Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PENYUSUNAN SISTEM
AKUNTANSI SEKTOR
PUBLIK
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Undang-undang No. 22 tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah yang direvisi menjadi
UU no. 32 tahun 2004 dan diubah menjadi Perpu No. 3 Tahun 2005 Tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah yang direvisi menjadi UU no. 33 Tahun
2004, menjadi tonggak awal dari otonomi daerah. Otonomi daerah merupakan upaya
pemberdayaan daerah dalam pengambilan keputusan daerah berkaitan dengan kepentingan,
prioritas dan potensi daerah tersebut. Dengan pemberian otonomi daerah kabupaten dan kota,
pengelolaan keuangan sepenuhnya berada di tangan pemerintah daerah. Otonomi daerah
merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan keputusan daerah berkaitan
dengan pengelolahan sumber daya yang dimiliki sesuai dengan kepentingan, prioritas, dan
potensi daerah tersebut. Dengan pemberian otonomi daerah kabupaten dan kota,
pengelolahan keuangan sepenuhnya berada di tangan Pemerintah Daerah. Oleh karena itu,
sistem pengelolahan keuangan daerah yang baik diperlukan untuk mengelola dana
desentrasilasi secara transparan,ekonomis, efisien, efektif, dan akuntabel. Beberaapa prioritas
perbaikan dalam pengelolahan keuangan daerah penting dilakukan, terutama dalam aspek
anggaran, akuntansi, dan pemeriksaan. Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, sitem
pengelolahan keuangan daerah yang baik difokuskan untuk pengelolahan sitem dana secara
desentralisasi dengan transparan, efisien, efektif dan dapat dipertanggungjawabkan kepda
masyarakat luas. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan suatu pemikiran cerdas melalui
inovasi sistem akuntansi.
Pada hakikatnya, orang belum dapat dikatakan memahami penyusunan laporan
keuangan jika belum memahami sitem akuntansi. Hal ini disebabkan karena akuntansi pada
dasarnya merupakan sistem pengelolahan informasi yang menghasilkan keluaran berupa
informasi akuntansi,seperti laporan keuangan. Sistem akuntansi memberikan pengetahuan
tentang pengelolahan informasi akuntansi sejak data organisasi Pemda melalui pemrosesan
data keuangan. Selain itu, pengetahuan mengenai perancangan informasi akuntansi
dibutuhkan oleh manajemen danpemakai lainnya. Perancangan sistem pengelolahan inforasi
diintergrasikan untuk mengelola informasi akuntansi. Selain itu, perancangan berbagi unsur
pengendalian internal dilekatkan dalam sistem pengelolahan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. KERANGKA KOMPERENSIF PROSEDUR PENYUSUNAN SISTEM AKUNTANSI


SEKTOR PUBLIK
2.1.1. Dasar Penyusunan Sitem Akuntansi Sektor Publik
Penyusunan suatu sistem haruslah berdasarkan pada tujuan atau sasaran yang
ingin dicapai. Sistem akuntansi disusun dengan tujuan untuk menghasilkan laporan
keuangan berupa neraca, laporan arus kas, laporan kinerja keuangan atau laporan
surplus/defisit, dan laporan perhitungan anggaran. Sistem akuntansi sektor publik
memiliki karakteristik atau model yang tentu saja berbeda dibandingkan dengan sistem
akuntansi lainnya. Dengan demikian, proses pemahaman dan penerapan sistem ini
haruslah dilakukan dengan pendekatan yang juga berbeda.
Meskipun demikian, hal tersebut tidak menjadi kendala atau masalah karena
pihak yang ingin menerapkan sistem akuntansi ini dapat mengevaluasi dan
membandingkan fungsi-fungsi akuntansi yang ada. Selama memiliki tugas dan fungsi
sama, meskipun berbeda nama/istilah, sistem ini dapat dipakai atau diterapkan. Oleh
karena itu, sistem ini disebut sebagai model sistem akuntansi untuk menghasilkan
laporan keuangan daerah.

2.1.2. Pendekatan Penyusunan Sitem Akuntansi Sektor Publik


Dalam hubungannya dengan pekerjaan perbaikan atau penyusunan sistem
akuntansi, manajemen, dalam hal ini bagian keuangan daerah, bertanggung jawab
untuk selalu menindaklanjuti atau mnegecek jalannya sistem akuntansi. Pengecekan ini
perlu dilakukan untuk mengetahui apakah keluaran (output) dan sistem sesuai dengan
kebutuhan informasi. Pihak eksternal dan internal organisasi memerlukan informasi
yang sesuai dengan kepentingannnya masing-masing. Apabila kebutuhan masing-
masing pihak berubah, maka dibutuhkan informasi yang telah disesuaikan dengan
perubahan-perubahan tersebut. Apakah sistem informasi yang berlaku dapat
memenuhi perubahan kebutuhan tersebut?
Analisis untuk mengetahui masalah-masalah baru yang timbul dan kemudian
mengadakan perubahan-perubahan dalam sistem akuntansi dapat dilakukan dengan
pendekatan sistem berikut:
1. Manajemen merumuskan secara garis besar masalah-masalah yang dihadapi
organisasinya, kemudian
2. Menggunakan jasa konsultan untuk melaksanakan pembelajaran sistem
terhadap masalah-masalah tersebut.
Hasil studi dan rekomendasi konsultan mengenai perubahan yang perlu
dilakukan merupakan dasar manajemen untuk mengubah sistem yang berlaku. Perlu
diperhatikan bahwa rekomendasi konsultan harus menggunakan pendekatan sistem
secara total, dimana pendekatan tersebut sudah mempertimbangkan akibat dari
perubahan-perubahan tadi terhadap seluruh subsistem yang ada dalam organisasi.
Selain faktor-faktor internal, konsultan juga perlu mempertimbangkan faktor eksternal
dalam menyusun rekomendasinya.

2.1.3. Faktor-Faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Penyusunan Sitem


Akuntansi Sektor Publik
Penyusunan sistem akuntansi untuk suatu organisasi perlu mempetimbangkan
beberapa faktor penting berikut:
1. Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip kecepatan, yaitu bahwa
sistem akuntansi harus mampu menyediakan informasi yang diperlukan secara
tepat waktu dan dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan kualitas yang
diperlukan.
2. Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip keamanan. Hal ini berarti
bahwa sistem akuntansi harus dapat membantu menjaga keamanan harta milik
organisasi. Untuk dapat menjaga keamanan harta milik organisasi, sistem
akuntansi harus disusun dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip pengawasan
internal.
Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip keekonomisan. Hal ini
berarti bahwa biaya untuk menyelenggarakan sistem akuntansi harus dapat ditekan
sehingga relatif tidak mahal. Dengan kata lain, penyelenggaraan sistem akuntansi perlu
mempertimbangkan biaya versus manfaat dalam menghasilkan suatu informasi.

