Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK “FELT PUPPET”

DI RUANG MELATI 2 RSUD Dr. MOEWARDI


SURAKARTA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Anak

Disusun Oleh :

1. Lucia Fadila P J230195004


2. Widya Meilina P J230195010
3. Erika Sitta N J230195007

PROGRAM STUDI NERS XXI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019

1
A. Latar Belakang

Hospitalisasi merupakan suatu masalah yang terjadi pada anak, hal


tersebut menyebabkan kecemasan atau bahkan trauma yang efeknya dapat
mengganggu perkembangan anak. Stimulasi tumbuh kembang sangat
diperlukan untuk membantu anak menyelesaikan tugas perkembanganya
sehingga nantinya tidak mengganggu proses tumbuh kembang anak.
Bermain adalah usaha olah diri (olah pikiran dan olah fisik) yang sangat
bemanfaat bagi peningkatan dan pengembangan motivasi, kinerja, dan
prestasi dalam melaksanakan tugas dan kepentingan organisasi dengan lebih
baik (Saputro, 2017).
Stress hospitalisasi dapat diartikan sebagai keadaan atau respon
tubuh yang terjadi ketika seseorang menjalani perawatan di rumah sakit.
sakit dan dirawat dirumah sakit merupakan krisis utama yang tampak pada
anak, karena anak mengalami stress akibat perubahan lingkungan,
perubahan status kesehatannya dan anak mempunyai sejumlah keterbatasan
dalam mekanisme koping untuk mengatasi masalah maupun kejadian-
kejadian yang bersifat menekan. Faktor yang mempengaruhi stress
hospitalisasi adalah
a. Cemas karena perpisahan
Respon perilaku anak akibat perpisahan dibagi dalam 3 tahap
yaitu:
1. Tahap protes
2. Tahap putus asa
3. Tahap keintiman kembali

b. Kehilangan kendali
Anak berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan
otominya

2
c. Luka pada tubuh dan rasa sakit

Reaksi anak terhadap rasa nyeri sama seperti sewaktu masih


bayi, namun jumlah variabel yang mempengaruhinya bermacam-
macam.

Perasaan cemas merupakan dampak dari hospitalisasi yang paling


umum dialami oleh anak karena menghadapi stresor yang ada dilingkungan
rumah sakit (Wowiling & Ismanto, 2014).

Terapi Bermain adalah penggunaan model-model teoritis secara


sistematis untuk menjalin sebuah proses interpersonal dimana seorang
terapis menggunakan kekuatan terapeutik dari kegiatan bermain, untuk
membantu klien mencegah dan mengatasi masalah psikososial dan
mencapai taraf pertumbuhan dan perkembangan secara optimal (Muhith,
2015)
Melihat pentingnya bermain bagi anak, maka kelompok akan
mengadakan terapi bermain dengan sasaran anak usia 7-12 tahun.
Kelompok berharap dengan diadakanya terapi bermain ini maka anak yang
dirawat di rumah sakit tetapi bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan
usianya. Oleh karena it kelompok mengambil tema terapi bermain anak felt
puppet atau boneka kain, permainan ini dilakukan untuk meningkatkan
ketrampilan anak dan mengurangi kecemasan anak selama di rumah sakit.
Bermain boneka kain ini bukan hanya memegang boneka tetapi juga anak
mampu untuk mengutarakan perasaanya dan menceritakan hal yang
menarik selama berada di rumah sakit (Linard, 2013). Seringkali anak takut
untuk mengungkapkan perasaanya pada saat mengalami perawatan medis
sehingga dengan diberikan terapi felt puppet diharapkan kecemasan menjadi
semakin berkurang (Mulyaningrum, 2013).

3
B. Kriteria Peserta
Kegiatan terapi bermain ini diikuti peserta dengan kriteria hasil :
1. Kriteria inklusi :
a. Anak usia 7-12 tahun
b. Tidak bedrest
c. Tidak infeksi
d. Suhu tubuh 36º- 37ºC
e. Tidak terpasang kateter, NGT, atau alat invasive.
2. Kriteria eksklusi:
a. Anak yang sedang koma atau tidak sadar
b. Anak yang tidak bersedia ikut bermain
c. Anak dengan penyakit berat atau tidak di izinkan bangun dari tempat
tidur.

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Diharapkan anak dapat melanjutkan tumbuh kembangnya,
kreatifitas dan aktifitas anak dapat dikembangkan melalui
pengalaman bermain dan beradaptasi secara efektif terhadap stress
karena penyakitnya.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain, diharapkan anak dapat
:
a. Anak dapat merasa tenang selama dirawat
b. Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat
c. Anak merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter
atau perawat.

