ISSN :
No. Publikasi/Publication Number : 91522.1003
Katalog BPS/BPS Catalogue : 4102004.9100
Ukuran Buku/Book Size : 16,5 cm x 21 cm
Naskah/Manuscript :
Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi Papua Barat
Diterbitkan Oleh/Published by :
K ATA S A M B U TA N
K E PA L A B A P P E D A
P R O V I N S I PA P U A B A R AT
I. KEPENDUDUKAN ___________________________ 1
Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk ____________ 1
Persebaran dan Kepadatan Penduduk _______________ 3
Angka Beban Ketergantungan ____________________ 5
Fertilitas _____________________________________ 6
II. KESEHATAN________________________________ 9
Angka Harapan Hidup___________________________ 9
Imunisasi dan ASI ______________________________ 12
Morbiditas ____________________________________ 15
LAMPIRAN-LAMPIRAN ________________________ 61
Ruang Lingkup
Publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat (Inkesra) Provinsi
Papua Barat 2009 menyajikan gambaran perkembangan
kesejahteraan rakyat di Provinsi Papua Barat. Analisis yang
disajikan memuat perbandingan kondisi kesejahteraan rakyat
selama periode 2008—2009.
Indikator yang disajikan dipilah menurut beberapa dimensi.
Dimensi yang dimaksud adalah kependudukan, kesehatan,
pendidikan, ketenagakerjaan, pola dan taraf konsumsi,
perumahan dan lingkungan, dan indikator sosial lain.
• Kependudukan
• Kesehatan
• Pendidikan
• Ketenagakerjaan
• Ta r a f d a n P o l a Ko n s u m s i
• Perumahan dan Lingkungan
• Sosial Lainnya
Bab 1
Kependudukan
Laju Pertumbuhan per
Tahun Jumlah Penduduk
Tahun (%)
(1) (2) (3)
2005 643.012
5.52 (2005‐2007)
2007 715.999
3.71 (2005‐2009)
2009 743.860
Sumber: BPS (2007), Proyeksi Penduduk Indonesia Per Provinsi Menurut
Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Sorong Selatan;
8,41
KOTA SORONG
156.16 3.94
RAJA AMPAT SORONG MANOKWARI
6.88 12.24
2.10
SORONG SELATAN 2.99
TELUK BINTUNI
12.24 - 156.16
Rasio
Tahun 0‐14 15‐64 65 +
Ketergantungan
(1) (2) (3) (4) (5)
Fertilitas
Salah satu sosialisasi Keluarga Berencana (KB) yang saat ini
gencar dilakukan adalah menyadarkan kaum perempuan agar
menunda usia nikah. Perkawinan yang terlalu dini berdampak
buruk bagi kesehatan reproduksi perempuan, menghilangkan
kesempatan memperoleh pendidikan tinggi, dan berpotensi
meningkatkan angka fertilitas. Perempuan yang menikah di
8.02
6.73
6.09
RAJA AMPAT
SORONG
KOTA SORONG MANOKWARI
SORONG SELATAN
TELUK BINTUNI
Asi Eksklusif
0 - 19
20 - 39 TELUK
40 - 59 FAKFAK WONDAMA
60 - 79 KAIMANA
80 - 100
Morbiditas
21.96
Daya tahan tubuh yang
lemah mengakibatkan
manusia mudah terserang
penyakit. Salah satu 19.62
indikatornya adalah
morbiditas atau angka
kesakitan. Angka kesakitan
menunjukkan persentase 2008 2009
94,95
93,01
92,1592,34
89,56
88,35
2008 2009
8,39 8,50
8,01
7,67
6,92 7,15
2008 2009
SMA ke atas 29,1
24,91
Universitas/Diploma IV 4,19
2,86
Akademi/Diploma III 1,67
1,18
0,85
Diploma I/II 0,93
21,44
SMA 19,94
18,94
SMP 19,53
SD 26,57
27,62
Tidak Tamat SD 25,4
27,76
Tidak/belum pernah bersekolah 5,59
7,03
2009 2008
