Anda di halaman 1dari 24

SKENARIO 2

KUNJUNGAN KE RUMAH PASIEN DENGAN GANGGUAN


PERNAPASAN
BLOK KEDOKTERAN KELUARGA

KELOMPOK A-11
Ketua

: Lindah Syafaastuti

(1102011141)

Sekretaris

: Finda Safitri

(1102011106)

Anggota

:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Betha Nurvia
Farida Fidyaningrum
Ferika Pratami
Ferry Juniansyah
Fitriano Haniwieko
Gabby Rachedia
Laksmi Rizka Afiani

(1102010048)
(1102011099)
(1102011104)
(1102011105)
(1102011108)
(1102010107)
(1102011140)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI


TAHUN AJARAN 2014/2015
SKENARIO 2
KUNJUNGAN RUMAH PASIEN DENGAN GANGGUAN PERNAFASAN
Seseorang dokter berkunjung ke rumah pasien anak laki-laki, berumur 8 tahun dengan
keluan sesak nafas berulang. Keluhan seperti ini timbul hampir setiap hari sehingga dokter ingin
mengunjungi rumah pasien untuk mengetahui lebih jauh tentang kondisi pasien dan keluarganya.

Pasien tinggal di sebuah rumah dengan ukuran 4 x 7 meter bersama keluarganya yang
terdiri dari ayah ibu dan dua orang kakak yang berumur 12 dan 14 tahun. Selain itu dirumah
tersebut tinggallah kakek dan neneknya (orang tua dari ayah). Kondisi dalam rumah kurang
pencahayaan dan ventilasi.
Kakek dan ibu dari pasien mempunyai riwayat asma bronchial. Kakek dan ayahnya
adalah perokok berat.
Ayah pasien adalah lulusan SMP yang bekerja sebagai seorang buruh bangunan yang
merupakan sumber pencari nafkah dalam keluarga. Ibu pasien adalah seorang lulusan SD yang
bekerja sebagai tukang cuci pakaian di rumah tetangganya, sedangkan kakek dan neneknya tidak
kerja. Kedua orangtua pasien sibuk dengan pekerjaannya sehingga pasien kurang mendapat
perhatian yang baik. Karena kondisi ekonomi yang kurang pasien sering terlambat berobat ke
dokter.
Sebagai dokter keluarga bagaimana pandangan saudara terhadap keluarga ini
dalam kaitannya dengan penyakit yang diderita anggota keluarga tersebut ?
Sebagai dokter muslim, bagaimana pandangan saudara terhadap keluarga ini dan
bagaimana hak dan kewajiban pasien baik sebagai individu maupun sebagai anggota
keluarga?

SASARAN BELAJAR
1. Memahami dan menjelaskan Konsep dan Struktur Keluarga
1.1.
Definisi Keluarga
1.2.
Bentuk Keluarga
1.3.
Fungsi Keluarga
1.4.
Siklus Kehidupan Keluarga
1.5.
Dinamika Keluarga
1

2. Memahami dan menjelaskan Mekanisme yang Mendasari berbagai gangguan serta Faktor
Eksternal yang Mempengaruhi Masalah Kesehatan Keluarga
3. Memahami dan menjelaskan Konsep Keluarga Islami
4. Memahami dan menjelaskan Hak dan Kewajiban dalam Merawat Orang Sakit

KATA SULIT
Keluarga adalah kumpulan 2 orang atau lebih yang hidup bersama dengan ikatan aturan dan
emosional.

PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Apakah peranan keluarga dalam masalah kesehatan?
Untuk memberi asuhan, pencegahan, menjaga lingkungan keluarga.
2. Apakah penyebab anak mengalami sesak berulang?
2

Faktor internal seperti keluarga, dan faktor eksternal yaitu lingkungan.


3. Apa hubungan ibu pasien dengan riwayat asma?
Faktor keturunan hipersensitivitas yang dipicu oleh lingkungan.
4. Bagaimanakah rumah yang ideal?
Rumah yang sehat; memiliki ventilasi yang baik, mand-cuci-kakus yang baik, ada sinar
matahari, pembuangan sampah yang baik, unggas dipisah 10m dari rumah inti.
5. Apakah fungsi keluarga?
Saling mengayomi, memberikan pendidikan, sebagai tempat berlindung dan kasih sayang,
dll.
6. Mengapa kakak pasien tidak menderita penyakit yang sama?
Kemungkinan memiliki imuntas yang lebih kuat, dan kakak mungkin tidak terpengaruh
dengan faktor genetik.
7. Apakah hak dan kewajiban keluarga?
Memiliki kewajiban untuk menciptakan keluarga harmonis, dan samawa. Memiliki hak untuk
mendapat perlindungan, memberi pendidikan, dll.
8. Apa akibat dari pasien terlambat datang ke dokter?
Penyakit bisa menjadi lebih berat.
9. Apakah pengaruh lingkungan, pendidikan, dan ekonomi terhadap keluarga?
Lingkungan: tidak ada pertukaran udara, asap rokok, pencahayaan kurang, lingkungan padat
penduduk.
Pendidikan: pengetahuan tentang kesehatan kurang
Ekonomi: kurangnya pendapatan sehingga tidak bisa membeli obat , rumah tidak layak.
10. Bagaimana keluarga dalam Islam?
Keluarga samawa.
11. Bagaimana kewajiban keluarga terhadap pasien?
Merawat yang sakit, mengatur pola hidup.
12. Keluarga ini termasuk keluarga apa?
Keluarga tradisonal, extended family.

