Anda di halaman 1dari 18

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Praktek Keperawatan Komunikasi bertujuan untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatan masyarakatdengan menekankan pada peningkatan peran
serta masyarakat dalam melakukan upaya pencegahan, peningkatkan dan
mempertahankan kesehatan. Salah satu sasaran Praktek Keperawatan Komunitas
adalah keluarga sehingga dikenal dengan sebutan asuhan Keperawatan Kesehatan
Keluarga. Hal ini karena keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat itu
sendiri. Namun kenyataan menunjukkan bahwa penerapan konsep asuhan
Keperawatan Kesehatan Keluarga sampai dengan saat ini belum dilaksanakan
dengan baik oleh perawat Puskesmas.
Menurut Salvicion G. Bailon & Arracelis Maglaya, Perawat Kesehatan
Keluarga, 1978), selama ini perawat kesehatan diakui dan dihormati sebagai
anggota tim Kesehatan karena sifat-sifat pribadi dan kemampuannya sebagai
individu bukan karena kemampuan profesionalitasnya sebagai perawat. Hal ini
disebabkan karena kurang pengetahuan atau ketidakmampuan perawat untuk
menegaskan perannya, tidak ada polahan yang sama dalam keperawatan dan tidak
ada kesepakatan perawat tentang peranan sebenarnya dari perawat. Tentu dalam
hal ini termasuk juga perawat kesehatan masyarakat dalam kondisi seperti ini,
praktek keperawatan kesehatan masyarakat seperti tidak nampak untuk dinikmati
oleh masyarakat dari perawat sebagai sebuah profesi, oleh karena itu kehadiran
perawat dalam tim kesehatan hanyalah sebagai pelengkap belaka terutama sebagai
pembantunya dokter.
Jenjang pendidikan keperawatan di Indonesia yang beraneka ragam tanpa
adanya batasan yang jelas akan peran dan fungsi masing-masing semakin
mempersulit praktek Keperawatan Komunitas. Belum adanya standart praktek
Keperawatan Komunitas yang diakui berdasarkan kesepakatan masyarakat
Keperawatan Indonesia mengakibatkan praktek Keperawatan Komunitas menjadi
kabur. Termasuk belum adanya jenjang spesialisasi perawat Komunitas
mengakibatkan persepsi konsep Keperawatan Komunitas ditafsir secara sendiri-
sendiri oleh perawat dan tidak adanya figur narasumber yang bisa didengar dan
dipanuti berdasarkan tingkat kepahaman. Konsep Keperawatn Komunitas yang
ada saat ini masih merupakan adopsi dari konsep-konsep luar negeri yang belum
tentu cocok dengan karakteristik masyarakat Indonesia.
Berdasarkan berbagai uraian yang telah dipaparkan di atas maka tantangan
perawat kesehatan masyarakat begitu berat untuk dipecahkan. Namun
Keperawatan Nasioanal Indonesia sebagai sebuah profesi yang diakui
berdasarkan hasil Lokakarya Keperawatan Nasional tahun 1985 dituntut mampu
memecahkan berbagai persoalan tersebut sebagai konsekwensi profesi masyarakat
Keperawatan yang tergabung dalam wadah PPNI harus mampu merumuskan
bersama akan peran, fungsi dan standart praktek Keperawatan Komunitas. Perlu
dirujuk kembali berdasarkan ketentuan WHO (Salvicion G. Bailon & Arracelis
Maglaya, 1978) dimana untuk mencapai sasaran kesehatan masyarakat Perawat
Kesehatan harus mendapat tanggungjawab yang lebih luas dalam hal diagnostik
dan penggobatan.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas dan
bagaimana upaya untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat
dengan menekankan pada aspek peran serta masyarakat dalam melakukan upaya
pencegahan, peningkatan dan mempetahankan status kesehatan sebagai tujuan
praktek Keperawatan Komunitas perlu dilakukan berbagai studi dalam Kontes
Keperawatan Komunitas. Namun karena dibatasi oleh waktu dan biaya maka
penulisan ini hanya didasarkan pada studi Kasus Perawatan Kesehatan Keluarga
dengan fokus pengalaman belajar yang ditekankan pada aspek Metode Proses
Keperawatan yang meliputi :
1. Bagaimana melakukan pengkajian keperawatan kesehatan keluarga ?
2. Bagaimana menetapkan diagnose keperawatan kesehatan keluarga ?
3. Bagaimana menetapkan perencanaan keperawatan kesehatan keluarga ?
4. Bagaimana melaksanakan perawatan kesehatan keluarga ?
5. Bagaimana melaksanakan evaluasi perawatan kesehatan keluarga ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Untuk memepelajari penerapan asuhan Keperawatan Kesehatan
Keluarga secara konprehensip dengan menggunakan Metode Proses
Keperawatan.
2. Tujuan Khusus :
a. Agar mampu menerapkan pengkajian keperawatan kesehatan keluarga.
b. Agar mampu menegakkan diagnose keperawatan kesehatan keluarga.
c. Agar mampu membuat perencanaan keperawatan kesehatan keluarga.
d. Agar mampu menginplementasikan keperawatan kesehatan keluarga.
e. Agar mampu melakukan evaluasi keperawatan kesehatan keluarga.
Kasus pemicu
Keluarga bapak M (45 tahun) mempunyai 5 orang anak sekolah. Anak
pertama Bapak M, laki-laki (anak ) berusia 22 tahun, duduk dibangku kuliyah
semester 6 perguruan negri jombang, sedang adiknya laki-laki , berusia 21
tahun, duduk di bangku kuliyah semester 6 perguruan kesehatan swasta tuban.
No tiga anak Bapak M laki-laki berumur 17 tahun,dudk dibangku sekolah
SMA di jombang. Adiknya laki-laki berumur 9 tahun, sekolah 3 MI swasta.
Dan yang paling bungsu berumur 6 tahun sekolah 1 MI giginya sudah
permanen walaupun belum lengkap.anak bapak M terahir seringkali lupa
gosok gigi terutama saat menjelang tidur. Anak Bapak M (anak ) sering
mengeluh sakit gigi, istrinya Bapak M hanya menganjurkan kumur-kumur air
garam jika rasa nyeri gigi itu datang. Menurut kedua anak Bapak D rata-rata
teman-temannya di sekolah mengeluh sering sakit gigi juga. Petugas UKS
dari Puskesmas sesekali datang untuk memeriksa kesehatan di sekolah.
BAB II
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Keluarga
I. Data Umum :
1. Nama Kepala Keluarga : mohammad lutfi mahrus sidiq
2. Alamat dan Telepon : jl. Rondo kuning bangilan
3. Pekerjaan Kepala Keluarga : pedagang
4. Pendidikan Kepala Keluarga : sma
5. Komposisi Keluarga : inti

