PENDAHULUAN
I Rang
11 h NlltU peninggalan kepurbakalaan dari jaman
permulaan Islam
y1111g sampai kepada kita dewasa ini ialah peninggalan
dalam bentuk
ntttu warisan visual. Di antaranya yang terpenting ialah
bangunan kumpleks-kompleks makam dari penyebar
agama Islam, khususnya
1-ka kompleks makam para wali, yang oleh masyarakat
dianggap
iwallsanga.Antara
lain kompleks
Sunan Ampel
(Surabaya), Maulana lbrahim (Gresik), Sunan Bonang
(Tuban), Sunan Kudus (Kudus), Gunung Jati (Cirebon),
dan Sunan Giri (Gresik).
:K!omples Sunan Giri sebagai salah satu dari
kompleks-kompleks am para wali di atas, meliputi
kompleks makam dan bangunan masjid.
, pun adanya kemungkinan
bahwa bangunan makam
Sunan Giri telah gt\}ami beberapa kali perubahan, terbukti
pada profil bagian depan masjid uat angka tahun 1544 M dan
1857 M. diduga kronologi itu merupakan
pon1l>inaan
kembali masjid di kompleks
Giri. Adapun
bangunan tertua atau
Ulinya yang terdahulu mestinya didirikan di sekitar pennulaan
jaman
Islam, ktgasnya di sekitarpennulaan
abad XVI.
Na.mundemik:ian, meskipun kompleks Sunan Giri merupakan
suatu kompleks yang berasal dari jaman Islam, serta untuk
kepentingan Islam, yaitu sebagai tempat pemakaman
dan
beribadah,
;yaitu
bersembahyang-shalat,tetapi
pengaruh
unsur-unsur
kebudayaan dari UJUilall prasejarah maupun dari jaman Hindu-
... p<UULI.
un
ncemnnan dari
a 11011dulhu1gnya. Dalam
penulisan
searah
Un1111 JIPlllllBSHlan-peninggalan artefaktu
~l
atau rhth11 b1intuuu dari (1)
epigrafi, yaitu tu~s:~ai
nyn ti tlfflltl buugunan tersebut, (2) Jo;
.
0
Ition, ('4~ Ulolooi ilmu baha
beonolog1, (3) tradisi
ti
sa yang
e ' u ilmu
rhubungan d
lf1 (I\)
tentan
enga
f.lt&tiqU(I/i
n
C
I.
b ka
g sepur a Iaan
ata
atau
I
en nama berbeda beda
t I QJlttlsinya, memberi judul
.
BJO
M" In
. Bet B
isa ya
M~li' sedang ahli I .
. .
oek van Bonang
(Buku Sunan
1
amnya, yaitu JGH Gunnin
nw;/1geschrifi uit de zestiend
g
menamakannya : Een
It nodsdienst" (Tuli
e eeuw,_ had lende over
san 1awa derMohammad
uMuhammad
lfauhid
yang memuat
kunodariabad ajaranXVI
(SAW)" L .
: 'ltmsoh Primbon uit zestiende eeu~", e~~ 1881);
Kraemer dalam Een
m The Admonition ot' Sheh B . (Th(
en, l92 I), dan
GWJDrewes
an
e Hague, 1969) 2
Kar
ya
'J
'
y
bera
d .
.
a
la1nn yan
saJ
.
g
~:Jn=
c::
dengan
berfikir yang
C. Pembatasan
Dengan sedikit mengetahui keadaan alam fikiran di Jawa
sekitar abad XVI seperti diutarakan di atas dapatlah difahami
sebagian arti simbolik bangunan-bangunan
pada kompleks
Sunan Girl. Dalam penelitian inikajian mengenai kepurbakalaan
pada kompleks
Sunan Girl dititikberatkan pada bi dang
ga
makam
bangu seperti terlukis padapura,
clan
n
masjid
kompleks Panataran.
an yang temyata memiliki struktur
sama dengar:
. . '
ansistun
susunan
fi
.
keIJanya dilakukan melaJui tahap-tahapo~ogra . Adapun
Jangkah-Jangkah
I. Pembacaan sumber baik
. b
I
'
sum er pustaka m
ap~gan.
pembacaan
ini sekalf
.
au~un
Dalam
sumber
dan 1dentifikasi data/fakta
.
. gus dilakukan
mventarisasi tertulis lisan dan visual
yaitu dari
berbagai sumber baik yang
'
...._
yan
g
.
a
terkumpul diusut hub
icu..ia-fakta
kebudayaan
sebagai pokok persoalan. Agar pembahasan
memfok:us permasalahan kajian dibatasi sebagai berik:ut
"'~
Pertama, untuk mengantarkan pada pokok persoalan
tentang
Kepurbakalaan
Sunan Giri, secara garis besar akan dibahas
masuknya Islam di Jawa, riwayat tokoh Sunan Giri, dan
5
ngan sendirinya
.
. tulisan
. . . dengan
singkat
t.nu disusun
penulisPane,rtpametain, Bab Ikamiierupakan pen dahuluan, berisi
latar belakang tujuan
.
goya ~tan tentang sunan Giri pembatasan
masalah, ,
metode,
ll<'nyebaran Islam di I d
.
. n~ peranan Sunan
Giri dalam
meliputi
pembah
masuknya Islam Indonn onesia,
.
.
asan tentang
di
proses
S'.unan
Giri serta erana.:1a, khusus~ya
di Jawa,
keterangan
dan
sislsilah
anggota wali
sanga,
latar
mengapa Sunan Jiri dirik~~ sebagai belakang
tpenyebaran
lilam
Sunan
Giri
I d
jasa-jasa
.
le-budayaan dan kesenian.
n onesia, terutama daJam
bidang politik,
Islam
ucapannya.
Contoh:
Samsuddin
Sumatrani.
men
but
karen~
a=
ti
Jaway~g
sangat
menjunjung
amanya.J?al~
uraiantinggi
rm juga dan
memberikan
wah, khususnya terhadap wali sanga.
Penghonnatan
ya kepercayaan bahwa para wali adalah
pengganti/
~.. '
8
BAB II
HUBUNGAN BUDAY A INDONESIA ASIA BARA T DAN
PERANAN SUNAN GIRi DALAM PROSES ISLAMISASI
JAWA
A\ Agama Islam Masuk Ke Jawa.
Sejak abad-abad pertama Masehi di Indonesia telah muncul
lalu lintas tertentu yang menghubungkan antara pulau yang satu
dengan pulau lainnya nluupun yang
menghubungkan
Indonesia dengan dunia luar. Dalam lalu lintas ini pelayaran
memegang peranan penting
untuk menghubungkan
lndones~a bagian Timur dan Indonesia bagian Barat, atau
menghubungkan Indonesia dengan negara-negara lain. Karena
lalu lintas tersebut digunakan
bagai sarana perdagangan, kemudian juga lazim disebut
sebagai jalan perdagangan.'
Jalan itu dari pantai utara
Sumatera Utara menyusur pantai umamya terns ke selatan, ke
laut Jawa. Setelah melewati Makasar rote itu ad yang menuju
ke utara (Selat Makasar) ada pula yang terns ke arah
Umll(~ke Maluku. Dari pantai Sumatera Utara jalur pelayaran
yang ke barat n
iQJU Benggala, Di bagian Pantai Timur
Sumatera jalur itu bercabang ke
utarw. menuju ke Cina. 2 Jalur dagang tersebut dalam sejarah
terkenal dengan
'Jt1tun "jalur sutera" atau silks
road.
Selat yang memegangperanan pentingpadajalan ini ialah
Selat Malaka di Ubln\, dan Selat Sunda di selatan. Di
.9
sepanjangjalan
perdagangan inilam.bat lawvt:JUlbullah pusat
perdagangan dan kerajaan-kerajaan penting di Indonesia
riti Sriwijaya (abad 7 M sampai dengan abad 14 M), Tuban
(abad 11),3
.9
13 M. Perkiraan
iniberdasarkan
alasan bahwa
rajaDamaskus bergelar Al Malikus Saleh Ismail (12371238) clan Al Malikus Najamuddin Ayyub, tokoh yang
berbasil menga-lahkan
tentara Tar-Tar di Irak,
Selanjutnya
Malik
Najamuddin
Ayub
merebutDamaskus, Palestina, clan Baitul Makdis dari
tangan tentara Salib, Al Malikus Najamuddin kemudian
mewarisk.an Mesir kepada raja-raja Mamluk pada 1240
M.9 Gelar Al Malikul Zahir bagi pengganti Al
Malik (as Saleh) kemudian juga menjadi gelar Sultan
Baybars dari Mesir yang memerintah di Mesir dari
1260 sampai 1277 M.1
11 P.A. Hoesein Djajadiningrat, " Islam di Indonesia"
dalaJo Kenneth W.Morgan,
111 IDJalan Lurus (Pustaka Jaya : Jakana,1980), balamau
421-451.
!fardjan Hadidjaja,Setljarah Mdaj11
(Djambatan:Djakarta. 1951), balaman 71-74.
' Hamka, ..Masuk dan Bcrkcmbangnja Islam di Dactah
Pesisil' Sumatra Utara",
'lttsalah Seminar Masuknja Islam ke Indonesia (Panitia
Seminar Scdjarab Masuknja
Ito Indonesia : Medan, 1963), haJaman 72-95.
lll[l)fd.
11
1 V, Bond
1924 hal, 36
Masuknya
Islam
ke Ind
.
gBan~.AbuBakarAcehdalam "Sekitar
M
ertta tent.
P. .tengenai datang dan onesm
ukn
ang er1ak
dan Pasai".
berpendapat bahwa Isl::as~ak:gama Isl~
Indonesia,
Hurgrony~ Arabia tetapi setelah melewati p
.m;ones1~
tidak
!angst.mg
dari
Mekah
berikut
ersra an Gu3arat dengan aJasan sebagai
ut
batu t
di India.
an kml-kuil yang
erasa 1
d:iruntuhkan
4. Adanya gelar rai "S ah"
.
bah p . ~a
y
dan raja yang dimakamk
be
.
asa ers a, d n a-n
an,
d
i
an am ama l
rasa ari
.
l
\ Penyesuaian adat-istiadat dan k ~1? yang mendekati
nama Persia.
,Yang sarnpa] sekarang
.h de ias~n. antara Indonesia
dan India
kehidupan bangsa lndon:~:~
apat dd1hat dalam
berbagai aspek
ft ~danya aliran Syiah dan
tusawuf di Indonesia p :;nsur-unsur faham wihdatul
wujud daiam
[tlfodustan telah men~ :ol~~:~~~:elum Islam orang
Hin~u dan c:hnman membawa peradaba d
wa dan
pulau-pulau sekitamya n an kebudayaan yang
disiarkan di
12
13
Alasan Hasbullah
antara lain
'
Bakrv
sampai ke timur jauh dan pulau- pulau di sekitamya,
yang kemudian men~adi pen~orong_ ~r.dirinya
15
14
15
lambang
118.
120.
cit.,
halaman .123.
17
3.
16
17
U1
b. Peranan Bagdad
Pada abad 13 M Dinasti Abbasiyah yang beribu kota
di Bagdad runtuh akibat serangan tentara Mongol di
bawah pimpinan Holako. Akibatnya aktifitas perdagangan
tergeser dari daratan ke lautan, Pelayaran menjadi ramai
karena daratan dibancurkan dan dikuasai oleh bangsa
Mongol. Demikian keruntuhan Bagdad mempunyai arti
penting bagi masuknya agama Islam di Indonesia Hal ini
terbukti di KerajaanPasai, Aceh ada makarn dari Syarif
Abdullah keturunan keenam dari Khalifah Al Mansoer al
Abbasi, Syarif Abdullah. Bahkan wagfat menurut angka
tahun pada batu nisannya 1407_2' Mungkin ulama ini
sama dengan Maulana Muhammad Al Mustan Ashir Al
Abbasi sebagaimana disebutkan
oleh Hamka di muka,
19
dengan
"penetration
pacifique"; tidakdiillakodran
seearakekerasan senjata, melainkan dengan cara damai
seperti masunkn}'3. agama Hindu.
Golongan-golongan yang memegang peranan
penting dalam me~
rum menyiarkan agama Islam ke
Indonesia yaitu :
a, Golongan
pedagang
Gclongan ini berhubung pekerjaannya sering
mengadakan hubumgaJ!ll dengan orang lain atau dengan
daerah lain di kepulauan Indonesia. Tugas golongan ini
bukan khusus untuk menyebarkan agama,Jma1rmi.1ID.1llkarena
hubungan mereka meskipun golongan ini bukan allili agamma
:peranannya dalam memperkenalkan agama Islam kepada
oran:ug Baiinn y.mg belum Islam
sangat besar. Terutama
pedagang Gujarat. Para pedagang milah yang merintis jalan
masuk dan penyebaran Islam Ice Iadonesia, l5
l!!I Hhmmb,, ... rid..
""C. maur, SafljqlurU Kesellian Islam I (Pcmbangunan:
Djakarta 1957), halaman 11 L
l!S DJl!L ~.
OfflL ci!L. halaman 15; 41.
"" H. S11111!:.fumrovm Raajiid,, loc: cit:
""' l!U .. 1''<Blll <diem Bag, op. a1. halaman 380.
19
Penyebar-penyebar
Islam lainnya, yangjuga dikenal
sebagai walisanga yaitu Sunan Bonang (anak Sunan
Ampel), Sunan Giri, Sunan Kalijaga, dan Sunan Kudus.
Dalam perkembangan berikutnya di samping para
wali itu
memegang peranan penting dalam masalah agama, di
antara mereka ada pula yang berperan dalam masalab
politik misalnya Sunan Gunung Jati. Sunan Gunung Jati
adalah tokoh yang dianggap sebagai wali yang
mengislamkan Jawa Barat. Sebelum mencapai
kedudukan wali ia bernama Fatahillah menjabat
panglima tentara Demak yang berhasil menaklukkan
Sunda Kelapa (1527), Banten dan Cirebon, kemudian
memasukkannya di bawah pemerintaban Demak.