HIPOTESIS

Keluarga adalah kumpulan 2 orang atau lebih yang hidup bersama dengan ikatan aturan dan
emosional. Keluarga merupakan tempat untuk saling mengayomi, memberikan pendidikan,
sebagai tempat berlindung dan kasih sayang, dan sebagainya. Dalam kasus, keluarga ini
terdiri dari keluarga inti disertai kakek, nenek, om dan tante sehingga dapat digolongkan
sebagai keluarga extended. Permasalahan yang terjadi dalam keluarga ini meliputi masalah
faktor internal berupa genektik atau keturunan asma, serta faktor eksternal seperti paapran
asap rokok, rumah dengan lingkungan padat penduduk, ventilasi yang kurang memadai,
pencahayaan yang kurang untuk mematikan bakteri, serta aliran udara yang buruk. Oleh
karena itu, anak menjadi sakit. Peran keluarga dalam kesehatan dan Islam untuk
menghadapinya yaitu dengan memberi asuhan yang baik, melakukan pencegahan terhadap
3

timbulnya penyakit, menjaga lingkungan keluarga, serta menciptakan keluarga yang samawa.
Karena fungsi keluarga sendiri adalah tempat untuk saling mengayomi, memberikan
pendidikan, sebagai tempat berlindung dan kasih sayang, dan sebagainya. Peranan yang
dilakukan seorang dokter keluarga adalah melakukan pencegahan berupa edukasi keluarga,
demonstrasi, dan penyuluhan kesehatan, serta paya kuratif dan evaluasi.

1. Memahami dan Menjelaskan Konsep dan Struktur Keluarga


1.1.

DEFINISI KELUARGA

Duvall dan Logan (1986) : Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
Bailon dan Maglaya (1978) : Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup
dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau
adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran
masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Departemen Kesehatan RI (1988) : Keluarga merupakan unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul
4

dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
1.2.

BENTUK KELUARGA

Tradisional
a. The nuclear family (keluarga inti) : Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan
anak.
b. The dyad family : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang
hidup bersama dalam satu rumah
c. Keluarga usila : Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan
anak sudah memisahkan diri
d. The childless family : Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan
untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena
mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar) : Keluarga yang terdiri dari tiga
generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai:
paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)
f. The single-parent family (keluarga duda/janda) : Keluarga yang terdiri dari
satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui
proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)
g. Commuter family : Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah
satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar
kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
h. Multigenerational family : Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok
umur yang tinggal bersama dalam satu rumah
i. Kin-network family : Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah
atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan
yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)

j. Blended family : Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah
kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family : Keluarga yang terdiri dari
orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi),
seperti : perceraian atau ditinggal mati

Non-Tradisional :
a. The unmarried teenage mother : Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama
ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
b. The stepparent family : Keluarga dengan orangtua tiri
c. Commune family : Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak
ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan
fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui
aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family : Keluarga yang hidup bersama
berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
e. Gay and lesbian families : Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup
bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners)
f. Cohabitating couple : Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
perkawinan karena beberapa alasan tertentu
g. Group-marriage family : Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat
rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang
lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya
h. Group network family : Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai,
hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang
rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan
anaknya
i. Foster family : Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut
perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya
6

j. Homeless family : Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai


perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan
keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental
k. Gang : Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi
berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

