Anda di halaman 1dari 12

BAHAN AJAR

DASAR-DASAR PENGEMBANGAN MEDIA


PEMBELAJARAN SMA

Oleh:

Dr. Pujiadi, S.Pd., M.Pd., M.Kom.


Widyaprada BBPMP Jawa Tengah

Disampaikan pada:

DIKLAT PENINGKATAN KOMPETENSI PAEDAGOGIK


GURU DALAM PENYUSUNAN KOSP DAN MODUL AJAR
KERJASAMA SMAN 1 WELAHAN, KAB. JEPARA DENGAN BBPMP PROV JAWA
TENGAH
TANGGAL 13 – 15 JUNI 2023
DASAR-DASAR PENGEMBANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN SMA

1. Pengertian dan Jenis-jenis Media


a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin, yakni merupakan bentuk jamak
dari kata “medium” yang berarti “pengantar” atau “perantara” istilah
tersebut menunjuk kepada sesuatu yang membawa infomasi antara
sumber (pengirim pesan) dan penerima pesan (Smaldino dkk., 2005).
Media juga diartikan sebagai sarana untuk mentransmisikan atau
menyampaikan pesan dan dalam perspektif pembelajaran mengajar
menyampaikan konten kepada peserta, untuk mencapai instruksi yang
efektif (Nas & Akbar, 2016). Sedangkan menurut Hamidjojo dalam
Arsyad (2005) media merupakan semua bentuk perantara yang
digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide,
gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan, atau pendapat yang
dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju, dan media
pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan
pesan pembelajaran.
Para ahli lain juga memberi batasan media pembelajaran sesuai dengan
sudut pandangnya masing-masing, seperti terlihat pada uraian berikut
(Kemendiknas, 2009).
1) S. Garlach dan P. Elly dalam bukunya Teaching and Media (1971)
memberi batasan media secara luas dan sempit. Dalam arti yang
luas, media meliputi orang, material, atau kejadian yang dapat
menciptakan kondisi sehingga memungkinkan siswa belajar. Bila
pengertian ini yang diikuti maka guru dan lingkungan sekolah
termasuk media. Dalam pengertian yang sempit, media meliputi
grafik, gambar, alat-alat elektronik yang digunakan untuk
menangkap, memproses, dan menyampaikan informasi.
2) Robert M. Gagne dalam bukunya The Condition of Teaching (1970)
menggunakan istilah media pembelajaran untuk menunjukkan

1
berbagai komponen lingkung-an belajar yang dapat merangsang
siswa sehingga terjadi proses belajar. Termasuk dalam pengertian ini
guru, objek, berbagai macam alat mulai dari buku sampai televisi.
3) Association of Educational Communication and Technology (AECP) ,
yaitu suatu ikatan para ahli teknologi komunikasi pendidikan di
Amerika memberikan batasan media sebagai segala bentuk dan
saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan.
4) Wilkinson (1980), mengartikan media sebagai segala alat dan bahan
selain buku teks yang dapat dipergunakan untuk informasi
penyampaian informasi dalam suatu situasi belajar mengajar.
5) Luhan dan Dirgosoemarto (1981), media adalah sarana yang disebut
channel karena pada hakikatnya media telah memperluas atau
memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan, mendengar,
dan melihat dalam batas-batas jarak, ruang, dan waktu tertentu.
6) Blake dan Horalsen (dalam Dirgosoemarto, 1981) media adalah
saluran komunikasi atau medium yang digunakan untuk
menyampaikan sesuatu pesan, di mana medium ini merupakan jalan
atau alat dengan nama suatu pesan berjalan antara komunikator
dengan komunikan.
Dengan batasan-batasan di atas maka dapat dirumuskan bahwa media
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyaluarkan pesan
dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Dan
media pembelajaran adalah segala wujud yang dapat dipakai sebagai
sumber belajar yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan siswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar/ mengajar
ke tingkat yang lebih efektif dan efisien.

