1. PENDAHULUAN
1. Asteraceae
suku Asteraceae atau sembung-sembungan merupakan kelompok yang terdiri dari 1.100 marga
yang meliputi 20.000 spesies (Cronguist, 1981:1025). Menurut Tjiroosepomo (1996:334) suku
Asteraceae terdiri dari 1.000 marga dan meliputi 14.000 spesies. Beberapa tumbuhan yang
tergolong suku Asteraceae yang sudah cukup terkenal diantanya Aster multiflorus, Blumea
balsamifera, dan Plucea Indica.Tumbuhan suku Asteraceae tersebut memiliki multi fungsi
antara lain sebagai tanaman hias, sayur, dan obat. Asteraceae juga memiliki nilai ekonomi, sebab
terkait dengan fungsinya antaa lain sebagai tanaman hias, Asteraceae juga memiliki harga
dipasaran yang relatif baik. Tjiroosepomo (1996:334) juga mengemukakan bahwa tumbuhan
suku Asteraceae mempunyai mempunyai peran sebagai tanaman obat, yang untuk kondisi
sekarang ini sangat dibutuhkan sebagai alternatif solusi mengatasi mahalnya harga obat dan
pengaruh zat-zat kimia.
Tumbuhan suku Asteraceae dikaji dari aspek ekologi mempunyai peranan yang penting
kaitannya dengan ekosistem yang terdapat dikawasan Coban Rondo yang berperan menjaga
keseimbangan ekosistem. Kartasapoetra, dkk. (2000) mengemukakan tumbuhan ini
berperawakan terna atau semak dan tumbuh diantara pepohonan berperan dalam mencegah
terjadinya erosi karena tumbuhan ini mempunyai empat peran yaitu :
2. Mengurangi kecepatan aliran permukaan dan melindungi pengikisan- pengikisan oleh aliran
permukaan.
3. Mendorong perkembangan biota tanah yang dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah,
dan akar-akarnya dapat mempengaruhi kapasitas infiltrasi tanah sehingga aliran air permukaan
menjadi berkurang.
4. Berperan menambah bahan organik tanah, dan resistensi tanah terhadap erosi menjadi
bertambah.
Dengan demikian, upaya konservasi suku Asteraceae perlu dilakukan secara berkelanjutan.
Langkah awal sebelum konservasi dilakukan adalah mengetahui karakteristik ekologi
Asteraceae, antara lain berupa pola penyebaran, dominansi dan habitat yang sesuai untuk
2
kelangsungan hidup, hal ini perlu diketahui sebagai pengetahuan dan bahan petimbangan untuk
melakukan konservasi lebih lanjut.
Tumbuhan suku Asteraceae pada umumnya hidup menyebar keseluruh dunia, terutama didaeah
topis, Cronguist, (1981:1028) mengatakan tumbuhan suku Asteraceae pola penyebarannya
adalah kosmopolitan atau menyebar keseluruh dunia, dan tempat yang paling cocok adalah pada
wilayah yang mempunyai iklim tropis. Di Kabupaten Malang habitat seperti ini dapat ditemui
dikawasan hutan wisata Coban Rondo di Kecamatan Pujon. Berdasarkan data kawasan Coban
Rondo yang terletak di Ds. Pandesari Kec. Pujon Kabupaten Malang Jawa Timur berada pada
ketinggian kurang lebih 1200 m di atas permukaan laut, mempunyai suhu berkisar 22-240C
dengan curah hujan berkisar 1721 mm/tahun merupakan kawasan hutan tropis dan juga kawasan
konservasi dan wisata. Bedasarka observasi awal pada tanggal 2-5 Mei 2006, diketahui bahwa
beberapa tumbuhan suku Asteracae yang yang dijumpai dikawasan Coban Rondo
adalahAgeratum Conyzohdes, Synedrella Nodiflora, Eupatorium riparium Reg. Bidens
Pilosa L. Emilia Sonchifolia (L.) DC. Tumbuhan suku Asteraceae berperan sebagai bagian dari
ekosistem di Coban Rondo yaitu sebagai tumbuhan penutup tanah yang mempunyai pengaruh
penting dalam mempertahan keberlangsungan ekosistem. Disisi lain pada kawasan Coban Rondo
terdapat dua zona yakni zona datar dan zona miring. Dengan adanya dua zona tersebut, maka
perlu diketahui apakah pada zona yang berbeda disuatu kawasan, memiliki karakteristik flora
dalam hal ini Asteraceae yang berbeda pula.
