Anda di halaman 1dari 16

BELAJAR DARI NABI YANG UMMI MEMBENTUK GENERASI ISLAMI Oleh : Andi Sugiharta, S.Pd.

I Aku heran sekaligus sedih, bagaimana mungkin sebuah peradaban yang dibesarkan oleh sebuah buku (baca: Quran), harus meninggalkan dan tak peduli lagi pada dunia buku. Mereka tak membaca(nya), apalagi menulis(kannya) (Khaled Abou el-Fadl) Alas Wacana Kutipan keperihatinan yang diilustrasikan oleh pemikir Islam Khaled Abou el-Fadl di atas merupakan akumulasi kekhawatiran yang amat logis. Bagaimana tidak, peradaban manusia dewasa ini acap kali tergerus dengan budaya premordial, feodal, jahiliyyah dan cenderung hedonis. Umat Islam yang sangat membangga-banggakan al-Quran sebagai sumber inspirasi kehidupan, kadang terlena dan meninggalkan begitu saja Kitab Suci tersebut di dalam lemari usang, menjadi pajangan interior. Padahal, al-Quran merupakan buah peradaban maha dahsyat dari sang pemilik semesta alam. Bukan hanya keindahan karya sastra bahasa semata, tetapi lebih dari itu kajian-kajian di dalamnya merupakan pesan moral yang bisa mengakomodir berbagai sendi kehidupan manusia. Al-Quran, tidak hanya berbicara dalam konteks ilahiyyah ubudiyyah, makna substantifnya merambah sampai ke dalam konteks sosio kultural insaniyyah muamallah. Lebih hebatnya lagi, al-Quran diturunkan Tuhan melalui seorang manusia pilihan yang dalam skenarioNya tidak bisa membaca dan menulis. Nabi Muhammad, nama manusia pilihan tersebut, adalah sosok penuh integritas di tengah peradaban jahiliyyah. Beliau dilahirkan pada tahun 570 M dan memasuki masa kerisalahannya pada tahun 610 M. Beliau mengemban misi profetiknya selama 23 tahun dengan rincian selama 13 tahun di Mekkah dan 10 tahun di Madinah. Sejarah mencatat bahwa manusia yang paling berpengaruh terhadap dinamisasi peradaban di muka bumi ini adalah Muhammad SAW. Peradaban tersebut tidak terlepas dari khazanah kearifan Tuhan yang menempatkan Muhammad SAW sebagai rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam). Muhammad SAW adalah tipe pribadi paripurna dan memiliki mental pemikir, pengabdi, pekerja dan memiliki citra rasa seni yang tinggi. Kesemuanya menyatu dengan kesahajaan beliau dalam berinteraksi dengan seluruh lapisan masyarakat. Dengan akhlaknya, beliau mampu mengubah kejahiliyyahan moral sampai dengan sekarang. Maka tidaklah heran apabila seorang ahli hikmah mengilustrasikan beliau dengan syairnya Muhammad basyarun laa kalbasyar bal huwa yakut bainal hajarain (Muhammad adalah manusia biasa seperti manusia yang lain juga, tetapi ia bersinar laksana mutiara diantara dua batu hitam). Di samping beberapa nilai lebih beliau di berbagai konteks, Nabi Muhammad juga memiliki satu karakter atau keperibadian yang apabila dicerna secara kasat mata kurang tepat disanding dengan kebesaran beliau, yaitu ummi atau tidak dapat membaca dan menulis sebagaimana yang tertera dalam Q.S. al-Araf ayat yang artinya : Katakanlah : Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan RasulNya, Nabi yang Ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimatNya, dan ikutilah dia supaya kamu mendapat petunjuk Sekilas, memang kata tersebut kurang pantas disanding dengan kemuliaan nama beliau, tetapi apabila dikaji dan ditelaah secara komprehensif ada beberapa hal yang menjadi nilai tafsir filosofis kata tersebut. Pertama, dengan keberadaan kata tersebut, akan memantik semangat mereka yang merasa tidak bisa apa-apa untuk selalu belajar dan belajar. Artinya, melalui makna ummi tersebut akan terbangun motivasi tak terhingga untuk bisa menjadi manusia yang mulia sebagaimana yang dicontohkan oleh Muhammad SAW. Atau paling tidak ada semacam relevansi bahwa manusia yang paling mulia saja meskipun tidak bisa membaca dan menulis mau berusaha untuk mengaktualisasikan diri dalam keberadaanya sebagai makhluk Tuhan, apalagi mereka yang pintar membaca dan menulis. Kedua, salah satu sifat wajib Rasullulah adalah fathonah (cerdas). Maka terkesan sangat kontradiktif apabila disandingkan dengan kata ummi, padahal dalam hal ini sifat fathonah merupakan metamorfosis Muhammad SAW dari pribadi yang ummi menjadi ilmuwan jenius yang menjadi suri tauladan seluruh alam. Proses

metamorfosis nabi tidak lepas dari peran Jibril, termasuk proses membaca sesuatu yang tertulis (wahyu pertama, Q.S. al-Alaq: 1-5) Melalui media pena (wahyu kedua, Q.S. al-Qalam: 1-6). Ketiga, kajian tematik kata Ummi dapat berarti ibu atau induk. Maka ummi memiliki fungsi dan peran yang banyak serta luas. Nabi ummi yang disebut pada ayat diatas adalah Nabi yang memiliki pengindukan yang satu, yaitu Al-Quran. Dengan menginduk kepada Al-Quran, Nabi Muhammad menyuruh mengerjakan yang maruf dan melarang dari mengerjakan yang mungkar, menghalalkan segala yang baik dan mengharamkan segala yang buruk, dan membuang beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Misi Nabi yang ummi adalah mengajak umat agar berinduk kepada yang satu, Al-Quran semata. Terlepas dari tarik ulur makna filosofis kata ummi, lagi-lagi sejarah telah mencatat kebesaran Nabi Muhammad sebagai khalifah atau pemimpin umat. Melalui sifat fathonah, beliau berhasil melakukan diplomasi strategis dalam penyebaran agama Islam melalui media surat. Dalam sejarah, beliau banyak melayangkan surat kepada raja-raja di dunia ini diantaranya Raja Najasy dari Ethiopia, Raja Khosrow dari Persia, Kaisar Heraklius dari Romawi, Raja Ghassan dari Damaskus, Haudzah penguasa Yamamah dan Muqauqis dari Alexandria. Selain surat menyurat, penulisan naskah al-Quran baik pada zaman Nabi sendiri maupun peresmian pembukuan mushaf pada kekhalifahan Utsman bin Affan adalah menjadi bukti otentik bahwa peradaban intelektual melalui budaya membaca dan tulis menulis memang telah diretas sejak awal oleh Muhammad SAW. Berawal dari situ, lahirlah pemikir-pemikir Islam dengan buku atau kitab-kitab magnum opus-nya mulai dari Imam Ghazali, Ibnu Rusyd, Imam Syafii sampai dengan pemikir Islam kontemporer semacam Hasan Hanafi, Abu Hamd al-Jabiri, Asghar Ali Engineer dan lainnya. Pemikir Islam di Indonesiapun tidak mau ketinggalan dari mulai periode Imam Nawawi al-Bantani, Imam Sibawaih dan ulama-ulama salaf lainnya dengan kitab kuningnya, sampai dengan Buya Hamka, Mahbub Junaidi, Abdurrahman Wahid, Ahmad Baso, dan lain sebagainya. Mereka membangun peradaban Islam melalui karya-karya fenomenalnya, buah dari hasil interaksi, pemikiran dan kajian yang dalam terhadap persoalan keislaman. Melalui tulisan, mereka mampu mempengaruhi dan mentransformasikan gagasan-gagasnnya kepada orang lain. Ahmad Wahib, yang sering dicap sebagai aktifis kiri Islam mampu mempengaruhi sebagian kaum muda Islam hanya dengan buku catatan hariannya. Alhasil, mata pisau tulisan lebih tajam dari sekadar retorika verbal semata. Berawal dari Membaca dan Menganalisa; membentuk generasi paripurna Diakui atau tidak, kultur budaya indonesia adalah budaya mendengar, bercerita, dongeng dan lain sebagainya, belum menyentuh budaya baca apalagi budaya tulis menulis. Budaya ini turun temurun sudah mendarah daging di seluruh lapisan mayarakat. Realita sekarang, budaya membaca di Indonesia masih tergolong rendah dibanding negara-negara lain di Asia, maupun negara Barat atau Eropa lainnya. Banyak penyebab terjadinya itu semua, tetapi yang pasti adalah kurang kesadaran masyarakat akan urgensi membaca. Padahal dengan membaca, akan mendapat pengetahuan dan berkenalan dengan kearifan dari berbagai zaman. Perubahan paradigma masyarakat tentang membaca, merupakan proses transisi dari budaya mendengar ke budaya membaca, dan kemudian dari membaca tercipta budaya tulis menulis. Dalam terminology Islam, Penjabaran membaca (iqro) tidak bisa difahami hanya dengan arti yang sangat sempit yaitu membaca. Perintah iqro mempunyai peranan yang sangat signifikan, ini terbukti dengan posisi perintah tersebut yang diturunkan pertama kali oleh Tuhan. Pembacaan akan hal ini jelas sekali mengindikasikan bahwa peranan membaca, apapun bentuk bacaannya, memiliki porsi lebih di mata Tuhan. Dalam Tafsir Al-Mishbah, Quraish Shihab memaparkan tentang konsep iqro dalam surat al-Alaq. Beliau menjelaskan bahwa akar kata iqro, yaitu qoroa, itu artinya bukan sekadar membaca. Qoroa berarti meneliti, mendalami, menghimpun, dan menemukan sesuatu yang bermakna. Mefokuskan pada perintah iqro saja memang tidak apa-apa, artinya tidak ada aturan ketentuan hukum yang kemudian mengatakan berdosa apabila hanya melaksanakan kegiatan membaca. Perintah iqro, dengan berbagai kajian filosofisnya, tetap memilki makna penting dan mempunyai dampak luar biasa apabila seseorang melakukannya dengan baik dan benar. Namun, apabila dikaji lebih lanjut, hampir seluruh ahli tafsir sampai pada kesimpulan bahwa kata iqro atau membaca dalam pentransformasiannya harus digabung atau dihubungkan dengan konsep qalam. Kata qalam secara harfiah berarti pena. Perintah qalam dalam surat al-alaq merupakan folow up dari iqro. Apalagi setelah turun kelima ayat dari Surah Al-`Alaq, turunlah kemudian ayat, Nun yang artinya demi qalam dan