Dalam per- kembangannya urusan pemerintahan di Banten
oleh Demak diserahkan kepada Fatahillah. Pada 1552
pemerintahan Banten oleh Fatahillah diserahkan pada
Hasanuddin putranya.. Fatahillab selanjutnya menetap di
Cirebon memusatkan perhatian serta kegiatannya pada
masalah agama. Pada tahun 1570 Fatahillah
wafatdimakamkan di atas Gunung Jati Cirebon. Sejak itu
namanya lebih dikenal dengan sebutan Sunan Gunung
Jati."
Sunan Giri mempunyai pengaruh politik sangat kuat
terhadap bupati-bupati di Jawa Timur, antara lain Bupati
Wirosobo, Bupati Surabaya, Bupati Tuban, dan Bupatibupati Madura, yang pada abad 17
M merupakan la wan berat bagi Raja-raja Mataram. 45
Peranan Giri dalam penyebaran Islam di Indonesia Timur
sangat besar."
I
, I'
"
H.
Ab
u
Ba
kar
,
op.
cit..
hal
am
an
11
8.
37
Ha
run
Ha
di
wij
on
o,
Ke
JI
I
@olongan
raja-raja dan
bangsawan
Para raj a yang telah beragama Islam juga ikut aktif
menyiarkan
~gama itu. Para bangsawan mengikuti jejak rajanya.
Rakyat yang memeluk agama yang sama dengan rajanya
akan menimbulkan rasa [~rsatuan erat antara keduanya
karena keyakinan jiwanya sama. Oleh fwrena itu raja juga
ikut membantu para wali dalam menyiarkan agama
~ H. Abu Bakar, Sedjarah Al-Qur 'an (Tintamas :
Djakarta, 1955), halarnan 312.
0 W.L. Olthof, Poenika Serat Babad Tanah Djawi
wiwit saking Nabi Adam
Htaqg; ing Taoen 1647 (M. Nijhoff: 's-Gravenhage,
1941), balaman 123-130.
"413. Scbrieke, Indonesian Sociological Studies (W.
van Hoeve : Bandung, Ltd, finlaman 30-34. Menurut
Babad Lombok kekuatan Giri pada masa Sunan Prapen
d1b2li) berhasil rnengirimkan ekspedisi
Giri untuk
mengislarnkan Lombok.
21
,I
-rnerupakan
25
24
25
I 1
27
26
27
itu
29
28
itu
5.
6.
7.
8.
9.
Sunan Drajat
Sunan Bentong
Sunan Bonang
Sinan Majagung
Syeh Siti Jenar.
menganggap
bahwa
yang
29
1 I
0 Ibid.
.. W.L. OJthof. Poenika Serat Babod Tanah
Djawi wiwit-sakilrgNabi Adam doemoegi ing
Taoen 1647.( M. Nijhoff; 's-Gravcohagc,
1941), balaman 1-50.
.. Lcmbaga Research Islam Malang, op. cir.
halaman 71.
"'Ibid.
1. Sunan Ampel
2. Sunan Giri
3. SunanBonang
4. Sunan Drajat
5. Sunan Kudus
6. Sunan Muria
7. Sunan Kalijaga
8. Sunan Gunungjati
9. Syeh Siti Jenar,
Selanjutnya Lembaga tersebut juga berpendapat bahwa :
wali sanga hidup dalam satu zaman," Pendapat tersebut
30
31
wafat pada 1475 M.87 Sunan Drajat clan Sunan Bonang adalah putranya.
Sunan Giri adalah murid clan sekaligus juga menantu. Sunan Gunung Iati
baru muncul pada tahun 1527 di masa pemerintahan Sultan Trenggana
(1521-1546), clan wafat pada 1570 M di Cirebon. Sedang Sunan Ampel
wafat (1485), Sunan Giri (1506), Sunan Drajat (1520), Sunan Bongang (
1525). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa para wali tersebut berlainlainan masa hidupnya,
Sunan Giri sebagai salah seorang dari pada wali khususnya dari
kelompok walisanga, juga seperti sejarah kehidupan para wali-wali lain,
sebagian besar masih diliputi oleh kegelapan, bahan-bahan atau sumbersumber sejarahnya yang bersifat primer tidak didapatkan.. H. Abu Bakar
dalam Sedjarah Al-Qur 'an menyatakan bahwa para ahli-ahli ketimuran dan
ahli-ahli sejarah di Indonesia yang ternama antara lain HoeseinDjajadiningrat,
Prof. Dr. Snouck Hurgronye, D.A. Rinkes, BJO. Schrieke dan lain-lain,
dalam penelitiannya sering terbentur kepada berita-berita tarikh, legende
dan dongeng-dongeng yang kadang-kadang bertentangan antara satu sama
fain.Ill
Berdasar sumber-sumber tradisonal yaitu Babad, Sunan Giri adalah
putraMaulanalskak (SyehAwalul Islam- Wali Lanang)yangatasnasihat
Sunan Ampel menyiarkan Islam di Blambangan. Siapa sebenamya tokoh
skak tidakjelas clan dapat dikatakan misterius. Mengenai asal-usulnya ada
30
f,ang mengatakan
dari Juldah (Jeddah ?), dan kemudian
menetap di Malaka chm Pasei setelah gagal mengislamkan
Blambangan,"
Menurut sumber-sumber tradisional pada masa itu
Blambangan
tl~perintah oleh raj a Menak Sembuyu, patihnya Bajul
Senggoro. Di kala itu Kung raja sedang menderita kesusahan
karena putrinya Dewi Sekardadu menderita sakit yang sulit
diobati. Akhirnya raj a mengeluarkan sayembara tbnrang siapa
dapat mengobati clan menyembuhkan sang putri, bila laki-laki
nlt!an dijodohkan dengan putri tersebut serta di beri
separuh kerajaan. l~0:Flombaan itu dapat dimenangkan oleh
Iskak. Atas permintaan raja, Maulana Iskak kawin dengan
Sekardadu clan mempeoleh separuh dari
., Aminuddin
Kasdi, op. cit., halaman 8 ;36. Dalam
Babad ~
kcdatmgan R. Rlllrnat di Jawa ditandai
dengan engkalan awit tatagunaning wong (1341 J). dan
sc:ngkalan lltonfoggalnya: pendita ampel lena masjid (1397
J.)
H. Abu Bakar, foe. cit.
., W.L. Olthof, op. cit ., balaman 19-20.
31
'
32
91 Ibid.
92H. Abu Bakar, op. cit .. halaman 300.
33
32
: &mbaga ~
Islam Malang, op. cit . balaman
112.
.... , ill Brandes, op. cu., halaman 15. Dalarn Pararaton
perempuan demikian disebut
1.11.11.111.11., .-1 'lttrl ardhanaTl!SWl'ari.
" IJ.ombaga Rcsc:udi Islam Malang, loc. cit.
" :;, WojowasilO, &tijarah Kebudajaan India (Penerbit
Siliwangi : Bandung, 1952),
1t ...
" ~minuddin Kasdi, op. cit .. halaman 21-23.
11b1a.
33
di
Sesudah bertempat
di Giri (Gunung) nama Sunan
Giri lebih termasyhur dari pada nama Raden Paku, Jaka
Samodra, Prabu Satmata maupun Muhammad Ainul Y akin m _
E. Jasa-Jasa Sunan Giri Terhadap Penyebaran Islam di
Indonesia
Selain dari kedudulran para wali sebagai penyebar agama
Islam merek.a juga mempunyai kedudukan penting dalam
bidang politik dan kebudayaan yaitu sebagai penyebar dan
pelestari budaya, oleh karenanya jugan pantas filla para
walisanga itu juga mendapat gelar "culture hero". Misalnya
Sunan Kalijaga telah berjasa merombak tontonan wayang
dan gamelan untuk K:'epentinganpenyebaran Islam.!"
Bagaimana pentingnya kedudukan pada bidang budaya
umumnya temyata bahwa dalah sejarah Jawa terkenal dengan
Istilah zaman kewalen untuk menunjukkan periode sesudah
runtuhnya Majapahit yaitu pada peralihan dari abad 15 ke
abad 16 sebagai periode kerajaan-kerajaan Islam. Dalam
pepriode itu peranan para wali sangat
menonj
ol.
Sunan Giri dalam penyebaran Islam di Jawa
khususnya, dan di
kepulauan lain cukup fenomenal, karena sampai saat ini masih
terns diingat dan
hidup
dalam
tradisi
masyarakat
(overlevering). ditempuh melalui pendidikan, politik, dan
kebudayaan. Cara-cara tersebut tidak dapat dilepaskan dari
konteks zaman dan hubungannya dengan kebijaksanaan
wali
sanga
lainnya.
1',
11,
I
1.
Dalam
Bidang
Pendiclikan
Pendidikan adalah merupakan suatu cara yang sangat
baik untuk
menyebarkan suatu faham, ajaran atau keyakinan.. Demikian
pula halnya
.!0~ngan para wali sanga juga menggunakan pendidikan
sebagai media
kary
a
seni,
khu
sus
nya
dala
m
hal
lagu
atau
gen
dhin
gJa
wa
yan
g
dip
erc
aya
oleh
rnas
yara
kat
Girl
seb
agai
:ll jl I 1 ;:1,
I
,
,.,
I l 11_,
'
d. Penge~uan
um~m tentang Al Qur'an, hadits, tarikh
nabi serta
mubaligh-mubahgh Islam seperti telah dirintis oleh
Khulafa .
Rasyidi 113
'.!' urin.
Demiki~l~ kira-~ cara dan bentuk pendidikan yang
dilaksanakan oleh ~~ wali di Jaw~ d~ ~taranya dilakukan
oleh Sunan Giri dengan me~dirikan pesantren di Gm. Muridmurid Sunan Giri tidak hanya berasal dan daerah ~ekitar G.m _
dan Pulau Jawa, tetapi banyakjuga yang berasal dai luar Jawa
rmsalnya dari Kalimantan, Sulawesi Selatan, Lombok,
Sumbawa Sumba, Flo~~s, Ambon, Halmahera, dan
Ternate.!" Menurut sumber~ s~ber tradisi yang Icuat
pengaruhnya di kalangan masyarakat, pesantren lam yang
te~kenal sebelum adanya pesantren di Giri ialah Pesantren Am
el tempat belajar Sunan Giri pada waktu kecil. us
p '
2. Dalam Bidang Politik
Sunan Giri selain dianggap berstatus sebagai waliullah
(dalam bi dang l\g~~) ber~as~kan sumber-sumber sejarah
tradisional (historigrafi tradrsU:na/.)juga ikut berperan dalam
memutuskan masalah-masalah politik
pe~enntahan (waliul amriy pada zamannya. Anggapan
masyarakat
ulebih
merupaka n
beri
kut.
a. Pengetahuan tentang Bahasa Arab, sebagai alat untuk
mempelajari Islam.
b, Pengetahuan tauhid, untuk mempertebal keyakinan
yang sangat diperlukan bagi keteguhan iman terutama
bagi para mubaligh.
c. Umu Fiq h sebagai pedoman syariat hukum, untuk
menjalankan darma
bak.ti dalam kehidupan masyarakat dan agama,
38
41
40
41
Mataram;
43
J. Dalam Bidang
Kebudayaan
&
Kesenian
Salah satu faktor yang memudabkan
para wali,
khususnya .Sunan (!if'iri menyebarkan
Islam di Jawa ialah
penggunaan media budaya sebagai sarana dakwab. Misalnya
perkembangan bahasa Jawa kuna menjadi Jawa madia (Jawa
Tengahan) yang dimulai pada prasasti Biluluk 1366,124 dan
mencapai puncaknya pada sastra suluk, baik yang berbentuk
prosa maupun macapat, dan kidung pada zaman wali,
khususnya untuk menyebarkan
1tjuran-ajaran mereka dalam bentuk tulisan.P" Misalnya Puspa
Rinonce yang dleh masyarakat di Drajat dan sekitarnya
dianggap sebagai karya Sunan ll'ajat juga disusun dalam bentuk
macapat. Karya-karya sastra itu sekaligus dltligJ1 menjadi sarana
dakwah Islam yang efektif. Tema-tema sastra yang
l~uiikernbang pada masa akhir Majapahit bercirikan
pembebasan dari
~~nikmatan sewaktu guna mencapai kehidupan yang abadi atau
langgeng. Mlisalnya : Sudamala, Arjunawijaya, Sri Tanjung,
Sutasoma, Tantu l~qgelaran, dan lain-lain. Dalam dunia mistik
(sufi) juga hidup subur faham- A1ham yang mengacu pada
panteistik sebagai landasan bagi munnculnya
f1tl'tammanunggaling kawula-gusti, baik dari mazhab
ittihadiyah maupun nmihab wujudiah, seperti tercermin dalam
Serat Nawaruci atau Dewaruci. Pltdam kitab Sith in yang oleh
tradisi setempat dianggap sebagai karya Sunan
C }nri (I)juga digunakan istilah-istilah yang lazim digunakan dari
zaman sebelum
I ~nm seperti : Hyang Manon, Hyang Widi, Hyang Sukma
untuk
menyebut A1'bth,
dan
istilab
pendeta
untuk
42
menterjemahkan ulama.126 Lebih dari itu tlU!!llclpun GiriGresik dari abad XV-XVII menjadi pusat keislaman yang
43
44
45
44
U1&n dlrnanfaa~ya,
melalui tembang macapat dan
kidung. Gendingtrllng yang diduga sebagai basil ciptaan Suoan Giri misalnya
asmarandana
Mn puoung, Lagu-lagu itu selain mudah dipahami, mudah
dimainkan oleh
k anak dan remajajuga sangat digemari rakyat karena berisi
ajaran yang
t mgk:at tinggi. m
Salah satu tembang (nyanyian)dolanan (permainan)
yang sangat nu! yang mungkin sekali juga merupakan buah
ciptaan Sunan giri yaitu th vang mengandung filsafah dan
jiwa agama sebagai berikut.
l!Jlf\-i/ir, lir-ilir
tandure wus sumilir
.\Ing ijo royo-royo
ltl'/csengguh kemanten
anyar
'"'h angon - cah -angon
pt nekna blimbing kuwi
'" hminuddin Kasdi, Kajian Arko/agis
Kepurbakalaan Sltlran Drajat dan
lffl.Vtt Dengan M~m wali-wali /ail< Sebagai Siulrber
Sejaralt (Pan.ilia Seminar
I 'IJ,llah Sunan Drajat: Surabaya, 1997), baJ:amao 12.
