Anda di halaman 1dari 17

OPERASI TEKHNIK KIMIA

BAB 1
PROSES GRINDING DAN SIZING
A.PROSES GRINDING DAN SIZING
Proses grinding yaitu proses penghancuran atau pengecilan,serta penghasilan ukuran partikel zat
padat agar di dapat zat padat dengan ukuran yang lebih halus dengan menggunakan mesin
pengghancur.
Proses sizing yaitu proses penyamarataan semua ukuran dalam ayakan sesuai dengan ukuan yang
dikehendaki sehingga ukuran partikel menjadi homogen.

B.PERALATAN PEMECAH DAN PENGHALUS


Peralatan penghancur zat padat di bagi atas mesin pemecah (crusher),mesin giing (grinder),mesin
potong (cutting machine)dan mesin giling eksra halus (ekstrafine grinder). Mesin pemecah
bertugas melakukan tugas berat memecah bongkah bongkah besar menjadi kepingan kecil.
Mesin giling bertugas memerkecil lagi umpan hasil pecahan menjadi serbuk. Mesin
potongmenghasilkan partikel ang ukuran dan bentuknya tertentu.

C.FAKTOR YANG MEMPENGRUHI PROSES GRINDING


1. Mempunyai kaasitas besar.
2. Memerlukan masukan daya yang kecil persatuan hasil.
3. Menghasikan hasil dengan satu ukuran tertentu atau dengan disribusi ukuran tertentu dengan
hasil yang di kehendaki.
4. Hasilnya dapat dikeluarkan secepat mungin,setelah partikel mendapat ukuran yang di
kehendaki.
5. Bahan –bahan yang tidak bisa pecah tidak masuk mesin.
6. Dalam pemecah dan penghalusan bahan-bahan mempunyai titik baku rendah dan memiliki
kepekaan terhadap kalor.

D.FAKTOR YANG MEMPENGRUHI PROSES SIZING


1. Interfernsi oleh hamaran terhadapan gesekan masing-masing partikel
2. Kohesi antara satu partikael dengan satu sama lain.
3. Adhesi terhadap permukaan ayakan.
4. Kemencengan arah tumbukan partikel pada permukaan ayakan
E.JENIS JENIS MESIN GRINDING DAN SIZING
1.MESIN PEMIPIH
Mesin pengolahan camilan atau penganan yang berfungsi untuk memipihkan jagung, emping dll.
Pemipihan bahan dilakukan oleh roll stainles steel 8 inchi atau 6 inchi.

Fungsi Untuk memipihkan jagung Spesifikasi Dimensi : 130 cm x 70 cm x 120 cm Bahan:


Frame Besi Kanal U 5, Body Stainless Steel Tenaga Motor Bensin 5.5 PK Kapasitas Kontinyu
Harga Call (Telpon)

2.MESIN PEMARUT
Mesin pemarut yang berukuran kecil ini memiliki konstruksi yang sangat sederhana. Seperti
pada mesin umumnya, pemarut ini tersusun atas: motor elektrik, poros, pulley dan sabuk (belt),
kerangka, dan rol parut.
Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan
bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan dapat bertahan lama. Bantalan harus
cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika
bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau tidak
dapat bekerja secara semestinya. Jadi bantalan dalam permesinan dapat disamakan peranannya
dengan pondasi pada gedung.
Sabuk (Belt)
Pemindah daya yang paling sederhana adalah belt (sabuk). Belt digunakan untuk
mentransmisikan putaran dari motor ke elemen mesin putar. Pada saat beban berlebih atau
overload sangat memungkinkan adanya slip. Dengan adanya slip ini maka motor penggerak yang
digunakan terjamin keamanannya.
Selain itu jarak antara dua poros sering tidak memungkinkan transmisi dengan roda gigi, oleh
karena itu sistem transmisi yang digunakan adalah belt.
Menurut Shigley (1986:332) umumnya bentuk penampang dan bahan dasar sabuk terbuat dari
kain. Perencanaan mesin dengan menggunakan sabuk V mempunyai alasan bawa sabuk ini
mampu menghasilkan transmisi daya yang besar pada tegangan yang relatif rendah
Pulley
Pulley digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros satu ke poros yang lain melalui sabuk.
Pulley dipakai untuk mendapatkan putaran sesuai dengan yang diinginkan. Pulley dapat dibuat
dari besi cor, baja atau baja tekan. Pulley dari bahan cor mempunyai gesekan lebih baik
dibandingkan dengan bahan lain
Poros
Poros (shaft) merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap mesin yang biasanya terpasang
elemen mesin seperti roda gigi, pulley, roda gila (flywheel), dan elemen pemindah daya lainnya
(Joseph E. & Shigley, 1994:262). Poros sebagian besar mempunyai peran sebagai penerus daya.
Karena hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama putaran melalui poros.
Sebuah perencanaan mesin pemarut serbaguna dengan konstruksi yang sangat sederhana
menggunakan motor penggerak yang biasa digunakan pada mesin jahit dengan daya 120 watt
dan putaran motor 8000 rpm. Mesin ini didesain untuk membantu dalam hal pemenuhan
kebutuhan rumah tangga sehingga dirancang dengan dimensi yang relatif kecil, yaitu ukuran
panjang, lebar, dan tinggi secara berturut-turut adalah 230 x 200 x 200 mm.

3.MESIN PERAJANG

Merajang dan menepung (satu unit untuk mengoperasikan dua jenis alat).
Sebuah motor listrik bagian atas di nyalakan.sehingga menghasilkan daya untuk memutar
reducer, yang berfungsi untuk mereduksi rpm 1:10kemudian daya di teruskan untuk memutar
pulley karna di hubungkan dengan V-belt ke pulley tersebut juga akan berputar.kemudian daya
di teruskan oleh poros ke pemegang pisau untuk memutar kedua pisau sehingga pisau memilki
gaya untuk memotong sesustu yang kluar dari mulut kluaran.
Sebuah motor listrik AC bagian bawah di nyalakan. Sehingga menghasilkan daya untuk memutar
pulley.daya di teruskan oleh V-belt untuk memutar pulley 2.lalu pulley 2 dihubumgkan dengan
reducer untuk mereduksi rpm 1:60 daya yang keluar dari reducer di pakai memutar pulley 3,dan
daya di teruskan oleh V-belt untuk memutar pulley 4sehingga spurpinion akan ikut berputar
karena dalam posisi satu poros spur pinion inilah yang akan menggerakan belt convenyor bawah
untuk bergerak maju.spur pinion juga akan menggerakan spur gear yang digunakan untuk
memutar belt convenyor atas untuk bergerak maju.
Setelah mesin perajang di jalankan ,kemudian tumpukan tembakau di letakan di atas convenyor
bawah.hal itu menyebabkan tembakau bergerak mengikut gerakan convenyor bawah
ditambahkan dari convenyor atas kea rah mulut keluaran.setelah tembakau keluar melewati
mulut keluaran.langsung terpotong oleh dua pisau yang berputar secara continue dan jatuh ke
bawah sehingga akhirnya di dapatkan hasil potongan tembakau sesuai yang di inginkan.

