Anda di halaman 1dari 8

Konstruksi Generator PLTU 1 PDE 1. 1. Pendahuluan 1. a.

Fungsi generator dalam sistem pembangkit

Generator adalah suatu perangkat yang berfungsi untuk mengubah energi mekanik dalam bentuk putaran poros menjadi energi listrik. Generator PLTU 1 Banten merupakan generator sinkron yang akan membangkitkan tegangan bolak-balik menurut prinsip dasar elektromagnetik. Ada dua struktur kumparan pada mesin sinkron yaitu kumparan medan pada rotoryang mengalirkan penguatan DC dan sebuah kumparan jangkar pada stator tempat dibangkitkannya GGL arus bolak-balik. Kumparan DC pada medan magnet yang berputar dihubungkan pada sumber listrik DC luar melaui slipring dan sikat arang. Generator merupakan jantung dari sebuah pusat pembangkit listrik. Generator membangkitkan listrik yang disuplai ke jaringan transmisi 500kV.

1. b. Data dan spesifikasi generator Rated Capacity Rated Active Power Rated stator Voltage Rated stator current Rated power factor Rated hydrogen pressure Rated Speed Rated frequency Efficiency Noise : 735 MVA : 625 MW : 20 kV : 21226 A : 0.85 (lag) : 0.5 MPa (g) : 3000 rpm : 50 Hz : 98.8% : =< 85 dB(A)

Exc. and H2 No load field current : 1480 A

No load field voltage (75oC) : 139 V Rated field current Rated field voltage (90oC) H2 volume flow rate H2 inlet temperature Water inlet temperature H2 outlet temperature Calc. H2 pressure drop : 4734 A : 465 V : 35 m3/s : =< 46 oC : 35 oC : =< 46 oC : 750 Pa

Total H2 flow rate cooling water: 900 m3/h Water pressure drop : 55 kPa

Generator can operate coninuously at 588 MVA (500MW) with set of cooler out of service Stator cooling and misc. Flow rate cooling water Cooling water pres. drop : 116 m3/h : 0.2-0.23 Mpa

Max. cooling water in temp : 50 oC Rotor weight Generator weight Rotor critical speed : 66 tons : 490 tons : 740 and 2044 rpm

1. 2.

Fungsi dan Konstruksi Komponen Generator 1. a. Komponen stator

i.

Stator frame

Generator frame didesain explosion safe yaitu frame dapat bertahan jika terjadi ledakan internal karena percampuran hidrogen dengan udara, sehingga ledakan tidak akan melukai manusia, merusak peralatan maupun bangunan. Kecelakaan ini hanya mungkin terjadi saat kesalahan operasi penggantian gas dalam generator. Dalam kondisi beroperasi, udara tidak dapat masuk ke dalam generator karena tekanan hidrogen di dalam generator lebih tinggi dari tekanan atmosfir. Oleh karena itu, operasi generator dikatakan aman sepanjang purity dari hidrogen selalu dijaga. ii. Stator frame mounting

Merupakan tempat dimana stator diikat dengan frame berupa pegangan yang cukup elastis untuk meredam adanya vibrasi karena tarikan kutub rotor dengan stator core sehingga getaran yang dialami oleh pondasi dapat diredam seminimal mungkin. iii. Stator core

Terdiri dari plat2 silikon dengan losses rendah divarnish dan disatukan dengan building bolt dan through bolt. iv. Stator core end

Generator yang memiliki beban tinggi diharuskan meminimalisir stray load loss sebanyak mungkin. Pada core end part dipasang non magnetic finger plate pada struktur core end untuk mendistribusikan tekanan clamping pada permukaan core dan magnetic laminated end shield dipasang pada finger plate untuk melindungi core dari aksial magnetic flux. Untuk coil support digunakan material non metalik untuk menghindari eddy current loss. v. Stator coil

Konstruksi dari coil stator berpendingin air menggunakan tembaga berlubang dan solid dengan komposisi 1:2. Dalam satu slot terdapat dua bar, yaitu bottom bar yang terdiri dari 4 kolom dan 4 baris dan top bar yang terdiri dari 4 kolom dan 5 baris. Stator coil menggunakan thermalastic insulation kelas F. vi. Stator coil wedge

Tiap-tiap coil dilindungi dalam slotnya masing-masing oleh high strength mold pressure wedge yang terpasang di alur lekuk wedge pada slot. Antara wedge dengan coil terdapat ripple spring untuk menjaga tekanan radial antara coil dengan wedge. vii. Stator coil end support

