Anda di halaman 1dari 5

BM = BENCHMARK

Pemasangan Patok Survey pekerjaan survai topografi ini ada 2


(dua) jenis yaitu patok kerangka dasar pengukuran dan patok
poligon.

Patok Karangka Dasar Pengukuran, biasa dikenal dengan


Benchmark, disingkat BM. BM berfungsi sebagai titik acuan/
referensi kerja, baik untuk pekerjaan pengukuran, perencanaan,
maupun pekerjaan konstruksi selanjutnya, misalnya stake-out.
BM ditanam berpasangan sepanjang jalur pengukuran, dengan
jarak setiap 1000 meter panjang BM terbuat dari beton dengan
ukuran 15 x 15 x 60 cm ditanam pada daerah yang stabil dan
aman dengan kedalaman 45 cm untuk memudahkan pencarian,
patok diberi cat kuning dengan penamaan BM warna hitam.
Patok Poligon berfungsi sebagai jaringan titik poligon di lapangan.
Penyebarannya merata sepanjang trase jalan dengan jarak antar
titik tidak melebihi 100 meter. Patok poligon, seperti juga titik
BM. Dipasang pada daerah yang stabil dan aman. Patok poligon
terbuat dari pipa berdiameter 10 cm dengan panjang 60 cm dan
ditanam sedalam 30 cm.

Kegiatan Survey dan Investigasi


F.1.1 Pengukuran Topografi
Pelaksanaan pekerjaan pengukuran topografi dalam pelaksanaannya melalui proses
pengambilan data, pengolahan data lapangan, perhitungan, penggambaran dan
penyajian data pada laporan.
Survey topografi yang dilakukan sesuai KAK adalah pengukuran sungai sepanjang

25 km ke arah hilir sungai Seumayam .


Berdasarkan pemahaman dan kajian yang telah diuraikan pada bab pemahaman
umum proyek sebelumnya, Secara garis besar pengambilan data topografi
meliputi :
1. Pengukuran Kerangka Dasar Horisontal.
2. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal.
3. Pengukuran Detail Situasi.
4. Pengukuran melintang.
Prosedur kerja lapangan dan studio diuraikan di bawah ini.
a)

Peralatan yang diperlukan


Peralatan

yang

akan

di

pakai

telah

memenuhi

persyaratan

ketelitian (kalibrasi) dan sudah di periksa dan disetujui oleh


pemberi kerja.
Theodolite

T1/Wild,

dipergunakan

untuk

kegiatan

pembuatan

kerangka horizontal utama, baik untuk pemetaan situasi maupun


pengukuran trase.
Waterpass

(WP),

dipergunakan

untuk

kegiatan

pembuatan

kerangka vertical dan pengukuran trase.


Theodolite To/Wild, dipergunakan untuk kegiatan pemetaan situasi
rincikan.
EDM

(Electronic

Distance

Measure),

dipergunakan

untuk

pengukuran jarak akurat poligon utama


b)

Titik Referensi dan Pemasangan Benchmark (BM), Control Point (CP) dan
patok kayu
Dalam pelaksanaan pengukuran situasi detail dan trase sungai/pantai,
Konsultan akan menggunakan titik tetap yang sudah ada sebagai titik
acuan (referensi) dan harus diketahui dan disetujui oleh pemberi kerja.
Untuk

menunjang

hasil

kegiatan

proyek,

dilakukan

penambahan

benchmark baik berupa BM maupun CP di beberapa lokasi untuk


menjamin akurasi pengukuran pada saat pelaksanaan konstruksi.
Dimensi patok Benchmark (BM) berukuran 20 cm x 20 cm x 100 cm
terbuat dari beton dan Control Point (CP) berukuran 10 cm x 10 cm x 80

cm atau pipa paralon diameter 4 diisi beton cor. Keduanya dilengkapi


paku/besi beton yang dipasang menonjol setinggi 1 cm pada bagian atas
BM dan CP.
Penempatan
pengukuran,

CP

dan

aman

BM
dari

pada

posisi

gangguan

yang

manusia

memudahkan
atau

hewan,

kontrol
tidak

mengganggu transportasi dan kegiatan rutin penduduk sekitar, diluar areal


kerja/batas pembebasan tanah untuk bangunan air dan saluran, tetapi
cukup mudah dicari dan berada dicakupan lokasi kerja. Patok CP dan BM
dilengkapi dengan kode proyek, nama, nomor dan huruf yang akan
dikonsultasikan dengan direksi.
Sesuai KAK, spesifikasi rintisan dan pemasangan patok dan patok
permanen (BM dan CP) kerangka dasar pengukuran adalah sebagai
berikut :
Pemasangan

patok,

BM

dan

CP

dilaksanakan

pada

jalur-jalur

pengukuran sehingga memudahkan pelaksanaan pengukuran.


BM, CP dan patok di pasang sebelum pengukuran situasi sungai/pantai
dilaksanakan.
BM di pasang pada setiap jarak 2.0 km dan CP di pasang pada setiap
jarak 2.0 km (berdampingan dengan BM) atau pada tempat yang
diperkirakan akan di buat bangunan penanggulangan banjir. Pilar-pilar
tersebut di buat dari konstruksi beton.
BM dan CP tersebut di pasang pada tempat-tempat yang aman, stabil
serta mudah ditemukan.
Apabila tidak memungkinkan untuk mendapatkan tempat yang stabil,
misalnya tanah gembur atau rawa-rawa maka pemasangan BM dan CP
tersebut harus di sangga dengan bamboo/kayu.
Patok-patok di pasang maksimal setiap jarak 100 m pada bagian
sungai yang lurus dan < 50 m pada bagian sungai yang berkelok-kelok
(disesuaikan dengan keperluan).
Patok-patok di buat dari kayu (misal kayu gelam/dolken) dengan
diameter 3 5 cm. Pada bagian atas patok ditandai dengan paku
payung.
Jalur rintisan/pengukuran mengikuti alur sungai dan pantai.

Didalam laporan topografi akan di buat buku Diskripsi BM yang


memuat, posisi BM dan CP dilengkapi dengan foto, denah lokasi, dan
nilai koordinat (x, y, z).
Pen kuningan

6 cm

Pipa pralon PVC 6 cm

Pelat marmer 12 x 12

Nomor titik

Tulangan tiang 10
Dicor beton
Sengkang 5-15

Dicor beton

Beton 1:2:3

20
Pasir dipadatkan

40

Benchmark

Control Point

Gambar F. 1 Bentuk BM dan CP


c)

Pengukuran kerangka dasar pemetaan.


Sebelum melakukan pekerjaan pemetaan areal Rencana sungai dan pantai
baik pengukuran kerangka dasar horizontal, kerangka dasar vertikal
maupun pengukuran detail situasi, terlebih dahulu dilakukan pematokan
yang mengcover seluruh areal yang akan dipetakan.
Azimut awal akan ditetapkan dari pengamatan matahari dan dikoreksikan
terhadap azimut magnetis.

Pengukuran Jarak
Pengukuran jarak dilakukan dengan menggunakan pita ukur 100 meter.
Tingkat ketelitian hasil pengukuran jarak dengan menggunakan pita ukur,
sangat tergantung kepada cara pengukuran itu sendiri dan keadaan
permukaan tanah. Khusus untuk pengukuran jarak pada daerah yang
miring dilakukan dengan cara seperti di Gambar F.3.
Jarak AB = d1 + d2 + d3

d1

d2
1
d3
2

Gambar F. 2 Pengukuran Jarak Pada Permukaan Miring

Anda mungkin juga menyukai