Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Praktek Kerja Nyata 29 Mei 2019

Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik


Universitas Merdeka Malang
APLIKASI MATERIAL ALPA BRONW HELLO SEBAGAI SHOK SPROKET
PADA MESIN CONVEYOR CHAIN DOBLE DEK
Arizal Ilhami1, Pungky Eka Setyawan, S.T., M.T.2
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Unversitas Merdeka Malang
Praktek Kerja Nyata 2019, PT. Industri Gula Glenmore Banyuwang

Abstrak
Conveyor Chain Dobel Dek adalah sebuah mesin yang bekerja dengan tenaga dari
motor penggerak listrik DC, sistem kerja dari mesin ini untuk mengangkut suatu beban
berjalan dengan memiliki arah gerak dek dobel atas bawah. Pada mesin ini terjadi keausan
pada sisi bagian poros yang tidak memutar sprocket, sehingga sprocket berputar mengikuti
gerakan rantai dan poros hanya menahan beban dan putaran dari rantai dan sprocket untuk
mesin konveyor chain dobel dek. Material poros baja ST 60 nilai kekerasan 112,4 HB
mengalami keausan akibat gesekan dengan sprocket dengan material baja ST 70 nilai
kekerasan 204 HB yang menahan beban dan putaran rantai, dengan pengorasian mesin
selama ≤ 150 hari dengan total beban yang diterima 128,452 Ton/jam.
Hal ini terjadi karena pembebanan yang diterima poros, kekerasan material yang
dibawah nilai angka kekerasan sprocket yang mengakibatkan poros aus akibat gesekan dan
beban lebih dengan sprocket. Perawatan dilakukan dengan mengeshokkan material Alpa
Brown Hollo dengan kekutan tekan 483 MPa pada sprocket yang membuat aus poros agar
mampu melindungi poros dan mengurangi tingkat gesekan berlebih dengan sprocket.

Kata Kunci : aus, pengeshokan, sproket, kuningan.

Abstract
Double Deck Chain Conveyor is a machine that works with the power of a DC
electric drive motor, the working system of this machine to carry a load goes by having the
direction of the double deck movement up and down. On this engine wear occurs on the
side of the shaft that does not rotate the sprocket, so the sprocket rotates following the
movement of the chain and the shaft only holds the load and rotation of the chain and
sprocket for the double deck chain conveyor machine. ST 60 steel shaft material with a
hardness of 112.4 HB experienced wear due to friction with a sprocket with ST 70 steel
material with a value of 204 HB hardness that held the load and rotation of the chain, with
the machine for 150 days with a total load of 128,452 tons / hour.
This happens because the load received by the shaft, the hardness of the material
below the value of the hardness of the sprocket which results in wear shaft due to friction
and overload with the sprocket. The treatment was carried out by pressing the Alpa Brown
Hollo material with a compressive force of 483 MPa on a sprocket which made the shaft
wear to protect the shaft and reduce the level of excessive friction with the sprocket.

Keywords: wear, scraping, sprocket, brass.

