Anda di halaman 1dari 62

Mata Pelajaran : Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Kompetensi Dasar : Pemeliharaan Sistem Pengisian

.
Kegiatan Pembelajaran 3 :
Nama, konstruksi , fungsi dan cara kerja komponen – komponen sistem starter.
1. Tujuan pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan pembejaran 2 ini diharapkan siswa mampu :
a. Menjelaskan fungsi sistem pengisian.
b. Menjelaskan, mengidentifikasi komponen, fungsi dan cara kerja komponen.
2. Uraian Materi
a. Tujuan sistem pengisian .
Energi listrik yang dibutuhkan oleh komponen – komponen pemakai listrik
pada mobil disediakan oleh baterai. Energi listrik baterai dipakai secara terus
menerus maka accu akan tekor maka supaya kondisi energi listrik selalu siap
sewaktu – waktu dibutuhkan maka diperlukan adanya sistem pengisian.
Tujuan sistem pengisian adalah : untuk mengisi baterai selalu dalam kondisi
penuh dan mensuplai arus listrik kepada komponen – komponen pemakai
arus listrik pada saat mesin hidup.

Gambar 62. Konstruksi sistem pengisian


b. Alternating current alternator
1). Tujuan dari pemakaian alternator AC
Jenis alternator arus alternatif adalah 3-phase AC alternator yang
memperoleh output arus langsung melalui pemakaian rectifier silicon
diode. Ketahanannya bagus pada kecepatan tinggi dan kemampuan
pengisiannya agak lambat sehingga kebanyakan dipakai untuk sistem

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 1
pengisian baterai pada kendaraaan. Alternator ini digerakkan oleh driving
belt yang dihubungkan ke engine crankshaft pulley. Karakteristiknya
adalah sebagai berikut;
a). Ukurannya kecil dan beratnya ringan, dapat membuat tegangan
output dengan kecepatan rendah.
b). Tidak mempunyai komutator pada komponen yang berputar, batas
kecepatan putarnya bisa sangat tinggi.
c). Karena diselaraskan dengan memakai silicon diode, maka kapasitas
listriknya besar.
d). Usia brush cukup lama.

2). Konstruksi dan cara kerja alternator AC


Komponen altenator AC terdiri dari stator yang merupakan komponen
tetap ( diam ) dan komponen yang berputar ( rotor ), dan end frame
yang menopang kedua ujung rotor.

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 2
Gambar 63. konstruksi alternator AC

Keterangan gambar :
No. Nama komponen No Nama Komponen
1. Baut pengikat pulley 11. Rotor
2. Ring pegas 12. Slip ring
3 Pulley 13. Bantalan belakang
4. Kipas 14. Stator
5. Washer 15. Brostel
6. Tutup depan 16. Pemegang brostel
7. Shim 17. Diode dan pemegang diode
8. Bantalan depan 18. Tutup belakang
9. Penutup bearing 19. Penyekat / isolator
10. As rotor 20. Plat pendingin.
Nama komponen dan fungsinya :
a). Pulley
Berfungsi untuk memindahkan tenaga dari mesin ke alternator
dengan perantaraan van belt.
b). Kipas
Berfungsi untuk mendinginkan alternator. Pendinginan ini bertujuan
untuk mendinginkan komponen alternator terutama stator coil dan
diode.

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 3
c). Washer
Berfungsi untuk menyetel celah / jarak antara tutup depan dengan
kipas, sehingga kipas pada waktu berputar tidak menyentuh tutup
depan.
d). Tutup depan dan tutup belakang
Berfungsi sebagai rangka dan tempat dudukan bantalan dan
melindungi komponen – komponen yang berputar di dalam
alternator.
e). Shim
Berfungsi untuk menyetel celah aksial / gerak bebas rotor dalam
arah aksial .
f). Bantalan
Berfungsi untuk menopang rotor supaya bisa berputar lancar dan
dan berputar tidak oleng. Bantalan aus akan mengakibatkan rotor
berputar eksentrik yang bisa mengakibatkan bodi rotor menyentuh
stator .
g). Rotor coil
Berfungsi untuk untuk membangkitkan medan magnet. Magnet yang
dibangkitkan bersifat tidak permanen atau magnet buatan. Magnet
yang terjadi pada rotor coil akan hilang apabila arus listrik yang
mengalir ke rotor coil dihentikan.
h). Slip ring
Berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari brostel atau sikat ke
dalam rotor coil. Slip ring mempunyai permukaan yang licin , karena
kontak dengan brostel sehingga brostel tidak cepat aus.
i). Pemegang sikat / brush holder.
Berfungsi untuk memegang brostel / sikat supaya bisa selalu kontak
dengan slip ring dengan baik. Pemegang sikat / brostel ini harus
terbuat dari bahan yang yang bersifat isolator / penyekat sehingga
terminal – terminal yang terpasang pada bush holder tidak terjadi
koneksi secara langsung.
j). Stator coil
Berfungsi untuk membangkitkan arus listrik AC ( Alternating Current )
berdasarkan pemotongan garis gaya magnet yang dilakukan oleh
rotor coil.
k). Diode dan pemegang diode.

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 4
Diode berfungsi untuk menyearahkan arus listrik yang dibangkitkan
oleh stator coil. Dan pemegang diode berfungsi untuk menempatkan
diode sekaligus sebagai pendingin diode.
l). Isolator.
Berfungsi untuk menyekat terminal N dan terminal B terhadap body /
massa. Isolator ini terbuat dari bahan yang bersifat isolator dan tahan
terhadap temperature / panas yang tinggi. Biasanya bahan isolator
ini terbuat dari bahan keramik.
Arus AC ( Alternating Current ) yang dihasilkan di dalam stator coil
disearahkan oleh rectifier (silicon diode) yang dipasang pada tutup
belakang menjadi arus searah ( DC ) dan disuplai ke luar melalui
terminal B. Brush digunakan untuk meyalurkan arus listrik ke dalam rotor
coil sehingga membangkitkan medan magnet pada rotor coil melalui
pemberian arus ke rotor coil dari baterai. Fungsi silicon diode
menyearahkan arus AC yang dibangkitkan dari stator coil menjadi arus
DC, disamping itu juga untuk mencegah arus tidak mengalir balik dari
baterai ke alternator. Karena itulah, tidak lagi diperlukan cut out relay
seperti pada altenator DC. Apabila tegangan yang dibangkitkan dari
alternator lebih tinggi dari tegangan terminal baterai, maka proses
pengisian baterai secara otomatis akan dimulai.

Gambar 64. Alternator IC regulator

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 5
Gambar 65. Terminal alternator dng IC regulator
Konstruksi dan cara kerja komponen – komponen alternator :
a). Stator
Stator coil ( kumparan medan ) berfungsi untuk membangkitkan arus
listrik AC ( Alternating Current ) arus yang dibangkitkan pada stator
coil yang diakibatkan karena adanya pemotongan garis gaya magnet
dari rotor coil. Seperti tampak pada Gambar 66, tiga coil secara
terpisah dililitkan disekitar steel core yang terdiri dari banyak layer.
Arus 3-phase AC akan diinduksikan ke dalam coil-coil ini.

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 6
Gambar 66. Konstruksi stator
Untuk mengurangi hilangnya medan magnet (gejala yang ditimbulkan
oleh pusaran arus hilang yang terjadi karena banyaknya garis magnet
disekeliling steel core), maka stator steel core terdiri dari susunan pelat
baja silicon tipis, dan diantara pelat-pelat tersebut terdapat beberapa
celah untuk memasang stator coil. Selama bekerja, stator coil akan
menjadi jalan bagi magnetic flux yang dihasilkan dari kutub rotor.
Satu kelompok stator coil dibuat dari gulungan kawat tembaga yang
ditutup dengan material insulating menjadi celah seperti tampak pada
Gambar 67. Coil pitch pemasangannya pas dengan celah yang ada pada
kutub (pole pitch). Tiga kelompok coil ini disusun secara 120° (2/3 dari
pole pitch) dan dibentuk dengan sambungan 3-phase. Untuk metode
penyambungan lilitannya ada dua macam yaitu koneksi Y dan koneksi
segitiga ( delta ).

Gambar 67. Bentuk stator coil


b). Rotor
Rotor adalah untuk membuat magnetic flux (garis magnet). Rotor
terdiri dari rotor core, rotor coil, shaft, dan slip ring. Untuk jenis rotor
ada dua macam yaitu jenis randle dan pole. Untuk jenis pole

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 7
diameter luarnya lebih kecil namun cara gulungnya agak sulit. Jenis
rotor ini umumnya dipakai untuk alternator dengan kapasitas besar.
Untuk alternator AC kendaraan, jenis randle strukturnya sederhana
dan kekuatannya cukup baik sehingga banyak digunakan pada
kendaraan. Seperti tampak pada gambar 68, jenis randle terdiri dari
4~6 inti baja yang disisipkan pada shaft dari kedua ujung rotor coil
yang berbentuk tabung. Lilitan awal dan akhir pada rotor coil
dihubungkan ke dua slip ring yang dipasang pada shaft yang sudah
terbungkus.

Gambar 68. Konstruksi rotor

Gambar 69 Jenis rotor


Cara kerja rotor adalah sebagai berikut : pada saat arus mengalir di
dalam rotor coil melalui kontak brush ke slip ring, garis-garis magnet
akan terbentuk sesuai dengan arah shaft sehingga satu sisi dari inti
dimagnetkan ke kutup U dan satu sisinya lagi dimagnetkan ke kutub
S. Karena itulah, masing-masing kutub yang saling berhadapan satu
sama lainnya juga dimagnetkan dan kutub N dan S disusun secara
berjajar. Bahan rotor terbuat dari baja tempa atau cetak dengan
komposisi rendah carbon. Slip-nya terbuat dari material konduksi
yang baik seperti tembaga atau besi baja.

