Anda di halaman 1dari 40

Masyarakat Yunani cinta pada keindahan (seni) yang tidak mengarah pada hal-hal

yang berlebihan (penuh penahanan diri dan prestasi). Karya seni yang penuh penahanan diri
tersebut menghasilkan “keseimbangan” yang sempurna serta “keutuhan” yang seterusnya
disebut sebagai “klasik”. Karya seni diperuntukkan bagi persembahan pada dewa-dewanya.

Arsitektur, seperti lukisan dan pahatan tidak dilihat sebagai suatu " seni" pada
Periode jaman Yunani kuno. Arsitek adalah seorang tukang yang ahli yang dipekerjakan oleh
bangsawan atau orang kaya. Tidak ada perbedaan antara arsitek dan pemborong bangunan.
Arsitek merancang bangunan, menyewa tenaga kerja dan tenaga ahli untuk membangun
dan bertanggung jawab atas anggaran dan penyelesaian tepat waktu kedua-duanya. Ia tidak
menikmati statusnya, tidak seperti arsitek pada bangunan modern. Bahkan nama arsitek
tidak dikenal sebelum abad ke 5. Seorang arsitek seperti Iktinos, yang merancang
Parthenon, yang hari ini dinilai sebagai seorang arsitektur yang genius, diperlakukan pada
waktu itu dalam seumur hidupnya tidak lebih daripada seorang pedagang.

SEJARAH SINGKAT YUNANI

Yunani memiliki kesinambungan sejarah lebih dari 5,000 tahun. Bangsanya, disebut
Hellenes, setelah mendiami sebagian besar dari daerah Laut Hitam (Efxinos Pontos) dan
Laut Tengah menjelajah daerah sekitarnya, menyusun negara bagiannya, membuat
perjanjian-perjanjian komersil, dan menjelajah dunia luar, mulai dari Caucasus sampai
Atlantic dan dari Skandinavia samapi ke Ethiopia. Sebuah expedisi terkenal dari gabungan
daerah-daerah maritim Yunani (Danaë atau penduduk laut) mengepung Troy seperti
dinarasikan didalam sebuah karya sastra Eropa besar pertama, Homer’s Iliad. Bermacam-
macam penduduk Yunani ditemukan sepanjang Laut Tengah, Asia Kecil, Laut Adriatik, Laut
Hitam dan pantai Afrika Utara akibat dari penjelajahan untuk mencari tempat dan daerah
komersil baru.

Selama periode Klasik (Abad ke 5 SM), Yunani terdiri dari daerah-daerah bagian kecil
dan besar dalam bermacam-macam bentuk internasional (sederhana, federasi, federal,
konfederasi) dan bentuk-bentuk internal (kekerajaan, tirani, oligarkhi, demokrasi
konstitusional, dan lain-lain) yang paling terkenal ialah Athena, diikuti oleh Sparta dan
Thebes. Sebuah semangat kebebasan dan kasih yang membara membuat bangsa Yunani
dapat mengalahkan bangsa Persia (adikuasa pada saat itu), didalam peperangan yang
terkenal dalam sejarah kemanusiaan (Marathon, Termopylae, Salamis dan Plataea).

Pada paruh kedua abad ke 4 SM, banyak daerah-daerah bagian di Yunani


membentuk sebuah Aliansi (Coenon of Corinth) yang dipimpin oleh Alexander Agung
sebagai Presiden dan Panglima (Kaisar) dari Aliansi, Raja dari Macedonia (“Yunani takabara”
dalam bahasa persia kuno) menyatakan perang dengan Persia, membebaskan saudara-
saudara mereka yang terjajah, Ionian, dan menguasai daerah-daerah yang diketahui
selanjutnya. Menghasilkan sebuah masyarakat yang berkebudayaan Yunani mulai dari India
Utara sampai Laut Tengah barat dan dari Rusia Selatan sampai Sudan.

Pada tahun 146 SM, Aliansi diatas jatuh ke bangsa Romawi. Pada tahun 330, ibukota negara
bagian Romawi berdiri didaerah baru, Roma Baru atau Konstantinopel, sebuah bentuk
popular, sebuah nama untuk memperingati Kaisar Romawi, pada saat itu, Konstantin
Khloros (Konstantin Agung). Para ahli sejarah sejak abad ke 19 lebih memilih, untuk alasan
referensi, menamakan periode terakhir sebagai Bizantium dengan tujuan untuk
membedakan 2203 tahun wilayah Romawi menjadi dua periode. Selama periode kedua
dunia budaya Yunani klasik dari Yunani Kuno berubah menjadi dunia modern masyarakat
barat dan kristen. Kata Bizantium diambil dari wilayah yang sudah ada sebelumnya
(Bizantium, dengan Megara sebagai Metropolis) dimana ibukota baru (Konstantinopel)
berada.

Setelah ibukota dan wilayah jatuh ketangan Turki pada tahun 1453, bangsa Yunani
berada dibawah kekuasaan Ottoman hampir selama 400 tahun. Selama masa ini bahasa
mereka, agama mereka dan rasa identitas diri tetap kuat, yang menghasilkan banyak
revolusi untuk kemerdekaan meskipun gagal.

Pada tanggal 25 Maret 1821, bangsa Yunani memberontak kembali, kali ini berhasil,
dan pada tahun 1828, mereka mendapatkan kemerdekaannya. Sebagai sebuah negara baru
yang hanya terdiri dari sebagian kecil dari negara modern mereka, perjuangan untuk
membebaskan seluruh daerah yang dihuni oleh bangsa Yunani berlanjut. Pada tahun 1864,
kepulauan Ionian disatukan dengan Yunani; tahun 1881 sebagian dari Epirus dan Thessaly.
Crete, Kepulauan Aegean Timur dan Macedonian ditambahkan pada tahun 1913 dan Thrace
Barat tahun 1919. Setelah Perang Dunia II kepulauan Dodecanese juga dikembalikan ke
Yunani.
LETAK GEOGRAFIS DAN GEOLOGIS

PETA WILAYAH, SUKU DAN PERADABAN AGEA SERING DI SEBUT DORIC (DORIK).

Kebudayaan Yunani berkembang sebelum mencapai masa puncaknya, dimulai ribuan


tahun SM dari Pulau Krete (Crete), sebuah pulau di tengah – timur Laut Mediterania. Pulau
itu dikelilingi oleh pulau-pulau kecil, disebelah utara pada Laut Agean. Disebelah timur ada
Pulau Siprus (Cyprus) dan pantai barat – utara dari Semenanjung Arab terdiri dari negara-
negara Siria, Libanon dan Israel. Di seberang selatan dari Pulau Krete terdapat wilayah
pantai utara dari Benua Afrika, bagian dari Mesir dan Libia. Dari pulau tidak besar ini budaya
Yunani yang sering disebut juga budaya Agean menyebar ke Yunani daratan yang ada di
sebelah utaranya dan ke wilayah-wilayah hampir semua pantai Laut Mediterania.