No Nama Jenis Hubungan Umur Pendidikan


Kelamin dengan KK
1. Iig zairoh P Isteri 38 th SMA
2. M sulton aziz alfani L Anak 22 th Kuliyah
3. M robeth rohmawan L Anak 21 th Kuliyah
4. M manja alam L Anak 17 th SMA
5. M A khasin m dlf L Anak 9 th MI
6. M iqbal sh L Anak 6 th MI

Genogram :

45 3
8

22 21 17 9 6

Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal Laki-laki
: Meninggal Perempuan

6. Tipe Keluarga.
Keluarga inti terdiri dari Pak M, Ibu Z dan kelima anak kandung.
7. Suku bangsa.
Jawa – Indonesia. Pak M berasal dari Tuban dan Ibu Z asli Tuban.
8. Agama.
Seisi keluarga menganut agama Islam. Tidak ada keyakinan yang berdampak
buruk pada status kesehatan.
9. Status Sosial Ekonomi Keluarga.
Penghasilan keluarga perbulan > Rp. 4.000.000,- yang diperoleh dari hasil
berdagang Pak M , usaha Bu Z membantu Pak M berdagang di toko. Pak M
dan Ibu mengatakan dari penghasilan yang ada lebih dari cukup unuk biaya
makan, minum, berobat dan beli pakaian serta biaya sekolah anak.
10. Aktifitas Rekreasi Keluarga.
Pada sa’at hari liburan sekolah bapak M sering mengajak anak – anaknya
untuk jalan – jalan ketempat rekreasi.

II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia remaja.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
Anak I berusia 22 tahun dan sedang sekolah / kuliyah. Bapak M dan Ibu Z
mengatakan komunikasi dengan anak-anaknya bersifat terbuka dan masing-
masing anak tahu akan tugas dan kewajibannya.
3. Riwayat keluarga inti :
Bapak M dan Ibu D mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan
tertentu..
4. Riwayat keluarga sebelumnya :
Bapak M dan Ibu D mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan
tertentu.