IPcnerbit
Stoddard,
Ed Pasang
M 1 d.Naik Kidit Berwarna (Panilia
- oe !Ja
1011J : D~j.a..k...a..rt..a., 1966}, halunan
1
278.
1.embaga Research Islam MaJang, op.
ciL. baJaman 141..
45
lunyu-lunyu penekna
kanggo masuh
dodotira dodotiro dodotiro
kumitir bedah ing
pinggir
dondomono.frumatono
kanggo seba mengko
sore mumpung gede
rembulane
mumpungjembar
kalangane
ayo sorak-sorak hore
Maksudnya:
Bagi yang barn lahir di dunia ini diibaratkan sebagai
tanaman yang mulai menghijau, masih suci murni seperti
ibarat temanten baru, setiap orang selalu ingin memandangnya
Bocah angon (anak gembala) diibaratkan sebagai seorang santri
artinya orang yang seciang menjalankan syariat agama. Adapun
blimbing adalah buah-buahan
yang mempunyai lima
belahan, maksudnya tiang agama Islam adalah sembahyang
lima waktu, Meskipun lunyu-lunyu (licin) tolong panjatkan
juga, walau dengan bersusah payah dan berat sembahyang
itu maka kerjakanlah juga, untuk membasuh hati dan jiwa
kita yang kotor ini, Kumitir sore maksudnya: bahwa orang
hidup itu selalu cenderung ke arah berbuat dosa, segan berbuat
baik, benar serta utama. Maka dengan menjalankan sembahyang
lima waktu diharapkan kelak kemudian hari dapatlah menjadi
bekal untuk menghadap ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
yaitu menjadi anak shaleh.P"
Dari uraian di atas maka dapatlah disimpulkan bahwa para
walisanga
khususnya Sunan Giri dalam menyampaikan agama Islam
dengan jalan
bijaksana, melalui kebiasaan agama yang dapat diterima oleh
masyarakat kemudian diberi isi ajaran Islam misalnya
selamatan. Sistem pendidikan juga melanjutkan sistem yang
BA 8 111
P.ERKEMBANGAN KEBUDAyAAN DI JAWA
PADAABAD 15-16
Dari
ura1an
Bab Il dapatlah dik tab .
unan Giri, khususnya bangunan
e OJ bahwa
bangunan kompleks
l >1 ebabkan oleb perkembang Isl m~
berasal dari awal
abad 16 M
porubahan besar dalam bidang~li
~:
Jawa pac:ia abad
tersebut terjadilah Jmun Indonesia Hindu ke aman tik., gama,
sos1a1 kehudayaan, yaitu dari n1 lb1 kebudayaannya berulah
u1Is~ar;- Karena masyarakatnya berubah
ol h dua faktor, yaitu faktor ~
a
erubahan kebudayaan
disebabkan dll rm berasaJ dari masyarak:at nddalam dan faktor
dari luar, i Faktor dari Udak mengaJcibatk
pe
ulcung kebudayaan
itu
send
.
bi
.
an
besar ka
asanya
m, perubahan
iasanya
11 nttasa seimbang d
engan kebuadayaan
,
rena bi araka
1
mas
telah ada yaitu sistem mandala yang kemudian diubah menjadi
pesantren. Dari pesantren tersebut dididik kader-kader
penyebar Islam yang kemudian besar pengaruhnya terhadap
perkembangan
JJ
hnln
.
a ang :
46
47
Artiny
a:
"Hari ini Aku telah menyempumakan
agamamu
bagimu dan Aku telah menyempurnakan ni'matku
bagimu dan Aku telah rela Islam sebagai agama
bagimu","
Dengan demikian Islam adalah kependekan dari kata
"addin Islam" ftf( ungkapan kebudayaan Islam, lengkapnya
adalah kebudayaan addin Pokok ajaran Islam termaktub
dalam Al-Quran dan Hadist meliputi r~krok masalah yaitu,
masalah hubungan antara manusia dengan Allah
tbndatan) yang meliputi arkanul (rukun) Iman dan arkanul
Islam,
111 b. hubungan manusia dengan manusia (habl
minannaas) dan
.1
11
I
1.1
U
ntu
k
me
nga
run
gi
kehi
dup
an
Isla
m
men
unt
un
fikir
an
ma
nusi
. I
1 II
11 Ibid ., balamam
156_
" Ibid ., balamam
150 - 151.
"152.Ibid i, balamaro
11 M Natsir, Capita Selecta, (W.V. van Hoevc:
Bandungi's-Gravenhagc, 1954),
halaman 15.
52
53
II
K.
.
.
o~nlJaran
at, ibid i, halaman
. mgr
149.
Nusantara
I
55
54
,I I
111
' ~ '
I I '[
11
27 Sidi Gazalba, op cit ., halamam 152.
28 Ibid i, halamam 156.
29 M. Natsir, ibid ., halaman 214.
"Kami jadikan
karnu sekalian laki perempuan,
berkaurn-kaum dan berbangsa-bangsa untuk saling
kenal mengenal dalam kebaikan, sesungguhnya
semulia-mulia di antara kamu sekalian di sisi Allah
56
57
56
57
diduga be~a~ dari kata dalam bahasa Jawa kuno, sastri, yaitu
siswa yang mempelajari
kitab-kitab
castra atau kitab-kitab
agama
secara khusus.
Untuk mengetabui apa sebab para wali dengan mudah
mendapat pengikut ban yak dan memperoleh penghormatan
58
59
58
itu ttH I eka. capa~ kare~_a para wali dekat dengan Allah,
yaitu dengan jalan
ftl nsucr bersihkan jiwanya dari perangai-perangai
tercela."
59
karena
itu ia merasa puas turun ke bawah kepada kepahamankepahaman yang dapat dicapai oleh pancaindra dan
fantasi ( empirik), kekuatan menduga dan ingatan sesuai
dengan hukum-hukurn
yai;ig tetap dan peraturan-peraturan
yang berlaku. Ilmu yang dicapai adalah pengetahuan
yang bersifat induktip deduktip yang rnasih sangat
terikat oleh keadaan
jasmaniah. Meskipun mempergunakan khayal (fantasi) ilmu itu
lapangann ya terbatas pada kebenaran asli yang tidak
berlanjut. Kepahaman ini dapat dicapai dengan pancaindra.
Pada tingkatan ini terletak kedudukan para ilmuwan atau
ahli-ahli ilmu pengetahuan.
Golongan kedua, terdiri dari orang-orang yang akalnya
bergerak ke
arah pemikiran mumi, pengertian clan karena susunannya yang
essensi tidak membutuhkan alat-alat jasmani. Orang-orang
yang tergolong dalam tingkatan ini dapat menembus
melampaui prinsip-prinsip pertama yang menjadi pengertian
manusia golongan pertama, bisa bergerak dengan leluasa dalam
ruang kenyataan batin (al-musyahadah al- bathiniyah),
sebagai kesadaran mumi dan tidak terbatas. Dalam
tingkatan ketiga ini terletak tingkatan para wali, ularna-ulama
dan orang-orang yang diberi rahmat dalam
sorga setelah wafat. Tingkatan kedua ini dapat diperoleh
dengan latihanlatihan rokhani, berkhalwat, dan mendoa. Dalam proses
tersebut roh
menjauh dari rasa lahir dan masuk ke dalam egonya.
Adapun kekuatan yang ditimbulkan oleh perasaan menjadi
60
ke t~gkat ~al~ikat, ~gar dalam waktu-waktu tertentu betulbetul dapat beralih m.enJadi ~alaikat. Orang yang mencapai
tingkat ini diberi karunia kem~gkinan melihat mahl~mahluk yang berada di langit, mendengarkan
~emb1caraan roh-roh dan kalimat suci. Dalam golongan ketiga
ini terletak tm~ka1:1n para Nabi dan para Rasul. Karya Ibn
K.haldun yang termasyhur
)Ya1tu
kitabMuqaddimah. 36
.
Menurut Abu Hamid~ Ga:zali(I 057-1111 M) sesuai
dengan tingkatan unan s~seo:ang maka derajat manusia
dibedakan menjadi tiga tingkatan sebagai berikut,
1. Orang awam, yaitu yang imannya mempercayaikabar berita
yang dibawa oleh orang yang dipercayainya.
~- Orang.a_lim, yaitu orang irnannya diperoleh melaluijalan
membanding me~eht~ dan memeriksa dengan segenap
kekuatan akal dan mantik (Iogika-interlektual).
l
60
61
harus
kecintaan melepaskan
menaklukkan
akal dengan
duniawi, menuju dengan tetap ke alam keabadian sematamata menghadap pada Allah
dengan himmah dan jalan suluk, menaklukkan hawa nafsu,
ingin kepada
riadhab dan mujahadah (perjuangan). Denganjalan ini sedikit
demi sedikit terbukalah hijab yang rnenjadi dinding antara
saya dan Engkau, sehingga dapatlah menyaksikan dengan hati.
Pada waktu itu hilanglah segala keraguan yang syak, timbullah
rna'rifat
dan yakin. Kesungguhan,
ketaatan
dalam
menjalankan syarat rukun, menghentikan segala larangan dan
pantangan membuat
jiwa
bersih,
suci,
sehingga
menimbulkan cahaya diri dengan Tuhan. Orang yang dapat
mencapai derajat ini disebut "wali". Wali berada di bawah
derajat Nabi. Wali mendapat ilham dan hatif37
Tokoh tasawuf terkenal sebelum Al-Gazali yaitu Hussein
bin Mansur
Al Hallaj (858-921 M). Intisari ajarannya juga menyangkut
kedudukan para wali atau insan kamil, meliputi tiga perkara
sebagai berikut.
62
63
62
63
berikut.
"Bamba adalah Tuhan, clan Tuhan adalah hamba,
Demi syuurku, siapakah yang mukallaf. Kalau katakan
hamba padahal dia Tuhan, atau engkau katakan Tuhan,
yang mana yang diperintah". 39
',
65
64
41
halaman 429.
65
62 : "Sesung~ya
wali-wali Allah itu tiada takut dan
tiada
pula
berduka
cita".42
ra
. 45
Dalam
hal penjelmaan
(hulul
lahut fin-~aasuti)
A! HallaJ
membenarkan bahwa manusia yang sudah bersih itu roh
natzqah-nya
sun uh-sungguh dapat bersatu dengan Tuhan sesudah
berlak~mya _huful
ggfi
t (Aspek Ketuhanan masuk ke dalam diri manusia).
Bila kejadian
lahut
n
nasu
.
d
. . laksan Al-Halla; menetapkan bahwa seorang wall telah
bersatu
engana,
-IDl
ter
~
1
h
h
uwa-T h u~a hingga wali itulah Tuhan, dan Tuhan itulah wa 1,
fi
. u
an,
se
)
kana , d emu
aitu tatkala
orang suci mencapat tingkat (maqam
~an
mengucap kan -. "A na al-Haq" 46 Itulah sebabnya mengapa
para mubalhgh
: ~~~ :~~~
Batavia, 1939), ha~aman
-< Al Bernett
Kempers, Ancient
Massachussets, 1959),
halaman 230.
45 Harnka, op. cit.,
halaman 142.
.. Ibid.
66
Wiji Saksono, Islam Menurut Wejangan Wali Sanga (alJamiah No. 4/5: Jogjakarta,
II 111
I ~pril Meri 1962), halaman 52-53.
Issatriadi, Sekitar Kedatangan Islam dan Peran Wali
Sanga Dalam Penyebarannya ltJJI /lawa (Thesis Jurusan
Sejarah
Malang:Malang, 1962/1963), halaman 29.
11 IY.H. IKIP
Van
Naerssen,
"Saptopapatti". Dalam BK/
Deel 190; Eerste
Aflevering
fllt1ll1J Nijhoff: 's-Gravenhage, 1933), halaman 239-258.
Naskah ini diterjemahkan
Mudh. Habib Mustopo dan R.S. Djojosoejono, diterbitkan
oleh Study Club Mahasiswa
11 /!lqjarah FKIS-IKIP Malang, 1974.
..iepartemen Agama RI., op. cit ., halarnan 447 .
67
1.
2.
3.
4.
Utara -Kuwera
Timur Laut-Icana
Timur-Indra
Tenggara-Agni
5.
6.
7.
8.
Selatan- Kama
Barat daya- Surya
Barnt -Vanma
BaratLaut-Vayu
6.
7.
8.
9.