1.3. FUNGSI KELUARGA


Menurut BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) bahwa fungsi
keluarga dibagi menjadi 8. Fungsi keluarga yang dikemukakan oleh BKKBN ini
senada dengan fungsi keluarga menurut Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994,
yaitu :
1. Fungsi Keagamaan
yaitu dengan memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain
dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan bahwa
ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di
dunia ini.
2. Fungsi Sosial Budaya
Dilakukan dengan membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma
tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai
budaya keluarga
3. Fungsi Cinta Kasih
Diberikan dalam bentuk memberikan kasih sayang dan rasa aman, serta
memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
4. Fungsi Melindungi
Bertujuan untuk melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik,
sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
5. Fungsi Reproduksi
Merupakan fungsi yang bertujuan untuk meneruskan keturunan, memelihara dan
membesarkan anak, memelihara dan merawat anggota keluarga
6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Merupakan fungsi dalam keluarga yang dilakukan dengan cara mendidik anak
sesuai dengan tingkat perkembangannya, menyekolahkan anak. Sosialisasi dalam
keluarga juga dilakukan untuk mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat
yang baik
7. Fungsi ekonomi
Adalah serangkaian dari fungsi lain yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah
keluarga. Fungsi ini dilakukan dengan cara mencari sumber-sumber penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan
keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan menabung untuk memenuhi
kebutuhan keluarga di masa datang.
8. Fungsi Pembinaan Lingkungan
7

Memberikan kepada setiap keluarga kemampuan menempatkan diri secara serasi,


selaras, seimbang sesuai dengan daya dukung alam dan lingkungan yang berubah
secara dinamis..

1.4.

SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA

Siklus Hidup Keluarga (Family Life Cycle) adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan perubahan-perubahan dalam jumlah anggota, komposisi dan fungsi
keluarga sepanjang hidupnya. Siklus hidup keluarga juga merupakan gambaran
rangkaian tahapan yang akan terjadi atau diprediksi yang dialami kebanyakan
keluarga.
Siklus hidup keluarga terdiri dari variabel yang dibuat secara sistematis
menggabungkan variable demografik yaitu status pernikahan, ukuran keluarga, umur
anggota keluarga, dan status pekerjaan kepala keluarga.

Duvall (1067) mengklasifikasikan siklus kehidupan keluarga menjadi 8 tahap yaitu :


1) Tahap awal perkawinan (newly married), suatu pasangan yang baru saja kawin
dan belum mempunyai anak.
2) Tahap keluarga dengan bayi (birth of the first child), keluarga tersebut telah
mempunyai bayi, dapat satu atau dua orang.
3) Tahap keluarga dengan anak usia prasekolah (family with preschool children),
keluarga tersebut telah mempunyai anak dengan usia prasekolah (30 bulan sampai
6 tahun).
4) Tahap keluarga dengan anak usia sekolah (family with children in school),
keluarga tersebut telah mempunyai anak dengan usia sekolah (6-13 tahun).
5) Tahap keluarga dengan anak usia remaja (family with teenager), keluarga tersebut
telah mempunyai anak dengan usia remaja (13-20 tahun).
6) Tahap keluarga dengan anak-anak yang meninggalkan keluarga (family as
launching centre), satu persatu anak meninggalkan keluarga, dimulai oleh anak
tertua dan diakhiri oleh anak terkecil.
7) Tahap orang tua usia menengah (parent alone in middle years), semua anak telah
meninggalkan keluarga, tinggal suami istri usia menengah.
8) Tahap keluarga usia jompo (aging family members), suami istri telah berusia
lanjut sampai dengan meninggal dunia.
Menurut Carter & McGoldrik ada 6 tingkat perkembangan keluarga:
1. Keluarga antara: dewasa muda, belum menikah.
2. Penyatuan keluarga dengan pernikahan (pasangan baru menikah).
3. Keluarga dengan anak kecil (bayi-usia sekolah).
4. Keluarga dengan anak remaja.
8

5. Keluarga melepaskan anak dan pindah.


6. Keluarga dalam kehidupan terakhir. Tidak ada tahap yang diidentifikasi.

1.5.

DINAMIKA KELUARGA

Adanya interaksi (hubungan) antara individu dengan lingkungan sehingga


tersebut dapat diterima dan menyesuaikan diri baik dalam lingkungan keluarga
maupun kelompok sosial yang sama.
Dinamika keluarga adalah interaksi atau hubungan pasien dengan anggota
keluarganya dan juga bisa mengetahui bagaimana kondisi keluarga di lingkungan
sekitarnya. Keluarga diharapkan mampu memberikan dukungan dalam upaya
kesembuhan pasien.
Ada empat aspek yang selalu muncul dalam dinamika keluarga
- Pertama, tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan idea tentang diri sendiri
yang biasa dikenal dengan harga diri atau self-esteem.
- Kedua, tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan pendapat
dan pikiran mereka yang dikenal dengan komunikasi.
- Ketiga, tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur bagaimana
mereka seharusnya merasa dan bertindak yang berkembang sebagai sistem
nilai keluarga.
- Yang terakhir, tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan orang
luar dan institusi di luar keluarga yang dikenal sebagai jalur ke masyarakat.

