Oleh:
FARIDATUL HUSNAH
NIM. 0849315006
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
OKTOBER, 2015
PENDAHULUAN
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi
pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu
terjadi karna adanya proses interaksi antara seseorang dengan
lingkungannya. Oleh karna itu, belajar dapat terjadi kapan saja
dan dimana saja. Slah satu pertanda bahwa seseorang itu telah
belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu
yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada
tingkat pengetahuan, ketrampilan, atau sikapnya.
Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal
di sekolah-sekolah, tidak lain ini dimaksudkan untuk
mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana, baik
dalam aspek pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap. Interaksi
yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi
lingkungannya, yang antara lain terdiri atas murid, guru, petugas
perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran
(Buku, Modul, selebaran, majalah, rekaman video atau audio, dan
yang sejenisnya), dan berbagai sumber belajar dan fasilitas
(proyektor overhead, perekam pita audio dan video, radio,
televisi, komputer, perpustakaan, laboratorium, pusat sumber
belajar, dan lain-lain).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
mendorong upaya-upaya pembaruan dalam pemanfaatan hasilhasil teknologi dalam proses belajar. Para pendidik dituntut agar
mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh
sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat
tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
Pendidik sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang
murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja,
tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Media
Kata Media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah
berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
(Djamarah, 1996: 136)
Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun
kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan,
atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah
merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar
mengajar cenderung di artikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau
elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyususn kembali informasi
visual atau verbal.( Azhar, 2014: 3)
Batasa lain telah pula dikemukakan oleh para ahli yang sebagian di
antaranya akan diberikan berikut ini. AECT (Association of education and
communication Teknologi,1977) Memberi batasan tentang media segala
bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi. Disamping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang
sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming (1987: 234) adalah
penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua fihak
mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau
perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua fihak, utama
dalam proses belajar siswa dan isi pelajaran. Disamping itu, mediator dapat
pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran yang
melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan yang
paling canggih, dapat disebut media. Jadi, media adalah alat yang
menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran.
Heinich, dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah medium
sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi
televisi, film, foto, radio rekaman audio, gambar yang diproyeksikan.Bahanbahan cetakan,dan sejenisnya adalah mediakomunikasi. Apabila media itu
membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau
mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media
pembelajaran. Sejalan dengan batasan ini, Hamidjojo dalam latruheru (1993)
memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh
manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat
sehingga ide, gagasan, atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada
penerima yang dituju.
Seringkali kata media pendidikan digunakan secara bergantian dengan
istilah alat bantu atau media komunikasi seperti yang dikemukakan oleh
Hamalik (1986) dimana ia melihat bahwa hubungan komunikasi akan berjalan
lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang
disebut media komunikasi. Sementara itu, Gagnedan Briggs (1975) secara
implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik
digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara
lain buku, tape, recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide
(gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata
lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang
mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang
peserta didik untuk belajar. Dilain pihak, National Education Association
memberikan definisi media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak
Ukuran Huruf
1. Pilihkan ukuran huruf yang sesuai dengan siswa, pesan, dan
lingkungannya. Ukuran huruf biasanya dalam poin per inci. Misalnya,
ukuran 24 poin per inci. Ukuran huruf yang baik untuk teks (buku teks
atau buku penuntun) adalah 12 poin.
2. Hindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks karena dapat
membuat proses membaca itu sulit.
Ruang (spasi) Kosong
1. Gunakan spasi kosong lowong tak berisi teks atau gambar untuk
menambah kontras. Hal ini penting untuk memberikan kesempatan
siswa/pembaca untuk beristirahat pada titik-titik tertentu pada saat
matanya bergerak menyusuri teks ruang kosong dapat berbentuk:
a. Ruangan sekitar judul
b. Batas tepi (marjin); batas tepi yang luas memaksa perhatian peserta
didik/pembaca untuk masuk ke tengah-tengah halaman.
c. Spasi antar kolom; semakin lebar kolomnya, semakin luas spasi di
antaranya;
d. Permulaan paragraf diindentasi
e. Penyesuaian spasi antarbasis atau antarparagraf.
