Analisis Jurnal Anak Klaten Toy Toy
Analisis Jurnal Anak Klaten Toy Toy
Disusun Oleh :
Said Fatqol Bani
Oktarina Rohatami
ANALISIS JURNAL
Judul jurnal
Judul jurnal
Penulis
anak
: Jessica Hillgrove-Stuart MA, Rebecca Pillai Riddell,
Dipublikasikan
A. Latar Belakang
1. Latar Belakang Pemilihan Jurnal
Hospitalisasi pada anak merupakan proses karena suatu alasan yang
berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit
menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan kembali ke rumah.
Selama proses tersebut, anak dapat mengalami berbagai kejadian yang
menunjukkan pengalaman yang sangat trauma dan penuh dengan stres
(Nursalam, 2005).
Sebagian besar proses keperawatan membuat anak menjadi takut bahkan
trauma. Perawatan atraumatik adalah bentuk perawatan terapeutik yang
bukan merupakan bentuk intervensi yang nyata terlihat tetapi berfokus pada
prosedur yang dilakukan pada anak yang diberikan oleh tenaga kesehatan
dalam pelayanan asuhan keperawatan anak melalui penerapan tindakan yang
bertujuan mencegah atau mengurangi trauma fisik maupun trauma
psikologis yang dirasakan anak (Supartini, 2007).
Hasil penelitian dari Sherlock (1990) dalam Supartini (2007)
menunjukkan bahwa lingkungan rumah sakit yang dapat menimbulkan
trauma pada anak adalah lingkungan fisik rumah sakit, tenaga kesehatan
baik dari sikap maupun pakaian putih, alat-alat yang digunakan, dan
lingkungan sosial antar sesama pasien. Dengan adanya stresor tersebut,
distres yang dapat dialami anak adalah gangguan tidur, pembatasan
aktivitas, perasaan nyeri, dan suara bising, sedangkan distres psikologis
mencakup kecemasan, takut, marah, kecewa, sedih, malu, dan rasa bersalah.
Dengan adanya distress pada anak maka akan menyebabkan proses asuhan
keperawatan kurang optimal. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk
mengurangi stressor pada anak, salah satunya melalui sebuah terapi
bermain. Terapi bermain dapat dijadikan sebagai salah satu intervensi untuk
mengurangi stress pada anak yang akan dilakukan dilakukan tindakan
injeksi, dengan memodifikasi permainan.
Dari hasil studi pendahuluan tanggal 16-18 November 2015 yang
dilakukan di ruang Menur RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, terdapat 4
pasien berusia 2 tahun, 2 pasien berusia 1 tahun, dan 2 pasien berusia 8
bulan, yang menangis serta menolak untuk di injeksi. Di ruangan tersebut
belum ada tindakan untuk mengurangi cemas pada anak yang akan di
injeksi. Sehingga kami tertarik untuk menggunakan terapi distraksi dengan
permainan untuk mengurangi cemas saat akan disuntik.
2. Latar Belakang Penelitian Dalam Jurnal
Menangis dan menjerit merupakan dampak dari stress sebelum dilakukan
tindakan injeksi. Metode terapi bermain dengan cara pengalihan melalui
media mainan ataupun video dapat digunkan untuk mengurangi stressor
pada anak. Dengan metode ini, diharapkan anak akan leih berfokus pada
mainan atau video daripada tindakan yang dilakukan. Tujuan utama adalah
untuk menentukan apakah metode distraksi dengan permainan mampu
mengurangi distress pada anak yang akan dilakukan injeksi. Dari berbagai
studi pendahuluan disebutkan bahwa penggunaan media video atau
permainan menunjukkan hasil yang samar-samar karena adanya faktor dari
orang tua yang mendampingi anak dalam perawatan. Metode distraksi
dengan permainan tampaknya lebih efektif daripada melalui pemutaran
video untuk mengurangi kecemasan dan nyeri saat dilakukan injeksi pada
anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kembali bagaimana
keefektifan metode distraksi melalui permainan terhadap agen stress
sebelum dilakukan tindakan injeksi pada anak.
B. Tujuan
b. Alat ukur
1) Pertanyaan demografi
Pertanyaan demografi berupa pertanyaan kepada orang tua dan
anaknya.
Orang
tua
diminta
untuk
menyelesaikan
kuisioner
mainan,
menawarkan
minuman,
memberikan
peneliti dan kelompok dengan teknik distraksi oleh orang tua). Analisa
ANOVA dilakukan pada dua penilaian kecemasan, yang pertama kecemasan
saat jarum mulai disuntikkan dan yang kedua kecemasan dinilai 1 menit setelah
selesai tindakan injeksi.
