Anda di halaman 1dari 5

 Bukti Paleoiklim

Wegener menyertakan bukti-bukti paleoklimatologi pada bukunya yang


keempat. Suatu lapisan batuan yang diendapkan dapat menunjukan iklim lokasi pada
saat batuan terebut diendapkan. Keberadaan glacier, keberadaan lapisan batubara
yang mengindikasikan iklim tropis basah, serta keberadaan lapisan garam dan gipsum
yang mengindikasikan iklim padang dari berbagai benua sepanjang Karbon dan Perm
lalu dipetakan (Gambar 2).

 Bukti Paleontologi

Sebelum Wegener, para ahli paleontologi pernah mengumpulkan data yang


memperlihatkan keserupaan flora dan fauna dari Benua Amerika Selatan dan Benua
Afrika. Data-data tersebut memberikan bukri bahwa memang ada gabungan benua
sehingga adanya keserupaan flora dan fauna di kedua benua tersebut (Gambar 3).

5
Lempeng Tektonik
Lempeng Tektonik adalah bagian teluar dari bumi yang bersifat masif,
berbentuk iregular, dan padat, serta terdiri dari litosfer benua dan samudra. Litosfer
adalah bagian bumi yang terdiri dari kerak dan mantel atas bagian atas (Gambar 4)
Ukuran dari lempeng tektonik dapat beraneka ragam dengan ketebalan yang berkisar
antara 15km pada litosfer samudra muda sampai sekitar 200km pada litosfer benua
tua.

Teori Tektonik Lempeng


Teori tekonik lempeng merupakan pengembangan dari teori pengapungan
benua Wegener. Teori ini mengambarkan lempeng-lempeng yang berupa litosefer
samudra dan benua yang berada di atas astenosfer, yang merupakan lapisan lunak
mantel bagan atas yang memiliki temperatur tinggi dan dapat mengalir (plastis).

6
Lempeng-lempeng tersebut bergerak di atas astenosfer melaluri “shearing motion”
(Gambar 5).

7
1. ARUS KONVEKSI
Hubungan arus konveksi dan gerakan benua
Hipotesa pengapungan benua Wegener diteliti lebih lanjut oleh Arthur Holmes
dan Alexander du Toit. Keduanya menggunakan dinamika arus konveksi untuk
menjelaskan mekanisme penyebab gerakan benua. Du Toit menerangkan arus
konveksi sebagai mekanisme penyebab peregangan kerak benua yang mengasilkan
sistem rift, sistem kompresi, dan pelipatan yang menghasilkan pegunungan lipatan
(Gambar 6). Sedangkan Holmes menyatakan bahwa kerak samudra yang semakin tua
semakin berat akan menyusup ke bagian bawah kerak benua sehingga menyebabkan
terbentuknya palung (Gambar 7). Mekanisme ini akan mempercepat arus konveksi
sehingga terbentuknya pengunungan di sekitar batas benua terhadap kerak samudra.

Tenaga penggerak arus konveksi


Pada masa Wegener, kebanyakan ahli geologi percaya bahwa bumi kita
bersifat padat dan terdiri dari bagian-bagian yang tidak dapat bergerak. Tetapi
beberapa dekade kemudian, J. Tuzo Wilson (1968) menyatakan “bumi adalah benda
yang hidup dan bergerak”, baik pada permukaan maupun bagian dalamnya dan sejak
saat itu berbagai model dari arus konveksi telah dibuat. Arus konveksi bergerak ke
mantel atas melalui bagian tengah dari kerak benua dan lama kelamaan membentuk

8
zona pemekaran antarbenua (Gambar 7, Gambar 9: ridge). Mekanisme dari arus
konveksi diperkirakan mirip dengan mekanisme konveksi ketika pemanasan air pada
panci dilakukan (Gambar 8).

Konveksi pada interior bumi hanya dapat berlangsung jika terdapat sumber
panas yang cukup. Panas di dalam bumi mungkin dapat berasal dari dua sumber
utama, yaitu dari peluruhan radioaktif dan panas residual. Peluruhan radioaktif
merupakan proses spontan yang terjadi ketika suatu isotop mengalami kehilangan
partikel-partikel dari nukleusnya lalu membentuk isotop dari unsur yang lainnya.
Peluruhan radioaktif secara alamiah terjadi pada unsur-unsur kimia seperti uranium,
thorium, dan sebagainya dan akan meglepaskan energi panas yang secara lambat
bermigrasi ke permukaan bumi. Panas residual merupakan energi gravitasi yang
tersisa sejak masa pembentukan bumi melalui proses kompresi debu kosmis, tetapi
mekanisme yang memungkinkan bahwa panas ini dapat terkonsentrasi pada daerah-
daerah tertentu lalu menciptakan arus konveksi masih belum dapat dijelaskan dengan
baik.

Anda mungkin juga menyukai