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 8
c). Brush
Kedua brush disisipkan ke dalam brush holder yang terpasang pada
rumah pemegang brostel / sikat dan melakukan kontak ke slip ring
melalui spring. Satu brush dihubungkan ke terminal luar ( Terminal F
) sebagai arus input rotor coil, dan satu brush dihubungkan ke
terminal F yang di-grounded melalui brush holder.

Gambar 70. Konstruksi brush holder


Slip ring berputar dan sikat / brush melakukan kontak ke slip ring,
karena itulah brush ini terbuat dari material metal carbon yang
ketahanannya cukup baik dan tahanan kontaknya rendah.
d). Rectifier
Rectifier terdiri dari diode. Seperti tampak pada Gambar 80, 6 diode
dipasang di bagian belakang end frame untuk menyearahkan arus 3-
phase AC yang dihasilkan dari stator coil untuk dirubah menjadi arus
DC.
Pada saat arus mengalir ke diode, temperatur diode akan naik,
sehingga perlu dipasang heat sink (pelat pendingin). Umumnya tiga
diode sisi negatif dimasukkan ke bagian belakang end frame dan tiga
diode positif dipasang ke heat sink yang sudah dibungkus. Atau bisa
juga, masing-masing ketiga positif dan negatif disolder ke heat sink.
Dengan kata lain, ke enam diode dipasang pada pemegang diode
yang mempunyai heat sink ( plat pendingin ).

Gambar 80 Koneksi diode

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 9
2). Cara kerja alternator AC
Berdasarkan gambar 81, kita akan jelaskan cara kerjanya. Pertama,
pada saat kunci kontak di putar ke posisi ON, arus sebesar 2~3A akan
mengalir melalui terminal F (+) brush slip ring rotor coil slip ring (-)
brush terminal E (ground). Karena arus ini, rotor coil dimagnetkan untuk
membuat garis-garis magnet.
Kerja alternator AC pada awalnya dibangkitkan secara terpisah dan
setelah mesin hidup , rotor diputar oleh driving belt, dan kemudian terjadi
pemotongan garis gaya magnet terhadap stator coil.Sehingga arus
alternatif 3-phase dihasilkan pada stator coil. Tegangan AC ini
disearahkan menjadi arus DC melalui 6 silicon diode dan dikeluarkan
melalui terminal B. Tegangan juga dikeluarkan melalui terminal N
alternator.

Gambar 81. Konstruksi alternator


Ketika kecepatan putarannya mencapai 1,000rpm, tegangan dari arus
AC ini lebih tinggi dari tegangan yang ada pada terminal baterai. Karena
itulah, arus output disuplai dari terminal B ke setiap peralatan elektronik
dan ke baterai sebagai arus pengisian. Output terminal tegangan N
adalah setengahnya dari output terminal B. Tegangan ini digunakan
untuk menjalankan voltage regulator.

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 10
Besarnya tegangan yang dibangkitkan oleh alternator dipengaruhi oleh :
a). Putaran mesin.
Tegangan yang dibangkitkan dipengaruhi oleh kecepatan putar dari
rotor coilnya, bila putaran tinggi maka tegangan yang dibangkitkan
semakin besar dan tegangan akan turun bila putaran rotor coilnya
menurun. Maka untuk mendapatkan tegangan yang stabil yang akan
disuplai ke peralatan kelistrikan pada mobil maka diperlukan suatu
peralatan yang digunakan untuk menstabilkan tegangan yaitu
regulator.
b). Besarnya arus listrik yang mengalir ke rotor coil.
Semakin besar arus listrik yang mengalir ke dalam rotor coil maka
tegangan yang dibangkitkan oleh alternator semakin besar. Maka
arus listrik yang mengalir ke dalam rotor coil harus diregulasi oleh
regulator untuk mendapatkan tegangan yang stabil.
c). Jumlah lilitan rotor coil.
Semakin banyak lilitan rotor coil maka semakin besar medan magnet
yang dibangkitkan pada rotor coil. Jumlah lilitan ini telah dirancang
oleh pabrik pembuat alternator sehingga banyaknya lilitan kawat
telah ditetapkan.
Dari ke tiga factor tersebut yang bisa dimanipulasi untuk mendapatkan
output tegangan yang stabil dari alternator adalah dengan memanipulasi
besarnya arus listrik yang mengalir ke rotor coil.

3). Alternator regulator


Output pada alternator ditentukan oleh banyaknya lilitan kawat stator coil,
kekuatan medan dan banyaknya garis-garis magnet per waktu
(kecepatan putaran). Karena itulah, begitu putaran mesin meningkat,
tegangan dan arus yang dibuat oleh alternator juga akan naik. Karena
itulah, tegangan dan arus yang dibangkitkan harus diatur untuk
melindungi semua peralatan elektronik dan alternator itu sendiri. Dan
yang melakukan pengaturan ini adalah alternator regulator. Alternator
regulator dapat mengatur arus yang dibangkitkan melalui pengaturan
besar arus yang mengalir di rotor coil dengan menggunakan regulator
mekanik dan IC regulator.

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 11
a). Voltage regulator
Voltage regulator fungsinya adalah untuk memastikan agar tegangan
yang dihasilkan selalu tetap konstan. Tegangan yang dibangkitkan
oleh alternator berkisar 13,8 – 14 Volt. Tegangan yang dibangkitkan
oleh alternator tidak boleh terlalu rendah ( voltage drop ) atau terlalu
tinggi ( over charging ). Tegangan terlalu rendah akan
mengakibatkan baterai akan mudah tekor karena baterai tidak
discharging oleh sistem pengisian. Bila tegangan terlalu tinggi akan
mengakibatkan baterai cepat aus hal ini ditandai dengan baterai
panas dan elektrolit cepat panas yang mengakibatkan mempercepat
proses penguapan elektrolit. Untuk menghindari hal tersebut
tegangan yang dibangkitkan oleh sistem pengisian harus konstan
setiap variasi kecepatan mesin.
Jenis voltage regulator ada beberapa macam yaitu vibration
contacting, carbon pile, transistor dan IC. Sekarang ini yang dipakai
adalah hanya jenis IC. Dan akan dijelaskan pada bab AC alternator
regulator dengan jenis transistor.
(1). Konstruksi dan cara kerja regulator AC tipe mekanikal.
Pada prinsipnya regulator ini dalam meregulasi tegangan yang
dibangkitkan adalah dengan mengatur arus listrik yang masuk
kedalam rotor coil.

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 12
Gambar 82. Konstruksi regulator mekanik dan wiring diagram.
Komponen utama dari voltage regulator terdiri dari :
(a). Resistor.
Berfungsi untuk membatasi arus listrik yang masuk ke rotor
coil. Pembatasan arus listrik terjadi ketika mesin putaran
menengah dan putaran tinggi. Nilai tahanan resistor yang
diaplikasikan pada regulator jenis ini berkisar 5 – 11 ohm
tergantung dari pabrik pembuatnya.
(b). Voltage relay.
Voltage relay ini mempunyai 2 fungsi yaitu untuk mengatur
hidup padamnya lampu control CHG dan membuat
hubungan arus output alternator ke kumparan voltage
regulator untuk mengatur besarnya kemagnetan yang terjadi
pada kumparan voltage regulator. Pada saat mesin mati
kunci kontak ON lampu control CHG hidup , bila mesin
berputar maka lampu control CHG padam.
(c). Voltage regulator
Voltage regulator berfungsi untuk mengatur tegangan sistem
pengisian dengan cara mengatur arus listrik yang mengalir
ke dalam rotor coil.
Cara kerja regulator tipe mekanikal :
Arus input mengalir ke regulator melalui terminal IG dan terminal
L arus ini berasal dari sumber tegangan baterai.
Arus output mengalir ke regulator melalui terminal N dan terminal
B arus ini berasal dari alternator ketika mesin sudah berputar.
Arus dari terminal N dikirim ke kumparan voltage relay untuk
memutus massa lampu CHG sehingga lampu CHG padam dan

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 13
menghubungkan terminal B alternator dengan kumparan voltage
regulator untuk mengalirkan arus listrik ke kumparan voltage
regulator untuk mengatur koneksi kontak poin voltage regulator.
Besarnya arus listrik yang masuk ke rotor coil diatur oleh voltage
regulator dengan mengatur koneksi kontak poin voltage
regulator. Bila mesin berputar stasioner arus listrik yang masuk
ke rotor coil tidak dibatasi. Bila putaran menengah arus yang
dikirim oleh terminal B alternator semakin besar sehingga
kemagnetan yang terjadi pada kumparan voltage regulator
mampu melawan kekuatan pegas sehingga kontak poin voltage
regulator (PLo ) mengambang ditengah tidak membuat koneksi
dengan kontak poin PL1 dan kontak poin PL2 sehingga arus
yang mengalir rotor coil dibatasi oleh resistor. Semakin tinggi
putaran mesin maka semakin kuat kemagnetan yang terjadi
pada kumparan voltage regulator sehingga kontak poin PLo
akan membuat koneksi dengan PL2 sehingga arus yang masuk
ke rotor coil tidak ada karena arus langsung digrounded melalui
koneksi PLo dan PL2. Akibatnya tidak terjadi pengisian ( terminal
N dan B tidak mengirim arus listrik ) sehingga kontak poin
voltage relay memutus koneksi terminal B regulator dan
kumparan voltage regulator sehingga kemagnetan pada
kumparan voltage regulator hilang menyebabkan kontak poin
PLo lepas koneksinya dengan PL2 , sehingga terjadi pengisian
kembali.
Cara kerja sistem pengisian dengan menggunakan regulator tipe
mekanikal :

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 14
Pada saat kunci kontak ON mesin mati ( belum berputar ).