I. PENDAHULUAN dari situasi dan kondisi, hal ini seperti


yan terjadi pada perusahan gula PT.
Perawatan sebuah mesin yang Industri Gula Glenmore, dimana salah
terdiri dari beberapa komponen perlu satu komponen pada poros mesin
diperhatikan dengan seksama agar conveyor, proses perbaikan yang
pelaksaan oprasional mesin tidak dilakukan tidak langsung mengganti
mengakibatkan kendala yang berati, komponen yang rusak namun
roses perawatan yang dilakukan dilihat memperbaiki dengan rekayasa material
Jurnal Praktek Kerja Nyata 29 Mei 2019
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Merdeka Malang
untuk menghemat anggaran agar lebih Data awal Perhitungan kapasitas angkut
evisien. conveyor chan doble dek :
II. TINJAUAN PUSTAKA • Jumlah tebu yang digiling
: 8000 ton/hari
a. Conveyor Chain Dobel Dek
• Durasi mesin bekerja
Conveyor Chain Dobel Dek adalah : 22 jam/hari
sebuah mesin yang bekerja dengan
• Jumlah ampas
tenaga dari motor penggerak listrik DC,
: 30%
sistem kerja dari mesin ini untuk
mengangkut suatu beban berjalan dengan • Fc (facktor coreksi)
memiliki arah gerak dek dobel atas : 1,1
bawah.
Perhitungan :
Pada mesin conveyor chain dobel
deck ini hanya terdapat dua poros pada 8000 ton/hari : 22 jam/hari = 363,7
bagian ujung conveyor, dengan satu ton/jam
poros penggerak dan poro yang satu 363,7 ton/jam x 30% = 109,1 ton/jam
digerakkan, sedangkan di tengah
konveyor pada bagian sisi samping 109,1 ton/jam x 1,1 = 120 ton/jam
terdapat rel sebagai penahan serta
lintasan rantai saat membawa beban, b. Motor Penggerak
mesin ini memiliki dimensi panjang 60
meter dengan lebar 1,5 meter. Motor penggerak sebagai penghasil
energi mekanik untuk menggerakkan
Pada PT. IGG mesin ini bekerja konveyor chain dobel dek ini
untuk memindahkan ampas tebu dari menggunakan motor listrik :
hasil Mill yang sudah tidak memiliki
kandungan nira, perjalan ampas tebu • Jenis : Sangkar Tupai AC
yang dibawa oleh conveyor chain dobel Motor Listrik Motor
dek ini dari mesin pemeras nira tebu
• Induksi : 3 fase
menuju ruang penampungan untuk
dikeringkan dari kadar air, hal ini • Membuat : TECO
bertujuan untuk membentuk ampas tebu
benar – benar kering karena akan • Daya : 201,34 Kw (270 hp)
digunakan sebagai bahan bakar mesin
• Kecepatan : 6 kutub
boiler sebagai penghasil uap bertekanan
untuk menggerakkan turbin. Pada mesin • Volt : 380 – 415 v
ini bekerja selama ≤ 150 hari dengan
beban konstan 120 Ton/jam atau 4 • Amps : 347 A
Ton/menit. • Hz : 60 Hz
• Mount : B3 Foot
• Input RPM : 1450 rpm

Gambar 5.1 Konveyor Chain Dobel Dek


Bagian Atas Saat dilakukan Perawatan
Berkala (Sumber : Dokumentasi Pribadi) Gambar 6.5. Motor Listrik
Jurnal Praktek Kerja Nyata 29 Mei 2019
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Merdeka Malang
(Sumber Dokumentasi Pribadi)
c. Gear Box e. Poros Sprocket

Pada rangkaian mesin conveyor Poros sprocket berfungsi sebagai


chain doble dek, penggerak penahan dan penghubung putaran dari
menggunakan motor listrik dengan daya motor penggerak ke sprocket, bahan yang
270 Hp = 201,34 Kw daya sebesar ini digunakan adalah baja ST 60, pada sisi
menghasilkan putaran 1450 rpm untuk lain, porors didesain hanya sebagai
bisa diturunkan menjadi putaran lebih penyanggah sprocket tanpa harus bekerja
kecil maka tugas itu dikerjakan oleh gear memutar sprocket karena beberapa
box dengan spesifikasi sebagai berikut : sprocket bekerja untuk menahan gerakan
rantai tanpa harus memutar rantai.
• Merek : Hitachi Zosen
• Material : baja ST 60
• Type : HR-75 Kw XX-150
• Nilai Kekerasan ; 112,4 HB
• Input Kw : 75 Kw
• Panjang : 257,5 cm
• Input RPM : 1450 rpm
• Diameter : 140 mm
• Output RPM : 42 rpm
• Berat poros : 396 kg
• Rasio : 1/34,4
• n1 = n2 : 20 rpm