2.1.4. Langkah-Langkah Penyusunan Sitem Akuntansi Sektor Publik


Sistem akuntansi yang digunakan dalam suatu organisasi mempunyai umur yang
terbatas. Hal ini disebabkan karena kebutuhan informasi dalam suatu entitas akan
berubah sesuai dengan perkembangan kebutuhan informasi dari pihak-pihak yang
berkepentingan (baik pihak eksternal maupun internal). Di samping itu, kemajuan
teknologi, terutama alat-alat untuk memproses data, juga dapat mengakibatkan sistem
akuntansi yang sekarang berlaku tidak lagi efisien. Dalam keadaan seperti ini,
penyusunan kembali sistem akuntansi di organisasi perlu dilakukan. Langkah-langkah
dalam penyusunan sistem ini terdiri atas:
1. Analisis sistem yang ada.
Langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan sistem
yang sedang berlaku. Pada praktiknya, analisis sistem ini dilakukan dengan
mengadakan penelitian atau survei pendahuluan. Apabila pekerjaan penyusunan
sistem ini dilakukan oleh pihak luar (konsultan), maka penelitian pendahuluan
tersebut diperlukan untuk:
a. Mengetahui ruang lingkup (cakupan) pekerjaan.
b. Merencanakan jangka waktu penyusunan sistem yang baru.
c. Menentukan jumlah biaya (fee) yang akan diminta sehubungan dengan
pekerjaan penyusunan sistem.
Apabila persetujuan penyusunan sistem sudah tercapai, maka konsultan akan
mengadakan penelitian lengkap terhadap sistem yang berlaku dalam organisasi.
Data yang perlu dikumpulkan dalam penelitian lengkap ini adalah:
a. Struktur Organisasi
b. Klasifikasi Rekening
c. Jurnal
d. Prosedur
e. Akuntansi Biaya
f. Bukti dan Formulir

2. Merencanakan sistem akuntansi.


Dalam langkah ini dilakukan penyusunan sistem yang baru atau pengubahan
sistem lama agar kelemahan-kelemahan yang ada dapat dikurangi atau ditiadakan.

3. Penerapan sistem akuntansi.


Langkah ini bertujuan untuk menerapkan sistem akuntansi baru yang disusun
untuk menggantikan sistem lama.

4. Pengawasan sistem baru.


Langkah ini bertujuan untuk mengawasi penerapan sistem baru, yaitu mengecek
apakah sistem baru itu dapat berfungsi dengan baik.

2.1.5. Jenis-Jenis Penetapan (Assigment) Penyusunan Sitem Akuntansi Sektor


Publik
Secara umum, terdapat tiga jenis penetapan dalam sistem akuntansi yang dapat
diterapkan dalam akuntansi modern, yaitu:
1. Merancang suatu sistem akuntansi baru yang lengkap.
Kondisi ini terjadi pada saat suatu organisasi beroperasi untuk pertama kali.
Laporan perancangan akuntansi disini biasanya disusun dalam bentuk pedoman
uraian dan prosedur terperinci dari seluruh sistem akuntansi, termasuk prosedur
pencatatan transaksi-transaksi organisasi.
2. Memperluas sistem akuntansi yang ada sekarang.
Biasanya kondisi ini digunakan untuk aktivitas-aktivitas baru dari organisasi yang
sudah lama berdiri. Hal ini serupa dengan kondisi awal diatas, akan tetapi tidak
begitu ekstensif.
3. Merevisi beberapa fase prosedur dan sistem akuntansi yang sekarang digunakan.
Revisi ini mungkin menyangkut revisi formulir-formulir yang sekarang masih
digunakan dalam prosedur pembelian, penyederhanaan operasi pencatatatan, dan
pengendalian penjualan, atau studi mengenai kemungkinan mekanisasi prosedur gaji
dan upah. Secara umum, tujuannya adalah untuk menghilangkan hambatan-hambatan
dalam pekerjaan administrasi atau menciptakan pengendalian yang lebih baik terhadap
catatan atau aktiva yang bersangkutan.

2.1.6. Ilustrasi Jenis Penetapan (Assigment) Penyusunan Sitem Akuntansi Sektor


Publik
Jenis pekerjaan yang berhubungan dengan penyusunan sistem akuntansi dari
suatu entitas pemerintah, misalnya Dinas Pasar pada suatu Pemda, dapat diilustrasikan
sebagai berikut:
1. Menyusun sistem akuntansi yang lengkap untuk organisasi bawahan yang baru
dibentuk. Misalnya, Pemda membentuk Dinas Pasar yang menangani masalah
retribusi pasar.
2. Menyusun intruksi-instruksi dan formulir-formulir yang harus digunakan untuk
laporan pendapatan mingguan dari seluruh pasar yang dipungut retribusinya oleh
dinas.
3. Mempelajari sistem akuntansi upah dan biaya tenaga kerja untuk menghilangkan
pekerjaan ganda dengan menggunakan kartu jam kerja.
4. Menyusun laporan yang berisi saran untuk membeli mesin akuntansi guna
mengerjakan kartu-kartu upah dari sejumlah orang yang bekerja di kantor dan
lapangan.
5. Menyusun laporan yang berisi saran penggunaan papan tempel (pegboard) untuk
memeriksa pendapatan yang diterima dan hasil penagihan setiap hari dari
sejumlah pasar.
6. Menyusun suatu fomulir dan instruksi tertulis yang akan digunakan untuk
melengkapi inventarisasi fisik bulanan dari bebrapa supermarket.
Studi dan laporan tentang kemungkinan pembelian dan penggunaan alat-alat
perlengkapan mekanis untuk mencatat atau mengikhtisarkan beragam aktivitas
akuntansi, seperti pembuatan faktur-faktur penjualan, pengendalian piutang,
pengendalian kas, pembuatan daftar gaji dan upah, pengendalian persediaan,
pemindahan pos-pos dan jurnal ke buku besar, dan sebagainya.

2.1.7. Hal-hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Menyusun Sistem Akuntansi


Sektor Publik
Penyusunan prosedur dan metode akuntansi yang baru atau revisi yang akan
dapat dilakukan jika fakta-fakta yang ada diketahui. Fakta-fakta tersebut meliputi
kebijakan-kebijakan ,buku-buku besar pembantu,laporan-laporan yang ada sekarang
,tujuan yang dikehendaki,kepegawaian,biaya,dan faktor-faktor lainnya.
Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat digunakan sebagai acuan daftar pengecekan.

Kebijakan-kebijakan :
1. Kebijakan akuntansi khusus manakah yang harus diobservasi dalam aktivitas
kelompok ini?
2. Siapakah yang bertanggung jawab merumuskan kebijakan tersebut?
3. Apakah kebijakan tersebut sesuai dengan masalah-masalah yang sekarang
berkembang
4. Apakah kebijakan-kebijakan tersebut tertulis?,jika tidak apa sebabnya

Buku-buku besar pembantu:


1. Apakah buku-buku besar pembantu memberikan perincian untuk buku besar?
Jika ya,apakah buku-buku besar pembantu tersebut secara teratur direkonsiliasi
dengan perkiraan pengendali yang ada di buku besar?
2. Apakah buku-buku besar pembantu tersebut merupakan pelengkap dan
pendukung dari buku besar atau hanya merupakan duplikat dari buku besar?
3. Jika buku-buku besar pembantu tersebut merupakan duplikat dari buku
besar,apa sebabnya?
4. Jika buku-buku besar pembantu tersebut merupakan pelengkap dan pendukung
dari buku besar,apakah buku-buku besar pembantu itu digunakan untuk laporan
berkala?

Laporan-laporan ( laporan-laporan ):
1. Apa yang dilaporkan ? apakah laporan tersebut memberikan informasi langsung
yang termasuk dalam laporan keuangan dan laporan operasional?
2. Apakah laporan tersebut merupakan dasar untuk pembukuan dalam buku besar?
Jika ya,apakah laporan itu secara teratur diperiksa dan oleh siapa pemeriksaan
dilakukan ?
3. Jika laporan tersebut merupakan pelengkap dari laporan lainnya yang disusun
dari buku besar,apakah angka-angka yang ada dalam laporan –laporan tersebut
cocok? Jika tidak,mengapa?
4. Apakah judul dan laporan tersebut dengan jelas menunjukkan informasi yang
ada di dalamnnya?