93,18 93,35
88,75 88,59
57,53 57,95
2008 2009
100,00
90,00
80,00
70,00
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00 2008
10,00
0,00 2009
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki‐laki
Laki‐laki
Laki‐laki
SD SMP SMA
90,71 91,25
48,92 49,03
43,61 43,55
2008 2009
Gambar 3.7 Angka Putus Sekolah Menurut Umur Sekolah di Provinsi Papua
Barat, Tahun 2008-2009
18 16,51
16
14 11,97
12
10 8,3 2008
8 2009
6
3,5
2,89
4
1,21
2
0
7‐12 13‐15 16‐18
TDK/BLM TAMAT SD 17,75 9,45 10,55 2,46 1,40 2,38 3,50 2,59 3,08
SLTP 7,92 11,60 13,09 6,88 4,29 4,87 7,12 6,16 7,02
SLTA UMUM/SMU 18,71 19,02 16,75 16,74 13,93 11,63 17,67 16,42 14,27
SLTA KEJURUAN/SMK 25,33 19,65 21,32 18,69 17,22 10,33 22,66 18,49 16,30
DIPLOMA I/II dan AKADEMI 10,10 16,27 10,15 11,89 10,35 4,76 10,98 13,63 7,21
UNIVERSITAS 18,52 16,44 13,03 18,38 8,00 7,25 18,48 12,90 10,90
32
semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin besar
TPTnya. Pada tahun 2007, 2008 dan 2009 terbentuk pola
yang serupa. Angkatan kerja dengan tingkat pendidikan
rendah jauh lebih mudah terserap dalam lapangan pekerjaan
daripada mereka yang berpendidikan tinggi. Bisa diamati
pada tahun 2009, tercatat bahwa angkatan kerja yang
berpendidikan SMP kebawah hanya kurang dari 8 persen saja
yang tidak terserap dalam lapangan pekerjaan. Berarti kurang
lebih 93 persen diantaranya memiliki perkerjaan. TPT SD 3
persen, SLTP 7,02 persen.
Sebaliknya yang berpendidikan SMA ke atas yang tidak
terserap dalam lapangan pekerjaan mencapai rata-rata lebih
dari 10 persen. Contoh TPT SMA sebesar 14,27 persen, SMA
kejuruan 16,30 persen, Diploma 7,21 persen, univeristas
10,90 persen.
Lebih ekstrem dan jelas lagi jika TPT pertingkat pendidikan
dibandingkan antara wilayah perdesaan dan perkotaan.
Semakin jelas bahwa daya serap lapangan pekerjaan
terhadap angkatan kerja di perkotaan tidak sekuat di
perdesaan. Angkatan kerja berpendidikan rendah (SD ke
bawah) yang terserap di perdesaan nyaris 4 kali lebih banyak
yang di perkotaan, sedangkan yang berpendidikan tinggi
hanya berbanding sekitar 1 : 2. Ini menunjukkan bahwa
angkatan kerja perdesaan lebih mudah terserap dibandingkan
angkatan kerja perkotaan.
Lapangan Usaha
Daerah
Pertanian Industri Jasa
(1) (2) (3) (4)
Perkotaan
2006 19,29 12,83 67,87
2007 15,63r 15,84r 68,52r
2008 10,16 20,81 69,03
2009 11,95 17,95 70,10
Perdesaan
2006 84,93 4,37 10,69
r r
2007 79,85 6,11 14,04r
2008 74,39 7,84 17,77
2009 70,43 9,64 19,94
Kota + Desa
2006 67,18 6,66 26,16
r r
2007 63,14 8,62 28,24r
2008 58,79 10,99 30,22
2009 55,68 11,73 32,59
Sumber: BPS, Sakernas 2006—2009
Formal 63,09 57,59 68,97 21,07 19,01 21,96 31,88 28,38 33,82
Informal 36,91 42,41 31,03 78,93 80,99 78,04 68,12 71,62 66,18
Jam Kerja
Daerah Tempat
< 15 jam < 35 jam
Tinggal
2007 2008 2009 2007 2008 2009
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Perkotaan 1,42 3,44 3,97 14,66 18,23 19,91
SORONG SELATAN
TELUK BINTUNI
Sanitasi
Masalah yang dianggap remeh dan kurang menarik perhatian
akan tetapi dapat menjadi isu global adalah masalah sanitasi.
