Ikamarsta-Dari Djogja Untuk Manggarai Timur
Ikamarsta-Dari Djogja Untuk Manggarai Timur
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
Kiranaya rahmat dan berkat Tuhan yang Maha Kuasa akan selalu
menaungi perjalanan hidup bapak berdua, khususnya dalam mengemban
amanah dari seluruh masyarakat Manggarai Timur. Semoga
kepemimpinan bapak berdua mampu membawa perubahan demi
terciptanya kehidupan masyarakat Manggarai Timur yang adil, makmur
dan sejahtera.
Tabe dami,
A. Pengantar
Yogyakarta merupakan sebuah propinsi yang memiliki banyak prestasi dengan sederet
ikon yang berdiri di balakang namanya. Yogyakarta adalah kota budaya, kota pendidikan,
kota pelajar, kota pariwisata, kota perjuangan, kota gudeg, kota sepeda, kota reformasi,
dan Indonesia kecil. Ikon-ikon inilah yang menjadikan kota Yogyakarta memiliki daya
tarik tersendiri. Oleh sebab itu, banyak generasi muda dari berbagai propinsi dan daerah
datang ke kota ini dengan berbagai alasan. Tentu saja, alasan yang paling dominan adalah
untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Untuk alasan itu pula, generasi muda
Manggarai khususnya Manggarai Timur datang ke kota ini.
Generasi muda Manggarai Timur yang kemudian disebut mahasiswa Manggarai Timur
disela-sela kesibukan kuliah membentuk organisasi yang bersifat kekeluargaan. Dengan
semangat kekeluargaan pula dibentuklah Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur
Seluruh Yogyakarta (Ikamarsta) pada tahun 2007. Ikamarsta mengayomi mahasiswa
Manggarai Timur dan orang tua yang berasal dari Manggarai Timur. Ikamarsta
dibentuk bukan saja sekadar sebagai wadah nostalgia tetapi sebagai organisasi yang
visioner. Organisasi ini memiliki visi yaitu membangun kesadaran kritis dan solidaritas
dalam semangat persaudaraan. Harapannya adalah masyarakat Manggarai Timur
Yogyakarta memiliki kesadaran, sikap dan perilaku berbasis budaya Manggarai. Jargonya
adalah kudut neka hemong kuni agu kalo.
1
Paul Goodman, Compulsary Mis-Education and The Community Of Schoolars, Vintage Books, New York,
1964, hal. 59
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
berhenti di situ, mereka juga harus berbuat yang bernilai untuk “growing up into a
worthwhile world”. Dalam kaitan dengan itu, Anak-anak Ikamarsta memiliki peranan dan
bertanggung jawab dalam rangka membuat dunia lebih baik khususnya Manggarai
Timur. Oleh sebab itu, Ikamarsta harus turut berperan serta aktif dalam membantu
membangun masyatakat Manggarai Timur yang sejahtera dan berkeadilan.
Kabupaten Manggarai Timur merupakan sebuah kabupaten baru yang disahkan oleh
DRP RI pada 17 Juli 2007 sebagai hasil pemekaran dari kabupaten Manggarai menurut
amanat undang-undang Dasar 1945 yang telah diamandemen, pasal 18 dan Undang-
Undang Otonomi Daerah nomor 32 ahun 2004, pasal 4. Kabupaten ini memiliki enam
kecamantan (Poco Ranaka, Borong, Kota Komba, Lambaleda, Elar Dan Sambi Rampas),
luas wilayah 2. 643,41 km persegi dan jumlah penduduk ± 232.020 jiwa2.
Selain telah dibaptis sebagai kabupaten baru, kabupaten Manggarai Timur memiliki
predikat daerah otonomi yang luas. Menurut Sabaruddin, penekanan defenisi daerah
otonomi adalah lebih berorientasi kepada masyarakat, kewenangan daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyatakat setempat menurut prakarsa sendiri3.
Dan pada dasarnya, pemekaran kabupaten bertujuan untuk mendapatkan keadilan dan
pemerataan dengan cara meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mempercepat ekonomi
pembangunan, mempercepat proses demokrasi, meningkatkan pelayanan publik dan pada
waktu yang bersamaan dengan membawa pemda yang baru untuk lebih dekat dengan
rakyat. Dari sisi politik, tujuan pemekaran adalah untuk mengakhiri sistem sentralisasi
serta mempercepat tuntutan proses demokratisasi melalui sistem desentralisasi4. Di sisi
lain, pemekaran merupakan upaya pemerintah pusat untuk mencegah tindakan
separatisme sebagai akibat ketimpangan pendapatan daerah dan pudarnya semangat
nasionalisme. Dari sisi ekonomi, pemekaran bertujuan, pertama, meningkatkan laju
pertumbuhan ekonomi daerah yakni meningkatnya lapangan kerja dan kesejahteraan
rakyat. Kedua, adanya desentralisasi fiskal diharapkan dapat mengatasi masalah
ketidakefisienan pemerintah yang diukur dari besaran dari biaya transaksi,
2
Wiipedia (2008) , Manggarai Timur, wikipedia online, 02 Januari. Available from:
http://id.wikipedia.org/wiki/manggarai_timur
3
Shulton Shajril Sabaruddin, Otonomi Daerah: Moratorium Pemekaran Pemerintah Daerah, hal.3
4 Desentralisasi adalah penciptaan badan yang terpisah oleh aturan hukum dari pemerintah pusat, dimana
pemerintah daerah diberi kekuasaan untuk mengelola sumber daya daerah dan membuat keputusan persoalan
publik.
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
ketidakstabilan makro ekonomi yang diukur dari tingkat inflasi dan pengangguran
daerah, serta kelambanan pertumbuhan ekonomi yang diukur dari PDRB. Ketiga, dengan
pemekaran ini diharapkan dapat menurunkan level pelayanan masyarakat ke tingkat
wilayah administrasi paling bawah sehingga dapat mengelola pembangunan daerah
menjadi lebih cepat dan akurat. Dan keempat, dengan otonomi daerah ini diharapkan
anggaran daerah dapat mengalir menuju sektor atau masyarakat dengan tepat sasaran
sehingga dapat mencapai kegiatan pembangunan daerah yang merata dan tepat di
masing-masing daerah.
Untuk mewujudkan itu, dibutuhkan pemerintah yang pro rakyat. Pemerintahan yang pro
rakyat adalah pemerintah yang tidak mempermainkan kepentingan rakyat demi untuk
memperoleh imbalan materi tertentu. Filsuf Michael Foucault menyatir pemerintah
sebagai alat utama kekuasaan politik bahwa tujuan pemerintah bukanlah aksi memeritah
itu sendiri, melainkan kesejahteraan, perbaikan kondisi, peningkatan kesejahteraan, umur
panjang dan kesehatan bagi masyarakat. Dalam pandangan Marzuki, hal ini disebut
disebut sebagai “politik untuk mensejahterakan rakyat”5. Bagi Marzuki, untuk
mewujudkan kesejahteraan itu, mula-mula pemerintah harus mampu dan mau
memciptakan sistem yang fair dan adil. Sistem ini selalu melihat dan melayani
kepentingan rakyat banyak di atas kepentingan suku atau golongan.
Sebelum menjabat sebagai bupati dan wakil bupati defenitif Manggarai Timur, Drs.
Yoseph Tote, M.Si dan Andreas Agas, Sh.M.Hum dalam kampanyenya mencanangkan
program-program yang berprioritas pada masalah komonditi hasil pertanian (cengkeh,
kopi,vanili, kemiri dan kakao) kesehatan, pendidikan serta iklim pelayanan pemerintah
terhadap masyarakat yang mengutamakan asas transparansi serta bertanggung jawab
penuh pada rakyat sebagai salah satu bagian dari rakyat yang harus ke kembali kepada
rakyat6. Sebagai warga Manggarai Timur di perantauan, Ikamarsta menilai program ini
cukup fair dan adil kepada rakyat. Dikatakan demikian, sebab faktor unggulan Manggarai
Timur adalah sektor pertanian dan perkebunan. Mayoritas masyarakat Manggarai Timur
adalah petani. Dan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerintah harus
5
HM. Nasruddin Anshoriy Ch, Demasifikasi Pemerintahan Perspektif Marzuki Usman, Jendela, Yogyakarta,
2004, hal. 221-222.
6
Wahyudin, YOGA: Optimis Bangun Manggarai Timur, Hak Suara Milik Rakyat, 11 November 2008.
available from http://www.haksuara.com
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
Dari perantauan, Ikamarsta sebagai bagian dari elemen masyarakat Manggarai Timur
bertekad untuk membantu mewujudkan masyarakat Manggarai Timur yang sejahtera
dan berkeadilan. Ikamarsta pun siap untuk bersinergi dengan elemen manapun guna
terwujudkan cita-cita bersama tersebut. Dan sebagai generasi muda Manggarai Timur,
kami mewujudkan cita-cita bersama itu dengan menyiapkan diri sebagai generasi yang
berkualitas; berpikir kritis, kreatif dan memiliki skill. Sejak terbentuknya Ikamarsta
sebagai organisasi telah melaksanakan kegitan yang konstruktif. Pada tanggal 20 dan 21
Oktober 2007, Ikamarsta menyelenggarakan Diskusi Bersama dan Pentas Budaya Tarian
Caci Manggarai dalam rangka menyambut pembentukan Kabupaten Manggarai Timur.
Diskusi Bersama dengan tema besar “Jogja Untuk Manggarai Timur” dibawakan oleh
lima panelis yaitu Drs. Fredy Pantas, M.Sc, Dr. Nicolaus Got, Ben Senang Galus,
Gregorius Sadhan, dan Rm. Feri Warman,Pr. Diskusi ini bertujuan untuk memberi ruang
discourse untuk melihat potensi dan tantangan Manggarai Timur setelah terbentuk
sebagai sebuah kabupaten yang otonom. Sementara Pentas Budaya Tarian caci
Manggarai yang menghadir keluarga Manggarai Solo sebagai meka landang dan dibuka
secara resmi oleh Bapak Wali kota Yogyakarta disambut antusias oleh seluruh
masyarakat Manggarai Yogyakarta dan Solo serta masyarakat Yogyakarta setempat
Pentas Budaya Tarian Caci dirayakan sebagai pesta bersama menyambut kelahiran
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
kabupaten baru Manggarai Timur. Semua kegiatan tersebut berjalan sukses dan aman
dibawah koordinasi Ketua Panitia Alfred Yohanes Tuname dan Ketua Ikamarsta periode
2007/2008 Mardilianus Arus. Sebagai sumbangsih kami terhadap kabupaten tercinta
Manggarai Timur, kami lampirkan hasil-hasil Diskusi Bersama dan Pentas Budaya
Tarian Caci Manggarai berupa naskah dan video live (VCD).
Setelah masa dormansinya yang cukup panjang, Ikamarsta memulai kegiatannya dengan
pemilihan ketuanya yang baru untuk periode 2008/2009 pada bulan Oktober 2008. Ada
pun ketua terpilih adalah enu Maria S. Irene. Kemudian diikuti dengan ziarah bersama
keluarga Ikamarsta di Gua Maria Sri Ningsih, Klaten pada tanggal 14 Februari 2009.
Dan pada tanggal 26-29 Maret 2009, Ikamarsta menyelenggarakan Turnamen Bola Voli
Putri dalam rangka menigkatkan persaudaraan enu-enu Manggarai di Yogyakarta.
Turnamen ini merupakan turnamen bola voli putri pertama untuk orang Manggarai di
Yogyakarta.