4.MESIN PENEPUNG
Mekanisme mesin penepung ini mempuyai ruang penggilingan yang terdiri dari sebuah poros
penggilingan degan permukaan kasar yang terbuat dari batu gerinda pada ruang ini terdapat sirip
yang terbuat dari plat besi yag berfungsi untuk menahan material yang kasar agar tidak jatuh ke
bawah apabila dimensinya masih kasar.
Pada ujung bodi dipasang sebuah pulley sebagai v-belt yang merupakan trasmisi gerak dari
putaran input motor ke ruang penggiligan,sedangkan pada tagkai belakang poros diberi penutup
sebagai rumah dari bearing.
Material dari hasil penggilingan akan keluar melalui saluran yang terdapat pada bagian awah
penggilingan dan kemudian di lakukan proses pengayakan dengan yaring system getar. Pada
penyaringan ini terdapat kawat dengn ukuran mess 40 (dalam lin 2 tedapat 40 lubang) saringan
di taruh dengan sudut kemiringan 200 yang di topang dengan sebuah pegas pada bagian bawah
dan engsel pada bagian atas. Agar saringan bergetar paa bagian bawah saringan di hubungan
dengan poros eksentrik yang di puar dengan motor yang di hubungkan dengan frekuensi sesuai
dengan putaran poros.

BAB 2
PENUKAR PANAS
A. PENGERTIAN PENUKAR PANAS

Alat penukar (heat exchanger) kalor adalah alat yang digunakan untuk mentransfer panas dari
suatu media ke media yang lain yang mempunyai perbedaan temperatur. Alat ini dapat dijumpai
di industri seperti Boiler, kondenser, cooling tower, dll, rumah tangga seperti Air Conditioner
(AC), Lemeari Es dan pada transportasi yang digunakan untuk mendinginkan mesin yang disebut
dengan Radiator. Pada Kuliah ini akan dipelajari bagaimana cara menganalisis Performances of
Heat Exchanger, Design Process, Maintenance dan Control.

Tabung dan Selongsong (shell and tube).


Jenis umum dari penukar panas,biasanya di gunakan dalam kondisi tekanan relatif tinggi,yang
erjadi dari sebuah selongsongan yang di dalamnya di susun suatu analus dangan rangkaian
tertentu. Fluida mengalir di selongsongan maupun di analus sehingga terjadi perpindahan panas
antar fluida dengan dinding analus sebagai perantara. Beberapa jenis rangkaian analus misalnya:
triangular,segi empat dll.
Dua Proses Perpindahan Panas
a. Alat penukar kalor kontak langsung. Pada alat ini fluida panas akan bercampur langsung
dengan fluida dingin dalam suatu bejana atau ruangan. Misalnya ejektor,daerator,dll.
Alat penukar kalor kontak tak langsung. Pada alat ini fluida panas tidak berhubungan langsung
dengan fluida dingin. Jadi proses perpindahan panasnya melalui perantara seperti pipa,plat atau
peralatan jeni lainya. Misalnya kondnsor,ekonomiser air preheater,dll.
Tiga cara perpindahan panas yaitu:
1. Konduksi, yaitu perpindahan kalor tanpa di sertai perpindahan partikel zat.
2. Konveksi,yaitu proses transport energy dengan kerja gabungan dari konduksi
panas,penyimpanan energy dan gerakan mencampur pluida. Konveksi ada 2 yaitu konveksi
paksa dan bebas. Di katakan konveksi paksa apabila gerakan flid disebabkan karena adanya
energy dari luar seperti pokpa atau kipas. Dan di katakan konveksi bebas apabila gerakan
mencampur di gunakan oleh perbedaankerapatan massa jenis yang di sebabkan oleh gradien
suhu.
3. Radiasi,yaitu perpindahan kalor tanpa menggunakan tanpa medium.
1.KONDUKSI
Yang dimaksud dengan hantaran ialah pengangkutan kalor melalui satu jenis zat. Sehingga
perpindahan kalor secara hantaran/konduksi merupakan satu proses pendalaman karena proses
perpindahan kalor ini hanya terjadi di dalam bahan. Arah aliran energi kalor, adalah dari titik
bersuhu tinggi ke titik bersuhu rendah.

Gambar 1.2. Perpindahan panas konduksi dan difusi energi akibat aktivitas molekul
rumus konduksi : H = K.A T /L
Keterangan : H = Q/T

A = luas penampang
T = selisih temperature
L = panjag batang atau plat
K= koefisien konduksi
Contoh soal:
Dua keping logam di patri menjadi satu. Diketahui A=80 cm2,L1=L2=3mm,T1=1000C,dan
T2=00C. Keping kiri mempunyai k1=48,1 j/msK dan keping kanan k2=68,2 j/msK. Tentukan
banyak kalor yang berpindah melalui dua keping itu setiap detik!
Jawab:
Dik:A= 80 cm2= 0,008 m3
L1=L2=3 mm=3x10-4m
t= 1000c
k1=48,1 j/msK
k2=68,2 j/msK
dit :H= K1.A T/L1
=(48,1).(0,008) 100/3.10-4
=128,1384
H=K2.A. T/L2
=(62,8).(0.008) 100/3.10-4
=0,5456
2. ALIRAN (KONVEKSI)
Yang dimaksud dengan aliran ialah pengangkutan ka1or oleh gerak dari zat yang dipanaskan.
Proses perpindahan ka1or secara aliran/konveksi merupakan satu fenomena permukaan.

Gambar 1.3. Perpindahan panas konveksi. (a) konveksi paksa, (b) konveksi alamiah,
(c) pendidihan, (d) kondensasi.
Rumus :H = h.A.T
Keterangan : A = luas permukaan
T = perbedaan suhu (k)
h = koefisien konveksi ( W m-2 K-1)
Contoh soal
seseorang tanpa pakaian memiliki suhu 330c di kamar yang suhunya 290c. Bila luas permukaan
badan orang itu 1,5 m2,berapa jumlah kalor yang di lepaskan badan orang tiap detik?
Jawab:
T=33-29=40C
A=1,5 m2
h=7,1 j/msK
H=h.A.T
=(7,1)(1,5)(4)=42,6J/S

3.RADIASI
Pancaran (Radiasi)
Yang dimaksud dengan pancaran (radiasi) ia1ah perpindahan ka1or mela1ui gelombang dari
suatu zat ke zat yang lain. Semua benda memancarkan ka1or. Keadaan ini baru terbukti setelah
suhu meningkat. Pada hakekatnya proses perpindahan ka1or radiasi terjadi dengan perantaraan
foton dan juga gelombang elektromagnet.

