Anda di halaman 1dari 10

membuat business plan sederhana

Edo on January 28th, 2008

Awal tahun lalu, saya dan beberapa teman-teman “bertapa” untuk menyusun business plan.
Honestly, ini bukan pertama kali saya sendiri menyusun business plan. Tapi terus terang, saya
lebih banyak melakukan eksplorasi berdasarkan keliaran dan kemerdekaan pemikiran saya, dan
relatif jarang didasari oleh dasar tertentu. Hal ini ternyata menyulitkan karena apa yang saya
pahami, saya lihat, belum tentu sama dengan apa yang dipahami orang lain. Untuk itu,
diperlukan “bahasa semesta” yang dimengerti oleh orang banyak. Oleh karena itu, beberapa
bulan sebelum yearly meeting di kantor, saya melakukan eksplorasi dokumentasi tentang
bagaimana menyusun business plan yang baik.

Saya ingin share disini. Kenapa?. Tidak jarang, dan mungkin relatif banyak, rekan-rekan yang
memulai business seperti saya melakukan hal yang sama : tidak melakukan perencanaan usaha
dengan matang. Mencoba untuk mengalir begitu saja. Padahal, ketika kita ingin mengembangkan
usaha, mencari investor, ingin melibatkan dunia perbankan untuk mendanai aktifitas bisnis kita,
maka semua akan berpulang pada business plan yang kita susun. Dan ditahap ini, sepertinya juga
yang saya alami, kita kesulitan untuk menjelaskan bahwa bisnis kita ini layak untuk didukung.

Penjelasan argumentatif sekalipun tidak cukup untuk memberikan kekuatan bahwa bisnis yang
kita jalani memiliki prospek yang cerah. Kadang, kita terlalu egois dengan keyakinan kita,
sementara kita kesulitan untuk membahasakan dengan “bahasa investor”, “bahasa perbankan”
ataupun “bahasa client”. Ini yang harus kita bangun sebelum semuanya terlambat.

Ada hukum dasar yang menurut saya harus kita sadari, suka atau tidak suka. Bicara bisnis maka
kita akan bicara tentang untung dan rugi. Dan ketika kita mencoba untuk “merayu” pihak lain
untuk terlibat dalam bisnis kita, maka kita harus mengacu pada konsepsi ini. Intinya, tidak ada
orang yang ingin terlibat dalam sebuah usaha yang tidak terukur, dan tidak mampu menjelaskan
keuntungan apa yang akan diperoleh.
Penyusunan business plan tentu saja bukan saja terkait tentang menghadirkan investor atau
mengundang dunia perbankan. Secara lebih mendasar, menyusun business plan justru
dibutuhkan dalam konteks internal. Agar kita benar-benar memiliki arah dalam menjalankan
usaha, terukur, terencana dengan baik. Business plan juga akan menjadi “controlling tools” bagi
kita, apakah dalam perjalanannya nanti, bisnis kita berada dalam koridor yang benar.

Terutama dalam business yang bersifat relatif baru, penuh dengan kreatifitas, business plan justru
semakin dibutuhkan. Kenapa? Karena ada pergeseran dalam memahami usaha itu sendiri.
Karena konsepsinya sendiri telah bergeser, paradigma usaha telah mengalami perubahan,
generasinya pun telah berubah. Celakanya, orang-orang yang memiliki uang/dana, para
pengambil kebijakan, secara umum berada dalam generasi yang berbeda dengan generasi kita
saat ini. Ini adalah tantangan bagi para enterpreneur muda, untuk meyakinkan pihak-pihak “beda
generasi” tersebut agar bisa melihat perspektif yang ingin kita sampaikan. Sesuatu yang mungkin
kurang terjamah dalam khasamah pemahaman mereka. Disinilah, sebuah business plan menjadi
sangat signifikan.
Dari eksplorasi yang saya lakukan atas bantuan Prof. Google, saya mengambil berapa poin
penting. Sangat banyak situs yang menjelaskan bagaimana membuat business plan, mulai dari
yang sederhana sampai yang complicated. Saya hanya mencoba untuk mengambil beberapa key
point nya saja, secara umum.
1. Roles of Business Plan

