Anda di halaman 1dari 14

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

1. Satuan Pendidikan Kelas / Semester Program Keahlian Mata Pelajaran 2. Standar Kompetensi 3. Kompetensi Dasar 4. Indikator - Persayaratan kerja diidentifikasikan dan urutan langkah kerja ditentukan 5. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan persyaratan kerja proses penggerindaan dengan batu gerinda yang dipilih 2. Siswa dapat menghitung kecepatan putar ,waktu , kecepatan potong batu gerinda dengan diameter gerinda yang berbeda.

: SMK Negeri 2 Samarinda : XI / 3 : Teknik Rekayasa / Teknik Pemesinan : Teknik Gerinda : Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Gerinda : Menentukan Persyaratan Pekerjaan

6. Materi Pembelajaran
1) Pemilihan batu gerinda

Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan batu gerinda yang akan dipergunakan pada proses penggerindaan, antara lain sebagai berikut a) Sifat fisik benda kerja, menentukan pemilihan jenis butiran abrasive. Tegangan tarik tinggi AL2O3, tegangan tarik rendah SiC, Boron nitrid dan intan. b) Banyaknya material yang harus digerinda dan hasil akhir yang diinginkan, menentukan pemilihan ukuran butiran abrasive. c) Busur singgung penggerindaan (Gambar dibawah ini ) Busur singgung besar Batu gerinda lunak. Busur singgung kecil Batu gerinda keras.

e. Kekerasan Batu gerinda Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kekerasan batu gerinda 1. Kontruksi Mesin 2. Kecepatan potong benda kerja f. Kecepatan putar batu gerinda v x1000 x60 Rumus : = c .d Dimana : = kecapatan putar ( rpm ) Vc = kecepatan potong ( m / det ) d. = diameter gerinda g. Kecepatan Potong batu gerinda

p xdxn 1.000 x60 2. Mengoperasikan Mesin Gerinda Datar

Rumus : Vc =

Langkah langkah mengoperasikan Mesin Geinda adalah : 1) Tekan sakelar utama (main switch) pada posisi ON untuk menghidupkan mesin. Sakelar utama ini berfungsi untuk menghubungkan aliran listrik dari jala-jala listrik dengan mesin . 2) Tekan sakelar pengendali sistem hidrolik, sakelar ini akan meneruskan arus dari sakelar utama, untuk menghidupkan pompa hidrolik. Tenaga yang dihasilkan dari sistem hidrolik pada mesin ini, digunakan untuk menggerakkan meja mesin ke arah melintang 3) Tekan tombol ON pada panel utama, sehingga motor batu gerinda akan berputar, hasil putaran motor inilah yang akan menggerakkan batu gerinda (Gambar )

7 Langkah langkah Pembelajaran a. Kegiatan awal ( Pendahuluan ) 1. Apersepsi : ( 5 Menit ) a. Memeriksa Kesiapan Para peserta didik b. Memberikan Motivasi dengan memberikan contoh alat potong yang ditunjukkan 2. Guru Memberikan Motivasi kepada peserta didik tentang rauang linkup Teknik Mengerinda sebelum pekerjaan dimulai. b. Kegiatan Inti waktu ( 125 ) menit a. Guru menyampaian materi Pelajaran tentang Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Gerinda b Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik tentang proses menggerinda siswa untuk menjawabnya. c. Penutup ( waktu 5 Menit ) a. Setelah selesai semua kegiatan kuis dan hasil presentasinya guru membimbing siswa agar kiranya dapat merangkum kesimpulan dari kegiatan tersebut
8. Sumber Belajar a. Buku paket Teknik Pemesinan ( Depdiknas 2008, Widarto, dkk )

b. Buku Leteratur yang relevan c Batu gerinda 9. Metode Pembelajaran Ceramah, tanya jawab , Demontrasi

10 Alakasin Waktu 4 Jam ( @ 45 menit / jam ) 11 Evaluasi ( 45 Menit ) a. Post test

Post Test
1. Jelaskan faktor faktor cara pemilihan batu gerinda pada saat proses penggerindaan akan dimulai ? 2. Sebuah batu gerinda berdiameter 120 mm, akan bekerja dengan kecepatan potong 20 m/det. Hitung berapa kecepatan putar batu gerinda mesin tersebut! 3. Bagaiman langkah langkah prinsip kerja mesin pada proses menggerinda ? 4. Dari gambar kerja berikut ini tentukan waktu kerja mesin pada proses penggerindaan berlangsung ?