Gambar 83. Cara kerja sistem pengisian saat mesin mati.


Arus listrik akan mengalir ke lampu CHG dan ke rotor coil.
Aliran arus listrik ke lampu CHG
Baterai  fusible link  kunci kontak terminal B  kunci kontak
terminal IG  sekering  lampu CHG  terminal L regulator 
kontak poin voltage relay Po  kontak poin voltage relay P1 
terminal E regulator  massa / body.
Akibatnya : Lampu CHG menyala.
Aliran arus listrik ke rotor coil.
Baterai  fusible link  kunci kontak terminal B  kunci kontak
terminal IG  sekering  terminal IG regulator  kontak poin
voltage regulator PL1  kontak poin voltage regulator PLo 
terminal F regulator  terminal F alternator  brostel +  slip
ring  rotor coil 
Slip ring  brostel -  terminal E  massa / body.
Akibatnya : pada rotor coil terjadi kemagnetan.

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 15
Pada saat kunci kontak ON putaran mesin stasioner.

Gambar 84. Cara kerja sistem pengisian dengan regulator


mekanik pada saat mesin berputar stasioner.
Baterai  fusible link  kunci kontak terminal B  kunci kontak
terminal IG  sekering  terminal IG regulator  kontak poin
voltage regulator PL1  kontak poin voltage regulator PLo 
terminal F regulator  terminal F alternator  brostel +  slip
ring  rotor coil 
Slip ring  brostel -  terminal E  massa / body.
Akibatnya : pada rotor coil terjadi kemagnetan.
Mesin hidup maka alternator berputar sehingga terjadi
pemotongan garis gaya magnet rotor coil terhadap stator coil
sehingga alternator membangkitkan arus listrik AC yang
selanjutnya arus AC disearahkan oleh diode menjadi arus DC.
Alternator membangkitkan arus listrik keluar lewat terminal B dan
terminal N.
Arus keluar terminal N :
Terminal N alternator  terminal N regulator  kumparan
voltage relay  terminal E regulator  massa / body.
Akibatnya : terjadi kemagnetan pada kumparan voltage relay
sehingga mempengaruhi kedudukan kontak poin voltage relay
Po lepas hubungannya dengan kontak poin voltage relay P1 dan
berhubungan dengan kontak poin voltage relay P2. Lepasnya
hubungan P1 dan Po dan terjadi hubungan kontak poin voltage
relay Po dan P2 maka massa lampu terputus sehingga lampu
CHG padam. Terjadinya hubungan kontak poin voltage relay

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 16
Po dan kontak poin voltage relay P2 sebagai koneksi saluran
arus listrik yang akan dikirim dari terminal B alternator ke
kumparan voltage regulator untuk mengontrol tegangan
pengisian.
Arus keluar dari terminal B untuk pengisian :
Terminal B alternator  fusible link  baterai.
Akibatnya : terjadi pengisian pada baterai.
Arus keluar terminal B yang dikirim ke kumparan voltage
regulator :
Terminal B alternator  terminal B regulator  kontak poin
voltage relay P2  kontak poin voltage relay Po  kumparan
voltage regulator  terminal E regulator  massa / body.
Akibatnya : terjadi kemagnetan , karena mesin berputar
stasioner maka arus yang mengalir masih kecil sehingga
kemagnetan yang terjadi pada kumparan voltage regulator
belum kuat menarik kontak poin voltage regulator PLo sehingga
pada saat mesin berputar stasioner arus yang masuk ke rotor
coil belum dibatasi oleh resistor.
Pada saat mesin putaran menengah :
Pada saat mesin putaran menengah , arus yang dibangkitkan
oleh alternator semakin besar. Sehingga arus yang dikirim ke
kumparan voltage regulator semakin besar sehingga
kemagnetan yang terjadi pada kumparan voltage regulator
mampu mempengaruhi kedudukan kontak poin voltage regulator.
Pada saat ini kontak poin voltage regulator PLo lepas
hubungannya PL1 sehingga PLo mengambang ditengah
akibatnya arus yang mengalir ke rotor coil dibatasi oleh resistor.
Karena ada pembatasan / pengendalian besarnya arus listrik

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 17
Gambar 85. Cara kerja sistem pengisian putaran mesin menengah.

yang mengalir ke rotor coil maka tegangan yang dibangkitkan


oleh alternator dapat dikendalikan. Tegangan yang dikeluarkan
oleh sistem pengisian stabil 13,8 – 14 volt.

Gambar 86. Cara kerja sistem pengisian saat putaran mesin


tinggi.
Pada saat putaran tinggi arus listrik yang dibangkitkan alternator
semakin besar sehingga kemagnetan pada kumparan voltage
regulator semakin besar sehingga kontak poin voltage regulator
PLo berhubungan dengan kontak poin voltage regulator PL2
sehingga mengakibatkan arus ke rotor coil tidak ada ada karena
arus dari IG regulator lewat resistor langsung diground ke massa
sehingga pada rotor coil tidak terjadi kemagnetan sehingga
mengakibatkan alternator tidak membangkitkan arus listrik.

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 18
Sehingga tidak ada arus listrik yang dikirim ke kumparan voltage
relay dan voltage regulator, maka masing – masing kontak poin
kembali ke posisi semula karena adanya gaya pegas. Arus dari
baterai mengalir kebali ke rotor coil sehingga terjadi kemagnetan
pada rotor coil sehingga alternator membangkitkan arus listrik
pengisian kembali bekerja.

b). Voltage regulator jenis transistor


Menggunakan transistor sebagai switch / saklar menggantikan
kontak poin yang dipakai oleh regulator tipe mekanikal , voltage
regulator jenis transistor merubah rata-rata arus untuk mengatur
tegangan yang akan dihasilkan.

Gambar 87. Perbedaan regulator mekanik dan IC regulator


Pada tipe ini, ada semi-transistor yang merupakan gabungan
transistor dan relay dan full transistor dimana komponen mekanisnya
dihilangkan. Selanjutnya, IC regulator termasuk di dalamnya jenis full
transistor yang dipasang di dalam bodi alternator menggunakan IC
circuit.
(1). IC voltage regulator
(a). Tujuan pemakaian IC voltage regulator
Charging circuit pada IC voltage regulator terdiri dari sirkuit
semikonduktor yang gunanya untuk mensuplai dan memutus
arus pada rotor coil yang kemudian dapat mengatur
tegangan yang dihasilkan pada alternator AC. Pada
dasarnya prinsip kerjanya adalah sama seperti pada jenis

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 19
transistor. Namun, ukurannya dapat dibuat lebih kecil
sehingga dipasang di dalam bodi alternator. Dan charging
circuit pada jenis regulator ini dapat dibuat secara
sederhana. Adapaun keunggulannya adalah sebagai berikut;
Wiring-nya sederhana.
Tegangannya tidak turun naik karena adanya
guncangan dan ketahanannya cukup baik.
Tingkat keakuratan pengaturan tegangan tinggi cukup
baik.
Tahan terhadap panas dan output-nya cukup tinggi.
Ukurannya kecil sehingga mudah dipasang di dalam
alternator.
Kemampuancharging dapat ditingkatkan, dan tenaga
listriknya dapat disalurkan ke masing-masing beban
listrik secara benar.
(2). Prinsip kerja IC voltage regulator

Gambar 88. Cara kerja IC regulator saat mesin mati.


(a). Ketika kunci kontak ON dan mesin dalam keadaan mati
Arus listrik dari baterai mengalir ke MIC ( Monolithic
Integreted Circuit ) dan ke rotor coil.
Arus yang mengalir ke MIC :

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 20
Baterai  fusible link  kunci kontak terminal B  kunci
kontak terminal IG  terminal IG alternator. Pada saat ini
MIC mendeteksi tegangan pada terminal IG yang
selanjutnya mengirim arus ke terminal Basis pada TR1 dan
TR3 sehingga TR1 dan TR3 menjadi ON. TR1 ON
mengakibatkan arus listrik dari baterai bisa mengalir ke rotor
coil dan TR3 ON mengakibatkan arus listrik bisa mengalir ke
lampu CHG.
Aliran arus listrik ke rotor coil :
Baterai  kunci kontak terminal B  kunci kontak terminal B
 terminal B alternator  brostel +  slip ring  rotor coil
 slip ring  brostel –  terminal F regulator  terminal
Colektor TR1  terminal emitter TR1  terminal E alternator
 massa / body.
Akibatnya : pada rotor coil dialiri arus listrik sehingga pada
rotor coil terjadi medan magnet.
Aliran arus listrik ke lampu CHG :
Baterai  fusible link  kunci kontak terminal B  kunci
kontak terminal IG  lampu CHG  terminal L alternator 
terminal L MIC  terminal colektor TR3  terminal emiter
TR3  terminal E MIC  terminal E alternator  massa /
body.
Akibatnya : lampu CHG dialiri arus listrik sehingga lampu
CHG menyala.

(b). Ketika alternator AC mulai bekerja setelah mesin


dihidupkan
Tegangan yang dibangkitkan normal 13,8 – 14,8 volt.