Secara umum, role of business plan adalah bagaimana “mengolah” technical input menjadi
economic output. Artinya, kita menterjemahkan potensi teknis kita (keahlian, produk etc)
menjadi keluaran ekonomi (proyeksi keuntungan, market, etc).
2. Structure of Business Plan

• Introduction : Adalah item yang berisikan deskripsi dokumen, Untuk siapa dokumen ini
dibuat, Kenapa orang harus membacanya, Siapa dan kapan dibuat, langkah-langkah yang
dilakukan, dll.

• Table of Content : Daftar isi dari dokumen yang kita buat

• Fact Sheet : Berisikan informasi data-data perusahaan : Nama perusahaan, Struktur legal,
Lokasi, Ukuran usaha, Nilai investasi, ROI (return of investment), Promoter, Auditor,etc

• Executive Summary : Penjelasan singkat tentang setiap langkah dari rencana dan profil
perusahaan dalam bentuk narasi : visi misi, tujuan, etc

• Business Concept : Berisikan konsep-konsep yang akan kita jalankan dalam usaha:
Unique Selling Proposition, Ide dasar, Nilai beda kita dengan pebisnis lain, oportunity
yang bisa didapat, kesesuaian dengan visi dan misi perusahaan dll

• Market Analysis : Penjelasan dan analisa mengenai situasi pasar : Pelanggan, pesaing,
proses distribusi, dan promosi

• Operation : Menjelaskan tentang proses produksi : Input, Proses, Output

• Financials : Menjelaskan tentang situasi keuangan perusahaan yang terdiri dari : Income
statement, Balance sheet, Cash flow, dan ratio

• Organization : Menjelaskan tentang organisasi perusahaan : Kepemilikan/komisaris,


Direksi, Staf-staf kunci. Dijelaskan pula posisi, tingkat pendidikan, pengalaman, success
story, potensi masa depan dan data-data lain yang sekiranya menguatkan

• Legal : menjelaskan aspek legal/hukum dari usaha yang dijalankan

3. Tips

Ada tips-tips sederhana yang perlu menjadi catatan dalam penyusunan business plan :

• Mudah dimengerti, 1 tujuan, tercapai dengan cepat


• Menggunakan sedikit kalimat, tidak hanya singkat tapi efisien
• Tujuan jelas, hanya menyampaikan fakta dan ide yang relevan
• Menarik, mudah dimengerti, menggunakan gambar dan grafik
• Kata-kata yang sederhana dan disususun dengan model “conversation” atau komunikasi
yang interaktif
• Membawa nuansa optimis dan positif
• Mengarahkan keputusan pembaca, menegaskan itikad baik kita, mendemonstrasikan
pengetahuan dan skill
• Hindari membuat statement yang tidak mendukung fakta
• Didukung data2 nyata,
• Obyektifitas dan sumber informasi yang berkualitas

Terkait penyusunan business plan diatas, saya sendiri masih harus memahami banyak hal,
terutama terkait faktor finansial. Kuliah singkat dengan bu enny beberapa waktu yang lalu sangat
membantu saya dalam memahami poin-poin diatas. Silahkan tanya ke pakarnya langsung tentang
item ini.