Aktivitas kelompok (aktivitas kelompok):


1. Sampai sejauh mana praktik yang sehat dilaksanakan jika semua atau
sebagiandari aktivitas tersebut dieliminasi?
2. Apakah semua atau sebagian dari aktivitas tersebut sebaiknya dibebankan
kepada kelompok lain?
3. Apakah aktivitas-aktivitas tersebut dipengaruhi oleh keterlambatan di bagian
lain? Bagaimana pengaruhnya?
4. Apakah keterlambatan dalam suatu kelompok memengaruhi aktivitas kelompok
lain?

Aktivitas perorangan (aktivitas perorangan):


1. Apakah setiap karyawan mengerjakan beberapa operasi ?
2. Apakah setiap karyawan mengerjakan semua operasi untuk menyelesaikan
sekelompok pekerjaan ?
3. Apakah ada kasus-kasus yang membutuhkan penanganan khusus yang termasuk
dalam arus pekerjaan yang teratur?
4. Apakah kasus semacam itu memadai untuk menetapkan seorang ahli guna
menanganinya

Produktivitas (produktivitas):
1. Ukuran apa yang digunakan untuk mengukur produktivitas dari para karyawan?
2. Apakah pegawai mencatat produksi atau volume pekerjaan?
3. Apakah ada faktor-faktor yang menurunkan produktivitas?
4. Apakah ada rencana intensif upah ditinjau?

Biaya-biaya (biaya-biaya):
1. Apakah oengawas mencatat atau diberi catatan tentang besarnya biaya aktivitas
secara teratur?
2. Apakah data biaya tersebut diambil dan/atau dikaitkan dengan catatan dalam
jurnal?
3. Apakah terdapat perkiraan-perkiraan dalam buku besar untuk mencatat biaya
aktivitas ?
4. Berapa jumlah biaya dari aktivitas ini ,termasuk upah langsung ,bahan-bahan
penolong,dan sebagainya?

Formulir-formulir (formulir-formulir):
1. Apakah ukurannya telah distandarisasi?
2. Apakah ukuran dan kualitas kertas sama dengan formulir-formulir yang dipakai
dari periode lalu?
3. Apakah urutan informasi dalam formulir-formulir konsisten dengan yang
dibutuhkan dalam penggunaannya?
4. Apakah urutan informasi dalam formulir-formulir sama dengan yang dibutuhkan
dalam penyusunannya?

Metode-metode (metode-metode):
1. Berkas-berkas dokumen apa saja yang diselenggarakan?
2. Berapa frekuensi referensi untuk berkas-berkas tersebut?
3. Apakah frekuensi menunjukkan kebutuhan akan sistem pedoman yang berbeda?
4. Apakah bentuk khusus dari berkas akan menguntungkan?

Tata ruang dan fasilitas kantor (tata ruang dan fasilitas kantor):
1. Apakah lokasi pekerjaan menunjukkan arus dokumen yang tidak perlu?
2. Apakah tata ruang kantor memudahkan pengawasan?
3. Berapa banyak ruangan yang digunakan oleh setiap orang?
4. Apakah oenyusunannya sesuai dengan standar organisasi?

2.1.8. Siapa yang Harus Menyusun Sistem Akuntansi Sektor Publik


Dalam menyusun sistem akuntansi untuk organisasi pemerintahan yang harus
didirikan atau dalam memperluas sistem akuntansi yang suadah ada,suatu organisasi
pemerintahan dapat ,menggunakan jasa dari :
1. Kepala bagian akuntansi atau kontroler
2. Akuntan publik yang tidak menjadi pemeriksa organisasi tersebut
3. Konsultan lain yang mempunyai kompetensi
Jika suatu organisasi pemerintah sedikit banyak meninjau secara teratur
berbagai macem fase sistem akuntansi dan prosedur,maka pekerjaan tersebut dapar
dilaksanakan sebagai berikut:
1. Pekerjaan tersebut berada dibawah pengarahan kontroler dengan dibantu oleh
beberapa anggota dari bagian pemeriksaan internal
2. Dalam organisasi yang cukup besar,sistem dan prosedur dibuat oleh beberapa
anggota dari bagian pemeriksaan internal.
3. Bekerja sama dengan orang yang ahli menyusun sistem akuntansi beserta
dengan organisasi yang memproduksi serta menjual mesin dan alat akuntansi.
Jika suatu organisasi pemerintah memulai operasinya ,maka organisasi tersebut
harus memilih seorang akuntan yang berpengalaman untuk membantu pekerjaan
akuntansinya. Saran ini disampaikan kepada pimpinan atau kepala organisasi yang
bersangkutan dalam bentuk surat kepada manajemen.
Beberapa organisasi pemerintah yang besar mempunyai bagian atau unit
keuangan yang juga besar dan dipimpin oleh seorang kepala bagian akuntansi
(kontroler) atau kepala bagian keuangan /bendaharawan (treasure). Kepala bagian dan
kepala keuangan dibantu oleh staf pengawasan internal atau sistem dan prosedur
akuntansi keuangan yang secara langsung mengecek dan merevisi pekerjaan dari para
sistemnya.

2.1.9. Masalah Penyusunan Sistem Akuntansi Sektor Publik


Masalah yang muncul ketika menyusun sistem akuntansi dapat ditemukan
melalui beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh akuntan dalam melakukan
pekerjaannya yakni sebagai berikut :
1. Apa sifat dari kegiatan atau operasi organisasi?
2. Fungsi atau bagian apa saja yang terdapat dalam organisasi tersebut ?
3. Formulir apa saja yang digunakan untuk mencatat
pemesanan,penjualan,pembelian,penerimaan uang kas,pembayaran uang
kas,dan transaksi organisasi lainnya?
4. Pos-pos akuntansi apa yang harus dibuat dari formulir tersebut ?
5. Bagaimana cara yang paling murah untuk mencatat pos-pos akuntansi dengan
sebaik-baiknya?
6. Seperti apa karyawan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tersebut?
7. Tindakan-tindakan apa saja yang harus dilakukan untuk mencegah
kemungkinan terjadinya kesalahan atau kecurangan?
8. Daftar apa saja yang harus disusun dari catatan-catatan akuntansi?
9. Apakah informasi dan pos-pos akuntansi dapat diperoleh dalamwaktu yang
cepat dan dengan biaya yang murah?
10. Apakah perlu menyusun suatu Pedoman Prosedur Akuntansi agar dapat
diperoleh keyakinan bahwa pekerjaan yang telah dilakukan tersebut benar?
11. Berapa waktu yang dibutuhkan atas sistem akuntansi yang telah disusun oleh
akuntan tersebut?
12. Seperti apa pengawasan yang dibutuhkan atas sistem akuntansi yang telah
disusun oleh akuntan tersebut

Dari jawaban terhadap pertanyaan tersebut, sifat sistem akuntansi akan dapat
ditentukan dan cara yang paling mudah serta murah dalam melakukan pekerjaan ini
dapat direncanakan. Informasi yang harus diperoleh dan sifat masalah yang dihadapi
oleh akuntan akan terlihat dari jawaban atas pertanyaan –pertanyaan tersebut.

2.1.10. Pengendalian Manajemen dalam Penyusunan Sistem Akuntansi Sektor


Publik
Informasi akuntansi yang dicatat dan laporan-laporan yang disusun harus
direncanakan sedemikian rupa sehingga manajemen (pimpinan atau kepala organisasi)
dapat memimpin dan mencapai kinerja organisasi dengan baik. Untuk membantu pihak
manajemen biasanya digunakan laporan untuk memberikan informasi mengenai :
1. Perbandingan yang terus menerus antara pendapat dan biaya, baik berdasarkan
anggaran maupun jumlah aktualnya.
2. Jumlah penerimaan dan pengeluaran uang kas untuk periode operasi saat ini.
3. Pendaparan dan biaya yang diproyeksikan untuk operasi yang akan datang.
4. Kebutuhan uang kas untuk periode yang akan datang.