Dari gambar diatas Sebuah besi kotak, panjang 190 mm dan lebar 150 mm yang akan digerinda. Dengan jumlah pemakanan 4 kali, lebar batu gerinda 20 mm, pemakanan ke samping 6 mm/langkah, kecepatan gerak meja 2 m/menit. Hitung waktu penggerindaan! 5 Sebuah batu gerinda berdiameter 275 mm mempunyai kecepatan putar batu gerinda 1700 rpm, hitung kecepatan potong batu gerinda! Kunci Jawaban
1. Faktor faktor antara lain :

a) Sifat fisik benda kerja, menentukan pemilihan jenis butiran abrasive. Tegangan tarik tinggi AL2O3, tegangan tarik rendah SiC, Boron nitrid dan intan. b) Banyaknya material yang harus digerinda dan hasil akhir yang diinginkan, menentukan pemilihan ukuran butiran abrasive. c) Busur singgung penggerindaan (Gambar dibawah ini ) Busur singgung besar Batu gerinda lunak. Busur singgung kecil Batu gerinda keras. d. Kekerasan Batu gerinda Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kekerasan batu gerinda 1. Kontruksi Mesin 2. Kecepatan potong benda kerja e. Kecepatan putar batu gerinda

f. Kecepatan Potong batu gerinda


20 m / det x 1.000 x 60 = 3,185 rpm 3,14 x 120mm 3. Langkah langkah kerja mesin :

2. Kecepa tan putar =

a ) Tekan sakelar utama (main switch) pada posisi ON untuk menghidupkan mesin. Sakelar utama ini berfungsi untuk menghubungkan aliran listrik dari jala-jala listrik dengan mesin . b) Tekan sakelar pengendali sistem hidrolik, sakelar ini akan meneruskan arus dari sakelar utama, untuk menghidupkan pompa hidrolik. Tenaga yang dihasilkan dari sistem hidrolik pada mesin ini, digunakan untuk menggerakkan meja mesin ke arah melintang c) Tekan tombol ON pada panel utama, sehingga motor batu gerinda akan berputar, hasil putaran motor inilah yang akan menggerakkan batu gerinda. 4 B = b = 150 mm; L = l + 2 5 mm = 190 + 10 mm = 200 mm Lm = 5
Vc =

2 x Lx B x i 2 x 200mm x 150mm x 4 = =20 menit V x 1.000 x s 2m / det x 1.000 x 6mm


p x d x n 3,14 x 275mmx1.700rpm = = 25 m/det 1.000 x60 1.000 x60

Kreteria Penilian NO Aspek yang dinilai Prosedur Kerja 1. Sikap Kerja 2. Cara pemilihan alat 3. Cara menggerinda Jumlah Hasil Kerja 1. Ketepatan ukuran 2. Kehalusan 3. Bentuk/ kepresisian Jumlah Waktu Skor maksimum Skor Minimum / batas lulus Kesimpulan Skor maks 10 15 15 Skor yg Dicapai Keterangan

20 20 30 10 100 80 Lulus / Tidak Lulus Samarinda, Juli 2009

Mengetahui, Instruktur Diklat

Peserta Diklat

Sujarwa, S.Pd NIP : 19560321 198803 1 004

Ponimin, AMd NIP: 1961 0605 1990 03 1 007

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

1. Satuan Pendidikan Kelas / Semester Program Keahlian Mata Pelajaran 2. Standar Kompetensi 3. Kompetensi Dasar 4. Indikator

: SMK Negeri 2 Samarinda : XII / 2 : Teknik Rekayasa / Teknik Pemesinan : Kerja Mesin Bubut : Menggunakan Mesin Bubut Komplek : Melakukan berbagai macam pembubutan

