Yogyakarta. Lahir pada tanggal 11 November 1785 di Yogyakarta dari seorang garwa
ampeyan (selir) bernama R.A. Mangkarawati, yaitu seorang garwa ampeyan (istri
non permaisuri) yang berasal dari Pacitan. Pangeran Diponegoro bernama kecil
Raden Mas Mustahar,[rujukan?] lalu diubah namanya oleh Hamengkubuwono II
tahun 1805 menjadi Bendoro Raden Mas Antawirya.
Cut Nyak Dhien adalah ikon perempuan pejuang dari Aceh. Lahir di
Lampadang, 1848, putri Teuku Nanta Setia, seorang hulubalang VI Mukim,
yang masih keturunan Mahmud Sati, perantau dari Sumatera Barat.
Kapitan Pattimura yang bernama asli Thomas Matulessy, ini lahir di Negeri
Haria, Saparua, Maluku tahun 1783. Perlawanannya terhadap penjajahan
Belanda pada tahun 1817 sempat merebut benteng Belanda di Saparua
selama tiga bulan setelah sebelumnya melumpuhkan semua tentara Belanda
di benteng tersebut. Namun beliau akhirnya tertangkap. Pengadilan kolonial
Belanda menjatuhkan hukuman gantung padanya.
Masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar.
Semasa SD hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said
Tokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di
HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah menggembleng
jiwa nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, pindah ke Bandung dan melanjut
ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi
ITB). Ia berhasil meraih gelar "Ir" pada 25 Mei 1926.