Atas dasar pemaparan di atas kiranya perlu dilakukan penelitian yang mengarah pada usaha
konservasi kawasan hutan terutama dikawasan Coban Rondo. Terkait dengan usaha tersebut
maka penelitian yang berjudul studi pola penyebaran tumbuhan suku Asteraceae pada zona datar
dan zona miring dikawasan Coban Rondo Kecamatan Pujon Kabupaten Malang ini penting
untuk dilakukan.
Suku ara-araan atau Moraceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan
berbunga. Menurut Sistem klasifikasi APG II suku ini dimasukkan ke dalam bangsa
Rosales, klad eurosids I. Ke dalam suku ini termasuk beringin, ara, tin, pohon bodhi, dan
murbei. Ciri khas suku ini dapat dilihat dari daunnya yang relatif tebal, agak berdaging
(sukulen), serta dari buahnya yang bukan merupakan buah sejati karena terbentuk dari
dasar bunga yang membesar lalu menutup sehingga membentuk bulatan seperti buah.
Bunganya tersembunyi di dalam "buah" dan diserbuki oleh serangga tertentu (biasanya
dari anggota Hymenoptera).
3
Beringin (Ficus benjamina dan beberapa jenis lain, termasuk suku ara-araan atau
Moraceae) Beringin, yang disebut juga waringin atau (agak keliru) ara (ki ara, ki berarti
“pohon”), dikenal sebagai tumbuhan pekarangan dan tumbuhan hias pot. Pemulia telah
mengembangkan beringin berdaun loreng (variegata) yang populer sebagai tanaman hias
ruangan. Beringin juga sering digunakan sebagai objek bonsai.
Ficus elastica, juga disebut ara karet, semak karet, tanaman karet, atau semak
karet India adalah suatu spesies tanaman genus ara, asli timur laut India, selatan
Indonesia. Ini merupakan semak lemak dalam kelompok beringin dari buah ara, tumbuh
30-40 meter (98-130 kaki) (jarang hingga 60 meter / 200 kaki) tinggi, dengan batang
kokoh sampai 2 meter (6,6 kaki) diameter. Batang pohon mengembangkan akar udara
4
dan buttressing untuk jangkar dalam tanah dan membantu mendukung cabang berat. Oval
mengkilap ini memiliki luas daun 10-35 cm (3,9-14 in) panjang dan 5-15 cm (2,0-5,9 in)
lebar, daun ukuran terbesar pada tanaman muda (terkadang sampai 45 cm / 18 inci
panjang), jauh lebih kecil di pohon-pohon tua (biasanya 10 cm / 3,9 inci panjang). Daun
mengembangkan di dalam sarungnya di meristem apeks, yang tumbuh lebih besar
sebagai daun baru berkembang. Jika sudah matang, dan sarung unfurls turun dari pabrik.
Di dalam daun baru, daun lain belum menghasilkan adalah menunggu untuk
dikembangkan. Sebagai dengan anggota lain dari genus Ficus, bunga-bunga tertentu
membutuhkan jenis ara tawon untuk menyerbuki dalam hubungan co-berevolusi. Karena
hubungan ini, tanaman karet tidak menghasilkan bunga atau wangi yang sangat
berwarna-warni untuk menarik penyerbuk lainnya. Buah ini berbentuk oval kuning-hijau
kecil ara 1 centimeter (0,39 di) panjang, nyaris tidak dimakan, hanya akan berisi benih
layak dimana spesies ara yang relevan tawon hadir.
Ficus lyrata yang umum dikenal sebagai biola-daun ara, adalah spesies pohon
ara, asli ke Afrika barat, dari barat ke Sierra Leone Kamerun. Tumbuh di hutan hujan
tropis dataran rendah. Ini adalah ara beringin (Ficus Subgenus Urostigma) yang biasanya
mulai hidup sebagai epifit tinggi di mahkota pohon lain; itu kemudian mengirimkan akar
ke tanah yang menyelubungi batang pohon inang dan perlahan-lahan mencekik itu. Hal
ini juga dapat tumbuh sebagai pohon bebas berdiri sendiri, tumbuh sampai 12-15 meter
(40-50 kaki). Daun adalah variabel dalam bentuk, tetapi sering dengan puncak tengah
yang luas dan sempit, menyerupai biola, mereka sampai 45 cm (18 in) panjang dan 30 cm
(12 in) yang luas, walaupun biasanya lebih kecil, dengan tekstur kulit dan margin
bergelombang. Buah ara hijau adalah 2,5-3 cm (1 - ¼ in) diameter.