Gambar 5.3. Gear Box dan Transmisi


Rantai
d. Transmisi Rantai Gambar : 5.5. Poros Sproket yang
Digerakkan (Sumber :Dokumentasi
Dari putran yang dihasilkan oleh gear Pribadi)
box yang telah direduksi, kembali di f. Sproket
transmisikan melalui transmisi rantai
dengan spesifikasi sebagai berikut :
Sproket pada mesin ini berfungsi
• Jumlah gigi penggerak (Z1) sebagai penyalur dan pereduksi putaran
: 16 biji rantai dari poros penggerak yang
dihasilkan dari gear box. Pada rangkaian
• Jumlah gigi yag digerakkan (Z2) mesin ini hanya terdapat dua poros, poros
: 34 biji penggerak dan poros yang digerakkan,
• Input RPM dalam satu poros terdapat dua sproket
: 42 rpm pada bagian ujung poros. Pada sisi lain
terdapat sproket yang berfungsi menjaga
• Raduksi ( i ) keseimbangan dan menahan beban rantai
: 2,125 sehingga sproket tidak ikut berputar
dengan poros melainkan berputar
• Perhitungan putaran
mengikuti alur gerakan rantai.
: i = n1/ n2 sehingga n2 = n1/i
• Material : baja ST 70
: n2 = 42 rpm / 2,125
• Nilai Kekerasan : 204 HB
: 19,77 rpm ~ 20 rpm
Jurnal Praktek Kerja Nyata 29 Mei 2019
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Merdeka Malang
• Jumlah gigi (z) : 15 biji memindah ampas tebu, dalam
perjalananan rantai ini berada diatas jalur
• Diamtere luar sproket : 75 cm rel sepanjang 60 meter.
• Diameter poros :14 cm • Type rantai
• Lebar gigi : 5 cm : Rantai Pintle Kelas 400

• Tinggi gigi :7 cm • Spesifikasi bahan


: SS 420
• Berat sproket :110 kg
• Jarak anatar bhos
: 150 mm
• Lebar rantai luar
: 100 mm
• Panjang total rantai : P. satu
rantai + 2x P. Conveyor + K.
Gambar 5.6. Sproket Dengan Pasak sproket

(Sumber Dokumentasi Pribadi) : 0,15 m + 120 m + (15 x 0,15) m

g. Pasak : 122,4 m
• Jumlah rangkaian rantai : 122,4 :
Pasak berfungsi sebagai pengait 0,15 m = 816 mata rantai
putaran poros dengan sprocket agar
berputar selaras, dimensi pasak, material • Berat satu mata rantai : 3,9 kg
pasak terbuat dari baja ST 40, hal ini
• Berat satu rangkaian rantai : 3,9
diambil karena pemilihan material pasak
kg x 816 mata rantai = 3,182 ton
harus di bawah kekuatan poros dan
sprocket. • Kecepatan rantai (V) : (daya
(P) x n1 x Z1)/60 x 1000
: (201,34 Kw x 20 rpm x 15 biji)
• Type pasak : pasak benam
/ 60000
• Material : baja ST 40
: 1,006 m/detik
• Dimensi : 35 mm x 13 mm x 120
mm (b x h x l)

Gambar 5.8. Rantai Pintle Kelas 400


Gambar 5.7. Pasak benam
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
i. Poros Cakar Ampas (Rick)
h. Rantai
Poros cakar ampas seuai dengan
Rantai pada conveyor chain
namanya berfugsi mencakar ampas tebu
berfungsi sebagi penyalur putaran dari
yang keluar dari mesin penggilingan,
sproket pada penampang untuk
Jurnal Praktek Kerja Nyata 29 Mei 2019
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Merdeka Malang
poros ini bergerak karena dikaitkan k. Mesin Bubut
dengan rantai pada konveyor
• Material Untuk melakukan pengeshokan yang
: SCH 40 pertama dilakukan adalah pembuatan
wadah shok yang akan dipasang pada
• Panjang sprocket, diameter sesuai kebutuhan
: 1,5 meter yaitu 140 mm maka dilakukan
pembubutan pada sproket, spesifikasi
• Diameter mesin buut yang digunakan adalah :
: 9 cm
• Type : Gut CW 6283 C x 2000
• Berat poros
: 25,8 kg • Oprasi : Convensional
• Jumlah cakar dalam satu poros • Cooling : Udara
: 15 buah
• Diameter max benda kerja
• Jarak antar sumbu poros : 830 mm
: 60 cm = 0,6 m
• Panjang max benda kerja
• Jumlah total poros cakar : 2000 mm
: (60 m / 0,6 m) x 2 = 200 buah
• Putaran spindle : 62 rpm
• Berat total seluruh poros
: 200 x 25,8 kg = 5160 kg • Pemakanan : 0,5 mm
• Pahat : HSS
• Center jalan