III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah :
Rumah bapak M berukuran 30x20 meter. Terdapat ruang tamu,kamar tidur
3, dapur 1, gudang 1, ruang keluarga 1, kamar mandi 2, wc 2, sumber air
dari tanah 1, bagasi 1, bagunan rumah permanen.
Denah Rumah :

wc km Km dan wc Dapur, ruang


makan

gudang
Kamar
Kamar tidur
tidur Ruang
keluarga
Kamar
tidur

bagasi
Ruang tamu

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :


Keluarga pak M bertetangga dengan keluarga Petani dan lainnya
wiraswasta. Semua tetangga beragama Islam dari suku jawa asli yang taat
beribadah kebiasaan kerja bakti dilakukan bersama sebulan sekali.
hubungan dengan tetangga baik dan saling membantu.
3. Mobilitas geografis keluarga :
Keluarga ini tidak pernah berpindah-pindah tempat tinggal.bangunan rumah
permanen.
4. Perkumpulan keluaraga dan interaksi dengan masyarakat :
Keluarga Pak M aktif dalam perkumpulan Tahlilan bagi Bapak dan Ibu.
Sedangkan anak-anak aktif kegiatan ngaji dan remaja masjid dan sebagai
anggota pondok pesantren.
5. Sistem pendukung keluarga :
Keluarga Bp. M, jika ada salah satu anggota keluarga bapak M yang sakit
maka yang pertama dilakukan adalah berobat ke mantra atau puskesmas
terdekat.

IV. Struktur Keluarga


1. Pola Komunikasi Keluarga :
Keluarga Bp. M Dalam memutuskan permasalahan selalu dengan
bermusyawarah, dan yang mengambil keputusan adalah kepala keluarga
2. Struktur Peran Keluarga :
Bp. M berperan dalam memutuskan masalah terkait kesehatan di
keluarganya.
3. Struktur Peran (formal dan informal) :
Formal: Bp. M berperan sebagai suami, mencari nafkah, kepala keluarga
dan ibu Z berperan sebagaiseorang istri, ibu rumah tangga
Informal: Bp. M aktif sebagai bendahara masjid setempat. Sedangkan ibu Z
hanya sebagai aggota arisan RT.
4. Nilai dan Norma Keluarga :
Keluarga memandang sakit disebabkan oleh penyakit, bukan karena faktor
magis dan lainnya. Menurut pak M hal magis memang ada tetapi tidak
terlalu diperhitungkannya karena selama ini keluarganya tidak pernah
menyusahkan orang lain.

V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif :
Keluarga Bp. M mengembangkan pola kasih sayang dan saling mengasihi
2. Fungsi Sosial :
Keluarga Bp. M dalam kehidupan sehari-hari dapat bersosialisasi dengan
lingkungan sekitarnya dengan baik
3. Fungsi Perawatan Kesehatan :
Keluarga Bp. M jika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga bisa mencari
solusi perawatannya, misalnya Anak S sakit gigi maka ibu M menganjurkan
anaknya untuk kumur-kumur air garam.
4. Fungsi Reproduksi :
Bapak M mempunyai 5 orang anak laki – laki yang pertama sudah berumur
22 tahun, dan sudah merasa cukup mempunyai anak 5 laki - laki. Ibu Z
memakai pil KB.
5. Fungsi Ekonomi :
Ekonomi bapak M lebih dari cukup untuk memenuhu kebutuhan sehari –
hari dan untuk memebiayai ke 5 anaknya yang masih sekolah.

VI. Stres dan Koping Keluarga


1. Stresor Jangka Pendek dan panjang :
Bapak M mengatakan bahwa keluarganya tidak pernah menghadapi masalah
yang berkepanjangan, sehingga membuat keluarganya menjadi khawatir,
bingung dan cemas. Bila ada masalah keluarga, mereka selalu
menyelesaikan secara kekeluargaan.
2. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stresor :
Bapak M mengatakan bila ada masalah dalam keluarga, maka segera
dibicarakan dengan anggota keluarga untuk mencari pemecahan masalah.
3. Strategi Koping Yang Digunakan :
Bapak M mengatakan bahwa keluarga tidak pernah melakukan hal-hal yang
menyimpang dalam menghadapi segala masalah yang ada seperti
menyelesaikan masalah dengan menggunakan kekerasan dengan bersama-
sama dan selalu menyelesaikan masalah secara kekeluargaan.
4. Strategi Adaptasi Disfungsional :
Bapak M mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang menggunakan
cara-cara diluar cara umum seperti kekerasan dalam menghadapi
masalahnya.

