Anda di halaman 1dari 8

Nomor Putusan

Pengadilan Pajak

PUT.53881/PP/M.XII B/16/2014

Jenis Pajak

PPN

Tahun Pajak

2010

Pokok Sengketa

bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi Dasar
Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp9.465.000.000,00;

Menurut
Terbanding

bahwa berdasarkan cara penyelesaiannya, AYDA yang terjual dalam periode Januari - Juni 2010
dengan nilai penjualan sebesar Rp9.465.000.000,00 dapat dikelompokkan ke dalam 2 kelompok,
yaitu eksekusi hak tanggungan melalui lelang dan penyerahan agunan kepada Bank dengan akta
penyerahan dan kuasa jual;

Menurut
Pemohon
Banding

bahwa untuk penjualan agunan berdasarkan Kuasa Jual, dalam proses Keberatan Pemohon
Banding telah memberikan contoh surat keterangan lunas yang menunjukkan bahwa debitur
mengetahui bahwa utangnya telah dianggap lunas setelah agunan dapat terjual;

Menurut Majelis

bahwa Terbanding melakukan koreksi Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai
Masa Pajak Juni Tahun 2010 sebesar Rp9.465.000.000,00 karena Pemohon Banding
melakukan penjualan AYDA yang merupakan penyerahan Barang Kena Pajak yang
Pajak Pertambahan Nilai nya harus dipungut dengan rincian sebagai berikut:

N
Nama eks debitur
Lokasi
o.
A. Penyerahan Agunan dengan Akta Penyerahan dan Kuasa Jual:
1 (satu) bidang tanah dan bangunan yang
1 Efendi
terletak di Eka Tunggal, Pekanbaru
1 (satu) bidang tanah dan bangunan yang
2 Juwono
terletak di JI. Sukun Raya No 29 C Semarang
SHM No. 4282 a.n. Denny Yuwono
B. Eksekusi Hak Tanggungan melalui Lelang:
Sebidang tanah dan bangunan rumah yang
Tio Ruddy
terletak di JI. Pakis Akaala Blok N No. 5, 7, 9,
3
Hermawan A
Surabaya, Jawa Timur a.n. To Ruddy
Hermawan Alim SHM No 906, 905, 904
Sebidang tanah dan bangunan rumah yang
4 Handy Wijaya
terletak di JI. Sunter Paradise Timur Blok P
Kay. No. 30, Sunter, Jakarta Utara
Sebidang tanah dan bangunan rumah yang
terletak di JI. Simpang Dieng No. 5, Pisang
5 Liany Herawati
Candi, Kec. Sukun, Malang, Jawa Timur SHM
No 2053
Agus Raharjo
Sebidang tanah dan bangunan rumah yang
6
Wijaya
terletak di JI. Kasiran No. 24 Wonosobo

DPP PPN
(Rp)
200.000.000,
00
900.000.000,
00

2.465.000.00
0,00
1.100.000.00
0,00
800.000.000,
00
200.000.000,
00

Timotius Handoko

Marsiwi

Tjendramila
Kosasih

1
0

Dionisius Agung
Noldy Doddy

1
1

Jo Andreas

1
2

Haryono Tansah
Total

1 (satu) bidang tanah dan bangunan yang


terletak di JI Delima Selatan Blok H10 No. 79,
Armada Estate, Magelang, Jawa Tengah SHM
No. 3637 an. Timotius Handoko
1 (satu) bidang tanah dan bangunan yang
terletak di JI. Raya Piyung KM 1 RT 01 RW 90
Sleman SHM No 525 a.n. Gunawan Subbroto
1 (satu) bidang tanah dan bangunan yang
terletak di JI. Mayjend Sungkono Blok A-8
(Komp. Seruni) Surabaya SHM No. 1222 a.n.
Tjendramila Kosasih
1 (satu) bidang tanah dan bangunan yang
terletak di JI. Bougenvile No. 19, Jimbaran,
Badung SHM No. 10878 a.n. Agung Noldy
Doddy
1 (satu) bidang tanah dan bangunan yang
terletak di JI. Taman Koppo Indah I No. 10
1 (satu) bidang tanah dan bangunan yang terleta
di Taman Kopo Indah III A-4 No. 55 (dh. Blok
Nadir), Bandung