Gambar 6.3. Rantai Pintle Kelas 400 dan


Poros Cakar Ampas
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
j. Pelumasan

Pelumasan berfungsi mengurangi Gambar 5.12. Mesin Bubut yang


keausan akibat logam yang bergesekan, Digunakan (Sumber Dokumentasi
pada mesin ini setiap logam yang Pribadi)
bergerak diberikan pelumasan special III. Metode Pelaksanaan PKN
grease, hal ini didasari pada peilhan
pelumasan yang dibutuhkan khusus pada a. Pelaksanaan Praktek Kerja Nyata
komponen dengan gerakan lambat
namun menanggung beban berlebih. Pelaksanaan PKN di PT. IGG
diawali dengan silaturhami kepada
pembimbing, selanjtnya dilakukan
pembagian jobs sesuai konsentrasi yang
diambil oleh mahasiswa, selama proses
PKN berlangsung, mahasiswa mengikuti
aktifitas pembimbing. Pendiskusian
Gambar 5.10. Pelumas Stempet
terkait permesinan, prses produksi,
(sumber : Dokumentasi Pribadi) material dilakukan secara intens antara
mahasiswa dan pembimbing,
Jurnal Praktek Kerja Nyata 29 Mei 2019
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Merdeka Malang
pengambilan data dari hasil pengamatan
selama pelaksanaan PKN bersifat umum
terkait teknologi yang diterapkan pada IV. Hasil dan Pembahasan
PT. IGG. a. Analisa Beban pada Poros
b. Pengumpulan Data
 Beban Puntir
Tahap perumusan dan pengumpulan Baban ini berasal dari putaran
data yang berkaitan dengan proses motor yang memutar poros, dari
produksi dan permesinan di PT. IGG putaran tersebut disalurkan pada
dilakukan sesuai dengan rumusan sprocket dan rantai sehingg poros
masalah di atas, diawali dengan system mengalam beban puntiran disisilain
orientasi, proses produksi, metode poros juga mengalami puntiran
pelaksanaan dan metode pelaksanaan akibat dari sprocket yang bergerak
tugas khusus PKN. Dalam pelaksaan karena mengikuti gerakan rantai
pengumpulan data dilakukan dengan dua sehingga posisi poros hanya
metode; metode observasi dan metode menahan beban dan putaran tabnpa
wawancara. ikut memutar sprocket tersebut.
 Metode observasi : Pengamatan  Beban Goncangan.
langsung menggunakan alat
indera atau alat bantu untuk Besarnya daya yang dihasilkan
penginderaan suatu subjek atau dari motor dan juga besarnya beban
objek. yang digerakkkan pada poros
 Metode wawancara : Metode menghasilkan getaran mekanis pada
untuk mendapatkan informasi poros, hal ini menyebabkan
dengan cara bertanya langsung goncangan sehingga poros juga
kepada responden. menahan beban tersebut.