VII. Pemeriksaan Fisik.


• Pak M : T : 120/80, N : 72x/m, S : 365c.
• Ibu Z : T : 130/90, N : 68x/m, S : 360c.
• Anak petama : T:110/80 , N:65 , S: 360c
• Anak kedua : T:115/90 , N:75 , S: 360c
• Anak ketiga : T:110/80 , N:68 , S: 360c
• Anak keempat : T:100/70 , N:65 , S: 360c
• Anak kelima : T:90/60 , N:60 , S: 360c. sering sakit gigi.

VIII. Harapan Keluarga.


Bapak M berharap kesehatan untuk seluruh anak – anaknya. Dan untuk anak
yang terahir bias sembuh dari sakit gigi, dan lebih rajin gosok gigi pada sa’at
sebelum tidur dan sesudah makan.agar tidak menggangu aktivitasnya dan
belajarnya.
 Analisa Data, Perumusan masalah dan Diagnosa Keperawatan
No Data subyektif Data obyektif Etiologi Masalah
1 Ibu Z mengatakan: Anak I Ketidakmampuan Perubahan
• anaknya terahirnya seringkali mengalami gigi keluarga dalam pemeliharaan
lupa gosok gigi terutama saat bengkak, mengenali masalah kesehatan.
menjelang tidur. kesehatan pada anak
• Anak sering mengeluh sakit I
gigi.
• Dia hanya menganjurkan
kumur-kumur air garam jika
nyeri gigi itu datang.
Anak I mengatakan:
• Giginya sering sakit.
• Teman-temannya di sekolah
juga sering sakit gigi.
2 Anak I mengatakan sering sakit Gigi anak I Peradangan gigi Nyeri
gigi, terutama saat makan. terlihat
bengkak.

DIAGNOSA:
1. Perubahan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Bp. M berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenali masalah kesehatan pada anak I.
2. Nyeri berhubungan dengan peradangan gigi.
B. Perencanaan
Untuk menentukan skala prioritas pemecahan masalah dalam rencana perawatan
keluarga pak D terlebih dahulu dibuat sistem skoring masalah kesehatan sebagai
berikut :
1. Perubahan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Bp. M berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenali masalah kesehatan pada anak I.
No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran

1 Sifat masalah: 1 3/3x1=1 Anak I mengatakan sakit gigi,


dari pengkajian fisik juga
Aktual: 3 didapatkan bengkak pada gigi
anak I.
2 Kemungkinan masalah dapat 2 1/2x2=1 Anak I sering lupa menggosok
diubah: sebagian: 1 gigi pada malam hari menjelang
tidur.

3 Potensi masalah bisa dicegah: 1 2/3x1=2/3 Anak I mengatakan kalau makan


cukup: 2 giginya akan terasa tambah sakit.

4 Menonjolnya masalah: ada 1 0/2x1=0 Anak I mengatakan bahwa teman-


masalah tapi tidak dirasakan: 0 temannya di sekolah juga sering
sakit gigi.

Jumlah: 2 2/3
2. Nyeri berhubungan dengan peradangan gigi.
No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran

1 Sifat masalah: 1 3/3x1=1 Anak I mengatakan sakit gigi, apalagi


kalau untuk makan.
Aktual: 3
Gigi anak I terlihat bengkak.

2 Kemungkinan masalah 2 2/2x2=2 Nyeri bisa dikurangi dengan


dapat diubah: mudah: 2 memberikan obat baik tradisional
maupun obat medis.

3 Potensi masalah bisa 1 3/3x1=1 Nyeri bersifat sementara.


dicegah: tinggi: 3

4 Menonjolnya masalah: 1 2/2x1=1 Sakit gigi ini sangat dirasakan oleh anak
segera ditangani: 2 I, dan anak I ingin sakit giginya segera
sembuh.