Barnt daya-Rudra
Barat -Mahadewa
Barnt laut-Changkara
Pusat -Siwa55
69
dalam
pengertian
walisanga
Pitono
menghubungkannya
dan "dikpalakas ", 54
68
69
Selain pandangan-pandangan
yang telah dikemukakan,
dilihat dari sudut peranan dan status ulama atau biksu dalam
masyarakat Budhis, dapat pula kata sanga dari wali sanga
diihubungk.an dengan kata sangha dalam agama Budha,
artinya kumpulan ataujama 'ah para bhiksu Budhis." Bila kata
"sanga" dalam istilah walisanga memang berasal dari kata
sangha, maka "walisangha-walisangha"berarti perkumpulan para
wali ataujama 'ah para wali. Pandangan
ini juga bukan
merupakan hal yang mustahil, dan wajar bila para wali, satu
dengan lainnya sering bertemu untuk. membahas masalah
penyebaran
agama Islam di Jawa, lebih-lebih masa
peenyebaran itu baru taraf permulaan. Menurut sumbersumber tradisi ketika akan memutuskan
boleh tidaknya
ajaran Siti Jenar, para wali berkumpul dan bermusyawarah
terlebih dahulu,"
Dalam Islam seperti halnya para Nabi dan para Rasul
sesungguhnya benarlah bahwa para wali tersebut tidak dibedakan
satu dengan yang lain, semua sama dalam arti ikatan agama
"innamal mu 'minuuna ikhwatun" (sesungguhnya orang-orang
beriman itu
bersaudara). Lagi pula
sesungguh-nya
pengertian angka sembilan sebagai bilangan ganjil dalam
hubungannya
dengan
keberadaan wali sanga tidak
bertentangan
ajaran
Islam.
c. Latar
Belakang
Indonesia
Abad XV-XVI
Perkembangan
70
Kebudayaan
di
Budaya Indonesia
71
70
71
Sebelum mendapat
pengaruh
Hindu, berdasarkan
peninggalan- peninggalan berupa dolmen dipergunakan sebagai
tempat meletakkan sajian, menhir yaitu suatu tiang tertanam yang
menjulang dalam kelompok berjajar membentuk area untuk
tempat mengadakan upacara atau tarian, tahta batu, bangunan
yang digunakan sebagai tempat duduk kepala suku atau
tempat turunnya arwah leluhur yang dipahat pad.a menhir," dapat
disimpulkan bahwa bangsa Indonesia pada jaman pra Hindu
telah mengadakan pemujaan terhadap arwah nenek moyang."
Pemujaan
tersebut
mempunyai tempat penting dalam
kehidupan kerohanian.Adapun untuk kepentingan pemuj aan
atau ritual dibuatlah bangunan megalith, berupa bangunan
dengan susunan b~rtingkat piramidal dengan benda pusat
pujaan di atasnya. Oleh karena fungsinya sebagai tempat
pemujaan leluhur yang dianggap keramat dan suci, maka
tempat semacam itu kemudian digarnbarkan dalarn bentuk
gunung sebagai sirnbol atau lambang. Oleh karena itu
dapatlah dipahami mengapa piramid berjenjang wujud fisiknya
mendekati bentuk gunung. Salah satu contoh dari bangunan
teras ini adalah bangunan Lebak Sibedug dari
Jawa
Barat,
Di samping perkembangan di atas, bangsa Indonesia
juga telah
mengembangkan
unsur-unsur budaya yang lazim disebut
sebagai Brandes Ten Point, yaitu : seni wayang, gamelan,
batik. mterum, memandai
logam, mata uang, pelayaran,
astronomi, pertanian dengan irigasi, dan sistem pemerintahan
desa. Bersama-sama unsur budaya lain seperti leluri roh
leluhur, tradisi megaltitik, animisme-dinamisme yang
bersama-sama berkembang
saat itu disebut sebagai the
nationale proper element.
Pada waktu kebudayaan Hindu mempunyai pengaruh
kuat dalam
i.
berbagai bidang, khususnya pada bidang seni bangunan yang
bercorak India
mulai
didirikan
di Indonesia.
Misalnya
bangunan candi seperti ; Kalasan,
Mendut,
Pawon,
Sewu,
Prambanan,
Barabudhurdan
sebagainya. Sebaliknya
kedudukan bangunan-bangunan
megalithik
terdesak, namun tidak lenyap sama sekali.
Bahkan pada waktu itu juga ke dalam
bangunan-bangunan
o:but."
~mng bercorak.Hindu dan Buclha mulai dimasukkan unsur-unsur kebudayaan
megalithik di atas. Dengan demik:ian terjadilah proses ak.ulturasi antara
kl(jbudayaan Indonesia asli dengan kebudayaan Hindu. Contoh dari proses
mi adalah bangunan Barabudhuryang menurut tradisi agama Budha adalah
lblrb~ntuk stupa. Bangunan suci ini di India digunakan untuk menyimpan
ulnt jenazah Budha. Akan tetapi bila diperhatikan denganjeli Barabudhur
ouga memperlihatkan sifat-sifat bangunan piramid berundak (punden
lbol1Undak-undak) terdiri dari 10 tingkatan. Bentuk bangunan piramida
l1m1ndak-unda.k ini jelas sekali tampak. pada kaki atau subhasement candi
h,g0 dan candi Penataran yang di atasnya dahulu diberi atap tumpang.
Aitap tersebut diduga berasal dari bahan yang mudah rusak, bentuknya It
mungkinan berupa atap tumpang sebagaimana terlukis pada relief candi
ii g0 dan atap-atap pura atau meru di Bali. 67
menunjukkan
adanya
pengaruh
Hindu
Trimurti,
namun yang aneh justru diduga
agama Hindu yang
paling dini masuk ke Indonesia adalah agama Siwa
Sidanta. Sumber utama bagi kepercayaan
clan agama
iniadalah kitabkitab Agama, Ada tiga aliran utama (mazhab) yang
mendasarkan ajaran
kepercayaan (keimanannya) kepada kitab Agama, yaitu
mazhab Siwa, Sakti dan Wisnu. Ki tab Agama disebut juga
dengan tantra yang berarti pengetahuan yang disebarkan. Di
dalam kitab Tantra, diuraikan tentang arti fatwa (kenyataan),
mantra clanpembebasan manusia dari belenggunya, Tantra
mempunyai mak:sud sama dengan Weda, dan dikatakan
tidak: menyimpang dari ajaran Weda. Dalam keyakinan
Hindu ada empat
kelompok kitab suci yaitu Weda, Samriti, Purana dan
Agama." Kitab- kitab itu secara kronologis berlak:u
berturut-turut bagi 4 jaman, yaitu ; Kreta, Trela, Dwapara
danKaliyuga. Olehk:arena jaman sekarang termasuk jaman
Kaliyuga mak.a kitab yang berlak:u untukjaman ini adalah
kitab- kitab Aga.ma.n Pada intinya kitab Agama berisi lima hal,
yaitu : penciptaan alam dan peleburan alam semesta,
penyembahan dewa-dewa,jalan mutlak untuk mendapatkan
kesaktian dan persek:utuan atau bersatu dengan Zat
Tertinggi. Pokok-pokok uraian ajaran kitab Agama secara
garis besar sebagai berikut,
Zat
tertinggi
tersebut
disebutBrahman.PadaawalnyaBrahman dalam keadaan kekal
tanpa perubahan, berdiri sendiri, tidak bersifat dan talc dapat
disebut dengan kata-kata, Brahman yang belum ber-pra/rrti
disebut niskala (tanpa bentuk), nirguna (tidak berk:ehndak)
karena tanpa.guna. PadaBrah- man terdapat daya dan tenaga,
disebut cakti. Brahman dan cakti adalah satu. Pada tingkat ini
74
75
74
72
75
dhinggap sebagai
ibu
yang
mengandung
Budha.
Prajnaparamita juga tlhmggap sebagai sumber segala yang
masuk ke Indonesia pertama kali mungkin berasal dari derah
Amarawati
pada aliran sungai Kisna.7' Beberapa patung Bud.ha dari
Je~ber Selatan,
dari Sulawesi Tengah dan dari bukit Siguntang
menunJukkan gaya
Amarawati (abad IV).77 Fakta-fak.ta tersebut memberikan
petunjuk adanya
76
77
II.
I
8
5
memadamkan keinginan (niroda) dan harus melalui suatu
jalan terdiri dari
8 tingkatan kebenaran yaitu ; percaya yang benar, maksud
yang benar, hidup benar, usaha yang benar, ingatan yang benar
dan samadhi yang benar. Delapan jalan dari bagian keempat
catur arya satyani sering diringkas menjadi empat tingkatan atau
pangkat. Masing-masing
tingkatan
ditandai
dengan
pemutusan ikatan-ikatan yang mengikat
orang kepada
dunia. Keempat tingkatan tersebut yaitu ;
J. Sratapana yaitu orang harus bertobat, percaya akan
kebenaran
Budha, dan berusaha untuk beramal kebajikan. Pada
tingkat ini
orang masih hams lahir 7
kali.
78
79
C.4.
Pengaruh Unsur
Islam
" Ibid ., halaman 91.
" AJ Bernell Kempers, Loe
cit, halaman 116. n Harun
Hadiwijono, op. cit., balaman
94.
Budaya
81
80
81
merupakan
11169~,
94-96.
i1t Ibid .. halaman 21.
,87
r
I
. bahagi~
penjelmaan surgawi dari Dharmakaya) dan
I
Nirmana~a
Ke
. , akan) Ketujuh martabat penjelmaan Allah
dalam aJaran
~~::in:~:= di Indonesia dapat dirangkumkan menjadi
tiga kelo:Ulmpok
.a, 1
bedaan, belum menje
d
aituAhadiya zatmutlakmasih be
umpunyapem
Y
'
engan
yang tanpa
dan
disebut la taayun, wah
.
y
idiy
. .
pe
. .
ait
nJe maa
u
b iaan disebut taayun awal dan taayun tsani (wahda dan
wahz~iya)
~:a:!~eaiitas terpendam timbul (ayan tsabita),
akbimyarealitas menJe~
Kemudian terj adilah penjelmaan keluar (ayan
.
dengan
pem b
kharija ),
a
.
lir k l
.
gejala
gian
realitas
e uar terpendam menga
dalam dunia
dari
usal
am
terdiri
mi
1 itu dapat
Kebatinan Islam
Budha
Mahayana
l.
Niskala
'
HinduSiwa
al
+
2.
Sak
3.
Sakala
1. Abadiyya
La-taayun
Dharmaka
ya
2. WahdaWabid~ya
Pembedaan
kedua
kun-jayakun"
3.Ayan.Kharija
4. Alam arwah
5. Alam mitsal
6. Alam ajsam
7. Alam
insan
Sambhogaka
ya
Nirmanaka
ya
.
D lam kedua sistem agama, manusia
dip~dang sebaga!
. KeUg~ :at mutlak. Oleh karena itu manusia juga
dianggap seba~ai penJelmaan
. l ruh l semesta Kedua
sistem agama berpandangan
ku rnan dan se a am.
b
sesuai dengan
tida
rang
u .
k
hakekat
seenarnya
hari
bahwa keadan manusia sebari(Hindu-Budha)
dan gojlat
'tu dxsebabkan adanya
dar.i
samsara
1
.
manusi a
88
IH
Harun ditulis
Hadiwijono,
op. ciot ., balaman 7. Sera/
Centhini,
atas perintah
Wllllll
V darikumpulan
Surakartanaskah
pada pertengahan abad XIX ,
rnerupakan
k orang yang diedit oleh R.Ng. Adipura II dan R.Ng.
Ranggasutrasno.
89
~I
90
91
90
91
.
.
dihubungkan dengan nama dewa Ciwa sebagai dewa
gunung; Girindra.
Namagiri kemudianjuga digunakan
sebagai nama raja
Gi.rindrawardbana, dari Majapahit yang mengeluarkan prasasti
1
Djiu tahun 1486. Tokoh yang dianggap sebagai nenek moyang
dinasti Majap~t, yaitu Ken Aro~ juga dikenal dengan
gelamya : Girindra, artinya: raja gunung. Gelar lainnya
ialah Rajasa sang Amurwabhum.i.
. .
Sebenamya pertimbangan pemilihan
tempat untuk
mendirikan bangunan
suci pada jaman pennulaan Islam
merupakan suatu kenyataan bahwa yang dianggap
suci
bukanlah bangunan-bangunannya,
ataupun karena
berdasarkan pertimbangan kepentingan umat Akan tetapi
yang lebih penting adalah unsur sakralitas lokasi bangunan
tersebut didirikan. Pemilihan tempat yang dianggap sakral
untuk mendirikan suatu bangunan suci sebenarnya telah ada
pada jaman Indonesia Hindu. Misalnya untuk mendirikan
candi hams dipilih tempat yang suci atau sakral yaitu,
gunung.
.
Demik:ian pula pemilihan tempat di atas gunung yang
dilakukan oleh
Raden Paku untuk mendirikan masjid sebagai tempat
menyiarkan agama Islam dilakukan berdasarkan petunjuk
Maulana Ishak seorang ulama (wali) di Malaka yang
sebelumnyajuga pemah di Jawa T~~.r: :roses pemilih~
lokasi itu dapat dikatakan sejalan atau bahkan dapa,.1
~ikatakan se~aga1 kelanjutan dari kepercayaan rakyat yang
semenjak jaman pra sejarah menganggap gunung tempat
keramat, tempat tinggal arwah nenek moyang. Hanya saja
pemanfaatan kompleks Giri diwamai dengan corak dan suasana
Islam. Untuk tempat bersemayamnya atau makam
92
93
92
orang Jawa.8 Bangunan-bangunan punden berundakundak di lereng gunung Penanggungan pada umumnya
berasal dari periode abad 15 M.9 Peninggalan arkeologis
yang sejaman, yaitu bangunan suci Ceta di lereng Gunung
Lawu juga berbentuk punden berundak-undak juga berasal
abad 15 M. Dari relief-reliefnya dapat diketemukan candra
sangkala yang menunjukkan angka tahun 1415 dan
[499 M.10
Dengan fakta-fakta di atas tidaklah mengherankan bila
tradisi itu kemudian terns berlanjut pada jaman Indonesia Islam.