2. Sesuaikan spasi antar basis untuk meningkatkan tampilan dan tingkat
keterbacaan;
3. Tambahkan spasi antarparagraf untuk meningkatkan tingkat keterbacaan.
Pembelajaran berbasis teks yang interaktif mulai populer pada
tahun 1960-an dengan istilah pembelajaran terprogram (programmed
instruction) yang merupakan materi untuk belajar mandiri. Dengan format
ini, pada setiap unit kecil informasi disajikan dan respons siswa diminta
baik dengan cara menjawab pertanyaan atau partisipasi dalam kegiatan
latihan. Jawaban yang benar diberikan setelah siswa menjawab.
Perancang pembelajaran harus berupaya untuk membuat materi
dengan media berbasis teks ini menjadi interaktif. Petunjuk berikut
mungkin dapat membantu menyiapkan media berbasis teks yang interaktif.
a. Sajikan informasi dalam jumlah yang selayaknya dapat dicerna,
diproses, dan dikuasai. Informasi dibagi ke dalam kelompok-kelompok
terkecil yang logis, kira-kira antara 3 sampai 7 butir/kelompok.
10
11
12
13
14
15
eksplisit;
Penggunaan berbagai macam media;
Adanya asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuan;
Partisipasi aktif dari siswa;
Adanya reinforcement langsung terhadap respon siswa;
Adanya evaluasi terhadap penguasaan siswa atas hasil
belajar.
2. Struktur Modul Pembelajaran
Dikson dan Leonard (dalam Suradi, 2003)
mengemukakan ada 12 unsur dalam modul, yaitu
a. Topic statement, yaitu sebuah kalimat yang
menyertakan pokok masalah yang akan diajarkan;
b. Rational, yaitu pernyataan singkat yang
mengungkapkan rasional dan materi tersebut untuk
siswa;
c. Concept statement and prerequisite, yaitu pernyataan
yang mendefinisikan ruang lingkung dan sekuen dari
konsep-konsep dalam hubungannya dengan konsep lain
dalam bidang pokok;
d. Concept, yaitu abstraksi atau ide pokok dari materi
pelajaran yang tertuang di dalam modul;
e. Behavioral abjectives, yaitu pernyataan tentang
kemampuan apa yang harus dikuasai siswa;
f. Pretes, yaitu tes untuk mengukur kemampuan awal
yang dimiliki siswa sebelum mengikuti pelajaran;
g. Suggest teacher techniques, yaitu petunjuk kepada guru
tentang metode apa yang diterapkan dalam membantu
siswa;
h. Suggest student activities, yaitu aktivitas yang harus
dilakukan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran;
16
17
KESIMPULAN
Media cetak adalah sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis
untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau
verbal.Kelebihan media cetak itu sendiri adalah Siswa dapat
berhenti sewaktu-waktu untuk melihat sumberlain, misalnya:
kamus buku bacaan, menggunakan kalkulator, dan lain-lain dan
melanjutkan kembali. Siswa dapat belajar sesuai dengan
kecepatan masing-masing, materi pelajaran dapat dirancang
dengan berbagai cara sehingga memberi kesempatan pada
siswa untuk teknik ini, kecepatan belajar dapat dibuat beragam,
tergantung pada kemampuan baca siswa, dan pada ketrampilan
awal yang telah mereka miliki. Media ini biasanya mudah dibawa,
siswa dapat mempelajari di mana pun dan kapan pun sesukanya.
Instruktur/pendidik dan peserta didik dapat dengan mudah
mengulangi materi pelajaran. Bahan itu juga dapat disimpan
sebagai refrensi kelak jika jika siswa sudah kerja.Gambar atau
foto hitam putih mungkin mudah di adaptasikan ke halaman
cetak. Dan bila masalah komunikasi memang dapat diselesaikan
lebih baik dengan satu atau dua gambar berwarna, maka biaya
untuk itu mungkin perlu dipertimbangkan. Isi pesan media cetak
memang sudah baku tetap (licked in), tetapi suksesnya dapat
dengan mudah dirangkai kembali, baik oleh siswa maupun oleh
instruktur, atau dengan jalan memperbaikinya. Materi pelajaran
dapat diproduksi dengan ekonomis, dapat didistribusikan dengan
mudah, mudah diperbaiki, juga dapat digunakan untuk
menyajikan gambar diam, baik hitam putih ataupun berwarna,
dapat digunakan sebagai alat bantu instruksional, atau media
untuk mengajar, dan dapat dengan mudah dipindah-pindahkan
dari satu tempat ke tempat lainnya.
18
19
DAFTAR PUSTAKA
20