b. Jenis-Jenis Media Pembelajaran


Dalam pelaksanaan proses pembelajaran dikenal berbagai jenis media.
Keberagaman jenis media pembelajaran tersebut ditentukan oleh
beraneka ragamnya tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Menurut

2
Smaldino dkk. (2005), ada 6 jenis media pokok yang digunakan dalam
pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
1) Teks, merupakan media yang paling umum digunakan. Teks adalah
karakter-karakter alphanumeric (angka dan abjad) yang mungkin
ditampilkan dalam berbagai format seperti buku, poster, papan tulis,
layar komputer, artikel internet.
2) Audio (suara), ini juga media yang umum digunakan. Audio
mencakup segala bentuk yang dapat didengar, misal suara orang,
musik, suara-suara mekanis (menjalankan mesin mobil) dan
sebagainya.
3) Visual, media ini biasanya digunakan untuk mempromosikan
pembelajaran yang meliputi diagram pada poster, gambar pada
papan tulis, foto, grafik pada buku, gambar kartun dan sebagainya.
4) Media bergerak, ini merupakan media yang menunjukkan suatu yang
bergerak, mencakup video, animasi, youtube dan sebagainya.
5) Media yang dapat dimanipulasi, yakni objek 3 dimensi dan dapat
disentuh dan dipegang oleh siswa. Contoh: kerangka kubus atau
permainan loncat katak.
6) Orang, hakekatnya orang adalah perantara penyampai pesan, orang
yang termasuk sebagai media pembelajaran adalah guru, siswa atau
pakar di bidang tertentu ( SME – Subject Matter Expert). Siswa dapat
belajar dari guru, siswa yang lain dan orang dewasa yang lain.

Berdasarkan fungsinya, media pembelajaran dapat berbentuk alat peraga


dan sarana.
1) Alat Peraga
Gerakan fisik merupakan salah satu dasar dalam belajar. Untuk belajar
secara efektif, siswa harus ikut berpartisipasi dalam kegiatan, bukan
hanya sebagai penonton. Manipulasi peralatan yang digunakan dalam
pembelajaran harus dapat mengabstraksikan suatu ide atau model.
Kontak dengan benda nyata dapat membantu pemahaman terhadap
ide-ide abstrak. Van Engen pada Jakcson dan Philips (1973)

3
menegaskan peran sensory learning dalam pembentukan konsep.
Reaksi terhadap dunia benda konkret merupakan dasar darimana
struktur ide-ide abstrak muncul (Jackson & Phillips, 1973). Lebih
lanjut, guru perlu merancang aktivitas belajar yang memanfaatkan
benda fisik, memfasilitasi terjadinya interaksi sosial, dan memberi
kesempatan siswa untuk berpikir, memberi alasan, dan membentuk
kesadaran akan pentingnya matematika, bukan hanya diceritakan oleh
guru (Burns, 2007). Benda fisik dalam pernyataan ini dapat diartikan
sebagai benda yang dapat membantu siswa dalam membangun
pengetahuan.
Dalam media pembelajaran, terdapat pula istilah “hands-on materials”
yang dapat diartikan sebagai material atau benda yang dapat
dipegang. Istilah ini dapat pula diartikan sebagai alat (peraga)
manipulatif karena dapat dioperasikan (dimanipulasi) menggunakan
tangan. Menurut Posamentier, Smith, dan Stepelman (2010: 6), hand-
on materials atau alat peraga manipulatif adalah benda nyata yang
memungkinkan siswa dapat menyelidiki, menyusun, memindah,
mengelompokkan, mengurutkan, dan menggunakannya ketika mereka
menemui konsep model dan soal-soal matematika. Alat peraga
manipulatif di sini dapat dimaknai sebagai alat yang digunakan untuk
membantu siswa memahami matematika melalui benda nyata yang
tidak hanya dapat digunakan oleh guru saja, tetapi juga siswa. Siswa
dapat menyentuh, mengontrol, dan mengoperasikan alat peraga
manipulatif tersebut dalam rangka mempelajari benda itu sendiri atau
membantu mempelajari hal lain yang terkait dengannya. Alat peraga
manipulatif membantu dalam penyelidikan dalam pembelajaran.
Alat peraga berupa model dalam kaitannya dengan media mengacu
pada representasi konkret konstruksi mental atau ide-ide (Johnson,
Berger, & Rising, 1973). Representasi konkret dari konstruksi mental
atau ide dapat diartikan sebagai gambar atau benda nyata yang dapat
menggambarkan obyek atau konsep abstrak, di mana kedua hal ini
ada dalam objek matematika.