Wilayah di mana budaya Agean berkembang mengandung bebatuan termasuk


marmer di mana sangat berpengaruh dan menentukan perkembangan arsitektur, sebagai
bahan bangunan utama. Marmer dan batu-batu terdapat melimpah di pegunungan
Hymettus dan Pentilicus dekat Athena di. Yunani daratan.

Iklim di wilayah Yunani sejuk, kadang hangat dan pada musim dingin tidak terlalu
dingin. Suasana semacam ini membuat budaya masyrakatnya menyenangi kegiatan di luar
(tidak di bawah atap) juga pada musim dingin seperti misalnya panggung terbuka yang
sangat terkenal dengan amphytheatrenya dan hampir semua kegiatan seni, berbagai
upacara masyarakat, termasuk yang ritual religius.

CIRI-CIRI UMUM BANGUNAN YUNANI

Peninggalan Arsitektur Yunani yang paling


banyak adalah kuil. Bahan konstruksi utama batu,
dipahat dan dibentuk menjadi kolom dan balok. Oleh
karena itu bentangannya sangat terbatas sehingga di
dalam ruang terdapat banyak kolom. Bagian depan
terdiri dari tangga masuk dan langsung pada deretan
melintang, kolom, menyangga ujung terdepan dari atap
yang berbentuk segitiga disebut pediment. Pediment terdiri dari cornice yaitu semacam
bingkai keliling segitiga dari molding mengikuti bentuknya. Bagian tengah di dalam bingkai
tersebut terdapat tympanum, yang biasanya pada bidang di dalamnya dibuat dekorasi,
dapat berupa relief maupun patung-patung. Pediment bertumpu di atas sebuah alas berupa
balok horisontal disebut entablature yang mempunyai tiga bagian atau lapisan (di atas
berupa cornice, di tengah frieze dan di bawah disebut architrave).

PERADABAN MENURUT WAKTU

 JAMAN AGEA (AEGEAN), 3000 -1100 SM

Sejarah panjang Yunani dapat dibagi dalam beberapa periode. Peradaban tinggi Yunani
sudah ada sejak jaman prasejarah sekitar 3001 -1100 SM pada jaman perunggu disebut
jaman Agea (Aegean). Diperkirakan suku bangsa Agea yang berpusat budaya di Pulau Krete
(Crete), pulau terbesar di laut Mediterania, berasal dari Asia Minor yang mulai mengadakan
migrasi pada Milineum IV SM . Sejak sekitar 1100 suku Dorian menguasai wilayah itu,
sehingga kata Dorik (Doric) sebagai kata sifat sering dipakai untuk menyebut segala sesuatu
terkait dengan Agea, termasuk budaya, dialek dan wilayah-nya.

Salah satu puncak kejayaan peradaban suku di wilayah tersebut dialami antara 1600 –
1400 SM. Masa itu sering disebut Jaman Minoan diambil dari nama penguasaanya Raja
Minos dari Knosos berpusat pemerintahan di Pulau Krete. Peninggalan jaman itu berupa
reruntuhan kerajaan, hancur pada sekitar 1400 SM. Berdasarkan rekonstruksi istana
tersebut mempunyai halaman dalam seluas 51.8 x 27.4 M 2, dikelilingi oleh ruang-ruang yang
rumit, segi-segi empat (rectangular).

Pemerintahan termasyhur berikutnya oleh Mycenae yang juga menjadi sebutan jaman,
budaya dan bangsa, yaitu jaman Misena (Mycenean). Pemerintahan oleh Helladic di wilayah
Agea juga mengalami kejayaan sehingga jaman, budaya dan bangsa seeing pula mendapat
sebutan terkenal yaitu Jaman Helinik (Hellinic). Nama Helinik sangat sering dipakai sebagai
istilah atau sama artinya dengan Jaman Yunani Kuno. Peninggalan terkenal dari jaman ini
adalah pusat pemerintahan di dalam benteng atau intra-muros. Tata letak semacam ini
merupakan ungkapan fisik naluri . suatu masyarakat untuk berlindung dari alam termasuk
binatang dan kelompok suku lain Di dalamnya saat ini terdapat reruntuhan istana Tiryne
didirikan sekitar 1300 SM.
Denah basil rekonstruksi Istana Raja Minos dari Knosos di Pulau Krete.

Legenda:

1. Gerbang masuk utara dengan portico


2. Bastion dan rumah penjaga
3. Ruang tunggu dan ruang tahta
4. Ruang tahta
5. Portico barat
6. Gang panjang dengan tempat penyimpanan
7. Tangga menuju lantai utama
8. Tangga ke apartemen kerajaan
9. Hall dengan deretan kolom
10. Hall dengan pencapaian ganda
11. Kamar ratu
12. Saluran air
13. Propylaeum
14. Tangga besar menuju ruang-ruang kenegaraan
15. Gang untuk prosesi

Secara geologis telah disebut di atas, wilayah Agea banyak mengandung batu dan
marmer, sehingga bahan alam tersebut men – jadi bahan utama dalam konstruksi.

Istana Tiryns dan hampir semua peninggalan arsitektur Yunani dibangun menggunakan
batu sebagai bahan konstruksi utama. Istana Tiryns berada dalam benteng di puncak sebuah
bukit dengan dinding pertahanan setebal 7.3 M. Konstruksi dinding batu pada jaman itu
berkembang mulai dari yang diolah sangat sederhana (cyclopean), diolah menjadi segi
banyak (polygonal). Kemudian didapatkan konstruksi dinding dengan susunan batu dibentuk
menjadi blok-blok berbentuk kubis sehingga konstruksinya disebut rectangular.

Salah satu reruntuhan dalam kompleks istana berupa pintu gerbang dengan patung
singa kembar, hingga disebut Lion Gate (1300 SM). Selain memperlihatkan bagaimana
konstruksi dari batu termasuk ambang atas gerbang, patung singa sangat indah dan
proporsionat menunjukkan tingginya selera seni masyarakat pads jaman itu. Lebar gerbang
3.20 M., di atas terdapat balok dari batu panjang 4.90 M, lebar 1.06 M, tinggi di tengah 2.40
M. Konstruksi dindingnya rectangular.