Sanitasi kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah
dikarenakan terkait langsung dengan cara hidup atau
kebiasaan masyarakat. Berbagai masalah sanitasi baru
mendapat perhatian jika sudah terjadi permasalahan yang
besar. Semisal daerah ibu kota yang mengalami kesulitan air
bersih disebabkan oleh terganggunya sistem penyedia air
bersih. Berhari-hari masyarakat harus membeli air bersih yang
dijual pedagang air keliling. Adanya bencana banjir yang
disebabkan oleh sistem drainase kota yang membuat
peresapan air di ibu kota kurang maksimal. Selain itu masih
banyaknya masyarakat yang hidup di pinggir sungai dan tidak
memiliki fasilitas buang air besar yang memenuhi standar.
Penggunaan air sungai untuk mencuci, minum, dan kakus
tentunya bukan cara hidup yang sehat. Berbagai penyakit
dapat disebabkan oleh adanya cara hidup yang tidak sehat.
Diare, penyakit kulit, dan semacamnya merupakan contoh
penyakit yang biasa diderita dikarenakan cara hidup tersebut.
Dan masih banyak lagi contoh peristiwa yang disebabkan oleh
kurangnya perhatian kita semua pada masalah sanitasi.
59,49
Jamban Sendiri
45,52
49,2
Air Minum bersih *)
42,81
27,55 2009
Air Minum Leding dan kemasan
25,91 2008
0 10 20 30 40 50 60 70
Penerangan
Kriteria selanjutnya yang digunakan dalam mengamati kondisi
perumahan di Papua Barat adalah fasilitas penerangan.
Penerangan menjadi sarana pendukung anggota rumah
tangga dalam melakukan aktifitas sehari-hari di rumah.
Pemakaian listrik sebagai sumber penerangan juga dapat
menjadi indikasi besarnya akses rumah tangga terhadap
informasi di luar, baik melalui televisi, radio, atau bahkan
internet. Terjadi peningkatan persentase rumah tangga yang
68,98
69
68,8
68,6
68,4
68,2 67,48
68
67,8
67,6
67,4
67,2
67
66,8
66,6
2008 2009
Gambar 6.4 P e r s e n t a s e R u m a h T a n g g a Y a n g
Menggunakan Penerangan Listrik PLN Di
Provinsi Papua Barat, Tahun 2009
KOTA SORONG
SORONG
RAJA AMPAT MANOKWARI
SORONG SELATAN
TELUK BINTUNI
Penerangan Listrik
0 - 19.99 FAKFAK TELUK WONDAMA
20 - 39.99
40 - 59.99 KAIMANA
60 - 79.99
80 - 100
KOTA SORONG
RAJA AMPAT SORONG
MANOKWARI
TELUK BINTUNI
SORONG SELATAN
KOTA SORONG
RAJA AMPAT SORONG
MANOKWARI
TELUK WONDAMA
Akses Internet FAKFAK
0 - 2.99
3 - 9.99 KAIMANA
10 - 20
Akses Internet
Perkembangan mutakhir teknologi internet mengakibatkan
dunia seakan tidak lagi berjarak dan bersekat. Informasi dari
belahan dunia manapun dengan sangat mudah diakses
dengan layanan internet. Internet dapat diakses melalui line
telepon, handphone dengan kabel atau tanpa kabel (wireless).
Akses internet bisa di rumah, kantor, pusat perniagaan atau
hotel.
Sayangnya, rumah tangga yang mengakses internet masih
sangat sedikit. Hanya 7,86 persen rumah tangga yang anggota
rumah tangganya pernah mengakses intenet. Persentase
terbesar di Kabupaten Manokwari dan Kota Sorong dengan
persentase masing-masing 16,91 persen dan 11,39 persen.