Informasi dan laporan-laporan yang dibutuhkan harus diberikan oleh kepala


bagian keuangan dan akuntan kepala. Kerjasama antara manajemen puncak dengan
staf bagian akuntansi menghasilkan pengendalian manajemen yang efisien.

2.1.11. Komposisi Komprehensif Penyususunan Sistem Akuntansi Sektor Publik

Langkah 1
Penyelidikan pendahuluan terhadap organisasi. Terlepas dari pengalaman yang telah
dimiliki oleh seorang akuntan atau ahli sistem, dia tetap harus menyelidiki masalah-
masalah khusus dari organisasi yang akan disusun sestem akuntansinya. Dalam
penyelidikan ini, ahli sistem harus mengadakan wawancara dan investigasi yang dapat
menberikan petunjuk untuk melaksanakan pekerjaannya.

Langkah 2
Analisis atas transaksi-transaksi organisasi. Analisis ini meliputi suatu studi mengenai
formulir-formulir, buku-buku, dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam tiap
transaksi.

Langkah 3
Studi tentang pencatatan atau pembukuan pertama yang dilakukan untuk bermacam-
macam transaksi. Pencatatan ini dilakukan dalam jurnal buku harian, atau penggantinya
seperti voucher.
Langkah 4
Studi tentang ikhtisar pencatatan akhir yang diambil dari buku besar pembantu.

Langkah 5
Analisis atas laporan-laporan yang harus disusun dan catatatan –catatan akuntansi yang
dibutuhkan untuk pengendalian manajemen. Hal ini menyangkut penyusunan atas
laporan-laporan yang diperlukan, tujuan laporan, dan biaya penyusunannya.

Langkah 6
Penyususnan sistem akuntansi dengan pengujian atas efektivitas operasi dan revisi yang
diperlukan.

Langkah 7
Pembuatan laporan atas penyusunan sistem akuntasi yang mengikhtisarkan hasil-hasil
akhir pekerjaan yang telah dilakukan.

Langkah 8
Penyusunan petunjuk atau pedoman dan prosedur akuntansi, dimana petunjuk
tersebut dianggap perlu.

2.2. ORGANISASI, KLARIFIKASI, DAN KAPITALISASI


1. Nama dan alamat organisasi
2. Macam/ organisasi
a. Pengelompokan umum :
1) Pemerintah Daerah Kota/ Kabupaten
2) Pemerintah Daerah Provinsi
3) Pemerintah Pusat
b. Pengelompokan khusus :
1) Daerah Khusus
2) Non Daerah Khusus
3. Asosiasi dan kelompok organisasi
a. Nama dan alamat
b. Apakah organisasi ini menjadi anggota
4. Nama para pemimpin
a. Kepala pemerintahan
b. Kepala legislatif
c. Ketua dan pimpinan asosiasi dan organisasi
5. Kapitalisasi (permodalan)
a. Dana cadangan
b. Akumulasi surplus/ defisit
c. Akumulasi dana
d. Pinjaman obligasi :
1) Jenis obligasi yang dikeluarkan
2) Jumlah nilai nominal dari tiap obligasi
3) Presente diasagio
4) Presentase agio
5) Jangka waktu pembayaran

2.3. BAGIAN-BAGIAN DARI ORGANISASI PEMERINTAH DAN ORGANISASI


KEPEGAWAIAN
Pertanyaan mengenai keberadaan suatu departemen dalam suatu organisasi
sama pentingnya dengan pertanyaan kepada siapa kepala departemen
bertanggungjawab, yaitu apakah mereka bertanggungjawab kepada atasan langsung
sesuai dengan gaya kepemimpinan atau apakah terdapat garis kewenangan/staf
organisasi. Kepastian yang berhubungan dengan kondisi tersebut dapat ditentukan
dengan menerjemahkan bagan organisasi. Jika bagan organisasi tidak tersedia, maka
hendaknya dibuat terlebih dahulu. Dengan keadaan ini, garis kewenangan telah
ditentukan dan departementalisasi mempunyai arti penting. Kertas kerja yang
berhubungan dengan bagian-bagian dalam organisasi harus mencakup data seperti
yang terdapat dalam bagian selanjutnya.

2.3.1. Jenis Pengorganisasian


Disini harus diselidiki apakah organisasi tersebut menggunakan organisasi garis
seperti pada organisasi militer, garis wewenang bergerak dari pihak atasan ke pihak
bawahan. Setiap bawahan bertanggungjawab keada seorang atasan (pimpinan) dan
tanggungjawabnya tetap. Dalam organisasi dan staf, seorang kepala bagian dapat
dibantu oleh staf ahli. Tanggungjawab dari kepala bagian dapat didelegasikan kepada
staf.
2.3.2. Bagian-bagian dalam Organisasi Pemerintah
Bagian-bagian yang ada dalam organisasi berikut memiliki fungsinya masing-
masing. Fungsi dari masing-masing bagian tersebut harus ditetapkan terlebih dahulu.
Bagian-bagian yang ada dalam suatu organisasi pemerintah berbeda satu sama lain,
tergantung pada jenis organisasinya, yaitu apakah organisasi tersebut termasuk dalam
organisasi pusat, organisasi daerah, atau organisasi dinas. Walaupun demikian,
informasi-informasi yang dibutuhkan oleh setiap bagian organisasi tersebut adalah
sama dan secara garis besar mencakup hal-hal berikut:
1. Nama dari tiap bagian
2. Bangunan atau lantai dimana bagia-bagian itu berlokasi
3. Fungsi khusus yang dilaksanakan oleh setian bagian
4. Alat-alat, perlengkapan dan mesin-mesin yang digunakan
5. Jumlah karyawan
Selain itu, perangkat dan nama dari setiap kepala bagian perlu ditetapkan ini
dapat disusun berdasarkan fungsinya seagai berikut :
1. Manajer umum/ Pimpinan
2. Kepala unit
3. Kepala bagian

2.3.3. Konsultasi dengan Pimpinan dan Kepala Bagian


Setelah organisasi dan komposisi kepegawaian dari setiap unit dan bagian
disusun, maka sebaiknya akuntan atau ahli sistem mengadakan pembicaraan dengan
para pejabat yang ada di setiap unit dan bagian untuk menggali keinginan mereka
berkaitan dengan :
1. Jenis khusus dari unit atau bagian
2. Jenis khusus pengendalian
3. Jenis khususpengendalian internal
4. Jenis khusus dari alat perlengkapan mekanis
5. Jenis khusus dari daftar-daftar akuntansi
6. Jenis khusus dari laporan statistik
7. Kapan daftar-daftar dan laporan-laporan tersebut dibutuhkan

2.3.4. Bagan Organisasi Departemental dan Kepegawaian


Untuk menetapkan garis wewenang dan tanggungjawab yang tetap pada
pekerjaan yang harus dilakukan, bagan organisasi dapat digunakan. Salah satu bagian
yang ada dalam bagan organisasi adalah bagian akuntansi. Bagan ini dapat ditempatkan
ditempatkan dibawah kepala bagian keuangan dan pendapatan, bergantung dari besar
kecilnya organisasi.
Akuntan atau ahli sistem dapat memperoleh gagasan umum tentang sistem
berkaitan dengan sifat dan transaksi dari organisasi sektor publik. Untuk memilik
sistem akuntansi yang sangat memuaskan setiap jenis transaksi perlu dipelajari untuk
memastikan formulir-formulir, pekerjaan rutin, dan karyawan yang berhubungan
dengan setiap jenis transaksi tersebut.