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
A. Pengantar
Tanggal 17 Juli 2007 lalu, merupakan momentum bersejarah bagi masyarakat Manggarai
Timur. Pemerintah bersama dengan DPR-RI mengesahkan Manggarai Timur sebagai
calon Kabupaten baru—terlepas dari induknya—Kabupaten Manggarai. Keputusan
pemerintah tersebut merupakan sebuah langkah progress, mengingat pengesahan
Kabupaten Manggari Timur sebagai salah satu Daerah Kabupaten di Indonesia—telah
menghadapi proses dan perjuangan politik yang cukup panjang. Perjuangan ini, walaupun
tidak seberat dalam memperjuangkan pemekaran Kabupaten Manggarai Barat, tetapi
tetap penting untuk mendapatkan apresiasi dan respons publik. Apresiasi dan respons
publik, perlu diletakan dalam pertanyaan besar—apa yang harus dilakukan multipihak
setelah perjuangan pemekaran tersebut terpenuhi dan diberikan oleh pemerintah pusat?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut tidaklah mudah. Data yang dikeluarkan oleh
KPPOD, LP3ES dan Kompas tahun 2007 menunjukkan bahwa umumnya daerah
pemekaran baru menghadapi beberapa persoalan mendasar; pembangunan ekonomi yang
tidak terarah—tidak jelas, pendidikan dan kesehatan masyarakat yang kurang terurus,
birokrasi yang korup, suprastruktur dan infrastruktur politik yang lemah—tidak berdaya
(DPRD, Partai Politik dan KPUD), kesadaran politik masyarakat yang rendah, budaya
politik masyarakat yang rendah (cendrung menghadirkan konflik dan pertikaian pasca
pemekaran), munculnya kandidat kepala daerah yang miskin program—tidak memiliki
visi dan misi yang jelas, kapabilitas, kompetensi dan keterampilan politik masyarakat
yang rendah, tradisi dan kultur politik yang kurang santun dan tidak demokratis (saling
menjegal) dan sebagainya. Atas semua persoalan tersebut, maka penting sekali untuk
melakukan pemberdayaan politik atau political empowerment.
Data yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Satistik (BPS) dan Bappenas tahun 2005 dan
2007 dan Kompas tahun 2007 menunjukkan bahwa Kabupaten Manggarai relatif
menglami sejumlah persoalan dalam hal; kemiskinan dan busung lapar, layanan publik
yang kurang baik (Sekolah Rusak, Rumah Sakit Rusak, Puskesmas Rusak dan
sebagainya), investasi dan pembangunan ekonomi yang tidak terarah dan tidak jelas;
tatanan pemerintahan yang kurang baik dan tidak demokratis (terjadi inequality), terjadi
penyelewengan dan penyalagunaan kekuasaan (KKN masih ada), public goods yang sulit
terpenuhi (air bersih, listrik, jalan beraspal), akses dan partisipasi masyarakat yang
rendah dalam kebijakan pemerintah, birokrasi yang arogan (masih menunggu instruksi),
suprastruktur dan infrastruktur politik yang lemah (DPRD 4d dan 5d, parpol sentral
korupsi, birokrasi yang kumpulan anak, menantu, ipar, istri) dan sebagainya.
Berdasarkan data resmi Bappenas 2005, ada sekitar 58,72% masyarakat di Kabupaten
Manggarai yang hidup di bawah garis kemiskinan (NTT 16,66%, nasional 16,66%) dari
total penduduk Manggarai yang mencapai 482.339 jiwa (data terakhir versi Kompas 2007
sudah mencapai 603.000 jiwa).
Penduduk miskin tersebar di 12 kecamatan, 27 kelurahan dan 227 desa yang ada di
Kabupaten Manggarai. Jika dibuat skala 1-6 dengan ketentuan 1-2 kemiskinan rendah, 3-
4 kemiskinan sedang dan 5-6 kemiskinan tinggi atau sangat miskin, maka proporsi
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
penduduk kabupaten Manggarai yang sangat miskin ada di Kecamatan Satarmese (7501-
7503), kemiskinan sedang Mborong, Ruteng, Cibal, Elar, Lambaleda dan Reo (3001-7500)
dan kemiskinan rendah ada di Kecamatan Waerii, Sambi Rampas dan Kota Komba (1575-
4500) jiwa penduduk.
Data yang lain juga menunjukkan bahwa terdapat akses yang terbatas untuk memperoleh
dan melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi di Kabupaten
Manggarai, akses dan kesempatan perempuan yang terbatas mulai dari sekolah dasar,
akses dan partisipasi perempuan yang terbatas di DPRD, dan persentase masyarakat yang
menderita berbagai penyakit yang masih tinggi.
Untuk Persentase partisipasi di SMP, Kabupaten Manggarai baru mencapai 51,3% (NTT
38,7%, Nasional 71,8%), Partisipasi Perempuan di SD hanya mencapai 45,1% (NTT
44,4%, nasional 48%), Persentase Partisipasi perempuan di SMP di Kabupaten Manggarai
baru mencapai 39,63% (NTT 45,82%, Nasional 49,6%), Persentase Partisipasi Perempuan
di DPRD hanya mencapai 6,7% di bawah kuota 30% (NTT 10,4%, Nasional 11,0%),
Persentase kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan mencapai 36,66% (NTT 46,11%,
Nasional 70,9%), Angka kematian ibu melahirkan 553 orang per tahun (NTT 330,
Nasional 307), dan persentase masyarakat di Kabupaten Manggarai yang meninggal
karena penyakit Malaria mencapai 63,96% (NTT 26,1%, Nasional 13,4%).
Dari total APBD kabupaten Manggarai yang mencapai 400 milyar rupiah per tahun,
(APBD 2006) menunjukkan bahwa komitmen terhadap pemberdayaan politik masih
sangat lemah. Hal ini ditunjukkan dengan alokasi penggunaan anggaran yang masih
diprioritaskan untuk hal-hal yang kurang berhubungan langsung dengan peningkatan
kualitas hidup dan kapasitas masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Dari format penggunaan anggaran APBD Kabupaten Manggarai tahun 2007 terlihat
sekali bahwa untuk belanja pegawai, oprasional pegawai dan pengadaan fasilitas birokrasi
hampir mencapai 39%, pendidikan 30%, pekerjaan umum 22%, kesehatan 7% dan
pertanian 2%. Untuk jelasnya lihat grafik berikut.
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
Berdasarkan data yang diterbitkan oleh LP3Es dan Kompas tahun 2006, angka partisipasi
masyarakat dalam kebijakan publik di Kabupaten Manggarai baru mencapai 30%. Ini
cukup jauh dengan komposisi partisipasi masyarakat dalam kebijakan publik secara
nasional yang sudah mencapai 70%. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam kebijakan
publik, menurut saya lebih banyak disebabkan oleh bekerjanya state corporatism dalam
penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Manggarai yang ditandai oleh; (1) dominasi
birokrasi dalam pengambilan kebijakan; (2) massa sengaja disingkirkan dari arena
kebijakan publik—untuk menghindari kritikan dan perlawanan masyarakat terhadap
bekerjanya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dalam pemerintahan; (3) kelas menengah
dan pengusaha lokal yang lebih banyak tergantung pada koneksi politik dengan birokrasi
lokal.
Dengan demikian arena utama pemberdayaan politik sebenarnya mengarah pada; (1)
aspek pendidikan untuk meningkatkan keterampilan dan daya literasi masyarakat
terhadap sistem politik;(2) ekonomi untuk memberikan jaminan hidup dan kesejahteraan
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
bagi masyarakat; (3) arena politik untuk mewujudkan sistem politik yang demokratis.
Huntington percaya bahwa pendidikan merupakan instrumen utama untuk melahirkan
masyarakat yang santun, kritis dan demokratis. Sementara arena ekonomi dipandang
Barington Moore sebagai tonggak dasar pertumbuhan borjuasi—pengusaha lokal yang
menjadi basis dari demokrasi modern. Barington Moore mengatakan ”no bourgeois no
democracy”. Demokrasi hanya bisa tumbuh di atas borjuasi (pengusaha) dan kelas
menengah yang kuat. Tanpa itu, demokrasi akan menjadi berantakan, penuh konflik dan
tidak terarah.
Sejalan dengan kebijakan pemekaran Kabupaten Manggarai Timur, maka dalam waktu
dekat, Kabupaten Manggarai Timur akan mengalami; Pertama, pembangunan politik
yang menyertakan rasionalisasi, diferensiasi dan partisipasi masyarakat dalam sistem
politik. Rasionalisasi dilakukan dengan cara mutasi dan rekrutmen PNS untuk
ditempatkan di Kabupaten Manggarai Timur. Rasionalisasi ini, tentu saja dilakukan
berdasarkan kebutuhan di Kabupaten Manggarai Timur. Akan banyak sekali lowongan
dan ketersediaan kesempatan kerja dalam birokrasi pemerintah. Rasionalisasi tersebut
menuntut diferensiasi dan spesialisasi tugas dan fungsi yang lebih rasional. Di sisi lain,
terbuka lebar arena partisipasi masyarakat yang lebih luas dalam proses politik. Kedua,
akan muncul tuntutan dan kebutuhan untuk menerapkan prinsip good governance dalam
penyelenggaraan pemerintaha—sebagai konsekuensi dari pemekaran yang menuntut
kualitas layanan publik, pemenuhan kesejahteraan rakyat dan penyediaan public goods
yang lebih berkualitas. Ketiga, munculnya institusi-institusi politik baru semisal KPUD,
partai politik, DPRD dan birokrasi yang memainkan peran sentral dalam kontestasi
politik—ini menuntut adanya kapasitas, keterampilan dan sikap politik yang lebih
rasional. Keempat, tuntutan untuk memperkuat tatanan pemerintahan yang demokratis—
dimana keterlibatan perempuan dan kaum miskin dalam pengambilan kebijakan sangat
diperhitungkan.
sekolah rusak, air bersih tidak tersedia, listrik yang tidak ada), dan layanan publik yang
kurang prima.
Kedua, tersingkirnya masyarakat secara sistematis dalam proses politik dan kebijakan
publik—Ini mengakibatkan tidak hadirnya kontrol dan pengawasan masyarakat atas
kinerja pemerintah. Kita menyaksikan bahwa kinerja pemerintah Kabupaten Manggarai
sangat lemah dalam menyediakan public goods dan dalam memberikan layanan publik
yang berkualitas bagi masyarakat. Dimana-mana masyarakat Manggarai kesulitan akses
ke kota—karena kurang tersedianya jalan raya yang beraspal, kurangnya air bersih, tidak
tersedianya listrik, rumah sakit yang tidak terjangkau dan sekolah-sekolah dasar yang
mirip “kandang ayam”. Fenomena tersbut—tidak masuk akal jika disebabkan oleh
keterbatasan APBD—selain disebabkan oleh penyalagunaan APBD akibat lemahnya
kontrol dan pengawasan masyarakat.
Ketiga, lembaga-lembaga politik lain di luar birokrasi seperti partai politik dan DPRD,
sengaja diperlemah dan direpotkan oleh pertentangan internal untuk memudahkan
mobilisasi sumber daya yang dibutuhkan birokrasi. Usaha untuk melemahkan DPRD dan
partai politik dilakukan dengan cara membagi-bagi hasil korupsi APBD yang dilakukan
secara bersama dengan pemerintah, memberikan kesempatan kepada anggota DPRD
untuk melakukan studi banding dan bahkan menyediakan arena 3B (bar, bir, bor) bagi
anggota DPRD dan partai politik. Dalam kasus studi banding yang dilakukan oleh
anggota DPRD pada waktu yang lalu ke Yogyakarta—ada kesan yang kuat bahwa studi
banding itu dilakukan untuk menyediakan fasilitas 3B kepada anggota DPRD—sebagai
upah dari kritikan dan penolakan atas hasil pilkada.
