Anda di halaman 1dari 10

NAMA : EGI GATOT RAKA PRATAMA

NPM : 181000412
KELAS :H
MATA KULIAH : HUKUM ISLAM II

A.ZAKARIA

ILMU FARAIDH / A.ZAKARIA 1


Pengertian Ilmu Faraidh

Ilmu artinya pengetahuan. Faraidh adalah bentuk jama darikata


faraidh, artinya bagian. Ilmu faraidh adalah ilmu yang mempelajari
tentang pembagian harta pusaka.

KEUTAMAAN ILMU FARAIDH

Aturan dan ketentuan pembagian harta pusaka adalah bagian dari


syari’at islam. Tentu saja ilmu faraidh itu adalah ilmu yang harus di
pelajari oleh umat islam, sebagaimana sabda Nabi SAW:
“ Belajarlah Alqur’an dan ajarkanlah kepada kepada manusia, dan
berajalah ilmu faraid dan ajarkanlah kepada orang lain, karena
sesungguhnya aku adalah orang yang akan mati dan ilmu akan
terangkat (dilupakan) dan khawatir akan terjadi dua orang
berselisih (tentang pembagian harta pusaka)nkemudian tidak
mendapatkan seseorang yang memberitahu keduanya.”(H.R. al-
Tirmidzi;Tuhfan al-Ahwadzi,6:266)
ILMU FARAIDH / A.ZAKARIA 2
TIRKAH
Para ulama mendefinisikan tirkah ialah;
“Apa apa peninggalan mayyit baik berupa harta atau hak.”
Yang dimaksud dengan harta ialah, seluruh harta kekayaan milik mayyit
(peninggalan mayyit). Yang dimaksud dengan hak ialah hak cipta atau hak
paten.
Hakikat tirkah
Hak tirkah itu adalah seluruh harta milik mayyit andai bercampur kekeyaan
suami dan istri, maka pisahkan dulu mana;
1. Harta bawaan suami sebelu menikah.
2. Harta bawaan istri sebelum menikah.
3. Harta hasil usaha Bersama suami istri.

ILMU FARAIDH / A.ZAKARIA 3


WASHIYYAT
Sebalum pembagian waris dilaksanakan, maka keluarga yang ditinggal
mati dituntut untuk menyelesaikan dulu washiyat si mayyit atau
membayarkan dulu hutang hutangnya.

KETENTUAN-KETENTUAN WASHIYYAT
Washiyyat itu adalah satu pesan dari seseorang agar dilaksanakan
sesudah ia meninggal. Dalam hal ini dapat beberapa ketentuan,di
antaranya:
1. Tidak boleh lebih dari sepertiga kekayaannya.
2. Tidak boleh washiyat kepada ahli waris.
3. Tidak Boleh melanggar washiyyat.
4. Tidak apa-apa mengubah washiyat jika terapat kesalahan atau
kekeliruan
5. Washiyyat tidak memberatkan orang yang mendapatkan washiyyat.

ILMU FARAIDH / A.ZAKARIA 4


PEMBAGIAN WARISAN
Ada dua kelompok ahli waris dalam pembagian warisan, yaitu;
1. Dzawi al-furudh ialah mereka yang mendapatkan warisan yang telah
ditentukan nominalnya, yaitu ada yang mendapatkan:
- 1/8 (seperdelapan)
- 1/4 (seperempat)
- 1/2 (sepertengah)
- 2/3 (dua pertiga)
- 1/3 (sepertiga)
- 1/6 (seperenam)
2. Asabah ialah mereka yang mendapatkan warisan dengan tidak
ditentukan nominalnya, mungkin ia meraih seluruh harta pusaka,
mungkin juga ia meraih sisa setelah Dzawi al-furudh dan mungkin juga
tidak mendapatkan waris karena habis dengan Dzawi al-furudh.

ILMU FARAIDH / A.ZAKARIA 5


TENTANG MENGESAHKAN MASALAH
Yang dimaksud dengan tashish al-masalah ialah bagaimana teknis
pembagian waris dengan cara perhitungannya bagi mereka yang berhak
mendapatkan warisan.
Dalam hal ini penulis tidak menggunakan istilah-istilah ilmu faraidh
karena kadang dirasakanya agak rumit dalam cara perhitungan nya
terutama dalam mengenal peristilahanya.
Cara perhitungan nya adalah seperti contoh dibawah ini, umpamanya
kasus 1:
1. A berhak mendapatkan ½.
2. B berhak mendapatkan ¼.
3. C berhak mendapatkan 1/8.