4
Salah satu tipe media yang memfasilitasi untuk melakukan gerakan
fisik untuk belajar adalah alat peraga manipulatif. Media ini berupa
benda tiga dimensi yang dapat disentuh maupun dikontrol oleh
pebelajar ketika belajar (Smaldino, et al., 2005). Lebih lanjut, alat
peraga manipulatif mengacu pada benda-benda konkret, yang, ketika
digunakan siswa dan guru, dapat memberikan kesempatan siswa
untuk mencapai tujuan tertentu (Jackson & Phillips, 1973). Dengan
belajar menggunakan media tersebut diharapkan dapat
mempermudah siswa dalam mengonstruksi pemahamannya.
Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa alat
peraga manipulatif adalah media berupa benda nyata tiga dimensi
yang dapat menggambarkan secara konkret suatu obyek, ide, model,
atau konsep abstrak dan memungkinkan untuk digerakkan atau
dimanipulasi secara fisik dalam kaitannya dengan pembentukan
konsep bagi penggunanya, dalam hal ini siswa.
2) Sarana
Sarana merupakan media pengajaran yang berfungsi sebagai alat
untuk melakukan kegiatan belajar. Dengan menggunakan sarana
tersebut diharapkan dapat memperlancar pembelajaran. Seperti
halnya alat peraga, sarana juga dapat berupa perangkat keras dan
lunak. Contoh sarana yang berupa perangkat keras: papan tulis,
penggaris, jangka, kartu permainan, dan sebagainya. Sedangkan
contoh sarana yang berupa perangkat lunak antara lain: lembar kerja
(LK), lembar tugas (LT), petunjuk permainan matematika, program-
program komputer, dan lain sebagainya (Kemdikbud, 2016)

2. Prinsip dan Asumsi Dasar dalam Memilih Media


Media pembelajaran merupakan media penyalur pesan pembelajaran dari
pemberi pesan (guru, instruktur, tutor, dan lain-lain) ke penerima pesan
(peserta didik/ warga belajar). Media pembelajaran tidak hanya digunakan
untuk membantu pembuat pesan tetapi yang lebih penting lagi, bahwa media
pembelajaran dapat digunakan atau dimanfaatkan oleh peserta didik untuk

