Awal tahun lalu, saya dan beberapa teman-teman “bertapa” untuk menyusun business plan.
Honestly, ini bukan pertama kali saya sendiri menyusun business plan. Tapi terus terang, saya
lebih banyak melakukan eksplorasi berdasarkan keliaran dan kemerdekaan pemikiran saya, dan
relatif jarang didasari oleh dasar tertentu. Hal ini ternyata menyulitkan karena apa yang saya
pahami, saya lihat, belum tentu sama dengan apa yang dipahami orang lain. Untuk itu,
diperlukan “bahasa semesta” yang dimengerti oleh orang banyak. Oleh karena itu, beberapa
bulan sebelum yearly meeting di kantor, saya melakukan eksplorasi dokumentasi tentang
bagaimana menyusun business plan yang baik.
Saya ingin share disini. Kenapa?. Tidak jarang, dan mungkin relatif banyak, rekan-rekan yang
memulai business seperti saya melakukan hal yang sama : tidak melakukan perencanaan usaha
dengan matang. Mencoba untuk mengalir begitu saja. Padahal, ketika kita ingin mengembangkan
usaha, mencari investor, ingin melibatkan dunia perbankan untuk mendanai aktifitas bisnis kita,
maka semua akan berpulang pada business plan yang kita susun. Dan ditahap ini, sepertinya juga
yang saya alami, kita kesulitan untuk menjelaskan bahwa bisnis kita ini layak untuk didukung.
Penjelasan argumentatif sekalipun tidak cukup untuk memberikan kekuatan bahwa bisnis yang
kita jalani memiliki prospek yang cerah. Kadang, kita terlalu egois dengan keyakinan kita,
sementara kita kesulitan untuk membahasakan dengan “bahasa investor”, “bahasa perbankan”
ataupun “bahasa client”. Ini yang harus kita bangun sebelum semuanya terlambat.
Ada hukum dasar yang menurut saya harus kita sadari, suka atau tidak suka. Bicara bisnis maka
kita akan bicara tentang untung dan rugi. Dan ketika kita mencoba untuk “merayu” pihak lain
untuk terlibat dalam bisnis kita, maka kita harus mengacu pada konsepsi ini. Intinya, tidak ada
orang yang ingin terlibat dalam sebuah usaha yang tidak terukur, dan tidak mampu menjelaskan
keuntungan apa yang akan diperoleh.
Penyusunan business plan tentu saja bukan saja terkait tentang menghadirkan investor atau
mengundang dunia perbankan. Secara lebih mendasar, menyusun business plan justru
dibutuhkan dalam konteks internal. Agar kita benar-benar memiliki arah dalam menjalankan
usaha, terukur, terencana dengan baik. Business plan juga akan menjadi “controlling tools” bagi
kita, apakah dalam perjalanannya nanti, bisnis kita berada dalam koridor yang benar.
Terutama dalam business yang bersifat relatif baru, penuh dengan kreatifitas, business plan justru
semakin dibutuhkan. Kenapa? Karena ada pergeseran dalam memahami usaha itu sendiri.
Karena konsepsinya sendiri telah bergeser, paradigma usaha telah mengalami perubahan,
generasinya pun telah berubah. Celakanya, orang-orang yang memiliki uang/dana, para
pengambil kebijakan, secara umum berada dalam generasi yang berbeda dengan generasi kita
saat ini. Ini adalah tantangan bagi para enterpreneur muda, untuk meyakinkan pihak-pihak “beda
generasi” tersebut agar bisa melihat perspektif yang ingin kita sampaikan. Sesuatu yang mungkin
kurang terjamah dalam khasamah pemahaman mereka. Disinilah, sebuah business plan menjadi
sangat signifikan.
Dari eksplorasi yang saya lakukan atas bantuan Prof. Google, saya mengambil berapa poin
penting. Sangat banyak situs yang menjelaskan bagaimana membuat business plan, mulai dari
yang sederhana sampai yang complicated. Saya hanya mencoba untuk mengambil beberapa key
point nya saja, secara umum.