Tata-letak dan lingkungan Istana-Istana Tiryns (kiri) dan tipologi konstruksi pada jaman itu (kanan-atas).Gerbang Singa (The
Lion Gate) (1300 SM), dari Istana Tiryns (kanan-bawah).

 Periode Helinik (Hellinic,) 650 – 323 SM

Secara esensial arsitektur Yunani terbentuk oleh elemen utama yaitu kolom dan balok.
Saat itu konstruksi kuda-kuda (segitiga) belum dikenal, sehingga semua bagian bangunan
terbuat dari batu dibentuk menjadi kolom dan balok). Pada jaman ini, dinding juga terbuat
dari batu dengan sistem konstruksi rectangular, yaitu batu disusun setelah dibentuk menjadi
blok-blok segi empat.

Pada jaman itu budaya tinggi Yunani telah mempelajari pengaruh optik terhadap
pandangan sebuah bangunan. Karena pengaruh optik pada mata manusia, sudut pandang
dan jarak antara yang memandang dengan bangunan atau bagian bangunan yang dipandang
terjadi ilusi yaitu perbedaan antara kenyataan dengan yang terlihat. Oleh karena itu, untuk
menghindari hal-hal semacam itu dibuat koreksi dalam merancang dan membangun.

Sebagai contoh kecermatan para arsitek Yunani masa itu dalam mengatasi masalah
tersebut di atas, dinaikkan setinggi 60 mm bagian tengah dari balok atas (architrave) dan
lantai bawah (stylobate) dari Kuil Parthenon. Dengan demikian tidak terlihat melengkung
ketika dipandang dari bawah karena pengaruh optik.
Kuil Parthenon di Athena, bagian timur.

Contoh dari kecermatan para seniman arsitek Yunani dalam perancangan. Khusunya dalam
mengatasi masalah islusi karera pengaruh optik pada lensa mata.

A. Pandangan yang dikehendaki.

B. Pandangan bila tidak ada koreksi.

C. Koreksi dengan menaikan bagian tengah agar tetap dapat terlihat lurus.

Hellinic periode 323 - 30 SM

Setelah budaya Yunani berkembang ke wilayah daratan, pusat pemerintahan tidak


lagi di Pulau Krete, melainkan pindah ke Athena. Karena kemenangan dan kejayaan
Alexander, budaya Yunani berkembang dan menyebar ke wilayah Timur – Dekat hingga Asia
Minor.

Peninggalan arsitektur Yunani, hampir semua berupa bangunan religius, namun


kemudian pada 400an tahun SM, berkembang menjadi kota dan permukiman dengan
bangunan-bangunan publik lainnya.

Sebagai contoh dari perkembangan arsitektur pada masa ini adalah Acropolis di
Athena, yang berada di puncak sebuah bukit dengan bangunan-bangunan (kuil, juga teater).
Dari segi tata letak, tidak ada arah-arah tertentu dijadikan orientasi, namun semata-mata
mendasarkan pada arah di mana pemandangan yang paling indah dan menarik. Teater
terbuka sebagai ungkapan kesenangan orang-orang Yunani untuk melaksanakan kegiatan
diluar (nada Acropolis yang artinya kota di ketinggian, terletak di kaki bukit). Keberadaan
teater tersebut di kaki bukit, memperlihatkan kecerdikan orang-orang Yunani,
memanfaatkan kemiringan lereng bukit menjadi bagian dari tempat penonton yang bertrap,
trap semakin ke belakang semakin tinggi. Selain itu, dari segi akustik, konstruksi yang
memanfaatkan kemiringan alami dari lereng bukit, sangat baik dapat memantulkan bunyi
kesegala arah, karena bentuk denahnya yang setengah lingkaran.

Rekonstruksi Akropolis di Athena. Pandangan dari arah selatan (atas) dan denah.

Bagian-bagian dari Arsitektur Yunani


Legenda:
e. Entablature
f. Pediment
g. Kolom

Pediment
Frieze dan bagian-bagiannya.

Konstruksi pediment dan entablature disangga oleh kolom, dalam arsitektur Yunani
dibagi menjadi tiga yaitu teratas disebut kepala atau capital, tengah atau badan disebut
shaft dan tumpuan terbawah disebut base. Capital mempunyai tiga bagian, paling atas
abacus, tengah echinus, paling bawah disebut leher atau neck. Di bawah leher ada astragal,
bagian yang menghubungkan capital dengan shaft. Bagian bawah kolom atau base terdiri
dari tiga bagian, yang paling atas apophyge, tengah torus, bawah disebut plinth.

Kolom Yunani dengan bagian-bagiannya

Susunan atau konstruksi kolom entablature atau balok disebut order dalan arsitektur
Yunani kemudian berkembanl menjadi tiga aliran yaitu Order Dorik (Doric), Order Ionik
(ionic) dan Korintier (Corinthian). Kuil-kuil Yunani ketiga Order tersebut berdenah segi
empat panjang, di man, bagian depannya tedetak pada sisi terpendek I3agian tengah yang
merupakan bagian utama dilkelilingi oleh portico atau semacam teras dengan deretan
membujur kolom-kolom Bahan bangunan utama dari batu dipahat dar dibentuk menjadi
kolom dan balok. Masing-masing Order mempunyai ciri khas terutama, pada kolom dan
dekorasinya, dibahas berikut.
Order-Dorik (Doric-Order)

Budaya, seni termasuk arsitektur dikembangkan oleh orang-orang Agean yang sering
pula disebut Dorian, dimulai dari Pulau Krete, menyebar ke Yunani daratan sekitai pantai
Laut Agean. Arsitekturnya mempunyai ciri yang sangat khas, disebut Order – Dorik (Doric -
Order), aliran arsitektur Yunani tertua.

Berdasarkan berbagai teori, Order Dorik berkembang dimulai dari bentuk sederhana,
terdiri dari kolom dan balok-balok kayu dengan atap datar dari bahan alami juga bagian dari
pohon. Kemudian berkembang dengan konstruksi yang sama seperti tersebut di atas,
namun menggunakan atap pelana (miring dua sisi). Berdasarkan penelitian dan debat yang
panjang para ahli, tidak meragukan bahwa konstruksi bagian atas dari Order terbuat dari
kayu. Kemudian berkembang, terutama pada bangunan-bangunan penting seperti kuill,
menggunakan batu sebagai bahan konstruksi termasuk kolom dan balok. Kolom dibentuk
oleh tumpukan batu masing=masing berbentuk tambur (silindris tetapi tingginya tidak
melebihi diameter).