5
membantu mereka belajar. Media pembelajaran mempunyai nilai-nilai praktis
berupa kemampuan untuk (1) membuat konsep yang abstrak menjadi
konkrit; (2) melampaui batas indera, waktu, dan ruang; (3) menghasilkan
keseragaman pengamatan; (4) memberi kesempatan pengguna mengontrol
arah maupun kecepatan belajar; (5) membangkitkan keingintahuan dan
motivasi belajar; dan (6) dapat memberikan pengalaman belajar yang
menyeluruh dari yang abstrak hingga yang konkrit.
Dengan demikian media pembelajaran sangat bermanfaat dalam
meningkatkan mutu proses pembelajaran. Media dapat memperlancar
interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan
lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu, sebelum menentukan jenis media
yang akan digunakan dalam pembelajaran, guru perlu melakukan proses
pemilihan media dengan mempertim-bangkan berbagai faktor. Ada beberapa
asumsi dasar yang perlu diingat, yaitu sebagai berikut.
a. Setiap media memiliki kelebihan dan kelemahan karena itu perlu dipilih
media yang sesuai dengan karakteristik media tersebut.
b. Penggunaan beberapa macam media secara bervariasi memang perlu.
Namun harap diingat, bahwa penggunaan media yang terlalu banyak
sekaligus dalam suatu kegiatan pembelajaran, justru akan
membingungkan siswa dan tidak akan memperjelas pelajaran. Oleh
karena itu, pilihlah media yang memang sangat diperlukan.
c. Penggunaan media harus dapat mengaktifkan seluruh siswa. Lebih baik
memilih media yang sederhana yang dapat mengaktifkan seluruh siswa
daripada media canggih namun justru membuat siswa kita terheran-heran
pasif.
d. Sebelum media digunakan harus direncanakan secara matang dalam
penyusun-an rencana pelaksanaan pembelajaran. Tentukan bagian materi
mana saja yang akan kita sajikan dengan bantuan media. Rencanakan
bagaimana strategi dan teknik penggunaannya.
e. Hindari penggunaan media yang hanya dimaksudkan sebagai selingan
atau sekedar pengisi waktu kosong saja. Jika siswa sadar bahwa media
yang digunakan hanya untuk mengisi waktu kosong, kesan ini akan selalu

6
muncul setiap kali guru menggunakan media. Penggunaan media yang
sembarangan, asal-asalan, “daripada tidak dipakai”, akan membawa
akibat negatif.
f. Harus senantiasa dilakukan persiapan yang cukup sebelum penggunaan
media. Kurangnya persiapan bukan saja membuat proses kegiatan belajar
mengajar tidak efektif dan efisien, tetapi justru mengganggu kelancaran
proses pem-belajaran. Hal ini terutama perlu diperhatikan ketika kita akan
menggunakan media elektronik.

3. Model Pendekatan dan Kriteria dalam Memilih Media


a. Model Pendekatan dalam Memilih Media
Media pada hakikatnya merupakan salah satu komponen sistem
pembelajaran. Oleh karenanya media hendaknya merupakan bagian
integral dan harus sesuai dengan proses pembelajaran secara
menyeluruh. Jadi pemilihan media itu perlu dilakukan agar dapat
ditentukan media yang terbaik, tepat dan sesuai dengan kebutuhan serta
kondisi peserta didik. Untuk itu pemilihan jenis media harus dilakukan
dengan prosedur yang benar, mengingat begitu banyak jenis media
dengan karakteristiknya masing-masing.
Ada dua pendekatan/ model dalam proses pemilihan media pembelajaran,
yaitu model pemilihan tertutup dan model pemilihan terbuka. Model
pemilihan tertutup terjadi apabila alternatif media telah ditentukan “dari
atas” (misalnya oleh Dinas Pendidikan), sehingga media itulah yang harus
digunakan. Kalaupun diminta memilih, yang di lakukan lebih banyak ke
arah pemilihan topik/ pokok bahasan mana yang cocok untuk dimediakan
pada jenis media tertentu. Misalnya telah ditetapkan bahwa media yang
digunakan adalah media audio. Dalam situasi demikian, bukanlah
mempertanyakan mengapa media audio yang digunakan dan bukan
media lain? Jadi yang harus dilakukan adalah memilih topik-topik apa saja
yang tepat untuk disajikan melalui media audio.