Terbukti ciri bangunan Islam tertua di pantai utara Jawa pada
umumnya didirikan pada situs yang terletak di atas pegunungan.
Misalnya kompleks Sendang Duwur yang makamnya bertarih
1507 Caka (1585 M)11, kompleks ~unan Gunung Jati
93
I
I
(1570 M)12,
kompleks Sunan
Bonang
(1525M)'13,
kompleks Sunan Ku- dus dan komplek Sunan Giri. Di clalam
masjid dan makam-makam itu banyak dilukiskan relief unsurunsur gunung suci, teratai dan garuda sebagai kelanjutan
tradisi budaya dari perlode sebelum Islamnya, khususnya
dalam hal pemujaan arwah leluhur dan pemujaan tempatnya :
gunung. 14
B. Seni Bangunan
Kompleks Sunan Giri seperti telah diuraikan pada Bab
Pendahuluan, terdiri dari kompleks makam dan kompleks masjid.
Kompleks makam Sunan Giri merupakan suatu pemakaman
yang luas hampir memenuhi daerah perbuk.itan. Batas pada
bagian selatan sampai di belakang pasar desa Giri. Batas
bagian timur mulai dari pintu masuk yang ad.adi muka pasar
(sekarang parkir) terus ke utara, kemudian membujur ke barat
sampai pada komplek makam Sunan Prapen. Situs tersebut
memanjang dari timur ke barat kurang lebih 600 meter
(Gambar : 1 )
Di atas situs itulah berdiri bangunan-bangunan makam,
cungkup,
gapura dan masjid, Pembahasan aspek seni bangunan atau
arsitektural dititik beratkan pada bangunan makam utama
dan gapura dengan aspek-aspek kepurbakalaannya. Adapun
kajian terhadap masjid melengkapi pembahasan kompleks Sunan
Girl. Dalamhal ini pembahasan bangunanmasjid, diutama- kan
pad.a masjid yang sekarang dimanfaatkan sebagai masjid
wanita. Hal ini dikarenakan masjid tersebut bangunan aslinya
berasal dari tahun 1544 sebagaimana tertera di dalam inskripsi
pada bagian depan masjid Ainul Yakin. Karena adanya renovasi
tahun 1857 bangunan masjid yangpertama dibangun di situs Girl
94
95
94
95
Ir
tembus tetapi beratap. Padajaman Hindu bangunan ini
d.isebutpaduraksa, sedang pada bangunan-bangunan
Islam
dikenal sebagai kori agung.17 Jarak candi bentar kecil dengan
kori agung sekitar 3 meter.
Dilibat dari fungsinya, maka kori agung merupakan pintu
masuk ke
kelompok bangunan yang tersakral sebagai bangunan utama,
sedang gapura candi bentar
sebagai pintu masuk dari
keseluruhan suatu komplek.s. Dilihat dari seni bangunannya
bangunan masjid Sunan Giri juga memiliki pintu masuk ke
dalam
kompleks masjid, juga
berbentuk
padarak.sa.
Kompleks bangunan makam Sunan Giri dikelilingi tembok
sebagai dinding penyekat di sebelah kanan kiri kori agung
tingginya sekitar 1 meter, dibuat agak lebih tinggi dari tembok
yang mengelilingi komplek makam utama. Dinding penyekat
inipun diberijalan masukyaitu kori agung dari arah masji~.
K~ri agung untuk masuk ke makam Sunan Giri pada bagian
selatannya kira-kira
2 meter lebih tinggi dari candi bentar kecil di mukanya,
Gambar no. 1 dan
2 adalah candi bentar (gapura), untuk memasuki makam
utama yang juga melewati candi bentar kecil dan kori agung
yang terletak pada bagian lahan
yang
lebih
tinggi.
Bernet Kempers dalamKepurbakalaan Indonesia,
menyatakan bahwa
candi bentar yang digunakan sebagai pintu gerbang bangunan
suci Hindu
.
temyata juga ditradisikan pada zaman Islam. 18 Tradisi
penggunaan bangunan candi bentar pada jaman Islam juga
terns berlanjut di berbagai tempat, antara lain; komplek.s
Sendang Duwur, kompleks Sunan Drajat, Bayat, dai: komplek.s
masjid/makam
Kuthagedhe .., Bangunan
candi ~:ntar.
96
sebaga~ gerbang
misalnya
Panataran, tetapi
sekarang su~ .r~boh, . Baik c~d1
bentar dari zaman sebelum dan sesudahlslam
memiliki makna sama yaitu
sebagai
gambaran
atau
replika
gunung
Mahameru. Candi
bentar
di Jawa selain
digunakan sebagai pintu gerbang di kompleks
makam-makam Islam di juga digunakan sebagai
pintu gerbang di Bali kuno, yaitu untuk masuk ke
suat bangunan suci,21
secara fisik juga
merupakan gambaran suatu gunung, gunung yang
dibelah dua, 22 Susunan gapura untuk memasuki
suatu
P
a
n
a
t
a
r
a
n
,
B
l
i
t
a
r
.
97
tempat suci terdiri dari candi bentar, dan kori agung menggambarkan
suatu kompleks bangunan suci dari zaman Jawa Timur (1300-1500)
terlukis terdapat pada sebuah relief berasal dari sebuah candi dari
Trowulan. Lukisan tersebut dipandang dari atas (sekarang tersimpan di
museum Jakarta menunjukk.an banyak persamaan dengan susunan gapura
candi bentar dan kori agung pada jalan masuk menuju makam Sunan Giri
sebelah selatan. 23
Gambar no. 3 adalah sebuah relief candi dengan halamannya, temboktembok yang bermenara, dan bangunan-bangunan yang berbentuk seperti
bale di Bali. Pintu gerbangnya yang paling luar merupakan sebuah candi
yang terbelah dua (candi bentar) berdiri menjulang tinggi. Pintu gerbang
kedua (di sebelah kiri belakang candi bentar) merupakan sebuah gapura
(padu raksa).24
Jik.a pada kompleks Giri di muka gapura paduraksa
(kori agung) terdapat candi bentar kecil tetapi pada gambar relief dari
Trowulan tersebut tidak ada, namun tiap tingk:atan-tingkatan halarnan
masing-masing baik. di Giri maupun lukisan relief tersebut sama-sama
disekat oleh tembok- tembok pemisah. Mengingat bah~a relief-relief yang
dilukis pada candi- c~ndi selain untuk kepentingan agama juga menjadi
potret pada jamannya, ditambah dengan bukti-bukti peninggalan yang
masih tersisa di kompleks
96
~anataran
bahwa bangunan-bangunan
suci pada jaman
Majapahit tidak diragukan lagi memiliki susunan dan bentuk
seperti lukisan relief itu. Bila hal itu ternyata benar maka
jelaslah bahwa bentuk bangunan candi bentar dan susunannya
pada komplek Sunan Giri merupakan kelanjutan dari bentuk
gapura candi bentar darijaman sebelum Islam. Apabila kori
agung berfungsi ebagai jalan untuk memasuki bangunan tersuci
maka gapura candi bentar adalah pintu masuk
yang
diperuntukkan bagi bagian luar bangunan suci
)!l\ng bersangkutan 25
2. Makam
Bangunan-bangunan makam utama terletak pada
tingkatan yang
ii' nt:inggi dari pemakaman di Giri. Kelompok makam utama
Giri meliputi
&idang tanah luasnya kira-kira 80 x 75 meter dikelilingi oleh
tembok.
23 Ibid.
:. Ibid.
" R. Soekmono, foe. cit.
97
! ~
Bangunan indu.k dari kelompok makam utama ~~alah mak::m
Sun~.Giri. Makam itu terletak dalam suatu bangunan yang
dinamakan cungkup atau joglo.Lokasi cungkup Sunan Giri
berada ditengah-tengah komple~ m~
utama. Dalam cungkup tersebut terdapat makam Sunan
~1~1, Dewi Murtasiah dan Dewi Ragil. Di sebelah barat
cungkup Sunan Gm terdapa~ cungkup kecil makam dari
Sunan Sedomargi. Di sebelah baratnya lagi bangsal
berbentu.k cungkup memanjang. Di sini dima~
: S~an
Dalem, Sunan Tengah, Pangeran Kidul, Sunan Kulon
(nama_n:1'.15mg-masmg terdapat pada batu nisan). Di sebelah timur
cungkup Sunan Gm juga terdapat cungkup makam Iainnya. Di
samping itu masih banyak makam yang terdapat p~da
kelompok makam utama, namun tidak akan diuraikan satu
persatu. Uraian seni bangunan makam dititik beratkan pada
bangunan-bangunan pada makam
Sunan
Giri.
Cungkup makam Sunan Giri terdiri atas tiga ~agi~,
~d~~n,
tubuh
dan atap cungkup. Fundarnen (kaki) cungkup se~gg1 kirakira Yz meter
dihiasi
dengan ragam
bias sulur-sulur
da~an
n:iel~gkar.
. ..
Tubuh cungkup ditutup oleh dinding-dinding
kayu
diukiri dengan relieftumbuh-tumbuhan, motif-motif teratai,
gunung-gunung
dan ~un~a. Dinding cungkup terdiri dua
bagian, yaitu dinding bagian luar, dan d~dmg bagian dalam.
Dinding dalam menutup bangunan (jirat makam) di luar
dinding luar terdapat ruangan tempat o~a~g m~l~~kan
~iarah ku~ur dan
berdoa. Sampai saat ini makam Sunan Gm ramai diziarahi
orang. Biasanya
98
99
98
99
candi
.n Ibid.
lJS AMm. .m_H. o~m , Kultur Lslam, (tabun
li:u
Ode'ma~
1964), halaman 202. Llhar : Abu
e yara
._.
A.N .J. Th. van der Hoopdi dalam Indonesische Sir Motieven
menyatakan bahwa payung digunakan dalam upacara
penguburan, yang disebut juga dengan upacara perubahan.
Yang dimaksud dengan upacara perubahan ialah upacara
ketika sesuatu keadaan yang penting dalam kehidupan
manusia berganti dengan keadaan yang lain. Perubahanperubahan tersebut selalu dianggap sebagai kernatian dan
kelahiran kembali. Orang yang mengalami perubahan itu
diyakini dalam keadaan kritis, dan karena itu harus
diperlakukan sebagai raj a, antara lain yang bersangkutan
dilindungi dengan payung atau dipayungi.35 Kebiasaan
tersebut sampai sekarang masih tetap berlangsung. Hal itu
dapat disaksikan saat penyelenggaraan upacara penguburan
di Jawa. Hal ini terbukti dengan adanya lukisan kain dari
daerab danau Ranau, yang menggambarkan gajah sedang
mendukung rub-rub yang hendak bermikraj : rub tersebut
kelihatan
dipayungi.
Alasan kedua, adanya atap dari bahan kayu
menunjukkan tentang
k 1
sebagainya temyata m
k m un~n Kudus, Sendang
Duwur dan
erupa an kelan1uta d b
penode Islam. Secara fisik b
kn
n an_ angunan
suci sebelum
maupun bangunan suci yang teen~
ya sep_ert1 candi
induk Panataran dari abad 14 M ( 1388).
rpa at
pada relief candi Tigawangi, berasal
menunjukkan gambaran Tuhan Yang Maha Esa dan orang
yang jasadnya
dipayungi di bawahnya telah mendapat rahmat-Nya dan
diterima kembali oleh Tuhannya.
Dari beberapa relief candi Jawa Timur terdapat lukisan
bangunan
rumah yang atapnya berbentuk limas atau joglo.. Misalnya,
di Panataran pada relief yang menggambarkan taman raja
Rahwana. Pada bagian belakangnya terdapat bangunan bale
kambang. Bangunan tersebut atapnya
"Ibid.
102
103
105
104
105
..
. halaman I dan halaman Ill sekitar 30
meter. Un~ rnasjid. Jarak antara
b k b lab
timur makarn terdapat kori masuk ke makam utama pada tern
o se e
a~g
yang be=~
~e~~!1:~~:=:a~:~~:~!=:rX:;!
m~ k~ atas m
:c
nama . Masjid Muhammad
Ainulyakin, dan inskrik ps1hyang15m44enMye~ 1857 M. Menurut
keterangan A.Cboiri Mustajib
ang
a ta un
G" G
ik, bangunan
k
Ketua Panitia Penelitian clan Pemugaran Sunan m
a
seb
r~s
agai
1 d . tab
1857 M dan an
disempurn
masjid yang ada sekarang berasa
an
~
1 'd
tahun 1544 M
1
. d 1960. Adapun masjid yang ash, berasa
~
.
..
. agi pa a
saka
ru-nya dilestarikan
menjadi rnasjid untuk
4
Ker~gk; ba~;r~:. ~ sebel:: selatan Masjid Ainulyakin.
Berdasarkan wamta, an
rentan annya sekitar
dari 3 1/2 meter dapat adanya saka guru yang
g
.. d t
but Adapun bentuk atapnya diperkirakan besar dari
bangunan rnasji erse
.
.. d Giri yang ada
Keseluruhan bangunan
masji
juga berupa atap nn:11pang..
. tabun 1857 M
50
dan 1960 M.
sekarang adala~~:~:i::~:id-masjid tertua dari
permulaan ja~a~ Dengan .
.
akah lcirakira bentuk masjid yang ash di
Islam dapatlab d1ketabm bagalD1an
..
akam Sunan Giri, misalnya masjid Banten.
. kompleks m
.. 1
artik lnya "Minaret in Java"
yang dimuat
MenurutG.F.PiJperda am
e
. .
.
.
as arakat dIslam di Indonesia di kepulauan
In onedalam India Antiqua, m Y
.. d
di dibandingkan
dengan model.
ai bentuk model masJl tersen tn,
.