Arsitektur Order Dorik mempunyai kolom yang gemuk (perbandingan diameter


dibanding tinggi kolom tidak terlalu besar). Kolom Dorik berdiri tanpa base, langsung di atas
crepidoma yang biasanya mempunyai tiga tingkat tangga. Tinggi kolom termasuk capital
dibanding dengan diameter antara 4 : 1 hingga 6 : 1, sehingga kolom-kolom terlihat rapat.

Denah arsitektur Order – Yunani.

Legenda :

1. Kuil Zeus, Olympius (Dorik).


2. Kuil Olympeon, Athena (Korintien).
3. Kuil Selinus (Dorik).
4. Kuil Parthenon (Dorik).
5. Kuil Apolo, Didyma (lonik).

Evolusi arsitektur order, bentuk mula (kiri atas), bentuk Iebih kemudian (kanan atas). Rekonstruksi entablature dengan
bagian dari kayu (bawah).
Salah satu peninggalan dari arsitektur Order-Dorik berupa kuil yaitu Parthenon (447
-432 SM) di Akropolis (situasi lihat gambar 6). Kuil dibangun pada masa Pericles
persembahan kepada Parthenos. Kuil Parthenon dirancang oleh Ictinus dan Callicrates,
pematungnya Pheidas.” Denahnya segi empat 30, 9 x 69, 5 M 2 dengan deretan 17 kolom
pada sisi terpanjang, 8 pada sisi terpendek. Bagian utama kuil berdiri di atas crepidoma
dengan tiga tangga, masing-masing tingginya 508 mm. Bagian utama kuil dibagi menjadi dua
ruang bertolak belakang, oleh dinding melintang. Ruang di sebelah timur luasnya 19,2 x 29,8
M2. Untuk masuk ke dalam Naos di mana terdapat patung Athena Parthenons (salah satu
karya terbaik dari Pheidas) di ujung barat, terdapat pintu disebut Hecatompedon. Naos
dikelilingi balkon berbentuk U, berkolom Dorik. Plafon Naos dahulu terbuat dari kayu.

Di sebelah barat bertolak belakang dengan Naos terdapat kamar Parthenon atau
“kamar perawan” (virgin’s chamber), dari mana nama kuil diambil. Pintu masuk disebut
Opistodomus dengan pintu lebar dalam satu sumbu dengan pintu di timur. Baik Naos
maupun virgin’s chamber dikelilingi oleh dinding batu setebal 1,2 M, dan di luar juga keliling
terdapat gang terbuka (ambulatory) selebar 2,7 M di sisi, 3,3 M di depan dan belakang.

Kuil Parthenon (447 -432 SM) Acropolis, pandangan depan


dan potongan melintang. (kiri), rekonstruksi (denah,
potongan membujur, potongan melintang, pandangan
depan dan perspektif) (kanan atas) dan reruntuhan.

Kuil Theseion di Athena (449-444


SM), juga dalam Order-Dorik, pada jaman
Yunani-Byzantine pernah dijadikan gereja.
Denahnya seperti kebanyakan kuil pada
jamannya segi empat, 40 x 13.8 M2. Ruang
utama segi empat panjang, dikelilingi oleh 13 deret kolom, pada sisi terpanjang, 6 pada sisi
terpendek. Kolom-kolom berdiri di atas cvepidoma yang hanya terdiri dari dua tangga.
Ruang pemujaan dikeliling oleh semacam gang atau portiko, dalam hal kuil-kuil Yunani di-
sebut ambulatory. Meskipun tidak terlalu besar dibanding kuil-kuil lainnya, namun hampir
semua bagian konstruksi terbuat dari marmer. Dekorasi sangat indah antara lain terdapat
pada pediment dan pada frize di sebelah barat berupa relief menggambarkan peperangan
antara Centaurus dengan Lapithae.
Kuil Theseion di Athena (449-444 SM). Rekonstruksi denah, pandangan depan dan potongan melintang dari portiko (kiri).
Perspektif rekonstruksi (kanan. atas), relief dan patung pada frize sisi barat (kanan tengah) dan foto saat ini (kanan -bawah)

Kuil Poseidon di Paestum (460 SM), Pulau Krete, salah satu peninggalan arsitektur
Yunani Order-Dorik yang hingga kini masih cukup baik keadaannya dibanding peninggalan-
peninggalan lainnya. Denah segi empat panjang tidak berbeda dengan kedua kuil dibahas
terdahulu, dalam hal ini lebih luas, crepidoma 61×26 M2. Diameter kolom 2.0 M tinggi 8.80
M, jadi perbandingannya adalah 1:4,4. Pada sisi terpanjang terdapat 14 deret dan terpendek
6 deret kolom. Ruang utama yang dikelilingi oleh ambulatory, denahnya identik dengan Kuil
Theseion di Athena, dibagi menjadi tiga yang terbesar di tengah paling luas.

Kuil Poseidon denah (bawah), pandangan depan dan potongan, melintang (tengah) dan potongan membujur (atas).
Kuil Poseidon, , Paestum (460 SM), reruntuhan bagian dalam (bawah) dan pandangan dari luar (atas).

Kuil Aphaia di Aegina (490 SM), dibangun di sebuah pulau, sekitar 30 Km dari Athena,
sekarang reruntuhannya hanya berupa beberapa deret kolom dan beberapa masih ada
frieze-nya. Denahnya segi empat identik dengan kedua kuil dibahas sebelum ini, bagian
tengah terdiri dari Naos paling panjang di tengah, Pranaos dan posticuin, di depan dan
belakang. Bagian tengah ini juga dikelilingi ambulatory lateral, depan dan belakang Bedanya
ketiga ruang dihubungkan dengan pintu dan yang juga sedikit berbeda, bagian depan
mempunyai ramp, seperti tangga namun permukaannya rata. Kuil ini tidak besar dibanding
kuil-kuil tersebut di atas, luas crepidoma 29 x 14 M. Kolom-kolom OrderDorik berderet
memanjang sebanyak 12 dan lebar 6 buah. Tinggi kolom 5,3 M dan diamater terbesar
(bagian bawah) dari kolom I M, jadi perbandingannya 1 : 5,3.

Kuil Aphaia di Aegina (490 SM). Rekonstruksi pediment barat, acroterion atas atau tengah dan acroterion bawah (atas),
pandangan depan dan potongan melintang (tengah) dan denah.
Kuil Aphaia di Aegina (490 SM), pandangan reruntuhan (atas) dan perspektif mata-burung rekonstruksi (bawah).