Bagaimana menurut anda? Tulisan ini jelas hanya hasil analisa dan eksplorasi sederhana saya
yang masih jauh dari kesempurnaan. Masukan dan diskusi tentu akan lebih memperkuat tulisan
ini dan bisa dimanfaatkan oleh banyak orang.
Beberapa referensi yang bisa dibaca :

http://www.odu.edu/bpa/boaectr/businessplan.htm
http://www.myownbusiness.org/s2/
http://www.sba.gov/smallbusinessplanner/plan/writeabusinessplan/SERV_WRRITINGBUSPLA
N.html
http://www.planware.org/businessplan.htm
http://www.investorbusinessplan.com/business-plan-format.html
http://www.businessplanarchive.org/
http://www.bplans.com/
http://www.soros.org/openaccess/oajguides/html/OAJGuideBPSuppl_Ed.1.htm
CONTOH SOAL EKONOMI MANAJERIAL, PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

PT.ABC adalah perusahaan industri manufaktur yang menghasilkan produk mainan anak, yang
dinotasikan sebagai produk A. Harga pasar dari produk A diketahui sebesar $20 per unit.
Pendugaan terhadap biaya kubik diperoleh hasil berikut: .
(TC diukur dalam US $ ribu sedangkan Q diukur dalam ribu unit). Tentukan:

a. Persamaan ATC (Average Total Cost)

b. TFC (Total Fixed Cost)

c. TVC (Total Variabel Cost)

d. AVC (Average Variabel Cost)

e. MC (Marginal Cost)

f. AVCmin

g. Apakah Perusahaan masih melakukan Produksi? (jika masih tentukan kuantitas yang
diproduksi supaya dapat memaksimumkan keuntungan)

h. TR (Total Revenue)

i. TC(Total Cost)

j. (Keuntungan)

JAWAB

Diketahui : , P (Price) = $20

a) ATC (Average Total Cost)

b) karena TC = TFC + TVC,

maka TFC (Total Fixed Cost) = 30 (bagian yang tidak ada variabel pada persamaan TC)

c) TVC (Total Variabel Cost)

(bagian yang ada variabel pada persamaan TC)


d) , maka

e) MC (Marginal Cost) adalah turunan (diferensial) pertama dari TC

f)AVCmin didapat
dengan cara menferensialkan AVC satu kali sama dengan nol untuk mendapatkan Q pada
keadaan AVCmin, kemudian harga Q dimasukan ke AVC maka didapat AVCmin.

maka

maka -3+ 0.5 Q = 0 maka Q = 6 (adalah Q pada keadaan AVCmin)

Maka, =20-18+9=11

g) Untuk mengetahui apakah masih bisa berproduksi atau harus menutup usaha harus diingat
syarat:

ATC =< P , Perusahaan mendapatkan untung, produksi tetap berjalan ,

AVC < P < ATC , Perusahaan masih bisa berproduksi walaupun rugi, namun besarnya
kerugian itu lebih kecil dibandingkan apabila perusahaan tidak berproduksi (tingkat kerugian
sebesar TFC) ,

P < AVC , maka perusahaan harus ditutup (berhenti berproduksi) karena jika dilanjutkan
kerugian lebih besar dari TFC

Karena AVCmin = 11 dan P = 20, maka, manajer memutuskan untuk berproduksi dalam jangka
pendek.

Dimana perusahaan tersebut harus berproduksi pada tingkat output tertentu dimana P = MC

Jika P = MC , maka , maka ,

maka 6 = 0.75 Q, maka Q = 8 (Ribu Unit) Dengan demikian agar perusahaan dapat
memaksimumkan keuntungan, pengendalian output harus dilakukan pada tingkat produksi
sebesar 8.000 unit

h) TR (Total Revenue)
TR = P x Q = ( 20 ).(8000) = $160.000

i) TC (Total Cost)

Maka TC = $126.000 (karena Q=8 dalam satuan ribu)

j) (Keuntungan) = TR – TC = $160.000 - $126.000 = $34.000

Dengan demikian pengendalian output yang memaksimumkan keuntungan adalah pada tingkat
output perusahaan sebesar 8.000 unit dengan keuntungan maksimum sebesar $34.000

