Ilmu Faraidh termasuk ilmu yang paling mulia tingkat bahayanya, paling tinggi
kedudukannya, paling besar ganjarannya, oleh karena pentingnya, bahkan sampai
Allah sendiri yang menentukan takarannya, Dia terangkan jatah harta warisan yang
didapat oleh setiap ahli waris, dijabarkan kebanyakannya dalam beberapa ayat yang
jelas, karena harta dan pembagiannya merupakan sumber ketamakan bagi manusia,
sebagian besar dari harta warisan adalah untuk pria dan wanita, besar dan kecil,
mereka yang lemah dan kuat, sehingga tidak terdapat padanya kesempatan untuk
berpendapat atau berbicara dengan hawa nafsu.
Oleh sebab itu Allah-lah yang langsung mengatur sendiri pembagian serta rincianya
dalam Kitab-Nya, meratakannya diantara para ahli waris sesuai dengan keadilan
serta maslahat yang Dia ketahui.
- Manusia memiliki dua keadaan: keadaan hidup dan keadaan mati, kebanyakan
hukum yang ada dalam ilmu Faraidh berhubungan dengan mati, maka Faraidh bisa
dikatakan setengah dari ilmu yang ada, seluruh orang pasti butuh kepadanya.
- Pada zaman Jahiliyyah dahulu, mereka hanya membagikan harta untuk orang-
orang dewasa tanpa memberi kepada anak-anak, kepada laki-laki saja tidak kepada
wanita, sedangkan Jahiliyyah pada zaman ini memberikan jatah kepada para wanita
apa-apa yang bukan hak mereka dari kedudukan, pekerjaan maupun harta, sehingga
bertambahlah kerusakan, sedangkan Islam telah berbuat adil kepada wanita dan
memuliakannya, memberikan hak yang sesuai untuk mereka seperti pemberian
kepada lainnya.
- Ilmu Faraidh : Ilmu yang diketahui dengannya siapa yang berhak mendapat waris
dan siapa yang tidak berhak, dan juga berapa ukuran untuk setiap ahli waris.
Kata faraidh adalah bentuk jamak dari faridhah. Faridhah diambil dari kata fardh yang artinya taqdir
(ketentuan). Fardh secara syar'i adalah bagian yang telah ditentukan bagi ahli waris. Ilmu mengenai hal
itu dinamakan "ilmu waris" atau "ilmu miirats" atau "ilmu mawaris" atau "ilmu faraidh". Dalam tulisan
ini, penulis menggunakan istilah "ilmu faraidh".
faraidh adalah hukum syari'at Islam mengenai warisan dan pusaka yang dimana terdapat
furudhul muqaddarah (kadar pusaka), ashabul fardh (ahli waris), dan fardh (warisan), penjelasan
lebih lanjut bisa anda googling fiqh faraidh seperti di sini... tapi sebelumnya, saya jelaskan
sedikit mengenai furudhul muqaddarah dan 'aul...
furudhul muqaddarah ( )فرض المـقـدرةadalah kadar warisan bagi setiap ahli waris, sebelumnya,
silahkan anda membaca dulu Fiqh Faraidh dan bacalah dalil-dalil Al-Qur'an tentang ahli waris...
dari semua jumlah ahli waris laki-laki dan perempuan, sudah Allah tetapkan 6 kadar, yaitu:
jika kita deretkan, akan muncul deretan yang indah dari pembagian tersebut,
ini bisa menjadi ide dasar barisan rekursif dan pembahasan konvergensinya...
sedangkan 'aul, 'aul adalah bertambahnya jumlah bagian fardh dan berkurangnya nashib
(bagian) para ahli waris...
'aul adalah kelebihan jumlah warisan yang diterima oleh ahli waris sesuai kadarnya dalam Al-
Qur'an...
'aul terjadi karena kecacatan dalam jumlah ahli waris (ashabul fardh)..
pada masa Rasulullah.SAW sampai masa kekhalifahan Abu Bakar.ra Ash-Shiddiq kasus 'aul atau
penambahan tidak pernah terjadi..
masalah 'aul pertama kali muncul pada masa khalifah 'Umar.ra bin Khathab, Ibnu Abbas berkata:
"Orang yang pertama kali menambahkan pokok masalah (yakni 'aul) adalah 'Umar bin
Khathab! Dan hal itu ia lakukan ketika fardh yang harus diberikan kepada ahli waris bertambah
banyak"...
ketika ditemui kasus kelebihan sehingga berat sebelah ini dipersidangkan di depan 'Amirul
Mu'minin ('Umar), 'Umar berkata: "tambahkanlah hak para ashhabul furudh akan fardh-nya!"...
mudahnya, membuang uang abstrak yang memang abstrak (immateriil) untuk masing-masing
ahli waris...
para sahabat menyepakati langkah tersebut, dan menjadilah hukum tentang 'aul (penambahan)
fardh ini sebagai keputusan yang disepakati seluruh sahabat Nabi.SAW...