GENOGRAM

Genogram adalah suatu alat bantu berupa peta skema (visual map) dari silsilah
keluarga pasien yang berguna bagi pemberi layanan kesehatan untuk segera
mendapatkan informasi tentang nama anggota keluarga pasien, kualitas hubungan
antar anggota keluarga. Genogram adalah biopsikososial pohon keluarga, yang
mencatat tentang siklus kehidupan keluarga, riwayat sakit di dalam keluarga serta
hubungan antar anggota keluarga.
Di dalam genogram berisi : nama, umur, status menikah, riwayat perkawinan,
anak-anak, keluarga satu rumah, penyakit-penyakit spesifik, tahun meninggal,
dan pekerjaan. Juga terdapat informasi tentang hubungan emosional, jarak atau
konflik antar anggota keluarga, hubungan penting dengan profesional yang lain serta
9

informasi-informasi lain yang relevan. Dengan genogram dapat digunakan juga


untuk menyaring kemungkinan adanya kekerasan (abuse) di dalam keluarga.
Genogram idealnya diisi sejak kunjungan pertama anggota keluarga, dan selalu
dilengkapi (update) setiap ada informasi baru tentang anggota keluarga pada
kunjungan-kunjungan selanjutnya. Dalam teori sistem keluarga dinyatakan bahwa
keluarga sebagai sistem yang saling berinteraksi dalam suatu unit emosional. Setiap
kejadian emosional keluarga dapat mempengaruhi atau melibatkan sediktnya 3
generasi keluarga. Sehingga idealnya, genogram dibuat minimal untuk 3 generasi.
Dengan demikian, genogram dapat membantu dokter untuk :

mendapat informasi dengan cepat tentang data yang terintegrasi antara kesehatan
fisik dan mental di dalam keluarga

pola multigenerasi dari penyakit dan disfungsi

10

Gambar 1. Genogram

11

Gambar 2. Hubungan antar anggota keluarga

2. Memahami dan Menjelaskan Mekanisme yang Mendasari Berbagai Gangguan


Serta Faktor External yang Mempengaruhi Masalah Kesehatan keluarga

Timbulnya penyakit disebabkan oleh ketidakseimbangan antara factor penjamu


(host ), factor agen penyakit, dan factor lingkungan
a. Factor host
Host adalah seseorang yang mempunyai resiko untuk terkena suatu penyakit.
12

Resiko internal :

Genetic

Umur ; sesorang anggota keluarga dengan usia yang lebih tua cenderung lebih
perhatian terhadap anggota keluarga yang lain

Pendidikan : makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah meneriam


informasi sehingga makin banyak penetahuan yang dimiliki

Pekerjaan

Sex

Fisiologi tubuh

Keadaan imunologia

Tingkah laku

Resiko eksternal

Lingkungan

Kebudayaan

Kepercayaan

Ras

Social ekonomi

b. Factor agen
Agen adalah suatu unsure, organisme hidup atau kuman infektif yang dapat
menyebabkan terjadinya suatu penyakit
c. Factor nutrisi

Kimiawi

13

Fisik

Biologis

Unhealthy behaviour

d. Factor lingkungan
Lingkungan adalah semua factor luar dari suatu individu yang dapat berupa
lingkungan fisik, biologis, dan social. Sesungguhnya keadaan keluarga secara
keseluruhan memang mempunyai pengaruh yang amat besar terhadap kesehatan
setiap anggota keluarga. Pengaruh tersebut dapat dilihat paling tidak pada lima hal :
1. Penyakit keturunan
Setiap orang pada dasarnya adalah hasil interaksi antara berbagai factor genetic
(fungsi reproduksi). Apabila ditemukan kelainan tertentu pada factor genetic
tersebut, yang antara lain muncul karena perkawinan (tahap awal dari siklus
keluarga) maka tidaklah sulit dipahami bahwa orang tersebut dapat menderita
penyakit keturunan tertentu pula.
2. Perkembangan bayi dan anak
Sekalipun pada dasarnya keadaan fisik dan mental bayi serta anak mempunyai
kemampuan mengatasi berbagai pengaruh lingkungan, tetapi pengalaman
membuktikan jika bayi dan anak tersebut maka perkembangan bayi dan anak
tersebut akan terganggu, baik perkembangan fisik maupun perilakunya.
3. Penyebaran penyakit
Apabila dilingkungan keluarga terdapat penderita penyakit infeksi maka tidaklah
sulit diperkirakan bahwa anggota keluarga yang lain akan mudah terserang
penyakit tersebut
4. Pola penyakit dan kematian
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa seseorang yang hiduo membujang
atau bercerai (siklus kehidupan keluarga) cenderung memperlihatkan angka
penyakit dan kematian yang lebih tinggi daripada mereka yang berkeluarga.
5. Proses penyembuhan penyakit
14

Proses penyembuhan penyakit anak-anak yang menderita penyakit kronis jauh


lebih baik pada keluarga dengan fungsi keluarga yang sehat daripada keluarga
dengan fungsi keluarga yang sakit

Mandala diagram Kesehatan adalah cara lain untuk menafsirkan definisi diperluas
kesehatan.