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 21
Gambar 89. Cara kerja IC regulator saat tegangan pengisian
normal
Pada saat ini alternator membangkitkan arus listrik keluar
terminal B alternator dan terminal P MIC.
Arus yang keluar dari terminal B alternator :
Terminal B alternator  fusible link  baterai +  baterai -
 massa / body.
Akibatnya : terjadi proses pengisian pada baterai. Arus yang
dikeluarkan oleh terminal B alternator tidak mengalir ke
terminal B MIC karena pada MIC dipasang diode D1.
Arus alternator yang menuju ke terminal P MIC :
Alternator  terminal P MIC  MIC mendeteksi tegangan
pada terminal P sehingga TR1 ON , TR2 ON dan TR3 OFF.
TR1 ON maka arus bisa mengalir ke rotor coil.
TR2 ON maka pada terminal IG dan terminal L tidak ada
perbedaan tegangan sehingga tidak ada arus yang mengalir
ke lampu CHG sehingga lampu CHG padam.
Karena TR3 OFF maka massa lampu CHG terputus
sehingga lampu CHG pada. Padamnya lampu CHG
diakibatkan oleh TR2 ON dan TR3 OFF.
(c). Ketika tegangan yang dibangkitkan pada alternator AC
melebihi batas aturan karena putaran mesin yang tinggi.
Tegangan pada terminal P MIC diatas 14,5 dan MIC
mendeteksi tegangan pada terminal S sehingga TR1 OFF.
Tegangan pada terminal S diatas 14,5 mampu menembus
tegangan kerja diode zener sehingga MIC mendeteksi

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 22
tegangan pada terminal S sehingga TR1 ON sehingga arus
mengalir ke rotor coil kembali,

Gambar 90. Cara kerja IC regulator bila tegangan diatas


tegangan normal
sehingga terjadi proses pengisian. MIC akan mematikan
TR1 bila tegangan yang dibangkitkan oleh alternator diatas
14,5 volt.
Terminal S putus ( disconnected )

Gambar 91. Cara kerja IC regulator bila terminal S putus


Bila terminal S putus maka MIC akan mendeteksi tidak ada
tegangan pada pada terminal S maka akan mengakibatkan
TR2 OFF dan TR3 ON. Karena TR2 OFF dan TR3 ON maka
lampu CHG menyala.
Pada terminal P tegangannya diatas 16 volt maka MIC akan
mendeteksi tegangan pada terminal P sehingga TR1 OFF
sehingga tegangan pada terminal P turun di bawah 16 volt ,
penurunan tegangan ini dideteksi oleh MIC sehingga TR1

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 23
ON arus mengalir ke rotor coil sehingga terjadi proses
pengisian. Lampu CHG menyala pada saat mesin hidup hal
ini menunjukkan sistem pengisian bekerja tidak normal.
Terminal B putus ( disconnected )
Tegangan pada terminal S diatas 13 volt akan dideteksi oleh
MIC . Tegangan pada terminal P diatas 20 volt
mengakibatkan tegangan pada terminal S dibawah 13 volt
selanjutnya dideteksi oleh MIC sehingga TR2 ON OFF dan
TR3 ON sehingga lampu CHG menyala.
3. Tugas Mandiri
a. Lakukan praktik pembongkaran , pemeriksaan dan perakitan komponen –
komponen alternator !
b. Lakukan identifikasi terminal – terminal regulator !
4. Uji Kompetensi 3.
a. Soal Pilihan Ganda
Plilihlah jawaban yang paling benar dengan memberikan tanda silang pada
huruf A,B,C,D atau E !
1). Komponen sistem pengisian yang berfungsi untuk membangkitkan arus
listrik adalah :
a. Alternator
b. Regulator
c. Rotor coil
d. Diode
e. IC regulator.
2). Komponen alternator yang berfungsi untuk membangkitkan medan
magnet adalah …
a. Diode
b. Stator coil
c. Rotor coil
d. Slip ring
e. IC regulator.
3). Perhatikan konstruksi alternator di bawah ini :

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 24
Pada nomer komponen 4,11,12 dan 16 menunjukkan nama komponen :
a. Kipas , rotor, slip ring dan pemegang sikat.
b. Tutup depan, slip ring , rotor dan pemegang sikat.
c. Kipas , rotor , slip ring dan bantalan
d. Kipas , rotor, slip ring dan sikat
e. Kipas slip ring , diode dan pemegang diode.
4). Berdasarkan gambar diatas apa fungsi komponen yang ditunjukkan pada
komponen nomer 12 ….
a. Meneruskan arus listrik ke dalam rotor coil.
b. Membangkitkan medan magnet dalam rotor coil.
c. Mendinginkan alternator.
d. Membangkitkan arus listrik.
e. Menopang poros rotor.
5). Komponen yang berfungsi untuk mendinginkan alternator ditunjukkan
komponen nomer ….
a. 3
b. 4
c. 5
d. 6
e. 9
6). Kode terminal no 1,2,3,4,5 dan 6 menunjukkan terminal regulator ......

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 25
a. E,F,B,N,IG dan L
b. E,F,N,B,IG dan L
c. E,N,F,B,IG dan L
d. E,F,B,N,L dan IG
e. E,F,N,B,IG dan L
7). Untuk memeriksa besarnya nilai tahanan kumparan voltage relay lidah
tester ohmeter dihubungkan dengan terminal ...
a. E dan L
b. E dan F
c. N dan E
d. N dan L
e. F dan IF
8). Besarnya tegangan yang dibangkitkan oleh alternator tergantung dari ...
a. Besarnya arus listrik yang mengalir ke rotor coil.
b. Putaran mesin.
c. Banyaknya lilitan pada rotor coil.
d. Banyaknya lilitan stator coil.
e. Jawaban a,b,c dan d benar.
9). Identifikasi terminal alternator IC regulator urut sesuai nomer kodenya ...

a. S,L,IG,F dan B
b. S,L,IG,B dan F

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 26
c. L,S,IG,F dan B
d. L,S,IF,B dan F
e. S,L,B,IF dan F

10). Apa fungsi alat di bawah ini :


a. Memeriksa tegangan tali kipas.
b. Memeriksa kelenturan tali kipas.
c. Memeriksa keausan tali kipas.
d. Memeriksa elastisitas tali kipas.
e. Memeriksa ketahanan tali kipas.

b. Soal Essay
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan singkat !
1). Apa fungsi komponen – komponen sistem pengisian konvensional di
bawah ini
a). Kunci kontak
b). Regulator mekanik
c). Lampu CHG
d). Alternator
2). Identifikasi komponen – komponen alternator sesuai kode nomernya
sesuai dengan gambar di bawah ini :

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 27
3). Berdasarkan gambar di atas apa fungsi komponen yang ditunjukkan
pada gambar 3,11, 12 dan 14 !
4). Jelaskan dengan gambar cara kerja sistem pengisian pada saat mesin
berputar stasioner sesuai gambar di bawah ini !
5). Identifikasi terminal – terminal Icregulator sesuai gambar di bawah ini !

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 28
Mata Pelajaran : Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Kompetensi Dasar : Pemeliharaan Sistem Pengisian

Kegiatan Belajar 4
Pemeriksaan , Perbaikan , Over houl dan Analisa Gangguan Sistem Pengisian
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan pembelajaran diharapkan siswa mampu menjelaskan
prosedur pemeriksaan :
a. Berat jenis elektrolit dan volume elektrolit
b. Terminal baterai dan sistem pengaman ( fusible link dan sekering ).
c. Ketegangan tali kipas.
d. Secara visual , rangkaian kabel dan suara abnormal pada alternator.
e. Lampu CHG
f. Pengisian tanpa beban.
g. Pengisian dengan beban.
2. Uraian Materi
a. Pemeriksaan sistem pengisian
1). Pemeriksaan berat jenis elektrolit dan permukaan elektrolit baterai.
a). Periksa permukaan elektrolit dari setiap sel , bila kurang tambahkan
air suling.
b). Periksa berat jenis dari setiap sel , berat jenis standart 1,25 – 1,27
bila berat jenisnya kurang dari spesifikasi lakukan pengisian (
charging ) baterai.

Gambar 92. Pemeriksaan baterai


2). Pemeriksaan terminal baterai , fusible link dan fuse.
a). Periksaan terminal baterai dari kemungkinan kendor dan berkarat.

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 29
b). Periksa fusible link dan sekering dari kemungkinan putus.

Gambar 93. Lay out fuse dan sekering

3). Pemeriksaan tali kipas


a). Secara visual , periksa adanya keausan yang berlebihan, terurai dan
sebagainya. Bila ada cacat yang ditemukan , ganti tali kipas.
Keterangan : Keretakan yang terjadi pada sisi rusuk tali kipas adalah
wajar. Bila bagian yang terlepas dari rusuk maka tali kipas harus
diganti.

Gambar 94. Keausan tali kipas


b). Periksa defleksi tali kipas dengan menggunakan alat pengukur
defeksi tali kipas. Lihat buku manual / buku pedoman reparasi.

Gambar 95. Tension gauge

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 30
c). Bila tali kipas tidak sesuai dengan spesifikasi setel tali kipas . Setelah
pemasangan tali kipas, periksa bahwa tali kipas telah terpasang
dengan benar pada alur rusuknya.

Gambar 96. Pemasangan tali kipas


Periksa dengan tangan , untuk memastikan bahwa tali kipas tidak selip
keluar alur pada bagian bawah pulley. Setelah pemasangan tali kipas
baru , hidupkan mesin selama kira – kira 5 menit dan periksa kembali
ketegangan tali kipas.
4). Secara visual , periksa rangkaian kabel alternator dan dengarkan adanya
kelainan suara. Pada pemeriksaan ini untuk memastikan bahwa
rangkaian kabel alternator terpasangan dengan baik pada konektornya
dan tidak ada suara abnormal dari alternator pada saat mesin
dihidupkan.

Gambar 97. Pemeriksaan koneksi terminal alternator


5). Pemeriksaan lampu peringatan pengisian ( lampu indicator ).
Putar kunci kontak ON periksa bahwa lampu CHG menyala terang dan
selanjutnya hidupkan mesin lampu CHG harus padam. Bila kondisi
kerjanya tidak sesuai dengan spesifikasi , lakukan pencarian gangguan
pada sistem pengisian.