Jumlah: 5
C.Diagnosa keperawatan keluarga bapak M berdasarkan prioritas
1. Nyeri berhubungan dengan peradangan gigi.
2. Perubahan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Bp. M berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenali masalah kesehatan pada anak I.
D. Rencana intervensi keperawatan
No Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi
. Keperawatan TUM TUK Kriteria Standar
1 Nyeri Selama 1 kali 1. Selama 1 x 60
berhubungan kunjungan ke menit kunjungan,
dengan rumah, keluarga keluarga mampu
peradangan bapak M dapat mengenal masalah
gigi merawat anak I kesehatan pada
yang sedang sakit anggota keluarga
gigi. bapak M khususnya
anak I
Dengan cara :
Respon Sakit gigi adalah rasa 1.1.1 Diskusikan bersama keluarga pengertian sakit
1.1. Menyeb verbal nyeri yang dirasakan gigi dengan lembar balik
utkan apa itu pada gigi karena adanya 1.1.2 Tanyakan kembali pada keluarga tentang
sakit gigi peradangan gigi. pengertian sakit gigi.
1.1.3 Berikan reinforcement positif atas jawaban
yang tepat

Respon Sakit gigi bisa 1.2.1Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab


verbal disebabkan karena tidak sakit gigi dengan menggunakan lembar balik
1.2. Menyeb rajin menggosok gigi.
utkan penyebab 1.2.2. motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali
sakit gigi penyebab sakit gigi
1.2.3. beri reinforcement positif atas usaha yang
dilakukan keluarga
Respon Dapat menyebutkan
verbal tanda-tanda peradangan 1.3.1. Diskusi bersama keluarga tentang tanda-tanda
1.3. Menyeb gigi: sakit gigi.
utkan tanda- Gigi terasa nyeri,
1.3.2. Motivasi kembali keluarga untuk menyebutkan
tanda sakit gigi apalagi untuk makan
kembali tanda-tanda sakit gigi
dan minum dingin.
1.3.3. Beri reinforcement positif atas usaha yang
dilakukan keluarga.

Dapat menyebutkan 1.4.1. Dorong keluarga untuk menyebutkan cara


Respon cara mencegah sakit mencegah terjadinya sakit gigi
1.4. Menyeb verbal gigi:
ukan cara - Ajarkan anak tentang 1.4.2. Beri reinforcement positif atas usaha yang
mencegah pentingnya dilakukan keluarga
terjadinya sakit menggosok gigi
gigi dengan benar dan
teratur
- Ajarkan ibu dan
keluarga tentang
memilih sikat gigi
dan pasta gigi yang
sesuai.
- Anjurkan ibu untuk
membawa ke
pelayanan kesehatan :
puskesmas untuk
mendapatkan terapi
secara tepat apabila
sakti gigi tidak bisa
diatasi secara
mandiri.

2. Keluarga
memutuskan untuk
merawat anggota
keluarga dengan Respon Keluarga mampu 2.1.1 diskusikan dengan keluarga akibat sakit gigi
Sakit gigi Verbal memutuskan untuk
merawat anggota 2.1.2 tanyakan kembali pada keluarga tentang akibat
2.1 menyebutkan akibat keluarga yang sakit dari sakit gigi
tidak merawat gigi
2.1.3 beri reinforcement positif atas jawaban
keluarga

Respon Ungkapan keinginan


2.2.1 tanyakan kepada keluarga keinginan untuk
verbal merawat anggota
merawat anggota keluarga dengan sakit gigi
keluarga dengan sakit
gigi 2.2.2 fasilitasi keluarga dalam membuat keputusan
2.2 ungkapan keinginan
terkait perawatan sakit gigi
untuk merawat
anggota keluarga 2.2.3 motivasi keluarga untuk merawat anggota
dengan sakit gigi keluarga yang sakit gigi
2.2.4 beri penguatan tas pencapain keluarga
3. Merawat anggota Respon Cara perawatan sakit 3.1.1 jelaskan pada keluarga tentang perawatan sakit
keluarga dengan Verbal gigi gigi
sakit gigi - Kurangi konsumsi
3.1 menjelaskan cara makanan manis dan 3.1.2 anjurkan keluarga untuk menyebutkan cara
perawatan sakit mudah melekat pada perawatan gigi
gigi gigi
- Ajak anak-nak untuk 3.1.3 jelaskan kembali cara perawatan gigi jika
- menggosok gigi diperlukan.
secara teratur dan 3.1.4 beri pujian atas pencapaian keluarga
benar pada pagi sore
dan menjelang tidur
- Jaga hygiene oral
dengan baik
- Anjurkan berkumur
dengan air garam
hangat

