Anda di halaman 1dari 22

1

1. PENDAHULUAN

1. Asteraceae

suku Asteraceae atau sembung-sembungan merupakan kelompok yang terdiri dari 1.100 marga
yang meliputi 20.000 spesies (Cronguist, 1981:1025). Menurut Tjiroosepomo (1996:334) suku
Asteraceae terdiri dari 1.000 marga dan meliputi 14.000 spesies. Beberapa tumbuhan yang
tergolong suku Asteraceae yang sudah cukup terkenal diantanya Aster multiflorus, Blumea
balsamifera, dan Plucea Indica.Tumbuhan suku Asteraceae tersebut memiliki multi fungsi
antara lain sebagai tanaman hias, sayur, dan obat. Asteraceae juga memiliki nilai ekonomi, sebab
terkait dengan fungsinya antaa lain sebagai tanaman hias, Asteraceae juga memiliki harga
dipasaran yang relatif baik. Tjiroosepomo (1996:334) juga mengemukakan bahwa tumbuhan
suku Asteraceae mempunyai mempunyai peran sebagai tanaman obat, yang untuk kondisi
sekarang ini sangat dibutuhkan sebagai alternatif solusi mengatasi mahalnya harga obat dan
pengaruh zat-zat kimia.

Tumbuhan suku Asteraceae dikaji dari aspek ekologi mempunyai peranan yang penting
kaitannya dengan ekosistem yang terdapat dikawasan Coban Rondo yang berperan menjaga
keseimbangan ekosistem. Kartasapoetra, dkk. (2000) mengemukakan tumbuhan ini
berperawakan terna atau semak dan tumbuh diantara pepohonan berperan dalam mencegah
terjadinya erosi karena tumbuhan ini mempunyai empat peran yaitu :

1. Menghalangi tumbukan-tumbukan langsung butir-butir hujan sehingga daya tumbuk butir-


butir hujan tersebut dapat direduksi.

2. Mengurangi kecepatan aliran permukaan dan melindungi pengikisan- pengikisan oleh aliran
permukaan.

3. Mendorong perkembangan biota tanah yang dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah,
dan akar-akarnya dapat mempengaruhi kapasitas infiltrasi tanah sehingga aliran air permukaan
menjadi berkurang.

4. Berperan menambah bahan organik tanah, dan resistensi tanah terhadap erosi menjadi
bertambah.

Dengan demikian, upaya konservasi suku Asteraceae perlu dilakukan secara berkelanjutan.
Langkah awal sebelum konservasi dilakukan adalah mengetahui karakteristik ekologi
Asteraceae, antara lain berupa pola penyebaran, dominansi dan habitat yang sesuai untuk
2

kelangsungan hidup, hal ini perlu diketahui sebagai pengetahuan dan bahan petimbangan untuk
melakukan konservasi lebih lanjut.

Tumbuhan suku Asteraceae pada umumnya hidup menyebar keseluruh dunia, terutama didaeah
topis, Cronguist, (1981:1028) mengatakan tumbuhan suku Asteraceae pola penyebarannya
adalah kosmopolitan atau menyebar keseluruh dunia, dan tempat yang paling cocok adalah pada
wilayah yang mempunyai iklim tropis. Di Kabupaten Malang habitat seperti ini dapat ditemui
dikawasan hutan wisata Coban Rondo di Kecamatan Pujon. Berdasarkan data kawasan Coban
Rondo yang terletak di Ds. Pandesari Kec. Pujon Kabupaten Malang Jawa Timur berada pada
ketinggian kurang lebih 1200 m di atas permukaan laut, mempunyai suhu berkisar 22-240C
dengan curah hujan berkisar 1721 mm/tahun merupakan kawasan hutan tropis dan juga kawasan
konservasi dan wisata. Bedasarka observasi awal pada tanggal 2-5 Mei 2006, diketahui bahwa
beberapa tumbuhan suku Asteracae yang yang dijumpai dikawasan Coban Rondo
adalahAgeratum Conyzohdes, Synedrella Nodiflora, Eupatorium riparium Reg. Bidens
Pilosa L. Emilia Sonchifolia (L.) DC. Tumbuhan suku Asteraceae berperan sebagai bagian dari
ekosistem di Coban Rondo yaitu sebagai tumbuhan penutup tanah yang mempunyai pengaruh
penting dalam mempertahan keberlangsungan ekosistem. Disisi lain pada kawasan Coban Rondo
terdapat dua zona yakni zona datar dan zona miring. Dengan adanya dua zona tersebut, maka
perlu diketahui apakah pada zona yang berbeda disuatu kawasan, memiliki karakteristik flora
dalam hal ini Asteraceae yang berbeda pula.