195.000.000,
00
300.000.000,
00
2.160.000.00
0,00

185.000.000,
00
500.000.000,
00
460.000.000,
00
9.465.000.00
0,00

bahwa Terbanding menyatakan penjualan AYDA berupa penyerahan Agunan dengan


Akta Penyerahan dan Kuasa Jual merupakan penyerahan Barang Kena Pajak yang Pajak
Pertambahan Nilai nya harus dipungut dengan alasan:
- tidak adanya bukti/dokumen yang menerangkan kepada Debitur tentang kelebihan
ataupun kekurangan penjualan agunan, dan walaupun Pemohon Banding menunjukkan
Surat Keterangan Lunas atas nama Efendi namun dokumen tersebut tidak cukup kuat
untuk membuktikan bahwa dalam penjualan AYDA tersebut Pemohon Banding hanya
sebagai kuasa dalam menjualkan agunan milik Debitur;
- berdasarkan Perjanjian Penyerahan Agunan, terkait masalah kelebihan ataupun
kekurangan hasil penjualan AYDA disimpulkan bahwa Bank memiliki hak sepenuhnya
atas agunan yang diambil alih dari Debitur;
- berdasarkan Alur AYDA Pemohon Banding, dalam mekanisme pencairan AYDA
menggunakan Kuasa Menjual disebutkan apabila penyelesaian kredit macet tersebut
melalui penyerahan agunan kepada Bank (stage 3), maka Debitur akan membuat Akta
Penyerahan Agunan dari Debitur ke Bank, Surat Kuasa Jual untuk Bank dan Perjanjian
Perikatan Jual Beli, selama periode tertentu yang disetujui oleh Badan Pertanahan
Nasional, Bank diberikan kuasa untuk menjual agunan tersebut, apabila dalam periode
tersebut Bank dapat menjual agunan, maka hasil penjualan agunan tersebut akan
menjadi milik Bank seluruhnya sebagai pelunasan utang Debitur, Bank menanggung
keuntungan/kerugian dari penjualan agunan tersebut, dalam hal ini dokumen
kepemilikan agunan masih tercatat atas nama eks Debitur sampai agunan tersebut
terjual;
bahwa Terbanding menyatakan penjualan AYDA berupa eksekusi Hak Tanggungan
melalui Lelang merupakan penyerahan Barang Kena Pajak yang Pajak Pertambahan Nilai
nya harus dipungut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a Undang-

undang Pajak Pertambahan Nilai dengan alasan:


- pada saat tidak terjual pada saat lelang bank sudah memiliki penguasaan penuh atas
agunan tersebut karena debitur sudah tidak terlibat secara langsung dalam lelang dan
dalam risalah lelang dicatat bahwa Pemohon Banding sebagai pembeli dan membayar
Pajak Penghasilan (PPh Pasal 4 (2)) dan pada saat Pemohon Banding menemukan
pembeli terdapat surat pernyataan yang menyatakan bahwa telah melakukan penjualan
atas agunan yang telah menjadi hak Pemohon Banding berdasarkan penunjukan sebagai
pembeli sementara;
- hasil atas seluruh penjualan baik kelebihan dan kekurangan dicatat dalam rugi laba
Pemohon Banding, tidak dikembalikan kepada debitur;
- bahwa debitur atas nama Handy Wijaya Pemohon Banding sudah setuju untuk
dikoreksi dan sedang dalam proses balik nama Pemohon Banding;
bahwa atas penjualan AYDA berupa eksekusi Hak Tanggungan dengan Akta
Penyerahan dan Kuasa Jual dan melalui Lelang menurut Pemohon Banding tidak
terutang Pajak Pertambahan Nilai dengan alasan:
- AYDA merupakan jaminan utang piutang, berdasarkan Pasal 6 Undang-undang
Nomor 4 Tahun 1996 (Undang-undang Hak Tanggungan) menyatakan Pemegang Hak
Tanggungan mempunyai hak untuk menjual objek hak tanggungan ... dan Pasal 12A
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1992 (Undang-undang Perbankan) menyatakan Bank tidak
diperbolehkan memiliki agunan ... sehingga agunan masih merupakan jaminan utang
piutang;
- Agunan bukan merupakan penyerahan yang terutang Pajak Pertambahan Nilai,
berdasarkan Pasal 1A ayat (2) huruf b Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai
penyerahan BKP untuk jaminan utang piutang tidak termasuk dalam pengertian
penyerahan BKP, pada saat penyerahan agunan, agunan tersebut masih merupakan
jaminan utang piutang karena Pemohon Banding hanya sebagai pemegang hak
tanggungan atau penerima Kuasa Jual;
- Pemohon Banding tidak memiliki AYDA tersebut dan tidak terdapat pengalihan hak
dan kepemilikan AYDA dari debitur kepada Pemohon Banding, berdasarkan prosedur
hukum di Notaris, Undang-undang Perbankan, Undang-undang BPHTB dan Undangundang Pajak Pertambahan Nilai tidak terdapat pengalihan hak dan kepemilikan ke
Pemohon Banding;
- aliran kas atas penyelesaian AYDA yang diterima Pemohon Banding tidak tepat
dijadikan sebagai dasar pengenaan Pajak Pertambahan Nilai, karena sesuai fakta dan
praktik usaha yang lazim, hasil penjualan AYDA tidak cukup untuk melunasi seluruh
pokok utang beserta bunganya;
- kedudukan Pemohon Banding adalah sebagai pemegang hak tanggungan atau
penerima Kuasa Jual (bukan sebagai pemilik hak atas AYDA);
bahwa dari alasan koreksi Terbanding dan alasan banding Pemohon Banding di atas
Majelis menyimpulkan terdapat dua sengketa yaitu:
- Apakah penyerahan AYDA Pemohon Banding termasuk dalam pengertian penyerahan
Barang Kena Pajak;
- Apakah penyerahan tersebut dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau pekerjaannya;
bahwa atas AYDA Pemohon Banding termasuk dalam pengertian penyerahan Barang
Kena Pajak atau tidak Majelis berpendapat:

bahwa Pasal 4 ayat (1) huruf a Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009:
Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas penyerahan Barang Kena Pajak di dalam
Daerah Pabean yang dilakukan oleh pengusaha;
bahwa Penjelasan Pasal 4 ayat (1) huruf a Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009:
Pengusaha yang melakukan kegiatan penyerahan Barang Kena Pajak meliputi baik
pengusaha yang telah dikukuhkan menjadi
Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3A ayat (1) maupun
pengusaha yang seharusnya dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak, tetapi belum
dikukuhkan. Penyerahan barang yang dikenai pajak harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
a. barang berwujud yang diserahkan merupakan Barang Kena Pajak;
b. barang tidak berwujud yang diserahkan merupakan Barang Kena Pajak Tidak
Berwujud;
c. penyerahan dilakukan di dalam Daerah Pabean; dan
d. penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau pekerjaannya;
bahwa Pasal 13 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 143 Tahun 2000 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Sebagaimana Telah Beberapa
Kali Diubah Terakhir Dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000: Terutangnya
Pajak atas penyerahan Barang Kena Pajak berwujud yang menurut sifat atau hukumnya
berupa barang tidak bergerak, terjadi pada saat penyerahan hak untuk menggunakan
atau menguasai Barang Kena Pajak tersebut, baik secara hukum atau secara nyata,
kepada pihak pembeli;
bahwa Pasal 12A Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan: Bank
umum dapat membeli sebagian atau seluruh agunan, baik melalui pelelangan maupun di
luar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau
berdasarkan kuasa untuk menjual di luar lelang dari pemilik agunan dalam hal Nasabah
Debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang
dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya;
bahwa Pasal 1 angka 15 Peraturan Bank Indonesia Nomor: 7/2/PBI/2005 tentang
Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum: Agunan Yang Diambil Alih yang selanjutnya
disebut AYDA adalah Aktiva yang diperoleh Bank, baik melalui pelelangan maupun di
luar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik Agunan atau
berdasarkan kuasa untuk menjual di luar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur
tidak memenuhi kewajibannya kepada Bank;
bahwa atas penyerahan agunan kepada Pemohon Banding dengan Akta Penyerahan,
Kuasa Jual dan Perjanjian Perikatan Jual Beli sebesar Rp1.100.000.000,00 Majelis
berpendapat:
- berdasarkan Perjanjian Penyerahan Agunan dari Yuwono dan Efendi tidak terdapat
pengembalian kelebihan ataupun pembayaran kekurangan hasil penjualan AYDA;