Gambar 1.1. Perpindahan panas radiasi


(a) pada permukaan, (b) antara permukaan dan lingkungan
Selanjutnya juga penting untuk diketahui bahwa :
1. Kalor radiasi merambat lurus.
2. Untuk perambatan itu tidak diperlukan medium (misalnya zat cair ataugas)
Rumus radiasi : W = e t T4
Keterangan : e = emisitas benda (0<1)
T = suhu permukaan benda ( dalam Kelvin )
t = konstanta Stefan- Boltzman
w = energy yang di pancarkan tiap satuan luas dalam satuan waktu ( J/s )
contoh soal
sebuah bola mempunyai suhu 6000c. Berapa energi yang di pancarkan enda per satuan luas tiap
detiknya jika bola hitam sempurna?
Jawab:
T=600+273=873 K
W=e.t.T4
=(1)(5,67X10-8)(873)4
=329.104watt/m2
B. PEMERIKSAAN PENUKAR PANAS
Kalor dapat berpindah dari dari suatu tempat atau benda yang tempratur atau suhunya tinggi ke
suhu yang rendah.
Pemeriksaan di lakukan sebagai beriut:
a. Melakukan pemeriksaan pada sekat fluida yang terbuat dari tembaga,untuk pmeriksaan
kebocoran.
b. Melakukan pengecekan pada saluran fluidapanas dan dingin,jika ada kotoran bersihkan lebih
dulu agar aliran fluida lancar.
c. Meriksa kedua jalur plat agar terjadi pertukaran panas kedua fluida agar fluida panas secara
optimum yang akan mengalami penurunan temperatur dan yang fluida dingain mengalami
kenaikan temperatur.
d. Pemeriksaan pendahuluan sangat penting karna perbedaan temperatur fluida pada saat masuk
dan keluar alat untuk pengambilan data menghitung q(laju alir panas) yang terjada pada alat
penukar ion.
C. PERAWATAN PERALATAN PENUKAR PANAS
Peralatan penukar panas terdiri dari:
1. Heat exchanger 1 unit
2. Thermomometer 1 buah
3. Stop wach 1 buah
4. Selang air
Langkah-langkah perawatan sabagai berikut:
a. Buka penuh katup-katup.
b. Tutup penuhkatup-katup.
c. Alirkan fluida dingin dengan menggunakan katup dan atur debitnya.
d. Alirkan fluida panas dengan menggunakan katup dan atur debitnya.
e. Perawatan pda aliran searah,apabila bukaan katup semakin dipersempit maka kecepatan aliran
fluida panas dan fluida dingin akan semakin lambat,sehingga kinerja perlatan akan optimum.

BAB 3
PENUKAR ION
A. RANGKUMAN PENUKAR ION
Proses penukaran ion (ion exchange) ialah suatu proses dimana yang tidak diinginkan,ditukar
dengan ion lain,ada beberapa macam jenis penukaran ion yaitu zat organik,zat anorganik,maupun
alam.
Menurut fungsinya,penukaran ion dibagi menjadi 2 yaitu:penukaran kation dan penukaran
anion.Zeolit merupakan penukaran ion yang pertama kali digunakan,dan yang merupakan zat
organik alam yaitu hidrat arang dan alkali aluminasilkat.Dalam hal ini ion yang dapat bertukar
ialah Na+ dan K+
Kondisi Peralatan Penukar Ion
Proses penghilangan ion-ion yang terlarut dalam air dapat melibatkan penukar kation (cation
exchange) yang berupa resin Na+ (R-Na).Proses penukar ion natrium merupakan proses yang
paling banyak digunakan untuk melunakkan air.
Dalam proses pelunakan ini,ion-ion kalsium dan magnesium disingkirkan dari air berkesadahan
tinggi dengan jalan pertukaran kation dengan natrium.Bila resin penukaran itu sudah selesai
mentingkirkan 346 sebagian besar ion kalsium dan magnesium sampai batas kapasitasnya,resin
itu kemudian diregenerasi kembali kedalam bentuk natriumnya dengan menggunakan larutan
garam pH antara 6 sampai 8.Kapasitas pertukaran resin polistirena besarnya 650kg/m3 bila
diregenerasi kan dengan 250g garam per kilogram kesadahan yang dibuang.
Untuk penukaran kation siklus natrium atau hidrogen biasanya digujnakan resin sintetik jenis
sulfonat stirena divinilbenzena.Resin ini sangat stabil pada suhu tinggi (sampai 150 C)dan dalm
pH antara 0 sampai 14.Disamping itu,bahan ini sangat tahan terhadap oksidasi.Kapasitas total
penukaran kation bisa mencapai 925kg CaCO3 permeter kubik penukaran ion dengan siklus
hidrogen dan sampai 810kgCaCO3 permeter kubik dengan siklus natrium .Namun dalm
praktiknya kapasitas operasi tidak setinggi itu.
Dalam reaksi pelunaka air dibawah ini,lambang R menunjukan radikal penukar kation.Resin
tersebut menghilangkan ion Ca dan Mg penyebab kesadahan.Reaksinya sebagai berikut:
CaCO3 + 2R-Na->R2-Ca+Na2C03
MgCO3+2R-Na->R2-Mg+Na2C03
Bila tanur penukar kation sudah habis kemampuannya untuk menghasilkan air lunak,unit
pelunak itu dihentikan,lalu dicucu balik (back wash) un tuk membersihkannya dan
mengklasifikasikan partikel resin didalam tanur itu kembali,kemudian diregenerasi dengan
larutan garam biasa (natrium klorida) yang menyingkirkan kalsium dan magnesium dalam
bentuk klorida yang dapat larut dan sekaligus mengembalikan penukaran kation itu kedalam
brntuk natriumnya.
Tanur itu dicuci lagi untuk membersihkannya dari hasil samping yang dapat larut dan dari
kelebihan garam ,kemudian dikembalikan keoperasi untuk selanjutnya melunkan air.Reaksi
regenerasi menggunakan air garam (NaCl) dapat dilukiskan sebagai berikut:
R2-Ca+NaCl->2R-Na+CaCl2
R2-Mg=2NaCl->R-Na+MgCl2
Sedangkan kandungan anion tidak dihilangkan lewat penukar anion (anion exchanger).Jika
kandungan anion sudah tinggi,biasnya dilakukan blowdown yaitu membuang sebagian besar air
dan diganti dengan air kondensat.Selain pengotor-pengotor diatas,terdapat pula berbagai macm
gas yang terlarut dalm air (C02,CF4,02,H2S).Gas tersebut dihilangkan dengan deaeratot sebelum
memasuki ketel.Deaerator bekerja dengan cara memanaskan air ketel sehingga gas-gas tersebut
dapat keluar.