2.4. ORGANISASI KERJA AKUNTANSI DALAM ORGANISASI SEKTOR PUBLIK


Terdapat perbedaan dalam ukuran organisasi dan metode pelaksanaan aktivitas.
Pembagian tugas dalam bagian akuntansi biasanya dilakukan sebagai berikut :
1. Kepala bagian keuangan yang memimpin pekerjaan akuntansi memiliki
kedudukan yang sejajar dengan kepala dinas. Mereka bertanggung jawab untuk
menginterpretasikan ikhtisar dan laporan akuntansi serta memberikan saran-
saran.
2. Kepala bagian operasional yang bertanggung jawab atas pengendalian langsung
terhadap organisasi akuntan bekerja sama dengan kepala bagian keuangan.
Mereka bertanggung jawab untuk mengumpulkan data, voucher, dan formulir
dalam buku, menganalisis catatan-catatan, dan menyusun ikhtisar dan laporan
akuntansi.dengan dibantu oleh para asisten, kepala bagian operasional
melaksanakan pekerjaan dalam bagian-bagian berikut :
- Bagian akuntansi umum. Di bagian ini semua perubahan terhadap
klasifikasi perkiraan dan prosedur standar harus disetujui. Jurnal yang tidak
dikerjakan di bagian lain akan dikerjakan dibagian ini. Demikian pula halnya
dengan buku besar.
- Bagian perhitunagn harga dibebankan. Data biaya dan harga yang akan
dibebankan ke barang atau jasa pelayanan publik dikumpulkan.
- Bagian pencatatan waktu dan upah. Dibagian ini ada dua fungsi yang
berbeda yaitu :
a. Fungsi pencatatan waktu kerja para pegawai
b. Fungsi penyusutan daftar upah para pegawai
- Bagian utang. Terdiri atas pengisian voucher dan formulir pencatatan dalam
jurnal guna menyusun laporan bagian kepala dinas keuangan. Laporan
tersebut menunjukkan jumlah yang harus dibayar dan ikhtisar pembagian
voucher yang kan digunakan oleh bagian akuntansi umum untuk melakukan
pencatatan ke dalam buku besar.
- Bagian piutang. Bagian ini mengerjakan kartu-kartu piutang dan membuat
daftar saldo yang dikirimkan kepada pihak ketiga , misalnya wajib pajak
untuk piutang pajak.
- Bagian faktur. Tugas bagian ini mengecek dan mengotrol jumlah barang
yang dikirimkan, membuat faktur penjualan dan dokumen pengiriman, serta
melaporkan informasi penjualan kepada bagian piutang dan bagian akuntansi
umum.
2.5. ORGANISASI
AKUNTANSI
KAS DAERAH

2.6. FORMULIR-
FORMULIR
DAN CATATAN-
CATATAN
DALAM TIAP
BAGIAN
Transaksi-
transaksi yang terjadi
dalam tiap bagian
organisasi serta
penyusunan daftar
formulir-formulir dan
mesin-mesin yang
harus digunakan
pada tiap transaksi
harus ditetapkan
sejak awal.Suatu
analisis atas transaksi
organisasi meliputi
studi terhadap
formulir-formulir
yang digunakan,
karyawan yang
terlibat, dan mesin-
mesin yang harus
digunakan.

Bagian-bagian yang terapat dalam suatu organisasi pada umumnya adalah :


a. Bagian Pembelian
b. Bagian Gudang
c. Bagian Penjualan
d. Bagian Keuangan atau Kas
e. Bagian Akuntansi Umum
f. Bagian Utang Dagang
g. Bagian Piutang Usaha
h. Bagian Perhitungan Biaya dan Harga Pokok
i. Bagian Gaji dan Upah
j. Bagian Teknik
k. Bagian Pegawai
l. Bagian Pemeliharaan
m. Bagian-bagian Pelayanan Publik
n. Bagian Anggaran
o. Bagian Umum
p. Dan bagian-bagian lainnya, tergantung pada jenis dan luasnya organisasi
Studi mengenai bagian-bagian fungsional dalam suatu organisasi, baik dari
organisasi yang sudah lama berdiri maupun yang baru, adalah penting untuk dilakukan
selama proses penyusunan sistem akuntansi. Daftar tersebut diatas harus dilengkapi
dengan daftar dari formulir-formulir yang digunakan di tiap bagian untuk mencatat
transaksi-transaksi yang terjadi serta informasi-informasi yang berhubungan dengan
formulir-formulir tersebut.

2.6.1. Formulir-Formulir
Dalam penyusunan sistem akuntansi, yang tidak kalah penting adalah perolehan
setiap jenis formulir yang digunakan atau yang akan digunakan untuk mengetahui :
a. Siapakah yang menyusun formulir tersebut
b. Siapakah yang mengecek, memverifikasi atau menyetujui formulir tersebut
c. Kebagian mana formulir tersebut dikirimkan
d. Siapa yang harus menerima formulir tersebut
e. Jurnal apa yang digunakan untuk mencatat formulir tersebut
f. Buku besar mana yang digunakan untuk mencatat formulir tersebut
g. Perkiraan mana yang dikerjakan untuk mencatat formulir tersebut
h. Mesin mana yang digunakan untuk mencatat formulir tersebut
i. Pengecekan internal seperti apa yang dijalankan melalui penggunaan formulir-
formulir
Mempelajari formulir-formulir pada kenyataannya adalah sangat diperlukan
dalam menganalisis sistem akuntansi dan prosedur yang digunakan dalam kegiatan
operasi organisasi.Mengeliminasi atau meniadakan, menggabungkan, ataupun
menyederhanakan penggunaan formulir-formulir perlu dilakukan agar sistem akuntansi
dapat berfungsi dengan lebih baik.

2.6.2. Catatan-Catatan Di Tiap Bagian Organisasi


Seperangkat formulir dan catatan merupakan pekerjaan rutin dalam suatu
sistem akuntansi di semua organisasi, termasuk di organisasi pemerintah.Ke semuanya
digunakan untuk menetapkan tanggungjawab dan sebagai bukti atas transaksi-
transaksi yang terjadi.Untuk menjamin bahwa formulir atau catatan akuntansi ang
tidak dibukukan, maka sebaiknya dibuat suatu bagan komprehensif untuk semua
formulir yang digunakan oleh organisasi.Kemudian, formulir-formulir yang
berhubungan dengan catatan akuntansi dianalisis sebagaimana dijelaskan berikut.
Bagan, dokumen-dokumen, dan catatan-catatan yang ada dalam bagian-bagian
organisasi terdiri atas :
a. Bagian pegawai
1. Aplikasi pekerjaan
2. Spesifikasi pekerjaaan
3. Administrasi kepegawaian
4. Catatan para pegawai/karyawan yang terlambat masuk dan yang tidak masuk
kerja
5. Catatan para karyawan yang mengundurkan diri dan yang diberhentikan

b. Bagian pemeliharaan
1. Kartu waktu harian

c. Bagian pembelian
1. Permintaan catatan harga
2. Pesanan pembelian.

d. Bagian pengendallan per persediaan:


1. Permintaan pembelian.
2. Laporan penerimaan barang.
3. Kartu persediaan kantor dan barang dagangan.

e. Bagian penjualan:
1. Slip penjualan tunai.
2. Slip penjualan kredit.
3. Slip penjualan penggantian (reimburse).
4. Nota kredit langganan untuk retur dan potongan penjualan.
f. Bagian ekspedisi dan penyerahan barang/dokumentasi:
1. Catatan kendaraan tiap hari.
2. Daftar pengepakan sopir.
3. Penerimaan ekspres.