Gambar 3. Mandala of health

3. Memahami dan Menjelaskan Konsep Keluarga Islami


Keluarga muslim adalah keluarga yang meletakkan segala aktivitas pembentukan
keluarganya sesuai dengan syariat Islam yang berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah.
Keluarga tersebut dibangun di atas aqidah yang benar dan semangat untuk beribadah
kepada Allah serta semangat untuk menghidupkan syiar dan adab-adab Islam Islam
sebagaimana telah dicontohkan Rasulullah SAW. Menurut HammudahAbdul AlAti dalam bukunya The Family Structure in Islam definisi keluarga dilihat secara
operasional adalah: Suatu struktur yang bersifat khusus yang satu sama lain mempunyai
ikatan khusus, baik lewat hubungan darah atau pernikahan. Perikatan itu membawa
pengaruh pada adanya rasa saling berharap (mutual expectation) yang sesuai dengan
ajaran agama, dikukuhkan dengan kekuatan hukum serta secara individual saling
mempunyai ikatan batin.
Bentuk keluarga yang paling sederhana adalah keluarga inti yang terdiri atas
suami istri dan anak-anak yang biasanya hidup bersama dalam suatu tempat tinggal.
Namun demikian menurut Abdul Al Ati pengertian keluarga tidaklah dibatasi oleh
kerangka tempat tinggal. Sebab anggota sebuah keluarga tidaklah selalu menempati
15

tempat tinggal yang sama. Adanya rasa saling harap sebagai unsur dalam perikatan
keluarga itu lebih penting dari unsur tempat tinggal.
Pentingnya keharmonisan keluarga yang paling berpengaruh buat pribadi dan
masyarakat adalah pembentukan keluarga dan komitmennya pada kebenaran. Alloh
dengan hikmahNya telah mempersiapkan tempat yang mulia buat manusia untuk menetap
dan tinggal dengan tentram di dalamnya. FirmanNya:

"Dan diantara tanda-tanda kekuasanNya adalah Dia mencipatakan untukmu


istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya
dan diajadikanNya diantara kamu rasa kasih sayang. Sungguh pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (Ar Ruum [30]: 21)
Tugas Suami
Seorang suami dituntut untuk lebih bisa bersabar ketimbang istrinya, dimana istri itu
lemah secara fisik atau pribadinya. Jika ia dituntut untuk melakukan segala sesuatu maka
ia akan buntu. Terlalu berlebih dalam meluruskannya berarti membengkokkannya dan
membengkokkannya berarti menceraikannya. Rasululloh bersabda: "Nasehatilah wanita
dengan baik. Sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk dan bagian yang
bengkok dari rusuk adalah bagian atasnya. Seandainya kamu luruskan maka berarti akan
mematahkannya. Dan seandainya kamu biarkan maka akan terus saja bengkok, untuk itu
nasehatilah dengan baik." (HR. Bukhari, Muslim). Seorang suami seyogyanya tidak
terus-menerus mengingat apa yang menjadi bahan kesempitan keluarganya, alihkan pada
beberapa sisi kekurangan mereka. Dan perhatikan sisi kebaikan niscaya akan banyak
sekali. Dalam hal ini maka berperilakulah lemah lembut. Sebab jika ia sudah melihat
sebagian yang dibencinya maka tidak tahu lagi dimana sumber-sumber kebahagiaan itu
berada.
Allah berfirman;