B. 5 TAHAP PROSES PETUKARAN ION


1. Proses dari aliran umpan untuk dip roses pada siklus proses.
2. Proses pertukaran ion (terjadi perubahan pada umpan)
3. Aliran di kembalikan untuk di pross kembali
4. Regenarasi resin
5. Proses regenerasi resin anion dan kation

C. MENGOPRASIKAN ALAT PENUKAR ION


Pada proses kolom ganda,air mentah mula mula masuk ke dalam kolom penukar
kation.Disinisemua kation yang terkandung dalam air (terutama ion kalsium,magnesium dan
natrium) ditukar dengan ion hidrogen. Dalam kolom berikutnya yang berisi penukar anion,
(terutama ion klorida ,sulfat dan bikarbonat)ditukar dengan ion hidroksil dari penukar anion akan
memebentuk ikatan dan menghasilkan air.
Setelah air terbentuk maka resin penukar ion harus diregenerasi.Pelakasanaan regenerasi pada
proses kilom ganda sangat sederhana. Kedalam kolom penukar kation dialirkan asam klorida
encer dan ke dalam kolom penukar anion dialirkan larutan natrium hidroksida encer. Regeneram
yang berlebihanm selanjutnya dibilas dengan air.
Pada proses unggun campuran kolom kolom tunggal,resin penukar kation dan penukar anion
dicampur menjadi satu dalam sebuah kolom tunngal.Dengan proses unggun campuran dapat
dicapai tinkat kemur nian air yang jauh lebih tinggi daripada dengan proses kolom
ganda.Sebaliknya,pada proses unggun campuran refgenerasi resin penukar lebih kompleks.
Langkah-langkah kerja pada regenerasi unggun campuran.Pemisahan resin penukar kation dan
penukar anion dengan cara klasifikasi menggunakan air (pencucian kembali dari bawah
keatas).Dalam hal ini resin penukar anion yang lebih ringan (kebanyakan berwarna lebih terang)
akan berada resin 349 penukar kation yang lebih berat (kebanyakan berwarna lebih gelap).

D. RESIN PENUKAR ION


Resin adalah senyawa hidrokarbon terpolimerisasi sampai tingkat yang tinggi yang mengandung
ikatan-ikatan hubung silang(cross-linking) serta gugusan yang mengandung ion-ion yang dapat
dipertukarkan .[2] Berdasarkan gugus fungsionalnya, resin penukar ion terbagi menjadi dua yaitu
resin penukar kation dan resin penukar anion. Resin penukar kation, mengandung kation yang
dapat dipertukarkan. sedang resin penukar anion,mengandung anion yang dapat yang dapat
dipertukarkan.Secara umum rumus struktur resin penukar ion yang dapat merupakan resin
penukar kation .

Gambar 1. Resin Penukar Kation

Gambar 2. Resin Penukar Anion

E. SIFAT-SIFAT PENTING RESIN PENUKAR ION


adalah adalah sebagai berikut[3,4,5]:
1. Kapasitas Penukaran ion
Sifat ini menggambarkan ukuran kuantitatif jumlah ion-ion yang dapat dipertukarkan dan
dinyatakan dalam mek (milliekivalen) pergram resin kering dalam bentuk hydrogen atau
kloridanya atau dinyatakan dalam milliekivalen tiap milliliter resin (meq/ml)
2. Selektivitas
Sifat ini merupakan suatu sifat resin penukar ion yang menunjukan aktifitas pilihan atas ion
tertentu .Hal ini disebabkan karena penukar ion merupakan suatu proses stoikhiometrik dan
dapat balik (reversible) dan memenuhi hukum kerja massa. Faktor yang yang menentukan
selektivitas terutama adalah gugus ionogenik dan derajat ikat silang. Secara umum selektivitas
penukaran ion dipengaruhi oleh muatan ion dan jari-jari ion. Selektivitas resin penukar ion akan
menentukan dapat atau tidaknya suatu ion dipisahkan dalam suatu larutan apabila dalam larutan
tersebat terdapat ion-ion bertanda muatan sama, demikian juga dapat atau tidaknya ion yang
telah terikat tersebut dilepaskan.
3. Derajat ikat silang (crosslinking)
Sifat ini menunjukan konsentrasi jembatan yang ada di dalam polimer. Derajat ikat silang tidak
hanya mempengaruhi kelarutan tetapi juga kapasitas pertukaran, perilaku mekaran, perubahan
volume, seletivitas,ketahanan kimia dan oksidasi.
4. Porositas
Nilai porositas menunjukan ukuran pori-pori saluran-saluran kapiler. Ukuran saluransaluran ini
biasanya tidak seragam. Porositas berbanding lansung derajat ikat silang,walaupunn ukuran
saluran-saluran kapilernya tidak seragam. Jalinan resin penukar mengandung rongga-rongga,
tempat air terserap masuk. Porositas mempengaruhi kapasitas dan keselektifan. Bila tanpa
pori,hanya gugus ionogenik di permukaan saja yang aktif.
5. Kestabilan resin
Kestabilan penukar ion ditentukan juga oleh mutu produk sejak dibuat. Kestabilan fisik dan
mekanik terutama menyangkut kekuatan dan ketahanan gesekan. Ketahanan terhadap pengaruh
osmotik, baik saat pembebanan maupun regenerasi, juga terkait jenis monomernya. Kestabilan
termal jenis makropori biasanya lebih baik daripada yang gel, walau derajat ikat silang serupa.
Akan tetapi lakuan panas penukar kation makropori agak mengubah struktur kisi ruang dan
porositasnya.

F.CARA KERJA
Untuk mengetahui unjuk kerja Karakteeristik Kinerja Resin Penukar Ion pada.Sistem Air Bebas
Mineral(GCA 01) dilakukan pengukuran pH dan konduktivitas air keluaran kolom resin penukar
kation, air keluaran kolom resin penukar anion dan air keluaran kolom resin mix-bed.selang
waktu tertentu hingga diperoleh harga pengukuran yang stabil.Pengukuran dilakukan
setiappengoperasian sistem air bebas mineral (GC 01).Melakukan Pengukuran pH dan
Konduktivitas Air Keluaran Kolom Resin

G.RESIN ANION
Zat yang termasuk anion:
Basa kuat: (natrium hidroksida),KOH,CsOH,RbOH,Ca(OH)2,Sr(OH)2,Pra(OH)2
Basa lemah:NH3(ammoniak),NH4OH,Al(OH)3

H.RESIN KATION
Zat yang termasuk kation:
Asam kuat:H2SO4( Asam asetat),HCl (asam klorida),H2NO3(ASAM NITRAT),H3PO4(ASAM
POSPAT,HClO4,HNO3,H2SO4,HI,DLL.
Asam lemah:CH3OOH(Asam asetat),H2C3(Asam karbonat),asam askorbat(C6H8O6),Asam
sitrat(C6H8O7),Asam laktat CH3CH(OH)COOH,Asam salisilat C6H4C(OH)(COOH).

I. FUNGSI RESIN
Fungsinya sebagai medium untuk melekatkan suatu bahan yg akan digunakan/dibentuk, bersifat
cair
Resin berfungsi merekatkan komponen-komponen yang ada dan melekatkan keseluruhan bahan
pada permukaan suatu bahan (membentuk film). Resin pada dasarnya adalah polymer dimana
pada temperatur ruang (atau temperatur applikasi) bentuknya cair, bersifat lengket dan kental.
Ada banyak jenis resin, seperti: Natural Oil, Alkyd, Nitro Cellulose, Polyester, Melamine,
Acrylic, Epoxy, Polyurethane, Silicone, Fluorocarbon, Venyl, Cellolosic, dll. Resin dibagi
berdasarkan mekanisme mengering atau mengerasnya (pembentukan film).