4
D. Media
1. Kain
2. Pola boneka
3. Kain yang sudah dipotong
4. Lem / Doble tape
5. Gunting

E. Metode Permainan
Jenis dari permainan ini adalah Felt Puppets atau “boneka kain”.
Anak diberikan kesempatan untuk mengungkapkan perasaan dan
pengalaman selama dirawat di rumah sakit. Permainan ini dilakukan
pada anak usia 7-12 tahun, dengan waktu pelaksanaanya 30-45 menit.
Metode yang digunakan adalah metode demonstrasi secara langsung
yang dilakukan oleh anak sesuai instruksi yang diberikan dengan
langkah-langkah :
1. Buat dan potong 2 pola boneka untuk setiap anak
2. Berikan 2 pola boneka pada setiap anak
3. Suruh setiap anak meletakkan lem disekeliling pola boneka tidak
termasuk alas dimana bagian tangan anak yang akan dilipat.
4. Suruh setiap anak menekan kedua bagian bersama-sama dan cocokan
tepi bagian dengan hati-hati.
5. Suruh anak untuk memotong fitur dan pakaian yang diinginkan anak
pada pola boneka,lalu tempelkan pda tempat yang sudah dikasih lem.
6. Biarkan boneka boneka itu kering
7. Dorong anak-anak menggunakan boneka untuk menceritakan
pengalaman saat dirawat di rumah sakit, gunakan pertanyaan terbuka
yang dapat menggali perasaan anak tentang perasaan ketakutan dan
kecemasan saat di rawat dirumah sakit.

5
F. Waktu Pelaksanaan
Hari/ tanggal :
Pukul : 10.00 - Selesai

G. Susunan Pelaksanaan
a. Tim Pelaksana
a) Leader : Erika Sitta Nurlaela
b) Fasilitator : Lucia Fadilla P, Widya Meilina P
b. Tugas
a) Leader
- Katalisator, mempermudah komunikasi dan interaksi dengan
menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien
termotifasi untuk mengekspresikan perasaannya
- Koordinator yaitu mengarahkan proses kegiatan kearah
pencapaian tujuan dengan cara motifasi
- Auxilery Ego sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah

b) Fasilitator
- Mempertahankan kehadiran dan motivasi para perserta
- Mencegah adanya gangguan atau hambatan terhadap kelompok.

6
H. Setting Tempat

MEJA

KETERANGAN

Leader

Fasilitator

Peserta

I. EVALUASI
a. Anak dapat berinteraksi dengan sesama pasien dan perawat
b. Anak dapat mengembangkan imajinasinya
c. Anak dapat mengembangkan kemampuan motoriknya
d. Anak dapat meningkatkan kreativitasnya
e. Anak akan mengungkapkan kegembiraan atau rasa senang
f. Anak terlihat lebih relaks
g. Anak akan kooperatif terhadap perawatan dan pengobatan

7
DAFTAR PUSTAKA

Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: CV Andi OFFSET

Mulyaningrum, D. A., Hartini, S., Haryanti, F. (2013). Pengaruh Edukasi dengan


Boneka Tangan Terhadap Kecemasan Anak yang Menderita Kanker di
INSKA RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada

Palmar, Luane, L. (2013). Intisari Pediatrik Buku Praktek Klinik. Jakarta: EGC.

Saputro, H., Intan, F. (2017). Penerapan Terapi Bermain Anak Sakit, Proses,
Manfaat dan Pelaksanaanya. Ponorogo: FORIKES

Azizah, S & Wati, E. (2014). Upaya Meningkatkan Strss Hospitalisasi Dengan


Aktivitas Mewarnai Gambar Pada Anak Usia 4-6 Tahun Ri Ruang
Anggrek RSUD Gambiran Kediri. Jurnal Nomor 25 Volume 01

8
LAMPIRAN

FELT PUPPETS

Kelompok Umur : 7-12 tahun


Perbandingan pasien/ staf : 5:1
Perkiraan lamanya : 30-45 menit
Rasional terapi :
- Menggunakan boneka untuk mengungkapkan
perasaan tentang rumah sakit
- Membuat cerita tentang rumah sakit
Tindakan pencegahan dan Pembatasan :
Terapi bermain ini membutkan penggunaan dua tangan
Kemampuan yang diperlukan dan periksa tindakan pencegahan lem.
Ketrampilan :
- Pemotongan
- Menyisipkan
Peralatan / media :
- Kain
- Pola boneka
- Kain yang sudah dipotong
- Lem
- Gunting

9
Implementasi :
1. Buat dan potong 2 pola boneka untuk setiap anak
2. Berikan 2 pola boneka pada setiap anak
3. Suruh setiap anak meletakkan lem disekeliling pola boneka tidak
termasuk alas dimana bagian tangan anak yang akan dilipat.
4. Suruh setiap anak menekan kedua bagian bersama-sama dan cocokan
tepi bagian dengan hati-hati.
5. Suruh anak untuk memotong fitur dan pakaian yang diinginkan anak
pada pola boneka,lalu tempelkan pda tempat yang sudah dikasih lem.
6. Biarkan boneka boneka itu kering
7. Dorong anak-anak menggunakan boneka untuk menceritakan
pengalaman saat dirawat di rumah sakit, gunakan pertanyaan terbuka
yang dapat menggali perasaan anak tentang perasaan ketakutan dan
kecemasan saat di rawat dirumah sakit.

10

Anda mungkin juga menyukai