorang perempuan.
Nyansan maatang I Luh mategenan
semakin
berat
bebanmu
Suunan masi nyansan baat
junjunganmu juga
semakin berat
275
kuatkan
hatimu,
besarkan tenagamu
Tiang dini manimpalin baan pabalih lan angob
saya
di
sini
menemani dengan
menonton heran
b. Perempuan Bertanggung Jawab
I Luh adalah perempuan yang bertanggung jawab. Setelah suaminya
meninggal. Ia tidak larut dalam kesedihan. I Luh mengambil alih
pekerjaan dan menghidupi anaknya seorang diri dengan merantau ke
kota.
Ngajak pianak cerik-cerik
meninggalkan rumah di
atas gunung
Tuun bukit nuju kota
c. Perempuan Baik
I Luh digambarkan sebagai perempuan yang baik dan juga menyayangi
anaknya.
Saja,,saja,, I Luh luih
benar,,benar,,
wanita
utama
Lautang,,luh lautang!!!
lanjutkan,,luh lanjutkan!!!
Badung
B. Citra Perempuan sebagai Keluarga
Karena sudah ditinggal meninggal oleh suami, maka citra perempuan
tokoh I Luh pada puisi ini adalah sebagai seorang janda.
276
ditinggalkan
suami
meninggal
Padidian ngurip panak sentana
keturunan
C. Citra Perempuan sebagai Warga Masyarakat
Citra perempuan sebagai warga masyarakat adalah gambaran pikiran
masyarakat terhadap tokoh perempuan. Pencitraan masyarakat terhadap
I Luh adalah positif yakni rasa iba akan nasib I Luh yang ditinggal
suami, menghidupi anaknya seorang diri, dan tinggal di emperan
pinggiran sungai.
Pedalem luh,,,da bes mamaksa!!
memaksa
Pedalem pianak I Luh
kasihan anakmu
sempit
Sisin Tukad Badung, buin romon
kotor
Maga puntag-pantig
bekerja
membanting
tulang
Nyuun urip, ngandong angkihan
menjunjung
hidup,
ditinggalkan
suami
memikul nafas
Kalahin kurenan nyujur tanah wayah
meninggal
Padidian ngurip panak sentana
keturunan
277
SIMPULAN
Kritik sastra feminis merupakan salah satu ragam kritik sastra
(kajian sastra) yang mendasarkan pada pemikiran feminisme yang
menginginkan
adanya
keadilan
dalam
memandang
eksistensi
278
DAFTAR PUSTAKA
Djajanegara, Soenarjati. 2002. Kritik Sastra Feminis; Sebuah
Pengantar. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra;
Epistimologi, Model, Teori, dan
Aplikasi (Edisi Revisi). Yogyakarta: MedPress (Anggota
IKAPI).
Noor, Redyanto. 2007. Pengantar Pengkajian Sastra. Semarang:
Fasindo.
Sofia, Adib dan Sugihastuti. 2003. Feminisme dan Sastra: Menguak
Citra Perempuan dalam
Layar Terkembang. Bandung: Kartasis.
Sugihastuti dan Suharto. 2010. Kritik Sastra Feminis, Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Waluyo, Herman J. 2003. Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Umum.
279
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
ANALISIS EFEKTIVITAS
DI SMK WERDHI SILA KUMARA
NI LUH PUTU CAHAYANI, S.Pd., M.Pd.
Abstract
This research aimed to determine the quality of learning at SMK
Werdhi Sila Kumara based on context variable, inputs, processes, and
product. This research was a quantitative evaluative analysis. This
experiment tried to analyze the program effectively using CIPP model.
The number of samples that had been used in this research was about
60 people consisted of all teachers at SMK Werdhi Sila Kumara. Data
was collected with questioners and analyzed by descriptive analysis.
Raw score that found out in this research was transformed into T-score
and then was verified to Glickman prototype. The analysis results show
that the quality of learning process at SMK Werdhi Sila Kumara can be
categorized as effective that can be seen from process standard, inputs,
processes and products. This is as a result of CIPP implementation
refers to process standard. It can be suggested for (1) principal of the
school to do development in human resources at school environment,
(2) SMK Werdhi Sila Kumara teachers should increase the competence
and human resources development through training.
Keywords: Evaluative Studies, Learning, Quality
PENDAHULUAN
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa
pendidikan di setiap jenjang, termasuk Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan
tersebut. Kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari peranan guru.
Pemerintah dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan telah
menetapkan Standar Nasional Pendidikan sebagai ukuran yang
280
potensi
yang
harus
dikembangkan,
maka
proses
Nasional
Pendidikan
berfungsi
sebagai
dasar
dalam
281
bagi
setiap
peserta
didik.