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 31
Gambar 98. Warning lamp CHG
6). Pemeriksaan pengisian tanpa beban.
Petunjuk : Bila tersedia baterai / alternator tester, hubungkan tester
tersebut dan sistem pengisian sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya.
a). Bila tidak tersedia tester, hubungkan voltmeter dan ammeter pada
sistem pengisian sesuai dengan petunjuk di bawah ini :
(1) Lepas kabel dari terminal B alternator dan hubungkan dengan
kabel negative ( - ) ammeter.
(2) Hubungkan kabel positif ( + ) dari ammeter dengan terminal B
alternator.
(3) Hubungkan kabel positif ( + ) dari voltmeter dengan terminal B
alternator.
(4) Hubungkan kabel negative ( - ) dari voltmeter dengan massa.

b). Periksa sistem pengisian :


(1) Hidupkan mesin dari putaran idle sampai 2000 rpm, cek
pembacaan ammeter dan voltmeter.
(2) Kuat arus standart : lihat spesifikasi pada buku manual.
(3) Tegangan standart : lihat spesifikasi pada buku manual.
(4) Bila pembacaan voltmeter lebih dari tegangan standart :
(a) Bila alternator menggunakan regulator mekanik maka setel
regulator mekanik .
(b) Bila alternator menggunakan IC regulator maka ganti IC
regulator.
(5) Bila pembacaan voltmeter kurang dari tegangan standart :
(a) Bila alternator menggunakan regulator mekanik maka setel
regulator mekanik .
(b) Bila alternator menggunakan IC regulator maka periksa IC
regulator dan alternator sebagai berikut :
Dengan terminal F dihubungkan ke massa, start mesin
dan cek pembacaan voltmeter terminal B.

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 32
Bila pembacaan voltmeter lebih dari tegangan standart
maka ganti IC regulator.
Bila pembacaan voltmeter kurang dari tegangan standart
, maka periksa alternator.
7). Pemeriksaan sistem pengisian dengan beban.
a). Dengan mesin hidup pada 2000 rpm, nyalakan lampu besar dan
posisikan saklar blower pada posisi HI.
b). Cek pembacaan ammeter.
Kuat arus standart : lihat buku manual.
Bila pembacaan ammeter kurang dari kuat arus standart, maka
perbaiki alternator.
Petunjuk : Bila baterai terisi penuh , maka penunjukkan kadangkala
dapat kurang dari kuat arus standart.
8). Pemeriksaan komponen alternator.
a). Pemeriksaan sebelum alternator dibongkar :
(1) Pemeriksaan tahanan rotor coil
Hubungkan lidah tester + ke terminal F alternator dan lidah tester
– ke terminal E alternator. Jarum ohmmeter bergerak
menunjukkan nilai tertentu berarti rotor coil kondisinya baik, bila
jarum ohmeter tidak bergerak berarti rotor coil putus.
(2) Pemeriksaan diode
Hubungkan lidah tester + ke terminal B alternator dan lidah tester
– ke terminal E alternator. Jarum ohmmeter bergerak bila tidak
berarti diode putus. Selanjutnya hubungkan lidah tester +
dengan terminal E alternator dan lidah tester – dengan terminal
B alternator maka jarum ohmmeter tidak bergerak , bila bergerak
berarti diode bocor.
b). Pemeriksaan setelah dibongkar.
(1) Pemeriksaan laker / bearing

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 33
Periksa bearing dari kemungkinan kocak , apabila bearing kocak
akan mengakibatkan suara berisik pada alternator dan rotor coil
berputar eksentrik dan akibat yang lebih buruk ditimbulkan
adalah kuku rotor akan bergesekan dengan rumah stator.
(2) Pemeriksaan rotor coil
(a) Pemeriksaan hubungan terbuka / open circuit.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada
rotor coil yang putus atau tidak. Bila rotor coil ada yang putus
maka arus yang mengalir ke rotor coil akan terputus
sehingga medan magnet tidak bisa terbentuk pada rotor coil.

Pemeriksaan :
Hubungkan lidah tester + dan – dengan slip ring, jarum
ohmeter harus bergerak, bila jarum ohmeter tidak bergerak
berarti rotor coil ada yang putus.
(b) Pemeriksaan hubungan singkat / ground test.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada
rotor coil yang terhubung dengan massa secara langsung
atau tidak. Bila rotor coil terhubung singkat dengan massa
maka akan terjadi konsleting / hubungan pendek pada sirkuit
rotor coil, hal ini mengakibatkan kegagalan pembentukan
medan magnet pada rotor coil.

Pemeriksaan :

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 34
Hubungkan lidah tester + dengan slip ring dan lidah tester –
dengan massa / body rotor, hasil pemeriksaan jarum
ohmeter tidak boleh bergerak, bila jarum ohmeter bergerak
berarti rotor coil ada yang terhubung langsung dengan
massa / body.

(3) Pemeriksaan stator coil.


(a) Pemeriksaan hubungan terbuka open circuit.

Hubungkan lidah tester + dan – ohmeter dengan masing –


masing ujung kumparan stator , hasil pemeriksaan jarum
ohmeter harus bergerak bila jarum ohmeter tidak bergerak
berarti ada kumparan stator yang putus.
(b) Pemeriksaan hubungan singkat / ground test.

Pemeriksaan hubungkan lidah tester + dengan ujung


kumparan stator dan lidah tester – dengan massa / body
kumparan stator, hasil pemeriksaan jarum ohmeter tidak
bergerak berarti kumparan stator tidak terhubung dengan
massa. Bila hasil pemeriksaan jarum ohmeter bergerak
berarti ada kumparan yang terhubung dengan massa.

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 35
(4) Pemeriksaan diode IC Regulator

(5) Pemeriksaan panjang sikat


Hasil pemeriksaan konfirmasikan dengan buku manual , bila
hasil pengukuran di bawah limit yang ditentukan dalam buku
manual maka ganti sikat yang baru. Panjang pemasangan sikat
sikat lihat dalam buku manual.

9). Pemeriksaan regulator mekanik


a). Pemeriksaan secara visual
(1) Pemeriksaan kontak poin voltage relay dan kontak poin voltage
regulator.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kontak poin
dari kemungkinan kotor atau terbakar. Bila kotor bersihkan
permukaan kontak poin dengan amplas. Bila kontak poin aus
dan terbakar maka ganti regulator.

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 36
(2) Pemeriksaan kumparan voltage regulator dan kumparan voltage
relay dari kemungkinan hangus terbakar. Bila kondisi kumparan
hangus maka perbaiki kumparan atau ganti regulator.
(3) Pemeriksaan pegas voltage relay dan voltage regulator.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa kemampuan pegas
voltage relay dan voltage regulator.
Cara pemeriksaan :
Tekan pegas voltage relay dan voltage regulator dan perhatikan
kondisi hubungan masing – masing kontak poin dan setelah
tekanan dilepas kontak poin bisa kembali pada posisi semula.
b). Mengukur nilai tahanan
Sebelum melakukan pengukuran nilai tahanan terlebih dahulu berilah
penyekat kertas diantara kontak poin voltage relay dan voltage
regulator.
(1) Pemeriksaan tahanan resistor.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah nilai
tahanan resistor sesuai dengan spesifikasi atau tidak. Bila nilai
tahanan tidak sesuai dengan spesifikasi ganti regulator.
Cara pemeriksaan :
Hubungkan lidah tester ohmeter + ke terminal IG pada soket
regulator dan lidah tester ohmeter – ke terminal F pada soket
regulator. Ohmmeter harus menunjukkan nilai tahanan tertentu
sesuai dengan spesifikasi , bila tidak sesuai dengan spesifikasi
ganti regulator.
(2) Memeriksa nilai tahanan kumparan voltage relay.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai
tahanan kumparan voltage relay.
Cara pemeriksaan :
Hubungkan lidah tester ohmeter + ke terminal N pada soket
regulator dan lidah tester ohmeter – ke terminal N pada soket
regulator. Ohmmeter harus menunjukkan nilai tahanan ± 23
ohm bila tidak sesuai dengan spesifikasi ganti regulator.
(3) Memeriksa nilai tahanan kumparan voltage regulator.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai
tahanan kumparan voltage regulator.
Cara pemeriksaan :

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 37
Hubungkan lidah tester ohmeter + ke terminal L pada soket
regulator dan lidah tester ohmeter – ke terminal E pada soket
regulator. Ohmmeter harus menunjukkan nilai tahanan ± 100
ohm bila tidak sesuai dengan spesifikasi ganti regulator.
b. Analisa gangguan pada sistem pengisian
Sebelum memulai menganalisa gannguan pada sistem pengisisan,
perhatikan ketiga poin dibawah ini:
 Jangan sampai hubungan ke alternator atau komponen lain terbalik.
 Jangan sampai ada sambungan yang mengalami short circuit atau
ground pada sistem pengisian.
 Jangan menjalankan alternator tanpa ada beban (connector tidak
ditempatnya)
1). Langkah analisa gangguan / throble shooting :
a). Langkah 1
(1). Mengetes baterai
(a). Pastikan bahwa baterai bisa mengambil dan menahan
pengisian dari alternator.
(b). Lakukan pengecekan secara visual.
(c). Perhatikan apakah ada kerusakan pada case atau cover.
(d). Perhatikan apakah ada kebocoran air aki (electrolyte).
(e). Periksa apakah ada terminal yang kendur atau berkarat.
(f). Periksa indikator hydrometer baterai.
(g). Ukurlah berat jenis baterai.
(2). Membersihkan sambungan
(a). Pastikan bahwa semua sambungan yang ada pada sistem
charging sistem dalam keadaan baik.
(b). Apabila sambungannya kendur, rusak atau berkarat, maka
akibatnya adalah tegangannya akan turun dikarenakan
tahanannya tinggi. Sehingga komponen dalam sistem tidak
bisa bekerja sebagaimana semestinya. Prosedur
pengetesan ini bisa membantu anda dalam menentukan
kondisi baterai.
Catatan:
Lepas kabel baterai positive (+) dan negative (-) kemudian
bersihkan seluruh kabel dan terminal baterai. Pasang
kembali sebelum dites. Kunci kontak harus ditempatkan di