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
Menghadapi sejumlah persoalan tersebut, maka agenda pembedayaan politik yang perlu
dilakukan di Kabupaten Manggarai Timur adalah; (1) membuka akses dan partisipasi
masyarakat yang lebih luas dalam bidang pendidikan—supaya tidak mudah dimanipulasi
dan dimobilisasi oleh kekuatan birokrasi dalam politik—pada level kultural model ini
akan menghancurkan indoktrinasi yang ditanamkan kaum birokrat di Kabupaten
Manggarai yang menganggap bahwa PNS sebagai posisi yang paling strategis dan
terpandang dalam masyarakat—padahal nyata bahwa di Kabupaten Manggarai—menjadi
PNS berpeluang untuk mengeksploitasi dan membodohi masyarakat untuk kepentingan
terselubung—kekuasaan dalam pemerintahan; (2) mendorong dan meningkatkan
kapasitas masyarakat untuk berwirausaha—ini untuk mendidik masyarakat agar tidak
tergantung pada pemerintah—pada level kutural ini bisa menghancurkan budaya rent
seekers atau kapitalis komprador yang melakukan kegiatan ekonomi karena adanya
koneksi dengan pejabat pemerintah; (3) memperkuat kapasitas masyarakat untuk
berpartisipasi dan mengambil bagian dalam sistem politik—mendorong sebanyak
mungkin masyarakat yang cerdas dan kritis agar mau menjadi anggota DPRD, Partai
Politik dan KPUD—ini untuk meningkatkan peranserta masyarakat lokal dalam proses
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
politik—pada level kultural hal ini bisa berpengaruh terhadap hancurnya budaya politik
parokial dan subjektif yang masih kuat berakar dalam masyarakat Manggarai Timur—
penguatan kapasitas masyarakat dilakukan dengan cara mendidik dan melatih masyarakat
untuk tahu dan mengerti tentang cara kerja pemerintah, partai politik, DPRD, KPUD
dan terutama dalam membuat regulasi dan kebijakan publik yang berhubungan dengan
masyarakat; (4) memperkuat kapasitas masyarakat dalam mengontrol dan mengawasi
pemerintah daerah—ini untuk memperkecil dan meminimalkan penyalagunaan
kekuasaan—secara kultural untuk menciptakan clean and good government; (5)
meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam membuat regulasi, mendistribusikan
berbagai sumber daya, menyediakan public goods, menata dan mengelola pemerintahan
dengan baik, mampu merespons persoalan-persoalan masyarakat dan bertanggunghawab;
(6) memperkuat kapasitas DPRD dalam membuat regulasi, mengendalikan anggaran
pemerintah, mengawasi kinerja pemerintah daerah dan dalam mengadvokasi persoalan-
persoalan masyarakat; (7) memperkuat kapasitas NGO dan pengusaha-pengusaha lokal
untuk mengambil bagin sentral dalam pengelolaan pemerintahan; (8) mendidik
masyarakat, pemerintah, DPRD, KPUD dan pengusaha lokal agar menjadi patner
multipihak dalam membangun dan menjalankan pemerintahan daerah; (9) memperkuat
akses masyarakat terhadap pelayanan publik dan menjamin hak-hak ekonomi, politik dan
sosial mereka bisa terpenuhi oleh pemerintah secara layak; (10) memperkuat kapasitas
perempuan dan kaum miskin agar memperoleh prioritas dalam kebijakan ekonomi dan
politik; (11) menggalakkan komitmen dan kerjsama multipihak untuk menciptakan
pemerintahan yang bersih, bebas dari KKN dan bertanggungjawab dalam memenuhi hak-
hak dasar masyarakat.
Dengan serangkaian agenda tersebut, apabila dilakukan dengan serius, disertai dengan
komitmen yang tulus—maka harapan pemekaran Manggarai Timur menjadi kabupaten
yang makmur, adil dengan pemerintahan yang bersih—cepat atau lambat akan
terwujud.***
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
A. Pengantar
Tulisan ini bukanlah sebuah laporan histories kuantitatif. Penulis tidak membuat sebuah
penelusuran sejarah tentang sepak terjang karya Gereja Keuskupan Ruteng di kabupaten
Manggarai Timur. Tidak berbicara tentang waktu, kapan persisnya Gereja Keuskupan
Ruteng mulai menjalankan peran edukatif praktisnya. Penulis juga tidak banyak
mengedepankan tentang angka-angka seberapa besar kuantitas peran Gereja Keuskupan
Ruteng, dan seberapa jauh krisis kualitas sumber daya manusia di Manggarai Timur
sebagai tempat karya keberpihakan Gereja dalam peningkatan mutu pendidikan. Tulisan
ini tidak lebih dari sebuah deskripsi tentang situasi konkrit pendidikan di Manggarai
Timur dan arah gerak keprihatinan dan karya gereja bagi pemberdayaan SDM di
Manggarai Timur, yang secara khusus diaktualisasikan dalam kegiatan penyelenggaraan
pendidikan.
dalam proses pendidikan di sana, tetapi masih masih memiliki hati untuk berprihatin dan
mencoba menyumbangkan pikiran positif bagi pendidikan di sana. Dalam konteks inilah,
saya berbicara, menyampaikan sumbangan pikiran dan mengajak peserta diskusi untuk
menelaah lebih jauh tentang persoalan pendidikan di Manggarai Timur kemudiaan
merekomendasikan pikiran-pikiran kritis, inovatif dan konstruktif bagi pembangunan
pendidikan di Kabupaten Manggarai Timur.
Dalam tulisan ini, saya tidak memaparkan teori-teori tentang pendidikan dan
pemberdayaan masyarakat. Saya berbicara tentang hal praktis, bagaimana pendidikan itu
berjalan dan bagaimana alur pemberdayaan masyarakat berproses dalam realitas
pendidikan di Manggarai Timur. Sumbangan pemikiran kritis konstruktif kita dalam
diskusi nanti tentunya menjadi basis teoretis penyelenggaraan pendidikan kita ke depan.
Tentu ini bertumpu pada apa yang telah kita baca dari literature-literatur, diskusikan dan
renungkan dalam diskusi ini. Inilah yang nantinya menjadi rekomendasi kita bagi
pembanguan pendidikan di Kabupaten Manggarai Timur ke depan. Saya hanya
mengedepankan sebuah wacana yang terbuka bagi diskusi, terbuka bagi lahirnya pikiran-
pikiran kritis dan memungkinkan munculnya jawaban-jawaban yang pas untuk menata
pendidikan kita ke depan.
daerah lain di Indonesia. Setuju atau tidak setuju pendidikan di Manggarai Timur
tergolong rendah. Ada beberapa indikator yang menunjukkan rendahnya kualitas
pendidikan itu. Pertama, pada empat tahun terakhir, dengan diselenggarakannya UN,
ditemukan data bahwa hasil rata-rata UN para peserta UN di Manggarai Timur secara
keseluruhan jauh di bawah standar nasional. Itu berarti kualitas pendidikan di Manggarai
Timur sungguh rendah, kurang, dan memprihatinkan. Kedua, Output pendidikan
Manggarai Timur (Manggarai umumnya) tidak kompetitif, tidak banyak yang diterima di
Perguruan Tinggi Negeri. Ketiga, adanya kesenjangan yang tajam antara output
Seminari Kisol sebagai barometer pendidikan Manggarai Timur dengan sekolah-sekolah
lain di Manggarai Timur.
Kenapa persoalan ini terjadi? Apakah latar belakang permasalahannya? Rendahnya mutu
pendidikan di Manggarai Timur merupakan akumulasi dari persoalan-persoalan yang
menyertai pendidikan. Persoalan seperti, profesionalitas guru, system pendidikan, sarana-
prasarana bahkan persoalan “kemiskinan” menjadi penyebab rendahnya mutu pendidikan.
Persoalan inilah yang menjadi titik picu krisis kualitas pendidikan. Dengan demikian,
kualitas pendidikan dapat didongkrak kalau sumber-sumber persoalannya dapat
dipecahkan.
System management pendidikan kita baik pada lembaga yang paling tinggi Departemen
Pendidikan Nasional, sampai pada lembaga yang paling rendah sekolah yang
menyelenggarakan pendidikan, dengan berbagai kebijakan yang dikeluarkannya seakan
mempersiapkan orang untuk gagal. Kurikulum yang gonta-ganti, UN yang problematik,
proyek buku pelajaran yang manipulatif dan penuh dengan KKN adalah tanda tidak
memadainya system pendidikan kita. Jelas tirani Negara, kapitalisme pasar dan anarki
masyarakat turut memperparah pendidikan kita. Sekolah yang kuat dengan manajemen
yang professional akan tetap eksist. Lantas bagaimana nasib sekolah dengan system
managemen lemah dan hanya pasrah pada keputusan dari atas. Dalam konteks ini kita
seringkali menemukan persoalan yang disebabkan oleh tubrukan kepentingan pada
tingkat nasional dengan realitas penyelenggaraan pendidikan pada tingkat lokal.
Persoalan ini berbuntut pada krisis pendidikan. Lagi-lagi, system pendidikan
mempersiapkan orang untuk gagal. Itu baru system, bagaimana dengan orang yang
menjalankan system. Ada banyak cerita sumbang yang kita dengar. Ada banyak
pengawas dari ibu kota propinsi, kabupaten atau kecamatan yang mengunjungi sekolah
untuk minta tanda tangan dari kepala sekolah untuk kenaikan pangkat. Ia tidak
menjalankan tugas supervisi. Kepala sekolah yang bermental proyek. Ada juga proses
pemiskinan, “minta” uang dari sekolah. Para pejabat di propinsi paling senang ke
Manggarai karena ada amplop. Orang yang menempati pos-pos penting di Diknas adalah
orang yang bermasalah. Atau dalam term management pendidikan diadministrasikan.
Tidak dapat mengajar atau bermasalah waktu menjalankan tugas pengajaran. Ironis
memang. Itulah cerita-cerita buram tentang pendidikan kita.
Bagaimana dengan sarana dan prasarana pendidikan? Sekolah dengan sarana prasarana
penunjang yang memadai hanya terdapat di kota-kota besar. Ini tidak kita temukan di
daerah-daerah kita. Dalam kondisi ini kita tidak mungkin dapat menyelenggarakan
kegiatan pendidikan yang ideal yang mengarah pada peningkatan mutu dan terciptanya
output yang kompetitif. Ada ketimpangan antara visi pendidikan nasional dengan misi
pendidikan yang mesti diaktualisasikan dalam kegiatan-kegiatan konkret termasuk
penyediaan sarana prasarana penunjang kegiatan belajar mengajar. Bersyukurlah dalam
kondisi seperti ini kita masih sanggup menyelenggarakan pendidikan. Patut disayangkan
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
memang kalau ada sekolah yang harus dijual atau ditutup, sebagai mana yang kita dengar
di beberapa tempat lain di Indonesia. Pendidikan yang kita jalankan alakadarnya saja.
Peran serta Gereja Keuskupan Ruteng dalam pemberdayaan masyarakat bukan hanya
pada kegiatan membuka sekolah dan menyediakan sarana prasarana pendidikan.
Kegiatan-kegiatan praktis yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan di sekolah
juga mendapat perhatian Gereja. Pengadaan tenaga-tenaga pengajar, pelaksanaan kursus,
dan pelatihan untuk peningkatan profesionalisme guru juga gencar dilaksanakan. Guru
diajak dan dilatih untuk memiliki kompetensi sebagai tenaga pengajar professional. Guru
menjadi professional dalam arti menguasai ilmu dengan baik dan memiliki keterampilan
untuk membagikan ilmu dan menghidupkan iklim pembelajaran yang efektif. Secara
spesifik para guru diperkenalkan dan dilatih untuk memahami kurikulum baru KTSP,
berikut strategi pembelajaran yang khas dan kontekstual yang meningkatkan peran aktif
siswa dalam pembelajaran serta mampu mengakomodasi kepentingan nasional dan
kebutuhan masyarakat lokal. Dengan demikian, perpaduan yang sinergis antara
kebutuhan nasional dan lokal tidak membuat guru dan siswa tercerabut dari kekayaan
nilai budaya dan kearifan tradisional yang dipelajarinya dari masyarakat dan
lingkungannya.
Keprihatinan Gereja melalui Yayasan SUKMA pada tingkat pertama lebih berorientasi
pada upaya peningkatan profesionalitas guru. Guru-guru harus professional. Upaya
konkrit peningkatan profesionalitas guru sudah nyata melalui penyelenggaraan
lokakarya. Peluang untuk studi lanjut bagi para guru juga terbuka lebar. Paling tidak ini
nyata dalam tingginya minat masyarakat untuk mengenyam pendidikan guru di PGSD.
Pada tataran lebih jauh, upaya gereja bukan saja sebatas pada upaya perluasan dan
penambahan pengetahuan yang berguna bagi para guru, tetapi juga peningkatan soft skill
(nilai-nilai kemanusiaan dan rohani) yang diselenggarakan melalui kegiatan ret-ret dan
rekoleksi. Ini juga merupakan sebuah kegiatan penyadaran. Menjadi guru bukanlah
sebuah mata pencaharian tetapi sebuah profesi dan pelayanan. Menjadi guru bukanlah
tempat yang pas untuk mencari duit. Tentu ini sama sekali tidak berarti bahwa
kesejahteraan guru tidak diperhatikan. Dengan mengembankan tugas sebagai guru,
seseorang sebetulnya dipanggil untuk mengabdi dan melayani. Lebih jauh, untuk
meningkatkan mutu pendidikan, kita bukan cuma membutuhkan guru-guru yang pintar-
guru-guru yang memiliki kompetensi keilmuan tetapi juga membutuhkan guru-guru
yang kaya akan nilai-nilai kemanusiaan dan spiritual.
mutakhir di negeri nun jauh. Anak di bawah ke dunia yang lain. Ia kehilangan pijakan
untuk berpikir tentang masyarakatnya. Dalam kerangka pemikiran Dewey, model
pendidikan yang baik harus mampu mengakomodasi pengalaman hidup peserta didik.