QUOTE
n'DhiK
View Blog
18-04-2009, 10:01 AM
#2
n'DhiK
kaskus addict
UserID: 799605
Join Date: Apr 2009
Location: Joglo, Jakarta
Posts: 1,451
Blog Entries: 2
Quote:
"Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah : "Allah memberi fatwa
kepadamu tentang kalalah (yaitu) : jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak
dan mempunyai saudara perempuan, maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari
harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara
perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara perempuan itu dua orang,
maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal. Dan jika
mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan, maka bahagian
seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara perempuan. Allah
menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. Dan Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu" (QS An-Nisa': 176)
dalam kasus seperti ini, jika kita hitung secara operasi aljabar sederhana sbb;
View Blog
18-04-2009, 10:23 AM
#3
n'DhiK
kaskus addict
UserID: 799605
Join Date: Apr 2009
Location: Joglo, Jakarta
Posts: 1,451
Blog Entries: 2
lanjutt,
suami: 1/2
2 saudara perempuan: 2/3
ibu: 1/6
C. 1/2 x + 2/3 x + 1/6 x = 1y → ini koefisien dengan variabel lebih dari satu (x dan y), dan
jumlah (1/2 x + 2/3 x + 1/6 x) tidak harus 1 (satu)...
persamaan A, B, dan C sah-sah saja, TAPI DALAM KONTEKS KASUS INI, persamaan A
MUTLAK tidak berguna...
persamaan B sudah mendekati TAPI DALAM KONTEKS FARAIDH TIDAK MASUK AKAL,
ya jangan dipergunakan, sebab ini pembuktian empiris...
persamaan C bagaimana?
AN-NISA':12 → "Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh istri-
istrimu, jika mereka tidak mempunyai anak"
AN-NISA':176 → "…tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua
pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal"
AN-NISA': 11 → "Dan untuk dua orang ibu-bapak, bagi masing-masingnya seperenam dari
harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal
tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapaknya (saja), maka ibunya mendapat
sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat
seperenam"
ini artinya adalah pembagian "pusaka" BAGI KETURUNANMU yang dalam hal ini adalah
"anak-anakmu"...
jadi di dalam Firman Allah di atas, pusaka, harta, pemberi waris, dan penerima waris merupakan
komponen yang terletak di dalam konsep Integral (Anti-Turunan) dan Differensial (Turunan)...
QUOTE
n'DhiK
View Blog
Sponsored Links
18-04-2009, 10:35 AM
#4
n'DhiK
kaskus addict
UserID: 799605
Join Date: Apr 2009
Location: Joglo, Jakarta
Posts: 1,451
Blog Entries: 2
sedikit uraian mengenai Integral dan Differensial:
INTEGRAL
Integral adalah kontra dari Differensial, terbagi atas 2 cabang dasar, Integral Tertentu (dengan
batasan) dan Integral Tak Tentu (tanpa batasan), tentunya Integral Tak Tentu yang akan
dibahas..
Quote:
DIFFERENSIAL
Quote:
View Blog
18-04-2009, 10:47 AM
#5
n'DhiK
kaskus addict
UserID: 799605
Join Date: Apr 2009
Location: Joglo, Jakarta
Posts: 1,451
Blog Entries: 2
telah diketahui,
y = Pusaka...
x = Satuan unit "harta yang ditinggalkan"...
maka:
F(x) = Persamaan fungsi dari Harta yang ditinggalkan (Pusaka yang diturunkan), sesuai contoh
kasus di atas
dimana: F(x) = 1/2 x + 2/3 x + 1/6 x
jadi:
dy/dx = F(x)
∫ dy/dx = ∫ F(x)
∫ 1 dy = ∫ F(x) dx
y + C = F'(x) + C123
subtitusikan:
Quote:
apabila C = C1 = C2 = C3 = 0
atau,
apabila C = C1 = C2 = C3 = 0
y = 3/12 (45jt) + 4/12 (45JT) + 1/12 (45JT)
y = 11.250.000 + 15.000.000 + 3.750.000 = 30.000.000 → TIDAK BERLEBIH, PAS...
sehingga,
apabila asumsi C, C1 atau C2 atau C3 tidak nol, maka berarti ada pihak lain penerima waris yaitu
fakir miskin, anak yatim dan atau pihak kerabat.