Dibanding dengan beberapa arsitektur Order-Dorik dibahas di atas, Kuil Zeus


Olympius, Agrigentum juga dalam OrderDorik (510-409 SM.), sedikit mempunyai perbedaan
khususnya pada denah. Kuil Zeus termasuk besar, berdenah segi empat luas 52,7x 110 M2,
tidak mempunyai teras luar (portico) keliling, atau istilah dipakai dalam kuil ambulatory.
Kolom dan dinding langsung berdiri pada sisi-sisi, depan dan belakang dari crepidoma
Kolom-kolom keliling tersebut sangat besar dan gemuk, berdiameter 4 M dan tinggi 17 M,
jadi perbandingannya 1 : 4¼ .

Kuil tidak mempunyai tangga yang pada umumnya mengeliling crepidoma. Ber-
dasarkan rekonstruksi pintu masuk juga berbeda dengan kuil-kuil lainnya, kembar di kiri-
kanan. Naos juga berbeda dengan lainnya, tidak terbagi menjadi dua atau tiga, namun be-
rupa satu ruang panjang, seperti lorong. Kolom dari naos penampangnya segi empat, di atas
kolom-kolom ini menumpu atlanlca, yaitu bagian dari kolom berupa patung manusia sedang
menyangga.

Kuil Zeus Olympius, Agrigzntum (510-409 SM.). Penampang melintang (atas tengah) dan detail antlanta (atas kiri-kanan),
pandangan depan (tengah) dan perbandingan memperlihatkan besarnya kuil ini dengan kuil Parthenon (tengah), denah
(bawah).
Kuil Zeus Olympius, Agrigentum (510-409 SM), pandangan depan dari rekonstruksi.

Order-Ionik (Ionic Order)

Kelompok suku Ionian adalah bagian dari orang-orang Yunani, yang mendiami Ke-
pulauan Ionian di timur dari Laut Agean. Setelah Order Dorik berkembang di seluruh wilayah
Yunani termasuk Yunani Daratan, dikembangkan aliran baru dari arsitektur Order – Yunani
oleh orang-orang Ionian. Aliran baru ini disebut Order-lonik sesuai dengan wilayah kepulaan
di mana asal dari aliran ini. Order atau susuan konstruksi kolom dan entablature Ionic,
mempunyai perbedaan tidak banyak, namun mendasar pada proporsi dan dekorasi kolom.

Dibanding dengan kepala kolom Order-Dorik yang hanya terdiri dari abacus berupa
lempengan penumpu dan echinus, sederhana, kepala atau capital Ionik lebih rumit dan lebih
indah. Diperkirakan dekorasi capital Ionik adalah turunan atau modofikasi dari lotus Mesir,
dibawa oleh orang-orang Asiria dan negara-negara Asia Minor. Selain penyederhanaan atau
abstraksi dari bentuk shell kerang, yang bentuknya melingkarlingkar-spiral. Architrave di
mana terdapat balok melintang dari Order-Ionik rata-rata lebih kecil dari yang ada pada
Order-Dorik.

Bila perbandingan tinggi dan diameter Kolom Dorik antara 4 hingga 6 kali, kolom
tinggi Ionik sekitar 9 kali diameter terkecil, jadi lebih langsing.

Pola hiasan, lengkungan-lengkungan spiral (volute) dari kepala atau capital Ionic dan Mesir, mendapat inspirasi dari
bagian-bagian tanaman (floral) dan binatang (fauna).
Metode menggambar lengkungan (volute) spiral dalam dekorasi arsitektur Order Ionik, (atas), penggambaran lengkungan
spiral metode Goldman (bawah).

Kepala kolom Order-Ionik, Kuil Propylaea, Pirine (kiri) dan Eleusis (kanan) (atas).

Kolom, entablature dan dekorasi Ionic, Erechtheion. Athena (kiri), Kuil Ephesus (tengah) dan Kuil Polais di Preine (kanan) .

Pada jaman Helinik (Hellenic) entablature hanya terdiri architrave dan cornice, pada
Order-lonik, hiasannya lebih rumit antara lain berupa deretan horisontal seperti gigi, se-
hingga disebut dentils.
Kuil Artemis, Ephesus (356 SM) berdiri di atas pelataran (platform) setinggi 2.7 – 30
M dengan tangga naik menuju crepidoma yang terdiri dari dua lapis atau dua tangga. Denah
segi empat seperti pada kebanyakan kuil telah dikemukakan di atas, namun di sini cukup
besar dengan crepidoma seluas 120 x 64 M2. Kolom keliling luar memanjang berderet tepi ,
dan dinding naos terdapat deret kolom sebanyak deretan keliling yaitu 20 buah. Pada
ambulatory- antara deretan kolom antara deretan kolom sebanyak deretan keliling yaitu 20
buah.

Konstruksi, ukuran dan dekorasi semua kolom baik yang keliling atau di dalarn
ambulatory sama. Diameter kolom sekitar 1,8 M dan tinggi 17,7 M sehingga kolomnya jauh
lebih langsing dari kolom Dorik karena perbandingannya 1 : 9.8 (Dorik sekitar 1 : 5). Kepala
kolom berbentuk spiral lengkung memutar khas Order-lonik. Entablature mempunyai
cornice dihias dengan dentils, sehingga relatif pendek dan tidak ada .frize-nva. Seluruh kuil
mernpunyai 117 kolom, 36 di antaranya dihias dengan relief pada bagian bawah.

Kuil Artemis, Ephesus (356 SM), dekorasi dan bentuk kolom khas Order-lonik, dengan hiasannya (atas kiri-kanan), denah
dan sebagian dekorasi (atas- tengah) dan perspektifrekonstruksi (bawah).
Peta Athena dan sekitarnya pada abad V

Legenda :

A. Acropolis.
B. Agora.
C. Areopago.
D. Olympieon.
1. Gerbang Beule.
2. Monurnen Agrippa.
3.    Kuil Athena Nike.
4.    Propilees.
5.    Pinacotheque.
6.     Pating Athena Promachos.
7.     Pemujaan Athena Hygeia.
8.     Pemujaan Artemis Brauronia.
9.     Dinding arkaik.
10.    Ca/cotheque.
11.   Parthenon.
12.   Kuil arkaik Athena.
13.   Pohon zaitun suci (Olivier sacre).
14.   Erechtheion.
15.   Altar Zeus Polieus.
16.  Kuil Romawi Auguste.
17.  Pelataran Clepsydre.
18.  Clepsydre.
19.  Tempat Pemujaan Apollon.
20.  Goa Pan.
21.  Aglaorion (Kuil Aglauros).
22.  Pemujaan Aprodite.
23.  Dinding pendukung di bawah odeion Pericles.
24.  Monumen Thrasyllos.
25.  Monumen seni tari.
26.  Theatre Dionysos.
27.  Kuil Dionysos baru.
28.  Monumen Nicias.
29.  Asklepieon.
30.  Goa diperkirakan peninggalan jaman prasejarah.
31.  Sumber air.
32.  Stoa Eurnene.
33.  Odeion Herode Atticus.
34.  Akuaduk (Jembatan air).