Pengalaman pergumulan hidup individu di tengah masyarakat adalah sumber belajar.
Lingkungan di mana ia tinggal adalah sebuah wacana yang perlu dieksplorasi. Pendidikan
adalah sebuah proses internalisasi. Internalisasi pengalaman individu dan masyarakatnya.
Pendidikan model ini tidak membuat individu asing dari masyaraktnya. Ia menjamin
kontinuitas pengetahuan. Apa yang dipelajari di ruang kelas bukanlah sesuatu hal yang
asing. Siswa dapat melihatnya dalam kehidupannya yang konkrit. Proses belajar tidak
mencerabut individu dari basis pengalamannya. Bagaimanakah praxis pendidikan ala
Dewey dijalankan dalam konteks masyarakat kita. Masyarakat dan lingkungan di mana
individu hidup serta berbagai pengalamannya adalah materi belajar. Masyarakat dan
lingkungan menjadi laboratorium tempat berlangsungnya kegiatan pendidikan.
Pendidikan dengan demikian tidak mesti dijalankan di dalam ruangan kelas. Dalam
konteks ini, kegiatan pendidikan dapat dijalankan di mana saja; di alam terbuka, di sawah,
sungai, di tengah perkampungan, di pasar dll. Dengan melihat kenyataan yang ada, siswa
dengan sendirinya merumuskan pemahamannya atas apa yang dijumpainya dalam
pengalaman hidup, mendiskusikannya dengan teman-teman, kemudian diperkaya oleh
pemahaman sang guru. Proses belajar seperti ini menjadi lebih menarik dan memberi
kesempatan yang lebih luas bagi para siswa untuk berkembang. Dalam konteks ini
Sekolah Alam bisa menjadi alternative untuk mengimbangi kurangnya sarana dan
prasarana.
2. Salah satu tuntutan mendesak dalam kehidupan modern adalah perlunya kerja sama
antara berbagai pihak. Net work (jaringan kerja) menjadi kata kunci sekaligus penjamin
keberlangsungan usaha. Dalam konteks pendidikan masyarakat pinggiran yang dililit
oleh berbagai persoalan, menggalang kerja sama dengan berbagai pihak menjadi semakin
penting. Kerja sama untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah bisa saja dijalankan
dengan menghidupkan net work-membangun kerja sama dengan berbagai pihak. Kerja
sama bisa dijalankan dengan pihak universitas yang siap untuk memberikan pelatihan
bagi guru-guru, kerja sama dengan pemerintah untuk menyelenggarakan kegiatan
pelatihan terpadu yang berbasis kebutuhan lokal, kerja sama dengan sekolah-sekolah
yang sudah maju dan kerja sama dengan tokoh-tokoh professional,kerja sama antara guru
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
bidang studi. Kerja sama ini bukan cuma untuk meringankan beban financial sekolah
dalam menyelenggarakan kegiatan pelatihan tetapi terutama berorientasi pada
peningkatan mutu pendidikan. Terbersit khabar bahwa di Dinas Pendidikan ada dana
yang nombok, tak tahu harus diapakan. Dari pada dikorupsi dana-dana tersebut lebih baik
dimanfaatkan.
3. Salah satu pikiran alternatif yang bias dikedepankan untuk meningkatkan mutu
pendidikan di Manggarai Timur adalah membentuk pusat studi atau kajian pendidikan
yang menyelenggarakan diskusi dan kegiatan penelitian di bidang pendidkan. Pusat studi
ini dapat menjadi bank informasi bagi penataan pendidikan dan pengembangan
kurikulum. Hasil penelitian tersebut dapat menjadi basis pengambilan kebijakan yang
tepat bagi penyelenggaraan pendidikan. Kegiatan ini dijalankan oleh kelompok-kelompok
professional yang mengikutsertakan guru dan murid.
4. Kerja sama antara guru bidang studi dan antar sekolah perlu dioptimalisasikan. Bahkan
pada tataran yang lebih konkrit harus bisa merumuskan kesamaan materi pembelajaran,
tanpa mengabaikan corak dan keistimewaan sekolah masing-masing.
E. Penutup
Di manakah anak-anak kita harus belajar, bagaimanakah mereka harus belajar, dan
kepada siapakah mereka harus belajar adalah pertanyaan kunci dari seminar kita pada
kesempatan ini? Kita bisa menjawabnya di sini dan kini.
Kita semua tentu sepakat, pendidikan telah menjadi tungku utama pemberdayaan
masyarakat sekaligus penentu kualitas bangsa. Melalui media pedidikan kegiatan
pemberdayaan itu berproses. Supaya pendidikan itu menghasilkan output yang
berkualitas baik, maka faktor-faktor penentu pendidikan harus diberdayakan. Kegiatan
pemberdayaan ini terutama berorientasi pada manusia yang menyelenggarakan
pendidikan baik guru dan peserta didik, tenaga non edukatif yang bergerak di bidang
pendidikan, serta masyarakat. Untuk mengoptimalisasikan kegiatan pemberdayaan
tersebut aspek lain juga perlu mendapat perhatian. Sarana-prasarana pendidikan dan
lingkungan fisik yang menunjang kegiatan pendidikan paling tidak juga perlu mendapat
perhatian.
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
Aoer Cyprianus, Masa Depan Pendidikan Nasional (Catatan Seorang Wartawan), Jakarta,
Center for Poverty Studies, 2005.
Sindhunata, ed., Membuka Masa Depan Anak-Anak Kita, Yogyakarta, Kanisius, 2004.
Sindhunata, ed., Menggagas Paradigma Baru Pendidikan, Yogyakarta, Kanisius, 2004.
Sindhunata, ed. Pendidikan: Kegelisahan Sepanjang Zaman, Yogyakarta, Kanisius , 2005.
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
A. Latar Berlakang
Pemekaran manggarai menjadi tiga kabupaten (Manggarai, Manggarai Barat dan
Manggarai Timur) merupakan wujud tanggung jawab dan konsekuensi pemerintah pusat
sesuai dengan amanat undang-undang dasar 1945 yang diamandemen, pasal 18 dan
undang-undang otonomi daerah nomor 32 tahun 2004 pasal 4. Pemekaran tersebut bukan
dipandang dari sudut luas wilayah idealnya enam kabupaten, namun dari penyebaran
penduduk dan jumah kecamatan yang ada sudah cukup. Ironisnya pemekaran masih
membuat pro dan kontra dalam masyarakat. Terlepas dari itu, Manggarai Barat sudah
disahkan DPR RI (dewan perwakilan rakyat republik Indonesia) pada tahun 2003 dan
telah memiliki bupati dan waki bupati defenitif. Jika Manggarai Barat sebelum adanya
bupati dan wakil bupati defenitif, pejabat bupatinya ditunjuk oleh gubernur dan
direkomendai Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, sebaliknya Manggarai Timur
sebelum adanya bupati dan wakil defenitif pejabat bupatinya ditunjuk oleh bupati
kabupaten Manggarai. Namun, persoalannya sekarang adalah pejabat bupati Manggarai
Timur yang ditunjkan bupati dan wakil bupati defenitif Manggarai yang direkomendasi
Menteri DalamNegeri Republik Indonesia, belum dilantik. Alasannya sangat klasik,
belum diterima oleh seluruh stakeholder Manggarai Timur. Konsekuensinya roda
pemerintahan di sana belum berjalan efektif.
Dalam rangka mencari solusi masalah tersebut di atas, maka perlu adanya partisipasi dari
semua pihak, termasuk dari kalangan mahasiswa dan para cendekiawan, budayawan
sebagai betuk kepedulian terhadap persoalan yang dihadapi Pemerintah Daerah
Manggarai dan seluruh stakeholder masyarakat baik organisasi maupun simpatisan. Bupati
dan wakil bupati defenitif yang diinginkan masyarkat Manggarai Timur adalah mampu
meningkatkan SDM (sumber daya manusia) khas Manggarai Timur maupun
mempertahankan bahkan mengembangkan budaya khas Manggarai Timur dan mampu
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
Pemberdayaan, jika merujuk pada konteks pemekaran kabupaten Manggarai Timur yang
baru disahkan DPR RI (Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia) pada pertengahan
juli 2007, dan belum ada pejabat bupati untuk menjalankan roda pemerintahan sementara,
maka hal tersebut perlu ditelaah secara kritir pada tataran praktisi namun tetap dalam
perspektif akademin dan bebas nilai. Pemberdayaan sosial titik sentralnya adalah
mengoptimalkan kemampuan SDM (sumber daya manusia) Manggarai Timur;
pemberdayaan budaya titik sentralnya adalah meningkatan mutu hasil karya manusia
yang mewarnai jati diri masyaraksat dan individu Manggarai Timur, dan pemberdayaan
ekonomi sentralnya adalah tercukupinya kebutuhan ekonomi yang berarti tercukupinya
kebutuhan sandang pandang bagi seluruh rakyat dan selanjutnya mampu mendongkrak
pendapatan perkapita masyarakat Manggarai Timur, agar dapat hidup lebih layak seperti
rakyat Indonesia lainnya. Jadi, esensi dari pemekaran kabupaten Manggarai Timur selain
mempermudah dan meratanya pelayanan adaministrasi bagi masyarakat, juga
meningkatkan pendapatan perkapita, optimalnya pengelolaan potensi daerah,
representatifnya permberdayaan sosial, budaya dan politik, terkendalinya angka kelahiran
yang berdampak pada terkendalinya pertumbuhan penduduk sesuai dengan angka
pertumbuhan ekonomi serta meningkatnya pertahanan dan keamanan masyarakat.
B. Permasalahan
Bertolak dari latar belakang maslah tersebut di atas, maka permasalahan yang perlu
dikritisi secara praktis dan dalam perspektif akademis serta bebas nilai adalah bagaimana
membuat pemetaan secara deskriptif yang kontekstual dan proposional, integral dan
komprehensif bagi upaya pemmberdyaan sosial, budaya dan ekonomi Manggatai Timur.
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
C. Pemberdayaan Sosial
Pemberdayaan sosial titik sentralnya adalah pemberdayaan manusia secara individu.
Pemberdayaan manusia secara individu titik sentralnya adalah manusia muda.
Pemberdayaan manusia muda yang disebut pemuda, substansi kaum cendekiawan atau
intelektual, titik sentralnya adalah optimalnya kemampuan sember daya manusia yang
bersumber pada kesadaran tinggi, kesadaran pada tataran empat dimensi yaitu
pandangannya sangat luas, akan sangat penjang, isi pikirannya sangat dalm dan ide atau
intuisinya sangat tinggi. Kesadaran pada tataran empat dimensi sepertiini disebut
kesadaran kosmis (Ouspensky, 1970: 303). Berkat kesadaran kosmis rasul Paulus
bertobat, berubah dari pribadi yang sangat brutal, brandal, kejam, sadis menjadi pribadi
yang sangat santun, saleh, patuh dan penuh kasih. Kasih menurut rasul Paulus adalah
sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri dan tidak sombong, tidak
mencari keuntungan diri sediri, tidak dendam, dan bersukacita karena kebenaran bukan
karena ketidakadilan (Korintus 13:4-6).
Kesadaran kosmis menurut telaah psikologis, ditentukan oleh dua faktor yaitu internal
(hereditas) dan eksternal (lingkungan). Faktor internal (hereditas) sangat tergantung
pada gen yang diturunkan orangtua dalam berbagai hal, antaraa lain IQ (intelligence
Quotient), EQ (emotional Quoetient), dan SQ (social Quotient). Keseimbangan ketiga hal ini
akan melahirkan sumber daya manusia individu yang memilki kesadaran pada empat
dimensi yaitu kesadaran kosmis. IQ tinggi ditandai dengan mampu memecakan masalah
tanpa masalah, EQ ditandai dengan sabar tanpa batasa tidak mudah marah dan tidak
cepat tersinggung dan SQ tinggi ditandai sangat sensitif dan selalu inisiatif dalam
memecah masalah. Faktor eksternal adalah lingkungan sosial dan alam. Lingkungan alam
adalah potret topografi yang susbur dan jenis vegetasi yang menambah kesubran tanah,
memperbaharui temperamen manusia secara individu. Lingkundan sosial dibedakan atas
tiga yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat yang memperbaharui etika pergaulan
individu dan norma moral dalam hidup bemasyarakat.
d. Kegiatan sosial caer cumpeng atau saer sumpeng yaitu memindahkan bayi
bersama ibunya dari tempat tidur sementara dekat tungku api selama 8
hari utuk memperlancar keluar darah kotor ibu.
e. Kegiatan sosial boak ata mata (menguburkan orang yang meninggal) dan
kelas (pesta kenduri) bagi orang yang sudah meninggal.