- Kecepatan dan pemakanan dihitung dengan benar menggunakan teknik matematika dan sifat bahan - Pembubutan ulir tunggal , majemuk, pemotong ulir 5. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menghitung kecepatan, pemakanan dengan sifat bahan secara benar 2. Siswa dapat melakukan perencanaan proses membubut lurus 6. Materi Pembelajaran 1. Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian mesin berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan mesin bubut. Prinsip dasarnya dapat didefinisikan sebagai proses pemesinan permukaan luar benda silindris atau bubut rata: Dengan benda kerja yang berputar Dengan satu pahat bermata potong tunggal (with a single-point cutting tool) Dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak tertentu sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja (lihat Gambar 6.1 no. 1). Proses bubut permukaan (surface turning, Gambar 6.1 no. 2) adalah proses bubut yang identik dengan proses bubut rata, tetapi arah gerakan pemakanan tegak lurus terhadap sumbu benda kerja. Proses bubut tirus (taper turning, Gambar 6.1 no. 3) sebenarnya identik dengan proses bubut rata di atas, hanya jalannya pahat membentuk sudut tertentu terhadap sumbu benda kerja. Demikian juga proses bubut kontur, dilakukan dengan cara memvariasi kedalaman potong, sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan Walaupun proses bubut secara khusus menggunakan pahat bermata potong tunggal, tetapi proses bubut bermata potong jamak tetap termasuk proses bubut juga, karena pada dasarnya setiap pahat bekerja sendiri-sendiri. Selain itu proses pengaturan (setting) pahatnya tetap dilakukan satu persatu. Gambar skematis mesin bubut dan bagianbagiannya dijelaskan pada Gambar 6.2 Gambar 6.1 (1) Proses bubut rata, (2) bubut permukaan, dan (3) bubut tirus

2. Perencanaan dan Perhitungan Proses Bubut Elemen dasar proses bubut dapat dihitung/dianalisis menggunakan rumus-rumus dan Gambar 6.11 berikut.

Keterangan: Benda Kerja: d0 = diameter mula (mm) dm = diameter akhir (mm) lt = panjang pemotongan (mm) Pahat: Xr = sudut potong utama/sudut masuk mesin bubut: a = kedalaman potong (mm) f = gerak makan (mm/putaran) n = putaran poros utama (putaran/menit) 1) Kecepatan potong : v = 1.000 dn ; m/menit d = diameter rata-rata benda kerja ((d0 + dm) /2)(mm) n = putaran poros utama (put/menit) = 3,14 2) Kecepatan makan vf = f n; m/menit . 3) Waktu pemotongan 4) Kecepatan penghasilan beram Z = A v; cm3/menit

lt Vf di mana: A = a f mm2 tc = Perencanaan proses bubut tidak hanya menghitung elemen dasar proses bubut, tetapi juga meliputi penentuan/pemilihan material pahat berdasarkan material benda kerja, pemilihan mesin, penentuan cara pencekaman, penentuan langkah kerja/langkah penyayatan dari awal benda kerja sampai terbentuk benda kerja jadi, penentuan cara pengukuran dan alat ukur yang digunakan. 3. Perencanaan Proses Membubut Lurus Proses membubut lurus adalah menyayat benda kerja dengan gerak pahat sejajar dengan sumbu benda kerja. Perencanaan proses penyayatan benda kerja dilakukan dengan cara menentukan arah gerakan pahat, kemudian menghitung elemen dasar proses bubut . 7 Langkah langkah Pembelajaran a. Kegiatan awal ( Pendahuluan ) 1. Apersepsi : ( 5 Menit ) a. Memeriksa Kesiapan Para peserta didik b. Guru menjelaskan Tujuan yang akan dipelajari pada topik Proses membubut. 2. Guru memberikan Motivasi kepada peserta didik melalui pertanyaan yang diberikan dengan gambar gambar Perencanan proses membubut. b. Kegiatan Inti waktu ( 80 ) menit a. Guru menyampaian materi Pelajaran tentang Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut b Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik tentang proses menggerinda siswa untuk menjawabnya. c. Penutup ( waktu 5 Menit ) a. Setelah selesai semua kegiatan kuis dan hasil presentasinya guru membimbing siswa agar kiranya dapat merangkum kesimpulan dari kegiatan tersebut
8. Sumber Belajar a. Buku paket Teknik Pemesinan ( Depdiknas 2008, Widarto, dkk )

b. Buku Leteratur yang relevan c Mesin bubut 9. Metode Pembelajaran Ceramah, tanya jawab , Praktek di bengkel 10 Alakasin Waktu 6 Jam ( @ 45 menit / jam ) 11 Evaluasi ( 225 Menit ) Praktek di bengkel Soal : Akan dibuat benda kerja dari bahan mild steel ( ST 37 ) seperti digambar dibawah ini

Perencanaan proses bubut: a. Material benda kerja: mild steel (ST. 37), dia. 34 mm 75 mm b. Material pahat : HSS atau Pahat Karbida jenis P10, pahat kanan. Dengan geometri pahat dan kondisi pemotongan dipilih dari Tabel 6.3. (Tabel yang direkomendasikan oleh produsen mesin bubut): = 8, = 14, v = 34 m/menit (HSS) = 5, = 0, v = 170 m/menit (Pahat karbida sisipan) c. Mesin yang digunakan: mesin bubut dengan kapasitas diameter lebih dari 1 inchi. d. Pencekam benda kerja: Cekam rahang tiga. e. Benda kerja dikerjakan Bagian I terlebih dulu, kemudian dibalik untuk mengerjakan Bagian II Kunci Jawaban Hasil gambar penyayatan proses membubut lurus adalah :

