Anda di halaman 1dari 21

Artikel 1

Sumber : http://www.scribd.com/doc/25409099/Artikel-HAM

PELAKSANAAN HAM DI INDONESIA


DALAM KERANGKA HAM INTERNASIONAL
Oleh : Dede Gunawan (1100006)
MAN INSAN CENDEKIA
Indonesia adalah sebuah negara demokrasi. Indonesia merupakan negara
yang sangat menghargai kebebasan. Juga, Indonesia sangat menghargai hak asasi
manusia(HAM). Ini bisa dilihat dengan adanya TAP No. XVII/MPR/1998 tentang
HAM, Undang-Undang No. 39 tahun 1999 tentang HAM dan UU No. 26/2000
tentang peradilan HAM yang cukup memadai. Ini merupakan tonggak baru bagi
sejarah HAM Indonesia.ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi Indonesia,
karena baru Indonesia dan Afrika Selatan yang mempunyai undang undang
peradilan HAM. Aplikasi dari undang undang ini adalah sudah mulai adanya
penegakan HAM yang lebih baik, dengan ditandai dengan adanya komisi nasional
HAM dan peradilan HAM nasional.

Dengan adanya penegakan HAM yang lebih baik ini, membuat pandangan
dunia terhadap Indonesia kian membaik. Tapi, meskipun penegakan HAM di
Indonesia lebih baik, Indonesia tidak boleh senang dulu, karena masih ada
setumpuk PR tentang penegakan HAM di Indonesia yang belum tuntas. Diantara
PR itu adalah masalah kekerasan di Aceh, di Ambon, Palu, dan Irian Jaya tragedy
Priok, kekerasan pembantaian ”dukun santet” di Banyuwangi, Ciamis, dan
berbagai daerah lain, tragedi Mei di Jakarta, Solo, dan berbagai kota lain, tragedi
Sabtu Kelabu, 27 Juli 1996, penangkapan yang salah tangkap, serta rentetan
kekerasan kerusuhan massa terekayasa di berbagai kota, yang bagaikan kisah
bersambung sepanjang tahun-tahun terakhir pemerintahan kedua: tragedi Trisakti,
tragedy Semanggi, kasus-kasus penghilangan warga negara secara paksa, dan
sebagainya.
Pemerintah di negeri ini, harus lebih serius dalam menangani kasus HAM
ini jika ingin lebih dihargai dunia. Karena itu, pemerintah harus membuat aturan
aturan yang lebih baik. Juga kejelasan pelaksanaan aturan itu. Komnas HAM
sebagai harus melakukan gebrakan diantaranya :

1. Komnas HAM mendesak pemerintah dan DPR agar segera meratifikasi


berbagai instrumen internasional hak asasi manusia, dengan memberi prioritas
pada Statuta Roma Mahkamah Pidana Internasional (Rome Statute
International Criminal Court), Protokol Opsional Konvensi Anti Penyiksaan
(Optional Protocol Convention Against Torture), Konvensi Internasional
tentang Penyandang Cacat, Konvensi Internasional tentang Pekerja HAM,
Konvensi Internasional Tentang Perlindungan Terhadap Semua Orang Dari
Tindakan Penghilangan Secara Paksa. Dalam rangka untuk memberikan
perlindungan yang optimal bagi para Tenaga Kerja Indonesia, pemerintah dan
DPR agar segera meratifikasi juga Konvensi Internasional Perlindungan Hak-
hak Buruh Migran dan Anggota Keluarganya (International Convention on the
Protection of the Rights of All Migrant Workers and Members of Their
Families). Dalam kontek ini hendaknya pemerintah segera mengeluarkan
Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia 2009 – 2014.

2. Perlu ditinjau kembali pendekatan hukum yang represif dalam penyelesaian


konflik politik di Papua yang diterapkan saat ini. Langkah yang dilakukan
sekarang lebih banyak melahirkan kekerasan dan jatuhnya korban. Komnas
HAM mendesak perlunya dilakukan langkah-langkah politik daripada hukum
dalam penyelesaian konflik di Papua. Langkah dialog atau perundingan sudah
harus dipikirkan oleh pemerintah.

3. Penuntasan berbagai bentuk kasus pelanggaran hak asasi manusia merupakan


kewajiban pemerintah, oleh karena itu, Komnas HAM mendesak agar
pemerintah secara berkala menginformasikan kepada publik mengenai status
perkembangan penyelesaian kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia yang
ditangani. Hal ini perlu dilakukan untuk memberikan keyakinan kepada
masyarakat tentang tidak adanya kemungkinan untuk menutupi keterlibatan
aparatur pemerintah serta menjamin tidak adanya praktik-praktik impunity bagi
mereka yang terlibat. Langkah ini juga menjadi penting dalam rangka terus
membangun suatu kepercayaan publik terhadap kesungguhan pemerintah untuk
melindungi, menegakkan, memajukan dan memenuhi hak asasi manusia.