1. Roles of Business Plan
Secara umum, role of business plan adalah bagaimana “mengolah” technical input menjadi
economic output. Artinya, kita menterjemahkan potensi teknis kita (keahlian, produk etc)
menjadi keluaran ekonomi (proyeksi keuntungan, market, etc).
2. Structure of Business Plan
• Introduction : Adalah item yang berisikan deskripsi dokumen, Untuk siapa dokumen ini
dibuat, Kenapa orang harus membacanya, Siapa dan kapan dibuat, langkah-langkah yang
dilakukan, dll.
• Fact Sheet : Berisikan informasi data-data perusahaan : Nama perusahaan, Struktur legal,
Lokasi, Ukuran usaha, Nilai investasi, ROI (return of investment), Promoter, Auditor,etc
• Executive Summary : Penjelasan singkat tentang setiap langkah dari rencana dan profil
perusahaan dalam bentuk narasi : visi misi, tujuan, etc
• Business Concept : Berisikan konsep-konsep yang akan kita jalankan dalam usaha:
Unique Selling Proposition, Ide dasar, Nilai beda kita dengan pebisnis lain, oportunity
yang bisa didapat, kesesuaian dengan visi dan misi perusahaan dll
• Market Analysis : Penjelasan dan analisa mengenai situasi pasar : Pelanggan, pesaing,
proses distribusi, dan promosi
• Financials : Menjelaskan tentang situasi keuangan perusahaan yang terdiri dari : Income
statement, Balance sheet, Cash flow, dan ratio
3. Tips
Ada tips-tips sederhana yang perlu menjadi catatan dalam penyusunan business plan :
Terkait penyusunan business plan diatas, saya sendiri masih harus memahami banyak hal,
terutama terkait faktor finansial. Kuliah singkat dengan bu enny beberapa waktu yang lalu sangat
membantu saya dalam memahami poin-poin diatas. Silahkan tanya ke pakarnya langsung tentang
item ini.
Bagaimana menurut anda? Tulisan ini jelas hanya hasil analisa dan eksplorasi sederhana saya
yang masih jauh dari kesempurnaan. Masukan dan diskusi tentu akan lebih memperkuat tulisan
ini dan bisa dimanfaatkan oleh banyak orang.
Beberapa referensi yang bisa dibaca :
http://www.odu.edu/bpa/boaectr/businessplan.htm
http://www.myownbusiness.org/s2/
http://www.sba.gov/smallbusinessplanner/plan/writeabusinessplan/SERV_WRRITINGBUSPLA
N.html
http://www.planware.org/businessplan.htm
http://www.investorbusinessplan.com/business-plan-format.html
http://www.businessplanarchive.org/
http://www.bplans.com/
http://www.soros.org/openaccess/oajguides/html/OAJGuideBPSuppl_Ed.1.htm
CONTOH SOAL EKONOMI MANAJERIAL, PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
PT.ABC adalah perusahaan industri manufaktur yang menghasilkan produk mainan anak, yang
dinotasikan sebagai produk A. Harga pasar dari produk A diketahui sebesar $20 per unit.
Pendugaan terhadap biaya kubik diperoleh hasil berikut: .
(TC diukur dalam US $ ribu sedangkan Q diukur dalam ribu unit). Tentukan:
e. MC (Marginal Cost)
f. AVCmin
g. Apakah Perusahaan masih melakukan Produksi? (jika masih tentukan kuantitas yang
diproduksi supaya dapat memaksimumkan keuntungan)
h. TR (Total Revenue)
i. TC(Total Cost)
j. (Keuntungan)
JAWAB
maka TFC (Total Fixed Cost) = 30 (bagian yang tidak ada variabel pada persamaan TC)
f)AVCmin didapat
dengan cara menferensialkan AVC satu kali sama dengan nol untuk mendapatkan Q pada
keadaan AVCmin, kemudian harga Q dimasukan ke AVC maka didapat AVCmin.
maka
Maka, =20-18+9=11
g) Untuk mengetahui apakah masih bisa berproduksi atau harus menutup usaha harus diingat
syarat:
AVC < P < ATC , Perusahaan masih bisa berproduksi walaupun rugi, namun besarnya
kerugian itu lebih kecil dibandingkan apabila perusahaan tidak berproduksi (tingkat kerugian
sebesar TFC) ,
P < AVC , maka perusahaan harus ditutup (berhenti berproduksi) karena jika dilanjutkan
kerugian lebih besar dari TFC
Karena AVCmin = 11 dan P = 20, maka, manajer memutuskan untuk berproduksi dalam jangka
pendek.