Sorong Selatan 5.61 7.37 24.12 27.93 60.12 53.66 10.15 11.04
Sorong 18.65 13.88 31.65 23.04 40.11 50.73 9.59 12.35
Raja Ampat 3.47 2.78 31.41 25.06 57.05 56.59 8.07 15.57
Kota Sorong 8.02 5.08 20.96 26.51 50.90 53.71 20.13 14.70
64
II (1) Kesehatan
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, IPM Provinsi Papua Barat 2009.
66
II (3) Kesehatan
Angka Kesakitan
Kabupaten/kota
2008 2009
(1) (2) (3)
Fakfak 12.27 11.61
Kaimana 10.82 10.03
Teluk Wondama 26.73 25.24
Teluk Bintuni 31.46 20.61
Manokwari 19.44 30.74
Sorong Selatan 21.49 18.60
Sorong 25.82 16.79
Raja Ampat 8.25 13.78
Kota Sorong 27.30 16.10
Provinsi Papua Barat 21.96 19.62
Sumber: BPS, Susenas 2008 dan 2009
Rata-rata Lama
Angka Melek Huruf
Kabupaten/kota Sekolah
2008 2009 2008 2009
(1) (2) (3) (4) (5)
Fakfak 97,17 97,18 8,93 9,09
Kaimana 95,48 95,49 7,10 7,32
Teluk Wondama 82,85 83,13 6,39 6,44
Teluk Bintuni 82,67 82,98 6,85 6,88
Manokwari 85,37 85,67 7,59 7,95
Sorong Selatan 88,07 88,20 7,90 7,94
Sorong 91,39 91,40 8,00 8,04
Raja Ampat 92,69 92,77 7,00 7,26
Perkotaan
Maret 2007 154.698 54.820 209.518
Maret 2008 180.866 63.941 244.807
Maret 2009 223.357 81.373 304.730
Maret 2010 233.764 85.406 319.170
Perdesaan
Maret 2007 176.025 28.933 204.958
Maret 2008 197.785 32.469 230.254
Maret 2009 223.592 45.762 269.354
Maret 2010 238.145 49.367 287.512
Kota+Desa
Maret 2007 172.145 33.853 205.998
Maret 2008 193.930 39.641 233.570
Maret 2009 223.538 53.878 277.416
Maret 2010 237.147 57.580 294.727
Kota dan
Daerah/Tahun Kota Desa
Desa
(1) (2) (3) (4)
Pelayanan
Kabupaten/Kota Kesehatan BLT Raskin Kredit Usaha
Gratis
(1) (2) (3) (4) (5)
Kab. Fakfak 24.06 58.12 71.87 3.92
Kab. Kaimana 15.47 80.19 86.59 14.72
Telepon Laptop/
Handphone Destop/PC
Kabupaten/Kota Rumah notebook
2008 2009 2008 2009 2008 2009 2008 2009
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Kab. Fakfak 17.00 8.91 51.58 53,52 3.67 10.71 3.67 7.45
Kab. Kaimana 6.11 0.32 43.94 44,21 7.78 3.03 9.18 1.70
Kab. Teluk Wondama 0.47 0.00 23.60 25,94 2.84 1.99 3.78 3.18
Kab. Teluk Bintuni 1.53 0.86 45.85 46,24 10.27 5.23 11.43 6.10
Kab. Manokwari 7.52 15.05 46.09 61,25 11.07 8.55 7.76 12.72
Kab. Sorong Selatan 2.63 0.00 21.24 21,62 1.07 1.04 1.07 2.08
Kab. Sorong 2.36 1.04 49.09 49,36 2.37 2.08 0.00 2.08
Kab. Raja Ampat 0.00 0.00 12.11 13,27 0.52 0.52 0.52 0.52
Kota Sorong 22.54 13.91 79.95 80,92 6.22 7.84 5.93 9.30
Prov. Papua Barat 10.63 7.90 50.68 54,09 5.49 5.90 5.46 7.08