Hasil perhitungan lelemen dasar dengan pahat HSS adalah sebagai berikut :

Kreteria Penilian NO Aspek yang dinilai Prosedur Kerja 1. Sikap Kerja 2. Cara pemilihan alat 3. Cara proses membubut Jumlah Hasil Kerja 1. Ketepatan ukuran 2. Kehalusan 3. Bentuk/ kepresisian Jumlah Waktu Skor maksimum Skor Minimum / batas lulus Kesimpulan Skor maks 10 15 15 Skor yg Dicapai Keterangan

20 20 30 10 100 80 Lulus / Tidak Lulus Samarinda, Juli 2009

Mengetahui, Instruktur Diklat

Peserta Diklat

Sujarwa, S.Pd NIP : 19560321 198803 1 004

Ponimin, AMd NIP: 1961 0605 1990 03 1 007

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )


1. Satuan Pendidikan Kelas / Semester Program Keahlian Mata Pelajaran 2. Standar Kompetensi 3. Kompetensi Dasar 4. Indikator Alat yang tepat dipilih untuk menyesuaikan paramater pemotongan 5. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan alat alat yang dipilih untuk pemotongan pada Mesin frais 2. Siswa dapat menentukan parameter yang tepat ketika mengoperasikan mesin frais : SMK Negeri 2 Samarinda : XII / 2 : Teknik Rekayasa / Teknik Pemesinan : Kerja Mesin Frais : Mempergunakan Mesin Frais Kompleks : Mengenal Insert ( Pemasangan ) menurut ISO

6. Materi Pembelajaran A. Klasifikasi Proses Frais Proses frais dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis. Klasifikasi ini berdasarkan jenis pisau, arah penyayatan, dan posisi relatif pisau terhadap benda kerja. 1. Frais Periperal (Slab Milling) Proses frais ini disebut juga slab milling, permukaan yang difrais dihasilkan oleh gigi pisau yang terletak pada permukaan luar badan alat potongnya. Sumbu dari putaran pisau biasanya pada bidang yang sejajar dengan permukaan benda kerja yang disayat. Lihat gambar di bawah ini :

2. Frais Muka (Face Milling) Pada frais muka, pisau dipasang pada spindel yang memiliki sumbu putar tegak lurus terhadap permukaan benda kerja. Permukaan hasil proses frais dihasilkan dari hasil penyayatan oleh ujung dan selubung pisau. Lihar gambar di bawah ini :

3. Frais Jari (End Milling) Pisau pada proses frais jari biasanya berputar pada sumbu yang tegak lurus permukaan benda kerja. Pisau dapat digerakkan menyudut untuk menghasilkan permukaan menyudut. Gigi potong pada pisau terletak pada selubung pisau dan ujung badan pisau. Lihat gambar di bawah ini :

B. Metode Proses Frais Metode proses frais ditentukan berdasarkan arah relatif gerak makan meja mesin frais terhadap putaran pisau. Metode proses frais ada dua yaitu frais naik dan frais turun. 1. Frais Naik (Up Milling ) Frais naik biasanya disebut frais konvensional (conventional milling). Gerak dari putaran pisau berlawanan arah terhadap gerak makan meja mesin frais Sebagai contoh, pada proses frais naik apabila pisau berputar searah jarum jam, benda kerja disayat ke arah kanan. Penampang melintang bentuk beram (chips) untuk proses frais naik adalah seperti koma diawali dengan ketebalan minimal kemudian menebal. Proses frais ini sesuai untuk mesin frais konvensional/ manual, karena pada mesin konvensional backlash ulir transportirnya relatif besar dan tidak dilengkapi backlash compensation.

Gambar diatas : Frais naik (up milling) 2. Frais Turun (Down Milling) Proses frais turun dinamakan juga climb milling. Arah dari putaran pisau sama dengan arah gerak makan meja mesin frais. Sebagai contoh jika pisau berputar berlawanan arah jarum jam, benda kerja disayat ke kanan. Penampang melintang bentuk beram (chips) untuk proses frais naik adalah seperti koma diawali dengan ketebalan maksimal kemudian menipis. Proses frais ini sesuai untuk mesin frais

CNC, karena pada mesin CNC gerakan meja dipandu oleh ulir dari bola baja, dan dilengkapi backlash compensation. Untuk mesin frais konvensional tidak direkomendasikan melaksanakan proses frais turun, karena meja mesin frais akan tertekan dan ditarik oleh pisau.