g. Bagian pembukuan:
1. Laporan bulanan.
2. Laporan tahunan.

h. Bagian akuntansi:
1. Voucher atau voucher cek.
2. Daftar pembagian biaya untuk tiap bagian organisasi.
3. Catatan penilaian persediaan terus-menerus.
4. Daftar pembagian upah untuk tiap bagian organisasi.

i. Bagian gaji dan upah:


1. Daftar gaji dan upah.
2. Kartu pencatat waktu kerja.

j. Bagian umum
1. Voucher-voucher kas kecil.
2. Catatan pemakaian telepon ke luar-lokal.
3. Catatan pemakaian telepon ke luar-interlokal.
4. Catatan telegram ke luar.
5. Catatan penerimaan uang kas melalui pos.

k. Bagian kas:
1. Register kas yang menghitung upah kas tiap hari
2. Register kas yang mencatat penerimaan uang kas tiap hari
3. Penerimaan piutang-piutang slip penyetoran tiap hari.

l. Bagian kredit:
1. Persetujuan kredit.
2. Kotrak sewa.

m. Bagian keuangan:
1. Buku wesel bayar.
2. Buku wesel tagih.
3. Register cek untuk cek-cek yang dikeluarkan tiap hari
4. Indeks voucher para kreditor.

2.7. REGISTER, JURNAL, DAN BUKU BESAR YANG HARUS DIGUNAKAN


Jika seorang akuntan atau ahli sistem diminta untuk merevisi sistem yang ada,
maka mereka harus melakukan survei atas register, jurnal, dan buku besar yang
sekarang digunakan oleh orgaisasi pemerintah. Ketika hal ini diterapkan pada instalasi
yang sesunggguhnya, survey tersebut seharusnya menghasilkan daftar sementara atau
kertas kerja register, jurnal, dan buku besar yang rnenurut akuntan akan digunakan.
Jenis kertas kerja ini didesain untuk diterapkan dalam revisi sementara sistem
akuntansi yang ada.Tetapi, revisi sementara tersebut dapat segera diadaptasi dengan
instalasi sistem akuntansi yang sesungguhnya.Akuntan harus mengumpulkan
informasi-infornasi berikut ini dalam kertas kerja.

Prosedur pembukuan:
a. Formulir-formulir dan buku-buku yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan
pembukuan
b. Penggunaan jurnal.
c. Orang yang bertanggungjawab untuk mengerjakan jurnal atau register-register
tersebut.
d. Waktu rata-rata yang dibutuhkan setiap harinya untuk mengerjakan setiap jurnal
atau register.
e. Penggunaan buku besar.
f. Waktu rata-rata yang dibutuhkan setiap harinya untuk mengerjakan setiap jenis
buku besar.
Fase penyusunan sistern akuntansi tersebut di atas sangat penting karena fase
tersebut merupakan inti dari seluruh system akuntansi yang akan disusun.