C dan C1 + C2 + C3 = fakir miskin + anak yatim + pihak kerabat (dan boleh nol)...
QUOTE
n'DhiK
View Blog
18-04-2009, 10:51 AM
#6
n'DhiK
kaskus addict
UserID: 799605
Join Date: Apr 2009
Location: Joglo, Jakarta
Posts: 1,451
Blog Entries: 2
defisit ini juga diwariskan dan setiap ahli waris mendapat jumlah defisit sesuai perbandingan
bagian hak warisnya, tapi bagaimana cara mewariskan defisit sementara defisit ini abstrak,
ghaib...
3 : 4 : 1 (pembilang masing-masing),
1/2 x 6 = 3
2/3 x 6 = 4
1/6 x 6 = 1
jadi,
SAMA KAN?
View Blog
18-04-2009, 11:14 AM
#7
n'DhiK
kaskus addict
UserID: 799605
Join Date: Apr 2009
Location: Joglo, Jakarta
Posts: 1,451
Blog Entries: 2
defisit ini juga diwariskan dan setiap ahli waris mendapat jumlah defisit sesuai perbandingan
bagian hak warisnya, tapi bagaimana cara mewariskan defisit sementara defisit ini abstrak,
ghaib...
3 : 4 : 1 (pembilang masing-masing),
1/2 x 6 = 3
2/3 x 6 = 4
1/6 x 6 = 1
jadi,
3/8 kadar defisit suami
4/8 kadar defisit saudara perempuan
1/8 kadar defisit ibu
langkah berikutnya, setelah menghitung "uang abstrak" tersebut, barulah mencari bagian kadar
masing-masing, cara mencarinya bukan dibagi 3/8 4/8 1/8 dengan jumlah warisan semua seperti
dibagi 1/2 2/3 1/6 di atas, tapi dikurangi hasil kelebihan baru dikurangi jumlah warisan:
SAMA KAN?
^_^
QUOTE
n'DhiK
View Blog
18-04-2009, 11:20 AM
#8
n'DhiK
kaskus addict
UserID: 799605
Join Date: Apr 2009
Location: Joglo, Jakarta
Posts: 1,451
Blog Entries: 2
cara yang lebih mudah lagi adalah tanpa rasio, namun perlu mengetahui angka permasalahan 'al
dan penaikannya, inilah cara 'Umar.ra bin Khaththab..
metode yang dipakai dari contoh kasus, dilihat berdasarkan perspektif ahli waris:
1. dinaikkan menjadi 7
2. dinaikkan menjadi 8
3. dinaikkan menjadi 9
4. dinaikkan menjadi 10
1. dinaikkan menjadi 13
2. dinaikkan menjadi 15
3. dinaikkan menjadi 17
dinaikkan menjadi 27
NB: ingat, penaikan ini hanya gambaran, untuk membuktikan bisa lewat rasio (perbandingan)!
cara membedakan kasus 'aul dilihat dari pokok angka permasalahan, contoh:
1. setiap masalah atau keadaan yang di dalamnya terdapat ahli waris yang berhak mendapatkan
bagian setengah (1/2) dari harta waris, kemudian yang lain berhak mendapatkan sisanya, atau
dua orang ahli waris yang masing-masing berhak mendapatkan bagian setengah (1/2), maka
pokok masalahnya dari dua (2), dan tidak dapat di-'aul-kan...
2. setiap masalah atau keadaan yang di dalamnya terdapat ahli waris yang berhak mendapat
bagian sepertiga (1/3) dan yang lain sisanya, atau dua orang ahli waris yang satu berhak
mendapat bagian sepertiga (1/3) dan yang lainnya dua per tiga (2/3), maka pokok masalahnya
dari tiga (3), dan tidak ada 'aul...
3. setiap masalah atau keadaan yang di dalamnya terdapat ahli waris yang berhak mendapat
bagian seperempat (1/4) dan yang lain sisanya, atau dua orang ahli waris yang satu berhak
mendapat seperempat (1/4) dan yang lain berhak mendapat setengah (1/2), maka pokok
masalahuya dari empat (4), dan dalam hal ini tidak ada 'aul...
4. setiap masalah atau keadaan yang di dalamnya terdapat ahli waris yang berhak mendapat
bagian seperdelapan (1/8) dan yang lain sisanya, atau dua orang ahli waris yang satu berhak
mendapat seperdelapan dan yang lainnya setengah, maka pokok masalahnya dari delapan, dan
tidak ada 'aul...
jadi penyebut selain 6, 12, dan 24 tidak di'aulkan karena tidak ada kelebihan...
wallahu a'lam,