Tapi, yang jelas penegakan HAM tidak akan terlaksana tanpa adanya
partisipasi dan dukungan masyarakat kepada pemerintah, dan juga keseriusan
pemerintah dalam menegakan HAM, karena itu merupakan hak dasar setiap
orang.

Wassalam
Artikel 2

Sumber : http://re-searchengines.com/0805arief4.html

Artikel:
HAK ASASI MANUSIA MENURUT ISLAM
Judul: HAK ASASI MANUSIA MENURUT ISLAM
Bahan ini cocok untuk Informasi / Pendidikan Umum bagian LAIN / OTHER.
Nama & E-mail (Penulis): Arief Achmad Mangkoesapoetra
Saya Guru di SMAN 21 Bandung
Topik: Hak Asasi Manusia
Tanggal: 16 Agustus 2005
HAK ASASI MANUSIA MENURUT ISLAM
Oleh : ARIEF ACHMAD
SMAN 21 Bandung

A. Latar Belakang
Manusia, pada hakikatnya, secara kodrati dinugerahi hak-hak pokok yang sama oleh
Tuhan Yang Maha Esa. Hak-hak pokok ini disebut hak asasi manusia (HAM). Hak asasi
manusia adalah sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa, yang melekat pada diri
manusia, bersifat kodrati, universal dan abadi, berkaitan dengan harkat dan martabat
manusia. Pada gilirannya, hak-hak dasar atau hak-hak pokok yang dibawa manusia sejak
lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa, di mana hak-hak asasi ini menjadi dasar
daripada hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang lain.

Umumnya, kita, masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam (sebagai akibat
dari pola pendidikan ala Barat yang dikembangkan semenjak jaman penjajahan Belanda
dan diteruskan di era republik pasca proklamasi kemerdekaan hingga kini) mengenal
konsepsi HAM yang berasal dari Barat. Kita mengenal konsepsi HAM itu bermula dari
sebuah naskah Magna Charta, tahun 1215, di Inggeris, dan yang kini berlaku secara
universal mengacu pada Deklarasi Universal HAM (DUHAM), yang diproklamasikan PBB,
10 Desember 1948.

Padahal, kalau kita mau bicara jujur serta mengaca pada sejarah, sesungguhnya
semenjak Nabi Muhammad S.A.W. memperoleh kenabiannya (abad ke-7 Masehi, atau
sekira lima ratus tahun/lima abad sebelum Magna Charta lahir), sudah dikenalkan HAM
serta dilaksanakan dan ditegakkannya HAM dalam Islam. Atas dasar ini, tidaklah
berlebihan kiranya bila sesungguhnya konsepsi HAM dalam Islam telah lebih dahulu lahir
tinimbang konsepsi HAM versi Barat. Bahkan secara formulatif, konsepsi HAM dalam
Islam relatif lebih lengkap daripada konsepsi HAM universal.

Untuk memverifikasi benar-tidaknya bahwa konsepsi HAM dalam Islam telah lahir lebih
dulu tinimbang konsepsi HAM versi Barat atau universal, maka perlu ditelusuri tentang
sejarah HAM universal dan sejarah HAM dalam Islam. Selain itu, perlu pula ditelaah
mengenai konsepsi HAM universal dibandingkan dengan konsepsi HAM dalam Islam.
Dari sini, diharapkan akan terkuak kebenaran "historis" tentang sejarah HAM dan
konsepsi HAM secara universal serta sejarah HAM dan konsepsi HAM dalam Islam.
B. Sejarah Hak Asasi Manusia dalam Islam

Apabila kita berbicara tentang sejarah HAM, maka hal ini senantiasa mengenai konsepsi
HAM menurut versi orang-orang Eropa/Barat, sebagaimana telah di bahas di muka.
Padahal kalau kita mau bicara jujur, sesungguhnya agama Islam telah mendominasi
benua Asia, Afrika, dan sebagian Eropa selama beratus-ratus tahun lamanya dan telah
menjadi faktor penting bagi kebangkitan bangsa-bangsa Eropa (Luhulima, 1999). Tetapi
fakta historis seperti ini jadinya diabaikan mereka, sesudah orang-orang Islam
ditaklukkan dalam perang Salib terakhir (abad 14-15) di Eropa, hingga pasca perang
dunia kedua (1945).

Menurut Ismail Muhammad Djamil (1950), fakta telah membuktikan, bahwa risalah Islam
(sejak permulaannya kota suci Mekah sudah memasukkan hak-hak asasi manusia dalam
ajaran-ajaran dasarnya bersamaan dengan penekanan masalah kewajiban manusia
terhadap sesamanya .

Oleh karenanya, kita dapat menemukan di berbagai surat dalam Kitab Suci Al Qur`an
yang diturunkan pada awal-awal periode Mekah, yang berbicata tentang pengutukan
terhadap berbagai bentuk pelanggaran hak-hak asasi manusia yang berlaku pada masa
itu. Al Qur`an tidak hanya mengutuk berbagai pelanggaran hak-hak asasi manusia yang
terjadi pada masa itu, tetapi juga memberikan motivasi secara positif kepada manusia
untuk menghargai hak-hak tersebut.

Hal ini sebagaimana difirmankan Allah S.W.T :

"Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa
apakah dia dibunuh" (Q.S. At-Takwir : 8-9)

"Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak
yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin" (Q.S. Al-Ma`un : 1-3)

"Dan tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (Yaitu) melepaskan budak
dari perbudakan" (Q.S. Al-Balad : 12-13)

Nabi Muhammad S.A.W. yang kehidupannya merupakan praktik nyata dari kandungan
Al-Qur`an, sejak awal kenabiannya telah memberikan perhatian yang sangat besar
terhadap hak-hak asasi manusia ini. Setelah beliau hijrah ke kota Madinah dan
mendirikan secara penuh suatu negara Islam sesuai dengan petunjuk Illahi, maka beliau
segera menerapkan program jangka panjang untuk menghapus segala bentuk tekanan
yang ada terhadap hak-hak asasi manusia.

Nabi Muhammad S.A.W. telah mengadakan berbagai tindakan sebagaimana telah


ditetapkan dalam Al Qur`an yang menghendaki terwujudnya pelaksanaan hak-hak asasi
mansia. Selain itu, beliau telah memproklamasikan kesucian hak-hak asasi manusia ini
untuk segala zaman ketika berkhutbah di depan kaum muslim pada waktu haji wada`
(perpisahan), yakni sebagaimana diriwayatkan dalam H.R. Muslim ("Kitab al-Hajj"),
sebagai berikut :

"Jiwamu, harta bendamu, dan kehormatanmu adalah sesuci hari ini. Bertakwalah kepada
Alloh dalam hal istri-istrimu dan perlakuan yang baik kepada mereka, karena mereka
adalah pasangan-pasanganmu dan penolong-penolongmu yang setia. Tak ada seorang
pun yang lebih tinggi derajatnya kecuali berdasarkan atas ketakwaan dan kesalehannya.
Semua manusia adalah anak keturunan Adam, dan Adam itu diciptakan dari tanah liat.
Keunggulan itu tidak berarti orang Arab berada di atas orang nonArab dan begitu juga
bukan nonArab di atas orang Arab. Keunggulan juga tidak dipunyai oleh orang kulit putih
lebih dari orang kulit hitam dan begitu juga bukan orang kulit hitam di atas orang kulit
putih. Keunggulan ini berdasarkan atas ketakwaannya"

Kedudukan penting HAM sesudah wafatnya Rosulullah S.A.W. dan diteruskan oleh
Khulafa ar-Rosyidin, serta sistem kekuasaan Islam berganti dengan monarki. Di sini HAM
dalam Islam tetap mendapatkan perhatian luar biasa masyarakat Islam. HAM dalam
Islam bukanlah sifat perlindungan individu terhadap kekuasaan negara yang terbatas,
namun merupakan tujuan dari negara itu sendiri untuk menjaga hak-hak asasi manusia
terutama bagi mereka yang terampas hak-haknya. Jadi, setiap prinsip dasar
pemerintahan Islam pada hakikatnya adalah berlakunya suatu praktik usaha
perlindungan dari terjadinya pelanggaran HAM. Kini Islam telah memberikan sinar
harapan bagi umat manusia yang menderita dengan cara memberikan, melaksanakan,
dan menjamin respek terhadap hak-hak asasi manusia itu.

Selanjutnya, untuk menandai permulaan abad ke-15 Era Islam, bulan September 1981, di
Paris (Perancis), telah diproklamasikan Deklarasi HAM Islam Sedunia. Deklarasi ini
berdasarkan Kitab Suci Al-Qur`an dan As-Sunnah serta telah dicanangkan oleh para
sarjana muslim, ahli hukum, dan para perwakilan pergerakan Islam di seluruh dunia.

Deklarasi HAM Islam Sedunia itu terdiri dari Pembukaan dan 22 macam hak-hak asasi
manusia yang harus ditegakkan, yakni mencakup :

1. Hak Hidup

2. Hak Kemerdekaan

3. Hak Persamaan dan Larangan terhadap Adanya Diskriminasi yang Tidak Terizinkan

4. Hak Mendapat Keadilan

5. Hak Mendapatkan Proses Hukum yang Adil

6. Hak Mendapatkan Perlindungan dari Penyalahgunaan Kekuasaan

7. Hak Mendapatkan Perlindungan dari Penyiksaan

8. Hak Mendapatkan Perlindungan atau Kehormatan dan Nama Baik

9. Hak Memperoleh Suaka (Asylum)

10. Hak-hak Minoritas

11. Hak dan Kewajiban untuk Berpartisipasi dalam Pelaksanaan dan Manajemen Urusan-
urusan Publik

12. Hak Kebebasan Percaya, Berpikir, dan Berbicara

13. Hak Kebebasan Beragama

14. Hak Berserikat Bebas


15. Hak Ekonomi dan Hak Berkembang Darinya

16. Hak Mendapatkan Perlindungan atas Harta Benda

17. Hak Status dan Martabat Pekerja dan Buruh

18. Hak Membentuk Sebuah Keluarga dan Masalah-masalahnya

19. Hak-hak Wanita yang Sudah Menikah.

20. Hak Mendapatkan Pendidikan

21. Hak Menikmati Keleluasaan Pribadi (Privacy)

22. Hak Mendapatkan Kebebasan Berpindah dan Bertempat Tinggal

C. Konsepsi Hak Asasi Manusia dalam Islam

Menurut Syekh Syaukat Hussain (1996), hak asasi manusia (HAM) yang dijamin oleh
agama Islam dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu :

1. HAM dasar yang telah diletakkan oleh Islam bagi seseorang sebagai manusia; dan

2. HAM yang dianugerahkan oleh Islam bagi kelompok rakyat yang berbeda dalam
situasi tertentu, status, posisi dan lain-lainnya yang mereka miliki. Hak-hak asasi manusia
khusus bagi nonmuslim, kaum wanita, buruh/pekerja, anak-anak, dan lainnya merupakan
beberapa contoh dari kategori hak asasi manusia-hak asasi manusia ini.

Hak-hak dasar yang terdapat dalam HAM menurut Islam ialah : (1) Hak Hidup; (2) Hak-
hak Milik; (3) Hak Perlindungan Kehormatan; (4) Hak Keamanan dan Kesucian
Kehidupan Pribadi; (5) Hak Keamanan Kemerdekaan Pribadi; (6) Hak Perlindungan dari
Hukuman Penjara yang Sewenang-wenang; (7) Hak untuk Memprotes Kelaliman (Tirani);
(8) Hak Kebebasan Ekspresi; (9) Hak Kebebasan Hati Nurani dan Keyakinan; (10) Hak
Kebebasan Berserikat; (11) Hak Kebebasan Berpindah; (12) Hak Persamaan Hak dalam
Hukum; (13) Hak Mendapatkan Keadilan; (14) Hak Mendapatkan Kebutuhan Dasar
Hidup Manusia; dan (15) Hak Mendapatkan Pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, A. dan Saad, Hasballah M. (2002). Pelanggaran HAM Berat : Indikasi, Ciri-ciri
dan Solusi Penyelesaian Secara Konseptual. Bandung : PIPS-PPS UPI Bandung.

Djamil, Ismail Muhammad. (1950). Sedjarah Islam. Jakarta : Penerbit Kebangsaan


Pustaka Rakjat.

Hussain, Syekh Syaukat. (1996). Human Rights in Islam. New Delhi : Nusrat Ali Nasri for
Kitab Bhavan 1784.

Maududi, A.A. (1978). Human Righst in Islam. New Delhi.

Setiardja. A. G. (1993). Hak-hak Asasi Manusia berdasarkan Ideologi Pancasila.


Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Solidamor. (2001). Kumpulan Materi Pelatihan HAM untuk Guru SLTP & SLTA. Jakarta :
Solidamor.

Winataputra, U.S. (2002). Pendidikan Demokrasi dan Hak Asasi Manusia sebagai
Wahana Demokratisasi : Perspektif Metodologi. [Online]. Tersedia :
http://202.159.18.43/jp/21winataputra.htm. [17 Agustus 2002].

Hadits Shohih : H.R. Bukhori dan H.R. Muslim.

www.ham.go.id.

www.humanrights.go.id
artikel 3

sumber : http://valintnando.blogspot.com/2011/02/artikel-ham.html

Sunday, February 27, 2011


ARTIKEL HAM
Artikel mengenai ham

Pengertian
Hak asasi manusia adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia dalam
kandungan. HAM berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM tertuang dalam deklarasi
kemerdekaan Amerika Serikat (Declaration of Independence of USA) dan tercantum
dalam UUD 1945 Republik Indonesia, seperti pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29
ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1

Contoh hak asasi manusia (HAM):

• Hak untuk hidup.

• Hak untuk memperoleh pendidikan.

• Hak untuk hidup bersama-sama seperti orang lain.

• Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama.

• Hak untuk mendapatkan pekerjaan.

Berikut adalah beberapa pendapat dari para ahli:

• Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam Teaching Human
Rights, United Nations sebagaimana dikutip Baharuddin Lopa menegaskan bahwa HAM
adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil
dapat hidup sebagai manusia.

• John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh
Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. (Mansyur Effendi, 1994).

• Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa
“Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan
setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”

Ciri Pokok Hakikat HAM


Berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang
beberapa ciri pokok hakikat HAM yaitu:

• HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah bagian dari manusia
secara otomatis.

• HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis,
pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa.

• HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau
melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah Negara
membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM (Mansyur Fakih, 2003).

Perkembangan Pemikiran HAM Dibagi dalam 4 generasi, yaitu :

• Generasi pertama berpendapat bahwa pemikiran HAM hanya berpusat pada bidang
hukum dan politik. Fokus pemikiran HAM generasi pertama pada bidang hukum dan
politik disebabkan oleh dampak dan situasi perang dunia II, totaliterisme dan adanya
keinginan Negara-negara yang baru merdeka untuk menciptakan sesuatu tertib hukum
yang baru.

• Generasi kedua pemikiran HAM tidak saja menuntut hak yuridis melainkan juga hak-
hak sosial, ekonomi, politik dan budaya. Jadi pemikiran HAM generasi kedua
menunjukan perluasan pengertian konsep dan cakupan hak asasi manusia. Pada masa
generasi kedua, hak yuridis kurang mendapat penekanan sehingga terjadi
ketidakseimbangan dengan hak sosial-budaya, hak ekonomi dan hak politik.

• Generasi ketiga sebagai reaksi pemikiran HAM generasi kedua. Generasi ketiga
menjanjikan adanya kesatuan antara hak ekonomi, sosial, budaya, politik dan hukum
dalam suatu keranjang yang disebut dengan hak-hak melaksanakan pembangunan.
Dalam pelaksanaannya hasil pemikiran HAM generasi ketiga juga mengalami
ketidakseimbangan dimana terjadi penekanan terhadap hak ekonomi dalam arti
pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama, sedangkan hak lainnya terabaikan
sehingga menimbulkan banyak korban, karena banyak hak-hak rakyat lainnya yang
dilanggar.

• Generasi keempat yang mengkritik peranan negara yang sangat dominant dalam
proses pembangunan yang terfokus pada pembangunan ekonomi dan menimbulkan
dampak negative seperti diabaikannya aspek kesejahteraan rakyat. Selain itu program
pembangunan yang dijalankan tidak berdasarkan kebutuhan rakyat secara keseluruhan
melainkan memenuhi kebutuhan sekelompok elit. Pemikiran HAM generasi keempat
dipelopori oleh Negara-negara di kawasan Asia yang pada tahun 1983 melahirkan
deklarasi hak asasi manusia yang disebut Declaration of the basic Duties of Asia People
and Government

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia
http://hitsuke.blogspot.com/2009/05/hak-asasi-manusia.html
HAK ASASI MANUSIA

ANALISIS ARTIKEL

Diajukan untuk tugas pengganti mata kuliah pendidikan kewarganegaraan

Dosen :

Dra. Wilodati, M.Si

Oleh :

Wini Suciani

1000946

MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2011
ANALISIS ARTIKEL

A. Studi Litelatur
1. Pengertian HAM (Hak asasi manusia)
Hak asasi manusia merupakan suatu konsep etika politik modern
dengan gagasan pokok penghargaan dan penghormatan terhadap
manusia dan kemanusiaan.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia “hak” diartikan sebagai sesuatu
yang benar, kepemilikan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu, atau
kekuasaan yang benar atas sesuatu. Sedangkan “asasi” berarti bersifat
dasar, pokok, atau fundamental. Sehingga HAM adalah hal yang
bersifat dasar atau hak pokok yang dimiliki oleh manusia seperti hak
hidup, hak berbicara, dll.
Beberapa pengertian HAM:
 Hak-hak dasar/ hak-hak pokok yang dibawa manusia sejak lahir
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak-hak asasi ini
menjadi dasar dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang lain.
(Darji Darmodiharjo, pakar hukum Indonesia)
 Hak sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang melekat pada
diri manusia, bersifat kodrati, universal, dan abadi, berkaitan
dengan harkat dan martabat manusia. (Ketetapan MPR-RI No.
XVII/ MPR/ 1998 tentang HAM)
 Seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi
oleh Negara, hukum, pemerintahan dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. (UU
no. 39 tahun 1999 tentang HAM pasal 1 angka 1). (Ganjar M
Ganeswara, dkk, 2008 : 79-80)

2. Jenis-jenis Hak Asasi Manusia


a. Dari segi subyeknya dibedakan kedalam dua yaitu:
1) Hak-hak asasi individu
2) Hak-hak asasi kolektif/sosial
b. Menurut Sri Soemantri, dibedaka menjadi:
1) Hak-hak asasi manusia klasik (de klassieke grondrechten)
Hak-hak asasi manusia yang timbul dari eksistensi manusia,
seperti hak untuk berapat dan berkumpul, hak untuk
menyatakan pendapat baik secara lisan maupun tertulis, dan
hak untuk menganut agama tertentu.
2) Hak-hak asasi manusia sosial
Hak-hak yang berhubungan dengan kebutuhan manusia, baik
yang bersifat lahiriah maupun rohaniah.
c. Hak asasi manusia menurut jenisnya, yaitu:
1) Hak-hak asasi pribadi/ personal/ rights, seperti : kebebasan
menyatakan pendapat, kebebasan memilih agama, kebebasan
bergerak dan sebagainya
2) Hak-hak asasi ekonomi/ property rights, seperti : hak untuk
memiliki sesuatu, membeli dan menjual serta
memanfaatkannya.
3) Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam
hukum dan pemerintah atau yang biasa disebut rights legal
equality.
4) Hak-hak asasi politik/ poltical rights a hak untuk ikut serta
dalam pemerintahan, seperti : hak pilih, hak mendirikan parpol,
ormas, dll
5) Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan/ social and culture rights,
seperti : hak untuk memilih pendidikan pengembangan
kebudayaan, dan sebagainya
6) Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan
dan perlindungan/ procedural rights, seperti : hak untuk
mendapat perlindungan dalam hal terjadi penangkapan,
penggeledahan, penahanan, peradilan, dan sebagainya
7) Hak-hak asasi untuk membangun/ rights development, yaitu
hak asasi bagi suatu Negara atau komunitas untuk membangun
negaranya tanpa campur tangan Negara asing.
(Ganjar M Ganeswara, dkk, 2008 : 80-81)

3. Sejarah dan perkembangan Hak Asasi Manusia


a. Di Amerika Serikat
Dengan lahirnya revolusi tanggal 4 Juli 1776 yang dikenal dengan
sebutan Declaration of Independent, Amerika kemudian
mengokohkan suatu naskah undang-undang tentang hak yang
disusun oleh rakyat amerika yang bernama piagam Bill of Rights
(1789). Dan kemudian piagam ini sekarang telah menjadi bagian
dari undang-undang dasar Amerika pada tahun 1791.
Terjadinya perang dunia I dan II menjadi hak dan martabat
manusia terinjak-injak. Dan kemudian Amerika serikat dibawah
Presiden Franklin Delano Rosevelt tahun 1941 menyatakan di
muka kongresnya menilai adanya 4 kebebasan (The Four Freedom)
manusia dalam hidup bermasyarakat dan bernegara, yang meliputi:
1) Kebebasan untuk berbicara dan menyatakn pendapat (Freedom
of Speech)
2) Kebebasan beragama (Freedom of Religion/ Worship)
3) Kebebasan dari rasa takut (Freedom from fear)
4) Kebebasan dari kekurangan atau kemelaratan (Freedom from
want)
b. Di Perancis
Dengan revolusi tanggal 17 Juli 1789, melahirkan Assemble
Nationale, dewan nasional sebagai perwakilan rakyat perancis yang
mengubah struktur perancis dari feodalistis menjadi emokratis,
kemudian di susul dengan lahirnya declaration des Droits de I’
home et du citoyen (pernyataan hak-hak manusia dan warga
Negara). Pencetusan ini merupakan perlawanan terhadap rejim
yang berkuasa secara absolute. Tujuan dari revolusi perancis ini
disimpulkan dari sembuyannya, yaitu kemerdekaan, kesamarataan,
dan persaudaraan (liberte, egalite, praternite).
c. Di Inggris
Sejarhnya dimulai ketika inggris berada dibawah pemerintahan raja
John Lackland (1199-1216) yang dikenal sebagai raja yang
memerintah secara sewenang-wenang, sehingga menimbulkan
protes dikalangan kaum bangsawan, dan selanjutnya, dari sebab
pertentangan tersebut maka lahirlah piagam Magna Charta (1215).
Adanya piagam ini mencerminkan bukti kemenangan kaum
bangsawan atas raja.
d. Di Indonesia
Dimulai pada masa kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, kemudian
dilanjutkan oleh para tokoh yang menajdi pemimpin perlawanan-
perlawanan terhadap penjajah yang kemudian menjadi pahlawan
bangsa seperti : Imam Bonjol, Teuku Umar dan Pangeran Antasari.
Dengan berkembangnya zaman kemudian muncullah berbagai
pergerakan yang dipelopori oleh Budi Utomo pada tanggal 20 Mei
1908, dan pada 28 Oktober 1928 berkumandang Sumpah Pemuda
hingga dicetus Proklamasi Kemerdekaan bangsa Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945.
Akhirnya ketetapan MPR RI yang diharapkan memuat secara tegas
adanya HAM itu dapat diwujudkan dalam masa orde reformasi,
yaitu selama siding istimewa MPR-RI yang berlangsung dari
tanggal 10 sampai dengan 13 November 1998, diputuskan dalam
rapat paripurna ke 4 tanggal 13 November 1998, berupa lahirnya
ketetapan no. XVII/ MPR/ 1998 tentang HAM, yang kemudian
menjadi salah satu acuan dasar bagi lairnya undang-undang no. 39
tahun 1999 tentang hak asasi manusia yang disahkan pada tanggal
23 September 1999, dicantumkan dalam LNRI tahun 1999 no. 165.
Sebagai bagian dari HAM, sebelumnya telah pula lahir UU no. 9
tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka
umum yang disahkan dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 26
Oktober 1998, serta dimuat dalam LNRI tahun 1998 no. 181.
(Ganjar M Ganeswara, dkk, 2008 : 81- 83)

