Anda di halaman 1dari 4

Secara umum proses pembuatan batik melalui 3 tahapan yaitu pewarnaan, pemberian

malam(lilin) pada kain dan pelepasan lilin dari kain.

Kain putih yang akan dibatik dapat diberi warna dasar sesuai selera kita atau tetap berwarna
putih sebelum kemudian di beri malam. Proses pemberian malam ini dapat menggunakan proses
batik tulis dengan canting tangan atau dengan proses cap. Pada bagian kain yang diberi malam
maka proses pewarnaan pada batik tidak dapat masuk karena tertutup oleh malam (wax resist).
Setelah diberi malam, batik dicelup dengan warna. Proses pewarnaan ini dapat dilakukan
beberapa kali sesuai keinginan, berapa warna yang diinginkan.

Jika proses pewarnaan dan pemberian malam selesai maka malam dilunturkan dengan proses
pemanasan. Batik yang telah jadi direbus hingga malam menjadi leleh dan terlepas dari air.
Proses perebusan ini dilakukan dua kali, yang terakhir dengan larutan soda ash untuk mematikan
warna yang menempel pada batik, dan menghindari kelunturan. Setelah perebusan selesai, batik
direndam air dingin dan dijemur.

Published in:

 Teknik Pembuatan Batik

on November 20, 2007 at 6:11 am  Comments (73)  


Tags: Pembuatan, Teknik Batik, wax resist

Daur Ulang Malam
Pada umumnya para pembatik dapat mendaur ulang sisa malam yang telah digunakan menjadi
malam baru yang dapat dipakai kembali. Setelah batik dilorod (direbus), maka malam akan
terlepas dari kain dan terdapat di permukaan air. Hal ini terjadi karena malam (lilin) yang
merupakan lemak memiliki massa jenis lebih kecil dari air. Jika air telah dingin maka malampun
akan beku dan dapat diambil. Diusahakan air yang terbawa seminimal mungkin, kemudian
malam bekas tersebut dicampur dengan BPM (Paraffin/kendal) yang merupakan sisa/ampas dari
pembuatan minyak goreng. Bahan lainnya adalah Gondorukem yaitu getah pohon pinus. Jika
ingin membuat batik dengan motif garis yang sangat tipis dan halus (ngawat)  maka dapat
dicampur dengan damar yaitu getah dari pohon meranti. Semua bahan tersebut direbus hingga
larut semua yaitu sekitar 5-7 jam. Setelah itu malam yang telah jadi dicetak dan siap digunakan.

Published in:

 EnsikloBatik
 Teknik Pembuatan Batik

on November 12, 2007 at 6:16 pm  Comments (9)  


Tags: batik, malam, lilin, Pembuatan, Gondorukem, Damar, Paraffin
Batik Remukan
Kekayaan variasi batik memang sangat luas. Salah satu jenis teknik pembuatan batik yang cukup
unik adalah batik remukan. Disebut remukan karena proses pembuatan batik ini telah
dimodifikasi, yaitu dengan memecahkan malam pada pola batik yang telah kering, sehingga pada
proses pencelupan warnanya meresap pada retakan malam yang telah terbentuk, seperti yang
terlihat pada contoh gambar

Published in:

 EnsikloBatik
 Teknik Pembuatan Batik

on October 10, 2007 at 3:09 am  Comments (2)  


Tags: batik, remukan, teknik

Batik Print
Batik print merupakan salah satu jenis batik yang baru muncul. Tidak diketahui pasti kapan
mulai dikenal, tetapi kini menjadi produksi batik dengan jumlah paling banyak jika dibanding
batik cap apalagi batik tulis.

Teknik pembuatan batik print relatif sama dengan produksi sablon, yaitu menggunakan
klise(kassa) untuk mencetak motif batik di atas kain. proses pewarnaannya sama dengan proses
pembuatan tekstil biasa yaitu dengan menggunakan pasta yang telah dicampur pewarna sesuai
keinginan, kemudian diprintkan sesuai motif yang telah dibuat. Jenis batik ini dapat diproduksi
dalam jumlah besar karena tidak melalui proses penempelan lilin dan pencelupan seperti batik
pada umumnya, hanya saja motif yang dibuat adalah motif batik. oleh karena itu batik print
merupakan salah satu jenis batik yang fenomenal, kemunculannya dipertanyakan oleh beberapa
seniman dan pengrajin batik karena dianggap merusak tatanan dalam seni batik, sehingga mereka
lebih suka menyebutnya kain bermotif batik.

Secara kasat mata kita dapat membedakan batik print dan batik tulis/cap dengan melihat
permukaan di balik kain, biasanya kain batik print warnanya tidak meresap ke seluruh serat kain,
dan hanya menempel pada permukaan kain, sehingga di balik kain masih terlihat sedikit
berwarna putih.

Belakangan muncul perkembangan baru pada batik print, dengan adanya metode print
malam.Metode ini dapat dikatakan perpaduan antara sablon dan batik. pada print malam, materi
yang di printkan pada kain adalah malam (lilin) dan bukan pasta seperti batik print konvensional.
setelah malam menempel, kemudian kain tersebut melalui proses pencelupan seperti pembuatan
batik pada umumnya.

Published in:

 EnsikloBatik
 Teknik Pembuatan Batik

on October 2, 2007 at 11:28 pm  Comments (15)  


Tags: cap, batik, pekalongan, print, tulis

Batik Cap

Batik di Indonesia memang selalu mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Pada
awalnya hanya terdapat batik tulis yang dikerjakan oleh para pengrajin wanita menggunakan
canting. Sekitar pertengahan abad ke-19, “canting cap” (biasanya disebut hanya“cap” saja) mulai
dikembangkan.

Canting cap merupakan sebuah alat berbentuk semacam stempel besar yang telah digambar pola
batik. Pada umumnya pola pada canting cap ini dibentuk dari bahan dasar tembaga, tetapi ada
pula yang dikombinasikan dengan besi. Dari jenis produksi batik cap ini, pembatik bisa
menghemat tenaga, dan tak perlu menggambar pola atau desain di atas kain.

Batik cap juga mengalami pekembangan, dengan dikenalnya cap kayu. Cap yang terbuat dari
kayu ini lebih ekonomis dan lebih mudah pembuatannnya. Pola pada kayu diukir dan dibentuk
seperti stempel sama halnya dengan cap tembaga. Batik menggunakan cap kayu ini dapat
dibedakan dari cap tembaga karena kayu tidak menghantarkan panas sebaik tembaga sehingga
malam (lilin) yang menempel pada kayu lebih tipis, dan hasil pengecapannya yang terbentukpun
memiliki kekhasan tersendiri, biasanya terdapat sedikit warna yang meresap pada batik karena
lilin yang menempel terlalu tipis, sehingga terlihat gradasi warna pada pola antara pinggir motif
dan tengahnya.

Published in:

 EnsikloBatik
 Sejarah
 Teknik Pembuatan Batik

on October 1, 2007 at 8:24 pm  Comments (50)  


Tags: cap, canting

Anda mungkin juga menyukai