Ini adalah pohon hias populer di taman-taman subtropis dan tropis, dan juga
tumbuh sebagai houseplant, dimana biasanya tetap pendek ketika dimasukkan ke dalam
pot dibandingkan saat di luar rumah tumbuh. Fitur utama hortikultura mereka adalah
daun besar mereka. Seperti spesies ara lain, dapat tumbuh di pohon besar jika ditanam di
tanah. Seperti semua buah ara, itu tender embun beku.
5
2. Magnoliaceae
Magnoliaceae adalah suku atau familia dalam Spermatophyta yang masuk dalam
ordo Magnoliales. Famili Magnoliaceae terdiri dari dua subfamili yaitu :
Michelia adalah genus tanaman berbunga dari suku Magnoliaceae. Genus ini
memiliki sekitar 50 spesies pohon selalu hijau, semak-semak, yang tumbuh di daerah
tropis dan subtropis di Asia Selatan dan Asia Tenggara serta Tiongkok selatan.
Tanaman ini juga disebut Bunga Cempaka.Daun dan bunga Michelia masih
menyerupai daun dan bunga Magnolia. Walau bunga Michelia lebih tersebar di
sepanjang batang tumbuhan, sedangkan bunga Magnolia hanya tumbuh di ujung
batang.Beberapa spesies merupakan penghasil kayu yang penting. Sedangkan
beberapa spesies seperti Michelia champaca (di Nanggroe Aceh Darussalam dikenal
sebagai bunga jeumpa) dan Michelia doltsopa ditanam karena bunganya. M.
champaca juga dikembang-biakkan untuk diambil minyak dari bunganya sebagai
bahan parfum. Beberapa spesies juga ditanam sebagai tanaman pembatas jalan seperti
M. figo, M. doltsopa dan M. champaca.
2. HASIL PENGAMATAN
7
B. Penjelasan
1. Ficus benjamina L.
1. Pertelaan
a. Klasifikasi
Bangsa : Urticales
Suku : Moraceae
Marga : Ficus
Habitus : Pohon
Buah : Buni, bulat, masih muda berwarna hijau setelah tua berwarna
merah.
2. Dokumentasi di lapangan
a. Daun beringin berkhasiat sebagai obat sakit sariawan pada anak-anak. Untuk
obat sawanan dipakai 100 gram daun beringin, dicuci dan direbus dengan 5
liter air selama 25 menit. Air rebusan setelah agak dingin digunakan untuk
memandikan anak yang sedang sakit.
b. Sampah daun dapat dikomposkan untuk kebutuhan pupuk organik, pohon
beringin dapat sebagai hiasan adalah untuk bonsai.
c. Dapat mengobati bronkhitis, caranya : Rebus 75 g daun beringin segar dan
18 g kulit jeruk mandarin dengan 3 gelas air, sampai tersisa sekitar 1 gelas
saja. Setelah dingin saring dan minum 3 kali sehari pagi , siang dan malam.
Lakukan selama 10 hari.
d. Mengobati kejang pada anak Caranya : Cuci bersih 100 g daun beringin dan
rebus dengan 5 liter air selama 25 menit. Selanjutnya ai rebusan tersebut di
gunakan untuk memandikan anak selagi hangat.
e. Mengobati Radang Usus dan Disentri, caranya : Cuci bersih 500 g daun
beringin segar dan rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa sekitar 1 gelas saja.
Setelah dingin saring dan minum 2 kali sehari pagi dan sore masing - masing
1/2 gelas.
4. Kandungan Kimia
Daun, akar dan kulit batang beringin mengandung saponin, falvonoida dan
polifenol
1. Pertelaan
10
a. Klasifikasi
Bangsa : Urticales
Suku : Moraceae
Marga : Ficus
Habitus : Pohon
2. Dokumentasi di Lapangan
11
c. Akar untuk mengatasi rematik sendi, berhenti haid pada usia subur, sakit magg
dan bisul.
3. Ficus lyrata
1. Pertelaan
a. Klasifikasi
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Urtiales
Suku : Moraceae
12
Marga : Ficus
Habitus : Pohon
Batang : Berkayu
2. Dokumentasi di Lapangan
4. Kandungan kimia
1. Pertelaan
a. Klasifikasi
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Urticales
Suku : Moraceae
Marga : Ficus
2. Dokumentasi di lapangan
15
d. Mengatasi bisul
f. Sesak nafas
4. Kandungan kimia
5. Michelia champaca L.
1. Pertelaan
a. Klasifikasi
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Magnoliales
Suku : Magnoliaceae
Marga : Michelia
Habitus : Pohon
Daun : Panjang lancip, berbentuk telur taji. Dengan ujung dan pangkal
runcing.