apa yang mereka tulis (al-Qalam : 1). Dari beberapa paparan tersebut, jelaslah bahwa ada integralisasi dan kolaborasi yang apik antara iqro dan qalam. Hierarki reflektifnya, setelah melakukan pembacaan, baik yang tersirat maupun tersurat, dikaji dengan berbagai macam komponen analisis. analisa sosial, budaya, politik dan tidak lupa analisis spritual transendental diaktualisasikan melalui bentuk tulisan. Kembali kepada nostalgia zaman keemasan Islam, peradaban membaca, menganalisa dan menuliskannya ke dalam bentuk buku, risalah ataupun media lainnya, merupakan bukti kecintaan para salafus shalih akan ilmu. Sahabat, sekaligus menantu Rasulullah yang bergelar babul ilmu, menyatakan bahwa ilmu harus diikat seperti halnya kuda agar tidak lari menjauh dari si empunya, dan ikatan itu diartikulasikan dalam bentuk tulisan. Ilmu adalah pilar dan pondasi peradaban. Apabila suatu zaman tidak memiliki peradaban, maka tunggulah akan masa kehancurannya. Sedangkan media yang efektif untuk menyebarkan ilmu adalah melalui tulisan atau buku. Maka kejayaan Islam adalah kejayaan peradaban membaca, menganalisa serta merangkainya melalui tulisan. Dalam konteks kekinian, menghadapi iklim persaingan global, peradaban yang diretas oleh Nabi Muhammad SAW yang kemudian diteruskan dengan masa keemasan Generasi Islam Thabiit Thabiin (baca: periode setelah Nabi wafat), harus dijaga dan diteruskan dalam rangka pencerahan keumatan. Disinilah peran strategis pemuda untuk mengawal peradaban tersebut. Pemuda identik dengan karakter individu yang dinamis, penuh integritas, bergejolak dan suka tantangan dan kreatifitas. Di usia muda, proses transisi sosial dan kultural semakin terus berkembang. Dalam situasi psikologis seperti ini, ada dua muara yang menjadi pelabuhannya, pertama muara positif dan negatif. Tidak jarang pemuda yang kemudian terjerumus dalam pola hidup yang merusak dirinya sendiri seperti ketergantungan pada narkoba dan minuman keras (miras). Namun tidak jarang juga pemuda yang berprestasi, yang mampu membawa dirinya ke kehidupan yang berguna dan mencerahkan peradaban bangsa. Jika dicermati, peranan generasi muda dalam membangun peradaban di muka bumi ini sangat besar, hal ini terbukti dengan dipercayanya pemuda oleh Allah sebagai pembawa risalah kemanusiaan. Menurut Ibnu Abbas r.a usia para utusan Allah berkisar 30 samapai 40 tahun (tafsir ibnu Katsir III/63). Belum lagi banyaknya cerita yang tercantum dalam Al-Quran yang mengisahkan tentang bagaimana heroiknya kiprah pemuda, salah satunya adalah kisah ashabul kahfi. Ketika Nabi Muhammad SAW di utus Oleh Allah untuk menyampaikan risalah Islamiyah, yang mengimani saat itu diawali mayoritas oleh pemuda. Diantaranya Ali bin Abi Thalib dan Zubair bin Awwam (masingmasing 8 tahun), thalhah bin ubaidillah ( 11 tahun), al-arqam bin abi al-arqom (12 tahun), seorang ahli tafsir terkemuka, Abdullah bin Masud (14 tahun), saad bin Abi Waqqash (17 tahun), jafar bin Abi Thalib (18 tahun), zaid bin haristah (20 tahun ), mushab bin Umair (24 Tahun) dan lain sebagainya. kemudian penghujung abad 20, gerakan-gerakan pemuda Islam yang dipelopori oleh mahasiswa telah menjadi pemain penting dalam menumbangkan rezim-rezim otoriter dan mendorong perubahan-perubahan mendasar di sejumlah negara. Sekarang ini sudah saatnya generasi muda bangkit dengan cita-cita besar, penuh inovasi, kreatifitas dan produktifitas, melalui proses membaca dan menganalisis realitas kehidupan sehingga tercipta generasi paripurna yang mampu menjawab problematika kehidupan dan berguna bagi seluruh alam. M2KQ Sebagai Embrio Kreatifitas Peradaban Mushabaqah Menulis Kandungan al-Quran atau biasa disingkat dengan M2KQ, merupakan salah satu cabang paling muda dalam perhelatan resmi Musabhaqah Tilawatil Quran (MTQ). Di tingkat nasional saja, cabang ini baru diexibishikan pada tahun ini dalam MTQ tingkat nasional di Provinsi Banten. M2KQ lahir dari kegelisahan pemikir Islam, khususnya Jawa Barat, yang perihatin dengan berkurangnya minat membaca dan menulis di kalangan pemuda Islam. Seperti kegelisahan Khaled Abou el-Fadl, para pemikir tersebut, kalau boleh penulis menyebut nama, Asep Samuh, Agus Ahmad SyafeI beserta kronikroninya, mencoba mengembalikan peradaban manusia yang bernama budaya iqro bil qalam, sebuah budaya peradaban yang mengartikulasikan semangat dinamis dan inovatif dalam membaca, menganalisa serta mentransformasikan nilai-nilai luhur ajaran Islam. Melalui cabang ini, generasi muda Islam diajak untuk selalu berfikir kreatif dengan berdakwah melalui tulisan. Proses intelektualisasi diri dengan dibingkai aktualisasi religie adalah konsep dasar kiprah M2KQ. Target minimal, diharapkan melalui cabang ini generasi muda, khususnya di Indramayu, mau berbuat positif

