ABSTRACT
Burst index is an independence parameter against basis weight and used for comparing burst
strength of different grammage papers. It is well known that burst index is not influenced by the
grammage. But there is no informations that verified empirically the independency. Concerning this
verification some kraft-liners have been tested in the laboratory. Three grades of kraft-liners were
sampled from 4 different paper mills in 4 different regions. The data is analyzed by least-square
method to obtain the best fit of line between burst index and grammage. Analysis is done for within
and between paper mills and for within and between grades of kraft-liners. The results showed that
the slope of the line between burst index and grammage for all data are zero or approximately zero.
These results verified that burst index of the papers are not influenced by their basis weight
absolutely.
Keywords : verification, burst index, grammage, least-square method, slope
INTISARI
Indeks retak adalah parameter bebas gramatur dan oleh sebab itu sering digunakan untuk
membandingkan sifat ketahanan retak kertas yang berbeda gramatur. Sudah sejak lama diketahui
bahwa indeks retak tidak tergantung pada gramatur kertas. Tetapi pembuktian ketidaktergantungan
parameter tersebut berdasarkan hasil-hasil pengujian amat jarang ditemukan. Untuk menyampaikan
bukti-bukti tersebut, telah dilakukan pengujian kertas lainer yang berasal dari 4 pabrik yang berbeda
masing-masing dengan 3 macam gramatur. Selanjutnya dilakukan analisis kuadrat terkecil untuk
mendapatkan garis lurus terbaik antara indeks retak dan gramatur. Analisis dilakukan untuk contoh uji
dari satu pabrik maupun antar pabrik, dan contoh uji sejenis maupun antar jenis. Hasil analisis
menunjukkan bahwa nilai gradien garis lurus antara indeks retak dan gramatur untuk semua data uji,
adalah nol atau mendekati nol. Ini membuktikan bahwa indeks retak kertas yang diuji tidak tergantung
pada gramatur.
Kata kunci : pembuktian, indeks retak, gramatur, metoda kuadrat terkecil, gradien
pertamakali dikembangkan oleh J.W. Mullen uji Mullen mempunyai kelemahan yaitu
tahun 1887. Pada saat ini semua alat uji kekakuan diafragma karet yang berkontribusi
ketahanan retak masih bekerja dengan prinsip terhadap nilai hasil uji ketahanan retak. Tetapi
yang sama, tetapi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi alat uji telah berhasil
kemajuan teknologi di bidang elektronika dan memasukkan faktor kompensasi kekakuan
komputer untuk meningkatkan akurasi, diafragma karet alat uji Mullen (Peter Uddfors,
reprodusibilitas, dan kemudahan peng- 2008).
gunaannya (Hakan Markstrom, 2005). Ketahanan retak sangat tergantung pada
Hingga kini, uji ketahanan retak dilakukan gramatur lembaran, atau secara matematis dapat
menggunakan alat uji Mullen tersebut, yang dinyatakan bahwa ketahanan retak adalah fungsi
secara tradisional di Amerika Serikat hasil gramatur (Erik Persson, 2007). Kenyataan ini
ujinya dilaporkan sebagai points Mullen. Untuk mejadi kendala saat akan membandingkan
keperluan konversi ke satuan SI, 1 point Mullen parameter ketahanan retak berbagai lembaran
dianggap sama dengan 1 psi. Sehubungan dengan gramatur yang berbeda-beda. Untuk
dengan besaran point ini, ketahanan retak meniadakan pengaruh suatu variabel terhadap
kadang-kadang diekspresikan sebagai points per suatu fungsi matematik, maka fungsi itu harus
pound dengan cara membagi nilai ketahanan dibagi dengan variabel yang bersangkutan
retak dalam point dengan gramatur dalam sehingga jika fungsi itu diplot terhadap
pound. Tetapi cara ekspresi ini menjadi sangat variabelnya maka akan diperoleh fungsi konstan
tergantung pada ukuran rim yang digunakan. (Sarah Boslaugh, 2008). Bila konsep ini
Oleh karena itu diperkenalkan parameter lain diterapkan pada ketahanan retak sebagai fungsi
yang disebut indeks retak, yang diperoleh dari gramatur, maka ini berarti indeks retak, rasio
pembagian ketahanan retak dalam satuan kPa retak, atau faktor retak adalah fungsi konstan
oleh gramatur dalam satuan g/m2 (ISO/TC6). bila diplot terhadap gramatur. Namun demikian
Ketahanan retak adalah gaya maksimal sejauh ini belum banyak bukti empiris yang
yang diperlukan hingga lembaran tersebut jebol, mendukung kebenaran ketidaktergantungan
dinyatakan dalam satuan kPa atau kgf/cm2. parameter tersebut terhadap gramatur kertas.