E. Pemberdayaan Budaya
Pemberdayaan budaya berkat kesadaran kosmis titik sentralnya adalah semakin
optimalnya mutu hasil-hasil karya manusia. Optimalnya mutu hasil-hasil karya manusia
titik sentralnya adalah optimalnya keterampilan induvidu bagi keberadaannya dalam
masyarakta yang termanisfestasi melalui mutu potret bangunan rumah adat yang disebut
niang. Rumah adat niang berbentuk bulat lonjong, makin ke atas makin kecil, model
atapnya seperti payung setegah terbuka. Rumah ada dihuni oleh tokoh dari beberapa
etnis yang dipercaya masyarakat seagai tu’a gendang (tokoh kharisma pemangku dan
penjaga genderang). Tugas dari tu’a gendang adalah menjaga keharmonisan secara
horizotal yaitu antara individu dengan individu, antara individu dengan masyarakat,
antara masyarakat dengan masyarkat dan keharmonisal hidup secara vertikal antara
manusia dengan mori agu ngaran ata jari agu dedek tana wa awang eta (Tuhan Pencipta
Langit Dan Bumi), ceki atau seki dan naga golo yang menjaga perkampungan serta naga
uma yang menjaga kebu ladang atau sawah.
Jika ada anggota masyarakat yang menurut kepercayaan agama nenek moyang
menyimpang dari etika dan norma hidup masyarakat maka tugas dari tu’a gendang harus
segera mengambil tindakan yang sesuai dengan etika dan norma hidup bermasyarakat
menurut tradiis agama nenek moyang. Dalam perselingkuhan pada masyarakat ada istilah
jurak. Jurak yaitu hubungan sebagai suami istri yang tidak sesuai dengan tradisi garis
keturunan yang tidak dikehendaki terjadi menurut tradisi agama nenek moyang,
misalnya ema ngoeng anak, anak ngoeng ende, nara ngoeng weta. Jika dalam satu kampung
terjadi hubungan selingkuh maka tugas tu’a gendang harus segera mencari
pemecahannya. Solusi yang lazim dilakukan masyarakat akibat jurak biasanya terdapat
lonto lobo ngensung atau ngencung pana mata loho (duduk di atas lesung, menengadah ke
atas dan menantang matahari) sambil bersumpah dilakukan melalui tudak dengan
memotong seekor kerbau dan kepalanya dibenamkan ke dalam tanah di dekat
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
compang/sompang (tempat memberi sesajian) kepada mori agu ngaran ata jari agu dedek ta
wa awang eta, ceki/seki, naga golo yang menjaga perakampungan dna berjanji utuk tidak
terulang kembali pada perbuatan serupa. Jika jurak sering terjadi dan tidak mencarikan
solusi secara baik dn benar oleh tu’a gendang maka peringatan dari Tuhan, ceki/seki, naga
golo datang berupa bencana alam. Peristiwa yang baru terjadi di Manggarai berupa tanah
longsor, banjir, tenggelamnya perkampungan penduduk, dan menelan banyak korban
jiwa, jika dianalisis pada tataran kesadaran empat dimensi yaitu kesadaran kosmis adalah
peringatan dari Tuhan, ceki/seki, naga golo yang menjaga perkampungan bahkan naga uma
yang menjaga pertanian jik erjadinya bencana itu di ladang pertanian atau sawah.
Jadi pemberdayaan budya berkat kesadaran kosmis, esensinya semakin optimalnya mutu
hasil-hasil karya manusia. Karena pemberdayaan budaya perlu ditelah dalam empat hal
menurut analisis SWOT.
1. Strenght
a. Tetap mempertahankan budaya dalam bentuk rumah adat yang disebut
niang. Rumah adat yang disebut niang yang berbentuk bulat, lonjong, makin
ke atas makin kecil, model atapnya seperti payung setengah terbuka. Rumah
ini tempat bekumpulnya semua warga dan memecahkan berbagi jenis
persoalan masayarkat dalam perspektif agama nenek moyang, memiliki
kekuatan spiritual yang bersifat transenden. Selain itu memiliki kekuatan
profan yang bersifat imanen, hubungan horisontal antara manusia dengan
manusia dan antara manusia dengan alam sekitar.
b. Gendang berbentuk bulat memiliki rongga dan dilapisi atau ditutupi dengan
kulit kambing dan diikat dengan larik, selain sebagai kekuatan masyarakat
dalam satu kampung juga simbol ikatan pemersatu hubungan horisontal
antara masyarakat yang sangat rapat dan mapan dan sebagai simbol ikatan
pemersatu hubungan vertikal.
c. Membunyikan gendang dan gong dan diiiringan dengan lagu-lagu daerah
sambil menari-nari kegembiraan pada saat pesta merupakan simbol
hubungan horisontal dan vertikal yang harmonis.
d. Tembong (genderang kecil) sebagai induk dari gendang berbentuk bulat
lonjong pada suatu sisi yang agak besar ditutup dengan kulit kambing dan
diikat dengan larik atau rotan dan pada sisi lain yang agak kecil dibiarkan
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
tidak ada manfaatnya sambil minum minuman tuak raja atau sopi “bm”
(bakar menyala) hingga mabuk, sehingga tugas utama tertunda, bahkan
terlupakan, sehingga musim tanam pun terlewatkan.
3. Opportunity(Peluang)
a. Pemerintah daerah kabupaten Manggarai Timur perlu memprakarsai
perubahan kurikulum sekolah sejak SD (Sekolah Dasar) hingga
SMA(Sekolah Menengah Atas), dengan memasukkan budaya daerah
sebagai asset daerah yang harus dilestarikanguna meningkatkan Sumber
Daya Manusia yang berbudaya, beradab, etis, dan bermoral.
b. .Dengan berlakunya Undang-Undang Otonomi Daerah terbaru nomor 32
tahun 2004, tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
sebesar 20 % dan Pemerintah Daerah sebesar 80% (propinsi 20%,
kabupaten 60%), merupakan modal besar bagi pemerintah daerah
Kabupaten Manggarai Timur untuk mengalokasikan dana perbaikan
kurikulum sekolah secara memadai guna meningkatkan mutu dan kekhasan
lulusan sekolah, yang dibebankan kepada APBD (Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah).
E.Pemberdayaan Ekonomi
Pemberdayaan ekonomi berkat kesadaran kosmis titik sentralnya adalah semakin
optimalnya pemenuhan kebutuhan ekonomi rakyat, yang berarti semakin optimalnya
pemenuhan kebutuhan sandang pangan.Semakin optimalnya pemenuhan sandang pangan
titik sentralnya adalah semakin optiomalnya pendapatan per kapita yang ditandai rakyatnya
dapat hidup di atas garis kemiskinan.Pertanyaan yang muncul adalah berapa besar
pendapatan per kapita masyarakat Manggarai Timur? Untuk menjawab pertanyaan ini,
dapat dicermati secara kasat mata bahwa pendapatan perkapita masyarakat Manggarai
Timur tidak jauh berbeda dengan masyarakat Manggarai yang lainnya. Jika merujuk pada
pendapatan per kapita nasional sudah barang tentu pendapatan per kapita masyarakat
Manggarai Timur, juga Manggarai dan Manggarai Barat, masih jauh di bawah standar
hidup layak. Indikasinya, pada musim panen berpesta pora, menjual hasil dengan harga
yang murah, dan pada musim paceklik yang bersamaan dengan datangnya musim tanam,
pergi ngende (minta bantuan bahan makanan kepada sanak keluarga) dan membeli hasil
yang sama pada tengkulak dengan harga yang sangat mahal. Secara alamiah, masyarakat
hanya mampu memanfaatkan satu kali musim tanam selama satu tahun. Jika musim tanam
opada tahun itu mengalami perubahan, karena curah hujan tidak menentu, maka
masyarakat akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sandang pangan selama
satu tahun.alternatif yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan cekeng kelang atau sekeng
kelang (kebun musim panas) yang berlangsung antara bulan Maret hingga Juni, dan hanya
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
khusus untuk tanaman jagung dan jenis kacang-kacangan, seperti kacang hijau, kacang
kedelai.
Demikian juga dengan masyarakat yang memiliki sawah kebanyakan memanfaatkan curah
hujan, sehingga sawahpun hanya dapat dimanfaatkan satu kali musim tanam dalam satu
tahun. Jika curah hujan tidak menentu dalam tahun tersebut, maka masyarakat juga akan
mengalamikesulitan untuk memanfatkan sawahnya secara optimal. Sawah yang hanya
memanfaatkan curah hujan, kalaupun bisa ditanam pada musimnya artinya curah hujan
cukup memadai, hasil pannennya juga belum tantu mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
bahan makanan selama setahun. Karena itu masyarakat harus bekerja ekstra tambahan,
misalnya memelihara ternak seperti ayam, kambing, babi, kerbau, sapi, kuda dalam jumlah
yang terbatas sesuai dengan potrettopografi dan jenis vegetasi pada lingkungannya. Selain
itu, masyarakat juga harus bekerja ekstra trambahan, misalnya menanam tanaman
komoditi, seperti kopi, kelapa, kemiri, coklat, vanili, cengkeh. Tanaman tesebut juga
kebanyakan memanfaatkan luas area yang sangat terbatas sesuai dengan potret topografi
dan jenis vegetasi.
Bagi masyarakat yang tinggal di daerah yang jenis vegetasinya ditumbuhi pohon arena tau
enau, bisa memanfaatkannya dengan menyadap bunga jantan untuk mendapatkan mince
atau minse (nira) yang rasanya manis. Proses awalnya, tangkai bunga jantan pohon aren
atau enau (nama latinnya, zizyphus celtidifolia) yang sudah cukup tua, kumbuh
(seludangnya) dibersihkan, kemudian menyediakan kayu yang disebut paci atau pasi (kayu
pemukul tangkai bunga jantan pohon enau).Untuk memastikan jenis paci atau pasi, harus
memperhatikan jenis kumbuh (seludang, kulit pemalut tangkai bunga jantan pohon aren)
dan jenis buah bunga jantan pohon aren tersebut. Menurut pengalaman masyarakat
Manggarai yang profesinya tewa raping (memukul tangkai bung a jantan pohon aren), jika
jenis paci-nya salah akan ditandai ketika disadap tidak mengeluarkan airnya yang disebut
mince atau minse. Karena itu, jika ada lagi tangkai bunga jantan yang lain, masih pada
pohon yang sama, paci-nya harus diganti, hingga kemudian dapat menyadap mince (air
tangkai bunga jantan pohon aren) yang rasanya manis. Ketika tewa (proses memukul),
harus dengan teknik tinggi, dipukul dengan perasaan, tidak keras-keras, bahkan sambil
dielus-dielus dan diiringi dengan lagu-lagu daerah yang mengharapkan akan
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
mendatangkan berkah, yaitu ketika disadap nantinya akan mengeluarkan banyak mince.