dengan memberikan sumbangsih pemikirannya demi kemajuan bangsa. Cabang M2KQ merupakan cabang yang cukup unik. Bagaimana tidak, dalam pelaksanaannya cabang ini menggunakan media yang sangat konservatif, yaitu mesin tik di tengah-tengah keberadaan media modernisasi berupa komputer. Makna filosofisnya, adalah back to basic. Artinya, melalui cabang ini diharapkan mampu menggelitik generasi muda untuk sedikit menoleh ke belakang dalam konteks peradaban.Lagi-lagi nostalgia peradaban zaman keemasan Islam disuguhkan, agar generasi muda Islam mampu berkaca. Unik memang, dalam waktu sekitar 8 jam peserta M2KQ yang seluruhnya adalah generasi muda Islam, dituntut untuk mampu mentransformasikan gagasan-gagasan idealisnya kedalam tulisan sepanjang 10-15 halaman. Hanya orang-orang pilihanlah yang mampu melakukan itu semua. Maka sebenarnya, mereka yang mengikuti perlombaan ini adalah semuanya juara. Juara telah menjadi generasi pilihan, juara telah mampu memberikan sumbangsih pemikirannya dan juara karena telah mengembalikan peradaban keemasan khazanah Islam. Rampung Wacana Kesimpulan yang dapat dipetik dari tulisan reflektif ini adalah bahwa peradaban dibangun melalui pentransformasian ilmu, sedangkan ilmu di susun melalui budaya membaca dan menulis. Sedangkan pintu gerbang Budaya membaca dan menulis telah dibuka lebar-lebar oleh Nabi Muhammad yang ummi. Last but not least, sebagai bentuk apresiasi yang besar terhadap kedatangan peradaban baru Islam melalui munculnya cabang M2KQ ini, penulis mengutip perkataan salah satu penjaga gawang M2KQ Jawa barat, sang pejalan kehidupan yang sunyi dan jauh : Bertapalah dengan puasa kita. Bersunyilah dengan Itikaf kita. Mengendaplah dengan lapar dan haus kita. Membeninglah dengan ruku dan sujud kita. Merunduklah dengan segala sepak terjang kita. Bertawadhulah dengan MTQ kita. Melesatlah dengan M2KQ kita (Agus Ahmad Safei) STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN AGAMA DAN KEAGAMAAN paling tidak ada tiga strategi alternatif pemecahan masalah khususnya apabila berbicara dalam konteks daerah Indramayu. Pertama; strategi empiris rasionalis, yaitu pemecahan masalah dengan menggunakan rasio (akal) melalui observasi-observasi objectif dengan mengedepankan logika. Hal ini dapat diwujudkan dengan mengadakan penelitian yang continue berkaitan dengan pendidikan agama dan keagamaan. Kedua; strategi normative, yaitu pendekatan nilai-nilai atau kebudayaan yang masih berlaku di masyarakat. Strategi ini dalam rangka menggiring opini publik agar tidak lagi berasosiasi negatif terhadap dunia pendidikan agama dan keagamaan. Alternatif ini bisa diwujudkan melalui perubahan paradigma dan tingkah laku insan pendidikan agama dan keagamaan yang kemudian menjadi suri tauladan di masyarakat. Ketiga; stratgei kebijakan administratif, yaitu alternatif pemecahan masalah yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan tekhnis dan politis dalam pemerintahan. Sebab bagaimanapun juga perlu dipahami bahwa hubungan pendidikan dengan penguasa adalah hubungan yang tidak lepas dari kepentingan politik. Hubungan antara pendidikan dan politik bukan sekadar hubungan saling memengaruhi, tetapi juga hubungan fungsional. Tekhnis M2KQ

Peserta M2KQ Diharuskan Bawa Mesin Tik


Rabu, 05/05/2010 - 19:48 DEPOK,(PRLM).- Bertempat di sekitar masjid Al-Muhajirin Jalan Nusantara dalam ajang MTQ XXXI tingkat Provinsi Jawa Barat diadakan lomba Musabaqoh Menulis Kandungan Al-quran (M2KQ). Lomba

yang diikuti 34 peserta terdiri dari 18 laki-laki dan 16 perempuan ini berasal dari kafilah tiap-tiap Kabupaten dari seluruh Provinsi Jawa Barat. Menurut Drs. H. Jejen Zainal Abidin, sekretaris majelis Hakim M2KQ setiap kabupaten maksimal hanya diperbolehkan mengirim satu peserta laki-laki dan satu orang peserta perempuan. Para peserta yang mengikuti ajang ini dinilai berdasarkan penulisan, bobot materi dan penguasaan materi. Jejen menambahkan, dalam penilaian memiliki batas maksimal dan minimal jumlah halaman yang harus diserahkan sebagai penilaian ke Dewan Hakim. Yaitu jumlah maksimal halaman 15 lembar dan minimal 10 lembar. Yang menarik dalam perlombaan M2KQ, setiap peserta diharuskan membawa dan menggunakan mesin tik portable sebagai alat bantu tulis. Peserta juga diperbolehkan melakukan diskusi dengan pendamping, dan membawa Al Quran, Hadist dan buku referensi. Sayangnya alat modern tidak diperkenankan di dalam perlombaan ini. Hal ini untuk mencegah kecurangan peserta, kata Jejen Zainal. Alat alat yang tidak diperbolehkan dibawa oleh peserta di antaranya adalah handphone, modem, laptop, kabel data, makalah dan lain lain. Perlombaan M2KQ merupakan lomba yang menarik di dalam MTQ. Peserta bebas menulis sesuai dengan tema yang ditentukan panitia dan didasarkan kandungan Al Quran, Hadist serta menggunakan referensi buku-buku Islami yang berkaitan dengan tema ditentukan dewan hakim. Ajang MTQ ke XXXI ini, perlombaan M2KQ mengambil dua tema besar yaitu Perspektif Al-Quran tentang integrasi Sains dan Agama dan Jihad melawan Kemiskinan dan kebodohan. (A-163/das)***

Dewasa ini nama Asep Saeful Muhtadi sedang merajalela dimana-mana, ia bak artis yang menjadi buah bibir di media masa. Siapa yang menyangka pria kelahiran Ciwidey ini mendapat penghargaan sebagai dosen terbaik nasional UIN (Universitas Islam Negeri) dan STAIN (sekolah Tinggi Agama Islam) se-Indonesia yang dianugerahkan oleh Departemen Agama (Depag).