2.8. PENGENDALIAN MANAJERIAL


Dalam bagian sebelurnnya, daftar transaksi dan forrnulir telah dipelajari.Studi
tersebut erat kaitannya dengan masalah pengendalian manajernen.Semakin banyak
orang bekerja dalam suatu organisasi, maka sernakin besar pula kernungkinan
terjadinya kesalahan dan kecurangan.Untuk mencegah terjadinya kesalahan dan
kecurangan serta menempatkan tanggung jawab atas pekerjaan yang harus dilakukan,
perlu suatu pengendalian manajernen. Pengendalian manajernen tersebut dibagi lebih
lanjut sebagai berikut:
a. Pengendalian kas diadakan untuk mengidentifikasikan:
1. Sumber penerimaan kas, seperti pemungutan pendapatan, penagihan,
perimaan piutang, dan lain-lain.
2. Bentuk uang kas yang diterima, seperti uang kertas dan uang logam, cek,
wesel pos, dan lain-lain.
3. Di mana dan bilamana uang kas disimpan.
4. Metode verifikasi penerimaan kas.
5. Metode verifikasi pcngeluaran kas.
6. Apakah digunakan sistem voucher untuk pembayaran kas dan pengendalian
nya.
7. Metode penanganan pembayaran kas kecil.
8. Metode penanganan kas unit kerja atau dinas.
9. Para pengawas atau orang-orang yang bertanggung jawab terhadap
penanganan kas.
10. Metode diadakannya pengecekan internal untuk kas, serta formulir dan
buku-buku yang digunakan.
b. Pengendalian persediaan diadakan untuk mengidentifikasikan:
1. Persediaan mana yang harus ditangani dan berapa besarnya investasi rata-
rata dalam setiap jenis persediaan berikut: bahan habis pakai, barang
dagangan, barang dagangan di unit kerja atau dinas, suku cadang, barang
konsinyasi, bangunan yang masih dalam tahap konstruksi, dan bahan
penolong.
2. Pengawas-pengawas atau karyawan-karyawan yang bertanggung-jawab atas
persediaan.
3. Apakah biaya pengangkutan ditambahkan pada nilal persediaan.
4. Kapan dilakukan pemeriksaan fisik atas persediaan.
5. Apakah digunakan sistem persediaan terusmenerus/permanen dan apakah
sistem tersebut hanya mencatat kuantitas ataukah juga dengan harga.
6. Apakah ditetapkan kuantitas persediaan minimal dan maksimal untuk setiap
jenis persediaan.
7. Bagaimana fungsi-fungsi berikut digunakan untuk mengendalikan
persediaan: .
 Metode pemesanan barang.
 Metode penerimaan barang.
 Metode penyimpanan barang.
 Metode pengeluaran barang
 Metode penilaian barang
8. Metode pengecekan internal yang telah ditetapkan untuk mencegah
kecurangan atau pencurian
9. Formulir- formulir dan buku-buku yang digunakan untuk mengendalikan
persediaan.
c. Pengendalian belania atau biaya diadakan untuk mengidentifikasikan:
1. Biaya apa saja yang termasuk dalam pembelian, penjualan administrasi,
keuangan, pemeliharaan sarana dan prasarana publik, dan sebagainya.
2. Ketepatan pencatatan dari :
 Biaya pengangkutan masuk.
 Biaya pengangkutan keluar.
 Retur pembelian.
 Potongan pemhclian.
 Komisi.
 Penyusutan.
 Depresiasi.
 Penghapusan piutang.
 Masalah-masalah khusus lainnya.
3. Perkiraan-perkiraan pengendali yang digunakan untuk biaya.
4. Pengecekan internal yang digunakan.
5. Siapa yang bertanggung jawab untuk pengendalian biaya.
6. Bagaimana biaya-biaya dianalisis dan dialokasikan.
7. Bagaimana biaya-biaya dapat dikurangkan.
8. Formulir-formulir dan buku-buku yang digunakan.
d. Pengendalian gaji dan upah diadakan untuk mengidentifikasikan :
1. Metode pengawasan pemasukan kartu-kartu dalam mesin absensi.
2. Pengaturan gaji dan upah yang berlaku, apakah tarif upah harian, upah
satuan, upah kelompok waktu, atau upah insentif.
3. Orang-orang yang mengisi kartu-kartu waktu.
4. Orang-orang yang memverifikasi kartu-kartu waktu sebelum dikirimkan ke
bagian gaji dan upah.
5. Formulir-formulir dan buku-buku yang digunakan oleh bagian gaji dan upah.
6. Orang-orang yang bertanggung jawab untuk menyetujui daftar gaji dan upah
serta pernbayarannya kepada para pegawai atau karyawan.
7. Metode pembayaran gaji atau upah apakah dengan uang kontan atau cek.
8. Pengecekan internal yang digunakan untuk mcncegah kecurangan dan
pencurian.
e. Pengendalian putang pendapatan atau piutang usaha diadakan untuk
mengidentifikasikan :
1. Bagaimana cara membedakan antara piutang pendapatan dengan piutang
atas penyelenggarahan pemerintahan
2. Jumlah pendapalan daerah dalam satu periode.
3. Sistem bagi basil seperti yang digunakan dalam perhitungan penerimaan
pajak pemerintah pusat.
4. Syarat-syarat kredit penjualan.
5. Siapa yang menyetujui perintah penjualan kredit.
6. Metode yang digunakan dalam membuat faktur-faktur penjualan.
7. Apakah dalam menetapkan besarnya cadangan penghapusan piutang disusun
daftar piutang-piutang menurut umurnya.
8. Sumber pos debit dalam perkiraan piutang.
9. Sumber pos kredit dalam perkiraan piutang.
10. Apakah perkiraan pengengendali piutang pendapatan dalam buku besar
umum dicocokkan dengan perkiraan masing-masing pendapatan tiap hari,
minggu, atau bulan.
11. Para pengawas atau karyawan yang bertanggung jawab terhadap penanganan
piutang pendapatan.
12. Pengecekan internal yang digunakan untuk mencegah kecurangan dan
kesalahan.
13. Formulir-formulir dan huku-buku yang digunakan.
f. Pengendalian wesel tagih diadakan untuk mengidentifikasikan:
1. Jumlah wesel tagih yang diterima tiap bulan.
2. Siapa yang menyetujui penerimaan wesel tagih.
3. Tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mengamankan wesel tagih
4. Siapa yang bertanggungjawab untuk menyimpan wesel tagih
5. Tindakan-tindakan yang dilakukan untuk menagih wesel tagih
6. Metode pengecekan internal yang digunakan
7. Formulir-formulir dan buku-buku yang digunakan
g. Pengendalian atas efek-efek atau surat berharga yang dimiliki diadakan untuk
mengidenfikasikan:
1. Siapa yang bertugas untuk membeli dan menjual efek
2. Tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mengamankan efek-efek dan siapa
yang bertanggungjawab
3. Pengecekan internal yang digunakan
4. Formulir-formulir dan buku-buku yang digunakan
h. Pengendalian akilva tetap diadakan untuk mengidentitikasikan:
1. Klasifikasi aktiva tetap yang meliputi tanah, bangunan, mesin, kendaraan dan
lain-lain.
2. Nama perkiraan pengendalian khusus.
3. Buku besar pembantu yang diadakan untuk mencatat aktiva-aktiva tetap
4. Metode penyusutan atan metode depresi yang digunakan.
5. Nilai buku aktiva dibandingkan dengan nilal pasarnya.
6. Orang-orang yang bertanggung jawab mengerjakan buku-buku tersebut
7. Metode pengecekan internal yang digunakan.
8. Formulir-lormulir dan buku-buku yang digunakan.
i. Pengendalian belanja atau biaya diadakan untuk mengidentitikasikan:
1. Biaya per unit barang untuk setiap belanja atau pembelian yang dilakukan.
2. Bagian-bagian yang terlibat.
3. Cara mengendalikan biaya pembelian atan belanja barang.
4. Metode yang di gun akan uniuk niengumpulkan biaya pembelian atau barang
dan pengalokasiannya terhadap setiap barang.
5. Metode yang digunakan untuk mengendalikan persediaan harang.
6. Apa saja laporan biaya yang harus disusun dan kegunaan dari masing-masing
laporan.
7. Orang-orang yang bertanggung jawab dalam berbagai fase pekerjaan
pengumpulan biaya.
8. Pengecekan internal untuk pengendalian biaya.
9. Formulir-formulir dan buku-buku yang digunakan.
j. Pengendalian anggaran diciptakan untuk mengidentifikasikan:
1. Personalia dan komite pengendalian anggaran.
2. Metode pengumpulan dan penyusunan anggaran, yang meliputi anggaran:
 Pendapatan
 Pembelian.
 Kas.
 Pembangunan/konstruksi
 Pengeluaran
 Daftar belanja atau biaya
 Daftar neraca dan daftar pendapatan yang diproyeksikan
3. Metode revisi anggaran
4. Metode pelaporan perbandingan antara anggaran dengan hasil-hasil yang
sebenarnya.
5. Formulir-formulir dan huku -huku yang digunakan.
k. Pengendalian bagian akuntansi diciptakan untuk mengidentiflkasikan:
1. Rencana organisasi karyawan bagian akuntansi.
2. Dasar akuntansi yang digunakan, apakah dasar akrual atau dasar kas (pos
pos transitoris dan antisipasi).
3. Formulir-formulir dan catatan-catatan yang diterima dari bagian-bagian lain.
4. Mesin-mesin yang digunakan dalam pekerjaan akuntansi.
l. Pengendalian melalui pemeriksaan buku-buku diadakan untuk
mengidentifikasikan:
1. Jangka waktu pemeriksaan (internal).
2. Siapa yang melakukan pengawasan.
3. Sifat pemeriksaan (eksternal), seperti pemeriksaan kas, pemeriksaan
terperinci dan pemeriksaan atas daftar neraca.
4. Jangka waktu pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan eksternal.

Data pengendalian fungsional tersebut di atas adalah penting sebagai latar


belakang fungsional sangat penting dan pendukung penyusunan sistem akuntansi yang
baik oleh akuntan atau ahli sistem.Sistem akuntansi yang baik harus mencakup rencana
manajemen, pengendalian-pengendalian yang diciptakan, karyawan yang terlibat
dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, serta formulir-formulir dan buku-buku yang harus
digunakan. Setelah memiliki informasi-informasi dasar tersebut, akuntan atau ahli
sistem sudah dapat merencanakan jumal buku besar, dan daftar-daftar (laporan-
laporan) yang akan digunakan dalam sistem akuntansi yang disusunnya.

2.9. KODE REKENING


a. Kode rekening untuk menyusun neraca terdiri atas kode akun aktiva, kode
akun kewajiban, dan kode akun ekuitas.
b. Kode rekening untuk menyusun laporan realisasi anggaran terdiri atas kode
akun pendapatan, kode akun belanja, dan kode akun pembiayaan.

Kode-kode rekening tersebut disusun dengan memperhatikan kepentingan


penyusunan laporan statistik keuangan daerah/negara. Semua transaksi dan/atau
kejadian keuangan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah
dicatat pada jurnal berdasarkan bukti transaksi yang sah. Pencatatan dilakukan secara
kronologis sesuai dengan waktu terjadinya transaksi dan/atau kejadian keuangan.
Transaksi atau kejadian keuangan yang telah dicatat dalam jurnal selanjutnya secara
periodik diposting ke dalam buku besar sesuai dengan rekening yang bersangkutan.
Buku besar tersebut kemudian ditutup dan diringkas pada setiap akhir periode sesuai
dengan kebutuhan. Saldo akhir setiap periode dipindahkan menjadi saldo awal periode
berikutnya. Buku besar dapat dilengkapi dengan buku besar pembantu sebagai alat uji
silang dan kelengkapan informasi rekening tertentu. Buku besar pembantu tersebut
berisi rincian akun yang telah dicatat dalam buku besar.