c. Studi Kasus  Ayunan kecepatan rantai pada


roda rantai/sprocket.
Terjadi keausan pada sisi bagian
poros yang tidak memutar sprocket, Bila rantai dibungkus pada roda
sehingga sprocket berputar mengikuti rantai, pusat sambungan rantai
gerakan rantai dan poros hanya menahan mengikat pada lingkaran kisar roda
beban dan putaran dari rantai dan rantai, dan garis pusat atau garis
sprocket untuk mesin konveyor chain tengah setiap lingkaran membentuk
dobel dek di PT. IGG, keauasan tersebut inti lingkaran ini. Sebagairnana rol
dirasa sangat merugikan karena mendekati roda rantai, hal ini tidak
mengurangi diameter poros hingga 1 cm, mengikuti tangen terhadap
sehingga kinerja mesin terganggu dan lingkaran kisar tetapi bergerak pada
beberapa komponen kurang maksimal sen lengkungan yang menyebabkan
bekerja penomena yang dikenal sebagai
Material poros baja ST 60 "ayunan". Kelebihan ayunan akan
mengalami keausan akibat gesekan dihasilkan pada operasi dan pada
dengan sprocket dengan material baja ST kecepatan tinggi akan menyebabkan
70 yang menahan beban dan putaran variasi pada kecepatan rotasi rantai.
rantai, dengan pengorasian mesin selama
≤ 150 hari dengan total beban yang
diterima 128,452 Ton/jam.
Jurnal Praktek Kerja Nyata 29 Mei 2019
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Merdeka Malang

Gambar 5.13 Analsa Bebanan Poros Menggunakan Sofware MD Solid (Sumber


Dokumentasi Pribadi)
 Perhitungan beban pada poros :

berat sprocket + berat rangkaian rantai


+ berat rick + berat muatan V. Kesimpulan
110 kg + 3182 kg + 5160 kg + 120000
kg/jam = 128452 kg/jam Dari pembahasan diatas dapat dipetik
kesimpulan sebagai berikut ;
1. Kerusakan pada poros mesin
conveyor doble deck terjadi karena
beberapa factor diantaranya
pembebanan yang diterima poros,
Gambar 5.13. Keausan Poros Yang kekerasan material yang dibawah nilai
Bergesekan Dengan Sproket
angka kekerasan sprocket yang
(Sumber : Dokumen pribadi)
mengakibatkan poros aus akibat
b. Proses Perbaikan
gesekan dan beban lebih dengan
Setelah dilakukan pembubutan pada sprocket.
sprocket dengan memperbesar diameter
menjadi 160 mm berikutnya dilakuka 2. Kerusakan yang terjadi pada suatu
pembuatan shok dari bahan Alpa komponen dilakukan perbaikan
Brown Hollo dengan dimensi sebagai
berikut : terlebih dahulu, apabila tidak
memungkinkan untuk dilakukan
Diameter dalam : 13,50 mm
Diameter luar : 160 mm perbaikan maka dilakukan
Kedalman : 150 mm
penggantian komponen.
Jumlah ulir oli : 4 ulir
Kedalaman ulir : 2 mm 3. Pemilihan dan penggunaan material
Alloy type : Yellow Brass Alpa Brown Hollo dengan kekutan
C99700 tekan 483 MPa pada shok sprocket
Jurnal Praktek Kerja Nyata 29 Mei 2019
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Merdeka Malang
yang membuat aus poros agar mampu Politeknik Manufaktur
melindungi poros dan mengurangi Timah.
tingkat gesekan berlebih dengan
sprocket.
4. Ditinjau dari segi ekonomi
penggunaan bahan Alpa Brown Hollo
lebih murah daripada penggantian
sprocket dan poros.
5. Diperlukan perawatan secaraa berkala
pada komponen sprocket dan poros
untuk tetap bisa bekerja lebih
maksimal.
VI. Dartar Pustaka
1. Awaluddin Thayab. 2004. Konveyor
Rantai Fakultas Teknik Jurusan
Teknik Mesin Universitas Sumatera
Utara. Digitized by USU digital
library
2. Wilbur G. Hudson (1963), Conveyor
And Related Equipment John Willey
& Sons, New York
3. id.wikipedia.org
4. https://tsubakimoto.com/p
ower-transmission/large-
pitch-conveyor-chain/
5. Rahmanadisetiawan.
Makalah Sistim
Pelumasan. Fakultas
Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta. 2014
6. http://www.omesin.com/2
014/06/mta.html
7. Herwandi, Dkk. Analisa
Perubahan Struktur Akibat
Heat Treatment pada
Logam ST, FC Dan Ni-
Hard. Jurusan Teknik
Perancangan Mekanik –

Anda mungkin juga menyukai