Sebagai seorang dosen dan akademisi Ia dinilai begitu berprestasi terutama dalam bidang tulis menulis dan keorganisasian. Hingga sekarang ia telah banyak menyunting dan menulis judul buku. Diantaranya, Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktik, Metodologi Penelitian Dakwah, Dinamika Komunikasi Politik NU, dan sebagainya. Dalam bidang organisasi ini terhitung banyak ia geluti yang kesemuanya diduduki sebagai ketua umum mulai dari OSIS sewaktu SMA, Himatika (Himpunan Mahasiswa Matematika), dan BPKM (Badan Pengurus Kegiatan Mahasiswa) terkecuali HMI (himpunan Mahasiswa Islam), dan PII (Pelajar Islam Indonesia). Kemudian tak ketinggalan dengan itu Ia pun pernah menghinggapi dunia politik lewat PPP (Partai Persatuan Pembangunan). Hingga yang paling prestisius ia pernah menjabat sebagai ketua RW di lingkungannya. Pada bidang pendidikan ia tergolong yang sukses, betapa tidak! Seorang yang pada mulanya bersekolah di SDN Pameungpeuk, Banjaran, Bandung yang kemudian nyantri di Pondok Pesantren Pembangunan Sumur Bandung (P3SB) itu pernah merasakan Pendidikan di Negeri Paman Sam tepatnya di University of Wisconsin, Madison dengan mengambil studi tentang Kawasan Asia Selatan. Asep Samuh Dalang M2KQ Namanya yang kentara ini utamanya telah dikenal dikalangan para cendikiawan muslim khususnya Jawa Barat, terutama setelah sebelumnya Asep berhasil menelurkan M2KQ (Musabaqah Menulis Kandungan Alquran) menjadi salah satu bidang lomba pada MTQ (Musabaqah Tilawatil Quran).

Kemudian gara-gara itulah sosok yang lebih dikenal sebagai Asep Samuh ini, kini tengah disibukan dengan rutinitasnya yang lain, selain sebagai dosen Komunikasi di UIN SGD (Sunan Gunung Djati) Bandung juga sebagai Ketua Dewan Hakim M2KQ. Sebagai Sang Founding Fathernya M2KQ, pria kelahiran 19 Juni 1961 ini menyeru, M2KQ adalah sebagai perangsang masyarakat untuk menulis. Begitulah kiranya cita-cita yang ingin ia wujudkan demi menghidupkan masyrakat yang dulu selalu membudayakan cara tutur dengan cara yang lebih abadi, yakni dengan menulis. Sebelum M2KQ ini berbuah dari Asep, ia terlebih dulu berkeinginan untuk melakukan sebuah revolusi informasi. Maka layaknya seorang saintis ia pun mengadakan uji coba. Ia, melalui fasilitasi Pemerintah Provisi Jawa Barat pernah melakukan pelatihan dan penyediaan fasilitas informasi bagi remaja masjid seJawa Barat. Tapi usahanya itupun kandas, hanya bertahan dua tahun. Barulah setelah itu, Asep sang dosen yang senantiasa berpenampilan nyentrik ini kemudian mulai mengalihkan pandangannya pada bidang yang dianggapnya sangat strategis. Bahtera yang kemudian ia naiki itu ialah M2KQ. Mula-mula pada April 2003 M2KQ ini hanya menjadi keluarga baru bagi MTQ tingkat Provinsi Jawa Barat, tepatnya ketika MTQ ke-24 di Tasikmalaya. Tapi kemudian setelah lima tahun yakni terhitung sejak MTQ tahun 2008 di Banten ,M2KQ naik kelas menjadi tingkat Nasional. Maka dengan begitu, setelah M2KQ terlahir seolah ini menjadi masa Renaissance (Babak Baru) bagi dunia MTQ secara keseluruhan. Dengan begitu Asep pun memberikan visi Diharapkan M2KQ dapat membawa perubahan kualitas utamanya di bidang menulis bagi para pemuda. Memang, kemudian dengan ini terlihat jelas menurut Asep penulis-penulis buku mulai bergairah karena M2KQ. Dari sudut lain penulis-penulis tersebut kemudian bertujuan untuk merintis sebuah langkah sebagai materi dakwah. Melalui M2KQ inilah kemudian materi dakwah itu disosialisasikan terhadap khalayak umum. Sehingga diharapkan pemahaman yang benar akan terjalin. M2KQ lomba paling antik Ada yang unik dari lomba menulis ini. Apabila biasanya dalam perlombaan menulis umunya orang menggunakan media seperti komputer dan laptop atau bahkan tulisan, M2KQ mengkhaskan dirinya dengan menggunakan mesin tik. Mesin tik? Apa tak salah? Mungkin pertanyaaan seperti itulah yang kebanyakan timbul di benak kita. Tapi itulah nyatanya yang ada pada lapangan. Perlombaan ini seperti melestarikan kembali budaya mesin tik era 1960-1970an, yang ketika itu begitu ramai dipergunakan. Setelah ditelusuri, ide Asep agar menggunakan mesin tik ini ternyata didasari untuk menjaga sisi ke orisinalitasan sebuah karya yang dihasilkan, karena khawatir bila menggunakan teknologi yang tinggi seperti laptop akan lebih memudahkan praktik kecurangan. Selain itu dalam praktiknya lomba ini mengalami tiga tahap, yang pertama babak kualisifikasi, babak semi final, dan babak final. Di babak final inilah kemudian mengalami perbedaan, yakni peserta lomba tidak disuruh kembali untuk membuat sebuah karya tulis tapi di babak ke tiga ini ia akan diwajibkan untuk mempresentasikan makalahnya kepada dewan hakim. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan perlombaan pada penyisihan adalah sembilan jam sedangkan semifinal adalah delapan jam. Itulah sedikit gambaran teknisnya. Lebih lanjut mengenai M2KQ, Ayah yang mempunyai tiga orang anak ini sepertinya sedang mencoba untuk mengabdi secara lebih abadi. Karena dengan karya tulisan orang tak pernah mati, ia akan selalu hidup di

masyarakat. Kiranya itulah yang menjadi tujuan sentral bagi Asep Samuh untuk menggugah kultur dari masyarkat kita yang senantiasa kurang dalam budaya menulis dan membaca terutama dalam ranah yang Islami (dakwah). Sehingga dengan begitu dapat terjadi komunikasi dakwah yang lebih efisien dan efektif bagi umat Islam seluruhnya. (Indra-GN) M2KQ dan Fahmil Quran, Final Duluan Sedangkan cabang M2KQ sudah menyelesaikan penilaian babak penyisihan dan hari ini akan dilakukan pengumuman 12 finalis. Terdiri dari 6 putra dan 6 orang putri. Selanjutnya, akan digodok dan dinilai lagi oleh dewan juri dan besok akan ditetapkan pemenang 1 3 dan juara harapan 1 - 3. Diantara 11 Tim yang akan tampil di babak semifinal cabang Fahmil Quran hari ini, termasuk Tim Bengkulu yang beranggotakan Lili Ardian, Dian Adriani, dan Rusydi Muharram.Persaingan antar kafilah diprediksi ketat. Pesaing terberat Bengkulu adalah kafilah DKI Jakarta dan Jawa Barat.