Mince atau minse yang rasanya manis, proses selanjutnya, pertama, jika direbus dan
penguapannya dilepas begitu saja ke udara, akan menghasilkan gula;kedua, jika direbus
dan penguapannya ditampung dengan bambu yang cukup panjang untuk disuling, akan
menghasilkan sopi “bm” (bakar menyala); dan ketiga, ketika disadap langsung menaruh
rekang dame r( ragi, endapan tuak yang terlekat pada suban laru yang berasal dari kulit
pohon wadang, Pterospermum diversifolium) akan menghasilkan tuak raja atau tuak
aren.Dengan demikian, orang yang profesinya di samping bertani memanfaatkan musim
tanam, juga berprofesi sebagai kokor gola (merebus nira untuk menjadi gula), atau kokor
sopi(merebus nira untuk menghasilkan sopi bm), sudah mampu menopang ekonomi
keluarga, atau langsung menyaadap tuak raja atau tuak aren.
pihak anak rona (orang tua istri) pada waktu paca atau pasa atau wagal (mas
kawin). Kompas pernah mengulas bahwa tingginya angka kemiskinan di NTT
termasuk Manggarai, sebagian besar disebabkan mahalnya mas kawin dan
tingginya belis.
b. Banyaknya sida atau cida (minta bantuan saudari) rata-rata dua hingga empat
kali dalam satu tahun, untuk meringankan beban saudara dalam melunasi
uang paca, bahkan untuk kepentingan yang lain, menyebabkan perkembangan
ekonomi keluarga juga tidak menentu.Misalnya rencana untuk membangun
rumah tertunda hanya karena uang tabungan harus dialihkan untuk sida atau
cida.
c. Potret topografi pada suatu kawasan yang berbukit-bukit dengan struktur
tanah yang subur dan berbagai jenis vegetasi yang menambah kesuburan,
mendorong masyarakat untuk membuka lahan pertanian secara ekstensif,
yaitu membuka hutan secara besar-besaran dan berpindah-pindah.Akibatnya
terjadi penggundulan hutan dan hal iniberdampak terjadinya banjir, erosi, dan
tanah longsor.
d. Kendatipun teknik pagar tanaman ala tradisional yang mengandalkan kayu di
masa lalu sudah diganti dengan teknologi memasang jerat dari kawat, hal ini
hanya terhadap jenis hewan tertentu seperti babi hutan, namun masih ada
serangan hewan lain seperi babi landak. Hal ini menyebabkan kemampuan
masyarakat untuk mengerjakan ladang pertanian menjadi sangat terbatas.
Sering juga terjadi lahan yang cukup luas yang seharusnya panen lebih
banyak, namun karena diserang hewan terus-menerus hasilnya berkurang. Hal
ini membuat masyarakat menjadi ndeghel (lemas, malas) untuk bekerja lebih
giat lagi.
e. Masih ada masyarakat yang menolak teknik pemupukan modern untuk
kesuburantanaman secara kimiawi, karena masih mengandalkan pemupukan
alami, sehingga hasil panen tidak maksimal.
f. Kegagalan panen di samping kecerobohan manusia yaitutidak mampu
menemukan bibit tanaman yang cocok dengan unsur hara pada struktur tanah,
juga karena keserakahan manusia yaitu tidak mampu menjaga keseimbangan
alam atau merusak alam, serangan hewan liar terhadap tanaman yang tidak
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
anekdot bagi mereka yang berprofesi menyadap nira untuk menjadi sopi bm
(bakar menyala): dontor lopo manga woja longko, weda pangka leka manga
woja wega artinya dengan membuat tuak raja atau sopi bm bisa menopang
ekonomi keluarga.
F. Kesimpulan
Pemberdayaan sosial, budaya dan ekonomi Manggarai timur bisa terwujud, jika
masyarakat mampu membuat pemetaan yang bermakna bagi pemberdayaan sosial, budaya
dan ekonomi. Selain itu mampu mempertahankan Strength (kekuatan), mampu mengatasi
weakness (kelemahan), mampu memnfaatkan Opportunity (peluang), bahkan menjadi
Strength (kekuatan), mampu mempertahankan tradisi-tradisi sosial, budaya dan ekonomi
yang dilakukan ketika menekuni bidang profesi.
Mutu SDM (Sumber Daya Manusia) akan ditandai dengan mutu jati diri, yang berarti mutu
kesadaran pada tataran empat dimensi yaitu kesadaran kosmis, dan mutu kesadaran kosmis
akan ditandai dengan tekun dan konsisten, mudah mencegah masalah tanpa menimbulkan
masalah baru dalan menjalankan profesinya.
Peran SDM (Sumber Daya Manusia) dalam menekuni bebagai bidang profesi akan
semakin dirasakan manfaatnya, jika Kabupaten Manggarai Timur cepat maju dalam
berbagai bidang, terutama bidang sosial, budaya dan ekonomi, dengan catatan seluruh
komponen masyarakat Manggarai Timur melihat tersebut sebagai karunia yang harus
disyukuri, dimaknai, dipertahankan dan diberdayakan dengan mendharma-bhaktikan
tenaganya dalam rangka mewujudkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat Manggarai
Timur.
Sumber Acuan
Hardono Hadi,1996, Jatidiri Manusia (Berdasarkan Filsafat Organisme
Whitehead), Kanisius, Yogyakarta
Nicolaus Got, 2007, Makna Adat Istiadat, Leluhur Putri Nggerang, Budaya dan
Pariwisata Manggarai Bagi Pemberdayaan Ekonomi Rakyat, Perpustakaan
Akparda, Yogyakarta
Ouspensky, P.D., 1970, Tertium Organum, The Third Canon of Thought A Key to
the Enigmas of the World, Vintace Books, New York
Redaksi Sinar Grafika, 2002, UUD 1945 Hasil Amandemen & Proses Amandemen
UUD 1945 Secara lengkap (Pertama 1999-Keempat 2002), Sinar Grafika,
Jakarta
Eme jiri ata mese mbegel, tegi dami dami emam agu endem, nggereta koe lemasm, nggerwa
koe atim, ae manggarai tanah dading agu poro putes, gereng meu cengka gerak. Weang
salang. Ai do kit cengkang salang toe di weang taungs le ata mese, ae ise ho’o ga reme
nggirung kawe dani agu rejeki. Sangget uma manga lencet, sangat tae agu pande mangga
waheng. Neka hemong morin agu ngaran, jari agu dedek, nggitu kole kone (koni) agu nao,
ne nggitu pede dise ende agu ema one mai tanah manggarai”.
A. Catatan Pengantar
Tidak kita sadari, saat ini kita sudah berada pada abad 21. Suatu abad yang penuh dengan
tantangan, mengingat sumber daya alam yang semakin menipis dengan jumlah penduduk
yang semakin meningkat yang jauh lebih berat dan kompleks sebagai akibat dari arus
besar globalisasi yang terus menguat. Apabila dalam hukum alam dinyatakan bahwa
energi yang lebih besar akan mengalir ke energi yang lebih kecil, ternyata dalam sistem
global, yang kuat akan menghisap yang lemah, sehingga ketimpangan anatr negara maju
dan negara berkembang akan semakin besar. Globalisasi juga telah menimbulkan
ketidakadilan, karena negara berkembang masih sulit untuk mengimbangi kemampuan
berkompetisi dan kemampuan mengikuti sistem pasar.
7
Makalah disampaikan dalam seminar menyongsong terbentuknya kabupaten manggarai timur, tanggal 27
Oktober 2007
8
Bekerja di Dinas Pendidikan Provinsi DIY, staf pengajar Akademi Kebidanan Ummi Kasanah Bantul, staf
pengajar tetap di lembaga “Jogja Writing School”, konsultan pada Institut Kebijakan Publik Indonesia
Yogyakarta.
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
Globalisasi selain berpengaruh pada tatanan ekonomi, perkembangan Iptek telah pula
mengubah nilai sosial, budaya dan lingkungan. Masyarakat yang tidak beradaptasi
terhadap perubahan ini, dipastika akan menjadi masyarakat yang tertinggal.
Globalisasi ekonomi dengan perdagangan bebas sebagai jargon utamanya semakin dipacu
oleh perkembangan kemajuan iptek yang semakin pesat. Sebagai konsekuensinya,
persaingan antar umat manusia, antar kalompok dalam masyarakat, antar perguruan
tinggi, antar bangsa menjadi semakin ketat. Dalam tatana kehidupan masyarakat global,
masyarakat akan semakinterdorong untuk memasuki kehidupan masyarakat mega
kompentitif9 . Tidak ada tempat pada masyarakat diberbagai belahan dunia tanpa
kompentisi. Kompetisi antar bangsa, antar perguruan tinggi telah semakin mengemuka
dan menjadi prinsip hidup yang baru karena dunia semakin terbuka dan bersaing dalam
intensitas yang semakin tinggi. Faktor terpenting agar bisa berkompentisi dalam
persaingan itu adalah pendidikan.
Jean Jacques Servan Screiber, dalam buku, The Japan Callenge10, menulis begini : ketika
negara adikuasa AS berlomba membuat senjata dan membangun militernya, maka jepang
sedikitpun tidak pernah menghiraukannya. Sebab jepang menyadari kejatuhannya pada
perang dunia ke- II, disebabkan oleh superioritas militer dan dengan demikian menurut
Jean Jacques servan screibersuperioritas dibidang militer dan persenjataan tak akan
memberikan arti bagi dunia dan kesejahteraan penduduknya. Maka negeri itupun
membiarkan negara adikuasa untuk berlomba, sementara Jepang sendiri berusaha
mengarahkan segala sumber dayanya untuk pengembangan kegiatan intelektual,
penelitian ilmiah dan kreativitas di bidang ekonomi demi kesejahteraan penduduknya
melaluii pendidikan.
Hal ini memang sudah menjadi fakta sekarang ini, dimana Jepang merupakan negara
yang mempunyai pendapatan perkapitatertinggi di dunia dan sekaligus menjadi negara
“adikuasa” dalam bidang perekonomian, dan negara itupun menjadi kreditorterbesar bagi
negara- negara miskin, termasuk Indonesia. Jean Jacques Servan Screiber
menggambarkan, Jepang sebagai negara yang akan memimpin dunia pada abad ini dan
9
Ben Senang Galus, Pendidikan Tinggi Pasca Gempa, Kompas, 4 Juni 2006
10
Jean Jacques Servan Schreiber, The Japan Challenge, Harvard University Press, NY., 1993, hal 235
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
mendatang bersama- sama dengan Jerman. Dua negara yang pernah kaalah dalam perang
dunia ke- II.
Dalam buku yang dikutip tadi, jean jacques servan screiber, menegaskan bahwa ilmu
pengetahuan dan teknologi akan menjadi “adikuasa” pertama dan menjadi faktor
determinan pada masa depan ketimbang militer. Seperti halnya sekarang ini, tantangan
yang paling besar yang dihadapi dunia adalah perang ekonomi, tapi pohonya tetap pada
satu hal, Everything Depends On Education11.
Bagi sebuah negara berkembang, termasuk Indonesia, pendidikan harus ditempatkan pada
skala prioritas dalam program pembangunannnya maka secara otomatis uang akan
mengalir dengan sendirinya.
Apa yang ditulis oleh Jean Jacques Servan Schreiber diatas, sesungguhnya mau
memperlihatkan kepada kita bahwa negara- negara yang berpengaruh maupun yang
sudah mapan pada semua segi kehidupan pun, pendidikan tetap menjadi pilihan prioritas
dalam program pembangunan. Pendidikan menjadi pilar utama dari sekian pilar lainnya.
Sudah menjadi adagium umum bahwa, sebuah negara disebut beradab dan maju pasti
pendidikan di negara tersebut sangat maju pula. Hal itu menjadi jelas betapa dinamika
pendidikan menjadi pangkal bagi proses kemajuan suatu bangsa, kendatipun negara-
negara besar itu sudah menjadi makmur dan maju dan jauh meninggalkan negara- negara
berkembang, baik dalam kemakmuran ekonomi maupun penguasaan bidang- bidang
strategis lainnya.
11
Ben Senang Galus, Guru Dan Wajah Pendidikan Kita, Educare, Wahana Komunikasi Pendidikan, Komisi
Pendidikan KWI, nomor I/IV/April 2007, hal 30.
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
Liberalisasi sektor pendidikan di dunia internasional difasilitasi oleh WTO (World Trade
Organization) dalam GATS (General Agreement On Trade In Service) yang bertujuan untuk
membuka akses pasarr terhadap sektor jasa. Pendidikan dimasukkan dalam sektor jasa ini
bersama dengan 11 bidang jasa lainnya (bisnis, komunikasi, konstruksi, distribusi,
pendidikan, lingkungan, keuangan, kesehatan, turisme, rekreasi, transportase dan jasa
lainnya). Komitmen ini sudah dibahas dalam WTO Round di Meksiko pada bulan
september 2003.
Munculnya istilah globalisasi pendidikan tinggi yang menganggap PT sebagai jasa yang
bisa diperdagangkan atau diperjualbelikan. Sebagai catatan pemerintah RI telah
meratifikasi WTO melalui UU Nomor 7/1994 dengan demikian sejak saat itu kita
menjadi salah satu anggota WTO yang memiliki kewajiban untuk menaati segala aturan
main yang ada di dalamnya.