Atas dasar pemaparan di atas kiranya perlu dilakukan penelitian yang mengarah pada usaha
konservasi kawasan hutan terutama dikawasan Coban Rondo. Terkait dengan usaha tersebut
maka penelitian yang berjudul studi pola penyebaran tumbuhan suku Asteraceae pada zona datar
dan zona miring dikawasan Coban Rondo Kecamatan Pujon Kabupaten Malang ini penting
untuk dilakukan.

 Suku ara-araan atau Moraceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan
berbunga. Menurut Sistem klasifikasi APG II suku ini dimasukkan ke dalam bangsa
Rosales, klad eurosids I. Ke dalam suku ini termasuk beringin, ara, tin, pohon bodhi, dan
murbei. Ciri khas suku ini dapat dilihat dari daunnya yang relatif tebal, agak berdaging
(sukulen), serta dari buahnya yang bukan merupakan buah sejati karena terbentuk dari
dasar bunga yang membesar lalu menutup sehingga membentuk bulatan seperti buah.
Bunganya tersembunyi di dalam "buah" dan diserbuki oleh serangga tertentu (biasanya
dari anggota Hymenoptera).
3

Berikut ini merupakan contoh-contoh tumbuhan yang termasuk ke dalam suku


Asteraceae :

a. Artemisia vulgaris L. (Lokatmala)

b. Chrysanthemum cinerariifolium (Trev) Vis (Piretrum)

c. Eupatorium inulifolium H. B. K (Kirinyuh)

d. Gynura procumbens Merr (Daun dewa)

e. Sonchus arvensis L. (Jombang)

f. Stevia rebaudiana Hemsl (Sari manis)

g. Taraxacum officinale Wiggers (Dandelion)

h. Tithonia diversifolia A. Gray (Kipait)

a. Artemisia vulgaris L. (Lokatmala)

Beringin (Ficus benjamina dan beberapa jenis lain, termasuk suku ara-araan atau
Moraceae) Beringin, yang disebut juga waringin atau (agak keliru) ara (ki ara, ki berarti
“pohon”), dikenal sebagai tumbuhan pekarangan dan tumbuhan hias pot. Pemulia telah
mengembangkan beringin berdaun loreng (variegata) yang populer sebagai tanaman hias
ruangan. Beringin juga sering digunakan sebagai objek bonsai.

b. Ficus elastic Roxb. (Karet munding)

Ficus elastica, juga disebut ara karet, semak karet, tanaman karet, atau semak
karet India adalah suatu spesies tanaman genus ara, asli timur laut India, selatan
Indonesia. Ini merupakan semak lemak dalam kelompok beringin dari buah ara, tumbuh
30-40 meter (98-130 kaki) (jarang hingga 60 meter / 200 kaki) tinggi, dengan batang
kokoh sampai 2 meter (6,6 kaki) diameter. Batang pohon mengembangkan akar udara
4

dan buttressing untuk jangkar dalam tanah dan membantu mendukung cabang berat. Oval
mengkilap ini memiliki luas daun 10-35 cm (3,9-14 in) panjang dan 5-15 cm (2,0-5,9 in)
lebar, daun ukuran terbesar pada tanaman muda (terkadang sampai 45 cm / 18 inci
panjang), jauh lebih kecil di pohon-pohon tua (biasanya 10 cm / 3,9 inci panjang). Daun
mengembangkan di dalam sarungnya di meristem apeks, yang tumbuh lebih besar
sebagai daun baru berkembang. Jika sudah matang, dan sarung unfurls turun dari pabrik.
Di dalam daun baru, daun lain belum menghasilkan adalah menunggu untuk
dikembangkan. Sebagai dengan anggota lain dari genus Ficus, bunga-bunga tertentu
membutuhkan jenis ara tawon untuk menyerbuki dalam hubungan co-berevolusi. Karena
hubungan ini, tanaman karet tidak menghasilkan bunga atau wangi yang sangat
berwarna-warni untuk menarik penyerbuk lainnya. Buah ini berbentuk oval kuning-hijau
kecil ara 1 centimeter (0,39 di) panjang, nyaris tidak dimakan, hanya akan berisi benih
layak dimana spesies ara yang relevan tawon hadir.