Disamping ketahanan retak ada besaran lain Makalah ini bermaksud menyajikan bukti-bukti
yang bisa digunakan sehubungan dengan empiris tentang ketidaktergantungan indeks
pengujian ketahanan retak, yaitu indeks retak, retak terhadap gramatur kertas, berdasarkan
rasio retak, dan faktor retak. Perumusan ketiga pengujian terhadap sejumlah contoh kertas yang
parameter ini sebenarnya ekivalen (QSMC, berasal dari berbagai pabrik. Contoh kertas yang
2006). Indeks retak adalah ketahanan retak dipilih adalah kertas lainer karena ketahanan
dalam kPa dibagi gramatur dalam g/m2. Oleh retak merupakan parameter yang sangat penting
karena itu satuan indeks retak adalah kPa.m2/g. untuk jenis kertas ini (Herbert Holik, 2006).
Rasio retak perumusannya persis dengan indeks Artinya, untuk setiap produksi kertas ini, proses
retak hanya satuan untuk ketahanan retak dan akan selalu diarahkan pada pencapaian nilai
gramatur yang digunakan berturut-turut adalah ketahanan retak yang terbaik.
psi dan lb/ream. Rasio retak inilah yang disebut
points per pound pada uraian sebelumnya. BAHAN DAN METODA
Demikian pula untuk faktor retak yang berbeda
Data untuk keperluan makalah ini
hanya satuan yang digunakan, yaitu ketahanan
diperoleh dari pengujian 3 jenis kertas lainer,
retak dalam g/cm2 dan gramatur dalam g/m2.
yaitu GSM125, GSM150, dan GSM200. Ketiga
Standar pengujian ketahanan retak
jenis kertas tersebut berasal dari 4 pabrik yang
sebaiknya mengacu kepada ISO 2758 untuk
berbeda yaitu Pabrik A di Jawa Timur, B di
kertas dan ISO 2759 untuk karton, karena
Banten, C di Jawa Tengah, dan D di Jawa Barat.
standar ISO merupakan akomodasi dari berbagai
Terhadap ketiga jenis kertas lainer
standar lain yang ada di dunia (Herbert Holik,
tersebut dilakukan pengujian gramatur (ISO
2006). Selain ISO memang banyak standar lain
536), ketahanan retak (ISO 2758), dan
yang juga memuat cara uji ketahanan retak.
perhitungan indeks retak (ISO 2758, T403).
Dalam standar Tappi misalnya, ada
Hubungan indeks retak dan gramatur kemudian
beberapa standar cara uji yang berkaitan dengan
dianalisis dengan metoda kuadrat terkecil (Sarah
ketahanan retak seperti T403, T807, dan T810.