Kuil Erichtheion di Athena ( 421-405 SM) terletak di Acropolis, beberapa puluh meter
di sebelah utara Kuil Parthenon dibangun oleh Mnesicle. Sekarang tinggal reruntuhan,
dengan beberapa bagian masih berdiri antara lain pintu gerbangnya. Denahnya kompleks,
sama sekali berbeda dengan kuil-kuil dikemukakan di depan, yang hanya berupa segi empat
sederhana. Kuil ini mempunyai tiga buah porche (semacam gerbang masuk, menempel pada
unit utama) di utara, selatan dan timur. Selain itu bagian-bagian kuil mempunyai ketinggian
berbeda satu dengan lain, juga merupakan perbedaan yang besar dengan kuil-kuil lain yang
pada umumnya datar, lantai semua bagian sama tinggi.

Naos yang merupakan bagian utama dari kuil dapat dicapai melalui porche sebelah
timur. Bagian timur dari naos berupa tempat suci (shrine) untuk memuja Athena Polias
dipercaya sebagai penjaga kota. Ketinggian lantai pada bagian ini sama dengan tinggi rata-
rata Acropolis. Kolom dari porche pada bagian timur ini berderet melebar sebanyak enam
buah, masing-masing tingginya 6,5 M, berdiameter 0,686 M. Dengan demikian kolom
terlihat sangat langsing dibanding kolom Order-Dorik karena perbandingannya hanya 1 : 9,7.
Bagian barat naos lantainya sedikit lebih rendah, berupa ruang dibagi menjadi dua, untuk
tempat memuja Erectheus. Selain kolom yang langsing, ciri khas Order-Ionik terlihat pada
kepala kolom di mana terdapat hiasan lengkung-Iengkung spiral. Pada sisi utara, sebelah
kanan terdapat porch yang paling besar dari kuil ini, juga dengan kolom-kolom Ionik, dalam
hal ini empat buah. Di dalamnya terdapat pintu masuk besar untuk menuju ke ruang
pemujaan. Pada bagian barat porchenya dalam posisi tinggi, di atas sebuah dinding,
merupakan latar belakang dari tempat pemujaan Pandrosus. Kolom-kolom pada bagian ini
juga berbentuk Ionik.

Yang paling unik adalah porche di selatan, kolomnya empat buah berupa caryatid
yaitu kolom berbentuk patung manusia, dalam hal ini wanita Yunani. Tinggi kolom berupa
patung ini 2,45 M, masingmasing berdiri berderet di atas dinding melintang menjadi
tumpuan yang disebut pedestal, setinggi hampir 2 M.
Kuil Erechtheion di Athena (421-405 SM), hasil rekonstruksi , denah, pandangan dan potongan.

Kuil Erechtheion di Athena (421-405 SM), hasil rekonstruksi perspektif pandangan dari. utara-barat (kiri.atas), gambar
detail kepala kolom atau capital dari porche (kiri bawah), reruntuhan dipandang dari arah barat (kanan atas), selatan timur
(kanan tengah) dan porche dengan caryatid di bagian selatan (kanan bawah).

 Yunani Order-Korintien (Corinthian Order)

Suku bangsa Korintin (Corinth), mendiami Yunani daratan sebelah barat, termasuk
Athena, berseberangan dengan Kepulauan lonik yang berada di sebelah timur Laut Agean.
Di wilayah ini berkembang pula Order yang telah dikemukakan di depan. Sesuai dengan
suku bangsa dan tempat di mana suku bermukim, aliran ini disebut Order-Korintien
(Corinthian-Order). Aliran sudah ada sejak 1500an tahun SM, namun baru mulai
dikembangkan oleh orang-orang Athena pada awal Jaman Romawi sekitar tahun 50an SM.
Dengan demikian, banyak terdapat bangunan Order-Korintien di seluruh wilayah kekuasaan
Romawi. Bahkan hiasan kepala Korintien dipakai pada hampir semua bangunan jaman
klasik. Oleh karena itu banyak ahli sejarah yang menggolongkan Order-Korintien dalam
bagian dari arsitektur Romawi. Tidak hanya Korintien, Order lainnya juga dikembangkan
oleh orang-orang Romawi antara lain OrderTuscan, Dorik-Romawi dan Komposit.
Order adalah susunan arsitektural dari balok (entablature) dan kolom, maka perbedaan-
perbedaan antara Order yang satu dengan lainnya ‘adalah pada sekitar kedua elemen
tersebut. Kolom dan . landasan (base) Korintien identik dengan Ionic yang langsing
dibanding kolom Order-Dorik Diameter berbanding tingginya sekitar 1:9, 1:10 sehingga
terlihat langsing seperti pada Order-Ionik. Perbedaan prinsip pada kepala ( capital) Order
Korintien dengan Order lain, lebih bervariasi rumit dan proporsi dengan kolom di bawahnya
1
lebih tinggi (perbandingan sekitar 1 x diameter kolom). Konon omamen kepala kolom
6
Korintien mendapat inspirasi dari pengamatan terhadap keranjang bunga pada makam salah
seorang dari suku Korintin. Kebetulan keranjang dipindah di atas sebuah tanaman acanthus,
kemudian tumbuh dan berkembang hingga tinggi.

Menurut catatan Vitruvius penulis sejarah arsitektur termashur abad XVI hiasan kepala
Order Korintien berupa relief floral terbanyak, berupa daun terutama daun acanthus.
Entablature Order-Kirintien, tidak berbeda jauh dengan arsitektur lonik Yunani, antara lain
dalam dekorasi berupa dentil. Hiasan pada entablature Korintien biasanya lebih rumit dan
lebih indah dibanding Order lainnya.

Evolusi dan sumber inspirasi dari dekorasi kepala kolom Korintien . Bentuk, proporsi, nama bagian-bagian dan dekorasi
Order-Korintien.
Evolusi dan sumber inspirasi dari dekorasi kepala kolom Korintien . Bentuk, proporsi, nama bagian-bagian dan dekorasi
Order-Korintien.

Denah, pandangan depan dan perspektif dari kepala pada sebuah kolom pada Kuil Apollo Epicurius (atas) dan Coragic di
Bukit Lysicrates, Athena (bawah).