J. REGENERASI DAN PENCUCIAN KOLOM PESIN


Langkah pertama adalah menghilangkan gelembung udara yang terdapat pada resin dengan cara
menjungkirbalikkan kolom resin. Kemudian memasukkan 25 ml NaOH 1 M ke dalam kolom
resin dan membuka kran sehingga NaOH keluar semua. Tujuan dari penambahan NaOH ini
adalah untuk mengaktifkan kembali kolom resin (membasakan kolom resin). Selanjutnya
membilas kolom resin dengan air suling 5 x 25 ml sampai tetesan terakhir tidak bersifat basa
lagi. Untuk mengujinya digunakan kertas lakmus merah. Dimana pada pengujian , kertas lakmus
merah tetap berwarna merah. Hal ini menunjukkan bahwa kolom resin bersifat netral.
Pembilasan dengan air suling dimaksudkan untuk menghilangkan ion OH-. Untuk menjaga agar
kolom resin tidak kekeringan adalah mengisi kolom resin dengan air hingga ½ - 1 cm diatas
resin. Setelah itu resin siap digunakan.

BAB 4
FILTRASI
A. PENGETIAN FILTRASI
Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan melewatkannya pada medium
penyaringan, atau septum, yang di atasnya padatan akan terendapkan. Range filtrasi pada industri
mulai dari penyaringan sederhana hingga pemisahan yang kompleks. Fluida yang difiltrasi dapat
berupa cairan atau gas; aliran yang lolos dari saringan mungkin saja cairan, padatan, atau
keduanya. Oleh karena varietas dari material yang harus disaring beragam dan kondisi proses
yang berbeda, banyak jenis penyaring telah dikembangkan,beberapa jenis akan dijelaskan di
bawah ini.
Fluida mengalir melalui media penyaring karena perbedaan tekanan yang melalui media tersebut.
Penyaring dapat beroperasi pada:
- tekanan di atas atmosfer pada bagian atas media penyaring,
- tekanan operasi pada bagian atas media penyaring,
- dan vakum pada bagian bawah.
1.Filtrasi pasir terbuka
Penyaring terbuka mengalirkan air melalui media penyaring dengan gravitasi. Laju
penyaringannya dibatasi oleh hilang tekanan. Pada penyaring terbuka ini air yang akan dialirkan
harus memiliki rentang kekeruhan tertentu. Tidak terlalu besar atau terlalu rendah. Bila
kekeruhan tinggi maka proses penyaringan akan sangat berlangsung lambat, dan bila kekeruhan
rendah maka proses yang terjadi akan berubah menjadi pencucian filter. Sehingga biasanya
rentang kekeruhan sebelum dialirkan dalam penyaring berkisar di 10 NTU.
2. Filtasi pasir tertutup
Pada penyaringan tertutup ini tekanan yang digunakan lebih besar. Tekanan ini dihasilkan oleh
pompa untuk meningkatkan laju penyaringan sehingga menyebabkan laju alir lebih tinggi dan
lapisan penyaring material lebih tinggi, membuat usia pemakaian penyaring lebih panjang.
Penyaringan ini telah diterapkan pada instalasi pengolahan air di Jerman.
B. PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN INSTALASI SARINGAN PASIR LAMBAT
MEMILIKI BEBERAPA KETENTUAN, ANTARA LAIN:

1. Kecepatan penyaringan 0,1-0,4 m/jam; luas permukaan bak maksimum 200 m2; jumlah bak
saringan minimum 2 buah
2. Kedalaman bak saringan adalah jumlah tinggi bebas, tinggi air diatas media pasir, tebal pasir
penyaring dan tebal karikil penahan.
3. Media penyaring berupa pasir yang mengandung kadar SiO2 90%. Ukuran efktif butiran 0,2-
0,4 mm, keseragaman butiran 2-3 berat jenis pasir 2,55-2,65 gr/cm3. Kelarutan pasir dalam air
selama 24 jam < 3 % beratnya.
4. Pengolahan pendahuluan diperlukan untuk penurunan kekeruhan, penambahan oksigen
terlarut, penurunan algae dan bakteri koli.
4. Penyaring cepat
Penyaring ini berisikan 0,4-0,7 meter pasir dengan diameter 0,4-0,8 milimeter dan gravel setebal
0,3-0,6 meter. Adapun kecepatan aliran penyaringan yang dihasilkan sebesar 1,3-2,7
liter/m3/detik.
5. Penyaring lapisan tunggal
6. Penyaring lapis ganda
Penyaringan lapis ganda ini menggunakan saringan yang berbeda granulanya misalnya 0,5 meter
antrasit dengan diameter 1 milimeter pada bagian atas, 0,3 meter pasir silika dengan diameter 0,5
meter. Satu set penyaringan menghasilkan 2,7-5,4 liter/m3/detik.
7. Penyaring Up-Stream
8. Penyaring Down-Stream
9. Penyaring Basah
10. Penyaring Kering
Pada setiap proses operasional harus disertai dengan proses perawatan. Pada penyaringan proses
perawatan dinamakan proses backwashing, yaitu proses dimana filter dalam penyaring dicuci
untuk meningkatkan kinerja filter kembali.
Pada proses backwashing laju alir backwashing seharusnya cukup tinggi sehingga semua butiran
penyaring dalam kondisi bergerak. Laju ini bergantung pada berat jenis bahan dan ukuran
butiran. Pada penyaring lapis ganda laju yang diperlukan jauh lebih tinggi.
7. ALAT ALAT FILTRASI
PENYARING KUE
Pada permulaan filtrasi pada penyaring kue beberapa partikel padat memasuki medium pori dan
ditahan, tetapi dengan segera mulai berkumpul di permukaan septum. Setelah periode awal ini
padatan kue mulai terfiltrasi; padatan tersebut mulai menebal di permukaan dan harus
dibersihkan secara periodik. Kecuali dilengkapi kantong penyaring untuk pembersih gas,
penyaring kue umumnya hanya digunakan untuk pemisahan padat-cair. Sebagaimana penyaring
lainnya, penyaring ini dapat beroperasi dengan tekanan di atas atmosfer pada aliran atas medium
penyaring atau tekanan vakum pada aliran bawah. Jenis lainnya juga kontinyu atau diskontinyu,
tetapi karena kesulitan pembuangan padatan melawan tekanan positif, kebanyakan tekanan
penyaring adalah diskontinyu.
PENYARING BERTEKANAN DISKONTINYU.
Penyaring bertekanan memerlukan perbedaan tekanan yang besar yang melalui septum agar
filtrasi cepat cairan viskos atau padatan sempurna dapat dilakukan secara ekonomis. Kebanyakan
jenis penyaring bertekanan adalah mesin pres bersaringan (filter presses) dan penyaring
bercangkang dan berdaun (shell-and leaf filter).

MESIN PRES BERSARINGAN (FILTER PRESS).