49
sia
mempuny
_ . .
di 1
lam lainn ya yaitu tipe
ash Jawa... d
d1dirikan 1 negara s
'
modelmaSJI. y~g
.
ifik .. cirimasjidtertuadiJawa(antara
Dalam hal ini P1Jper meng1dentl asr cm
lain masjid Banten) sebagai be~t.
berbentuk perseg1
.
.
1 denabnya
di
fundamen yang massiv dan tmgg1
tkan
106
107
106
107
yang beratap
(paduraksa)
Tentang bangunan masjid di Jawa yang tertua,
N.F.Stutterheiin yang
pendapatnya dimuat dalam artikel Soetjipto Wirjosoeparto
yang berjudul
"Sedjarah Pertumbuhan Bangunan Masdjid di Indonesia"
dalam majalah
F AJAR th. 1961 menyatakan :bahwa bangunan masjid di
Indonesia
a. Bangunan-bangunan keseluruhan m
.
yang telah ada, seperti menara
~gambil bentuk
bangunan-bangunan
b. Pendapa-pendapa denabn a rnas~1d Kudus.
c. Tentan
..
Y persegi.
g atap masjid merupakan penyempumaan dari atap
joglo. 60
keben Dari uraian di a ta s pendapat pertama dan terakhirl
ayang mendekati
"'"'.'' dengan alasan sebagai berikut.
ah
. ban~an
Bangunan-bangunan
masjid
suci darijaman
sebel memI pl unyai. banyak
persamaan dari
b. Fungs
id
um s am
.
dengan pendopo
surau
erugak. Dalam hal ini kare
i
amaan
sebagai selokan untuk berwudu.~ Hal ini tak dapat
dibenarkan o\eh Soetjipto Wirjosoeparto dengan melihat
kenyataan bahwa masjid di India denahnya berbeda
dengan denab masjid di Indone- sia. Di samping itu
masjid di ]ndonesia tidak mempunyai selokan untuk
berwudu. Soetjipto Wirjosuparto berependapat bahwa
prototipe masjid di
Jawa adalah pendapa-pendapa di Jawa dari jarnan
kunc dengan alasan sebagai berikut.
5s4s IAbi.dl.. Bemet Kempers, op. cit .
halaman 148, 225.
5s' GSo.Fe. tjiPpitjopeWr,
iorjpo.soceitpa..rtoh,ala"mSeadnja2ra7h6. Pertumbuhan
Bangunan
Masdjid di lndonesia" dalam Majalah FAJAR
7
Nomor 21 Tahun 1961, halaman 8.
.. Ibid .. halaman 17
"'Ibid .
108
.
Demik.ian gambaran rekonstruksi m
.
Jaman_tertua di Jawa. Berdasarkan bukti b en~en~1 bangunan
masjid dari
~tas ~ya
bentuk. masjid di kom leks -S ukti ar~e?logis
dan analisis di tidak jauh berbeda dari gambaran p
un~
Gm pada abad XV-XVI yang kerangkanya (Jawa - rag
yang t)elah dipaparkan. Dari masjid kecil
sekarang dilestarikan
d .
. . angan , khususnya
bagian
sak
seki
pa a masjid wanita di G" . .
..
a guru,
. .tar 9-10 meter pesegi sebagaimana te
m itu. _MasJ1d
dengan ukuran
Gm, kemudian pada 1857 M di
rk~nservas1 pada
masjid wanita di
?leh ~ua~ panitia yang dipimpin o~=~~ah;:,1 secara total atau
menyeluruh m~ps_1_ berbahasa Arab pada sebel~h ~oub
s~~a~aimana tertulis pada
Inskripsi itu menerangkan bahw
an.~
pmtu
masuk tengah
rda hari Abad Pahing, bulan :::::::::!"J'dAllulyakin
telah selesai emikian pada bangunan baru itu b b
un
1857 Miladiyah. Namun tampak danjuga terns digunakan ~erapa unsur kepurbakalaannya masih
gapura, maupun 3 pintu masuk ke dal:lnya -~ada bentuk atap,
pin tu masuk keadaan masjid yang sekaran
masJ1d.
Gambar no. 7 menuniukkan
B
g.
:i
atap tumpang
a.
.
ddl\ga . entuk
dipergunakan
pada seba
masi.1.d yganrmg anda terura1
pada Bab III B2 , yang
d~;gan sebuah relief pada bagian can:i ~ sekarang dapat
dibandingkan angun pada 1343 M.'1 Ban
. ago
yang menurut Stutterheim
gunan cand1 Jago yang sisanya rnasih dapat
' Ibid .,halaman 7-8
" A.J. Bernet Kempers, op. ci.t ., halaman 208.
109
I,
i
I
C
.
R
a
g
a
m
H
i
a
s
S
e
s
u
a
i
d
,I
pilar
sebelah
timur
telah
putus, hingga kelihatan
sambungannya dengan moncong naga. Sambungan itu dari
jenis bahan yang berlainan, yaitu dari batu putih, Pada pilar
sebelah timur inijumbai di belakang kepala
naga masih
bersisa, Ragam hias naga pada pilar sebelah barat mulutnya
masih utuh, tetapi jumbainya hilang. Di atas rahang bawah
terdap~t penyangga yang menempel pada leher sebagai
penyangga kepala naga hingga tampak lebih kokoh.. Boleh
jadi naga-naga tersebut mernang berjenggot.. Bila kepala
naga bersikap tegak lurus menghadap ke muka (selatan)
maka tubuhnya terletak di atas pilar dan ekomya menempel
pada tubuh candi bentar. Bagaimana posisi tubuh naga itu,
apakah ditumpangi oleh ragam hias gunung seperti pada pintu
masuk Sunan Prapen yang asalnya dari makam Sunan Giri,
ataukah sama seperti pintu masuk bagian dalam makam
Sunan Giri, tidak dapat dipastikan, sebab tubuh naga itu
sendiri
telah rusak. Namun di kedua pilar dan tubuh candi bentar
terdapat bekasbekas yang menandakan bahwa kedua ragam bias (patung
?) naga itu memang menempel pada pilar dan candi bentar.
Jarak antara kepala naga clan candi bentar kurang lebih
3 Yi meter. Bila candi bentar dan naganya dibuat dari batu kapur,
maka pilarnya beragam hias tumpal dari bahan batu merah..
Gapura candi bentar pada kompleks Sunan Giri sudah sangat
rusak. Sehubungan dengan itu tidak dapat dijelaskan
Ill
. cungk:up makam
Selain gapura candi
ada
masu Sunan
bentar
.
k
Giri
juga teradapat ragarn bip( u pmt
1'
as u ar naga) D" uka 1
.
menurut
Babad G
'k d. . . 1 m
te ah
disebutkanpemberitaan
bahwa
resz mding l
ku
rapen berasal dari
b
uar cung P makam
P
dindinfi'
Sunan
~
4,5 meter, berbentuk turnpal. Bagian sisi selatan pilar sebelah
bawah dil>uat agak melengkung ke dalarn sebingga seolah-olah
sisi bagian selatan tersebut bila dilihat dari sarnping memberikan
kesan sebagai bentuk sebuah sisi mangk.ok. Bagian muka
(selatan) pilar ini dibiasi dengan relief berm<>tif tumpal, yang
ragam bias pokoknya berbentuk segi tiga terbalik dengan alas
bagian atas diapit oleh dua segi tiga silcu-siku yang kedua sisi
roiringnya berimpitan dengan kaki-kaki segi tiga yang terbalik
sehingga titik-titiksudut alasnya berimpitan dengan dua buah
titik-titik sudut puncak kedua segi tiga silcu-siku. Dengan
demikian secara keseluruban ragam hias itu membentuk ragam
bias nnnpal persegi empat. Pada bagian atas segi tiga yang
terbalik dilukisi dengan reliefkala yang sebagiannya disamar
dengan ikal-ikalan daun- daunan, namun pad.a mulut dengan
gigi/taring, serta bidungnya masih tampak
jelas. Bidang di bawahnya dipenuhi dengan ragam bias
ikal tmnbuhtumbuhan yang membentuk sudut lancip. Dem.ikian pula kedua
segi tiga di sebelah kanan kiri ragam hias tumpal itu dipenuhi
juga oleh ragam hias ikal turnbuh-tumbuhan dalam
bentuk
lebih sederbana. Di bawah ragam bias
(
di_ bawah Sunan Prap.,; (;:::;: 1'~<.:s;butbdibuat pada masa
kebesaran G~
Gm.61 Gambar no. 11 men . kk se aga1 tengeran tahun wafat
Sunan
keempat
sudutnya diberi garis miring, sehingga membentuk
4 buah segi
kori
agung
untuk masuk ke kelompok makam utama tidak
didapati
ragam
hias. Pada kori agung pada keempat sudut atapnya yang
makin ke ataS makin kecil dibiasi dengan antevik-antevik,
sedang di bawah puncaknya juga diberi antevik sehingga
ragam hias antevik yang terbawah (yang di
tengah)
tepat berada pada antevik dipuncak
kori agung.
pa yang
rnenggambarkan
lfi8 membennya nyawa 69 L
ma
.
arangan tersebut
ersia
hidup sampai ia
L
embaga
Research Islam
lsrrar,
g, op.Malan
cit .. halaman. 158
Ke
.Sedjarah
Jakarta 1957)
se n I
ma
slam 11,(Pembangunan : o
' ~ Ibid .
op.
halaman
113
lukisan
manusia, raja-raja, dan hewan seperti terdapat
pada kitab
Syahnama karangan Firdusi. 72 Larangan tersebut ditaati
betul terutama untuik ragam hias pada masjid, 73 akan
tetapi tidak pada bagian makam.
Oleh karena itu seni pahat patung dan seni hias di Jawa
yang demikian
maju pada jaman sebelum Islam tersalur dan tertumpahkan
pada unsurunsur bangunan makam, sedang di masjid masjid hanya
mimbarlah yang
diperindah,
juga
nisan, Dari makam itu yang dihiasi tidak hanya jirat, tetapi
cungkup,
cungkup dan bagian mana saja yang
dapat dan tiang-tiang
pantas
dihias." Seperti pada gapura Sendang Duwur dengan sayap
dan gunung- gunungnya dan pada candi bentar makam Sunan
Giri dengan ragam hias
nagan
ya.
Pemakaian
kompleks ragam hias naga (ular) seperti terdapat pada
260
di
in
mularan
mula ~umpa1
di
I
sungai Sindhu, kemudian di atas ~~~:: ~et~ra1 ~icto~raph)
di lembah
Indonesia 79.
ii di India, Asia Tenggara dan
Pemujaan dan mitos ular ju a me
kebudayaan Cina dan Jepa0.1 g
megang peranan
ng.
dalarn. negen-negeri
it penting
adaanyaraja-rajaNagayangsangat
akti
.
u juga ad~
kepercayaan
sebagai raja dari
lautan yang di
s k 1. Raja naga
dianggap
ltersebutJuga
eong-Naga Raja
Lautan)
m
am
a
soN
.
. . a. n Hay-Liong- ong (Jawa :
leang. yang erat kaitannya den
berh
air
ubungan dengan
Hindu dikenal Wisnu AnangtasPa~nIDUJa~n dewi kesuburan. 81
Dalam agama
uiar Ananta sebagai bentuk ayin, yaitu Wis
I h
di atas
nu seo a
-olah t
an dari a k
. hid
idur
'perwuJud
Bahkan ada anggapan di b ah
upan alarn semesta
Ir
e
.
s2
aw patala (t
gk
in
tan d
terdapat
Wisnu menielma seb
.
a
urua yang
paling
rendah)
nagaAnanta
'J
aga1
.
di atas mahkotanya 83
D
k
yang memikuJ selurub
1
esusasteraa
a am
dunia
l
I
I
I
I
II
1982.
114
man
.
n Ibid., Dalam agama Budha, na a m
.
.
di bawah pobon bodbi tatkala ada hu1! I abcalinda dianggap
melindungi Budha bersamad
cl Haru n H di .jono Agama Hi d e at.
a iwi 48.
d in u an Budha (Penerbit
1971),
l aman
'
Kristen..ha
BPK
Di k
s
~a
arta
rrnan .
Widyama 1 Ad"
'
"' A.J. Bernet Kem;ea~ o'Prpar;a (hDJJakarta
: 1958), halaman 2.
,
. er ., a arnan 171,186,
219, 227.
115
.
.
uiudan Airlangga, candi Sukuh.116 Dari
makam- candi Jabung, patung per:r J
di bentar
di kompleks Sunan makam Islam tertua selain pada gapura
can i
dii
pai pada can.di
. .
hi
an dipadu dari unsur kala dan naga lJUID
Gm, ragam ias y .g
( b d XIV) dan kedua pilar
pintu gerbang
Kidal (1343), candi Jabung a a
'
da
makamnya
d
Duwur dekat Lamongan yang pa
(bgapanurg
;:!(1585 M). Angka tahun iitu menurut pembacaan
~
~
~
M H bib Mustopo adalah 1485 M.
di
. a ~engenai adanya pendapat bahwa kedua nag~ada
:=:e~:a:
ada kedua pintu masuk pada cung
c_
p m
bentar ataupun P
G.. (1428
1506 M),
karena
kala tahun wafatnya Sunan
dipertan
.
can dr a sengm
unroawabk
.
lebih dapat gg
an
belum ada sumber-surnber ~am ~ang
Hal itu dikarenakan
ada beberapa
secara kronologis mendekatl k~ ~naran. ting dalam sej arah
diperlihatkan
dari
tiwa-penstiwa pen
angka tahun
pens
ar candra sangkala
memet). Misalnya
oleh candra seng~la berbeni:uukik ~amkanb dal( am bentuk. gambar
~I
bulan, pendeta
k
ti Arrlangga dil s
angka ema an
.