2.10. LAPORAN STATISTIK DAN AKUNTANSI


Sistem akuntansi suatu organisasi dibuat berdasarkan laporan dan pernyataan
yang dibutuhkan oleh pengendali manajerial, publik, pemerintahan. Untuk alasan ini,
beberapa akuntan dan ahli sistem, dalam mengembangkan sistem akuntansi, lebih
memilih penekanan pada pernyataan dan laporan (statement and report) yang
dibutuhkan kemudian mengembangkan pekerjaannya pada transaksi, jurnal dan buku
besar yang terdapat pada organisasi.
Sebagaimana disebut di awal, salah satu tujuan dari pekerjaan akuntansi adalah
menyiapkan laporan statistik dan akuntansi. Masalah yang dihadapi akuntan atau ahli
sitem dalam menyusun sistem akuntansi adalah menentukan bentuk laporan seperti
apa yang akan disajikan sehingga dapat bermanfaat untuk kegiatan operasi atau bisnis
suatu organisasi. Akuntan atau ahli sistem juga harus mengetahui seberapa sering
pelaporan perlu disajikan. Kertas kerja penyusunan sistem seharusnya memuat
pernyataan dan statistik (statement and statistical report) yang perlu disajikan.
Penggunaan kertas kerja dan pernyataan serta laporan statistik seharusnya diselidiki
untuk menentukan bahwa pernyataan dan laporan statistik benar-benar penting dan
bukan hanya untuk memenuhi kepentingan manajemen. Bagian kertas kerja untuk
pernyataan dan laporan statistik akan ditunjukkan dibagian berikutnya.

Laporan Akuntansi dan Statistik


a. Neraca
b. Laporan surplus/defisit
c. Jadwal pendukung
d. Laporan departemen dan perbandingannya
e. Frekuensi penyajian laporan

Laporan Pajak
Laporan pajak terdiri atas laporan pajak penghasilan, kekayaan, penghasilan
karyawan, pertambahan nilai, penjualan atas barang mewah, dan pajak-pajak lainnya
yang disampaikan kepada instansi-instansi pemerintah, seperti departemen
perdagangan, departemen perindustrian, pemerintah kota madya, dll. Daftar yang
disarankan dan pernyataan akuntansi dan laporan statistik, frekuensi, dan lokasi
penyajian laporan adalah sebagai berikut :
a. Penghasilan – pemerintah pusat dan daerah
b. Gaji – pemerintah pusat dan daerah
c. Laporan lainnya untuk pemerintah

Kertas kerja yang berisi laporan akuntansi dan statistik akan terlihat sebagai
berikut :
a. Laporan-laporan akuntansi
1. Disusun tiap bulan
a. Daftar pendapatan :
- Kumulatif terperinci untuk tahun yang bersangkutan sampai tanggal
penyusunan
- Komparatif terperinci untuk tiap bulan dan tahun yang bersangkutan
sampai tanggal penyusunan
- Komparatif/perbandingan yang diringkaskan untuk tiap bulan dan
kumulatif, sampai tanggal penyusunan dengan analisis presentase
b. Daftar akumulasi biaya atau belanja barang
c. Daftar akumulasi surplus/defisit
d. Daftar neraca :
- Jadwal pendukung
- Laporan departemen dan perbandingan
- Frekuensi penyajian laporan
- Bentuk yang biasa
- Bentuk perbandingan (komparatif) menurut bulan
2. Disusun tiap tahun
a. Daftar penerimaan
b. Daftar pendapatan
c. Daftar pendapatan yang diterima dimuka
d. Daftar akumulasi belanja atau biaya barang
e. Daftar neraca

b. Laporan statistik
1. Disusun tiap bulan
a. Menurut bagiannya :
- Analisis penerimaan
- Analisis potongan penerimaan
- Analisis presentase surplus bruto

b. Analisis perbandingan bagian untuk :


- Jumlah hasil pendapatan
- Akumulasi biaya per unit barang atau persediaan
- Jumlah surplus bruto
c. Kecepatan peredaran persediaan barang
d. Analisis retur dan potongan pembelian
e. Kecepatan peredaran tenaga kerja
f. Catatan kilometer yang ditempuh oleh kendaraan dinas
g. Biaya kendaraan dinas per kilometer yang ditempuh
h. Dana kerja neto dan analisis rasio dari ruang iklan yang dibeli
i. Biaya pembeliaan
j. Perbandingan anggaran

2. Disusun tiap tahun


a. Ikhtisar untuk 12 bulan dan semua laporan statistik bulanan
b. Kecepatan peredaran jumlah surat berharga
c. Analisis umur piutang usaha

2.11. KERTAS KERJA PENYUSUNAN SISTEM AKUNTANSI


Kertas kerja yang diberikan diatas hanya digunakan sebagai pedoman dan daftar
pengecekan guna memastikan bahwa semua informasi yang dibutuhkan telah
dikumpulkan. Dibawah ini disajikan kertas kerja penyusunan sistem akuntansi yang
lengkap.

Kertas Kerja Penyusunan Sistem Akuntansi


a. Pengorganisasian, klasifikasi, dan permodalan
1. Nama dan alamat organisasi
2. Jenis organisasi
3. Asosiasi perdagangan dan organisasi
4. Bentuk pemilikan
5. Nama para pemilik
6. Permodalan
7. Pinjaman obligasi
b. Organisasi departemen dan susunan karyawan
1. Jenis dari organisasi secara administratif
2. Pembagian organisasi dalam unit kerja atau bagian
3. Bagian-bagian yang ada dalam organisasi
4. Susunan karyawan dalam organisasi
5. Keinginan-keinginan khusus dari pemimpin organisasi yang berkaitan
dengan sistem akuntansi
c. Buku-buku dan transaksi di tiap bagian
1. Daftar nama bagian-bagian yang ada dalam organisasi
2. Formulir-formulir yang digunakan ditiap bagian
d. Pengendalian manajemen
1. Pengendalian kas
2. Pengendalian persediaan
3. Pengendalian belanja atau biaya
4. Pengendalian gaji dan upah
5. Pengendalian piutang pendapatan
6. Pengendalian wesel tagih
7. Pengendalian surat berharga yang dimiliki
8. Pengendalian aktiva tetap
9. Pengendalian unit biaya
10. Pengendalian anggaran
11. Pengendalian bagian akuntansi
12. Program pemeriksaan internal
13. Program pemeriksaan eksternal
e. Register, jurnal dan buku besar yang harus digunakan
1. Buku-buku harian/ jurnal yang harus digunakan :
- Jurnal penerimaan kas
- Jurnal pengeluaran kas atau register cek
- Jurnal penjualan atau register penjualan
- Jurnal pembelian atau register voucher
- Jurnal retur dan potongan pembelian
- Jurnal retur dan potongan penjualan
- Register gaji dan upah
- Register wesel tagih
- Register wesel bayar
2. Buku-buku besar yang harus digunakan :
- Buku besar
- Buku besar pembantu piutang usaha
- Buku besar pembantu utang
- Buku besar pembantu gudang atau persediaan
- Buku besar pembantu aktiva tetap
- Buku besar pembantu biaya penjualan
- Buku besar pembantu biaya administrasi dan umum
f. Bagan perkiraan dan nomer-nomer kode
1. Klarifikasi kode, nomor, huruf, atau kombinasi antara nomor dan huruf
2. Pengelompokkan perkiraan-perkiraan dalam kode
- Pendapatan
- Belanja atau biaya
- Aktiva
- Kewajiban atau utang
g. Penggunaan mesin
1. Mesin kulkasi
2. Mesin pembukuan
3. Mesin jurnal
4. Mesin stensil
5. Mesin pemformat kartu atau dokumen
6. Mesin fotocopy
7. komputer
h. Laporan-laporan akuntansi dan statistik
1. Daftar neraca
2. Daftar pendapatan
3. Daftar belanja atau biaya barang
4. Daftar-daftar pendukung atau pelengkap
5. Laporan dan perbandingan tiap-tiap bagian atau unit kerja
6. Laporan pajak

Anda mungkin juga menyukai