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 38
posisi OFF untuk mencegah agar komputer kendaraan tidak
rusak ketika baterai dipasang atau dilepas.
(3). Baterai Test (Surface Discharge)
Tes ini dilakukan untuk mengecek apakah ada arus yang keluar
dari baterai case.
(a). Pada alat multi-meter pilihlah DC Volt.
(b). Hubungkan lead meter negative (-) ke terminal negative (-)
baterai.
(c). Tempelkan lead meter positive (+) ke terminal positive (+)
baterai: jangan sampai tangan anda menyentuh terminalnya.
Hasil Ukuran Pengsian Baterai
12.6 V 100%
12.4 V 75%
12.2 V 50%
12.0 V 25%

Bila hasil pengukuran menunjukkan lebih dari 0.5 volt, berarti


surface discharge berlebihan, penyebabnya kemungkinan
adalah kotoran, lembab dan karat. Bersihkan baterai dengan
larutan baking soda dan air. Jangan sampai larutannya
masuk ke dalam baterai.
(4). Static Baterai Test (No Load)
Tes ini adalah untuk mengecek rata-rata pengisian baterai.
(a). Hidupkan lampu headlamp selama kurang lebih 15 detik
untuk membuang sebagian setrum baterai.
(b). Lepas terminal baterai negative (-).
(c). Pada alat multi-meter pilihlah voltage.
(d). Hubungkan lead meter positive (+) ke terminal baterai
positive (+).
(e). Hubungkan lead meter negative (-) ke terminal baterai
negative (-).
Bila hasil pengetesan kurang dari 12.4 Volt, artinya baterai
kurang charge.
(5). Baterai Test (Parasitic Load)
Tes ini gunanya adalah untuk mengecek adanya parasit pada
baterai.
Langkah kerja :

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 39
(a). Lepas kabel terminal baterai negative (-).
(b). Pastikan kunci kontak dalam keadaan OFF.
(c). Setel multi-meter ke posisi Amps. Setel ke posisi tertinggi
bila memungkinkan,anda bisa menurunkannya sedikit demi
sedikit bilamana perlu.
(d). Hubungkan kabel lead meter ke terminal meter yang benar.
(e). Hubungkan lead meter positive (+) ke terminal baterai
negative (-).
(f). Hubungkan lead meter negative (-) ke kabel baterai negative
(-) yang sudah dilepas.
(g). Parasitic draw harus tidak lebih dari 100mA.
(h). Apabila parasitnya terlalu berlebihan, lepaskan circuit fuse
sampai parasitnya yang berlebihan dapat ditemukan.
(6). Baterai Test (Load).
Tes ini dilakukan untuk mengetahui kapasitas kemampuan
baterai apakah tegangannya cukup untuk men-start mesin.
(a). Pada alat multi-meter pilihlah Voltage.
(b). Hubungkan lead meter positive (+) ke terminal baterai
positive (+).
(c). Hubungkan lead meter negative (-)ke terminal baterai
negative (-).
(d). Jika alat meter anda bisa disetel ke angka yang paling
rendah, maka setel posisi ke yang paling rendah bila tidak
perhatikan dengan seksama.
(e). Matikan pengapian : putar mesin selama kurang lebih 15
detik.
(f). Bila hasil tes kurang dari 9.6 volt pada suhu 21oC (70oF)
menandakan bahwa baterai lemah.

Meter Reading Ambient Temp.


10.0 V 33EC / 90EF
9.8 V 37EC / 80EF
9.6 V 21EC / 70EF
9.4 V 16EC / 60EF
9.2 V 10EC / 50EF
9.0 V 4EC / 40EF
8.8 V -1EC / 30EF
8.6 V -7EC / 20EF

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 40
b). Langkah 2
(1). Mengetes Charging sistem
Sebelum mengetes alternator, disarankan untuk mengetes
ground mesin dan chassis dengan menggunakan voltage drop
test (uji penurunan tegangan).
(a). Pemeriksaan negative (-) Engine Ground
Langkah kerja :
Untuk mencapai hasil terbaik, tes ini sebaiknya
dilakukan pada saat mesin telah melewati suhu
pemanasan.
Pada alat multi-meter pilihlah tegangan DCV.
Tempelkan lead meter negative (-) ke terminal negative
(-) baterai dan lead meter positive (+) meter ke terminal
positive (+). Catat hasil pengukurannya, karena akan
dibandingkan dengan hasil pengetesan tegangan.
Hubungkan lead meter positive (+) ke engine block yang
sudah dibersihkan permukaannya.
Hubungkan lead meter negative (-) ke terminal baterai
negative (-).
Matikan pengapiannya; putar mesin kurang lebih selama
2 ~ 3 detik.
Bandingkan hasilnya dengan yang tadi. Jika
tegangannya turun sampai lebih dari 0.5 Volt, artinya
adalah ground-nya lemah. Bersihkan dan periksa
sambungan dan ground kabel baterai, kemudian coba
lakukan tes kembali.
(b). Pemeriksaan negative (-) Chassis Ground
Langkah kerja :
Untuk mencapai hasil terbaik, tes ini sebaiknya
dilakukan pada saat mesin telah melewati pamanasan.
Pada alat multi-meter pilih tegangan.
Buat base voltage (tegangan dasar) sebagai
pembanding.
Hubungkan lead meter positive (+) ke fender atau
chassis yang permukaanya bersih.

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 41
Hubungkan lead meter negative (-) ke terminal baterai
negative (-).
Hidupkan seluruh aksesori (high beams, A/C fan - high,
rear window defogger, dst.)
Matikan pengapian; Start (putar) mesin selama kurang
lebih 2 ~ 3 detik.
Bandingkan hasil tes ini dengan tegangan dasar yang
telah kita buat. Apabila tegangan turun sampai lebih dari
0.5 Volt, artinya adalah ground circuit . bersihkan dan
periksa sambungan kabel baterai dan ground, kemudian
lakukan tes ulang.
(2). Pemeriksaan out put tegangan alternator (pada baterai)
(a). Tes ini dilakukan untuk mengetahui output alternator pada
baterai.
(b). Pada alat multi-meter pilihlah DC Volt.
(c). Hubungkan lead meter positive (+) ke terminal baterai
positive (+).
(d). Hubungkan lead meter negative (-) ke terminal baterai
negative (-).
(e). Pastikan semua accessories dalam keadaan OFF.
(f). Hidupkan mesin dan tahan diputaran 1500 RPM.
Hasil yang dapat diterima adalah antara 13.1 ~ 15.5 Volt. Bila
kurang dari angka tersebut, periksa :
(a). Drive belt dari kemungkinan kendur, retak atau meleset.
(b). Konektor atau kabel dari kemungkinan kendur atau rusak
(c). Alternator rusak . (Lihat tes berikutnya , “Test Alternator.”)
c). Langkah 3
(1). Test Alternator
Jika segala sesuatunya sudah diperiksa, maka tes berikut bisa
dilakukan untuk mencari penyebab kerusakan.
(a). Pemeriksaan out put tegangan alternator dengan beban
.
Tes ini gunanya adalah untuk mengecek tegangan output
yang keluar dari alternator.
Langkah kerja :
Pada alat multi-meter pilih DC volt.

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 42
Hubungkan lead meter positive (+) ke output baterai (B+)
yang terdapat pada bagian belakang alternator
Hubungkan lead meter negative (-) meter ke terminal
baterai negative (-).
Hidupkan mesin dan tahan pada putaran 1500 RPM.
Standar tegangan yang dapat diterima adalah 13.1 ~
15.5 Volt.
(b). Pemeriksaan output arus alternator.
Tes gunanya adalah untuk mengecek besar arus pegisian
pada alternator.
Catatan:
Untuk melakukan tes ini, alat multi-meter yang digunakan
harus bisa untuk mengukur arus diatas 120 Amps. Karena
jika tidak, maka alat multi-tester bisa rusak.
Langkah kerja :
Lepas kabel terminal negative (-).
Lepas kabel output alternator baterai (B+) yang ada di
belakang alternator.
Pada alat multi-meter pilihlah Amps.
Hubungkan lead meter positive (+) ke output baterai (B+)
yang terdapat dibelakang alternator.
Hubungkan lead meter negative (-) ke kabel output yang
sebelumnya telah dilepas.
Hubungkan kembali terminal baterai negative (-).
Pastikan bahwa sambungannya sudah cukup kuat,
karena arus yang mengalir melalui terminal ini cukup
tinggi.
Hidupkan mesin kemudian nyalakan lampu headlight.
Hidupkan lampu highbeam dan blower fan ke posisi
high, kemudian naikkan putaran mesin sekitar 2500
RPM. Lihat berapat maksimal arus output yang keluar
pada alat multi-tester.
Catatan:
Begitu mesin dihidupkan, arus akan turun dengan cepat. Tes
ini harus dilakukan dalam waktu yang cepat agar nilai yang
didapat maksimal. Besarnya rata-rata amper pada alternator
di dalam kendaraan dapat dilihat pada tulisan yang terdapat