Stator coil end winding support menggunakan sistem rigi-flex. Kunci dari sistem ini adalah kerucut filamen yang memberikan struktur solid sehingga komponen end winding dapat digabungkan. Konfigurasi ini memungkinkan end winding untuk berekspansi dan berkontraksi

sesuai perubahan temperatur tetapi sangat kaku ke arah radial untuk menahan kondisi transient listrik yang mungkin terjadi. viii. Through bolt

Through bolt berfungsi untuk mengikat stator core dari ujung exciter ke ujung turbin. Through bolt diisolasi dengan baik untuk mencegah adanya aliran fluks yang terjadi padanya. ix. Generator terminal

Main lead bushing terletak dalam gas tight lead box yang ada di bawah frame pada ujung eksiter. Bushing dapat diganti tanpa mengeluarkan rotor. Ada 6 bushing pada lead box, 3 digunakan sebagai main lead untuk output generator yang dihubungkan dengan generator transformer sedangkan 3 yang lain digunakan sebagai netral. x. Neutral grounding transformer

PLTU 1 Banten menggunakan Neutral grounding transformer untuk menghubungkan terminal netral generator ke tanah. Pada NGT ini dilengkapi CT untuk mengukur aliran arus dari generator dan pada secondary winding NGT dihubungkan dengan resistor.

1. b. Komponen rotor i. Rotor shaft

Rotor shaft dibuat dari baja tempa yang mengandung chromium, nikel, molybdenum, dan vanadium. Disini ditempatkan rotor coil. ii. Rotor coil

Rotor coil terbuat dari tembaga berlubang sebagai laluan hidrogen untuk mendinginkan rotor coil. Rotor coil harus didesain kuat menghadapi stress karena rotasi dan thermal expansion. Saat start, shutdown maupun perubahan beban generator, lilitan dari rotor akan bergerak relatif terhadap strukturnya sehingga disediakan jarak ruang dan slip layer untuk memungkinkan pergerakan ini dengan mengurangi gaya gesek yang terjadi sehingga vibrasi rotor dapat dihindari. iii. Retaining ring

Retaining ring terpasang pada kedua ujung rotor dimana posisi itu rentan terkena tekanan putaran tinggi dan radial eliptical deformation yang berulang-ulang dan bertemunya end flux sehingga baja high tensile dan non magnetic digunakan sebagai bahan pembuatnya. Untuk mencegah retaining ring bergerak aksial saat beroperasi, digunakan locking ring untuk menguncinya.

iv.

Bearing

Lower bearing terdiri dari rumah dengan dudukan spherical, dengan dua bantalan simetris yang dapat bergerak sehingga menjaga bearing dan poros rotor bebas dari tekanan akibat defleksi poros ataupun misalignment. v. Bearing bracket

Bearing bracket memiliki kekuatan mekanis yang tinggi dengan adanya banyak tulang. Bearing bracket dipasang langsung ke stator frame dan dibagi menjadi dua bagian (upper dan lower) pada masing-masing sisi turbin maupun sisi exciter. Pada bracket terpasang bearing, gland seal ring dan oil seal dan pada lower bearing terdapat defoaming tank. Untuk memastikan pemasangan bracket pada stator frame, gasket dan sealing compound digunakan untuk meminimalisasi kebocoran gas. Setelah bracket terpasang, harus dilakukan tes kebocoran gas (gas leakage test) dengan tekanan 0.5 MPa. vi. Gland seal ring

Sistem gland seal dilengkapi dengan dua aliran oil yaitu hydrogen side untuk aliran pada sisi generator dan air side untuk aliran pada sisi luar, masing-masing memiliki sirkuit yang independen. Kedua aliran oil masuk melalui katup pressure equalizing untuk mengendalikan tekanan masuk sehingga diharapkan tiadanya pertukaran antar kedua aliran oil tersebut pada gland seal. Sifat dari hydrogen side seal oil jenuh dengan hydrogen sedangkan sifat air side seal oil jenuh dengan udara sehingga dengan tiadanya pertukaran antara keduanya, kecil kemungkinan hidrogen bocor keluar ataupun udara masuk kedalam generator. Untuk membantu gland seal ring beroperasi dengan lancar diberikanlah float oil pressure untuk mengimbangi tekanan dari dalam generator yang diderita oleh gland seal ring. vii. Shaft current protection

Untuk melindungi bearing dari kerusakan, digunakanlah shaft current protection. Shaft current protection berfungsi untuk memblokir adanya arus yang mengalir dari rotor shaft ke ground yang bilamana hal itu terjadi akan dapat merusak bearing. Pada sisi ujung eksiter digunakan double insulated bearing seat sedangkan pada turbine end digunakan single insulated bearing seat.

1. c.