Denah, pandangan depan dan perspektif kepala pada sebuah kolom dari Tower of the Winds di Athena (Athena) (atas) dan
kepala pada kolom dari sebuah portiko di Athena (bawah)
Kepala dan nama bagian-bagian dari kolom model Korintien-Romawi (kiri) dibanding kepala Korintien Yunani Awal (kanan)

Perbandingan kepala. kolom dan entablature Korintien-Yunani (kiri) dan Korintien-Romawi (kanan)

Kolom-kolom Order-Korintien dari Olympieon di Athena (175 SM-131M)


Perbandingan memperlihatkan masing-masing ciri dari ke tiga Order: Dorik (kiri), lonik (tengah) dan Korintien (kanan).
Legenda: A. Entablature. B. Kolom. C. Cornice. D. Frize. E. Architrave. F. Kepala. G. Shaft. H. Base. L Plinth. 1. Gutte. 2.
Metope. 3. Trigliph. 4. Abacus. 5. Echinus. 6. Volute. 7. Fluting. 8. Dentil. 9. Facia

Varian atau perkembangan Order dengan ciri masing-masing, Order -Tuscan (kiri), Order DorikRomawi (tengah), Order
Komposit (Composit) (kanan)

 Teater terbuka (amphytheatre) Yunani

Telah disebut sebelumnya, bahwa orang-orang Yunani menyenangi kegiatan di luar


bangunan, termasuk seni panggung. Dalam hal ini mereka sangat cerdik dalam membangun
teater terbuka, yaitu memanfaatkan kemiringan lembah bukit yang bentuknya seperti ceruk.
Dengan demikian selain berlatar belakang dan lingkungan alami indah, juga pekerjaan
konstruksi tidak terlalu banyak, sesuai dengan teknologi pada masanya. Lembah dibuat
menjadi trap-trap tempat duduk berdenah setengah lingkaran di mana kecerdikan para
arsitek Yunani kembali terlihat di sini, bentuk dan kemiringannya, sangat baik dari segi
akustik, karena dapat memantulkan suara ke segala arah. Pada bagian paling rendah atau
ujung bawah dibuat sebuah panggung yang biasanya berdenah lingkaran. dengan latar
belakang sebuah unit berupa blok. selain untuk latar belakang juga di dalamnya untuk
ruangruang persiapan dan lain-lain fasilitas pendukung pementasan (tari, musik drama,
ritual keagamaan ,dll).

Teater Epidauros (350 SM) dirancang oleh Polycleitos, adalah salah satu yang terbaik
dari yang pernah dibangun oleh orang-orang Yunani pada ma’sanya. Ukuran, bentuk dan
proporsi bagian-bagian sangat teliti diperhitungkan persyaratan dan ukuran manusia ter-
masuk sudut pandang. Kemiringan atau potongan melintang dari tempat duduk -penonton
dirancang sedemikian rupa dengan proporsi sudut pandang. Diameter lingkaran panggung
pertunjukan 20.4 M dan diameter setengah lingkaran seluruhnya 118 M.

Teater Dionysos (330 SM). Dibangun di kaki bukit Akropolis Athena, merupakan
teater terbuka dengan konstruksi sama dengan yang dibahas sebelum ini. Teater ini jauh
lebih besar dari Teater Epidauros, tempat penonton terdiri dari tiga bagian. dipisahkan oleh
dua gang (diazomata) yang denahnya juga bagian dari lingkaran, seluruhnya dapat
menampung 18000 penonton, suatu ukuran luar biasa besar pada masa itu,. Kemiringan
dari tempat penonton memanfaatkan bagian bawah dari bukit Akropolis yang lerengnya
terdiri dari karang. Dahulu dibagian depan terdapat 16 kursi singgasana untuk penonton
kehormatan.

Teater Epidauros (350 SM), denah dan potongan melintang (atas) dan pandangan dari atas (bawah). Legenda: 1.Tempat
duduk penonton. 2.Panggung. 3.Unit Latar belakang. 4.Gang (diazomata)

Denah Teater Dionisos di Athena (330 SM)


Teater Dionysos die Athena (330 SM), pandangan reruntuhannya dari sisi barat (atas), reruntuhan bagian bawah dekat
dengan panggung (bawah) dan tanda rnasuk ke teater (bawah)

BANGUNAN UMUM

Di luar Acropolis yang berada di puncak bukit, di Athena, terdapat kompleks lain
yang juga penting yaitu Agora, Areopago dan Olympieon. Kompleks Agora terdapat di
sebelah utara-barat dari Acropolis, merupakan pusat kegiatan sosial, perdagangan, adminis-
trasi dan pemerintahan. Dalam kompleks, terdapat bangunan umum antara lain gedung-
gedung perkantoran, pasar, tempat-tempat untuk kegiatan rekreasi, hiburan dan monumen.
Selain itu di Agora juga terdapat tempat-tempat pemujaan.
Peta kota Athena (atas), Agora pada akhir jaman Hellenistik (tengah) dan pada 300 SM (bawah)

Rekonstruksi denah Agora, Athena pada jaman Romawi sekitar 15SM (atas) dan perspektif mata burung ( bawah-kanan)

Lingkungan Agora berkembang sejak jaman sebelum 300 SM, jaman Hellenik hingga
jaman Romawi yang dimulai abad I SM. Pada peta akhir jaman Hellinik, terdapat beberapa
bangunan yang tidak ada sebelumnya antara lain stoa Attele, didirikan di atas 62 sebagian
tempat di mana sebelumnya terdapat 3 tribunal. Stoa tengah juga merupakan unit di dalam
kompleks Agora dibangun pada masa Hellinik.
Di dalam Agora terdapat cukup banyak stoa, sebagian besar dibangun pada jaman
Hellenik berupa unit memanjang dengan kolom-kolom berderet, ada yang pada satu sisi,
ada yang keliling. Stoa adalah unit bangunan mempunyai ciri khas berbentuk segi empat
memanjang, berfungsi sebagai tempat pemujaan dan dibangun dalam lingkungan publik
seperti Agora ini. Salah satu dari stoa si Agora yang namanya di ambil dari letanya yaitu stoa
timur untuk memuja Attele (Attalos), mempunyai kolom pada satu sisi yaitu sisi barat,
sedangkan sisi lainnya yang di sebelah timur berupa dinding dan deretan kamar-kamar,
konstruksinya mirip portiko. Stoa utara-barat di dalam Agora ditujukan untuk memuja dewa
Zeus, konstruksinya juga identik dengan portiko, memanjang dengan deretan kolom di
tengah dan sisi timur, sedangkan sisi lainnya berupa dinding. Bedanya di sini denahnya
berbentuk U.

