Anda di halaman 1dari 3

CEK BERSILANG DAN CEK UNTUK PERHITUNGAN

Bentuk surat cek bersilang dan surat cek untuk perhitungan ini adalah termasuk alam bentuk surat cek khusus, karena tujuan penerbitannya untuk menjamin keamanan di dalam pembayaran dengan surat cek, sehingga orang yang memproleh pembayaran atas surat cek tersebut dapat dibatasi.

1. Surat Cek Bersilang


Penertbitan atau pemegang surat cek boleh memeberi garis silang yang dilakukan dengan membubuhkan dua garis sejajar pada bagian muka surat cek. Dalam pasal 214 ayat 1 dan 2 KUHD ditentukan bahwa pemberian itu ada yang bersifat umu dan khusus. a. Surat cek bersilang umum Pasal 214 ayat 3 KUHD menentukan, bahwa suatu surat cek dapat dikatakan surat cek bersilang umum, apabila diantara dua garis sejajar tidak dimuat untuk petunjuk, atau perkataan banker, dan pada pasal 5 tesebut menentukan bahwa jika garis silang itu sudah diberikan , maka garis tersebut tidak dapat di coret, pencoretan dianggap tidak terjadi. Setiap surat cek bersilang umum hanya dapat di bayar oleh tersangkut kepada seorang banker atau seorang langgananya ( klien ), sehinggga surat cek bersilang tidak dimungkinkan jatuh kepada tangan orang yang tidak berhak. Contoh:

Cek No. :. BANK RAKYAT INDONESIA BANDA ACEH

,..2011

Atas penyerahan cek ini bayarlah kepada atau yang menyerahkan, uang sejumlah.rupiah Rp. . . . . . . . . . . . . . (Cap/tanda tangan)

b. Surat cek bersilang khusus Pasal 214 ayat 3 KUHD juga menentukn bahwa suatu surat cek dapat dikatakan surat cek bersilang khusus, apabila nama seorang banker disebutkan di antara dua garis silang itu, selanjutnya pada pasal 5 tersebut juga menentukan juga, bahwa nama banker yang dicantumkan di antara dua garis silang itu tidak dapat di coret jika terjadi pencoretan, hal itu di anggap tidak ada. Akibat hukum yang di atur dalam pasal 215 ayat 2 KUHD adalah yang menetukan bhwa tersangkut hanya biasa membayar kepada bankir

yang disebutkan itu adalah tersangkut sendiri dan pemegang cek adalah kliennya, maka tersangkut membayar kepada kliennya itu, juga bankir yang di tunjuk dapat menyerahkan surat cek itu kepada bankir lain untuk di tagih. Suatu surat cek yang memuat lebih dari satu silang khusus hanya dapat di bayar oleh tersangkut apabila tidak lebih dari dua silang. Tersangkut atau bankir yang di tunjuk tidak mengindahkan ketentuan-ketentuan tersebut , harus bertanggung jawab atas kerugian sebesar jumlah uang yang tersebut dalam cek. Pada ayat 214 ayat 4 KUHD , surat cek bersilang umum bias di ubah menjadi surat cek bersilang khusus, tetapi yang bersilang khusus tidak bias di ubah menjadi bersiang umum. Dengan berubahnya menjadi besilang khusus maka lebih terbatas lagi pihak yang berhak menerima pembayaran atas surat cek itu dibandingkan degan silang umum. Contoh: cek bersilang khusus

Cek No. :. BANK RAKYAT INDONESIA BANDA ACEH

,..2011

Atas penyerahan cek ini bayarlah kepada BANK ACEH SYARIAH atau pengganti, pengganti uang sejumlah.rupiah Rp. . . . . . . . . . . . . . (Cap/tanda tangan)

2. Surat Cek untuk Perhitungan


Pasal 216 menentukan bahwa suat surat cek dapat dikatakan surat cek utuk perhitungan apabila dibagian muka surat cek itu diberi tulisan dalam bentuk miring berbunyi untuk diperhitungkan, atau istilah lain yang sama maksudnya. Maksud dari tulisan itu adalah melarang pembayaran surat cek itu dengan uang tunai melainkan dengan pemindah bukuan saja kedalam rekening Koran, rekening giro, atau kompensasi. Pemindah bukuan ini berfungsi untuk pembayaran , dan yang dapat memberikan tulisan itu ialah penerbit atau pemegang surat cek. Pasal 216 ayat 4 KUHD menegaskan bahwa terasangkut atau bankir yang tidak mengindahkan ketentuan diatas, artinya tidak membukukan melainkan dengan membayar

dengan uang tunai, ia harus bertanggung jawab atas kerugian yang timbul sebesar jumlah uang yang tersebut didalam surat cek itu.

ENDOSEMENT PADA SURAT CEK


1. Pada surat cek atas pengganti Endorsement adalah lembaga pemindahan hak milik atas tagihan pada surat berharga yang berkalusula atas pengganti (aan order). Demikian halnya didalam surat cek, ia dapat diterbitkan atas pengganti dan dapat pula atas unjuk (aan tonder). Surat cek yang diterbitkan atas pengganti, pemindaannya kepada pemegang berikutnya harus dilakukan dengan endosemen. Endosemen pada surat cek atas pengganti pada dasarnya adalah sama denga endsement pada surat wessel, yang membedakannya hanyalah karena sifat surat cek sebagai alat pembayar tunai, sehingga ada ketentuan pada surat wessel yang berlainan dengan ketentuan endorsement pada surat cek. Menurut pasal 191 KUHD, setipa surat cek dinyatakan harus dibayarkan kepada orang yang disebut namanya dengan atau dengan tanpa dengan kalusula kepada pengganti dapat dipindahkan kepada orang lain dengan jalan endorsement. Surat cek yang dinyatakan harus dibayarkan kepada orang yang disebut namanya dengan kalusula tidak kepada pengganti atau klausula semacamnya, hanya dapat dipindahtangankan kepada orang lain dengan cara cessie biasa dengan segala akibat hukumnya. Atau sering juga disebtut klausula rekta. Surat cek yang berklausula rekt harus diperalihkan kepaa orang lain degan cessie, yaitu suatu akta yang berisi peralihan hak tagih keppada orang tertentu , dan di tanda tangani ( contoh kalusula rekta atas enyerahan cek ini bayarlah kepada tuan Budi tidak kepada pengganti 2. Perbedaanya Dengan Endosement Pada Wessel. Didalam pasal 191 ayat 3 KUHD dinyatakan, bahwa endosement pada surat cek atas pengganti dapat juga dilakukan kepada penerbit atau kepada setiap debitur cek lainnya. Orangorang ini dapat mengendosementkanya pula. Endosement pada surat wessel dapat juga dilakukan kepda tersangkut atau akseptan,pada surat cek tidak diperbolehkan , hal ini karean surat wessel adalah alat pembayaran kredit sedangkan surat cek alat pembayaran tunai. Surat cek atau setiap surat cek yang diserahkan kepada bankir harus dibayar, sehingga berakhirlah peredaran surat cek itu. Penulisan endosemen pada suatu surat cek atas unjuk (aan toonder) menyebabkan endosemen harus bertanggung jawab menurut ketentuan-ketentuan mengenai hak regres; endosement itupun tidak mengakibatkan surat cek itu menjadi pengganti. Surat dengan surat wesel sebagai alat pembayaran kredit, maka endosemen pada surat wessel dapat dilakukan dengan gadai ( pand ), seadangkan pada surat cek atas pengganti tidak dikenal dengan endossemen gadai, karna cek merupakan alat pembayaran tunai.

Anda mungkin juga menyukai