Selain Bengkulu, DKI Jakarta dan Jawa Barat, provinsi lainnya yang akan berlaga pada babak semi final yakni Aceh, Riau, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara dan Papua. Sementara 22 provinsi lainnya, harus tersingkir di babak penyisihan yang dimulai sejak Minggu (6/6) lalu. Pada babak penyisihan yang berlangsung kemarin Selasa (8/6) kemarin, tim Jawa Timur (T) adu cerdas cermat dengan tim dari Papua (Q) dan tim Sulawesi Tenggara (N). Tim Jawa Timur unggul dari dua provinsi lainnya dengan perolehan nilai 1.550. Sementara Papua meraih poin 1.250 dan Sulawesi Tenggara mendapat nilai 650. Seorang kafilah asal Jawa Tengah Muhamad Sanggar memperkirakan, persaingan di cabang Fahmil Quran akan berlangsung sangat ketat. Terutama antar kafilah yang berasal dari pulau Jawa. Meski begitu, kontingen-kontingen dari Indonesia wilayah timur seperti Papua dan dari Sumatera diyakini memiliki kemampuan yang tak kalah luar biasa. Kafilah Jawa Tengah sebelumnya sudah mempersiapkan diri dengan matang. Mereka sempat menjalani karantina selama 1 minggu di Semarang untuk belajar tentang materi yang di perlombakan. Bukan hanya materi, persiapan juga dilakukan baik fisik maupun mental. Ketika ditanya target prestasi, Jawa Tengah tidak semata menargetkan gelar juara. Tetapi yang paling penting memberikan penampilan yang maksimal Kami mewakili peserta Jawa Tengah mengucapkan terima kasih atas pelayanan yang di berikan panitia dan pihak hotel. Kami menginap di hotel Wedika dan pelayananya sangat memuaskan, kata Muhamad Sanggar. Sementara itu panitia cabang Fahmil Quran Jamaludin mengatakan, panitia tidak bisa memprediksi siapa yang akan meraih juara pertama. Sebelas kontingen yang akan bertanding hari ini memiliki penampilan yang sama baiknya pada babak penyisihan. Apalagi dilihat dari perolehan nilai rata-rata 1.250-1.550 poin. Sekadar diketahui, cabang Fahmil Quran kegiatannya adalah cerdas cermat tentang pengetahuan agama Islam. Masing-masing grup berjumlah 3 orang. Kalau pada MTQN ke-XXII tahun 2005 lalu setiap grup dinamai tim A, B, C dan D. Namun pada MTQN ke-XXIII tahun 2010 ini nama grup diganti grup M, T, Q, dan N sebagai singkatan dari (MTQN). Total peserta ada 99 orang (3 orang, 33 provinsi). Peserta termuda berasal dari Bali atas nama Fajri Zulia Ramadhani (13). Sementara peserta tertua berasal dari Lampung atas nama Restu (18). 54 Peserta M2KQ Tersingkir Sementara itu, pada cabang Musabaqah Menulis Kandungan Quran (M2KQ) hari ini memasuki tahap

pengumuman peserta yang berhak masuk babak final oleh dewan hakim. Dari 66 peserta putra putrid, dipastikan 54 peserta tersingkir, sedangkan 6 peserta lagi masuk final. Pada cabang M2KQ ini, Kafilah Provinsi Bengkulu menurunkan 1 tim yakni satu putra Badarudin dan satu putri yaitu Liza Hidayati. Ketua Kafilah Bengkulu, M. Sholeh, mengaku belum mengetahui apakah Bengkulu masuk final pada cabang M2KQ. Dia masih menunggu hasil penilaian oleh dewan hakim. Penilaian untuk M2KQ saya rasa memang cukup lama. Karena dari 33 provinsi mengirimkan sepasang peserta atau total 66 orang putra putri. Tulisan yang harus diperiksa cukup banyak, jadi penuh ketelitian. Jadi jadwal pengumuman yang harusnya dilakukan kemarin, belumdilakukan dan direncanakan besok (harin ini-red). Jadi kita tunggu saja pengumumannya besok, jelas Sholeh. Untuk diketahui, penilaian untuk M2KQ yakni judul tulisan mengacu pada 2 tema besar yakni perspektif Alquran tentang integrasi sains dan agama. Kemudian Jihad melawan kemiskinan dan kebodohan. Babak penyisihan diikuti oleh seluruh peserta dengan topik tulisan bebas meengacu kepada salah satu tema besar. Pada babak penyisihan diikuti oleh 12 orang peserta yang memperoleh nilai tertinggi pada babak penyisihan, topik tulisan pada babak semifinal harus berbeda dengan topik tulisan pada babak penyisihan tetapi teap mengacu pada salah satu tema besar. Waktu pembuatan tulisan selama 9 jam. Adapun alat yang digunakan untuk mengikuti M2KQ adalah mesin tik portable yang dibawa oleh peserta. Babak final diikuti oleh 6 orang, yakni peserta yang memperoleh nilai tertinggi. Setiap finalis akan mempresentasikan karya tulisnya selama 15 menit termasuk tanya jawab. Panjang tulisan antara 10-15 halaman kuarto spasi 1,5. Berpeluang di Tilawah dan Hifzhil 10 Juz Pada bagian lain, Sholeh juga menjelaskan perlombaan pada cabang-cabang yang lain seperti tilawah, khottil dan hifzhil quran akan menuntaskan babak penyisihan hari ini dan Kamis (10/6) besok. Sesuai jadwal, seluruh cabang akan mempertandingkan babak final pada Jumat (11/6) pagi hingga malam. Cabang hifzhil 10 juz dan tilawah remaja disebut Sholeh menjadi cabang pertandingan andalan. Namun hingga saat ini masih belum mendapatkan pengumumannya. Dari jadwal yang ada, dua lomba ini baru diketahui peserta yang masuk babak final pada Kamis (10/6) besok, sedangkan pengumuman pememang Jumat (11/6). Kalau optimis jelas kami memiliki keyakinanan hingga 90 persen untuk 2 cabang lomba ini. Kalau tahapan jelas Provinsi Bengkulu berharap menjadi juara umum. Ya, kita berdoa saja dan menunggu pengumuman itu, demikian Sholeh. Kalbar: Makan Sudah Memadai Sementara itu, Kafilah Kalimantan Barat (Kalbar) yang menginap di Nusa Indah Hotel, kemarin (8/6) melakukan klarifikasi terkait tidak memadainya makanan yang diterima dari panitia. Menurut Ketua Kontingen Kalbar, Drs. H. Munir Hamid, MM, makanan untuk kafilahnya sudah mencukupi dan memadai. Terkait dengan tudingan adanya kekurangan makanan, menurut Munir itu hanya perbuatan orang yang ingin membuat kacau. Yang memberikan pernyataan terkait kurangnya makanan untuk kafilah Kalbar, jelas itu bukan Sekda Kalbar Drs. H. Syakirman. Dugaan sementara kami orang itu adalah penyusup dan orang yang tidak bertanggungjawab. Karena makanan yang diberikan oleh panitia kepada kami sangat memadai. Memang pak Syakirman datang ke Bengkulu dan melihat kondisi kami (Kafilah-red), tapi beliau (Syakirman-red) datang ke Bengkulu sebagai Ketua LPTQ Kalbar, sekarang ia sudah mantan Sekda, jelas Munir didampingi oleh Wakil Ketua Abdu Samat, M.Pd.

Bukan hanya itu saja, Munir juga menjelaskan kalau makanan yang diberikan kepada kafilah sangat mencukupi. Mulai dari sopir hingga ketua rombongan, dinilainya mendapatkan pelayanan yang baik dan ditanggung semua oleh panitia konsumsi. Kami sangat sebentar di Bengkulu ini, tidak baiklah mencari permasalahan. Panitia sudah memberikan pelayanan yang baik kepada kami, masa kami masih mengeluh, ujar Munir. Pemilik Katering Evriliana Abon, membantah kurangnya pasokan makanan kepada Kafilah Kalbar. Justru menurutnya pemberian makanan surplus dan memuaskan. Terbukti tidak ada keluhan dari kafilah atau ketua kontingen terkait konsumsi. Kalaupun ada kekurangan, itu jelas menjadi evaluasi dan perbaikan untuk kami setiap saat. Karena pelayanan khususnya untuk makan harus utama dan memuaskan. Kami memberikan makanan dengan baik, bukan hanya lebih bahkan surplus. Jadi saya rasa tidak ada masalah dengan makanan yang kami berikan, ungkap Evriliana bersama panitia konsumsi Ir. Sumartini dan M. Hidayat kemarin (8/6). Sementara itu Ketua LPTQ Kalbar, Syakirman yang dihubungi via telepon, menjelaskan jika ada permasalahan terkait pelayanan, maka akan disampaikan langsung kepada panitia tanpa merusak hubungan baik dengan panitia dan Bengkulu. Sehingga masalah keluhan makanan yang tidak mencukupi ini, menurutnya hanya isu yang dilakukan orang tak bertanggungjawab. Yang jelas, kalaupun ada keluhan soal penginapan, makanan dan yang lainnya saya meminta kafilah untuk menyampaikan langsung ke panitia melalui ketua. Bukan melalui media, sehingga permasalahannya tidak menjadi luas. Sehingga antara panitia, SKPD yang bertanggungjawab kepada kafilah Kalbar dan kafilah sendiri tetap bisa baik, ujar Syakirman. 10 Laptop Dewan Hakim Hilang Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan dan Kominfo, Ir. Ali Berti menerima laporan dari EO bahwa telah terjadi kehilangan laptop dan beberapa alati IT di aula Taman Budaya, salah satu lokasi perlombaan. Kehilangan ini sangat disayangkan oleh Pemdaprov, karena pengamanan masih sangat lemah. Kehialangan ini sangat kami sayangkan, karena ini artinya pengamanan masih sangat kurang. Padahal peralatan seperti laptop dan alat IT lainnya ini harus diamankan. Hasilnya sekarang dewan hakim terpaksa menggunakan peralatan manual dalam penilaian. Namun demikian EO menyataka siap untuk mengganti laptop yang hilang ini, ungkap Ali.