Sumber: Vincent Gaspersz, EKONOMI MANAJERIAL, Gramedia Pustaka Utama 2008

Resume Ekonomi Manajerial


1. a. Ciri-ciri pasar oligopoli adalah :
*) Hanya ada beberapa perusahaan saja yang memproduksi barang-barang
manufaktur untuk keperluan masyarakat.
*) Produk yang dijual bersifat homogen atau variasi dari jenis merk yang sama.
*) Secara teknologi kedudukan oligopoli dapat juga timbul, jika sebuah industri atau
perusahaan memiliki tingkat teknologi yang lebih canggih dibandingkan dengan
perusahaan yang lain.
*) Oligopoli juga dapat ditimbulkan oleh adanya merger atau penyatuan antara
beberapa perusahaan besar sehingga mereka dapat memadukan modal, teknologi,
faktor produksi danpasar yang dapat lebih mereka kuasai.
*) Perusahaan yang tergabung dalam oligopoli lazimnya mempunyai saling
ketergantungan satu sarna lain.
*) Perusahaan oligopoli lazimnya saling bersaing bukan dalam harga tetapi lebih
pada persaingan dalam kampanye komoditi yang mereka jual melalui iklan,
promosi, atau melalui diferensiasi jenis barang yang mereka jual.

b. Diantara kontinum monopoli dan persaingan monopolistik, pasar oligopoli


merukan yang paling realistik karena :
Jika terdapat beberapa perusahaan yang menjadi pemegang monopoli maka
perusahaan-perusahaan ini berada dalam keadaan yang disebut oligopoli.

Suatu struktur pasar yang lebih mendekati kenyataan adalah bahwastruktur pasar
umumnya selalu berbentuk pasar oligopoli atau persaingan yang monopolistik.
Keadaan ini merupakan semacam bentuk campuran antara persaingan bebas yang
sarna sekali sempuma dengan monopoli yang sama sekali mumi. Bahkan dapat
dikatakan bahwa 80 % kehidupan nyata dalam perilaku ekonomi masyarakat
sepenuhnya berada dalam naungan dan kondisikondisi pasar yang bersifat
oligopolistik atau persaingan monopolistik.
c. Contoh Industri di Indonesia yang mendekati kriteria-kriteria pasar oligopoli, yaitu
:
Di Indonesia pasar oligopoli dapat dengan mudah kita jumpai, misalnya pada pasar
semen, pasar layanan operator selular, pasar otomotif serta pasar yang bergerak
dalam industri berat.

2. Indeks Herfindahl (H)

a. HHI = 10000 X ((18/100)^2 + (14/100)^2 + (12/100)^2 + (11/100)^2 +


(7/100)^2) = 10000 x 0.0834 = 834
b. HHI = 10000 X ((10/100)^2 + (10/100)^2) = 10000 x 0.02 = 200
c. HHI = 10000 X ((4/100)^2) X 25 = 10000 X 0.04 = 400

Semakin tinggi Indeks Herfindahl (H), semakin besar tingkat konsentrasi dalam
industri. Nilai H tertinggi adalah 1000 karena 1002 (misalnya ada satu perusahaan
dalam industri yang menguasai pasar 100%).
Indeks Herfindahl memberikan bobot yang lebih besar kepada perusahaan yang
memiliki pangsa pasar yang besar di banding dengan perusahaan dan memiliki
pangsa pasar kecil. Semakin besar bobotnya maka semakin terkonsentrasi lah
perusahaan tersebut.

3. Matriks Trade-off untuk pentuan harga kit modifikasi BBG

Blue Gas Indonesia

Harga Premium Harga Rendah

EmGaz Corp Harga Premium (7,8) (3,12)

Harga Rendah (11,4) (9,6)

a. Sebagai manajer EmGaz Corp mengharapkan agar Blue Gas Indonesia menjual
harga premium untuk produknya karena dengan itu EmGaz Corp akan menjual
produknya dengan harga rendah yang dapat memberikan kontribusi laba sebesar
11 dan Blue Gas mendapatkan laba 4.

b. Persaingan harga yang terjadi antara dua perusahaan tsb cukup ketat pada saat
masing-masing meluncurkan harga jual pada posisi harga yang sama artinya harga
premium atau harga rendah karena akan memberikan dampak laba yang tidak
jauh. Tetapi apabila salah satu perusahaan meluncurkan klas harga yang berbeda
akan mengakibatkan pada salah satu perusahaan mendapatkan laba yang cukup
signifikan.
c. Pada penetapan harga Premium, posisi EmGaz Corp menetapkan harga rendah
menjadi ancaman serius.