Model pemilihan terbuka merupakan kebalikan dari model pemilihan


tertutup. Artinya, penentuan media yang akan digunakan masih bebas

7
memilih sesuai dengan kebutuhan. Proses pemilihan terbuka lebih luwes
sifatnya karena benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi
yang ada. Namun proses pemilihan terbuka ini menuntut kemampuan dan
keterampilan guru untuk melakukan proses pemilihan. Seorang guru
kadang bisa melakukan model pemilihan media dengan mengombinasikan
antara model pemilihan terbuka dengan model pemilihan tertutup.
b. Kriteria dalam Memilih Media
Memilih media hendaknya tidak dilakukan secara sembarangan,
melainkan didasarkan atas kriteria tertentu. Kesalahan pada saat
pemilihan, baik pemilihan jenis media maupun pemilihan topik yang
dimediakan, akan membawa akibat panjang yang tidak diinginkan di
kemudian hari. Banyak pertanyaan yang harus kita jawab sebelum
menentukan pilihan media tertentu. Secara umum, kriteria yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran diuraikan sebagai
berikut.
1) Tujuan
Apa tujuan Kompetensi Dasar yang ingin dicapai? Apakah tujuan itu
masuk kawasan kognitif, afektif, psikomotor, atau kombinasinya?
Jenis rangsangan indera apa yang ditekankan: apakah penglihatan,
pendengaran, atau kombinasinya? Jika visual, apakah perlu gerakan
atau cukup visual diam? Jawaban atas pertanyaan itu akan
mengarahkan pada jenis media tertentu, apakah media realita, audio,
visual diam, visual gerak, audio visual gerak dan seterusnya. Secara
umum, dapat dikatakan bahwa hampir semua jenis media dapat
digunakan untuk menyampaikan sebagian tujuan belajar. Walaupun
demikian, tidak dapat disangkal bahwa jenis media tertentu akan
lebih efektif untuk mencapai tujuan tertentu pula. Misalnya, untuk
tujuan pembelajaran bahasa asing, media cetak saja tidak cukup
memadai untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini penggunaan media
penunjang seperti media audio akan meningkatkan tingkat
pencapaian tujuan pembelajaran bahasa asing. Bila siswa dituntut
untuk menguasai gerakan-gerakan tertentu, media audio visual akan

8
lebih efektif digunakan. Oleh karena itu, guru perlu memperhatikan
jenis tujuan belajar yang diharapkan dikuasai siswa, apakah berupa
pengetahuan, sikap, atau keterampilan.
2) Peserta Didik
Siapakah peserta didik yang akan menggunakan media? Bagaimana
karakteristik mereka, berapa jumlahnya, bagaimana latar belakang
sosialnya, apakah ada yang berkelainan, bagaimana motivasi dan
minat belajarnya? dan seterusnya. Apabila mengabaikan kriteria ini,
media yang dipilih atau dibuat tentu tak akan banyak gunanya.
Mengapa? Karena pada akhirnya peserta didiklah yang akan
mengambil manfaat dari media yang dipilih. Oleh karena itu, media
harus sesuai benar dengan kondisi mereka.
3) Karakteristik Media yang Bersangkutan
Bagaimana karakteristik media tersebut? Apa kelebihan dan
kelemahannya, sesuaikah media yang akan dipilih itu dengan tujuan
yang akan dicapai? Guru tidak akan dapat memilih media dengan baik
jika guru tidak mengenal dengan baik karakteristik masing-masing
media. Karena kegiatan memilih pada dasarnya adalah kegiatan
membandingkan satu sama lain, mana yang lebih baik dan lebih
sesuai dibanding yang lain. Oleh karena itu, sebelum menentukan
jenis media tertentu, pahami dengan baik bagaimana karakteristik
media tersebut. Kemampuan media dalam menyajikan informasi
dapat dibedakan satu dengan lainnya. Sejumlah media dapat
menyampaikan informasi melalui visual atau gerakan, tetapi media
lain tidak. Penyajian materi ajar yang bersifat konsep konkret seperti
bentuk benda misalnya, dapat disampaikan melalui media yang
mampu menampilkan visual. Pada umumnya hampir semua media
mampu menyajikan informasi verbal, maka media cetak menjadi
pilihan yang tepat karena kepraktisan dan faktor murahnya biaya.
Realita (benda nyata) dapat dikategorikan sebagai media belajar yang
efektif. Penggunaan media realita misalnya, sangat membantu dalam
mengajarkan keterampilan motorik untuk mengoperasikan benda