Boslaugh, 2008). Analisis ini dilakukan
Pengujian ketahanan retak menurut ISO maupun
terhadap sejumlah pasangan data gramatur -
Tappi, semuanya merujuk ke penggunaan alat
indeks retak, sebut saja pasangan data (x,y),
uji Mullen. Meskipun demikian, sebenarnya alat
12
Pembuktian Empiris Indeks Retak sebagai
Parameter Bebas Gramatu; Taufan Hidayat
13
BS. Vol. 44. No. 1, Juni 2009 : 11 - 16
14
Pembuktian Empiris Indeks Retak sebagai
Parameter Bebas Gramatu; Taufan Hidayat
Tabel 4. Dari tabel ini maka kemudian didapat (tentunya pada kondisi ideal). Untuk keperluan
nilai gradien antar jenis dan antar pabrik dari pembuktian ini nilai gradien yang mendekati nol
contoh lainer yang ditinjau. sudah sangat memadai untuk menyatakan
ketidaktergantungan y terhadap x. Sementara
Tabel 3b. Analisis Dalam Jenis GSM150 itu, dalam hal ini nilai intersep tidak diperlukan
karena hanya sebuah konstanta yang tidak
PABRIK GSM INDEKS menggambarkan ketergantungan y terhadap x.
2
(g/m ) (kPa.m2/g) Nilai nol gradien juga menunjukkan tidak
A 153,07 3,62 adanya korelasi antara y dan x (Sarah Boslaugh,
2008).
B 147,75 3,01
C 159,88 2,09 Tabel 5. Analisis Gradien Dalam Pabrik
D 154,18 3,49
rata-rata 153,72 3,06 PABRIK
DALAM JENIS
ANTAR
gradien dalam jenis -0,08 GSM125 GSM150 GSM200 JENIS
A -0,05 -0,02 0,03 -0,01
Tabel 3c. Analisis Dalam Jenis GSM200 B 0,08 0,05 -0,02 0,00
PABRIK GSM INDEKS C 0,01 -0,04 0,07 0,01
A 202,41 3,31
Tabel 5 memperlihatkan nilai gradien
B 194,93 3,39 dalam pabrik masing-masing, untuk jenis lainer
C 201,06 2,83 yang sama ataupun berbeda. Seluruh nilai
D 199,89 3,38 menujukkan hampir mendekati nol, bahkan
rata-rata 199,57 3,23 untuk gradien antar jenis pabrik B dan D
nilainya praktis sama dengan nol. Data ini
gradien dalam jenis -0,03 menunjukkan bahwa parameter indeks retak di
Pabrik A, B, C, maupun D tidak tergantung pada
Tabel 4. Analisis Antar Jenis nilai gramatur. Berdasarkan fakta ini, parameter
gradien indeks retak dalam satu pabrik bisa digunakan
LAINER GSM INDEKS sebagai parameter umum untuk keperluan
dalam jenis
pengendalian kualitas. Konsistensi mutu produk
(kPa.m2/g yang dibuat oleh pabrik dapat tergambar melalui
2
(g/m ) ) konsistensi nilai indeks retak. Bila diperhatikan,
GSM125 129,14 3,28 -0,24 maka nampak jelas bahwa Pabrik D sangat
GSM150 153,72 3,06 -0,08 konsisten dengan mutu produknya, terlihat dari
GSM200 199,57 3,23 -0,03 nilai gradien yang hampir mendekati nol untuk
semua jenis lainer, dan perbedaan gradien antar
gradien antar jenis 0,00
jenis lainernya sangat kecil. Sebaliknya Pabrik
B dan C, perbedaan nilai gradiennya lebih lebar
Analisis Gradien
dibandingkan Pabrik A dan D.
Untuk mempermudah pembahasan, Nilai gradien antar pabrik disajikan pada
seluruh nilai gradien yang didapatkan dari tabel- Tabel 6. Secara umum nilai gradien terlihat
tabel sebelumnya, dirangkum dalam tabel 5 dan semuanya mendekati nol, bahkan gradien antar
6. Sebagaimana disebutkan dalam terdahulu, jenis kertas lainer dan antar pabrik A, B, C, dan
bahwa terhadap data indeks retak dan gramatur D nilainya praktis nol. Namun demikian bila
dilakukan analisis kuadrat terkecil untuk diperhatikan gradien untuk lainer GSM125
mendapatkan garis lurus terbaik berbentuk y = nilainya relatif besar dibandingkan dengan nilai
mx + b, dimana y adalah indeks retak, x lainnya. Hal ini bisa dirujuk kembali ke Tabel
gramatur, m gradien, dan b intersep. Karena 3a, dimana nilai indeks retak lainer GSM125
pembuktian yang akan dilakukan adalah indeks untuk Pabrik C sangat rendah dibandingkan
retak (y) tidak tergantung pada gramatur (x), dengan Pabrik A, B, dan D. Akibatnya nilai
maka nilai gradien (m) harus sama dengan nol gradien antar pabrik menjadi besar.