Standar
penilaian
hasil
282
Menurut
Marhaeni(2006),
pada
hakikatnya
evaluasi
283
METODE
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data utama
yang diperoleh dari kuesioner, dan data pelengkap diperoleh dari
metode wawancara, dokumentasi, dan observasi. Berdasarkan hal
tersebut, dalam studi evaluasi ini pengumpulan data dilakukan dengan
cara: (1) Metode kuesioner, (2) Metode dokumentasi (3) Metode
wawancara (4) Metode observasi. Pada evaluasi program ini,
penggunaan keempat metode tersebut dilakukan secara saling
melengkapi.Misalnya, metode wawancara diarahkan untuk mendalami
dan melakukan cek ulang terhadap pendapat warga sekolah yang
dituangkan ke dalam isian kuesioner. Demikian pula metode observasi
284
diharapkan dapat melengkapi atau cek ulang dari data yang diperoleh
dari data dokumen atau sebaliknya. Data variable yang akan diteliti
tersebut adalah: Data tentang konteks atau latar pendukung yang
meliputi data mengenai pengetahuan guru tentang visi sekolah,misi
sekolah dan tujuan pelaksnaaan standar proses,data tentang masukan
atau daya dukung kualitas guru SMK Werdhi Sila Kumara dalam
melaksanakan standar proses yang meliputi perserta didik,pendidik dan
kurikulm dan yang terakhir data tentang proses implementasi standar
proses yang menyangkut kemampuan guru dalam mebuat rencana
pelaksanaan pembelajaran,melaksanakan proses pembelajaran dan
penilaian hasil pembelarajan di kelas serta pengawasan proses
pembelajaran.
Penelitian
ini
merupakan
studi
evaluatif
yang
285
pembelajaran,
pelaksanaan
KBM,
penilaian
hasil
produk
meliputi:
prestasi
siswa.
Rekapitulasi
Hasil
286
memecahkan
berbagai
persoalan
pendidikan
dengan
adalah
kurikulum
operasional
yang
disusun
dan
287
Penilaian.Untuk
meningkatkan
kualitas
pembelajaran,
yang
efeketif
dan
288
efisien.Secara
umum
tujuan
bagi
pemerintah
dan
pemerintahdaerah
dalam
mengarahkan,
membimbing,
membantu,
dan
mengawasi
penyelenggaraan
bagi
masyarakat
perencanaan,pelaksanaan,
atas
evaluasi,
peran
dan
sertanya
pengawasan
dalam
program
rencana
sekurangkurangnya
pelaksanaan
tujuan
pembelajaran
pembelajaran,
materi
yang
ajar,
memuat
metode
289
dan
berkelanjutan.
Pengawasan
meliputi
pemantauan,
290
291
292
teori
yang diungkapkan
oleh Hamalik
tahun
293
pembelajaran,
pelaksanaan
KBM,
penilaian
hasil
demikian,
seluruh
variabel
dilibatkan
sudah
efektif.
bebeberapa
saran
sebagai
294
berikut.
Pertama,
kepada
Setelah
adanya
kurikulum
yang
jelas
diharapkan
guru
SMK
Werdhi
Sila
Kumara
hendaknya
selalu
295
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan
Praktik). Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi dan Cepi Saifrudin, Abdul Jabar. 2007.
EvaluasiProgram Pendidikan (Pedoman Teoritis Praktis Bagi
Praktisi Pendidikan), Jakarta: bumi Aksara.
Dantes, Nyoman,1986, Variabel Penelitian dan Perumusan Hipotesis,
Singaraja: Jurusan Ilmu Penidikan FKIP Universitas Udayana
Dantes, Nyoman. 2010. Menakar Kualitas Pendidikan, suatu tinjauan
diskrepansi kualitatif. Makalah, disampaikan dalam forum
seminar tentang kajian persekolahan di Undiksha Singaraja.
Depdiknas. 2006. Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar
Isi. Jakarta:
Depdiknas... 2006. Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi lulusan. Jakarta:
Depdiknas... 2006. Permendiknas Nomor 24 tahun 2006 tentang
Implementasi Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan.
Jakarta:
Depdiknas. .. 2007. Permendiknas Nomor 41 tentang Standar
Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar danMenengah. Jakarta:
Depdiknas. .. 2007. Permendiknas Nomor 19 tahun 2007
tentang Standar Pengelolaan. Jakarta:
Depdiknas... 2007. Permendiknas Nomor 20 tahun 2007
tentang Standar
Penilaian. Jakarta:
Depdiknas... 2009. Panduan Implementasi Standar Proses untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.Jakarta:
Dewey, John. Democracy in Education. New York: The Macmillan
Co., 1964.
296
297
298
299
300