Suara Mesin Tik di MTQN


10 Jun 2010

Oleh Mursalln Yasland Zuhriyah Hidayatj, berulang kali mengentakkan jari-jari tangannya pada tuts mesin tik. Matanya, sebentar menelusuri bacaan pada buku referensi maupun mushaf Alquran yang ada di dekatnya. Tak lama kemudian, pandangannya kembali terpaku memperhatikan tulisan yang tercetak pada kertas HVS folio di mesin tik di hadapannya. Suara riuh mesin tik manual Zuhriyah dan 11 peserta Musabaqah Menulis Kandungan Isi Alquran atau lebih dikenal M2KQ ini, terdengar menggema di ruangan laboratorium Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu (Unib), Rabu (9/6). Tempat itu menjadi lokasi penyelenggaraan salah satu lomba Musabaqah Tilawatil Quran Nasional (MTQN) XXIII. Dan ternyata, Zuhriyah, anggota kafilah dari Banten dan peserta M2KQ yang kemarin berlaga di babak penyisihan itu, memang sengaja diminta untuk membuat karya tulis dengan mesin tik. Mereka tak

diperkenankan memanfaatkan komputer atau laptop. Bukan tanpa alasan, kebijakan tersebut diberlakukan panitia MTQN XXIII. Menurut Ketua Dewan Hakim Cabang M2KQ, Asep Saeful Muhtadi, penggunaan mesin tik manual berpita bertujuan menjaga orisinalitas karya tulis yang dibuat para peserta. "Maka, peserta diminta menggunakan mesin tik dan menuliskan karya mereka dilokasi lomba," katanya, di Bengkulu, Rabu. Bisa bayangkan, kalau menggunakan komputer atau laptop, ada kemungkinan mereka telah menuliskan karya yang bisa saja dibuat oleh orang lain. Dengan demikian, kata Asep, tak bisa dipastikan orisinalitaskarya mereka. Asep selama ini dikenal sebagai perintis cabang M2KQ ini, yang pertama kali digelar di MTQN Bengkulu. Sebelumnya, cabang ini sudah digelar di MTQ tingkat Provinsi Jawa Barat selalma tujuh tahun terakhir. Asep, yang juga guru besar ilmu komunikasi UIN Sunan Gunung Djati, Bandung ini, mengungkapkan, masing-masing peserta membawa mesin tik dan buku-buku referensi sebanyak-banyaknya. Peserta harus membuat karya tulis yang temanya sudah ditentukan panitia dan dipilih masing-masing peserta. Ada dua tema yang dipilih, baik pada penyisihan maupun nanti pada babak semifinal. Peserta mulai mengerjakan karya tulis ilmiah populer mulai pukul 08.00 WIB hingga 17.00 WIB. Menurut Asep, babak penyisihan M2KQ diikuti oleh 22 peserta yang berasal dari 33 provinsi. Jumlah itu diseleksi lagi menjadi 12 orang dan dipilih lagi menjadi enam orang, yakni tiga peserta lomba lelaki dan tiga perempuan. Peserta lomba, dinilai dari tiga bidang. Pertama, isi karya tulis yang mereka buat. Terutama, mengenai relevansi isi dengan tema yang dipilih, yakni muatan Alquran dan penguasaan materi dengan sumber refrensi lainnya. Kedua, aspek tulisan. Hasil karya peserta dinilai dari pengambilan kata, diksi. dan pengembangan tulisan per paragrafnya. Dan ketiga, aspek siste-matikanya, yakni logika penulisan dan teknis penulisan. Saat memasuki final, peserta tidak membuat karya tulis lagi. Namun, tiga peserta lelaki dan tiga perempuan mempresentasikan karyanya di hadapan dewan hakim. Setelah lima menit dan tanya jawab dengan dewan hakim selama 25 menit, dari ajang ini, dewan hakim akan menentukan juara 1, 2. dan 3 untuk kategori lakilaki dan perempuan. terry
Entitas terkaitAlquran | Asep | Bandung | Banten | Fakultas | HVS | Jumlah | KQ | MTQ | MTQN | Peserta | Suara | WIB | Zuhriyah | Asep Saeful | Universitas Bengkulu | Oleh Mursalln Yasland | Provinsi Jawa Barat | Suara Mesin Tik | UIN Sunan Gunung | Musabaqah Tilawatil Quran Nasional | Menurut Ketua Dewan Hakim Cabang | Musabaqah Menulis Kandungan Isi Alquran | Ringkasan Artikel Ini Suara riuh mesin tik manual Zuhriyah dan 11 peserta Musabaqah Menulis Kandungan Isi Alquran atau lebih dikenal M2KQ ini, terdengar menggema di ruangan laboratorium Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu (Unib), Rabu (9/6). Dan ternyata, Zuhriyah, anggota kafilah dari Banten dan peserta M2KQ yang kemarin berlaga di babak penyisihan itu, memang sengaja diminta untuk membuat karya tulis dengan mesin tik. Peserta harus membuat karya tulis yang temanya sudah ditentukan panitia dan dipilih masing-masing peserta. Jumlah itu diseleksi lagi menjadi 12 orang dan dipilih lagi menjadi enam orang, yakni tiga peserta lomba lelaki dan tiga perempuan.

Jumlah kata di Artikel : 479 Jumlah kata di Summary : 95 Ratio : 0,198 *Ringkasan berita ini dibuat otomatis dengan bantuan mesin. Saran atau masukan dibutuhkan untuk keperluan pengembangan perangkat ini dan dapat dialamatkan ke tech at mediatrac net. Kasi MTQ Riau: Cabang M2KQ Ajak Generasi Muda Berfikir dan Menulis Kreatif Pekanbaru (Humas)- Musabaqah Menulis Kandungan Al Qur`an (M2KQ) atau Menulis Ilmiah Al Qur`an merupakan cabang baru dalam event Musabaqah Tilawatil Qur`an (MTQ), sehingga masih perlu dilakukan