Bunga : Tunggal. Pada dasar bunga yang berbentuk tiang, bakal buah dan
benang sari jelas dipisahkan oleh suatu ruang. Bakal buah lebih dari
20, berjejal-jejal, bentuk telur pipih, berambut, masing-masing
denagn bakal biji yang banyak.
Biji : Biji masak merah tua bergantung keluar pada berkas yang
memanjang menjadi benang yang langsing.
2. Dokumentasi di lapangan
b. Daun dapat digunakan untuk batu ginjal, mulas, nafas/mulut bau. Daunnya bila
direbus dan ditambahkan madu bisa digunakan untuk obat cacing, reumatik,
tenggorokan, obat kumur, bronkhitis dan kencing sedikit
c. Kulit kayu untuk demam, haid tidak teratur, infeksi saluran kemih
87 Iris SP Tridaceae
88 Typhia angustifolia Poacea
89 Equisetum ramossisimum Equaceae
90 Euphorbia tirucalli Euphorbiaceae Patah tulang
91 Nephorlepis SP
92 Mimusops elengi L. Sapotaceae Kembang tanjung
93 Morinda citrifolia L. Rubiaceae Mengkudu, face
94 Murraya paniculata (L.) Jack Rutaceae Kemuning
95 Nerium oleander L. Apocynaceae Oleander
96 Orthosiphon aristutus (Bl.) miq. Lamiaceae Kumis kucing
97 Oxalis comiculata L. Oxalidaceae Calingcing
98 Pachystachys lutea Acanthaceae Lollipop
99 Pandanus amaryllifolius Roxb. Pandanaceae Pandan wangi
100 Pandanus bidur Soland. ex Park Pandanaceae Pandan laut
101 Peperomia pellucid (L.) H.B.K Piperaceae Sasaladahan
102 Persea americana Mill. Lauraceae Alpukat
103 Petrea volubilis Verbenaceae Kembang kolecer
104 Pinus merkusii Jungh & De Vriesa Pinaceae Pinus
105 Plantago major L. Plantaginaceae Kiurat/ daun sendok
106 Plumeria acuminate L. Apocynaceae Samboja, kemboja kuning
107 Osmanthus frgrans Olaceae
108 Melaleuca leucadendra Myrtaceae Kayu putih
109 Psidium guajava L. Myrtaceae Jambu batu
110 Punica granatum L. Punicaceae Delima
111 Pyrostegia venusta (Ker) Miers. Bignoniaceae Stepanot
112 Exelsa (Thunb) Henry ex. Rehder Arecaceae Waregu
113 Rhoeo discolor = R.spathacea (swartz) Commelinaceae Adam & hawa berperahu
WT Steam
114 Ricinus communis L. Euphorbiaceae Kaliki
115 Rivina humilis L. Phytolaccaceae Dadarahan
116 Rorippa indica (L.) Hiem Brassicaceae Sawi langit
117 Roystonea regia (Kunth.) Hook. Arecaceae Palem raja
118 Sansevieria trifasciata Prain Agavaceae Bebedogan, lidah mertua
119 Sericocalyx crispus (L.) Bremek. Acanthaceae Keci beling, sambaing dara
120 Setaria palmifolia stapf. Poaceae Jukut sauhen
121 Sonchus arvensis L. Asteraceae Jombang, lempuyung
122 Stachytarpheta indica (L.) Vahl Verbenaceae Jarong lalaki
123 Swietenia macrophylla King. Meliaceae Mahoni
124 Syzygium aquaeum (Burm f.) Alst. Myrtaceae Jambu air
125 Syzygium polyanthum (Weight) Walp. Myrtaceae Salam
126 Tabebuia argentea Bignoniaceae
127 Tallinum paniculatum (Jacq.) Gaertn. Portulacaceae Ginseng jawa
128 Tallinum triangulare (Jacq.) Wild. Portulacaceae Ginseng jawa
129 Tectona grandis L. Verbenaceae Jati
21
3. DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.plantamor.com/index.php?plant=2088
2. http://kultur-jaringan.blogspot.com/2009_08_06_archive.html
3. http://www.plantamor.com/index.php?plant=579
4. http://ccrcfarmasiugm.wordpress.com/ensiklopedia-tanaman-anti kanker/a/awar-awar/
5. http://www.plantamor.com/index.php?plant=844
6. http://staff.blog.ui.ac.id/taqyudin/index.php/category/tropical-tree/
7. http://warnadunia.com/manfaat-dan-khasiat-cempaka-kuning-sebagai-obat-tradisional/
8.http://www.naturindonesia.com/tanaman-obat-indonesia/abjad-awal-c/114-cempaka-
kuning.html
22