4. Price Discrimination
Fungsi dan tujuan dari kebijakan price-discrimination adalah penentuan harga yang
berbeda-beda untuk kualitas produk yang berbeda, pada waktu yang berbeda,
dalam pasar yang berbeda, ketika perbedaan harga ini tidak disebabkan oleh
perbedaan biaya. Tujuan utamanya mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi
Keuntungan yang lebih tinggi tersebut diperoleh dengan cara merebut surplus
konsumen.

Diskriminasi harga derajat pertama (First-degree Price Discrimination), mengacu


pada penjualan tiap unit secara terpisah dan pengenaan harga yang setinggi
mungkin contoh penjualan perhiasan berlian. Disebut juga perfect / full PD karena
berhasil mengambil surplus konsumen paling besar Syarat utama, perusahaan
harus mengetahui reservation price masing-masing konsumen.

Diskriminasi harga derajat kedua (Secound-degree Price Discrimination), mengacu


pada pengenaan harga yang sama per unit untuk jumlah atau sekumpulan produk
tertentu contoh produk GSM. Kebijakan ini dapat meningkatkan kesejahteraan
konsumen karena jumlah output bertambah dan harga jual semakin murah.

5. Surplus konsumen & Willingness To Pay


a. Willingness To Pay (WTP) adalah jumlah maksimum yang mau dibayar oleh
konsumen untuk memperoleh suatu barang atau kesediaan konsumen untuk
mengeluarkan imbalan atas jasa yang diperolehnya. Pendekatan yang digunakan
dalam analisis WTP didasarkan pada persepsi pengguna terhadap tarif dari jasa
pelayanan tersebut.

b. Surplus konsumen adalah selisih harga tertinggi yang bersedia dibayar


konsumen dengan harga yang benar-benar dibayar oleh konsumen. (Surplus
Konsumen = nilai barang bagi pembeli - harga yang dibayarkan pembeli).Surplus
konsumen juga dapat dikatakan sebagai kelebihan atau perbedaan antara
kepuasan total atau total utility (yang dinilai dengan uang) yang dinikmati
konsumen dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu dengan pengorbanan
totalnya (yang dinilai dengan uang) untuk memperoleh atau mengkonsumsikan
jumlah barang tersebut. Pada hakekatnya berarti juga perbedaan diantara
kepuasan yang diperoleh seseorang didalam mengkonsumsi sejumlah barang
dengan pembayaran yang harus dibuat untuk memperoleh barang tersebut.

c. Grafik Permintaan dari Tabel Rekapitulasi dan Kurva Permintaan:


No. Harga Pembeli Jumlah Permintaan

1 Lebih dari $125 Tidak Ada 0

2 $100 - $125 Dani 2

3 $95 - $100 Dani, Maia 4

4 $75 - $95 Dani, Maia, Al 6

5 $55 - $75 Dani, Maia, Al, El 8

6 Kurang dari $55 Dani, Maia, Al, El, Dul 10

d. Jumlah surplus konsumen:

Surplus Konsumen Apabila


No Pemb Kesediaan Jumlah Surplus
Tingkat Harga yang Ditetapkan
. eli Membayar Konsumen
$55

1 Dani $125 $70 $70

2 Maia $100 $45 $115

3 Al $95 $40 $155

4 El $75 $20 $175

5 Dul $55 $0 $175

Anda mungkin juga menyukai