9
tersebut. Dengan menggunakan media realita siswa dapat melakukan
prosedur tertentu melalui praktik mengoperasikan langsung media
tersebut.
4) Waktu
Yang dimaksud waktu di sini adalah berapa lama waktu yang
diperlukan untuk mengadakan atau membuat media yang akan
dipilih, serta berapa lama waktu yang tersedia atau yang dimemiliki,
cukuplah? Pertanyaan lain adalah, berapa lama waktu yang
diperlukan untuk menyajikan media tersebut dan berapa lama alokasi
waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran? Tak ada gunanya
guru memilih media yang baik, tetapi tidak cukup waktu untuk
mengadakannya. Jangan sampai pula terjadi, media yang telah dibuat
dengan menyita banyak waktu, tetapi pada saat digunakan dalam
pembelajaran ternyata guru kekurangan waktu.
5) Biaya
Faktor biaya juga merupakan pertanyaan penentu dalam memilih
media. Bukanlah penggunaan media pada dasarnya dimaksudkan
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Apalah
artinya menggunakan media, jika akibatnya justru pemborosan. Oleh
sebab itu, faktor biaya menjadi kriteria yang harus dipertimbangkan.
Berapa biaya yang diperlukan untuk membuat, membeli atau
menyewa media tersebut? Bisakah diusahakan biaya tersebut?
Apakah besarnya biaya seimbang dengan tujuan belajar yang hendak
dicapai? Tidak mungkinkah tujuan belajar itu tetap dapat dicapai
tanpa menggunakan media itu, adakah alternatif media lain yang
lebih murah namun tetap dapat mencapai tujuan belajar? Media yang
mahal, belum tentu lebih efektif untuk mencapai tujuan belajar,
dibanding media sederhana dan murah.
6) Ketersediaan
Kemudahan dalam memperoleh media juga menjadi pertimbangan.
Adakah media yang dibutuhkan itu di sekitarnya, di sekolah atau di
pasaran? Kalau guru harus membuatnya sendiri, adakah kemampuan,

10
waktu, tenaga, dan sarana untuk membuatnya? Kalau semua itu ada,
pertanyaan berikutnya tersediakah sarana yang diperlukan untuk
menyajikannya di kelas? Misalnya, untuk menjelaskan tentang proses
terjadinya gerhana matahari memang lebih efektif disajikan melalui
media video. Namun karena di sekolah tidak ada aliran listrik atau
tidak punya video player maka sudah cukup misalnya bila digunakan
alat peraga gerhana mahatari.
7) Konteks
Penggunaan Konteks penggunaan maksudnya adalah dalam kondisi
dan strategi bagaimana media tersebut akan digunakan. Misalnya
apakah untuk belajar individual, kelompok kecil, kelompok dasar atau
massal? Dalam hal ini perlu direncanakan strategi pembelajaran,
secara keseluruhan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran,
sehingga tergambar kapan dan bagaimana konteks penggunaan
media tersebut dalam pembelajaran.
8) Mutu Teknis
Kriteria ini terutama untuk memilih/ membeli media siap pakai yang
telah ada, misalnya program audio, grafis, atau media cetak lain.
Bagaimana mutu teknis media tersebut, apakah visualnya jelas,
menarik dan cocok? Apakah suaranya jelas dan enak didengar?
Jangan sampai hanya karena keinginan untuk menggunakan media
saja, lantas media yang kurang bermutu dipaksakan penggunaannya.
Perlu diingat bahwa jika program media itu hanya menjanjikan
sesuatu yang sebenarnya bisa dilakukan oleh guru dengan lebih baik,
maka media itu tidak perlu lagi digunakan.

11

Anda mungkin juga menyukai