Respon - Cara menggosok gigi 3.2.1 latih keluarga dalam merawat anak dengan
Verbal - Cara membuat cairan sakit gigi
air garam
3.2meredemonstrasikan 3.2.2 anjurkan keluarga untuk meredemonstrasikan
cara perawatan cara-cara perawatan sakit gigi
sakit gigi
3.2.3 beri pujian atas usaha keluarga
Kunjung Pada kunjungan tidak 3.3.1 kaji kemampuan keluarga melakukan
an tidak terencana keluarga perawatan gigi yang telah diajarkan
terencan melakukan peawatan
a gigi 3.3.2 beri pujian atas usaha yang telah dilakukan
3.3 melakukan cara mencegah sakit keluarga
perawatan sakit gigi:
gigi - Ajarkan anak tentang
pentingnya
menggosok gigi
dengan benar dan
teratur
- Ajarkan ibu dan
keluarga tentang
memilih sikat gigi
dan pasta gigi yang
sesuai.
- Anjurkan ibu untuk
membawa ke
pelayanan kesehatan :
puskesmas untuk
mendapatkan terapi
secara tepat apabila
sakti gigi tidak bisa
diatasi secara
mandiri.
4. Keluarga mampu
memdifikasi
Respon Cara memodifikasi 4.1.1 jelaskan pada keluarga cara- cara pencengahan
lingkungan dalam
Verbal lingkungan untuk gigi pada anak
peawatan gigi
mencegah sakit gigi
dengan cara:
4.1.2 anjurkan keluarga untuk menyebutkan kembali
4.1 menyebutkan cara
cara- cara pencegahan sakit gigi
pencegahan
4.1.3 beri pujian atas usaha keluarga

Respon Fasiliats pelayanan


Verbal kesehatan yang dapat 4.2.1 selalu menyediakan perlengkapan perawatan
digunakan: puskesmas, gigi untuk keluarga
4.2 menyebutkan cara RS, praktek dokter,
praktek bidan. 4.2.2. ganti sikat gigi setiap tiga bulan sekali atau
memodifikasi
bila bulu sikatnya sudah mekar
lingkungan untuk
mencegah sakit
gigi
5. Memanfaatkan
fasilitas kesehatan Respon Adanya kartu berobat, 5.1.1 diskusikan dengan keluarga fasilitas kesehatan
guna menceagah Verbal tanggal kunjungan, dan yang dapat digunakan untuk penanganan sakit
sakit gigi obat yang diperoleh gigi
5.1mengidentifikasi
fasilitas pelayanan 5.1.2 anjurkan keluarga untuk menyebutkan kembali
kesehatan yang fasilitas kesehatan yang dapat digunakan
dapat digunakan 5.1.3 tanyakan kepada keluarga fasilitas kesehatan
dalam penanganan yang akan digunakan dalam perawatan gigi
sakit gigi pada anggota keluarga
5.1.4 beri pujian atas usaha keluarga

5.2.1 Anjurkan keluarga untuk menggunakan


fasiliatas kesehatan untuk mengatasi sakit gigi
sesuai kemampuan
5.2 memanfaatkan 5.2.2 Tanyakan kepada keluarga tentang
pelayanan kesehatan pemanfaatan fasiliats kesehatan dalam
dalam penanganan penanganan sakit gigi
sakit gigi
5.2.3 Minta kepada keluarga kartu berobat yang telah
digunakan untuk penanganan sakit gigi
5.2.4 Beri pujian jika keluarga telah memenfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan.
BAB IV
PENUTUP

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang mendukung status


kesehatan masyarakat. Status kesehatan antar anggota keluarga saling mempengaruhi
satu sama lain. Perawat keluarga berfokus kepada hubungan antara kehidupan
keluarga beserta status sehat-sakit anak-anaknya, perawat membantu kelaurga dan
anggota keluarga untuk mencapai keadaan sejahtera.
Di dalam menilai status kesehatan keluarga, diperlukan pengkajian dan
penentuan skoring dengan seksama. Karena hal ini dapat membantu dalam
menentukan rencana asuhan keperawatan selanjutnya. Untuk itu, perawat keluarga
perlu mempunyai pengetahuan tentang teori dan konsep keluarga beserta asuhan
keperawatannya. Selain pengetahuan secara teori dan konsep, perawat keluarga juga
perlu mengetahui cara-cara dalam melakukan pendekatan kepada keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M., Marilyn. (1998). Family Nursing:Research, Theory & Practice. USE:
Appleton and Lange.

Anda mungkin juga menyukai