Secara umum kebijakan seperti ini memang akan memberikan landasan bagi bangsa
Indonesia untuk hidup di era globalisasi, tetapi tidak untuk bersaing. Karena paradigma
dalam sistem pendidikannya tidak mempersiapkan suatu mekanisme yang memberi dan
menjamin kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas.
Sebagai tindak lanjut dari kebijakan ini maka ke depan semua PTN akan berubah layanan
menjadi BHMN. Sebagai dampak dari perubahan ini, biaya kuliah di PTN meningkat
sebesar 300 % menjadi 400 %, ini menunjukan bahwa liberalisasi pendidikan dapat
dimmaknai sebagai upaya kapitalisasi pendidikan.
WTO sendiri menyadari betul substansi GATS bersifat strategis untuk beberapa negara,
sehingga masih dimungkinkan adanya kelonggaran, baik dalam bentuk revisi, special
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
statuses maupun exemptions, selama komitmen untuk membuka pasar tidak diganggu
gugat.
Sampai sejauh ini sekitar lebih dari 50 negara anggota WTO telah mengindikasikan
komitmen “pembukaan pasar secara penuh” (full access to market) di sektor pendidkan
tinggidan adult education. Masih sulit buat publik untuk mempercayai dokument itu, yang
salah satu negara diantaranya adalah Indonesia. Diharapkan hingga hari ini tim
negosiator dan draft komitmennya dapat lebih diekspos secara publik, agar masyarakat
selaku konsumen utamanya memperoleh pesanyang tepat tentang komitmen progressive-
liberalization.
Oleh karena pendidikan termasuk dalam sektor jasa yang diperdagangkan, maka
persaingan produk perekonomian di pasar dunia tidak lagi bertumpu pada kekayaan
sumber daya alam atau biaya buruh yang murah, namun ditentukan oleh inovasi
(teknologi) dan atau kreativitas dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu
peranan perguruan tinggi semakin penting dalam persaingan global. The Economist,
menyatakan bahwa “portrays the universitty not just as a creator of knowledge, a trainer of
young minds an a transmitter of culture, but also as a major agent of economics growth :the
knowledge factory, as it were, at the center of knowledge economy”.
OECD (Organization for Economics Co- operation and Development, 1996) mengatakan
bahwa, the knowledge- based ecnomy as creation, utilization and dessemination of knowledge and
information are vital to ecnomics growth strategy12.
12
Linchia Saner Yiu, The Question Of Quality In Higher Education, High Level Policy Consultation Meeting
On “Policy Dialogue On Financing Higher Education And Sustaining Quality Af Mass Education Fot Life
Learning, Geneva, April 3, 2006, Hal.125.
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
Salah satu upaya penting utuk beradaptasi terhadap perubahan dunia adalah reformasi
pendidikan.
Indonesia juga telah melaksanakan reformasi pendidikan melalui program yang disebut
HELTS (higher education long term strategies) 2003-2010 yang ditetapkan oleh Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi pada tanggal 1 April 2003. HELTS diharapkan dapat
menjawab tantangan peningkatan daya saing bangsa, melalui quality assurance, access and
equity, autonomy. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut PT di Indonesia telah menetapkan
3 kebijakan dasar yaitu nation’s comprehensive, autonomy and organizational healt.
Menurut Kim Carter13 (2004) dalam publikasinya learning for the 21 century:”today’s
edication system faces irrelevance unless we bridge to gap between how students live and how they
lern”. Menurutnya, ada enam elemen kunci belajar di abad 21 adalah:
1. emphasize core learning subjects misalnya mathematics, science, foreign language, civic,
government,economics, etc.
2. emphasize leaning skills yang terdiri atas information and communication skill, thinking
and problem solving skills, interpersonal and self-directional skills.
3. use 21 cnetury tools do develop learning skills yang terdiri atas ICT literacy-“the
interest, attitude, and ability to appropriatelty used digital technology an communication
tools to acces, manage, integrate and evaluate information, construct new knowledge, and
communicate with others inorder to participate effectively in society.
4. teach and learn in 21 century context yang terdiri atas real world examples, application
and experience both inside and outside of school, relevant, angaging and meaningful to
students lives. Outside the four classroom walls. Reaches out to communities, emplyers,
community members and parents to reduce the boundaries that devide school from the real
world.
13
Kim Carter, Effective Learning For The 21 Century: Dreating A Framework For Action. Tech Forum,
Insigh And Innovation For Technology Leaders,October 19, 2004, Palisades, NY.USA, hal. 211
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
5. teach and learn 21 century yang terdiri atas global awareness, financial, economics and
bussiness literacy, civic literacy
6. teach 21 century assessments that measure 21 century skills yang terdiri atas a balance of
assessment, high quality standized test for accountability purpose, classroom assessments for
improving teaching and learning.use new information technologies to increase efficiency
and timeliness.
Beberapa model atau bentuk perdagangan atau jual beli jasa pendidikan (tinggi) versi
WTO dapat dijelas sebagai berikut:
Pertama, disebut model cross border supply; dalam hal ini suatu lembaga pendidikan di
suatu negara menjual jasa pendidikan kepada konsumen yang berada di negara lain tanpa
kehadiran secara fisik lembaga penjual jasa pendidikan tersebut ke negara komsumen.
Contoh riilnya banyak orang Indonesia mengikuti program pendidikan jarak jauh
(distance learning) serta pendidikan maya (virtual education) yang diselenggarakan negara
manca, misalnya united kingdom open university (inggris) dan michigan university (AS).
Kedua universitas tersebut tidak perlu hadir secara fisik di Inonesia kan tetapi jsa
pendidikanya dibeli orang-orang Indonesia yang tinggal di Indonesia.
Kedua, disebut model consumtion abroad, dalam hal ini lembaga pendidikan suatu negara
menjual jasa pendidikan dengan menghadirkan konsumen dari negara lain. Contoh saat
14
Ben Senang Galus, Liberalisasi Pedidikan Di Indonesia, Tantangan Dan Ancaman Bagi Indonesia,
Seminar Nasional Pendidikan Di Indonesia, diselenggarakan oleh PBPGRI Pusat di Hotel Danau Toba
Medan Tanggal 11 Juli 2006, hal. 10
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
ini terdapat ribuan pemuda Indonesia belajat di perguruan tinggi ternama di Australia
seperti Monash University dan lain sebagainya. Demikian sebaliknya banyak pemuda
asing berlajar di beberapa PT kita di tanah air.
Ketiga, disebut model movement of natural persons, dalam hal ini lembaga pendidikan di
suatu negara menjual jasa pendidikan ke konsumen di negara lain dengan cara mengirim
personelnya ke negara konsumen. Contohnya, banyak PT kita yang memperkerjakan
tenaga dosen dari luar negeri demikian sebaliknya, banyak tenaga pengajar kita mengajar
di luar negeri.
Keempat, disebut model commercial presence yaitu penjualan jasa pendidikan oleh lembaga
sutau negara bagi konsumen yang berada di negara lain dengan mewajibkan kehadiran
secara fisik lembaga penjual jasa dari negara tersebut. Hadirnya PTA dari manca untuk
menjual jasa pendidikan tinggi kepada konsumen Indonesia adalah contoh yang sangat
tepat untuk model perdagangan jasa pendidikan ini.
Dengan liberalisasi pendidikan mau tidak mau dampak langsungnya adalah bagi PT
gurem cepat atau lambat akan mengalami kolaps, dengan sumber daya manusia yang
terbatas, sarana prasarana terbatas juga. Juga dampak buruk lainya adalah mahasiswa kita
akan tidak mampu berkompetisi pada era kesejagatan global itu.
Beberapa abad yang lalu, adalah seorang filsuf Yunani, Diagne le Cynique, menyalakan
obor di siang hari, seraya berjalan di tengah kerumunan manusia. Ketika salah seorang
dari kerumunan itu bertanya perihal aksinya itu, sang filsuf menjawab “uffatisu an insanin”
artinya “aku sendang mencari manusia”. Apa yang dilakukan sang filsuf tadi sebenarnya
beranjak dari hasil refleksi yang intens atas kondisi kehidupan manusia pada zaman dan
tempatnya, kondisi kehidupan mana sudah terlalu jauh dari alam manusiawi karena
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
tergilas oleh semangat rationalisme yang cukup tinggi. Oleh semangat rationalisme yang
berlebihan, manusia kala itu lebih tampit sebagai animale rationale ketimbang ens sociale.
Mengamati kehidupan mahasiswa (one mai tana Manggarai) saat ini, barangkali sudah
saatnya para rektor di PT tempat ia belajar mengadakan aksi serupa seperti filsuf tadi
sambil beralan di tengah kerumunan mahasisiwa, seraya menyampaikan uffatisu an
mahasiswamanggarainin, (aku sedang mencari mahasiswa Manggarai). Hal ini beranjak
dari hasil refleksi intens saya selama bebrapa tahun terakhir in dimana banyak mahasiswa
Manggarai di PT saat ini sedang menajauhi kehidupan kampus yang dicita-citakannya
dan dicita-citakan oleh sebuah pendidikan tinggi umumnya. Mahasiswa yang semestinya
menampilkan etos dan seamangat ilmiah, justru bagitu tumpul di PT. budaya akademis
yang semestinya bertumbuh subur, namun justru tertimpa kemarau panjang15. Kehidupan
mahasiswa saat ini semakin sepi dan jauh dari kegiatan intelektual yang menjadi tanda
khas kehidupan kampus. Itulah salah satu fakta empiris mahasiswa Manggarai kita saat
ini. Mereka cenderung malas berpikir , malas membaca serba gampang.
Sejarah kehidupan kampus awal mulanya mahasiswa mempunyai otoritas penuh untuk
menyelenggarakan kegiatan perkuliahan. Para profesor hanya semata-mata atau tak lebih
dari “pengajar-pengajar priadi yang bertualang”, yang bebas dari segala macam
ketertarikan sebuah kampus. Mahasiswa kala itu dengan penuh semangat mendatangkan
para profesor ke kampus demi mendatangka ilmu sebanyak-banyaknya dam sedalam-
dalamnya. Pokoknya suasana kampus ketika itu penuh dengan kegiatan ilmiah atau
stadium generale.
Persoalan ini memang tidak berdiri sendiri. Seiring dengan munculnya kebijakan
pemerintah menetapkan kebijakan satuan kredit semester (SKS) pada PT maka tradisi
kegiatan ilmiah tadi lenyap pula, dimana hubungan mahasiswa dengan kampusnya besifat
“loco parentis16”. Dengan pengertian bahwa para mahasiswa ibarat “anak asuhan” dari
sebuah PT yang bertanggung jawab atas bimbingan dan perkembangan pribadi
mahasiswa. Bersamaan dengan itu, munculah peran-peran mahasiswa sebagai “santri-
santri” sebagai pelanggan biasa yang mengambil berbagai pelajaran untuk mencari gelar
dan selebihnya sebagai “bohemians” (petualang-petualang_ atau pemisah diri yang
15
Ben senang galus, krisis kemampuan berpikir mahasiswa, suara pembaruan, 4 juli 2005, hal. 4
16
Ben senang galus, ibid.
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
berada di kampus, yang memisahkan dirinya dari kegiatan akademis yang sungguh-
sungguh. Peran seperti itu tentu saja memancarkan kadar kehidupan akademis mahasiswa
yang berbeda-beda.
Jelaslah paradoksal karena bahkah sering bertolak belakang, konon katanaya Yogyakarta
sebagai kota kaum intelektual, namun di sisi lain praktek-praktek seperti ini sering
terjadi, karena itu sebuah bentuk pengikisan integritas intelektual serta sebuah bentuk
pengingkaran kebenaran. Sesungguhnya, hal demikian erat hubungannya dengan kondisi
objektif sebuah PT yang tidak pernah memperdulikan segi-segi penalaran atau kualitas
mahasiswa.