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 43
di pelat alternator housing. Ada beberapa multi-meter yang
dapat disetel khusus untuk arus tinggi. Jika anda
menggunakan alat jenis ini, sebelum menggunakannya, lihat
dulu instruksi yang ada pada buku pedomannya agar tidak
salah pakai.
2). Kebanyakan problem yang ada pada charging sistem kategorinya
adalah sebagai berikut:
a). Sistem pengisian tidak mengisi ( no charging ).
(1). Jika lampu peringatan charging tetap menyala ketika mesin
dalam keadaan berputar, maka alternator tidak mengisi sama
sekali. Dan arus masih mengalir melalui warning lamp ke
regulator.
Periksalah drive belt sebelum anda mulai melakukan
troubleshooting elektrikal; karena bisa saja drive belt kendur atau
kurang pas. Jika bagus, langkah berikutnya adalah memeriksa
sambungan. Jika bagus, maka lakukan troubleshooting
elektrikal.
(2). Charge Warning Lamp OFF (lampu peringatan pengisian mati) .
Putar kunci kontak ke posisi ON, dan jangan men-start mesin.
Lampu peringatan charging harus menyala.
Jika tidak menyala, lepas connector yang ada pada alternator
kemudian gunakan fuse jumper ke ground lead terminal “L” .
Jika lampu dapat menyala, berarti alternator mengalami
kerusakan.
Jika lampu tidak menyala, periksa apakah fuse putus, bohlam
warning lamp putus, atau ada sirkuit yang terputus antara
terminal “L” dan kunci kontak.
b). Low charge.
(1). Jika lampu peringatan pengisian menyalanya redup, artinya
alternator bisa mengisi namun kurang cukup. Hal ini bisa
disebabkan oleh belt yang kendur. Namun jika kondisi belt tidak
kendur, maka selanjutnya bisa dilakukan troubleshooting.
(2). Apabila lampu peringatan menyala ketika mesin hidup, coba
lepas connector yang ada pada alternator.
Jika lampu peringatan tidak segera mati, artinya adalah
alternator rusak.

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 44
Jika warning lamp tetap on, periksalah apakah ada yang short ke
ground antara terminal “L” dan lampu.
c). Overcharge.
(1). Bohlam atau fuse sering putus, atau air aki baterai sering
berkurang dapat diindikasikan alternator mengalami
overcharging. Maka perlu dilakukan troubleshooting.
Sekali kita memutuskan bahwa sistem pengisian mengalami
kerusakan, maka langkah berikut ini akan membantu anda
dalam mengenali dan memperbaiki kerusakan tersebut.
Jika baterai mengalami over charging , coba lepas connector
pada alternator dan lakukan langkah sebagai berikut :
(a). Putar kunci kontak ke posisi ON, namun jangan sampai
menghidupkan mesin.
(b). Hubungkan voltmeter antara ground dan terminal “S” .
(c). Jika tidak ada tegangan, artinya sirkuit antara terminal dan
baterai kemungkinan bisa kena ground atau sirkuit atau fuse
terputus.
(d). Jika tegangannya diatas 16.0 volt dengan mesin dalam
keadaan hidup, berarti alternator dalam keadaan rusak.

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 45
Lembar Kerja 1
Pengetesan Alternator dengan Osiloskop
a. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah melaksanakan praktik diharapkan siswa mampu :
1). Mengetes kondisi diode alternator dengan osiloskope
2). Menginterprestasikan osilogram alternator
b. ALAT DAN BAHAN
1). Alat yang digunakan :
Osiloskope
2). Bahan yang digunakan :
a). Papan rangkaian diode
b). Engine stand
c). Mobil Wilkson

c. LANGKAH KERJA :
1). Hubungkan osiloskope dengan stop kontak PLN

2). Posisikan sakelar pemilih program pengukuran (no. 2) pada “Spez”


3). Hubungkan klem buaya yang hitam dengan massa
4). Hubungkan klem buaya yang merah dengan :
a). D + alternator untuk alternator 9 diode
b). B + alternator untuk alternator 6 diode
5). Hidupkan osiloskope dengan menekan tombol no. 4
6). Dengan tuas pengontrol no. 3 tepatkan garis osilogram pada garis “nol”
dan lebar osilogram pada posisi minimum
7). Hidupkan mesin

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 46
8). Pilih batas ukur yang sesuai
a). Bila tidak ditekan batas ukur 10 Volt
b). Bila ditekan (merah) batas ukur 20 Volt

d. Macam – macam bentuk osilogram alternator


1). Bentuk osilogram alternator yang
bekerja baik
Tegangan DC alternator
mempunyai bagian puncak yang
kecil – kecil.Osilogram ini dapat
mempunyai jarum – jarum tipis
pada saat regulator bekerja juga
dapat ditimbulkan dari sistem
pengapian.
Bentuk osilogram bila diode arus
medan putus

2). Pada osilogram ini jelas dapat


dilihat satu bagian puncak yang
hilang.
Bentuk osilogram jika diode positif
putus

3). Karena satu diode positif


putus arus pengisian tidak
bisa mengalir ke baterai
akibatnya ditimbulkan
tegangan induksi yang lebih
besar.

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 47
4). Bentuk osilogram jika diode
negatif putus
Pada diode negatif selalu
mengalir arus pengisian dan
arus medan.
Karena baterai sebagai
peredam celah lebih sempit
dari pada osilogram diode
arus medan yang putus.

5). Bentuk osilogram jika diode arus


medan hubung singkat
Terjadi kehilangan tegangan
selama ½ gelombang sinus.
Hal ini juga mempengaruhi bentuk
tegangan puncak yang lain.

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 48
Lembar Kerja 2
Pengetesan dan Penggantian Regulator
a. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah melaksanakan praktik diharapkan siswa mampu : mengetes,
menyetel dan mengganti regulator
b. ALAT DAN BAHAN
1). Alat yang digunakan :
a). Kotak alat
b). Volt meter
c). Tachometer
2). Bahan yang dibutuhkan
Mobil atau engine stand
c. KESELAMATAN KERJA :
1). Jangan start mesin bila ada orang bekerja di dekatnya
2). Pada waktu menyetel tegangan pengisian jangan lupa melepas kabel
negatif baterai.
3). Pada waktu menyetel tegangan pengisian jangan menekuk pegas.

d. LANGKAH KERJA :
1). Penyetelan pada mobil
a). Periksa tegangan sabuk alternator !
b). Periksa kondisi baterai, bila kosong diisi dulu sampai penuh
2). Melaksanakan tes alternator
a). Kehilangan tegangan tidak melampaui batas spesifikasi
b). Rangkailah voltmeter pada baterai
3). Hidupkan mesin dan matikan semua pemakaian. Naikkan putaran mesin
dari idel sampai tinggi sambil membaca voltmeter

4). Bandingkan hasil pengukuran dengan tabel ini !

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 49
5). Naikkan putaran mesin sampai tetap 3000 rpm dan lihat pergetaran
jarum Voltmeter
6). Pada putaran yang sama hidupkan pemakai dan lihat jarum Voltmeter
Interprestasi hasil pengukuran
a). Kalau terlalu rendah baterai diisi kurang penuh. Setel atau ganti
regulator !
b). Kalau tegangan terlalu tinggi baterai diisi terlalu penuh (baterai dan
pemakai cepat rusak). Setel atau ganti regulator.
c). Kalau jarum bergetar banyak pada putaran mesin yang tetap, lihat
toleransi pada buku manual
Cara menyetel regulator konvensional
1). Lepas pol baterai.
2). Lepas tutup regulator.
3). Periksa kontak – kontak, gulungan dan tahanan secara visual.
4). Pastikan yang mana kontak regulator tegangan !
5). Dengan menggunakan tang lancip, bengkokkan pelat penyangga pegas
(jangan membengkokkan pegas !)

6). Setelah penyetelan selesai beri pegas vet sedikit dan ditutup
7). Melaksanakan tes sekali lagi
Cara mengganti regulator
1). Lepas pol baterai.
2). Lepas terminal dari regulator, beri tanda hubungan kabel.
3). Lepas regulator dari tempatnya.
4). Kalau tidak ada kabel massa sendiri, kontrol hubungan massa antara
regulator dengan tempatnya.
5). Pasang regulator baru dengan urutan sebaliknya.
Petunjuk
Regulator elektronik biasanya tidak bisa distel

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 50
Pada regulator konvensional toleransi regulasi tegangan biasanya lebih
besar dari pada regulator elektronik. Supaya diagnosa lebih teliti, lihat pada
buku manual.
Ada regulator konvensional yang bisa distel dengan sekrup penyetel.
Pada regulator yang menjadi satu dengan sikat, sikat bisa diganti sendiri
Pada sistem 24 atau 6 volt tegangan yang baik ada 28 atau 7 volt.

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 51
Lembar Kerja 3.
Pengetesan dan Penggantian Diode
a. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah melaksanakan praktik diharapkan siswa mampu :
1). Mengetes diode dengan lampu kontrol dan baterai, Ohmeter, Pisper dan
Diode tester.
2). Menganti diode pada pelat pendingin positif dan negatif.
b. ALAT DAN BAHAN
1). Alat yang digunakan :
a). Lampu kontrol dan baterai
b). Ohm atau pipser
c). Diode tester
d). Alat khusus pres diode
e). Solder 60 watt / 220 volt
2). Bahan yang dibutuhkan :
a). Oli
b). Diode-diode
c). Alternator
c. KESELAMATAN KERJA
Demi keselamatan kerja perhatikan hal – hal sebagai berikut :
d. LANGKAH KERJA :
1). Pengetesan kondisi diode

Lepas pelat diode positif dan


negatif dan diode pengatur dari
alternator

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 52
2). Pengetesan kondisi diode – diode pada arah pengaliran dan arah
penghambat dapat dilakukan menggunakan lampu kontrol dengan
baterai, Ohmeter, Pipser dan diode tester
Interprestasi hasil
Alat pengetes
Baik Rusak Baik Rusak
Lampu kontrol dan baterai

Lampu Lampu tidak Lampu tidak Lampu


menyala menyala menyala menyala

Ohmmeter batas
Ukur 10 k
0 Ohm Menunjuk
0 Ohm

Pisper (bunyi kontrol)

Bunyi Tidak bunyi Tidak bunyi Bunyi Piiip !