Di bagian selatan Agora, terdapat dua buah stoa, juga diberi nama sesuai dengan
letaknya. Satu dengan lain saling sejajar memanjang ke arah timur-barat, membentuk
halaman di tengah juga memanjang timurbarat. Yang di depan atau utara disebut Stoa
Tengah, yang di §elatan di sebut Stoa Selatan II.
Deretan kolom pada Stoa Selatan untuk memuja Attale (Attalos) sehingga sering di sebut Stoa Attalos II

Pada Jaman Romawi sekitar abad I SM hingga I M, menempel pada sisi utara dari
Stoa Tengah di dalam Agora, dibangun sebuah odeion, yaitu teater untuk pertunjukan
musik, memperlihatkan keahlian para musisi kepada publik. Bentuknya- segi empat dengan
pangg ing setengah lingkaran. Ternpat penonton melingkar, bagian dari lingkaran, seperti
pada teater terbuka, dibahas di atas. Bedanya dibanding teater terbuka, bagian untuk
penonton tidak dibuat memanfaatkan kemiringan sebuah lereng, namun berupa konstruksi
yang sengaja dibuat trap-trap makin ke depan makin rendah. Bedanya lagi antara lain,
tempat penonton dan panggung dikeliling oleh unit keliling beratap.

Odeion Agripa, Agora, Thena, prerspektif – potongan mata burung.

Bangunan umum penting lain di jaman Yunani Hellinik adalah Bouleuterion atau
Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, tempat para wakil rakyat terpilih secara demokratis
bersidang. Salah satu bangunan dalam kategori ini adalah Bouleuterion, Melitus dibangun
pada 170 SM. Bangunan utama terletak pada ujung halaman dalam dikeliling portiko yang
membentuk sebuah atrium. Gerbang masuk ke dalam atrium berarsitektur Order Korintien.
Unit utama berdenah segi empat panjang, melintang atapnya pelana.

Bouleutterion, Melitus (170 SM), perspektif mata-burung hasil re konstruksi

Bouleuterion (Gedung Dewan Perwakilan Rakyat) Priene (sekarang Ecclesiasterion),


denahnya segi empat hampir bujur sangkar. Berdasarkan rekonstruksi tempat duduk para
anggota legislatif berupa trap-trap seperti tempat penonton pada teater, namun dalam hal
ini denahnya membentuk huruf U. Tempat duduk tersebut dapat menampung sekitar 600 –
700 orang. Di tengah terdapat altar. Atapnya pelana, berdasarkan rekonstruksi disangga
oleh kuda-kuda dari kayu.
Peta kota Priene, dibangun sekitar 350 SM (kiri), perspektif rekonstruksi ruang dalam (kanan-atas) dan denah (kanan-
bawah)
Legenda:
A. Bouleterion.
B. Stadio.
C. Ginnasio Inferiore.
D. Santuario di Demetra.

Bangunan pada masa Yunani

Propilae di Akropolis Athena

Merupakan gerbang ke tempat-tempat suci di Akropolis dan sekaligus juga sebagai


tempat pagelaran seni dan tempat pertemuan umum. Gayanya mengandung campuran
antara tiang corak Doric dan Ionic yang terbuat dari batu pualam setempat yang diambil dari
gunung Pentelikus di dekat Athena. Pualam ini berubah warna menurut perubahan cahaya
matahari dari warna emas dan coklat ke merah jambu kelabu.
Agora
Agora merupakan tempat umum yang dipakai untuk tempat berkumpulnya masyarakat
kota, semacam alun-alun yang berfungsi sebagai pasar.

Stoa

Suatu bangunan memanjang (teras) dengan banyak tiang yang fungsinya untuk
tempat masyarakat umum berteduh dari hujan ataupun panas, merupakan pasangan agora
yang terbuka juga untuk menghubungkan antar bangunan.
Akropolis
Komplek bangunan suci yang terletak di puncak/ tempat tertinggi di Athena, paling atas
dipakai sebagai kuil/ tempat tinggal dewa-dewi yunani.

Theater

Merupakan bangunan terbuka setengah lingkaran yang menempel pada lereng-


lereng gunung (karena belum ada teknologi untuk penyelesaian konstruksi yang berdiri
sendiri dengan skala besar), dengan batu cadas yang dibuat berundak-undak sebagai tempat
duduk, dan berakhir pada stage yang digunakan sebagai area persembahan yang berbentuk
lingkaran.

Fungsi bangunan tersebut adalah untuk persembahan drama tari dan nyanyi bagi
dewa Dionisious (Dewa Seni).
Agar suaranya dapat didengar oleh seluruh warga yang menjalani upacara
persembahan tersebut, maka dengan membentuk area seperti gentong (sistem akustiknya),
persoalan suara dapat diatasi.
Order Langgam

Ada beberapa langgam yang dapat dikenali pada arsitektur Yunani (dari masa
kebudayaan Aegea sampai dengan Hellenistik), yaitu:

Langgam Doric

Merupakan langgam yang berasal dari daerah Doria, merupakan kepala tiang tanpa
hiasan (polos), lengkung sederhana dan tanpa alas pada dasar tiangnya, sehingga langsung
menempel pada lantai.

Langgam Ionic

Merupakan langgam yang berasal dari pesisir yaitu ionia, kepala tiangnya mengambil
bentuk noctilus (kerang besar). Bentuknya melingkar pada kedua sisinya, sedangkan pada
dasar tiang memakai alas.
Langgam Corinthian

Merupakan langgam dari daerah pegunungan mengambil alih bentuk-bentuk alam


(flora) daun Achantus. Pada dasar tiang menggunakan alas, bertumpu pada lantai berundak.
Gambar (a) Kuil Hephaestus menunjukkan kolom dengan gaya Doric, (b) dan disampingnya Kuil Erechtheum di Athena
menunjukkan kolom dengan gaya Ionic, serta (c)Kuil olympic Zeus di Athena, menunjukkan kolom dengan gaya corinthian.

Gambar Stoa Attalus yang telah dipugar, Athena

Gambar Bagian atas dari Yunani Akademi Nasional yang dibangun di athena, mempertunjukkan pahatan pediment.
Gambar (1.3)Tholos di Delphi

Gambar (1.4)Tampak depan dari perpustakaan Celcus, Ephesus.

Gambar (1.5)Teater Herodes Atticus, Athena.

Sumber :

http://id-id.facebook.com/people/Yuni-Eka-Sulastri/665000938

http://adi62drmzz.wordpress.com/

http://architecturoby.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai