Sumber : http://www.scribd.com/doc/25409099/Artikel-HAM
Dengan adanya penegakan HAM yang lebih baik ini, membuat pandangan
dunia terhadap Indonesia kian membaik. Tapi, meskipun penegakan HAM di
Indonesia lebih baik, Indonesia tidak boleh senang dulu, karena masih ada
setumpuk PR tentang penegakan HAM di Indonesia yang belum tuntas. Diantara
PR itu adalah masalah kekerasan di Aceh, di Ambon, Palu, dan Irian Jaya tragedy
Priok, kekerasan pembantaian ”dukun santet” di Banyuwangi, Ciamis, dan
berbagai daerah lain, tragedi Mei di Jakarta, Solo, dan berbagai kota lain, tragedi
Sabtu Kelabu, 27 Juli 1996, penangkapan yang salah tangkap, serta rentetan
kekerasan kerusuhan massa terekayasa di berbagai kota, yang bagaikan kisah
bersambung sepanjang tahun-tahun terakhir pemerintahan kedua: tragedi Trisakti,
tragedy Semanggi, kasus-kasus penghilangan warga negara secara paksa, dan
sebagainya.
Pemerintah di negeri ini, harus lebih serius dalam menangani kasus HAM
ini jika ingin lebih dihargai dunia. Karena itu, pemerintah harus membuat aturan
aturan yang lebih baik. Juga kejelasan pelaksanaan aturan itu. Komnas HAM
sebagai harus melakukan gebrakan diantaranya :
Tapi, yang jelas penegakan HAM tidak akan terlaksana tanpa adanya
partisipasi dan dukungan masyarakat kepada pemerintah, dan juga keseriusan
pemerintah dalam menegakan HAM, karena itu merupakan hak dasar setiap
orang.
Wassalam
Artikel 2
Sumber : http://re-searchengines.com/0805arief4.html
Artikel:
HAK ASASI MANUSIA MENURUT ISLAM
Judul: HAK ASASI MANUSIA MENURUT ISLAM
Bahan ini cocok untuk Informasi / Pendidikan Umum bagian LAIN / OTHER.
Nama & E-mail (Penulis): Arief Achmad Mangkoesapoetra
Saya Guru di SMAN 21 Bandung
Topik: Hak Asasi Manusia
Tanggal: 16 Agustus 2005
HAK ASASI MANUSIA MENURUT ISLAM
Oleh : ARIEF ACHMAD
SMAN 21 Bandung
A. Latar Belakang
Manusia, pada hakikatnya, secara kodrati dinugerahi hak-hak pokok yang sama oleh
Tuhan Yang Maha Esa. Hak-hak pokok ini disebut hak asasi manusia (HAM). Hak asasi
manusia adalah sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa, yang melekat pada diri
manusia, bersifat kodrati, universal dan abadi, berkaitan dengan harkat dan martabat
manusia. Pada gilirannya, hak-hak dasar atau hak-hak pokok yang dibawa manusia sejak
lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa, di mana hak-hak asasi ini menjadi dasar
daripada hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang lain.
Umumnya, kita, masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam (sebagai akibat
dari pola pendidikan ala Barat yang dikembangkan semenjak jaman penjajahan Belanda
dan diteruskan di era republik pasca proklamasi kemerdekaan hingga kini) mengenal
konsepsi HAM yang berasal dari Barat. Kita mengenal konsepsi HAM itu bermula dari
sebuah naskah Magna Charta, tahun 1215, di Inggeris, dan yang kini berlaku secara
universal mengacu pada Deklarasi Universal HAM (DUHAM), yang diproklamasikan PBB,
10 Desember 1948.
Padahal, kalau kita mau bicara jujur serta mengaca pada sejarah, sesungguhnya
semenjak Nabi Muhammad S.A.W. memperoleh kenabiannya (abad ke-7 Masehi, atau
sekira lima ratus tahun/lima abad sebelum Magna Charta lahir), sudah dikenalkan HAM
serta dilaksanakan dan ditegakkannya HAM dalam Islam. Atas dasar ini, tidaklah
berlebihan kiranya bila sesungguhnya konsepsi HAM dalam Islam telah lebih dahulu lahir
tinimbang konsepsi HAM versi Barat. Bahkan secara formulatif, konsepsi HAM dalam
Islam relatif lebih lengkap daripada konsepsi HAM universal.
Untuk memverifikasi benar-tidaknya bahwa konsepsi HAM dalam Islam telah lahir lebih
dulu tinimbang konsepsi HAM versi Barat atau universal, maka perlu ditelusuri tentang
sejarah HAM universal dan sejarah HAM dalam Islam. Selain itu, perlu pula ditelaah
mengenai konsepsi HAM universal dibandingkan dengan konsepsi HAM dalam Islam.
Dari sini, diharapkan akan terkuak kebenaran "historis" tentang sejarah HAM dan
konsepsi HAM secara universal serta sejarah HAM dan konsepsi HAM dalam Islam.
B. Sejarah Hak Asasi Manusia dalam Islam
Apabila kita berbicara tentang sejarah HAM, maka hal ini senantiasa mengenai konsepsi
HAM menurut versi orang-orang Eropa/Barat, sebagaimana telah di bahas di muka.
Padahal kalau kita mau bicara jujur, sesungguhnya agama Islam telah mendominasi
benua Asia, Afrika, dan sebagian Eropa selama beratus-ratus tahun lamanya dan telah
menjadi faktor penting bagi kebangkitan bangsa-bangsa Eropa (Luhulima, 1999). Tetapi
fakta historis seperti ini jadinya diabaikan mereka, sesudah orang-orang Islam
ditaklukkan dalam perang Salib terakhir (abad 14-15) di Eropa, hingga pasca perang
dunia kedua (1945).
Menurut Ismail Muhammad Djamil (1950), fakta telah membuktikan, bahwa risalah Islam
(sejak permulaannya kota suci Mekah sudah memasukkan hak-hak asasi manusia dalam
ajaran-ajaran dasarnya bersamaan dengan penekanan masalah kewajiban manusia
terhadap sesamanya .
Oleh karenanya, kita dapat menemukan di berbagai surat dalam Kitab Suci Al Qur`an
yang diturunkan pada awal-awal periode Mekah, yang berbicata tentang pengutukan
terhadap berbagai bentuk pelanggaran hak-hak asasi manusia yang berlaku pada masa
itu. Al Qur`an tidak hanya mengutuk berbagai pelanggaran hak-hak asasi manusia yang
terjadi pada masa itu, tetapi juga memberikan motivasi secara positif kepada manusia
untuk menghargai hak-hak tersebut.
"Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa
apakah dia dibunuh" (Q.S. At-Takwir : 8-9)
"Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak
yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin" (Q.S. Al-Ma`un : 1-3)
"Dan tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (Yaitu) melepaskan budak
dari perbudakan" (Q.S. Al-Balad : 12-13)
Nabi Muhammad S.A.W. yang kehidupannya merupakan praktik nyata dari kandungan
Al-Qur`an, sejak awal kenabiannya telah memberikan perhatian yang sangat besar
terhadap hak-hak asasi manusia ini. Setelah beliau hijrah ke kota Madinah dan
mendirikan secara penuh suatu negara Islam sesuai dengan petunjuk Illahi, maka beliau
segera menerapkan program jangka panjang untuk menghapus segala bentuk tekanan
yang ada terhadap hak-hak asasi manusia.
"Jiwamu, harta bendamu, dan kehormatanmu adalah sesuci hari ini. Bertakwalah kepada
Alloh dalam hal istri-istrimu dan perlakuan yang baik kepada mereka, karena mereka
adalah pasangan-pasanganmu dan penolong-penolongmu yang setia. Tak ada seorang
pun yang lebih tinggi derajatnya kecuali berdasarkan atas ketakwaan dan kesalehannya.
Semua manusia adalah anak keturunan Adam, dan Adam itu diciptakan dari tanah liat.
Keunggulan itu tidak berarti orang Arab berada di atas orang nonArab dan begitu juga
bukan nonArab di atas orang Arab. Keunggulan juga tidak dipunyai oleh orang kulit putih
lebih dari orang kulit hitam dan begitu juga bukan orang kulit hitam di atas orang kulit
putih. Keunggulan ini berdasarkan atas ketakwaannya"
Kedudukan penting HAM sesudah wafatnya Rosulullah S.A.W. dan diteruskan oleh
Khulafa ar-Rosyidin, serta sistem kekuasaan Islam berganti dengan monarki. Di sini HAM
dalam Islam tetap mendapatkan perhatian luar biasa masyarakat Islam. HAM dalam
Islam bukanlah sifat perlindungan individu terhadap kekuasaan negara yang terbatas,
namun merupakan tujuan dari negara itu sendiri untuk menjaga hak-hak asasi manusia
terutama bagi mereka yang terampas hak-haknya. Jadi, setiap prinsip dasar
pemerintahan Islam pada hakikatnya adalah berlakunya suatu praktik usaha
perlindungan dari terjadinya pelanggaran HAM. Kini Islam telah memberikan sinar
harapan bagi umat manusia yang menderita dengan cara memberikan, melaksanakan,
dan menjamin respek terhadap hak-hak asasi manusia itu.
Selanjutnya, untuk menandai permulaan abad ke-15 Era Islam, bulan September 1981, di
Paris (Perancis), telah diproklamasikan Deklarasi HAM Islam Sedunia. Deklarasi ini
berdasarkan Kitab Suci Al-Qur`an dan As-Sunnah serta telah dicanangkan oleh para
sarjana muslim, ahli hukum, dan para perwakilan pergerakan Islam di seluruh dunia.
Deklarasi HAM Islam Sedunia itu terdiri dari Pembukaan dan 22 macam hak-hak asasi
manusia yang harus ditegakkan, yakni mencakup :
1. Hak Hidup
2. Hak Kemerdekaan
3. Hak Persamaan dan Larangan terhadap Adanya Diskriminasi yang Tidak Terizinkan
11. Hak dan Kewajiban untuk Berpartisipasi dalam Pelaksanaan dan Manajemen Urusan-
urusan Publik
Menurut Syekh Syaukat Hussain (1996), hak asasi manusia (HAM) yang dijamin oleh
agama Islam dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu :
1. HAM dasar yang telah diletakkan oleh Islam bagi seseorang sebagai manusia; dan
2. HAM yang dianugerahkan oleh Islam bagi kelompok rakyat yang berbeda dalam
situasi tertentu, status, posisi dan lain-lainnya yang mereka miliki. Hak-hak asasi manusia
khusus bagi nonmuslim, kaum wanita, buruh/pekerja, anak-anak, dan lainnya merupakan
beberapa contoh dari kategori hak asasi manusia-hak asasi manusia ini.
Hak-hak dasar yang terdapat dalam HAM menurut Islam ialah : (1) Hak Hidup; (2) Hak-
hak Milik; (3) Hak Perlindungan Kehormatan; (4) Hak Keamanan dan Kesucian
Kehidupan Pribadi; (5) Hak Keamanan Kemerdekaan Pribadi; (6) Hak Perlindungan dari
Hukuman Penjara yang Sewenang-wenang; (7) Hak untuk Memprotes Kelaliman (Tirani);
(8) Hak Kebebasan Ekspresi; (9) Hak Kebebasan Hati Nurani dan Keyakinan; (10) Hak
Kebebasan Berserikat; (11) Hak Kebebasan Berpindah; (12) Hak Persamaan Hak dalam
Hukum; (13) Hak Mendapatkan Keadilan; (14) Hak Mendapatkan Kebutuhan Dasar
Hidup Manusia; dan (15) Hak Mendapatkan Pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, A. dan Saad, Hasballah M. (2002). Pelanggaran HAM Berat : Indikasi, Ciri-ciri
dan Solusi Penyelesaian Secara Konseptual. Bandung : PIPS-PPS UPI Bandung.
Hussain, Syekh Syaukat. (1996). Human Rights in Islam. New Delhi : Nusrat Ali Nasri for
Kitab Bhavan 1784.
Winataputra, U.S. (2002). Pendidikan Demokrasi dan Hak Asasi Manusia sebagai
Wahana Demokratisasi : Perspektif Metodologi. [Online]. Tersedia :
http://202.159.18.43/jp/21winataputra.htm. [17 Agustus 2002].
www.ham.go.id.
www.humanrights.go.id
artikel 3
sumber : http://valintnando.blogspot.com/2011/02/artikel-ham.html
Pengertian
Hak asasi manusia adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia dalam
kandungan. HAM berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM tertuang dalam deklarasi
kemerdekaan Amerika Serikat (Declaration of Independence of USA) dan tercantum
dalam UUD 1945 Republik Indonesia, seperti pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29
ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1
• Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam Teaching Human
Rights, United Nations sebagaimana dikutip Baharuddin Lopa menegaskan bahwa HAM
adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil
dapat hidup sebagai manusia.
• John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh
Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. (Mansyur Effendi, 1994).
• Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa
“Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan
setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”
• HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah bagian dari manusia
secara otomatis.
• HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis,
pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa.
• HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau
melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah Negara
membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM (Mansyur Fakih, 2003).
• Generasi pertama berpendapat bahwa pemikiran HAM hanya berpusat pada bidang
hukum dan politik. Fokus pemikiran HAM generasi pertama pada bidang hukum dan
politik disebabkan oleh dampak dan situasi perang dunia II, totaliterisme dan adanya
keinginan Negara-negara yang baru merdeka untuk menciptakan sesuatu tertib hukum
yang baru.
• Generasi kedua pemikiran HAM tidak saja menuntut hak yuridis melainkan juga hak-
hak sosial, ekonomi, politik dan budaya. Jadi pemikiran HAM generasi kedua
menunjukan perluasan pengertian konsep dan cakupan hak asasi manusia. Pada masa
generasi kedua, hak yuridis kurang mendapat penekanan sehingga terjadi
ketidakseimbangan dengan hak sosial-budaya, hak ekonomi dan hak politik.
• Generasi ketiga sebagai reaksi pemikiran HAM generasi kedua. Generasi ketiga
menjanjikan adanya kesatuan antara hak ekonomi, sosial, budaya, politik dan hukum
dalam suatu keranjang yang disebut dengan hak-hak melaksanakan pembangunan.
Dalam pelaksanaannya hasil pemikiran HAM generasi ketiga juga mengalami
ketidakseimbangan dimana terjadi penekanan terhadap hak ekonomi dalam arti
pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama, sedangkan hak lainnya terabaikan
sehingga menimbulkan banyak korban, karena banyak hak-hak rakyat lainnya yang
dilanggar.
• Generasi keempat yang mengkritik peranan negara yang sangat dominant dalam
proses pembangunan yang terfokus pada pembangunan ekonomi dan menimbulkan
dampak negative seperti diabaikannya aspek kesejahteraan rakyat. Selain itu program
pembangunan yang dijalankan tidak berdasarkan kebutuhan rakyat secara keseluruhan
melainkan memenuhi kebutuhan sekelompok elit. Pemikiran HAM generasi keempat
dipelopori oleh Negara-negara di kawasan Asia yang pada tahun 1983 melahirkan
deklarasi hak asasi manusia yang disebut Declaration of the basic Duties of Asia People
and Government
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia
http://hitsuke.blogspot.com/2009/05/hak-asasi-manusia.html
HAK ASASI MANUSIA
ANALISIS ARTIKEL
Dosen :
Oleh :
Wini Suciani
1000946
BANDUNG
2011
ANALISIS ARTIKEL
A. Studi Litelatur
1. Pengertian HAM (Hak asasi manusia)
Hak asasi manusia merupakan suatu konsep etika politik modern
dengan gagasan pokok penghargaan dan penghormatan terhadap
manusia dan kemanusiaan.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia “hak” diartikan sebagai sesuatu
yang benar, kepemilikan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu, atau
kekuasaan yang benar atas sesuatu. Sedangkan “asasi” berarti bersifat
dasar, pokok, atau fundamental. Sehingga HAM adalah hal yang
bersifat dasar atau hak pokok yang dimiliki oleh manusia seperti hak
hidup, hak berbicara, dll.
Beberapa pengertian HAM:
Hak-hak dasar/ hak-hak pokok yang dibawa manusia sejak lahir
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak-hak asasi ini
menjadi dasar dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang lain.
(Darji Darmodiharjo, pakar hukum Indonesia)
Hak sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang melekat pada
diri manusia, bersifat kodrati, universal, dan abadi, berkaitan
dengan harkat dan martabat manusia. (Ketetapan MPR-RI No.
XVII/ MPR/ 1998 tentang HAM)
Seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi
oleh Negara, hukum, pemerintahan dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. (UU
no. 39 tahun 1999 tentang HAM pasal 1 angka 1). (Ganjar M
Ganeswara, dkk, 2008 : 79-80)
3. Artikel 3
Hak asasi manusia adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak
ia dalam kandungan yang berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM
tertuang dalam deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat dan tercantum
dalam UUD 1945.
Beberapa cirri pokok hakikat HAM yaitu:
HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM
adalah bagian dari manusia secara otomatis.
HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis
kelamin, ras, agama, etnis, pandangan politik atau asal usul
sosial dan bangsa.
HaM tidak bisa dilanggar. Tidak seorang pun mempunyai hak
untuk membatasi atau melanggar hak orang lain.
Dan perkembangan pemikiran HAM dibagi dalam 4 generasi.
Komentar pribadi
Saya setuju dengan artikel ini bahwa HAM adalah hak-hak yang telah
dipunyai seseoarang sejak dalm kandungan dan mempunyai cirri-ciri
pokok. Dan dalam perkembangan pemikiran HAM di setiap
generasinya mempunyai kelebihan dan kekuranganya masing-masing,
yaitu:
a. Generasi pertama kekurangannya hanya berpusat pada bidang
hukum dan politik saja, sedangkan kelebihannya adanya keinginan
Negara-negara baru yang merdeka untuk menciptakan tertib
hukum yang baru.
b. Generasi kedua kekurangannya hak yuridis kurang mendapat
penekanan sehingga terjadi ketidakseimbangan dengan hak-sosial
budaya, hak ekonomi dan hak politik.
c. Generasi ketiga kekurangannya ketidakseimbangan dimana terjadi
penekanan terhadap hak ekonomi dalam arti pembangunan
ekonomi memnjdi prioritas utama, sedangkan hak lain terabaikan
sehingga menimbulkan banyak korban, karena banyak hak-haka
rakyat yang dilanggar.
d. Generasi keempat kelebihannya menjalankan pembangunan
berdasarkan kebutuhan seluruh rakyat secara keseluruhan bukan
hanya memenuhi kebutuhan sekelompok elit.
C. Daftar Pustaka
http://valintnando.blogspot.com/2011/02/artikel-ham.html
http://www.scribd.com/doc/25409099/Artikel-HAM