ILMU FARAIDH / A.ZAKARIA 6


BEBERAPA MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN PEMBAGIAN
HARTA PUSAKA.
Ada beberapa masalah yang kadang terjadi bahan pembicaraan dalam
pembagian harta pusaka, Diantaranya;
1. Kedudukan anak angkat
Anak angkat dalam syariat islam disebut tabanni atau dalam istilah
lain disebut adopsi. Islam memperbolehkan mengambil seseorang
untuk dijadikan anak angkat sebagaimana Nabi SAW menjadikan
zaid bin haritsah sebagai anak angkatnya.
2. Anak Zina
Anak zina atau anak haram ialah anak yang lahir tampa melelui
pernikahan. Anak zina berhak mendapatkan warisan karena secara
nasiab dia anak dari ibu kandungnya, tetapi dalam hal warisan dari
ayahnya masih ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama .

ILMU FARAIDH / A.ZAKARIA 7


DALIL-DALIL TENTANG WARIS
 Hukum melaksanakan system kewarisan menurut ajaran islam.
“Allah telah mewashiyyatkan bagimu tentang (Pembagian pusaka
untuk) anak-anakmu,yaitu bagian seorang anak laki laki sama
dengan bagian dua orang anak perempuan” (Q.S. al-Nisa:12)
 Sangsi bagi yang tidak melaksanakan system kewarisan menurut
ajaran islam.
“Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-nya, dan
melanggar ketentuan ketentuanya, niscaya allah memesukan nya ke
dalam api neraka sedang ia kenal di dalamnya dan baginya siksa
yang menghinakan “(Q.S. al-Nisa:14)
 Perintah untuk mempelajari ilmu faraidh.
“Belajarlah al-qur’an dan ajarkan lah kepada manusia, dan belajarlah
ilmu faraidh dan ajarkanlah kepada orang yang lain, karena
sesungguhnyaaku adalah orang yang akan mati dan ilmu akan
terangkat (dilupakan) dan khawatir akan terjadi dua orang berselisih
(tentang pembagian harta pusaka) kemudian tidak mendapatkan
seseorang yang memberi tahu keduanya.” (H.R.al-tirmidzi;tuhfan al-
ahwadzi,6:266)
ILMU FARAIDH / A.ZAKARIA 8
 Hal-hal yang menghalangi untuk mendapatkan waris.
“Seseorang muslim tidaklah berhak mewarisi dari orang yang kafir,
demikian juga yang kafir tidak berhak mewarisi dari orang muslim”
(H.R.al-Bukhari dan muslim)
 Hukum waris kedua orang tua.
“Dan untuk dua orang ibu bapa, bagi masing masingnya seperenam
dari harta yang di tinggal kan, jika yang meninggal itu mempunyai
anak, dan jika yang meniggal itu tidak mempunyai anak dan ia
diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), maka ibunya mendapatkan
sepertiga” (Q.S. al-Nisa:11)
 Hukum waris anak laki laki dan perempuan.
“Allah telah mewashiyatkan bagimu tentang (pembagian pusaka
untuk) anak-anakmu, yaitu bagian seorang anak laki laki sama
dengan bagian dua orang anak perempuan.” (Q.S.al-Nisa:11)

ILMU FARAIDH / A.ZAKARIA 9


 Hukum waris cucu laki-laki dari anak laki-laki dan cucu
perempuan dari anak laki-laki.
“Zaid bin tsabit berkata: kedudukan cucu laki-laki sama dengan
anak laki-laki jika tidak ada cucu laki-laki di bawahnya, mereka
mewarisi sebagai mana yang lainya dan mereka pun terhijab
sebagai mana yang lain, tetapi cucu laki laki tidak mendapatkan
waris jika Bersama anak laki-laki tidak terdapat mendapat waris
jika Bersama anak laki-laki, dan jika meninggalkan anak
perempuan dan cucu laki-laki dari anak laki-laki maka
bagaimana untuk anak perempuan adalah seperdua adapun
sisanya untuk cucu dari anak laki-laki.” (H.R.al-bukhari)
 Hukumwaris saudara seibu sebapak
“Bagikanlah harta peninggalan (warisan) kepada yang
berhak,dan apa yang tersisa menjadikan hak laki-lakiyang
paling utama.” (H.R.al-Bukhari)

ILMU FARAIDH / A.ZAKARIA 10

Anda mungkin juga menyukai