Dimana perusahaan tersebut harus berproduksi pada tingkat output tertentu dimana P = MC
maka 6 = 0.75 Q, maka Q = 8 (Ribu Unit) Dengan demikian agar perusahaan dapat
memaksimumkan keuntungan, pengendalian output harus dilakukan pada tingkat produksi
sebesar 8.000 unit
h) TR (Total Revenue)
TR = P x Q = ( 20 ).(8000) = $160.000
i) TC (Total Cost)
Dengan demikian pengendalian output yang memaksimumkan keuntungan adalah pada tingkat
output perusahaan sebesar 8.000 unit dengan keuntungan maksimum sebesar $34.000
Suatu struktur pasar yang lebih mendekati kenyataan adalah bahwastruktur pasar
umumnya selalu berbentuk pasar oligopoli atau persaingan yang monopolistik.
Keadaan ini merupakan semacam bentuk campuran antara persaingan bebas yang
sarna sekali sempuma dengan monopoli yang sama sekali mumi. Bahkan dapat
dikatakan bahwa 80 % kehidupan nyata dalam perilaku ekonomi masyarakat
sepenuhnya berada dalam naungan dan kondisikondisi pasar yang bersifat
oligopolistik atau persaingan monopolistik.
c. Contoh Industri di Indonesia yang mendekati kriteria-kriteria pasar oligopoli, yaitu
:
Di Indonesia pasar oligopoli dapat dengan mudah kita jumpai, misalnya pada pasar
semen, pasar layanan operator selular, pasar otomotif serta pasar yang bergerak
dalam industri berat.
Semakin tinggi Indeks Herfindahl (H), semakin besar tingkat konsentrasi dalam
industri. Nilai H tertinggi adalah 1000 karena 1002 (misalnya ada satu perusahaan
dalam industri yang menguasai pasar 100%).
Indeks Herfindahl memberikan bobot yang lebih besar kepada perusahaan yang
memiliki pangsa pasar yang besar di banding dengan perusahaan dan memiliki
pangsa pasar kecil. Semakin besar bobotnya maka semakin terkonsentrasi lah
perusahaan tersebut.
a. Sebagai manajer EmGaz Corp mengharapkan agar Blue Gas Indonesia menjual
harga premium untuk produknya karena dengan itu EmGaz Corp akan menjual
produknya dengan harga rendah yang dapat memberikan kontribusi laba sebesar
11 dan Blue Gas mendapatkan laba 4.
b. Persaingan harga yang terjadi antara dua perusahaan tsb cukup ketat pada saat
masing-masing meluncurkan harga jual pada posisi harga yang sama artinya harga
premium atau harga rendah karena akan memberikan dampak laba yang tidak
jauh. Tetapi apabila salah satu perusahaan meluncurkan klas harga yang berbeda
akan mengakibatkan pada salah satu perusahaan mendapatkan laba yang cukup
signifikan.
c. Pada penetapan harga Premium, posisi EmGaz Corp menetapkan harga rendah
menjadi ancaman serius.
4. Price Discrimination
Fungsi dan tujuan dari kebijakan price-discrimination adalah penentuan harga yang
berbeda-beda untuk kualitas produk yang berbeda, pada waktu yang berbeda,
dalam pasar yang berbeda, ketika perbedaan harga ini tidak disebabkan oleh
perbedaan biaya. Tujuan utamanya mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi
Keuntungan yang lebih tinggi tersebut diperoleh dengan cara merebut surplus
konsumen.