Dalam dunia industri perminyakan, ada banyak tahapan yang harus dilalui
sebelum akhirnya kita bisa menggunakan bahan bakar minyak atau gas seperti
yang selama ini kita kenal (bensin, solar, avtur, dan lain sebagainya). Salah satu
tahapan awal dalam dunia industri perminyakan adalah eksplorasi, dimana
pengeboran menjadi bagian didalamnya.
Tahap pengeboran sendiri terdiri dari beberapa sub-bagian, seperti: drilling,
cementing, logging, perforating, testing, dan completion. Sub-bagian perforating
merupakan salah satu tahapan yang sangat penting ditinjau dari berbagai aspek,
baik aspek keselamatan, waktu, maupun biaya. Hal tersebut dikarenakan
perforating melibatkan bahan peledak dan radioaktif didalam prosesnya.
Untuk melakukan proses perforating ini ada dua cara. Yang pertama dengan
Wireline Perforating, dimana bahan peledak dimasukkan kedalam gun yang
terhubung dengan konsol elektronik melalui kabel khusus. Cara yang kedua
adalah dengan Tubing Conveyed Perforating (TCP), dimana bahan peledak
dimasukkan kedalam gun yang dihubungkan ke rangkaian tubing melalui sistem
mekanikal.
Pada proses perforating dengan metode TCP, terdapat satu masalah terkait
indikasi apakah gun di dalam sumur telah meledak atau belum. Hal ini
dikarenakan seluruh proses rangkaian perforating tersebut adalah mekanikal,
sehingga belum ada sistem yang pasti untuk menentukan apakah gun sudah
meledak atau belum layaknya metode Wireline Perforating yang menggunakan
sistem elektronik.
Cara yang paling umum dan dianggap tradisional dalam memperoleh indikasi
ledakan dari metode TCP adalah dengan merasakan getaran secara langsung pada
tubing string atau mendengar suara indikasi di permukaan. Namun dua hal
tersebut amat beresiko karena kita diharuskan berada di zona yang sangat
berbahaya, terlebih lagi karena singkatnya waktu ledak, hal tersebut dapat
terlewati oleh kita. Juga bisingnya situasi di area rig floor, dapat mempengaruhi
penilaian kita terhadap indikasi tersebut.
Selain dua cara tersebut, ada lagi cara lainnya dalam memperoleh indikasi
ledakan dari metode TCP ini, yaitu dengan cara melihat kenaikan tekanan di
wellhead dan spike tekanan di annulus. Namun, dua hal tersebut juga tidak bisa
selalu dijadikan acuan karena terkadang kecilnya kenaikan dan spike yang terjadi.
Accelerometer
Gambar 3.
Input
Piezoelectric
Ceramic
(Vibration)
Amplifier
Output
(Voltage)
Software
(Playback/
Analyzing)
Gambar 4. Blok Diagram dari Data Recorder Box buatan Antech
V. KONTRIBUSI PENELITIAN
Kontribusi dari penelitian ini adalah menentukan profil indikasi ledakan pada
aktifitas kegiatan TCP sehingga meningkatkan tingkat keamanan dalam proses
pengeboran dan keselamatan dari pekerja pengeboran dengan memastikan
indikasi ledakan telah terjadi.
V. METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian yang akan dilakukan adalah dengan uji coba lapangan
terhadap pendeteksi getaran Antech di beberapa lokasi pengeboran yang
melakukan kegiatan TCP dengan tahapan sebagai berikut:
a. Tahap pertama: Pengambilan Data
Pada tahap ini, penulis akan melakukan uji coba lapangan dengan
mengambil data di beberapa lokasi pengeboran ketika berlangsung
kegiatan TCP.
b. Tahap kedua: Menganalisa Data
Pada tahap ini, penulis melakukan analisa data dengan menggunakan Fast
Fourier Transform concept di Matlab.
c. Tahap Ketiga: Pembuatan laporan
Pada tahap ini, penulis membuat laporan hasil penelitian terhadap sistem.
Wireline Perforating Gunshock Loads, Rio Oil & Gas Expo and Conference
2010, 13-16 September 2010, pp.1-10.
[2]
Transform, http://dhidik.wordpress.com/2009/05/09
[3]
Antech
Ltd.,
(2011);
DC-00375
Wellhead
Recorder
CATATAN PENULIS:
Harap
mempertimbangkan
Bpk.Kusnandar
sebagai
Dosen
Pembimbing
dikarenakan telah beberapa kali diskusi mengenai materi Tugas Akhir ini.