c. Ficus lyrata (Ketapang badag)

Ficus lyrata yang umum dikenal sebagai biola-daun ara, adalah spesies pohon
ara, asli ke Afrika barat, dari barat ke Sierra Leone Kamerun. Tumbuh di hutan hujan
tropis dataran rendah. Ini adalah ara beringin (Ficus Subgenus Urostigma) yang biasanya
mulai hidup sebagai epifit tinggi di mahkota pohon lain; itu kemudian mengirimkan akar
ke tanah yang menyelubungi batang pohon inang dan perlahan-lahan mencekik itu. Hal
ini juga dapat tumbuh sebagai pohon bebas berdiri sendiri, tumbuh sampai 12-15 meter
(40-50 kaki). Daun adalah variabel dalam bentuk, tetapi sering dengan puncak tengah
yang luas dan sempit, menyerupai biola, mereka sampai 45 cm (18 in) panjang dan 30 cm
(12 in) yang luas, walaupun biasanya lebih kecil, dengan tekstur kulit dan margin
bergelombang. Buah ara hijau adalah 2,5-3 cm (1 - ¼ in) diameter.

Ini adalah pohon hias populer di taman-taman subtropis dan tropis, dan juga
tumbuh sebagai houseplant, dimana biasanya tetap pendek ketika dimasukkan ke dalam
pot dibandingkan saat di luar rumah tumbuh. Fitur utama hortikultura mereka adalah
daun besar mereka. Seperti spesies ara lain, dapat tumbuh di pohon besar jika ditanam di
tanah. Seperti semua buah ara, itu tender embun beku.
5

d. Ficus septica Burm.f. (Kuciat)

Ficus septica Burm.f atau lebih dikenal dengan Tanaman Awar-awar,secara


empiris telah digunakan oleh masyarakat untuk mengobati berbagai penyakit. Tanaman
Awar-awar mempunyai berbagai nama daerah yang berbeda-beda diantaranya : Sirih
popar (Ambon), Bei, Loloyan (Minahasa); Ki ciyat (Sunda); Awar awar (Jawa); Bar-abar
(Madura); Awar awar (Belitung); Tobotobo (Makasar); Dausalo (Bugis); Bobulutu
(Halmahera Utara); Tagalolo (Ternate). Sedangkan nama asing untuk tanaman Awar-
Awar antara lain : Papua Nugini : Omia (Kurereda), Manibwohebwahe (Wagawaga,
Milne Bay), Bahuerueru (Vanapa); Filipina: Hauili (Filipino), Kauili (Tagalog), Sio
(Bikol). Nama simplisia adalah Fici septicae folium; daun Awar-awar

2. Magnoliaceae

Magnoliaceae merupakan nama suku untuk kelompok cempaka-cempakaan, dan


masyarakat umum biasa menyebut sebagai kembang cempaka atau kembang kantil.
Anggota dari suku Magnoliaceae berperan penting dalam evolusi tumbuhan tinggi,
karena merupakan awal dari perubahan sistem perbungaan. Perbungaan tersusun dalam
bentuk spiral yang merupakan modifikasi dari perbungaan pinaceae. Beberapa anggota
dari suku ini merupakan tanaman penting dan bernilai dalam kehidupan misalnya
Michelia campaka yang merupakan simbol dari flora daerah Aceh Darusalam . Suku
Magnoliaceae masih termasuk tumbuhan purba, merupakan fosil yang hidup dan asal-
usulnya dapat ditelusuri hingga 95 juta tahun yang lalu. Ciri khas tanaman ini adalah
daun bunganya yang tidak terdiri dari petal dan sepal, melainkan terdiri dari tepal.

Magnoliaceae adalah suku atau familia dalam Spermatophyta yang masuk dalam
ordo Magnoliales. Famili Magnoliaceae terdiri dari dua subfamili yaitu :

a. Magnolioideae dengan genus yang paling terkenal adalah Magnolia.

b. Liriodendroidae , yang merupakan sub-famili monogenerik yang terdiri dari hanya 1


genus yaitu Liriodendron (Tulip)
6

Tidak seperti kebanyakan angiospermae yang bunganya memiliki susunan dalam


lingkaran, Magnoliaceae memiliki benang sari dan putik di spiral pada wadah berbentuk
kerucut. Keadaan ini ditemukan di beberapa fosil tanaman dan diyakini menjadi dasar
atau kondisi awal untuk angiosperma. Bunga-bunga juga memiliki bagian-bagian tidak
jelas dibedakan menjadi daun dan kelopak bunga, sementara angiosperma yang
berkembang kemudian cenderung memiliki daun dan jelas dibedakan kelopak bunga.
Bagian perhiasan bunga atau perianth yang menempati posisi kedua dikenal sebagai
tepals.Berikut ini merupakan contoh tumbuhan yang termasuk ke dalam suku
Magnoliaceae :

a. Michelia champaca (Cempaka kuning)

Michelia adalah genus tanaman berbunga dari suku Magnoliaceae. Genus ini
memiliki sekitar 50 spesies pohon selalu hijau, semak-semak, yang tumbuh di daerah
tropis dan subtropis di Asia Selatan dan Asia Tenggara serta Tiongkok selatan.
Tanaman ini juga disebut Bunga Cempaka.Daun dan bunga Michelia masih
menyerupai daun dan bunga Magnolia. Walau bunga Michelia lebih tersebar di
sepanjang batang tumbuhan, sedangkan bunga Magnolia hanya tumbuh di ujung
batang.Beberapa spesies merupakan penghasil kayu yang penting. Sedangkan
beberapa spesies seperti Michelia champaca (di Nanggroe Aceh Darussalam dikenal
sebagai bunga jeumpa) dan Michelia doltsopa ditanam karena bunganya. M.
champaca juga dikembang-biakkan untuk diambil minyak dari bunganya sebagai
bahan parfum. Beberapa spesies juga ditanam sebagai tanaman pembatas jalan seperti
M. figo, M. doltsopa dan M. champaca.

2. HASIL PENGAMATAN
7

A. Daftar Jenis Tumbuhan

No Suku Nama Jenis Nama Lokal Bentuk hidup (habitus)


1 Moraceae Ficus benjamina L. Beringin Pohon
2 Moraceae Ficus elastica Roxb. Karet Munding Pohon
3 Moraceae Ficus lyrata Ketapang Badag Pohon
4 Moraceae Ficus septica Burm. f. Kuciat Pohon
5 Magnoliacea Michelia champaca L. Cempaka Kuning Pohon
e

B. Penjelasan

1. Ficus benjamina L.

1. Pertelaan

a. Klasifikasi

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)

Anak kelas : Dilleniidae

Bangsa : Urticales

Suku : Moraceae

Marga : Ficus

Jenis : Ficus benjamina L.

b. Ciri-ciri Morfologi umum


8

Habitus : Pohon

Batang : Tegak, bulat, percabangan simpodial, permukaan kasar, pada


batang tumbuh akar gantung, warna coklat kehitaman.

Daun : tunggal, bersilangan berhadapan, lonjong, tepi rata, ujung runcing,


pangkal tumpul, bertangkai pendek, pertulangan menyirip.

Bunga : Tunggal, di ketiak daun, tangkai silindris, kelopak bentuk corong


berwarna hijau, benang sari dan putik halus berwarna kuning,
mahkota bulat, halus berwarna kuning kehijauan

Buah : Buni, bulat, masih muda berwarna hijau setelah tua berwarna
merah.

Biji : Bulat, keras, berwarna putih.

Akar : Tunggang, berwarna coklat

2. Dokumentasi di lapangan

3. Pemanfaatan atau khasiat obat


9

a. Daun beringin berkhasiat sebagai obat sakit sariawan pada anak-anak. Untuk
obat sawanan dipakai 100 gram daun beringin, dicuci dan direbus dengan 5
liter air selama 25 menit. Air rebusan setelah agak dingin digunakan untuk
memandikan anak yang sedang sakit.
b. Sampah daun dapat dikomposkan untuk kebutuhan pupuk organik, pohon
beringin dapat sebagai hiasan adalah untuk bonsai.
c. Dapat mengobati bronkhitis, caranya : Rebus 75 g daun beringin segar dan
18 g kulit jeruk mandarin dengan 3 gelas air, sampai tersisa sekitar 1 gelas
saja. Setelah dingin saring dan minum 3 kali sehari pagi , siang dan malam.
Lakukan selama 10 hari.
d. Mengobati kejang pada anak Caranya : Cuci bersih 100 g daun beringin dan
rebus dengan 5 liter air selama 25 menit. Selanjutnya ai rebusan tersebut di
gunakan untuk memandikan anak selagi hangat.
e. Mengobati Radang Usus dan Disentri, caranya : Cuci bersih 500 g daun
beringin segar dan rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa sekitar 1 gelas saja.
Setelah dingin saring dan minum 2 kali sehari pagi dan sore masing - masing
1/2 gelas.

4. Kandungan Kimia

Daun, akar dan kulit batang beringin mengandung saponin, falvonoida dan
polifenol

2. Ficus elastica Roxb.

1. Pertelaan
10

a. Klasifikasi

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)

Anak kelas : Dilenniidae

Bangsa : Urticales

Suku : Moraceae

Marga : Ficus

Jenis : Ficus elastica Roxb.

b. Ciri-ciri morfologi umum

Habitus : Pohon

Batang :Berkayu, silindris berwarna coklat, permukaan halus, percabangan


menyebar tak beraturan hingga membentuk pohon yang rindang,
keluar akar-akar menggantung dari batang atau cabang yang
sudah besar.

Daun : Tunggal, bertangkai.tersusun berseling, bentuk lonjong, ujung


dan pangkal meruncing(akumintus), tepi rata, permukaan
mengkilat (nitidus). Daun muda berwarna merah hati setelah
dewasa menjadi hijau tua, kuncup daun muda tertutup dengan
selaput bumbung (ocrea) berbentuk kerucut tajam berwarna
merah muda.

Bunga : Bunga muncul di ketiak daun, berwarna merah kusam.

2. Dokumentasi di Lapangan
11

3. Pemanfaatan atau khasiat obat

a. Melancarkan peredaran darah

b. Meredakan rasa nyeri atau analgesik

c. Akar untuk mengatasi rematik sendi, berhenti haid pada usia subur, sakit magg
dan bisul.

3. Ficus lyrata

1. Pertelaan

a. Klasifikasi

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Anak kelas : Dilenniidae

Bangsa : Urtiales

Suku : Moraceae
12

Marga : Ficus

Jenis : Ficus lyrata

b. Ciri-ciri morfologi umum

Habitus : Pohon

Batang : Berkayu

Daun : Variabel dalam bentuk, tetapi sering dengan puncak tengah

yang luas dan sempit, menyerupai biola.

Buah : Ara hijau 2,5-3 cm (1 - ¼ in) diameter

2. Dokumentasi di Lapangan

3. Pemanfaatan atau khasiat obat


13

a. memiliki aktivitas diuretik depresan SSP

b. Aktivitas antibakteri dalam daun racemosa Ficus

c. Sebagai pohon hias

4. Kandungan kimia

Flavonoid, dan β-sitosterol

4. Ficus septica Burm. f.

1. Pertelaan

a. Klasifikasi

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Anak kelas : Magnoliidae

Bangsa : Urticales

Suku : Moraceae

Marga : Ficus

Jenis : Ficus septica Burm. F.

b. Ciri-ciri morfologi umum


14

Habitus : Pohon atau semak tinggi

Batang : Pokok bengkok, lunak, ranting bulat silindris, berongga, gundul,


bergetah bening.

Daun :Penumpu tunggal, besar, sangat runcing, daun tunggal,


bertangkai, duduk daun berseling atau berhadapan. Helaian
berbentuk bulat telur atau elips dengan pangkal membulat, ujung
menyempit cukup tumpul, tepi rata, dari atas daun mengkilat
dengan banyak bintik-bintik yang pucat, dari bawah hijau muda.

Bunga : Majemuk susunan periuk berpasangan, bertangkai pendek, pada


pangkalnya dengan 3 daun pelindung berwarna hijau muda atau
hijau abu-abu.

Buah : Periuk, berdaging

2. Dokumentasi di lapangan
15

3. Pemanfaatan atau Khasiat obat

a. Dapat menghambat pertumbuhan Bacillus subtilis dan Escherichia coli secara in


vitro

b. Untuk obat penyakit kulit

c. Radang usus buntu

d. Mengatasi bisul

e. Mengatasi gigitan ular berbisa

f. Sesak nafas

g. Akar digunakan untuk penawar racun (ikan)

h. Daun dapat meringankan muntah

i. Getah dimanfaatkan untuk mengatasi bengkak-bengkak dan kepala pusing

j. Buah digunakan untuk pencahar

4. Kandungan kimia

Tumbuhan ini mengandung alkaloida, yaitu antara lain fenantroindolisidin


(ficuseptines B, ficuseptines C, ficuseptines D, 10R,13aR-tylophorine N-oxide,
10R,13aR-tylocrebrine N-oxide, 10S,13aR-tylocrebrine N-oxide, 10S,13aR-
isotylocrebrine N-oxide, dan 10S,13aS-isotylocrebrine N-oxide. Kandungan
lainnya adalah (-)-tilosrebrin (hauptalkaloid), tiloforin, septisin, dan flavonoida
16

5. Michelia champaca L.

1. Pertelaan

a. Klasifikasi

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Anak kelas : Magnoliidae

Bangsa : Magnoliales

Suku : Magnoliaceae

Marga : Michelia

Jenis : Michelia champaca L.

c. Ciri-ciri morfologi umum

Habitus : Pohon

Batang : Lurus, tinggi mencapai 30m. Kulit kayunya berwarnacoklat


keabu-abuan. Ujung ranting berambut.

Daun : Panjang lancip, berbentuk telur taji. Dengan ujung dan pangkal
runcing.

Bunga : Tunggal. Pada dasar bunga yang berbentuk tiang, bakal buah dan
benang sari jelas dipisahkan oleh suatu ruang. Bakal buah lebih dari
20, berjejal-jejal, bentuk telur pipih, berambut, masing-masing
denagn bakal biji yang banyak.

Buah : Bentuk bola memanjang, sedikit bengkok, mula-mula hijau


kemudian abu-abu pucat.
17

Biji : Biji masak merah tua bergantung keluar pada berkas yang
memanjang menjadi benang yang langsing.

2. Dokumentasi di lapangan

3. Pemanfaatan atau Khasiat Obat

a. Berkhasiat untuk diuretika dan ekspetoran

b. Daun dapat digunakan untuk batu ginjal, mulas, nafas/mulut bau. Daunnya bila
direbus dan ditambahkan madu bisa digunakan untuk obat cacing, reumatik,
tenggorokan, obat kumur, bronkhitis dan kencing sedikit

c. Kulit kayu untuk demam, haid tidak teratur, infeksi saluran kemih

d. Bunga untuk aroma perawatan tubuh

C. Daftar tumbuhan yang ditemukan


18

No Nama Latin Suku Nama Lokal


1 Andredera cardifolia Baseleace
2 Arachis pinthol Fabaceace
3 Azadirachta indica Meliaceace Nimba
4 Acacia auriculiformis A.cunn.ex Bth Mimosceace Akasia
5 Acacia podalyriaefolia A.cunn ex G.don Mimosceace
6 Agathis dammara (lamb) L.C Rich Araucariaceace Damar
7 Ageratum conyzoides L. Asteraceace Babadotan
8 Allamanda cathartica L. Apocynaceace Alamanda
9 Alocacia india (Lour.) Koch Araceae Talas bira
10 Altingia excelsa Norona Hamamelidaceae Rasamala
11 Anthurium cristallinum Linden & Andre Araceae Kuping gajah
12 Antidesma bunius (L) spreng. Euphorbiaceae Huni rujak
13 Araucaria heterophylla (salib) franco Araucariaceace Cemara norfolk
14 Areca catheca L. Arecaceae Pinang
15 Aristolochia ringens vahl Aristolochiaceae Dutcman pipe
16 Artocarpus heterophylluss Lmk Moraceae Nangka
17 Averhoa bilimbi L. Oxalidaceae Calingcing
18 Bauhinia purpurea L. Caesalpiniaceae Daun kupu-kupu
19 Berberis fortune Lindi Berberidaceae Bihun
20 Bougainvillea spectabillis Willd. Nycfaginaceae Bogenvil
21 Acaupha siamea cuphorbia
22 Dracaena godseffina Agavaceae Beuty flora/ bambu Jepang
23 Agave fucraya Agavaceae Ganas sebrang
24 Dendrobium crumenatum Orchidaceae Anggrek merpati
25 Thuja occidentalis Cemara kipas
26 Brownea hybrida Back. Caesalpiniaceae
27 Brucea javanica (L) Merr. Simaroubaceae Biji Makasar
syn.B. amarissma (Lour.) Merr.
28 Brugmansia suaveolens (Humb.& Solanaceae Kecubung gunung
Bonpl.Ex Wild.) Bercht.& Presl.
29 Caesalpinia pulcherrima (L.) Swartz Caesalpiniaceae Kembang merak
30 Calliandra potoise Meissn. Mimosaceae Kaliandra
31 Canarium indicum L.Buraceae Burseraceae Kenari
32 Carica papaya L. Caricaceae Papaya
33 Cassia siamea Lmk Fabaceae Johar
34 Catharanthus Roseus (L.) G.Don Apocynaceae Kembang tembaga
35 Centella asiatica (L.) Urb Apiaceae Daun kaki kuda
36 Cerbera odollam Gaertn. Apocynaceae Bintaro
37 Cinnamommum burmanni Nees ex Bl. Lauraceae Kayu manis
38 Cocos nucifera L. Arecaceae Kelapa
39 Codiaeum variegatum (L.)Bl. Euphorbiaceae Puring
40 Cola nitida (Vent.) Schott & Endl Sterculiaceae Kola
41 Coleus scutellaroides (L.) Bth. Lamiaceae Jawer kotok
19

42 Cordyline terminalis kunth. Agavaceae Hanjuang merah


43 Cyperus rotundus Cyperaceae Bacang
44 Pseudolephontopus spicatus Astereceae Tapak lima palsu
45 Erytroxilon novogranatense Erytroxilaceae Koka
46 Durio zybetinus
47 Luppressus rotundus Cyperaceae
48 Canna indica Canciceae Kana
49 Cyperius flabelliformis Rottb. Cyperaceae Kb.papayungan
50 Cyrostachys renda Bl. Araceae Pelam merah
51 Delonix regia (Bojer hook) Rafin Caesalpiniaceae Flamboyant
52 Dioscorea bulbifera L. Dioscoreaceae Umbi gantung, huwi buah
53 Dracaena fragrans Ker-Gawi Agavaceae Kaya besi
54 Drymoglosumm piloselloides (Linn.) Pr. Polypodiaceae Sisik naga
55 Duranta erecta L. Verbenaceae Si anak nakal
56 Elaeocarpus grandiflorus J.E. Smith Elaeocarpaceae Anyang-anyang
57 Elephantopus scaber L. Asteraceae Tapak liman
58 Erythrina crista-galli L. Fabaceae Dadap merah
59 Euphorbia hirta L. Euphorbiaceae Nanangkaan
60 Euphorbia prostrate W. Ait. Euphorbiaceae Nanangkaan leutik
61 Euphorbia pulcherrima Wild. Ex Klotzsch Euphorbiaceae Kastuba
62 Euphorbia longan (lour.) Steud. Sapindaceae Kelengkeng, lengkeng
63 Ficus benjamina L. Moraceae Beringin
64 Ficus elastic Roxb. Moraceae Karet munding
65 Ficus lyrata Moraceae Ketapang badag
66 Euphorbia mili Euphorbia
67 Thuja occidentalis Cupressaceae Kipas angin
68 Eugaia Rusaceae
69 Eugenia uniflora Myrtaceae
70 Begonia tsoptera Begoniaceae Bihun
71 Podocarpus polystachius Pudocorpacae
72 Ficus septica Burm.f. Moraceae Kuciat
73 Filicium decipiens Thw. Sapindaceae Ki sibun
74 Gardenia jasminoides Ellis Rubiaceae Kacapiring
75 Gnetum gnemon L. Gnetaceae Melinjo, tangkil
76 Hydrocotyle sibthorpioides lmk Apiaceae Antanan leutik
77 Hyophorbe lagenicaulis araceae Arecaceae Palem botol
78 Impatiens platypetala Lindl. Balsaminaceae Pacar air
79 Ixora coccinea L. Rubiaceae Soka jepang
80 Kalanchoe pinnata (Lmk) Pers. Crassulaceae Cocor bebek
81 Lagerstroemia indica L. Lythraceae Bungur
82 Manikara kauki (L.) Dubard. Sapotaceae Sawo kecik
83 Maranta arundinacea L. Marantaceae Ararut, sagu
84 Melia azedarach L. Meliaceae Mindi
85 Michelia champaca L. Magnoliaceae Cempaka kuning
86 Mimosa pudica L. Mimosaceae Sikejut
20

87 Iris SP Tridaceae
88 Typhia angustifolia Poacea
89 Equisetum ramossisimum Equaceae
90 Euphorbia tirucalli Euphorbiaceae Patah tulang
91 Nephorlepis SP
92 Mimusops elengi L. Sapotaceae Kembang tanjung
93 Morinda citrifolia L. Rubiaceae Mengkudu, face
94 Murraya paniculata (L.) Jack Rutaceae Kemuning
95 Nerium oleander L. Apocynaceae Oleander
96 Orthosiphon aristutus (Bl.) miq. Lamiaceae Kumis kucing
97 Oxalis comiculata L. Oxalidaceae Calingcing
98 Pachystachys lutea Acanthaceae Lollipop
99 Pandanus amaryllifolius Roxb. Pandanaceae Pandan wangi
100 Pandanus bidur Soland. ex Park Pandanaceae Pandan laut
101 Peperomia pellucid (L.) H.B.K Piperaceae Sasaladahan
102 Persea americana Mill. Lauraceae Alpukat
103 Petrea volubilis Verbenaceae Kembang kolecer
104 Pinus merkusii Jungh & De Vriesa Pinaceae Pinus
105 Plantago major L. Plantaginaceae Kiurat/ daun sendok
106 Plumeria acuminate L. Apocynaceae Samboja, kemboja kuning
107 Osmanthus frgrans Olaceae
108 Melaleuca leucadendra Myrtaceae Kayu putih
109 Psidium guajava L. Myrtaceae Jambu batu
110 Punica granatum L. Punicaceae Delima
111 Pyrostegia venusta (Ker) Miers. Bignoniaceae Stepanot
112 Exelsa (Thunb) Henry ex. Rehder Arecaceae Waregu
113 Rhoeo discolor = R.spathacea (swartz) Commelinaceae Adam & hawa berperahu
WT Steam
114 Ricinus communis L. Euphorbiaceae Kaliki
115 Rivina humilis L. Phytolaccaceae Dadarahan
116 Rorippa indica (L.) Hiem Brassicaceae Sawi langit
117 Roystonea regia (Kunth.) Hook. Arecaceae Palem raja
118 Sansevieria trifasciata Prain Agavaceae Bebedogan, lidah mertua
119 Sericocalyx crispus (L.) Bremek. Acanthaceae Keci beling, sambaing dara
120 Setaria palmifolia stapf. Poaceae Jukut sauhen
121 Sonchus arvensis L. Asteraceae Jombang, lempuyung
122 Stachytarpheta indica (L.) Vahl Verbenaceae Jarong lalaki
123 Swietenia macrophylla King. Meliaceae Mahoni
124 Syzygium aquaeum (Burm f.) Alst. Myrtaceae Jambu air
125 Syzygium polyanthum (Weight) Walp. Myrtaceae Salam
126 Tabebuia argentea Bignoniaceae
127 Tallinum paniculatum (Jacq.) Gaertn. Portulacaceae Ginseng jawa
128 Tallinum triangulare (Jacq.) Wild. Portulacaceae Ginseng jawa
129 Tectona grandis L. Verbenaceae Jati
21

130 Tinospora crispa (L.) Miers.ex Hook.f. & Menispermaceae Bratawali


Thoms.
131 Toona sureni (Bl) Merr. Meliaceae Suren

3. DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.plantamor.com/index.php?plant=2088

2. http://kultur-jaringan.blogspot.com/2009_08_06_archive.html

3. http://www.plantamor.com/index.php?plant=579

4. http://ccrcfarmasiugm.wordpress.com/ensiklopedia-tanaman-anti kanker/a/awar-awar/

5. http://www.plantamor.com/index.php?plant=844

6. http://staff.blog.ui.ac.id/taqyudin/index.php/category/tropical-tree/

7. http://warnadunia.com/manfaat-dan-khasiat-cempaka-kuning-sebagai-obat-tradisional/

8.http://www.naturindonesia.com/tanaman-obat-indonesia/abjad-awal-c/114-cempaka-
kuning.html
22

Anda mungkin juga menyukai