4. Permasalahan di Indonesia dalam penegakan HAM


Permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dalam rangka
pengakuan, penghormatan serta penegakan hukum dan HAM, masih
dirasakan belum optimal pelaksanaannya. Hal ini ditunjukan oleh
masih rendahnya kinerja lembaga peradilan, serta belum selesainya
kasus-kasus korupsi yang menarik perhatian rakyat. Ini semua
mengakibatkan semakin berkurangnya tingakt kepercayaan masyarakat
terhadap kesungguhan pemerintah dalam melakukan upaya
pemberantasan korupsi.
Keadaan ini juga bertambah parah dengan belum membaiknya kondisi
kehidupan ekonomi bangsa sebagai dampak krisis ekonomi yang
berkepanjangan telah menyebabkan sebagian besar rakyat tidak dapat
menikmati hak-hak dasarnya, contohnya dalam bidang ekonomi,
seperti belum terpenuhinya hak atas pekerjaan yang layak, hak atas
upah yang adil sesuai prestasi dan dapat menjamin kelangsungan
kehidupan keluarga mereka. Dan yang paling penting adalah belum
dinikmatinya oleh anggota masyarakat atas pemenuhan hak
mendapatkan pendidikan, khususnya yang lemah kondisi ekonominya.
Kemudian adanya aksi terorisme yang ditujukan ekpada sarana publik,
menyebabkan rasa tidak aman bagi masyarakat. Dan aksi terorisme ini,
sepertinya makin meluas. Bukan saja terjadi di daerah-daerah konflik,
namun di sarana umum. Keadaan ini ditambah lagi dengan adanya
pengaruh globalisasi, selain kejahatan terorisme, arus global in dapat
menambah intensitas hubungan masyarakat antara satu Negara dengan
Negara lain menjadi semakin tinggi. Dengan demikian kecenderungan
munculnya kejahatan yang sifatnya trans-nasional menjadi semakin
sering terjadi, misalnya kejahatan narkotika, pencucian uang (money
laundry), serta peredaran dokumen keimigrasian palsu.
B. Argumentasi Pribadi
1. Artikel 1
Dari artikel ini dapat disimpulkan bahwa Negara Indonesia merupakan
Negara yang sangat menghargai hak asasi manusia (HAM) dapat
dilihat dengan adanya TAP no. XVII/ MPR/ 1998 tentang HAM,
Undang-undang no. 39 tahun 1999 tentang HAM dan UU no. 26/ 2000
tentang peradilan HAM, ini merupakan kebanggaan bagi bangsa
Indonesia karena baru Indonesia dan Afrika Selatan yang baru
mempunyai Undang-undang peradilan HAM. Sehingga membuat
pandangan dunia terhadap Indonesia membaik.
Namun masih banyak PR tentang penegakan HAM di Indonesia yang
belum tuntas sehingga pemerintah harus lebih serius dalam menangani
kasus HAM jika ingin lebih dihargai di dunia dan juga harus membuat
aturan-aturan yang lebih baik, KOMNAS HAM pun harus melakukan
berbagai gebrakan.
Komentar pribadi
Saya sangat setuju dengan artikel ini, bahwa Indonesia tidak boleh
bangga dulu karena sudah mempunyai Undang-undang yang mengatur
tentang peradilan HAM maupun dengan adanya penegakan HAM yang
lebih baik, karena masih banyak sekali kasus tetang pelanggaran HAM
di negeri ini yang belum tuntas. Oleh karena itu pemerintah harus lebih
serius dalam menangani pelanggaran HAM dan membuat aturan-
aturan yang lebih baik sebagai bukti pada masyarakat bahwa
pemerintah sungguh-sungguh untuk melindungi, menegakan,
memajukan dan memenuhi hak asasi manusia.
Penegakan HAM tidak akan terlaksana tanpa adanya partisipasi dan
dukungan masyarakat kepada pemerintah dan juga keseriusan
pemerintah dalam menegakan HAM, karena itu merupakan hak dasar
setiap orang.
2. Artikel 2
Dalam artikel ini dapat disimpulkan bahwa masyarakat Indonesia yang
mayoritas beragama islam mengenal konsepsi HAM yang bersal dari
barat, yang bermula dari sebuah naskah magna charta, tahun 1215 di
Inggris. Namun jika melihat dari sejarah, sesungguhnya semenjak
zaman Nabi Muhammad SAW memperoleh kenabian sudah
dikenalkan HAM serta dilaksanakan dan ditegakkannya HAM dalam
islam.
Jadi sesungguhnya konsepsi HAM dalam islam telah lebih dahulu lahir
dari konsepsi HAM versi barat. Formulatif konsepsi HAM dalam islam
relative lebih lengkap dari pada konsepsi HAM universal.
Komentar pribadi
Setelah membaca artikel ini menurut saya memang benar bahwa hak
asasi manusia sudah ada semenjak zaman nabi Muhammad SAW
bukan berasal dari barat. Bahkan konsepsi HAM dalam islam lebih
lengkap disbanding konsepsi HAM universal. Bukinya yaitu
diberbagai surat dalam kitab suci Al-Quran, diataranya yaitu:
 “Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup
ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh” (QS. At-Takwir : 8-
9)
 Tahukah kakmu (orang) yang mendustakan agama? Itulah
orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan
memberi makan oaring miskin” (QS. Al- Ma’un : 1-3)
Ayat-ayat tersebut membuktikan bahwa hak asasi manusia lahir dari
Islam.