Dalam terminologi Julien Benda (la Trahison des Clercs, 1927) mangatakan bahwa para
cendikiawan atau ilmu yang mengingkari kebenaran dan keadilan demi kepentingan
primordial dan politik bisa disebut pengkhianat moral17. Pada hakekatnya cendekiawan
atau ilmuwan tidaklah memiliki tujuan praktis. Motif kegairahan mereka adalah bakti
kepada kebenaran atau bahkan untuk memperoleh keuntungan sosial, politik dan
kebenaran. “kerajaanku bukan dari dunia ini”, itulah seharusnya kata hati setiap
cendekiawan atau ilmuwan.
La Trahison des Clercs memang sebuah kritik terhadapa kecenderungan dan kegairahan
para intelektual atau cendekiawan Perancis awal abad XX untuk masuk dalam kancah
politk. Kritis itu masih relevan untuk kita hubungkan kepada mahasiswa kita di saat ini.
17
Hubber Thomas Hasulie, Svd, Antara Ilmu Pengetahuan Dan Nilai-Nilai Manusia, Mempertimbangkan
Cedekiawan, vox, nomor 32/34, 1987, hal. 7
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
Kenbanyakan mahasiswa kita saat ini sudah keluar dari dasar profesi keilmuan dan
menyerahkan diri pada golongan yang berkuasa demi pemenuhan kepentingan sosial dan
kebendaan semata. Maka mahasiswa seperti ini bisa diklasifikasikan, meminjam Grigoro
sebagao ‘cendekiawan pengecut’. Mereka hanya mau menciptakan sesuatu yang serba
gampang, tanpa melalui kerja keras18.
Entah besar atau kecil, bahwa kultur akademis mahasiswa telah kehilangan semangat
yang dipengaruhi oleh satu kondisi obyektif sebuah PT, yang terwujud dalam beberapa
gejala dominan atau berupa komitmen yang diemban atau karakteristik maslah yang
dihadapi oleh sebuah PT yang digerogoti banyak penyakit, seperti miskin dana,
kompetensi dan kapabilitas dosen yang masih rendah serta fasilitas kampus yang serba
minim. Demikian pula PT sekarang, lebih mirip dengan sebuah pabrik konsumsi masal
ketimbang lembaga pendidikan profesional sehingga kualitas lulusannya sangat
diragukan. Oleh karena itu, sagala apa yang tak perlu untuk penelitian atau demi
keterampilan profesional yang dicari semakin tersingkir.
Selain itu, pada diri mahasiswa, hidup bersenang-senang dan memboroskan waktu adalah
hal yang biasa. Dan bahwa di Indonesia masih ada mahasiswa yang sekali-kali
menyanyikan lagu kuno “gaudeamus igitur iuvenes dum sumus” (bersenang-senang selama
kita masih muda), merupa suatu ironi yang tak disengaja mengingat mereka berada di
bawah tekanan sistem SKS dan sekian banyak peraturan lain19.
18
ibid
19
Frans Magnis Suseno, Humaniora Dalam Pendidikan Tinggi, Interaksi, Majalah Terbitan Depdikbud,
1984, hal.51
20
Edward Shills, Kaum Cendekiawan, dalam Dick Hartoko (Ed), Golongan Cendekiawan, Gramedia, 1981
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
D. Budaya Akademis
Mahasiswa tidak cukup sekadar menghadiri kuliah. Lebih datiitu mahasiswa harus
memiliki naluri intelektual memadai yang harus tampak dalam semangat scientific ewarness
dan semangat scinetific inquiry. Kedua semangat itu merupakan faktor kunci bagi
tumbuhnya budaya akademis dalam kehidupan akan kampus seorang mahasiswa.
Perkuliahan hanyalah satu elemen penting, namun bukan satu-satunya jantung utama
yang menggerakan kemajuan akademi mahasiswa. Sang humanis Soedjatmoko
menegaskan bahwa jantung kehidupan kampus umumnya dan kehidupan akademis
mahasiswa khususnya bukanlah terletak pada proses belajar mengajar. Menurutnya ada
tiga elemen penting yang menjadi modal pertumbuhan kehidupan akademis mahasiswa.
Pertama, perpustakaan atau sering disebut intelectual machine” sebagai mesin yang
menggerakan sendi-sendi kehidupan intelektual mahasiswa karena mahasiswa lebih
sering memanfaatkan jasa orang lain untuk menyelesaikan tugasnya. Kedua,
laboratorium, sebagai tempat untuk melatih mahasiswa dalam berbagai keterampilan dan
untuk kepentingan pengamatan dan penelitian demi menunjang kegiatan akademis secara
keseluruhan.ketiga, hubungan koperatif dosen-mahasiswa. Antara mahasiswa-dosen perlu
dikembangkan relasi partnership demi terwujudnya suatu hubunga koperatif yang harus
dilandasi oleh samangat keterbukaan, dialog, jujur dan saling pengertian yang tinggi.
Edward Shils mengatakan bahwa kebesaran sebuah kampus tidaklah ditentukan oleh
lancarnya dan tertibnya seluruh peraturan akademis dan proses perkuliahan tetapi sejauh
mana seluruh awraga kampus menegakan dan menjunjung tinggi etika akademis yang
ditandai oleh semagat dan kejujuran ilmiah. Budaya bermalas-malasan, berlajar moral
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
minimalis, budaya plagiat tau budaya foto kopi merupakan bentuk pengkhianatan
intelektual menurut terminologi Julian Benda. Ketakberdayaan mahasiswa dalam
mengembangkan tradisi diskusi-diskusi, sama artinya mahasiswa sedang melakukan satu
proses pauperisasi21 atau proses pemiskinan intelektual. Maka pada gilirannya proses
pauperisasi ini akan melahirkan sarjana-sarjana serba tanggung yaitu sarjana yang serba
terbatas kapasitas keterampilannya, serba terbatas wawasannya dan seraba terbatas
lingkup ilmiahnya, sarjana yang tidak mampu berkompetisi.
Kehidupan mahasiswa saat ini lebih tampak dalam kegiatan masal yang cenderung
rekreatif ketimbang kreatif seperti study tour, menaklukan gunung, kemping,
pertandingan olah raga, main kartu, minum-minum, dan pesta-pesta.
Oleh karena itu tradisi-tradisi seperti berikut sudah saatnya dikembangkan oleh
mahasiswa Manggarai di PT. Pertama, kembalikan jati diri Anda ke”habitusnya”,yakni
sebagai musafir pencerahan intelektual, mengembangkan kejujuran intelektual,
menumbuhkan kehidupan akademis yang pada gilirannya akan memberi sumbangan bagi
public habit. Mahasiswa sudah dibiasakan berlajar dalam paradigma perspekstif.
Maksudnya adalah mahasiswa tidak cukup belajar sebatas ilmunya atau bidangnya
sendiri. Mahasiswa dituntut oleh perubahan yang tak menentukan untuk belajar berbagai
hal lain sebagai tindakan antisipatif untuk menyonsong perubahan tadi. Hal ini pun
dilandasi oleh satu kenyataan bahwa selepas belajar di PT mahasiswa akan menghadapi
satu masa transisi, bahka masa krisis yang tak kalah sulitnya dengan belajar.
Keterampilan di luar bidang ilmu sendiri dapat menciptakan pekerjaan sementara,
sebelum mencapau pekerjaan permanen.
21
Ben Senang Galus, Sesat Pikir Mahasiswa, Talk Show Di Rri Yogyakarta, Pada Acara Universitaria,
Tanggal 19 Sepetember 2006
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
Socrates, cendekiawan Yunani kuno, akhir hidupnya sangat tragis. Ia mati oleh hukuman
masyarakatnya. Menjelang kematiannya ia menyebut dirinya “lalat liar’. Ia mengatakan,
“mungkin kedengarannya lucu, saya seperti seekor lalat liar di tengkuk seekot kuda”.
Kuda adalah pemerintah atau masyarakat yang lelap terlena dalam berbagai kebusukan
karena pengabaian nilai-nilai luhur manusiawi. Ia berjuang untuk menegakan nilai-nilai
itu. Penguasa /masyarakat merasa terganggu dalam tidurnya dan tanpa pikir panjang
memukul lalat liar (baca: Socrates) agar pules lagi dalam gelimang dosa. Socrates mati
namun tidak dapat begitu saja membuat peguasa/masyarakat berpikir tentang pikiran
dan sikap hidup socrates.
Tugas mahasiswa Manggarai saat in meman makin tidak gampang. Dewasa ini kehadiran
mahasiswa harus bersuara kuat seperti Socrates dan memegang teguh etika dan kejujuran
intelektual. Sebab propinsi kita (NTT) dalam urutan ke lima besar di Indonesia kasus
korupsinya dan kabupaten Manggarai termasuk sepuluh besar dari 340 kabupaten kasus
22
Franz magnis suseno, op.cit. hal 53
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
korupsi (laporan ICW, semester pertama tahun 2007). Kita terlalu riuh oleh aneka
kehahatan melembaga dan didukung oleh birokrasi dan oleh banyak orang.
Bila mahasiswa tidak kuat dan juur, ia akan beralih profesi, tidur bersama birokrat dan
banyak orang dalam pengabaian nilai-nilai luhur manusiawi. Kita berharap kehadiran
mahasiswa Manggarai tampak semakin jelas dalam latar belakang negara yag semakin
gelap, dalam maraknya KKN, merosotnya moralitas pemimpin kita. Untuk itu perlu
ketangguhan moral dan pribadi sang mahasiswa, kerana jika tidak demikian, peristiwa
Socrates terjadi lagi “lalat liar” dipukul mati di NTT. Dan seperti Socrates, pada saatnya
cendekiawan mengambil sikap bahwa kehadiran fisiknya tidak penting lagi, yang penting
kehadiran “gangguan” itu. Gangguan itu membuat penguasa tidak tenang dalam
melanjutkan tidurnya. Saya yakin hal itu bukan sesuatu yang sia-sia. Karena sang
cendekiawan bukan mamasukan sesuatu yang asing, yang berasal dari luar, ke dalam diri
sesama melainkan menyadarkan sesama apa yang terlekat dalam martabatnya sebagai
manusia. Manusia pada hakekatnya baik. Ia mencintai apa yang baik, adil dan
indah…harap oleh hidup dan karya sang cendekiawan masyarakat menyadari bahwa ia
tidak adapat hidup lebih lanjut kalau tidak mengubah cara hidupnya sekarang. Neka temo
belajar, botong pa’u wa ngampang.
Pemerintah kota Yogyakarta memiliki komitmen yang tinggi guna menjaga citra ‘kota
Yogyakarta sebagai kota berbudaya” seperti yang tercantum dalam misi kota Yogyakarta
yaitu mempertahankan predikat kota Yogyakarta sebagai kota budaya dan kota
perjuangan yang menjadi salah satu tujuan wisata utama di Indonesia. Pelestarian budaya
menjadi sangat penting dipertahankan karena budaya merupakan tata nilai, simbol-simbol
dan produk dari perikehidupan manusia yang akan mengahantarkan kita kepada tata
kehidupan yang dinamis dan indah. Membangun sebuah peradapan yang lebih maju.
Kami menyambut baik di selenggarakannya Pentas Budaya Tarian Caci oleh Ikatan
Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta dalam menyongsong realisasi
pembentukan kebupaten Manggarai Timur. Hikmah lain dari pentas budaya ini adalah
untuk memperkenalkan budaya lama kepada generasi muda agar mampu melestarikan
dan mempertahankan warisan budaya leluhur.
Tarian adat caci yang heroik, semoga maknanya dapat ditangkap secara luas tidak sekadar
sebagai bentuk seni. Semangat kepahlawanan, keperkasaan, keralaan berkorban dalam
suasana penuh kekeluargaaan dan kerbersamaan yang terangkai lewat gerakan-gerakan
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc
tarian yang bernuansa seni semoga dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat kabupaten
Manggarai Timur dalam mengembangkan dan memajukan kedaerahan.
Aksi seni yang indah akan menjadi dasar pembentukan budaya masyarakat yang baik, dan
ini akan mengarah kepada terciptanya perilaku-perilaku yang terpuji. Akhirnya, dengan
mengucap “ bissmillahirrohmannirrohiim”, Pentas Budaya Tarian Caci secara resmi saya
nyatakan dimulai. Semoga forum ini dapat meningkatkan solidaritas dan ras saling
percaya di antara seluruh insan kota Yogyakarta.
Sekian.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Walikota Yogyakarta
H.Herry Zudianto
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta
(IKAMARSTA)
Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta
Telp: (0274) 553175 Email: ikamarsta2009@gmail.com Website: www.ikamarsta.co.cc