1 h W F Stutterheim dibaca sebagai
angka tahun
dan rahu, yang kernudian o e l k . C ta terdapat gambar tiga
ekor belut dan
971 C-1049 M.88 Pada komp e s e
diatur
Bernet Kempers l . dengan rambut pertapa
yanga1~ . b . lik binatang-binatang tersebut sebagai
seekor yang
angka-angka
menafsirkan, arti sun o
gk 1
itu angka tahun
1373
C a- a,1451
andra
san
yai
tahun
da m.ibrab masjid Demak
b entu c
ada yang
dalam
k
M 89Demikianpulagarnbarkura-kurapa. .
iid D ak
: 1401
C
.
gk tahun berdmnya masji
em
menafsirkan
di . . d an (selatan) pada
pilar di muka sebagai an a.
:=~;;
tum
siku yang kedua sisi miringnya berimpitan dengan kaki segi tiga
yang terbalik, titik-titik sudut puncaknya berimpitan dengan
kedua titik sudut alas dan alas segi tiga silcu-siku sehingga
secara totalitas merupakan bentuk 4 persegi panjang. Gambar
no.12 menunju.kkan gambar naga, dan ragam bias tumpal
pada pilar-pilar pintu masuk candi
Panataran.
2. Ragam hias pada makam.
Dari uraian di rnuka temyatalah bahwa makam Sunan
Giri terletak dalam cungkup, mempunyai dua dinding, yaitu
dinding luar dan dinding
dalam, dua pintu pada bagian dalam dan pintu masuk pada
bagian Juar.
Dari paparan terdabulu bahwa dinding luar makam Sunan
Prapen berasal
makam Sunan Giri, Oleh karena itu pembahasan ragam bias
pada dinding makam dititik beratkan pada ragam bias
gebyok yang telah berpindah tempat itu.
Di pindu masuk makam sunan Prapen (semula dari
cungkup sunan Giri) terdapat ragam bias gunung dengan
sebuah puncak terbesar, terletak di tengah, dan dua gunung
lainnya di sebelah kanan kirinya, sebagai replika Mahameru
yang mempunyai sebuah puncak di tengah dengan dikelilingi
4
Iainnya yang lebih rendah, Di sebelah kanan kirinya
terdapat dua ekor
binatang yang membelakangi lukisan gunung yang terletak
di atas kusen
(lintel)pintu masuk, bentuknya menyerupai patung singa kecil
dari Sendang
Duwur, Gambar 13 menunjukkan area singa di atas pintu
masuk. makam
Sunan Prapen. Pelipit di bawah gawang tersebut pada ujungujungnya dihiasi
am bias 1 sisi ep
1479 M.90 A dapun ra g
aldicandiJagodanPanataran.
candi bentar mengingatkan r~g~ bias ukrrp berbentuk
lukisan kala pada
. .1ya,
rnengap1t pmtu mas
Bila ragam
hias
1
Pada
tumpa
hana
ar- . ilp pt ar. yang kl bih kasar dan..1. seuer
uk candiJago an ana
pada
pintu mas
.
d
ilar-pilat di muka
candi pilar
bentar
1
. :i~,
.
balaman 262.
"'
AJ.IHarapan,
Bcmct
Kcmpers,
Sinor
3 Agustuso~: cit., k didi ikan" dalam
.
v-pan
1 m MasJ1d
' Dema
90 Socg1ono. """
1973, balaman V.
116
..
" A.NJ. Th. A. Th. Van der Hoop, op. cit .. balaman
71.
118
an engan
temyata mempunyai bentuk
.
gunung-gunungnya
0leh pucak-puncak lain sepertI~bangtuksamyaa,1tu
puncak
tertinggi
dikelilingi en puncak
gunung
p
.
gunung-gunung dengan d
enanggungan. Relief
menunjukkan adanya pe
. engan tumbuh-tumbuhannya
tersebut
wnum ba i ora
m~Jaan gunung. Kepercayaan itu
merupakan gejala
pernujaan ggunu::: ~;:n;~1a~y;.n~ sampai sekarang ma_sih
bersisa
seperti
arwah para
leluhur 93
u,aman prasejarah gun
~ a ~. an gunung Tengger di Jawa
Timur. Pada ian~glap ~eb.agai
ternpat bersemayamnya
.
am m1to og1 Hmdu gunung diyakini sebagai
=~=;
:: ~;~met
Kempers, op. cit., halaman 264.
op. cit ., ba la manom3, 3Z. aman Hindu (PT p em bangunan :
Dj.akarta, 1954). M. Habib Mustopo,
119
'
ra ang
bawah
no,
halaman
cit ..
R Pito
op. ell .,
206.
121
.
Di atas pintu masuk dihiasi lafadz-Iafadz Al Q '
.
ialah surat AI Jurn 'at ayat : 9 dan
ur an. Sal
10
ah satunya
terdapat
inskripsi berbah
A b,sedang pada gawanggawang pintunya
selesainya
pembinaan asa
ma
ra Inskrips.1 1. tu
:
yaitu H. Ya 'kub, Kuriah, J~~::Z~tang~i oleh P~~ia terdiri dari s
orang
..
menerangkan
d
tentang
tengah, H.Ma 'ruf ketib mas .. d G ~ ketib ushul Gm,
H.Abd.Kohar ketib
bulan Ro~adh~ tahun 127j1H (1~7~~~patandengan hari
Abad Pahing
Dan uraian di atas dapat disirn ulkan b
yan_g terdapat pada masjid seperf . p I' f ahwa, beberapa
ragam hias
MCljapahit di atas palang mimb ~ . _re re gunung, bunga
teratai, sinar meskipun berasal dari pernhi
ar ag1~ depan,
dan bentuk pintu rnasuk
digunakan. Bernet Kem
ibnaan yang ddalcukan pada 1857 M
masih tetap'
pada
pers hubun
erpendapat
bah
~1a Islam
jaman
kwapermulaan
mempunyai
an
d
n
ese
mempunyia hubungan deng g
ekngan~aya ~eseman Bali
dan keduanya
G
.
an gaya eseman Hindu J
.
aya relief pada din ding rnak
S
awa pen
ode terakhir.
lukisan dari Bali. 106
temyata
iarn Denga=~e=~a~rapen
m.irip dengan gaya perbandingan antara seni rag
hi
berdasarkan pembahasan dan dengan seni ragam bias baik
am bias yang _t~rdapat pada kompleks Giri
yang erasal dariJama ff d
n m u ataupun
ragam bias
, se
didug
a
yang
dengan
Pada tiap sudut dan bagian tengah pelipit atapnya
yang makin ke atas makin kecil dihiasi dengan ragam
bias antevik-antevik, Pada plafon yang menutupi atap
terbawah dan atap di atasnya
dihiasi
dengan
gambar-gambar bujur sangkar yang didalamnya
D. Susunan Bangunan
Apabila dibandingkan den an k
candi bentar Sunan Giri me ti
g I ompleks Sunan Drajat rnaka
gapura
s mya ter etak pada tingk t d .
unda gan atau tingkat
Di
a
seluruh undag5
belakan
an
~e 6, dan kori agung pada tin ~?:eterdap~t candi b~ntar kecil pada
tingkat
tmgkat ke 7 terletak mak
Sgk
. ~ yaitu pada tmgkat
tertinggi. Pada
Kompleks
ak am unan Gm dan keluarganya.
n,
m am utama bila dilihat d 1
~ompleks Sunan Drajat, rneru akan und an se a~n seperti
halnya
tingkat tertinggi dilengkap. d p
. ak undakan bertmgkat
tujuh. Tiga
lertinggi,
yaitu terletak:pac:a :n~an canrbd1 bentar dan paduraksa. Pada
tingkat
makam
agian te elakang
t akam
Giri S Sunan
y1
terd
a m
terpenting
ap
utu
. usunan tersebut di atas mengingatkan
kepacfu
1" A.J. Bernet Kempe
it
. halaman 207.
rs, op. c .
123
iI
susunan undak-undakan
candi Jago, yang terdiri dari
tiga tingkatan.Pada tinkat paling tinggi clan yang
terbelakang terletak bangunan tersakral clan
terpenting
dari candi Jago.
bkompleks
an. a a
angunan
candi
induk
sebagaj
b
n
andia
angunan terpentin
l)erc
Penataran
gbelakang.
l b
a aman
8 ga empatkan
pada
~~
bangunan
punden
pada gunung
Pananggungan
dan berundak-undak
gunung
Lawu, yaitu candi Sukuh dan Ceta, berasal dari abad 15 M
dikiblatkan pada puncak gunung yang dianggap sebagai
tempat bersemanyam
roh leluhur yang telah didewakan
(kahyangan-tempat Hyang-dewaj'v'.justru bangunan makam
Sunan Giri berada pada puncak tertinggi dari susunan 3
tingkatan
.komplekmakam, danjuga dari keseluruban pegunungan di Giri.
Oleh karena
iiu dapatlah dimengerti apa sebabnya ruangan dalam
cungkup makammakam para wali seperti Sunan Kali Jaga, Sunan Bonang dan lainlain serta
khususnya
seolah-olah Sunan Giri dihias sedemikian bagus dan indahnya
sebagai kamar tempat bersemanyam para raja atau penguasa
yang masih
hidup. Denah di bawah ini merupakan skema kompleks
Sunan Giri dilihat
dari selatan, tanpa memperhatikan
makam clan masjid
disebelah barat clan
timumy
a.
Apabila kompleks Sunan Giri ditarik garis lurus ke arah
timur temyata garis tersebut melewati mihrab, pintu masuk
(tengah) dan pintu gerbang sebelah timur, Bila kelompok
!m
Dengan
Jl.J ~t
demikian ban
Sunan Gm ditinjau dari pertimbangan- erti gunan
.tn8SJ1dpada kompleks
tempat kedua, sedang yang tern t
P unbangaQ tersebur
menduduki makamnya.
pa pertama dan
terpentwg adalab bangunan
Akhimya sebagai penutup uraian ini da at dis.
penyusunan bangunan pada kompleks S
GP. . lmpulkan
babwa cara
l
d
pun
n dari sistem
ya en berundak-undak b
ng
k
b
~lan3uta
b di
d
er
em ang
pada
mem an kan antara
ana XV. Dengan
Sunan G" S.
kompleks
makam di belakang masjid, merupakan ruang yang memisahkan
antara masjid dan makam sebagai halaman kedua, maka masjid
Ainulyakin (Sunan Girl) menjacli bagianhalaman ketiga atau
terdepan. Seandainya bangunan masjid di angkat ternyata
susunan kompleks Giri terdiri dari tiga halaman, yaitu halaman
1 terdiri dari seluruh masjid sampai ke pintu gerbang sebelah
tirnur, halaman ke 2, terdiri dari kelompok makam dibelakang
masjid, dan halaman ke 3, merupakan halaman paling belakang,
125
BAB V
KESIMPULAN
K urbakalaan Sunan
Giri,
.
. Bab l sampai Bab IV
Dantentang
uraian ep
.
di
berikut,
sebagai
Ol;;uiu&
lkan
akhiroYa dapa~ah ~~u
dahulu kala telah ada rote
pelayaran y~~
1. Di Indonesia, sejak Jam~.
da
an. Rute ini selain
menjadi
kemudian diebut sebagat jalan per dgang kepulauan yang
lain, juga
pengbubung antara suatu_ kepulauan
engan
a13 lain.
Misa}nya : Cina, mengbubungk.an Indonesia dengan ni!:-;:!
iagangan
ini dimulai dari ounpa, India, Arab dan
sebagamya. lain AmbondanMakasar,kemudian
:Malukudenganpusat-pusatnyaan1313.
~m
Sumatra.
kemudian pecah
menyu~ur pantai utara Jaw~p=ju
ke Cina, yang
sa~ya,
set~lah menjad1 dua cabang. Ke u .
.
Persia dan Arab. Di sepanJang
....elalaui selat Malaka menuju ke Jndia,
tnf"f'""""'ngandankerajaan.
.,,
di bu} pusat-pusa r-~
jalan dagang ini kemu_ tan tun
Mak,asar(Sulawesi
Selatan), Tuban
aJ}tara lain; Tern~e, Tidore, (M~
(abad XVI).
Japara {abad XVl- (Clbad XI), Gresik (abad XIV).
ten(abadXVll)(pesisirutaraJawa),
)(Vill), Cirebon (abad XV1:). dan~
dan.Aceh (abad XVII)
(Sumatra).
palembang, Samudra Pasei (abad
,
kayu
rempab-rempab (Mal~),.
Baran~-barang dari luar
yang dian~t l)arus (Sumatra),~ latn-l~ya. dari India,
sutera dan porselin _(Cma).
1'e lndonesia, nusalany~ . ~
Hi1ir mudiknya
berbaga1 bangsa
..,. edua, berfungsi sebagai lalu lmtas oran~
dap JU
djka-"n ...
1
ga
~ melewati
di Indonesia
a
iaA<U
~
Samsuddin a1:..sumatrani (Sumatra Utara), ajaran
Siti Jenar
(Jawa), peisa:maankebiasaan danadat-istiadat antara
penduduk Gujarat dan peoduduk Indonesia. klmsusnya
peoduduk Jawa. Demikian pula adanya&hamSyi.,ahdan
tiadisinya yangberpengaruh di beberapa tempat di~
sq:ati: MinangJrahau, danAceh memperkuatkesimpulan
bahwa ajar.m Islam yang masuk ke Indonesia ialah
ajaran yang berkembang sete1ah melewati han, Gujarat
(India), dan kemudian ke
Indonesia.. Paraahli seperti Hamb.SnouckHurgronje,
Abubakar Atjeh,
dan sebagainya
pada umumnya
sepeodapat
bahwa
tnasuknya Islam ke
Indonesia
lewat aktivitas
penlagangan
Ditinjan
dari segi waktunya,
tidak tertutup
kemungkinan
bahwa pada abad vn~vm agama Is1aMteJah
sampai di Indonesia,
sebab pada abadteJsebutpedagangpedagangArab juga telah mempunyai hubungan
Iangsung dengan Indonesia (Sriwijaya), maupun dengan
Cina. Akan tetapi barn pada abad X111 tumbuh menjadi
kekuatan riel, dengan munculnya kerajaan islam yang
pertama : Samodra Pasei di Sumatra
Utara.
