Anda di halaman 1dari 2

NAMA PERUSAHAAN : DODOL GARUT SARINAH

NAMA PENDIRI : H. ELLI RAHARDJA


ALAMAT PERUSAHAAN : Jl. RANGGALAWE NO. 53 GARUT
TELEPON/FAX : (0262) 233-222 /(0262) 233116
KAPASITAS PRODUKSI : Maksimal 1440 kg/hari

I. Sejarah Perusahaan
Selepas dari sekolah menengah atas (SMA), Elli memutuskan
untuk ikut bekerja pada salah seorang pengusaha dodol di Garut. Ia
bertekad untuk berusaha sekeras mungkin agar
kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi. Beliau tidak
membayangkan sedikit pun pada akhirnya dia akan memiliki usaha
dodol sendiri. Peluang hadir tahun 1962, ketika ia mendapatkan
order untuk menjual dodol. Muncullah dalam dirinya naluri berbisnis.
Saat itu, Beliau melihat dodol yang akan dipasarkannya itu kurang
menarik. Pasalnya, dodol dijual tanpa kemasan. "Rasanya kalau
dodol ini dikemas dengan baik menggunakan kardus, konsumen
pasti akan tertarik untuk membeli," tutur Elli mengingat awal mula
keberhasilannya itu.
Kardus ia buat sendiri untuk mengemas dodol tersebut. Ia
memutuskan untuk menggunakan merek SARINAH, pujian pun
hadir dari distributor dan konsumen. "Dodolnya laku keras, coba
kamu pertahankan dengan menggunakan kemasan seperti ini,"
pujian seorang pemilik toko yang menampung dan menjual
dodolnya.
Perkembangannya dari tahun ke tahun makin baik. Usaha
mengemas dodol dengan kardus buatannya selama lima tahun itu
membawa diri Elli ke tempat yang semakin baik. Elli pada tahun
1967 memulai usahanya pada pembuatan dodol sendiri, dengan
menggunakan merek terdahulu, yakni SARINAH, hingga saat ini.
Bemodalkan kemauan dan inisiatif yang kreatif, kini Elli telah
memiliki 70 karyawan yang turut ikut mengembangkan produksi
makanan khas Kota Intan ini. Di Garut kini ada sekira 40 pengusaha
dodol garut, namun yang berhasil tetap menjaga kualitas dodol
hanya beberapa pengusaha. Dodol Garut sebenarnya memiliki cita
rasa tersendiri, tetapi kebanyakan pengusaha dodol tidak mampu
mempertahankan cita rasa yang khas dari dodol garut itu, seperti
tekstur luar yang kering dan rasanya yang legit.
Hasil produksi awalnya hanya dipasarkan ke beberapa wilayah
seperti Garut, Bandung, serta Tasikmalaya, kemudian berkembang
ke Medan, Pekan Baru, Wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan
Yogyakarta. Sebagian besar masuk ke toko-toko, rumah makan, dan
supermarket kecil. Baru pada tahun 2005 mencoba masuk ke
modern market (supermarket-supermarket nasional).

II. Bahan-Bahan :

Bahan baku
Bahan baku semua berasal dari lokal seperti : Beras Ketan untuk
dibuat tepung ketan, Kelapa untuk diambil santannya, dan Gula
Pasir.
Bahan Tambahan
Bahan Tambahan sebagian besar impor, seperti : Ethyl Vanillin
(USA), Mentega/Butter (New Zealand dan Belgia), Susu Fullcream
(New Zealand dan Holland), Wijen (RRC) dan Durian Oil (England).
Bahan lokalnya : Coklat Bubuk dan Wijen.

III. Proses Produksi

Untuk satu adonan, dibutuhkan waktu + 4 jam dari memarut


kelapa, membuat santan , membuat adonan tepung ketan sampai
matang.
Dalam proses produksi, pertama-tama santan dididihkan di
wajan besar (kancah) sampai keluar minyak. Kemudian masukkan
adonan tepung ketan dan diaduk-aduk sampai menjadi bubur yang
matang. Masukan gula pasir dan diaduk-aduk. Menjelang ¾ matang,
masukkan mentega/butter, penambah rasa seperti : Vanilli, Susu,
Coklat, Wijen, atau rasa Durian. Setelah matang, masukkan ke
dalam loyang (1 adonan menjadi 12 loyang) kemudian didinginkan
1 malam. Besoknya dipotong-potong dan dibungkus kertas
kemudian dimasukkan ke dalam peti besar (baki). Setelah tekstur
luarnya kering/2-3 hari, dodol siap untuk dimasukkan ke dalam dus
(packaging).

SERTIFIKASI SNI : 13 April 1995


SERTIFIKASI HALAL : 29 April 1995
UPAKARTI : 31 Desember 1992

SUPPLY UNTUK SNACK :


1982 : GARUDA INDONESIAN AIRWAYS
1990 : GARUDA INDONESIAN AIRWAYS (Penerbangan Haji)
1993 : SEMPATI AIR, MERPATI AIR dan PERUMKA-PARAHYANGAN
(BDG-JKT)
2004 : LION AIR

Anda mungkin juga menyukai