- berdasarkan Alur AYDA, dalam mekanisme pencairan AYDA, Pemohon Banding


sebagai Kuasa Menjual dan Debitur tidak dilibatkan sama sekali;
bahwa berdasarkan bukti perjanjian dan fakta terkait kebijakan AYDA di atas, Majelis
berpendapat bahwa atas pencairan AYDA sebesar Rp1.100.000.000,00 Pemohon
Banding sudah menguasai AYDA tersebut sehingga termasuk dalam pengertian
penyerahan hak untuk menggunakan atau menguasai Barang Kena Pajakdalam Pasal
13 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 143 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan UndangUndang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Dan
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir
Dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 dan karenanya memenuhi pengertian
penyerahan Barang Kena Pajak dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a Undang-undang Nomor
8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan
Atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor
42 Tahun 2009;
bahwa atas eksekusi Hak Tanggungan melalui Lelang sebesar Rp8.365.000.000,00
Majelis berpendapat:
- berdasarkan Akte Notaris, risalah lelang dan surat penunjukan atau surat pernyataan
diketahui bahwa untuk agunan yang diambil alih oleh Pemohon Banding dan dijual
melalui mekanisme lelang seluruhnya dibeli oleh Pemohon Banding;
- berdasarkan pernyataan Pemohon Banding menyatakan atas penjualan AYDA yang
diperoleh dari lelang, hasil penjualan akan menjadi milik Pemohon Banding seluruhnya
sebagai pelunasan utang Debitor dan Pemohon Banding menanggung keuntungan atau
kerugian dari penjualan AYDA tesebut;
bahwa atas pencairan AYDA melalui eksekusi Hak Tanggungan melalui Lelang
berdasarkan bukti-bukti dan fakta terkait kebijakan AYDA di atas, Majelis berpendapat
bahwa Pemohon Banding sudah menguasai AYDA tersebut sehingga termasuk dalam
pengertian penyerahan hak untuk menggunakan atau menguasai Barang Kena
Pajakdalam Pasal 13 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 143 Tahun 2000 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Sebagaimana Telah Beberapa
Kali Diubah Terakhir Dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 dan karenanya
memenuhi pengertian penyerahan Barang Kena Pajak dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa
dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009;
bahwa atas pendapat penyerahan AYDA dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau
pekerjaan Pemohon Banding yang termasuk jasa perbankan/keuangan sesuai dengan
Pasal 4A ayat (3) Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000 termasuk jenis jasa yang tidak
dikenakan Pajak Pertambahan Nilai, Majelis berpendapat:
bahwa penjualan agunan merupakan cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usaha
perbankan berupa pemberian kredit sehingga berdasarkan Pasal 1 angka 1 dan Pasal 6
angka 2 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Undang-undang Perbankan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 merupakan
bagian kegiatan penyerahan jasa perbankan;

bahwa berdasarkan Pasal 4A ayat (3) huruf d Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983
tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor
18 Tahun 2000 yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah Nomor 144 Tahun
2000 jasa perbankan dikecualikan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sehingga atas
penjualan agunan tidak terutang Pajak Pertambahan Nilai;
bahwa Majelis berpendapat sepanjang kegiatan penjualan agunan hanya berhubungan
dengan penyelesaian kredit maka penjualan agunan merupakan jasa perbankan yang
dikecualikan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai namun berdasarkan bukti-bukti
dalam persidangan Pemohon Banding tidak dapat membuktikan alasan bandingnya atas
penyerahan agunan dengan Akta Penyerahan dan Kuasa Jual maupun eksekusi Hak
Tanggungan melalui Lelang (kelebihan atau kekurangan diperhitungkan kepada debitur)
maka Majelis berkesimpulan penjualan AYDA yang dilakukan Pemohon Banding tidak
semata-mata dalam rangka penyelesaian kredit sehingga penyerahan agunan dengan Akta
Penyerahan dan Kuasa Jual maupun eksekusi Hak Tanggungan melalui Lelang oleh
Pemohon Banding tidak termasuk dalam pengertian jasa perbankan yang dikecualikan
dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai;
bahwa Majelis berkesimpulan dan meyakini bahwa koreksi Terbanding atas Dasar
Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak Juni Tahun 2010 sebesar
Rp9.465.000.000,00 sudah tepat dan tetap dipertahankan;
Menimbang

bahwa berdasarkan pemeriksaan, tidak ada sengketa mengenai kompensasi Kerugian;