Batuthah.seperti
Di Jawadiberitakan oleh Maico Polo clan lbn
127
ab. ad XI telah
-d.iketem ukan
pada
.
rbukti di le! ta itu terdapat makam
seorang sampai di Gresik. Hal itu tye
~
binti
maemun. Pada inskripsi
putri beragama Islam bemama Fa
akamn
menerangkan bahwa ia
dari
batu granit
yang
terdapat
d:gama
berkembang
wafat
pada
tahun lpa:;:nbad
082 M. Baru
p a
islam
secara pesat.
dan rkembangan Islam itu,
pada tahap Dalam penyebaran
pe
terutama
pedagang Gujarat, pertama, dapat dikatak:an para ~agang,
.
Islam kepada penduduk
secara tidak
langsung menyaampaikand
pend~~-kota
pelabuhan
berikutnya,
setelah pen u
'" asli. Padaseperti tahap
.
. di Islam dan beberapa
bangsawan atau raja
.... ._. Tuban dan Gresik menja
. Isl bersama-sama
disebarkan
(Demak) kemudian am
. - memeluk Islam . .
'
Dalam penyebaran
Islam di Jaw a, oleh raja dan para.1 ahli agama~~~nga
sebagai golongan ahli ag~a
peranan para wah, terutama
.ode tertentu dalam
sejarah Indonesia
tidaklah kecil. Bahkan ada ~tuk pen-alian-kewalen) yaitu
periode untuk
'
ba "periode ew
yang
di
agsaam-masa dari . an
dis.uekbkuat
Islam
Indonesia.
..
pertama
se
Jam ialah Sunan Gm.
;~
~
kelompok wali sanga
di . . dari genealogi.nya, sebegai.mana
silsilah
4. Tentangtokoh S~an Gli~ntmya,!Ja~ silsrlah Sunan Girl
dapat dikatakan
dan asal-usul wali-wa
.
dihimpun dari
bennacam. I dan simpang srur, karena
.
h .J. .
. juga kurang Je ass, ber-sumber itu antara lain : Babad
Tana' "":
macam sumber. um
c--ni
milik
-r-.
golongan Alawiyin
ilsilah
milik suatru golongan,
tan
namacatatan
. . .
dan sebagainya.
Tidakjarang
uru s
129
s 1..-
..1=-- di
..
punak aw
) , jelas merup
" . ara h " yang ilmiah,
pada
Centera
SeJ
128
ba .
Selain itu juga berfungsi sebagai tempat suci kaum yahdui
dan kaum
Nasrani. SeteJah jatuh. ke tangan Islam pada 638 M.
Tempat tersebut diubah menjadi masjid. Demikian pula
setelab agama isiam mmasuk clan berkembang di Jawa,
temyatajuga melanjutkan bentuk-bentuk bangunan dari
zaman sebelum Islam. Misalnya bangunan-bangunan
gapura, bangunan masjid beratap tumpang, cungkup, dan
sebagainya.
Kedua, pandangan masyarakat Jawa kepada keduduk.an
waii yang sangat tinggi. Hal itu didasarkan bahwa menurut
masyaraka.t Jawa pada
umumnya,
para wali itu diyakini sebagai manusia yang dikaksihi
oleh
Allah. Status wali dalam masyarakat Jawa dapat
dikatakan seJain menggantikan kedudukan pendeta HinduBudha dari masa sebeJum Islam,
129
dil
pu1a makamn gunung), Demtkian
juga
etakkan di atas bukity~yang tertin idi . .
.
gunung untuk
gg
Gm. Pcrmliltan
-1:..:1
tempat di
.
menu.LUA.du tempat-tempat suci kea
dari
tradisi keagamaan
dari
d
.
gamaanJuga
berakar
megalitikum, maupun pero e prase1arah terutama dari .
dari
'.
jaman Hind
jam
an
.cuu
u.
Sesuai
dengan
yang berkembang saat
...._.._.._
itu,
gunung selain dian
~wiyaan
bersem~yamarwahleluhur,juga dalamkepercayaan~
~.temp at sebagai tempat tinggal atau kediaman
d
,JUgadianggap
Mahameru Den
d .
para ewa,
khususnya Gunung
dikatakan .
gan emikian pendirian kompleks Sunan
Giri da at faktor utama yang menentukan lab
P
yang dianggap sakral, sebagai kelanjutan d: ~tnnbangan
tempat sebelum Islam, baik dari zaman
. ah
atau .kepercayaan
.
prasejar
ma.upun darijaman
Hindu.
7 danBangun~-bangunan pada kompleks Giri berbentuk. 02n1~
gku
masjid, Bangunan gap
c-r--. cun
p, kh
Sunan a .
uranya,
ususnyagaptmunenujukemakam
dar.i.
manusia, disebut tanazzul, sedang kembalinya manusia
kepada Tuhan setelah mencapai derajat insan kamil atau
manusia sempurna atau taraqqi. Pada waktu Islam mulai
berkembang pesat di Jawa Timur, khususnya di Jawa Timur,
yaitu pada akhir abad XV, yangjugamerupakan periode akhir
Majapahit (Jaman Hindu), unsur-unsur kebudayaan
Indonesia "asli" dari jaman prasejarah muncul kembali.
131
In,
arah selatan berbentuk candi b
hen
- memiliki pola sama dengan candi bentar Wrin ~n~
tuk dasamy~ bentar pada reelief berasal dari T
(
gm
wang,
dan
candi
-Bentuk b.
1 rawu an Bab NB I)
itu
selanJutnyajuga digunakan ada a
- .- .
entar
Panataran semula juga berpin:
; pura pu~-pura di Bali
Kompleks runtuh.
ger ang candi
bentar, akan tetapi telah
Mengenai bangunan cungkup Sunan G. . t
bangunannya sama dengan relief ban
~ ~la
~tulc dasar Sudamala pada candi Tigaw
. A gunan suer
dari rangalraian ceritera lea
. . . . - . - ang1. tap
cungkup yangdil>uat.dari bah
yu ~emiliki mali-mla1 kesakralan yang da . at dih
an
kesucian pohon hayat yang di dalam k
erca
p
.
ub~gk:an denga~
pohon
kahyangan, pohon
pen
hara er:n
yaanHindudianggapsebaga1
(kalpa wreks-a). Untuk mem h g .
pkn (~[pa ~ruma).
pohon hayat
a amt ma a sunboliknya perlu dilalruk
d ekatan tentang
pen
an
cara
.
Dalam
berfikir berd
.
sistem
srstem
asarkanini poh ha di
k:lasdikasi
.
,
on yat zanggap sebagai Jambang alam-,.J.~
.
c
terwu ud
atas
h
dunia bawah Dunia ata l
b
.
,,...,
j
...
oleh na
.
u a am awah rtu sendiri
dil.ambangkan dil b ga, air, dan teratai. Unsur klasifikasi
lainnya, yaitu duni ta
am angkan dengan burung garuda atau en an
a a s Hebabagai gambaran totalitas
ala
. gg . g.
Adapun pohon hayat m, me ipun1. duma bawab,dunia tengah,
130
131
.
b
. ---="estaSi Ketuhanan,
.dal ta dipercaya se agarlambang
llliUlll'
dan duma a . s, .
seba totalitas yang
disimbolkan
am
keesaan tewrtmggi. Kesluroban
dg.u an s-l......
,....
1~
bakikatnya sama eng
aruh
bentuk pobon itu
.
berdasark.an
kuatnya peng
Atap cungkup berbentuk liroaS Indonesia, khususnya
dalam bal budaya Hindu-Budha atas kebuday~
tara
bentuk payung (cattra) keagamaan. diduga m~pakan perpaadan
a 7ukisan payung pada kain dan pola dasar cand1=:n
danau Ranau
(Sumatra)
~ang penjenazahan(kafan),
iah dan berpayung memberikan
melukisk.an rob-roh berkendaraaD_arahgaJ
yung telah
cligunakan dalam
pa
seki!.r
. b
p
...,.petunJu
perkawm
ahJ.aman prasej
da wa
la pada
k
an
a : upacara
in
rubahan. Antara
:_~ upacara-upacara pe
kematian
sem
Pada
(Bab IV .B.2).
'<f. (mengirngkan teman~en, ~ upacara
menempati
bagian teratas bangunan suci bu~s~ yaitu smpa, ~g
an roasjid yang terdiri dari disebut cattra. Demikian pula
pada ~ tubuh (garbha), dan ata~ kaki bangunan
(pondamen-s~~
candi yang terdiri dan
sesuai dengan stru~r
ban~-tubuh),
dan
cikara (atap). soubhasement (kaki), g~r:
ahli ada
yang berpelldapat bahwa Berdasarkan fakta-fakta di ~
para . befbentuk tum.pang. Susunan
atap roasjid yan~ _te~a di
lima. Bangunan
masjid bera~
tumpang ~tu terd~ dari satu, ~
keterangan
francoi_s ValentlJD
tumpang limadari abad ~Dengan demikian dan
1
saka guru ialah roasjid Ban~en dan-~~icl
;::-dapat
dipastikan bahwa bangunan ruanguntukwamtamasJtdAinul ff
tahun 1477berataptmnpang.
masjid yang didirikan oleh Sunao . ~ pada
dari Girl
Kedaton ke situs/ Masjid tersebut pada ~~
1_544~
olehBupati Gresik Adipati
kompleks makam- MasJid ~ padal
L:....gga meniadi masjid
Muhammad
1:100::-
uas
Sasrawinata
d1 pugar dan "'.._...
-p:. ang.
wu
UA.1"'
Adapun
masJ l"d
karallg atapnyaJugal,.U&AA
.
'.~... ; Ainulyakin yang a a se
k dian dikonservasi menjadi
ruang bagi
-:::r...:yang dibangun dpada 1544_ emu
.. d Ainulyakin.
Bentuk atap
di bagtan selatan roasJt
.
kaum
perempuan,
t pada relief bangunan
.
belum
suci
Islam
2:1
.
.
juga
telah digunakan secara luas pada jaman sebelum islam.
Fungsinya
untuk
menolakatau
pengaruh-pengaruh jahat yang akan
mengganggu
merusak kesakaralan suatu bangunan suci. Pada seni ragam
bias Hindu,
bentuk
muka .bkedok
antu itu diubah sedemikian rupa, hingga menjadi
tallll
a
tumpang pada jaman se
gkinan bahwa tubuh
candi Jago
ada candi Jago. Tidak tertutuP k~un L.-.tap tumpang.
Berdasarkan
Pk dan tubuh dican
1 Panataran Jllga
- ~.. alan iarah
tersebut maka induk
bentu
fakta dari peniggalan-~enmgg
sekuJ makam dan
masjid pada andt bentar, cung P
bangunan gapurada~ .
akan kelanjutan dari seni
bangunan
n
kompleks Sunan Gm merup
jaman sebelum Islam.
132
. N b.1
yang menya
akhlak (wamaa bungits-tu
Muhammad
dpe aebarhanadiIsstlama ialah
ilia
penyempumaan
n
Ii makarimil akh/aaq).
b
ak dii paipada
lukisan-lukisan
Adapunrelie~ gunung yang ~
suasana budaya pada mimbar, _dan juga geb~ok m ~sa
munculnya kembali budaya
.,_ akhirMajapahit_Yangp~uh ~ggukanann la merupakan
kelanjutan dari
.;,: Indonesia prasejarah, tidak dira
gr
t!r~
Unsur
ini
Ii berupa. menhir
agar k b dayaan dIn . sebagai
yaitu kerbau.
Oleh
onesia
as
dari perkembangan
e u
k matian
tempat meng~t korban_ un~ ::
se:agai n:aesan.
artinya tempat
karena itu menhir kemudian juga
hind enbir
berkembang
dewa
(mengikat) mahesa atau k rbau Pada
um
,
e
. dan asanazaman
asana
, -nisanpada
(K uteii) ' patung-patun.g
rnenjadi
perwiuajdui .
yupa
makam
seni
clan lin a,
msan
batu-batu prasasn
bias
gg
.
besa
ragam
r
kemudian IDenJ
d mikian secara gans
Islam (Tralaya).
kelanjuta
. e
dikatakanjuga
Deng~
n
merupakan
pada kompJeks Sun~ Gm dapbeatl
akan tetapi dalam
bentuk
dao
sem. ragam bias dari jaman se umnya,
antara makam Sunan Giri clan masjid, dan halaman ketiga yaitu
haJaman
yang paling bela.kang, merupakan halaman paling pentiog,
yaitu situs makam Sunan Giri,
d
ag
.
sebampatbermusyawaraharw
itu diangga
.
1
p
ga1 e
tempat yang ternnggi I erunda -undag di Gunung
Penanggungan, tingka~
leluhur. Pada punedn b
.g k
caknya, yang
dipercaya sebagai yang paling tinggi juga berkibl)altuhe
punang telah didewakan. Dari arah
b
Yam aarwah e ur yaklah bahwa susunan .
.kompleks
diri tempat
Gm terersema
lain, dari timur ke barat, tamp k tu (I) terletak paling
timur, meliput~
dari tiga halarnan. Halarnan es~
nnya); balaman
kedua, berada d1
bangunan masjid clan bangunan epa
,
134
ah
135