Suatu mesin pres bersaringan berisi satu set plat yang didesain untuk menyediakan serangkaian
ruang atau kompartemen yang didalamnya padatan dikumpulkan. Plat-plat tersebut dilingkupi
medium penyaring seperti kanvas. Lumpur dapat mencapai tiap-tiap kompartemen dengan
tekanan tertentu; cairan melalui kanvas dan keluar ke pipa pembuangan, meninggalkan padatan
kue basah dibelakangnya.
Plat dari suatu mesin pres bersaringan dapat berbentuk persegi atau lingkaran, vertikal atau
horizontal. Kebanyakan kompartemen padatan dibentuk dengan penyelia plat polipropelina
cetakan. Dalam desain lain, kompertemen tersebut dibentuk di dalam cetakan plat berbingkai
(plate-and-frame press) yang didalamnya terdapat plat persegi panjang dengan 6 s.d. 78 in. (150
mm s.d. 2 m) yang pada satu sisi dapat diubah-ubah. Ketebalan setiap plat antara 6 s.d. 2 in. (6
s.d. 50 mm), ketebalan bingkai antara 1/4 s.d. 8 in. (6 s.d.200 mm). Plat dan bingkai dipasang
pada posisi vertikal dalam rak logam, dengan kain melingkupi permukaan setiap plat, dan
ditekan dengan keras bersama dengan memutar skrup hidraulik. Lumpur memasuki suatu sisi
akhir dari rangkaian plat dan bingkai. Lumpur mengalir sepanjang jalur pada satu sudut
rangkaian tersebut. Jalur tambahan mengalirkan lumpur dan jalur utama ke dalam setiap bingkai.
Di sini padatan akan terendapkan di atas kain yang menutupi permukaan plat. Cairan menembus
kain, menuruni jalur pada permukaan plat (corrugation), dan keluar dari mesin press.

PENYARING BERCANGKANG DAN BERDAUN.


Untuk mencuci dibawah tekanan yang lebih tinggi daripada di cetakan plat dan bingkai, agar
ongkos buruh lebih murah, atau memerlukan pencucian kue yang lebih efektif, penyaring
bercangkang dan berdaun mungkin diperlukan. Pada tangki horizontal suatu set daun vertical
dipasang pada rak yang dapat ditarik kembali. Unit yang diperlihatkan pada gambar sedang
dibuka; selama operasi daun-daun berada pada tangki tertutup. Umpan memasuki sisi tangki;
filtrat melalui daun-daun dan keluar melalui suatu pipa.
PENYARING SABUK OTOMATIS.

Penyaring sabuk Larox terlihat pada adalah penyaring bertekanan diskontinyu yang memisahkan,
mengkompresi, mencuci, dan secara otomatis membuang kue. Filtrasi berada pada ruangan
horizontal 2 s.d. 20, yang disusun satu di atas lain. Rangkaian kain penyaring mengalir melalui
ruang penyaringan bergantian. Dengan kondisi sabuk yang diam, pada siklus filtrasi tiap-tiap
ruang diisi dengan padatan. Air bertekanan tinggi kemudian dipompakan dibelakang keran
(diaphragm) fleksibel di dalam langit-langit ruang, menekan kue dengan keras dan menghasilkan
cairan. Dengan keran terbuka, air pencuci mengalir melalui kue dan jika diinginkan kue
dikompresi kembali dengan mengatur keran. Akhirnya udara ditiup melalui kue utnuk
membersihkan cairan tambahan.
Ruang-ruang dibuka secara hidarulik sehingga sabuk dapat dipindah pada jarak yang lebih besar
daripada panjang ruang. Kejadian ini membuang kue dari kedua sisi penyaring. Pada waktu yang
sama, bagian lain dari sabuk melalui mulut pipa semprot (spray nozzles) untuk dicuci. Setelah
semuanya, kue dibuang, sabuk dicuci, ruang ditutup, dan siklus filtrasi diulang lagi. Semua
langkah dilakukan secara otomatis berdasarkan impuls dari panel pengendali. Ukuran penyaring
dari 0,8 m2 (8,6 ft2) s.d. 31,5 m2 (339 ft2). Siklus keseluruhan relatif pendek, umumnya 10 s.d.
30 min, sehingga penyaring ini dapat digunakan pada proses kontinyu.

PENYARING VAKUM DISKONTINYU.


Penyaring bertekanan biasanya beroperasi secara diskontinyu. Suatu penyaring vakum
diskontinyu, kadang-kadang sangat berguna. Suatu nutsch vakum mempunyai ukuran sedikit
lebih kecil daripada corong Buchner, berdiameter 1 s.d. 3 m (3 s.d. 10 ft) dan membentuk lapisan
padatan dengan tebal 100 s.d. 300 mm (4 s.d. 12 in). Untuk mempermudah, suatu nutsch dapat
langsung dibuat dari material tahan korosi dan menjadi berharga karena dicoba disaring secara
batch varietas material yang korosif. Nutch biasanya tidak umum dilakukan untuk proses
berskala besar oleh karena buruh yang terlibat dalam membersihkan tumpukan kue; namun
demikian nutch tetap berguna sebagai penyaring bertekanan yang dikombinasikan dengan
pengering-bersaringan untuk keperluan tertentu dalam operasi batch.

PENYARING VAKUM KONTINYU.


Dalam setiap penyaring vakum kontinyu, cairan dihisap melalui septum yang bergerak untuk
mengendapkan padatan kue. Kue kemudian dipindahkan dari tempat penyaringan, dicuci,
dihisap, dikeringkan, dan dikeluarkan dari septum, kemudian lumpur dimasukkan kembali.
Beberapa bagian dari septum terletal pada zona penyaringan, sebagian di dalam zona pencuci,
sementara sebagian lagi pembebasan dari bebannya, sehingga buangan padatan dan cairan dari
penyaring tidak dapat dihentikan. Perbedaan tekanan yang melintasi septum di dalam penyaring
vakum kontinyu tidak terlalu tinggi, umumnya diantara 250 s.d. 500 mm Hg. Berbagai desain
penyaring berbeda dalam metode pengenalan lumpur, bentuk dari permukaan filter, dan jalan
tempat padatan dibuang. Kebanyakan, penggunaan vakum dari sumber yang diam ke yang
bergerak melalui rotary valve.

PENYARING DRUM BERPUTAR (ROTARY DRUM FILTER).