Piiip!

Diode tester Jarum Jarum diam Jarum diam Jarum


menunjuk menunjuk
batas batas baik
Aliran penghambatan dan atau pengaliran :
baik jarum menunjuk baik
rusak jarum diam

Contoh salah satu diode tester

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 53
Lembar Kerja Praktik 4
Pengontrolan dan Perbaikan Stator dan Rotor
a. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah melaksanakan praktik diharapkan siswa mampu :
1). Memeriksa rotor dan stator
2). Memperbaiki rotor
b. ALAT DAN BAHAN
1). Alat yang digunakan :
a). Ohmmeter
b). Baterai 12 volt
c). Lampu 40 watt
d). Dial indikator
e). Mistar sorong
f). Solder + timah
g). Traker
2). Bahan yang digunakan :
a). Stator
b). Rotor
c). Lem takol
d). Kertas gosok halus
c. KESELAMATAN KERJA :
Demi keselamatan kerja perhatikan hal – hal sebagai berikut :
1). Jangan sentuh sumber tegangan tinggi !
2). Jangan sentuh bagian mesin bubut yang sedang berputar !
d. LANGKAH KERJA
1). Pemeriksaan Stator
1. Pemeriksaan hubungan
terbuka antara gulungan
menggunakan Ohmmeter
pada tiap ujung gulungan.
Tiap ujung dengan ujung
masing – masing kumaparan
harus terdapat hubungan bila
tidak terdapat hubungan berarti
ada kumparan yang putus.

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 54
2. Pemeriksaan hubungan massa
dengan kumparan ( ground
test ).
Antara masing – masing ujung
kumparan dengan massa body
tidak boleh ada hubungan bila
ada hubungan berarti
kumparan terjadi hubungan
pendek maka perbaiki / ganti
kumparan medan.

2). Pemeriksaan rotor

1. Pemeriksaan hubungan
terbuka gulungan rotor coil.
Antara slip ring harus ada
hubungan bila tidak terdapat
hubungan berarti ada
kumparan rotor coil yang putus
/ ujung rotor coil putus
hubungan dengan slip ring
maka perbaiki rotor coil / ganti.
2. Pemeriksaan hubungan
singkat antara kumparan rotor
coil dengan massa body. Bila
terdapat hubungan berarti ada
kumparan rotor coil yang
terhubung singkat dengan
massa body maka perbaiki
rotor coil / ganti.

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 55
Lembar Kerja 5
Membongkar dan Merakit Alternator
A. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah melaksanakan praktik diharapkan siswa mampu :
Peserta didik dapat membongkar dan merakit alternator.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Alat :
a. Kunci sok 1 set
b. Kotak alat
c. Solder listrik
d. Sabuk pelepas puli
2. Bahan :
a. Macam-macam merk alternator
b. Olikan
C. LANGKAH KERJA :
1. Pembongkaran
Beri tanda pada rumah depan dan
belakang supaya mudah pada saat
perakitan lagi

Lepas roda dan puli dengan sabuk


khusus

Lepas baut pengikat rumah belakang


dengan depan
Pisahkan unit rumah belakang dari unit
rumah depan

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 56
Rotor dilepas dari rumah dengan cara
dipres menggunakan alat khusus.
Kontrol kelonggaran bantalan. Bila aus
lepas pengikat bantalan rotor dan lepas
bantalan rotor dari rumah dengan
dipres.

Lepas pelat diode dari rumah belakang


Lepas stator dari diode dengan
menggunakan solder.
Lepas rumah sikat – sikat dan meng-
ukur panjangnya. Bila terlalu pendek
ganti dengan menggunakan solder.
Jaga gulungan stator jangan lecet
(akibat benturan benda keras).

Pres bantalan pada rumah belakang


(beri oli supaya pengepresan mudah).
Solder sikat arang pada rumahnya.
Jepit kabel sikat dengan tang lancip
supaya panas mengalir ke tang.
Pasang rumah sikat.

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 57
Perakitan
Solder gulungan stator dengan diode –
diode sesuai rangkaian.
Masukkan stator pada rumah belakang
dan pasang pelat diode – diode.
Jaga gulungan stator dari benturan
benda keras.

Kontrol isolasi pelat diode positif dengan


lampu kontrol 110 volt.
Bersihkan sisa – sisa timah
penyolderan.

Pasang bantalan pada rotor dengan


dipres menggunakan alat khusus (beri
oli supaya pengepresan mudah).

Pasang bantalan dengan rotor pada


rumah depan. (Beri oli supaya
pengepresan mudah).

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 58
Tahan sikat – sikat dengan batang
khusus (kawat las) supaya tidak patah
saat unit rumah depan dengan unit
belakang dirakit

Rakit unit rumah depan dengan unit


rumah belakang dengan posisi yang
betul
Pasang baut pengikat rumah

Pasang unit kipas, roda puli dan


kencangkan baut pengikatnya dengan
sabuk khusus

Kontrol kondisi mekanis alternator.


Tidak boleh ada suara berisik, macet
atau longgar.

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 59
3. Tugas Mandiri
a. Lakukan pemeriksaan komponen – komponen sistem pengisian pada saat
Anda melakukan praktik over houl komponen sistem pengisian !
b. Lakukan analisa gangguan yang terjadi pada sistem pengisian !
4. Uji Kompetensi 4
a. Soal pilihan ganda
Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberikan tanda silang (X ) pada
jawaban A,B,C,D atau D !
o
1. Accu dalam kondisi normal mempunyai berat jenis ..... pada suhu 20 C.
a. 1,25 – 1,27
b. 1,28 – 1,29
c. 1,30 – 1,32
d. 1,20 – 1,22
e. 1,23 – 1,24
2. Pemeriksaan sistem pengisian pada kendaraan meliputi pemeriksaan ....
a. Berat jenis elektrolit
b. Terminal baterai dari kemungkinan karat dan kendor.
c. Tegangan tali kipas
d. Keausan tali kipas
e. Jawaban a,b,c dan d benar.
3. Pada waktu memeriksa alternator dengan regulator mekanik lidah tester
ohmeter dihubungkan dengan terminal F dan E alternator. Pemeriksaan ini
dilakukan untuk memeriksa ....
a. Tahanan rotor coil
b. Tahanan kumparan stator
c. Tahanan diode
d. Ground tes stator
e. Hubungan terbuka stator coil.
4. Pada pemeriksaan regulator mekanik lidah tester ohmeter dihubungkan
dengan terminal L dan E dimana kontak poin voltage relay dalam keadaan
bebas ( tidak ditekan ) maka harga tahanan adalah ....
a. ± 23 ohm
b. ± 100 ohm
c. ± 5 ohm
d. O ohm
e. ∞ ( tak terhingga )

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 60
5. Gambar di bawah ini menunjukkan pemeriksaan ....

a. Hubungan terbuka rotor coil


b. Hubungan singkat / ground tes rotor coil
c. Hubungan terbuka stator coil
d. Hubungan singkat stator coil
e. Laker / bearing
6. Gambar di bawah ini menunjukkan pemeriksaan ....

a. Hubungan terbuka rotor coil


b. Hubungan singkat / ground tes rotor coil
c. Hubungan terbuka stator coil
d. Hubungan singkat stator coil
e. Jawabab c dan d benar.
7. Untuk memeriksa tegangan alternator voltmeter dihubungkan dengan
terminal ....
a. Lidah tester + volmeter dihubungkan dengan terminal B alternator dan
lidah tester – voltmeter dengan massa / body.
b. Lidah tester - volmeter dihubungkan dengan terminal B alternator dan
lidah tester + voltmeter dengan massa / body.
c. Lidah tester + volmeter dihubungkan dengan terminal B accu dan lidah
tester – voltmeter dengan massa / body.
d. Lidah tester - volmeter dihubungkan dengan terminal B alternator dan
lidah tester + voltmeter dengan massa / body.

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 61
e. Jawaban a dan c benar.
8. Pada pemeriksaan out put tegangan sistem pengisian , tegangan spesifikasi
adalah .....
a. 13,8 – 14 volt
b. 14 – 15 volt
c. 18 – 20 volt
d. 12 – 13 volt
e. 16 – 18 volt
9. Analisa gangguan sistem pengisian dengan menggunakan regulator mekanik
diperoleh data sebagai berikut :
Tegangan pengisian over charging.
Lampu CHG menyala redup
Kemungkinan penyebabnya adalah ....
a. Penyetelan pegas voltage relay terlalu kuat.
b. Kontak poin voltage relay kotor.
c. Penyetelan pegas voltage regulator terlalu kuat.
d. Tegangan yang dibangkitkan ke terminal N alternator terlalu kecil.
e. Jawaban a,b,c dan d benar.
10. Tidak ada tegangan pada terminal F alternator akan berakibat ....
a. Tegangan pengisian drop.
b. Lampu CHG menyala terus pada saat mesin hidup ataupu mati.
c. Tegangan pengisian over charging.
d. Air accu mudah menguap.
e. Jawaban a dan b benar.
b. Soal Essay
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan singkat !
1. Jelaskan pemeriksaan secara visual pada sistem pengisian !
2. Jelaskan prosedur pemeriksaan alternator sebelum dibongkar !
3. Jelaskan prosedur pemeriksaan sistem pengisian tes tanpa beban !
4. Buatlah analisa gangguan dengan trouble sistem pengisian tegangan
pengisian drop dan lampu CHG normal hidup pada saat kunci ON mesin mati
dan pada pada saat mesin hidup, apa kemungkinan penyebabnya dan
bagaimana cara memperbaikinya !
5. Jelaskan prosedur menyetel tegangan tali kipas !

Materi Sistem Pengisian by Suharyadi,S.Pd


Staf Pengajar Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Sukoharjo Page 62

Anda mungkin juga menyukai