TABEL 1
Nilai rata-rata nyeri saat jarum mulai disuntikkan
Kelompok
Tidak cemas
Cemas
Kontrol
7.650.33
9.640.39 8.660.26
9.150.41 8.640.26
9.230.41 8.630.27
9.340.23
TABEL 2
Nilai rata-rata kesembuhan nyeri yaitu 1 menit setelah injeksi selesai
Kelompok
Kontrol
Tidak cemas
5.610.53
Cemas
7.060.64
6.330.41
7.080.66
6.470.42
7.540.66
5.90.43
7.2250.38
1. Analisa utama : nyeri dan cemas pada anak antar kelompok dan dasar
kondisi cemas
Tabel 32 antara kelompok ANOVA dilakukan untuk menentukan
apakah anak berkurang rasa sakitnya dan regulasi skor signifikan terdapat
perbedaan antara kelompok perlakuan serta seluruh kondisi distress dasar.
Tidak ada efek utama dari kondisi pengobatan pada toddler atau peraturan
skor distress (F [2, 92] = 0,001, P = 0,999;F [2, 92] = 0,483, P = 0,619,
masing-masing). Namun, ada efek dasar untuk kondisi distress dasar untuk
kedua reaktivitas balita dan skor pemulihan distress (F [1, 92] = 21,86, P
<0,001; F [1, 92] =16,45,P <0,001, masing-masing). Anak sebelum disuntik
memiliki reaktivitas nyeri secara signifikan lebih tinggi dan pemulihan skor
(Tabel 1 danTabel 2). Tidak ada interaksi yang signifikan untuk analisis (F
[2, 92] = 0,990, P = 0,376; F [2, 92] = 0,315, P = 0.730, masing-masing).
2. Analisa Sekunder : Perilaku orang tua untuk menenangkan anak antar
kelompok
Analisis pertama yang diperiksa yaitu perilaku orang tuan yang
menenangkan anak selama pengusapan alkohol sebelum tahap injeksi. Tidak
ada perbedaan kelompok signifikan yang ditemukan antar salah satu
perilaku menenangkan untuk periode kali ini.
Analisis kedua setelah imunisasi diperiksa perilaku menenangkan
seluruh kondisi. Hanya satu perilaku (verbal) ditemukan menjadi signifikan
berbeda antara kondisi (F [2, 96] = 6,91; P<0,05).
E. Pembahasan
Studi ini adalah yang pertama untuk mengeksplorasi dampak distraksi
atau pengalihan menggunakan mainan untuk mengurangi rasa sakit pada balita
yang sedang dipegang oleh orang tua selama injeksi imunisasi. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa ketika orang tua memegang balitanya dengan mainan
genggam, terlepas dari apakah orang tua atau selain orangtuanya adalah
bagaimana mencegah kecemasan tersebut, tidak berbeda secara signifikan dari
perawatan biasa. Karena penelitian ini dikendalikan untuk menghilangkan
kecemasan, jenis mainan penghilang kecemasan yang dimana anak menjadi
aktif atau pasif. Mainan penghilang kecemasan di setiap kondisi, posisi anak
dan orangtua dalam keterlibatan anak dalam setiap kecemasan. Posisi balita
dan orang tua yaitu balita dalam pelukan orang tuanya.
Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan Jahromi et al, Cramer
Berness dan Friedman dan MacLaren dan Cohen, dan bertentangan dengan
penelitian oleh Cohen dan Cohen dkk. Mayoritas studi tidak mendukung untuk
mengurangi kecemasan dengan menggunakan mainan musik genggam. Dalam
hipotesis peneliti menerangkan bahwa mainan musik genggam penghilang
kecemasan sejauh ini tidak terbukti efektif karena orangtua tidak mengalihkan
kecemasan anak dengan cara misalnya dengan perilaku kasih sayang dengan
mengusap/mengelus daerah yang di injeksi. Mengingat bahwa kita memastikan
semua orang tua yang memegang anak-anak mereka pada kedua kelompok
perilaku dan kelompok kontrol (yang memungkinkan orang tua diberi
yang lebih tinggi saat sesudah disuntik daripada anak yang tidak mengalami
tekanan saat sebelum disuntik.
Pada temuan peneliti, muncul gagasan bahwa jika dokter melakukan cara
untuk memastikan anak tidak mengalami tekanan sebelum mencoba stimulus
yang menyakitkan, nyeri sebelum disuntik dapat dikurangi secara signifikan.
Hal ini menjadi kepercayaan yang umum bahwa sebelum disuntik akan
membuat kecemasan di usia 12 bulan dan beberapa anak akan datang ke dokter
selama perawatan imunisasi selanjutnya. Berdasarkan hasil peneliti, setiap
orang bisa memperkirakan bahwa lebih baik mengontrol nyeri saat jarum
disuntikkan tidak bisa mengurangi rasa sakit dalam jangka pendek tetapi juga
dalam jangka panjang karena mungkin ada yang kurang antisipatif (masa lalu
yang menyakitkan sat disuntik) sehingga skor nyeri sebelum disuntik rendah.