Proses pemesinan dengan mesin frais merupakan proses penyayatan benda kerja yang sangat efektif, karena pisau frais memiliki sisi potong jamak. Apabila dibandingkan dengan pisau bubut, maka pisau frais analog dengan beberapa buah pisau bubut. Pisau frais dapat melakukan penyayatan berbagai bentuk benda kerja, sesuai dengan pisau yang digunakan. Proses meratakan bidang,membuat alur lebar sampai dengan membentuk alur tipis bisa dilakukan oleh pisau frais Pisau frais identik dengan beberapa pahat bubut. Berbagai jenis bentuk pisau frais untuk mesin frais horizontal dan vertikal

C. Parameter yang Dapat Diatur pada Mesin Frais Maksud dari parameter yang dapat diatur adalah parameter yang dapat langsung diatur oleh operator mesin ketika sedang mengoperasikan mesin frais. Seperti pada mesin bubut, maka parameter yang dimaksud adalah putaran spindel (n), gerak makan (f), dan kedalaman potong (a). Putaran spindel bisa langsung diatur dengan cara mengubah posisi handle pengatur putaran mesin. Gerak makan bisa diatur dengan cara mengatur handle gerak makan sesuai dengan tabel f yang ada di mesin. Gerak makan (Gambar 7.11) ini pada proses frais ada dua macam yaitu gerak makan per gigi (mm/gigi), dan gerak makan per putaran (mm/putaran). Kedalaman potong diatur dengan cara menaikkan benda kerja, atau dengan cara menurunkan pisau. Putaran spindel (n) ditentukan berdasarkan kecepatan potong. Kecepatan potong ditentukan oleh kombinasi material pisau dan material benda kerja. Kecepatan potong adalah jarak yang ditempuh oleh satu titik (dalam satuan meter) pada selubung pisau dalam

waktu satu menit. Rumus kecepatan potong identik dengan rumus kecepatan potong pada mesin bubut. Pada proses frais besarnya diameter yang digunakan adalah diameter pisau. Rumus kecepatan potong : , dimana v = kecepatan potong (m/menit); d = diameter pisau (mm) ;n = 1.000 putaran benda kerja (putaran/menit) Setelah kecepatan potong diketahui, maka gerak makan harus ditentukan. Gerak makan (f ) adalah jarak lurus yang ditempuh pisau dengan laju konstan relatif terhadap benda kerja dalam satuan waktu, biasanya satuan gerak makan yang digunakan adalah mm/menit. Kedalaman potong (a) ditentukan berdasarkan selisih tebal benda kerja awal terhadap tebal benda kerja akhir. Untuk kedalaman potong yang relatif besar diperlukan perhitungan daya potong yang diperlukan untuk proses penyayatan. Apabila daya potong yang diperlukan masih lebih rendah dari daya yang disediakan oleh mesin (terutama motor listrik), maka kedalaman potong yang telah ditentukan bisa digunakan. 7 Langkah langkah Pembelajaran a. Kegiatan awal ( Pendahuluan ) 1. Apersepsi : ( 5 Menit ) a. Memeriksa Kesiapan Para peserta didik b. Guru menjelaskan Tujuan yang akan dipelajari pada topik Proses membubut. 2. Guru memberikan Motivasi kepada peserta didik melalui pertanyaan yang diberikan dengan gambar gambar Perencanan proses membubut. b. Kegiatan Inti waktu ( 80 ) menit a. Guru menyampaian materi Pelajaran tentang Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut b Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik tentang proses menggerinda siswa untuk menjawabnya. c. Penutup ( waktu 5 Menit ) a. Setelah selesai semua kegiatan kuis dan hasil presentasinya guru membimbing siswa agar kiranya dapat merangkum kesimpulan dari kegiatan tersebut
8. Sumber Belajar a. Buku paket Teknik Pemesinan ( Depdiknas 2008, Widarto, dkk )

v=

.d .n

b. Buku Leteratur yang relevan c Mesin bubut 9. Metode Pembelajaran Ceramah, tanya jawab , Praktek di bengkel 10 Alakasin Waktu 6 Jam ( @ 45 menit / jam )

11 Evaluasi ( 225 Menit )

Anda mungkin juga menyukai