3. Artikel 3
Hak asasi manusia adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak
ia dalam kandungan yang berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM
tertuang dalam deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat dan tercantum
dalam UUD 1945.
Beberapa cirri pokok hakikat HAM yaitu:
 HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM
adalah bagian dari manusia secara otomatis.
 HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis
kelamin, ras, agama, etnis, pandangan politik atau asal usul
sosial dan bangsa.
 HaM tidak bisa dilanggar. Tidak seorang pun mempunyai hak
untuk membatasi atau melanggar hak orang lain.
Dan perkembangan pemikiran HAM dibagi dalam 4 generasi.
Komentar pribadi
Saya setuju dengan artikel ini bahwa HAM adalah hak-hak yang telah
dipunyai seseoarang sejak dalm kandungan dan mempunyai cirri-ciri
pokok. Dan dalam perkembangan pemikiran HAM di setiap
generasinya mempunyai kelebihan dan kekuranganya masing-masing,
yaitu:
a. Generasi pertama kekurangannya hanya berpusat pada bidang
hukum dan politik saja, sedangkan kelebihannya adanya keinginan
Negara-negara baru yang merdeka untuk menciptakan tertib
hukum yang baru.
b. Generasi kedua kekurangannya hak yuridis kurang mendapat
penekanan sehingga terjadi ketidakseimbangan dengan hak-sosial
budaya, hak ekonomi dan hak politik.
c. Generasi ketiga kekurangannya ketidakseimbangan dimana terjadi
penekanan terhadap hak ekonomi dalam arti pembangunan
ekonomi memnjdi prioritas utama, sedangkan hak lain terabaikan
sehingga menimbulkan banyak korban, karena banyak hak-haka
rakyat yang dilanggar.
d. Generasi keempat kelebihannya menjalankan pembangunan
berdasarkan kebutuhan seluruh rakyat secara keseluruhan bukan
hanya memenuhi kebutuhan sekelompok elit.

Menurut saya yang paling baik adalah perkembangan HAM generasi


keempat karena dalam generasi ini mengkritik peranan Negara yang
dominan dalam proses pembangunan yang hanya terfokuspada
pembangunan ekonomi dan menimbulkan dampak negatif seperti
diabaikannya kesejahteraan rakyat. Oleh Karena itu dalam generasi
keempat ini proses pembanguna harus berdasarkan kebutuhan seluruh
rakyat bukan hanya kebutuhan sekolompok elit saja.

C. Daftar Pustaka

M.Ganeswara Ganjar (2008). Buku Panduan Pendidikan


Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Bandung:CV. Yasindo
Multi Aspek
http://re-searchengines.com/0805arief4.html

http://valintnando.blogspot.com/2011/02/artikel-ham.html

http://www.scribd.com/doc/25409099/Artikel-HAM

Anda mungkin juga menyukai