Jenis yang paling umum dari penyaring vakum kontinyu adalah penyarin drum berputar (Gb.
30.8). Suatu drum berputar dengan arah horizontal pada kecepatan 0.1 s.d. 2 r/min mengaduk
Lumpur yang melaluinya. Medium penyaring, seperti kanvas, melingkupi permukaan dari drum,
sebagian dibenamkan dalam cairan. Di bawah drum utama yang berputar, terdapat drum yang
lebih kecil permukaan padat. Di antara dua drum tersebut ada ruang tipis berbentuk radial
membagi ruang anular kedalam kompartemen-kompartemen, setiap kompartemen tersambung
dengan pipa internal ke suatu lubang dalam plat berputar pada rotary valve. Vakum dan udara
secara bergantian dimasukkan pada tiap-tiap kompartemen dalam drum berputar. Penyaring
bergaris-garis menutupi permukaan yang tampak pada tiap-tiap ruang membentuk suatu
pergantian panel.
. Hal ini menjelaskan tentang pengumpanan lumpur. Oleh karena tercelup di bawah permukaan
cairan, vakum terjadi pada rotary valve. Suatu lapisan padatan terbentuk di permukaan panel
karena cairannya terserap melalui kain ke dalam kompartemen, melalui pipa dalam, melalui
valve, dan masuk ke dalam tangki pengumpul. Ketika panel meninggalkan lumpur dan
memasuki zona pencucian dan pengeringan, keadaan vakum terjadi pada panel dari suatu sistem
terpisah, menghisap cairan pencuci dan udara melalui padatan kue. cairan pencuci diambil
melalui penyaring kedalam suatu tangki pengumpul yang terpisah. Setelah padatan kue pada
permukaan panel telah dihisap sekering mungkin, panel meninggalkan zona pengeringan, vakum
di hentikan, dan dibersihkan dengan dipotong-potong menggunakan pisau horizontal diketahui
sebagai doctor blade. Udara kecil ditiup dibawah untuk membelai kain. Hal ini akan
menyebabkan lepas dari kain dan membuat pisau tidak diperlukan lagi. Sekali dibuang, panel
kembali memasuki lumpur dan siklus terulang. Oleh karena setiap saat dalam operasi, panel
terlibat dalam setiap bagian dari siklus, operasi dari penyaring sebagai keseluruhan adalah
kontinyu.

PENYARING SABUK HORIZONTAL.


Ketika umpan mengandung partikel padatan yang terendapkan secara cepat, penyaring drum
berputar bekerja buruk atau malah tidak dapat bekerja. Partikel tak sempurna tidak dapat
tersuspensi secara baik di lumpur, dan yang terbentuk seringkali tidak mau menempel pada
permukaan penyaring. Pada keadaan ini diperlukan suatu penyaring horizontal dengan umpan
atas. Sabuk yang bergerakadalah satu dari beberapa jenis penyaring horizontal; hal tersebut
mengingatkan pada sabuk konveyor (conveyor belt), dengan dukungan bubungan yang
melintang atau sabuk drainase yang membawa kain penyaring. Pada permulaan sabuk drainase
akan melewati suatu kotak vakum longitudinal, yang di dalamnya filtrat ditampung. Umpan
lumpur mengalir ke dalam sabuk melalui distributor pada suatu sisi; kue yang tersaring dan
tercuci dibuang pada sisi lainnya.
Penyaring sabuk secara khusus berguna dalam pengolahan limbah cair, sejak limbah seringkali
berisi partikel dengan ukuran yang bervariasi. Penyaring ini tersedia pada ukuran lebar 0.6 s.d.
5.5 m (2 s.d. 18 ft) dan panjang 4.9 s.d. 33.5 m (16 s.d. 110 ft), dengan luas filtrasi s.d. 110 m2
(1200 ft2).

PENYARING SENTRIFUGAL
Padatan yang membentuk kue berpori dapat dipisahkan dari cairan dengan penyaringan
berpusing. Umpan dimasukkan ke dalam keranjang berputar yang memiliki dinding bercelah
atau berlubang yang disampuli suatu medium penyaring seperti kanvas atau kain logam. Tekanan
yang dihasilkan dari gaya sentrifugal memaksa cairan melewati medium penyaring,
meninggalkan padatannya. Jika umpan yang masuk keranjang dihentikan dan padatan kue
diputar untuk waktu yang singkat, kebanyakan cairan residu di dalam kue mengalirkan partikel
sehingga padatan lebih kering daripada hal yang sama untuk mesin pres bersaringan (filter press)
atau penyaring vakum (vacuum filter). Ketika material yang tersaring harus dikeringkan secara
berurut dengan alat pemanas, pemakaian penyaring ini dapat dipertimbangkan sebagai langkah
ekonomis.
Jenis utama dari penyaringan sentrifugal adalah mesin batch tersuspensi, yang diskontinyu di
dalam operasinya; mesin batch bersiklus pendek otomatis; dan pemusing konveyor kontinyu
(continuous conveyor centrifuges). Di dalam pemusing tersuspensi, media penyaring adalah
kanvas atau tenunan kain logam. Dalam mesin otomatis digunakan saringan logam yang baik;
dalam konveyor berpusing, medium penyaring biasanya adalah celah pada dindingnya sendiri.
PEMUSING BATCH TERSUSPENSI (SUSPENDED BATCH CENTRIFUGES).
Suatu jenis yang sering digunakan di industri dari batch berpusing adalah pemusing tersuspensi
pada bagian atas .Lubang keranjang mempunyai diameter 750 s.d. 1200 mm (30 s.d. 48 in) dan
kedalaman dari 18 s.d. 30 in serta belokan dengan kecepatan antara 600 dan 1800 r/min. Operasi
pada keranjang dilakukan pada bagian akhir bawah dengan aliran vertikal dari bagian atas.
Media penyaring terhubung dengan dinding perforasi keranjang. Lumpur diumpan melalui pipa
masukan atau peluncuran memasuki keranjang berputar. Cairan mengalir melewati media
penyaring ke dalam kotak dan keluar pada pipa keluaran: padatan membentuk kue dengan tebal
50 s.d. 150 mm (2 s.d. 6 in) di dalam keranjang. Cairan pencuci dapat dipercikkan pada padatan
untuk membersihkan material yang larut. Kue kemudian diputar sekering mungkin, kadang-
kadang pada kecepatan lebih tinggi daripada saat pembebanan dan pencucian. Motor kemudian
dihentikan, hampir bersamaan aktivitas keranjang juga berhenti. Dengan keranjang yang lamban
berputar, 30 s.d. 50 r/min, padatan dibuang dengan memotong menggunakan pisau, yang
memisahkan kue dari media penyaring dan mendorongnya melalui bukaan dekat dasar
keranjang. Ketika media penyaring telah dibilas bersih, motor menjadi hidup, dan siklus
berulang.
Pemusingan tersuspensi pada bagian atas digunakan secara luas dalam pemurnian gula, dengan
waktu operasi singkat, yaitu 2 s.d. 3 min per beban dan menghasilkan produk 5 ton kristal/jam
per mesin. Pengendalian otomatis sering disediakan untuk beberapa atau semua langkah siklus.
Dalam kebanyakan proses dimana kristal dengan tonase besar dipisahkan, pemusingan konveyor
berputar lain digunakan.
Jenis lain dari pemusing batch dikendalikan dari bagian bawah, terdiri dari motor pengendali,
keranjang, dan kotak padatan tersuspensi. Padatan dilepaskan dengan tangan melalui bagian atas
kotak atau menggunakan alat dari bawah pada bukaan seperti penyaring sebelumnya. Kecuali
untuk pemurnian, pemusing tersuspensi biasanya mempunyai siklus operasi 10 s.d. 30 min per
beban, membuang padatan pada laju 300 s.d. 1800 kg/jam (700 s.d. 4000 lb/jam).

PEMUSING BATCH OTOMATIS.


Dalam mesin ini keranjang berotasi pada kecepatan konstan pada sumbu horizontal. Umpan
lumpur, cairan pencuci, dan pembilasan saringan dipercikkan ke dalam keranjang dengan
interval waktu yang telah diatur. Keranjang dikosongkan (pada saat kecepatan penuh putaran)
dengan pisau berat yang memotong padatan keluar secara periodik melalui pembuangan.
Penghitung waktu siklus dan kerangan kumparan operasi mengendalikan berbagai operasi:
umpan, pencucian, pemutaran, pembilasan, dan pengosongan beban. Bagian dari siklus dapat
diperpanjang atau sebaliknya sesuai dengan keperluan.
Keranjang pada mesin ini memiliki diameter 500 dan 1100 mm (20 dan 42 in). Pemusing
otomatis memiliki kapasitas produksi yang tinggi dengan pengeringan kristal secara bebas.
Biasanya tidak dipergunakan ketika partikel memiliki ukuran lebih dari 150 mesh. Dengan
kristal yang buruk, siklus operasi total mempunyai range dari 35 s.d. 90 s, sehingga masukan
setiap jamnya besar. Oleh karena diperlukan waktu siklus yang pendek dan sedikit hambatan dari
pengumpanan lumpur, filtrat, dan padatan terbuang, pemusingan otomatis dikelompokkan ke
dalam proses manufaktur kontinyu. Sedikit padatan batch dapat lebih efektif apabila dicuci
dengan sedikit cairan pencuci—sebagaimana pada mesin batch lain—jumlah pencucian dapat
meningkat secara temporer untuk meningkatkan kualitas material. Pemusing otomatis tidak dapat
mengerjakan pengeringan padatan yang lambat, biasanya akan bersiklus panjang dan tidak
ekonomis, atau padatan tidak terbuang secara baik pada keluarannya. Hal ini merupakan alasan
dipergunakannya pisau pengosongan beban, yaitu untuk memecah atau mendegradasi kristal.

PEMUSING PENYARINGAN KONTINYU.


Suatu pemisah sentrifugal kontinyu untuk kristal kasar, pemusing konveyor timbal balik
(reciprocating-conveyor centrifuge) terlih.Suatu keranjang berputar dengan suatu dinding
berlubang dimasukkan umpan melalui corong yang berputar mengikutinya. Tujuan dari corong
tersebut adalah mempercepat pengumpanan lumpur secara halus. Umpan memasuki ujung kecil
corong pipa terpasang pada sumbu putar keranjang. Umpan mengalir hingga corong lain,
kecepatannya meningkat seiring perjalanannya, dan tersembur ke keranjang dengan arah yang
sama dengan dinding pada kecepatan yang hampir sama. Cairan mengalir melalui dinding
keranjang, yang dilingkupi kain logam tenun. Suatu lapisan kristal dengan tebal 25 s.d. 75 mm (1
s.d. 3 in) terbentuk. Lapisan ini berpindah melalui permukaan saringan dengan suatu penekan
timbal balik. Setiap gaya penekan memajukan kristal beberapa inci mendekati bibir keranjang;
gaya yang berlawanan mengakibatkan terbukanya ruangan sehingga kue dapat mengendap.
Ketika kristal mencapai bibir keranjang, kristal terbang ke sebelah luar masuk ke dalam kotak
besar dan meluncur menuju pengumpul. Filtrat dan cairan pencuci dipercikkan ke atas kristal
selama perjalanannya meninggalkan kotak menuju keluaran. Percepatan dari umpan Lumpur dan
perlambatan dari padatan yang dibuang meminimalkan tabrakan kristal. Unit multitahap untuk
meminimalkan jarak perjalanan kristal digunakan bersama padatan kue yang tidak terbawa
secara normal dalam unit satu tahap. Pemusing timbal balik dibuat dengan keranjang mempunyai
ukuran anatara 300 s.d. 1200 mm (12 s.d. 48 in). Pemusing ini mengeringkan dan mencuci 0.3
s.d 25 ton/jam padatan yang mengandung kurang dari 10% berat material berukuran lebih dari
100 mesh.

D. MEDIA PENYARING.
Septum di dalam setiap penyaring harus memenuhi persyaratan sbb.:
1. Penyaring harus menahan padatan yang disaring, menghasilkan filtrat yang cukup jernih.
2. Penyaring harus tidak tersumbat.
3. Penyaring harus tahan zat kimia dan cuku kuat secara fisik terhadap operasi yang terjadi.
4. Penyaring harus dapat membuat semua kue mudah untuk dibuang.
5. Penyaring harus berharga wajar.
Pada industri filtrasi, medium penyaring yang umum adalah kain kanvas, atau bahan tenun
tertentu (dari bebek atau kain kepar). Berat dan bentuk dari tenunan bervariasi tergantung pada
permintaan. Cairan korosif membutuhkan jenis media penyaring tertentu seperti kain wol, kain
logam monel atau stainless steel, kain gelas, atau kertas. Jenis serat seperti nilon, polipropilena,
dan berbagai polyester juga mempunyai ketahanan tinggi terhadap zat kimia.
Suatu kain dengan ukuran mesh yang diberikan, sintetis halus atau serat logam kurang efektif
daripada serat alami kasar dalam memindahkan partikel sempurna. Biasanya, kerugian ini hanya
dialami pada permulaan filtrasi, oleh karena selain keras, partikel kasar yang tidak mengandung
partikel sempurna bukanlah septum tetapi lapisan awal dari padatan terendapkan. Filtrat pada
awalnya agak buram, namun lama kelamaan semakin jernih. Filtrat buram dikembalikan ke
dalam tangki Lumpur untuk refiltrasi.

E. BAHAN PEMBANTU SARINGAN.


Padatan ramping atau sangat halus memadat membentuk kue yang tak dapat ditembus akan
mengakibatkan media penyaring tersumbat. Filtrasi dari material seperti itu membutuhkan
peningkatan porositas dari kue sehingga bisa dilewati cairan dengan laju yang normal. Hal ini
dapat dilakukan dengan menambahkan alat bantu penyaring, seperti silica diatomae, perlit,
selulosa kayu, atau padatan berpori inert lain, ke dalam lumpur sebelum filtrasi. Bahan pembantu
filter dapat dipisahkan secara berurutan dari kue dengan melarukan padatan atau membakar
bahan tersebut. Jika padatan tidak berharga, padatan dan bahan tersebut dapat langsung dibuang.
Jalan lainnya adalah pelapisan, yaitu mengendapkan lapisan bahan pembantu saringan di atas
media penyaring sebelum filtrasi. Dalam penyaring batch lapisan ini biasanya tipis; dalam sistem
kontinyu sebagaimana dijelaskan sebelum ini, lapisan tersebut tebal, dan permukaan atasnya
secara kontinyu dipotong dengan gunting tertentu sehingga permukaan media penyaring terlihat.
Lapisan ini mencegah padatan gelatin menyumbat media penyaring dan memberikan filtrat yang
jernih. Lapisan ini lebih merupakan bagian dari media penyaring .

Anda mungkin juga menyukai