Komponen sistem eksitasi statis

Untuk membangkitkan medan magnet pada rotor diperlukan arus searah (DC) yang dialirkan ke kumparan rotor yang disebut penguat. Piranti yang berfungsi untuk memasok arus penguat ini disebut dengan eksiter. Pada prinsipnya terdapat dua macam sistem eksitasi yaitu sistem eksitasi brushless dan sistem eksitasi statis. PLTU 1 Banten menggunakan sistem eksitasi statis sehingga arus penguat dialirkan ke kumparan rotor melalui slipring. i. Excitation transformer

Excitation transformer berfungsi untuk mengambil daya dari output generator untuk digunakan sebagai arus penguat pada rotor. Output dari excitation transformer ini dihubungkan dengan AVR. ii. AVR

AVR (Automatic Voltage Regulator) berfungsi untuk menyearahkan sumber AC 3 fase dari excitation transformer menjadi DC dan mengendalikan arus penguat tersebut pada rotor. iii. Brush exciter

Komponen ini berfungsi untuk mentransfer arus dari AVR ke rotor coil melalui sikat arang. Karena dalam kondisi beroperasi sikat arang bergesekan secara terus menerus dengan slip ring sehingga sikat arang akan terkikis maka diperlukan penggantian sikat arang secara berkala. 1. d. Komponen pendinginan PLTU 1 Banten Suralaya menggunakan hidrogen sebagai pendingin rotor coil dan stator core. Pendinginan dengan hidrogen memiliki beberapa keuntungan diantaranya mengurangi rugi angin (windage loss) karena densitas hidrogen hanya 7% dibandingkan udara, konduktivitas termal yang tinggi (7x udara), koefisien transfer panas yang tinggi (135% dari udara) dan mengurangi resiko korona yang mungkin ada jika menggunakan udara. i. Gas cooler

Dua pendingin hidrogen terpasang horizontal di atas frame generator, masing masing di sisi ujung eksiter dan di sisi ujung turbin. Setiap unit pendingin memiliki 2 bagian. Hidrogen panas didinginkan dari bagian atas frame, masuk ke pendingin dan keluar ke ujung atas frame generator. Air CCCW digunakan sebagai media pendingin hidrogen. ii. Gas blower

Rotor memiliki dua single stage blower, terpasang pada rotor shaft pada kedua ujungnya. Blower ini berfungsi untuk mengalirkan hidrogen dari cooler ke dalam generator untuk mendinginkan rotor coil dan stator core. iii. Gas cooling path

Hidrogen dingin yang keluar dari gas cooler ditarik oleh blower di kedua ujung generator, lalu dihembuskan ke dalam generator, masuk ke dalam rotor coil dan keluar secara radial melalui stator core dan hidrogen panas berkumpul di atas frame untuk kemudian masuk kembali ke gas cooler. iv. Stator cooling water

Air pendingin stator coil berasal dari air demineralisasi yang kemudian ditreatment kembali agar memiliki konduktivity yang rendah sekitar 0.1 S/cm. v. Stator water cooling path

Air pendingin stator coil masuk melalui bagian atas generator lalu masuk ke inlet manifold pada sisi ujung eksiter, kemudian melalui selang teflon terbagi menjadi 3 laluan berbeda yaitu :

Sirkuit air A (Sirkuit air pendingin stator coil bar atas)

Air pendingin mengalir ke bar atas sisi eksiter hingga sisi turbin lalu melalui selang teflon menuju outlet manifold. Terdapat 42 paralel sirkuit.

Sirkuit air B (sirkuit air pendingin stator coil bar bawah)

Air pendingin mengalir ke bar bawah sisi eksiter hingga sisi turbin lalu melalui selang teflon menuju outlet manifold. Terdapat 42 paralel sirkuit.

Sirkuit air C (Sirkuit air pendingin terminal)

Air pendingin mengalir melalui paralel ring kemudian menuju main lead dan melaui selang teflon mengalir di konduktor tembaga tubular di bushing dan akhirnya melalui selang teflon berkumpul menjadi minor outlet manifold di lead box dan menjadi 6 cabang paralel. 1. e. Insulated Phase Busduct (IPB)

IPB berfungsi untuk menghubungkan terminal generator ke generator transformer, PT/SA dan excitation transformer. IPB didesain gas tight, yaitu dengan memasukkan udara terkompresi ke dalam ductnya agar debu dan moisture tidak dapat masuk.

1. 3.

Batasan Operasi Generator

-sunting-

1. 4.

Kesimpulan dan Saran

Generator PLTU Banten 1 Suralaya menggunakan jenis water inner cooled stator winding dan hydrogen direct cooled rotor winding and stator core Sistem eksitasi yang digunakan berupa sistem eksitasi statis Perlu ditelaah lebih lanjut kebocoran hidrogen ke stator cooling water yang kuantitasnya cukup besar

Anda mungkin juga menyukai