sosialisasi sekaligus penyamaan persepsi dikalangan Majelis Hakim, khususnya di Provinsi Riau. Cabang ini merupakan cabang yang mengajak generasi muda Islam untuk selalu berfikir kreatif dan berdakwah melalui tulisan. Kasi Pendidikan Al- Qur`an dan MTQ Bidang Penamas Kanwil Kemenag Riau, H Zulfadli Lc, Jumat (31/12) saat ditemui di ruang kerjanya mengatakan, untuk lebih mengenalkan cabang baru tersebut kepada masyarakat, Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur`an (LPTQ) Provinsi Riau taja orientasi Majelis Hakim cabang M2KQ atau Menulis Ilmiah Al Qur`an pada pekan lalu di Hotel Mutiara Merdeka Jalan Yos Sudarso Pekanbaru. Acara yang diikuti oleh 48 orang hakim M2KQ Kabupaten dan Kota se Riau dibuka oleh Ketua LPTQ Riau, Dr H Suryan A Jamrah MA. "Orientasi ini dalam rangka menyeragamkan visi dan pembinaan bagi hakim pada pelaksanaan MTQ, baik ditingkat Kecamatan, Kabupaten maupun Provinsi. Sekaligus mensosialisasikan cabang M2KQ karena cabang ini merupakan cabang terbaru dalam MTQ. Apalagi pada Munas LPTQ 2010 di Banka kemarin, terjadi beberapa perubahan termasuk perubahan nama M2KQ menjadi cabang Menulis Ilmiah Al- Qur` an. Orientasi M2KQ tersebut menghadirkan pengurus LPTQ Pusat yang juga merupakan pencetus cabang M2KQ, Prof Dr H Asep S Muhtadi," jelas Zulfadli. Menurutnya, Mushabaqah Menulis Kandungan al-Qur` an atau biasa disingkat dengan M2KQ, merupakan salah satu cabang paling muda tapi membutuhkan pemikiran kreatif dalam perhelatan resmi Musabhaqah Tilawatil Qur` an (MTQ). Di tingkat nasional saja, cabang ini baru diexibishikan pada MTQ Nsional di Provinsi Banten. M2KQ lahir dari kegelisahan pemikir Islam, khususnya Jawa Barat, yang perihatin dengan berkurangnya minat membaca dan menulis di kalangan pemuda Islam. Seperti kegelisahan Khaled Abou el-Fadl, Asep Samuh, Agus Ahmad Syafe`i beserta kroni-kroninya, mencoba mengembalikan peradaban manusia yang bernama budaya "iqro bil qalam", sebuah budaya peradaban yang mengartikulasikan semangat dinamis dan inovatif dalam membaca, menganalisa serta mentransformasikan nilai-nilai luhur ajaran Islam. Melalui cabang ini, generasi muda Islam diajak untuk selalu berfikir kreatif dengan berdakwah melalui tulisan. Proses intelektualisasi diri dengan dibingkai aktualisasi religie adalah konsep dasar kiprah M2KQ. Target minimal, diharapkan melalui cabang ini generasi muda, khususnya di Indramayu, mau berbuat positif dengan memberikan sumbangsih pemikirannya demi kemajuan bangsa. Cabang M2KQ merupakan cabang yang cukup unik, dalam pelaksanaannya cabang ini menggunakan media yang sangat konservatif, yaitu mesin tik di tengah-tengah keberadaan media modernisasi berupa komputer. Makna filosofisnya, adalah back to basic. Uniknya lagi, cabang ini dalam waktu sekitar 8 jam peserta M2KQ yang seluruhnya adalah generasi muda Islam, dituntut untuk mampu mentransformasikan gagasan-gagasan idealisnya kedalam tulisan sepanjang 10-15 halaman. Hanya orang-orang pilihanlah yang mampu melakukan itu semua. Sehingga wajar jika mereka yang mengikuti perlombaan ini adalah semuanya juara. Juara telah menjadi generasi pilihan, juara telah mampu memberikan sumbangsih pemikirannya dan juara karena telah mengembalikan peradaban keemasan khazanah Islam. "Melalui cabang ini diharapkan mampu menggelitik generasi muda untuk sedikit menoleh ke belakang dalam konteks peradaban.Lagi-lagi nostalgia peradaban zaman keemasan Islam disuguhkan, agar generasi muda Islam mampu berkaca," harapnya. (msd)

MOTIVASI dari kang Syamsudin Kadir JIKA Anda muslimbahkan non Muslim, apalagi orientalissaya percaya pernah membaca firman Allah yang terdapat dalam Qs. al-Baqarah ayat 30-33 berikut ini:

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: Sebutkanlah kepada-Ku nama bendabenda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar! Mereka menjawab: Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Allah berfirman: Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?

Sebelum melanjutkan ke penjelasan selanjutnya, saya mengusulkan agar Anda menjawab terlebih dulu beberapa pertanyaan berikut:

Apakah Anda salah satu di antara orang yang meremehkan potensi diri Anda? Apakah Anda salah satu di antara orang yang tidak menyadari kekuatan yang terdapat dalam diri Anda? Apakah Anda masih ragu dengan kemampuan yang Anda miliki? Apakah Anda masih pusing dengan impian dan rencana masa depan Anda?

Apapun yang kita miliki semuanya milik dan berasal dari Allah. Hanya karena kasih dan sayang Allah-lah semuanya menjadi ada dan hadir dalam kehidupan kita. Allah memberi kita kemampuan dan kesempatan untuk memanfaatkannya. Banyak potensi yang Allah anugrahkan kepada manusia, namun secara umum semua potensi tersebut dapat diringkas menjadi tiga: fisik, hati dan akal. Untuk lebih jelasnya, berikut merupakan sedikit penjelasan yang sengaja saya suguhkan untuk Anda, para pembaca. Harapan saya, semoga mencerahkan dan Anda dapat mengambil manfaat! Potensi akal Potensi akal hanya diberikan pada manusia dan akal tersebutlah yang menjadi pembeda manusia dengan makhluk lainnya. Dengan akal, manusia diberi amanah untuk menjadi khalifah di muka bumi ini, agar dapat mengelola apa yang ada di muka bumi ini dengan baik. Akal tidak lain adalah kapasitas otak manusia dalam berpikir, memecahkan masalah, dan sejumlah pekerjaan otak lainnya. Menurut Abdurrahman Yuri dalam bukunya Berhati, Berpikir dan Bertindak Positif, di dalam otak terdapat triliyunan sel dan terdapat sekitar 100 miliyar neuron atau sel otak aktif. Potensi otak dan kecerdasan ada pada banyaknya koneksi antar sel saraf sehingga jika lebih 100 milyar sel neuron yang dimiliki manusia tersebut mampu menjalin koneksi atau hubungan fungsional dengan sekurangnya 15.000 mitra sesama neuron, bayangkan saja betapa luar biasanya potensi manusia.[1] Masih menurut Abdurahman Yuri, pembelajaran berkaitan dengan kecerdasan dan optimalisasi fungsi otak. Berdasarkan penelitian para ahli diketahui kebanyakan manusia hanya menggunakan sekitar 4 sampai 10 persen dari kemampuan otaknya. Bahkan ilmuwan jenius Albert Einstein baru menggunakan 8 persen saja.[2] Lalu, apa yang terjadi jika 50 atau bahkan semua kemampuan otak digunakan? Maha suci Allah, sungguh dahsyat ciptaan-Nya!

Potensi Fisik Allah menciptakan manusia dengan kelebihannya masing-masing. Dia menciptakan kesempurnaan fisik pada manusia lain tidak lain agar manusia mampu menggunakannya untuk kebaikan. Allah menciptakan organ tubuh manusia sebagai alat bantu agar manusia mau bertahan hidup dan dapat mengadakan perbaikan di muka bumi. Coba kita perhatikan bagaimana Allah menciptakan fisik manusia. Dari segi anatomi, tubuh manusia memang tercipta sedemikian indah dan sempurna. Bagaimana koordinasi gerak yang beraturan antara tangan dan kaki sehingga membentuk gerakan yang indah. Telinga dengan bentuk yang unik, ternyata tidak sekedar tercipta. Bentuk daun telinga yang unik tersebut ternyata berfungsi untuk mengumpulkan, memperbesar dan mengarahkan suara ke saluran telinga. Ketika memantul pada daun telinga, suara juga mengalami proses penyaringan yang akan memberikan informasi mengenai lokalisasi suara. Efek penyaringan tersebut pada manusia terutama untuk memilah suara yang berada di rentang frekwensi suara manusia. Itu baru telinga saja, sungguh amat banyak keajaiban-keajaiban lain yang dianugrahkan Allah yang tercipta, yang terdapat pada fisik manusia. Sungguh, hanya mereka yang tahu diri saja yang mau bersyukur atas semua ini.