.
15
BS. Vol. 44. No. 1, Juni 2009 : 11 - 16
Berdasarkan Tabel 3a dan Tabel 6, maka dapat pembanding mutu kertas pada gramatur yang
dikatakan bahwa lainer GSM125 produk Pabrik berbeda-beda.
C mutunya sangat rendah.
UCAPAN TERIMAKASIH
Tabel 6. Analisis Gradien Antar Pabrik
Penulis menyampaikan terimakasih yang
DALAM JENIS sebesar-besarnya kepada Ibu Rina Masriani
PABRIK ANTAR yang telah banyak membantu penulis dalam
GSM125 GSM150 GSM200 JENIS
penyiapan data yang diperlukan.
A
B
-0,24 -0,08 -0,03 0,00 DAFTAR PUSTAKA
C Boslaugh, S., Watters, P.A., 2008, Statistics,
D O’Reilly Media, Inc., Sebastopol.
Furst, T.,2006, Bursting Strength, L & W
Meskipun contoh uji yang digunakan pada School, Kista.
analisis ini adalah kertas lainer, namun Gullischen, J., Paulapuro, H., 1999,
keberlakuan hasil analisisnya juga bisa valid Papermaking Science and Technology -
untuk semua jenis kertas. Hal ini didasari oleh Book 17 Pulp and Paper Testing, Fapet
pemikiran bahwa persyaratan utama kertas Oy, Helsinki.
lainer yang harus dipenuhi adalah kertahanan Holik, H., 2006, Handbook of Paper and
retak, untuk mendukung sifat daya tahan dan Board, Wiley-VCH Verlag GmbH & Co,
daya muat kemasan yang akan dibentuk oleh Weinheim.
kertas lainer. Dengan demikian dapat dikatakan ISO/TC6, 2003, ISO Standards Collection On
bahwa ketahanan retak adalah parameter sensitif CD-ROM , Version 2 - Paper, Board and
untuk kertas lainer. Karena kondisinya yang Pulps
demikian, maka setiap proses produksi kertas International Organization for Standardization,
lainer akan selalu diarahkan pada pencapaian Genève
syarat mutu ketahanan retak. Markstrom, H., 2005, Testing Methods and
Instruments for Corrugated Board,
KESIMPULAN Lorentzen & Wettre, Kista
Pemilihan analisis indeks retak pada Persson, E., 2007, Paper Technology Part 1 ,
contoh kertas lainer didasari oleh kenyataan Cepatec AB, Broby.
bahwa parameter ini merupakan sifat penting QSMC, 2006, Tappi Test Method CD Version,
indikator mutu kertas lainer. Berdasarkan hasil Quality and Standards Department –
analisis ketergantungan nilai indeks retak TAPPI, Norcross.
terhadap gramatur untuk berbagai kasus : antar Smook, G.A.,2002, Handbook For Pulp and
pabrik, dalam pabrik, antar jenis, dan dalam Paper Technologist, 3rd edition, Angus
jenis kertas lainer, maka dapat disimpulkan Wilde Publications Inc, Vancouver, p.
bahwa terbukti parameter indeks retak tidak 332-344
tergantung pada gramatur kertas. Dengan kata Uddfors, P., 2008, Pulp and Paper Tesing,
lain indeks retak adalah parameter bebas Lorentzen & Wettre, Kista, p. 161-163
gramatur dan dapat digunakan sebagai besaran
16