Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan peringkat Human Development Index (HDI 2011), Indonesia berada
pada urutan 124 dari 187 negara, dan masih berada jauh di bawah negara-negara
ASEAN lainnya seperti Singapore (26), Brunei (33), Malaysia (61), Thailand (103)
dan Filipina (112). Faktor-faktor yang menjadi penentu HDI yang dikembangkan oleh
UNDP (United Nations Development Program) adalah pendidikan, kesehatan, dan
ekonomi. Ketiga faktor tersebut sangat berkaitan dengan status gizi masyarakat.
Secara teoritis, status gizi adalah keadaan kesehatan individu-individu atau kelompokkelompok yang telah ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat-zat
gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya. (Suharjo,
1996).
Arisman (2004), mengemukakan bahwa status gizi dipengaruhi oleh determinan
biologis yang meliputi jenis kelamin, lingkungan dalam rahim, jumlah kelahiran,
berat lahir, ukuran orang tua, dan konstitusi genetik serta faktor lingkungan seperti
keadaan sosial ekonomi keluarga yang dapat ditentukan melalui pemeriksaan
laboratorium maupun secara antropometri. Antropometri merupakan cara penentuan
status gizi yang paling mudah. TB/U, BB/U, dan BB/TB direko- mendasikan sebagai
indikator yang baik untuk menentukan status gizi.
Anak-anak sekolah dasar merupakan salah satu kelompok yang rawan mengalami
gizi kurang diantara penyebabnya ialah tingkat ekonomi yang rendah dan asupan
makanan yang kurang seimbang serta rendahnya pengetahuan orang tua.
Masalah gizi kurang pada anak usia sekolah ini dapat merupakan akibat dari tingginya
angka bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan kurang gizi pada masa balita
serta tidak adanya pencapaian perbaikan pertumbuhan. Di lain pihak, masalah gizi
lebih pada anak usia sekolah merupakan akibat dari ketidakseimbangan antara asupan
energi yang melebihi energi yang digunakan. Hal ini berkaitan dengan diet tinggi
lemak dan tinggi kalori serta pola hidup kurang gerak (sedentary lifestyles).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi
nasional Anak Usia Sekolah (6-14 tahun) Kurus (laki-laki) adalah 13,3%, sedangkan
prevalensi nasional Anak Usia Sekolah Kurus (Perempuan) adalah 10,9%. Selain
masalah anak kurus, terdapat juga masalah anak gemuk, yaitu Anak Usia Sekolah
Gemuk (Laki-laki) adalah 9,5%, sedangkan prevalensi nasional Anak Usia Sekolah
Gemuk (Perempuan) adalah 6,4%.
Berdasarkan laporan hasil RISKESDAS Provinsi Sulawesi Utara tahun 2007
untuk gambaran status gizi anak usia 6-14 tahun di masing-masing kabupaten/kota di
Sulawesi Utara, prevalensi anak kurus tertinggi terdapat di Kepulauan Sangihe, baik
pada anak laki-laki (17,1%) maupun anak perempuan (10,6%). Adapun prevalensi
anak kurus terendah ada di Kota Tomohon, yaitu 4,8% pada anak laki-laki dan 3,9%
pada anak perempuan. Dalam survei ini juga ditemukan anak umur 6-14 tahun dengan
BB-lebih. Kabupaten/kota yang mempunyai prevalensi anak dengan BB-lebih
tertinggi adalah Kota Manado untuk anak laki-laki (13,7%) dan Kabupaten Minahasa
untuk anak perempuan (10,0%). Prevalensi BB-lebih terendah ditemukan di

Kepulauan Talaud pada anak laki-laki (3,7%) dan di Kota Bitung pada anak
perempuan (3,5%).
Dari uraian di atas, peneliti ingin mengetahui gambaran status gizi pada anak usia
6-12 tahun di Kota Manado. Penelitian ini dilakukan pada anak SD Imam Bonjol.
Daftar pustaka
Arisman MB. Buku Ajar Ilmu Gizi Dalam Daur Kehidupan. Ed 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteraan EGC; 2010. p. 205-32.
IA, Putu YA, Luh SA. Gambaran Status Gizi Siswa SD Negeri 3 Peliatan Kecamatan Ubud,
Kabupaten Gianyar. Denpasar: Fakultas Kedokteran Universitas Udayana; 2011. Diakses 4 Juli
2015. Available from: http://ojs.unud.ac.id/ index.php/eum/article/download/6695/5104.
Suharjo, 1996. Pemberian makan Pada Bayi Dan Anak, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas, IPB.
Departemen Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta: Departemen Kesehatan
RI; 2007.
Departemen Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Provinsi Sulawesi Utara. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI; 2007.

Anda mungkin juga menyukai