16

"Dan bergaullah bersama mereka dengan patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai
mereka maka bersabarlah Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Aloh
menjadikannya kebaikan yang banyak." (An Nisa' [4]: 19)
Tugas Istri
Kebahagiaan, cinta dan kasih sayang tidaklah sempurna kecuali ketika istri mengetahui
kewajiban dan tiada melalaikannya. Berbakti kepada suami sebagai pemimpin,
pelindung, penjaga dan pemberi nafkah. Taat kepadanya, menjaga dirinya sebagi istri dan
harta suami. Demikian pula menguasai tugas istri dan mengerjakannya serta
memperhatikan diri dan rumahnya. Inilah istri shalihah sekaligus ibu yang penuh kasih
sayang, pemimpin di rumah suaminya dan bertanggung jawab atas apa yang
dipimpinnya. Juga mengakui kecakapan suami dan tiada mengingkari kebaikannya.
Untuk itu seyogyanya memaafkan kekeliruan dan mangabaikan kekhilafan. Jangan
berperilaku jelek ketika suami hadir dan jangan mengkhianati ketika ia pergi. Dalam
hadits: "Perempuan mana yang meninggal dan suaminya ridha kepadanya maka ia masuk
surga." (HR. Tirmidzi, Hakim, Ibnu Majah)
Ada juga yang mengungkapkan beberapa karakteristik yang harus terwujud dalam sebuah
keluarga yang menjadikannya layak disebut sebagai model keluarga muslim.
Karakteristik tersebut adalah:
Keluarga yang dibangun oleh pasangan suami-istri yang shalih.
Keluarga yang anggotanya punya kesadaran untuk menjaga prinsip dan norma Islam.
Keluarga yang mendorong seluruh anggotanya untuk mengikuti fikrah islami.
Keluarga yang anggota keluarganya terlibat dalam aktivitas ibadah dan dakwah,
dalam bentuk dan skala apapun.
Keluarga yang menjaga adab-adab Islam dalam semua sisi kehidupan rumah tangga.
Keluarga yang anggotanya melaksanakan kewajiban dan hak masing-masing.
Keluarga yang baik dalam melaksanakan tarbiyatul aulad (proses mendidik anakanak).
Keluarga yang baik dalam mentarbiyah khadimah (mendidik pembantu).
4. Memahami dan Menjelaskan Hak dan Kewajiban dalam Merawat Orang Sakit
Ada dua hak orang sakit yang harus dipenuhi oleh anggota masyarakat atau keluarganya.
Hak orang sakit yang pertama dan utama adalah bebas dari segala tanggung jawab social
yang normal. Artinya orang yang sedang sakit mempunyai hak untuk tidak melakukan
pekerjaan sehari-hari yang biasa dia lakukan. Hal ini boleh dituntut, namun tidaklah
selalu mutlak, tergantung tingkat keparahan atau tingkat persepsi dari penyakit tersebut.
Apabila tingkat keparahan sakitnya rendah maka orang tersebut mungkin saja tidak perlu
menuntut haknya. Dan seandainya menuntut haknya harus tidak secara penuh.

17

Maksudnya, ia tetap dalam posisinya tetapi perannya dikurangi, dalam arti volume dan
frekuensi kerjanya dikurangi.
Tetapi bila tingkat keparahannya tinggi maka hak tersebut harus dituntutnya, misalnya
menderita penyakit menular. Hak tersebut haruslah dituntut karena bila tidak akan dapat
menimbulkan konsekuensi ganda, yaitu disamping produktivitas kerja menurun atau
bahkan dapat menambah beratnya penyakit.
Hak yang kedua adalah hak untuk menuntut bantuan atau perawatan kepada orang
lain. Didalam masyarakat yang sedang sakit berada dalam posisi yang lemah, lebih-lebih
bila sakitnya berada dalam derajat keparahan yang tinggi. Anggota keluarga dan anggota
masyarakat berkewajiban untuk membantu dan merawatnya. Oleh karena tugas
penyembuhan dan perawatan memerlukan keahlian tertentu, maka tugas ini didelegasikan
kelpada lembaga-lembaga masyarakat atau individu tertentui seperti dokter, perawat,
bidan dan petugas lainnya.

Kewajiban keluarga merawat orang sakit :


1. Mengenal gangguan kesehatan setiap anggotanya. Keluarga mempunyai peranan yang
amat penting dalam mengembangkan, mengenal, dan menemukan masalah kesehatan
dalam keluarga sebagai antisipasi menjaga kesehatan dalam keluarganya
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat. Keluarga merupakan
pusat pengambilan keputusan terpenting, termasuk membuat keputusan tentang
masalah kesehatan keluarga. Keluarga dalam tugasnya mengambil keputusan bagi
anggota keluarga disebut sebagai pelayanan rujukan kesehatan primer
3. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit dan tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda
4. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan
kepribadian anggota keluarga
5. Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan lembaga kesehatan,
yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada

Kewajiban-Kewajiban Orang yg Sakit dalam Islam:

18

1) Orang yang sakit memiliki kewajiban untuk senantiasa ridha terhadap qadha Allah
Subhanahu wa Taala, bersabar atas taqdir-Nya serta berbaik sangka kepada Rabbnya. Itu
yang lebih baik baginya.
2) Seyogyanya orang yang sedang sakit memiliki perasaan antara rasa takut dan harap, yaitu
takut akan siksa Allah Azza wa Jalla atas dosa-dosanya dan berharap akan rahmat Allah
Azza wa Jalla kepadanya. Sikap ini didasarkan pada hadits dari Anas bin Malik
Radhiyallahuanhu yang mengatakan:






3) Seberat apapun sakit yang diderita, tidak boleh baginya untuk berangan-angan ingin mati.
Hal ini karena ada hadits Ummul Fadhl Radhiyallahuanha, bahwa Rasulullah
Shallallahualaihi wa Sallam pernah datang kepada mereka tatkala Abbas
Radhiyallahuanhu (paman Rasulullah) menderita sakit, hingga Abbas berangan-angan
ingin mati.
4) Jika ia masih memiliki tanggungan atas hak-hak orang lain, hendaklah ia tunaikan kepada
yang berhak apabila hal itu mudah baginya. Jika tidak mudah, hendaklah ia berwasiat
(kepada keluarganya). Sesungguhnya Nabi Shallallahualaihi wa Sallam berkata:








Barang siapa pernah mendhalimi hak saudaranya dalam hal harga diri atau hartanya,
hendaklah ia selesaikan sebelum datang hari kiamat, hari yang tidak diterima dinar tidak
pula dirham. Jika ia punya amalan shalih maka diambil darinya lalu diberikan kepada
orang yang punya hak. Jika ia tidak punya amalan shalih, maka diambil dosa-dosa orang
yang bersangkutan lalu dibebankan kepadanya.
5) Orang yang sakit hendaknya bersegera untuk menyiapkan wasiat karena ada sabda
RasulullahShallallahualaihi wa Sallam:

Tidak benar bagi seorang muslim yang bermalam dua malam sedangkan ia punya

sesuatu yang ingin diwasiatkannya kecuali semestinya wasiat itu telah ditulis di sisinya.
Ibnu Umar Radhiyallahuanhuma berkata: Tidaklah berlalu satu malam sejak aku
mendengar RasulullahShallallahualaihi wa Sallam mengatakan itu kecuali sudah kutulis
wasiatku. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim juga Ashabus Sunan
maupun yang lain.

19

6) Wajib baginya untuk memberikan wasiat kepada sanak kerabatnya yang tidak menerima
warisan darinya. Allah Azza wa Jalla berfirman:






Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda)
kematian, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiatlah untuk ibu-bapak dan
karib kerabatnya secara ma`ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.
(Al-Baqarah: 180)
7) Boleh baginya untuk berwasiat dengan sepertiga hartanya, tidak boleh lebih.
8) Hendaklah dalam berwasiat ini disaksikan oleh dua orang yang jujur yang muslim. Jika
tidak ada maka bisa dengan dua orang (yang jujur) non muslim dengan diminta agar
keduanya bersumpah untuk bisa dipercaya apabila ragu akan persaksiannya.
9) Adapun berwasiat agar hartanya diberikan kepada kedua orang tua dan sanak kerabat
yang berhak menerima warisan dari orang yang meninggalkan warisan itu, maka ini tidak
boleh dilakukan. Karena hal ini sudah dimansukh dengan ayat tentang warisan. Dan telah
dijelaskan pula oleh RasulullahShallallahualaihi wa Sallam dengan penjelasan yang
paling sempurna, ketika beliau berkhutbah pada haji Wada. Kata beliau:



Sesungguhnya Allah telah memberikan hak kepada setiap yang punya hak, dan tidak ada
wasiat bagi ahli waris.
10) Diharamkan membuat wasiat yang mendatangkan mudharat (kerugian) bagi orang lain,
seperti berwasiat agar sebagian ahli waris jangan diberikan hak warisnya atau berwasiat
agar melebihkan sebagian ahli waris atas sebagian yang lain. Hal ini disebabkan adanya
firman Allah Subhanahu wa Taala:

Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi
wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, baik
sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan. (An-Nisaa: 7)
11) Wasiat yang lalim (tidak adil) hukumnya batil lagi tertolak, karena adanya sabda
RasulullahShallallahualaihi wa Sallam:


Barang siapa yang mengada-adakan perkara baru dalam (agama) kami ini yang tidak ada
asal darinya, maka ia tertolak.