Untuk mengatasi kesulitan saat sebelum disuntik, tenaga ahli kesehatan yang
lebih profesional yang akan melakukan semua persiapan di luar ruangan
imunisasi. Tenaga kesehatan yang lebih profesional meminta orangtua untuk
mendekatkan diri dengan anaknya mengingat kedekatan orangtua saat sebelum
jarum disuntikkan akan membantu anak menjadi lebih tenang. Selanjutnya
memberikan pemberian minuman, asi, dan menggunakan anestesi lokal
sebelum prosedur tindakan jika memungkinkan. Metode untuk mengurangi
rasa sakit pada anak yang mengalami kecemasan selama prosedur tindakan
yang menyakitkan ini digunakan secara konsisten selama imunisasi, tindakan
ini dapat dicegah atau dapat dikurangi saat mengalami kecemasan dan
kesulitan pada saat imunisasi.
Ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, aspek dimana media
permainan yang mengganggu mungkin juga meberikan konstribusi terhadap
temuan null. Karena banyak anak-anak menjadi takut saat kontak dengan
tenaga kesehatan, akan berpotensi menglami kecemasan yang tinggi. Mungkin
dengan memperkenalkan mainan sebelum disuntik akan berbeda, akan lebih
efisien dalam mengalihkan perhatian dari dokter atau jarum suntik. Namun
untuk penelitian selanjutnya harus memperhitungkan kebiasaan anak saat
memperkenalkan mainan untuk memaksimalkan keterlibatan mainan dalam
mengurangi kecemasan serta nyeri saat disuntik. Hal ini juga penting untuk
dicatat di klinik anak yang berlokasi di daerah Toronto dengan status sosial
ekonomi yang lebih tinggi. Peneliti juga memeriksa apakah anak menjadi pasif
atau lebih aktif saat diberikan mainan
Akirnya masih belum jelas apakah tenaga kesehatan profesional yang lebih
terlatih seperti spesialis anak yang akan lebih efektif daripada seorang peneliti.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketika orang tua
memegang anak mereka, mainan distraksi kecemasan tidak mengurangi rasa
sakit tetapi terlepas dari siapa pembawamainan membuat peningkatan
kecemasan. Selain itu, analisis sekunder peneliti menunjukkan bahwa mainan
yang digunakan saat sebelum disuntik yang mengalami tekanan kecemasan
memiliki skor nyeri tinggi terkait reaktivitas saat sakit berlangsung yaitu 15
detik setelah injeksi serta anak yang tidak disuntik tidak mengalami tekanan
kecemasan. Tetapi tindakan distraksi menggunakan mainan ini bertujuan untuk
mengurangi tekanan kecemasan sebelum disuntik, dapat terbukti untuk
mengurangi kecemasan pada anak. Jadi distraksi melalui media mainan untuk
mengurangi kecemasan pada anak saat disuntik sangat dianjurkan terutama
untuk tenaga kesehatan sebagai penghilang rasa nyeri saat disuntik.
F. Analisis Jurnal
1. Kelebihan Jurnal
a. Mudah diaplikasikan untuk pasien karena alat permainan mudah
didapatkan yaitu berupa boneka.
b. Teknik distraksi dengan metode permainan merupakam suatu teknik
distraksi yang menyenangkan bagi anak-anak.
c. Langkah-langkah teknik distraksi melalui permainan dalam jurnal ini
sederhana sehingga mudah diaplikasikan.
d. Tidak menimbulkan efek samping apapun untuk pasien.
2. Kekurangan Jurnal
a. Adanya media permainan yang menganggu sehingga hasil penelitian
kurang efektif.
G. Implikasi Keperawatan
1. Metode distraksi melalui permainan untuk mengurangi distress sebelum
dilakukan injeksi dapat dilakukan di ruang perawatan anak
2. Metode distraksi melalui permainan untuk mengurangi distress sebelum
dilakukan injeksi merupakan metode baru yang dapat mengurangi nyeri dan
kecemasan pada anak yang akan dilakukan injeksi
teknik
distraksi
dengan
metode
permainan
untuk
merupakan
LAMPIRAN
1. Partisipan
No.
1
2
Nama
An. B
Usia
2 tahun
An. A
9 bulan
2 tahun
6 bulan
An. Z
3 tahun
Kelompok
Kelompok kontrol
Tanggal Intervensi
20/11/2015
2. Jalannya penelitian
No.
Nama
Skor MBPS
Skor MBPS
Skor MBPS 1
sebelum
saat diinjeksi
menit setelah
1
2
3
An. B
An. A
An. Z
injeksi
7
0
2
8
2
3
diinjeksi
6
1
2
Skala MBPS
Item
Tangisan
Ekspresi wajah
Perilaku
Tertawa
Point
0
Tidak menangis
Merintih
Menagis
Menjerit/ teriak
sebelum
diinjeksi
Tersenyum
Biasa
Merengut
1
2
Tegang
Keterangan
Anak tertawa atau
tersenyum
Anak tidak menangis
Anak merintih/ menangis
lirih
Anak menagis tapi tidak
keras
Anak menagis dengan
kuat, dapat disertai
keluhan
Terdapat ekspresi wajah
menunjukkan positif atau
nyaman
Ekspresi wajah netral
Terdapat ekspresi wajah
menunjukkan negatif atau
tidak nyaman
Anak merasa ketakutan
dan tidak nyaman
Skor
Gerakan tubuh
Rileks
Gelisah
Tegang
Gemetar
2
3