Menimbang

bahwa berdasarkan pemeriksaan, tidak ada sengketa mengenai Tarif Pajak;

Menimbang

bahwa berdasarkan pemeriksaan, tidak ada sengketa mengenai Kredit Pajak;

Menimbang

bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai sanksi administrasi,
kecuali bahwa besarnya sanksi administrasi tergantung pada penyelesaian sengketa
lainnya;

memperhatikan

bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan dalam persidangan maka Majelis berketetapan untuk
menggunakan kuasa Pasal 80 ayat (1) huruf a Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002
tentang Pengadilan Pajak untuk menolak banding Pemohon Banding sehingga perhitungan
pajaknya menjadi sebagai berikut:

Uraian

Dasar Pengenaan Pajak


Pajak Keluaran
Pajak Masukan dapat
diperhitungkan
PPN yang kurang (lebih)
dibayar
Dikompensasikan ke Masa
berikut
PPN yang masih kurang

Pemohon Banding
(Rp)
6.956.565.529,0
0
695.656.553,00

Terbanding
(Rp)

Majelis
(Rp)

16.421.565.529,00

16.421.565.529,00

1.642.156.553,00

1.642.156.553,00

172.211.680,00

172.211.680,00

172.211.680,00

523.444.873,00

1.469.944.873,00

1.469.944.873,00

0,00

0,00

0,00

523.444.873,00

1.469.944.873,00

1.469.944.873,00

Koreksi
Dikabulkan
Majelis (Rp)
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00

(lebih) dibayar
Sanksi Administrasi:
- Bunga Pasal 13 (2) UU KUP
PPN ymh (lebih) dibayar

125.626.770,00
649.071.643,00

352.786.770,00
1.822.731.643,00

352.786.770,00
1.822.731.643,00

0,00
0,00

Menimbang

Surat Banding, Surat Uraian Banding, Surat Bantahan hasil pemeriksaan dan pembuktian
di dalam persidangan serta kesimpulan Majelis a quo;

mengingat

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, Undang-undang Nomor


6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009, dan Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang
Nomor 42 Tahun 2009;

Memutuskan

Menolak banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Terbanding Nomor: KEP1167/WPJ.19/2012 tanggal 30 Agustus 2012, tentang keberatan atas Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Nomor: 00012/207/10/091/11
tanggal 21 Juni 2011 Masa Pajak Juni Tahun 2010, atas nama PT. XXX sehingga jumlah
Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak Juni 2010 menjadi:
Uraian
Dasar Pengenaan Pajak
Pajak Keluaran
Pajak Masukan dapat diperhitungkan
PPN yang kurang (lebih) dibayar
Dikompensasikan ke Masa berikut
PPN yang masih kurang (lebih) dibayar
Sanksi Administrasi:
- Bunga Pasal 13 (2) UU KUP
PPN ymh (lebih) dibayar

Jumlah (Rp)
16.421.565.529,00
1.642.156.553,00
172.211.680,00
1.469.944.873,00
0,00
1.469.944.873,00
352.786.770,00
1.822.731.643,00

Demikian diputus di Jakarta berdasarkan musyawarah Majelis XII B Pengadilan Pajak


yang ditunjuk dengan Surat Penetapan Ketua Pengadilan Pajak Nomor:
Pen.00386/PP/PM/IV/2013 tanggal 23 April 2013 sebagaimana telah direvisi dengan
Revisi Penetapan Ketua Pengadilan Pajak Nomor: Rev.Pen.1211/PP/PM/IX/2013 tanggal
24 September 2013 dengan susunan Majelis dan Panitera Pengganti sebagai berikut:
Drs. R. Arief Boediman, SH, MM, MH.
Drs. Djoko Joewono Hariadi MSi.
Johantiono, SH
R. Aryo Hatmoko

sebagai Hakim Ketua,


sebagai Hakim Anggota,
sebagai Hakim Anggota,
sebagai Panitera Pengganti,

Anda mungkin juga menyukai