20

12) Ketika banyak terjadi kebidahan pada sebagian besar kaum muslimin di masa ini. Begitu
pula dalam permasalahan yang berkaitan dengan jenazah. Maka termasuk kewajiban
seorang muslim adalah untuk berwasiat agar disiapkan (urusan kematiannya) dan agar
dikuburkan berdasarkan Sunnah (tuntunan Nabi Shallallahualaihi wa Sallam), sebagai
pengamalan terhadap firman Allah Subhanahu wa Taala (At-Tahrim: 6)
Menjenguk Orang Sakit dan Hukumnya
Orang sakit adalah orang yang lemah, yang memerlukan perlindungan dan sandaran.
Perlindungan (pemeliharaan, penjagaan) atau sandaran itu tidak hanya berupa materiil
sebagaimana anggapan banyak orang, melainkan dalam bentuk materiil dan spiritual
sekaligus.
Karena itulah menjenguk orang sakit termasuk dalam bab tersebut. Menjenguk
si sakit ini memberi perasaan kepadanya bahwa orang di sekitarnya (yang menjenguknya)
menaruhperhatian kepadanya, cinta kepadanya, menaruh keinginan kepadanya, dan
mengharapkan agar dia segera sembuh. Faktor-faktor spiritual ini akan memberikan
kekuatan dalam jiwanya untuk melawan serangan penyakit lahiriah. Oleh sebab itu,
menjenguk orang sakit, menanyakan keadaannya, dan mendoakannya merupakan bagian
dari pengobatan menurut orang-orang yang mengert. Maka pengobatan tidak seluruhnya
bersifat materiil (kebendaan). Karena itu, hadits-hadits Nabawi menganjurkan "menjenguk
orang sakit"
Dari abu musa r.a. berkata, bersabda Rasulullah saw.: jenguklah orang sakit, dan berikanlah
makanan kepada orang yang lapar, dan bebaskanlah tawanan. (H.R. Bukhari)
Hak orang islam terhadap orang islam lainnya ada enam:
1) Apabila engkau berjumpa dengannya berilah salam kepadanya.
2) Apabila ia mengundangmu penuhilah undangnnya itu.
3) Apabila ia meminta nasehat kepadamu, nasehatilah dia.
4) Apabila ia bersin, lalu memuji allah, maka doakanlah ia olehmu.
5) Apabila ia sakit, tengoklah ia, dan apabila ia meninggal dunia, maka iringkanlah dia.
(H.R. Muslim)
Menjenguk orang yang terbaring sakit. Sebagian ulama telah menetapkan menjenguk orang
sakit ini sebagai fardhu kifayah, seperti halnya memberi makan orang yang kelaparan dan
membebaskan tawanan. Jumhur ulama berpendapat bahwa menjenguk ini pada dasarnya
hukumnya sunnah. Namun pada perkembangannya ia menjadi wajib di beberapa kalangan
tertentu.
Perintah menjenguk orang sakit mengandung hikmah, dapat meringankan beban mental
keluarganya, sebagai ungkapan kasih sayang, mengingatkan manusia akan mati, memberikan
dorongan kejiwaan dan menghibur, dan lain-lain.

21

DAFTAR PUSTAKA
1. Friedman, M. Marilyn.( 1998). Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik.Jakarta : EGC.
2. Goldenberg, I., & Goldenberg, H. (2008). Family therapy: An overview. Belmont, CA:
Thomson Brooks/Cole.
3. Sudiharto. (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan
Transkultural. Jakarta:EGC.
4. Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.
5. Sloane, P.D., Slatt, L.M., Ebell, M.H., & Jacques, L.B. (2002). Essential ofFamily
Medicine (4th Ed.). Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins (page 24)
6. McDaniel, S., Campbell, T.L., Hepworth, J., & Lorenz, A. (2005). Family - Oriented
Primary Care (2nd Ed.). New York: Springer (page 42)

22

7. Undang-Undang
RI no 1 tahun 1974 tentang perkawinan. Available at :
http://www.bkn.go.id/bapek/peraturan/undang-undang-uu/82-uu-no-1-tahun-1974tentang-perkawinan.html (Last Update: 2013, December 11)
8. Hak
dan
Kewajiban
Orang
Tua.
Available
at
http://roudhotulilmi.blogspot.com/2011/11/hak-dan-kewajiban-orang-tua.html
Update 2013, December 12)

:
(Last

9. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 829 Menkes SK/VII/1999 Tentang Persyaratan


Kesehatan Perumahan. Available at : http://journal.unair.ac.id/filerPDF/KESLING-2-104.pdf (Last Update 2013, December 11)
10. Kewajiban-Kewajiban Orang Sakit. Available at : http://darussunnah.or.id/artikelislam/nasehat/kewajiban-kewajiban-orang-sakit/ (Last Update 2013, December 11)
11. Kewajiban Orang Tua dan Anak dalam Islam. Available at: http://al-islamindonesia.blogspot.com/2012/05/kewajiban-orang-tua-dan-anak-dalam.html (Last Update
2013, December 12)
12. http://blog.ilmukeperawatan.com/konsep-keluarga.html
13. http://ikanpaus09.blogspot.com/2011/03/genogram.html
14. http://oncomko.multiply.com/journal/item/83/Dinamika_Keluarga..._ilmu_lagie..nie...?
&item_id=83&view:replies=reverse&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
15. http://epidemiolog.wordpress.com/2008/12/01/32/
16. http://puskesmassungkai.wordpress.com/2009/08/27/hak-orang-sakit/
17. http://forbetterhealth.wordpress.com/2008/12/04/konsep-keluarga/
18. http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/10/pengertian-keluarga.html
19. http://repository.upi.edu/operator/upload/s_a0251_0608824_chapter2.pdf

23

Anda mungkin juga menyukai