Jika pun ada di antara manusia yang tercipta dengan berbagai kekurangan bentuk fisik, pasti Allah memberi kelebihan kemampuan dalam hal tertentu. Hal ini terbukti, misalnya, ada orang yang tidak memiliki tangan tetapi mampu untuk hidup mandiri, menjadi konsultan, menjadi guru, motivator dan lainlain. Tidak memiliki mata, tapi mampu menghasilkan karya tulis yang inspiratif dan berbagai contoh lainnya. Potensi Hati Dalam shahih Bukhori dan Muslim disebutkan bahwa Nabi Muhammad Saw. bersabda, Ketahuilah sesungguhnya di dalam tubuh manusia ada segumpal darah, apabila dia baik maka baiklah seluruh tubuhnya, dan apabila dia rusak, maka rusaklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa segumpal darah itu ialah hati. (Muttafaqun Alaihi, dari Numan bin Basyir) Hadits di atas sangat jelas menggambarkan bagaimana posisi dan peran hati dalam kehidupan seorang manusia. Hati seperti raja yang mengendalikan semua anggota tubuh yang lain. Sehebat apapun seseorang, ia akan tak menjadi siapa-siapa jika hatinya rusak atau kotor. Betapa tak sedikit orang yang kelihatan baik padahal hatinya busuk. Sebaliknya, betapa tak sedikit orang yang kelihatan sederhana padahal hatinya suci dan bersih. Semua itu ia wujudkan dalam bentuk akhlaknya terhadap sesama manusia, bahkan kepada Allah Swt. Sungguh, hati penentu wujud kemanusiaan manusia. Hati yang rusak hanya akan menghasilkan sikap dan perilaku buruk. Sebaliknya, hati yang suci dan bersih akan menghasilkan sikap dan perilaku yang baik. Ada baiknya kita mengingat kembali firman Allah dalam Qs. asy-Syams ayat 8-10 berikut ini: Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

Allah memberitahukan kepada makhluk-Nya, bahwa dalam hati manusia, sesungguhnya terdapat dua jenis bibit penentu, bibit pertama adalah bibit kebaikan yang merangsang dan mendorong manusia untuk melakukan amal kebaikan atau perbuatan yang mendekatkan dirinya kepada Allah, sedang yang kedua disebut dengan bibit kejahatan yang merangsang manusia untuk melakukan perbuatan faksya (keji) atau kemungkaran kepada Allah. Bagi sayasebagaimana pernyataan Anis Mata dalam bukunya Delapan Mata Air Kecemerlangan Waktu adalah kehidupan. Ya, waktu adalah masa saya dan Anda untuk berkarya. Artinya, setiap detik atau

waktu yang ada dan yang saya dan Anda lalui merupakan kesempatan terbaik bagi saya dan Anda untuk terus menghasilkan karya yang monumental. Itu merupakan wujud syukur dari semua potensi yang Allah anugrahkan. Hanya dengan begitulah apa yang disebut sebagai kehidupan akan bermakna. Jujur, sebagaimana kata Reinald Kasali, saya sedih melihat begitu banyak orang yang tidak lentur dan begitu mudah mengatakan TIDAK BISA. Ya, tidak bisa bersyukur, tidak mampu memanfaatkan potensi dan lain-lain. Padahal sungguh banyak potensi masing-masing manusia yang Allah ciptakan dan anugrahkan. Lalu, atas dasar apa tak sedikit orang mengatakan sesuatu yang justru melemahkan diri mereka sendiri, mengapa mereka masih malu memotivasi diri agar segera bangkit dari keterpurukan dan bukankah Allah menganugrahkan potensi yang sangat dahsyat kepada manusia? Di akhir catatan ini, saya mengingatkan diri saya dan juga Anda; percayalah, setiap manusia pasti memiliki kelebihan dan keunikan. Mari manfaatkan semuanya dengan melakukan berjuta kebaikan apapun bentuknya. Mari mencoba! Wujudkan Mimpi Anda! Yang membedakan Anda punya impian atau hanya khayalan adalah kemapuan Anda untuk menentukan fokus dan arah impian Anda, atau apa yang disebut dengan sasaran. Jika Anda tidak memiliki sasaran, maka Anda adalah pengkhayal kelas satu. Dan itulah yang membuat Anda semakin jauh dari impian Anda. Apakah kamu pernah bermimpi?, tanya seorang teman kepada saya suatu ketika. Mendengar pertanyaan ini saya sempat terkejut. Sebelum menjawab secara lisan, hati saya menjawab, kalau mimpi semua orang juga pernah. Tapi kemudian, saya berpikiran lain. Sebab saya sadar bahwa teman saya itu bertanya bukan mimpi bermain bola dengan teman-teman di sekolah dulu, dan bukan pula mimpi renang di kolam ketika liburan kuliah. Mimpi yang dia maksud adalah cita-cita atau rencana hidup. Hal ini saya pahami dari pertanyaan lanjutan teman saya itu, Emang setelah menikah kelak, kamu ingin menjadi apa?. Ya, mimpi. Satu kata yang sangat mudah diucap dan sering saya dan Anda dengar di mana-mana. Satu pertanyaan mendasar yang mesti dijawab adalah apa itu mimpi? Anda mungkin pernah mendengar pernyataan ini: Kehidupan tidak butuh kita, ia hanya butuh kita berusaha melakukan yang terbaik. Inilah yang membedakan antara impian dan khayalan. Sekilas seakan-akan sama, namun kenyataannya sangat berbeda. Karena terjebak dalam pikiran yang keliru terhadap khayal dan impian akhirnya ada orang yang menyangsikan adanya keharusan untuk bermimpi; ya ragu memiliki impian. Apakah Anda tahu persamaan dan perbedaan antara khyalan dan impian? Sebelum Anda menjawab, izinkan saya menjelaskannya lebih awal. Persamaannya:

Khayal dan impian sama-sama merupakan aktivitas pikiran. Ia biasa terlintas dalam ruang pikiran. Selanjutnya, ia juga merupakan kerja imajinatif: menerawang sesuatu seakan-akan sesuatu itu sudah menjadi nyata.

Perbedannya: Nah, inilah yang saya dan mungkin Anda tunggu.


Kalau khayalan dia hanya angan-angan. Saya, misalnya, menginginkan sesuatu tapi nyaris tak pernah berusaha melakukan langkah-langkah agar sesuatu itu menjadi terwujud. Khayalan adalah mimpi yang tidak disertai langkah nyata dalam mewujudkannya. Bahasa sederhana dari khayalan adalah keinginan yang tidak diusahakan perwujudannya.

Sementara impian adalah sesuatu yang direncanakan dan ada langkah untuk mewujudkannya. Impian mengandung nilai semangat dengan kemauan dan perjuangan untuk mewujudkannya. Pakar Ilmu Jiwa, J. Linschoten, mengatakan: Impian tanpa kemauan akan hambar, dan bukan disebut sebagai impian jika kemauan memudar. Untuk mengetahui apakah saya dan Anda memiliki impian atau hanya khayalan, maka saya dan Anda cukup melihat pribadi saya dan Anda sendiri. Dalam bukunya The Power of Dream, Azam Syukur Rahmatullah, mengatakan: Semakin besar kemauan yang diimbangi semangat juang dalam meraih impian, maka peluang akan tercapainya impian pun semakin tinggi. Dan, sebaliknya, semakin kecil kemauan dengan berkurang drastisnya semangat juang meraih impian, maka peluang akan tercapainya impian pun kian rendah, bahkan lenyap tanpa bekas. Karena itu, lanjut beliau, central point dari sebuah impian terletak pada kemauan yang berkepanjangan bukan kemauan yang berkesudahan. Bagaimana, apakah Anda memiliki pendapat dan pengalaman? Saatnya bagi Anda untuk membagi gagasan dan pengalaman Anda kepada orang lain di sekitar Andatermasuk saya. Karena boleh jadi, hal itulah yang menjadi pemicu bagi saya dan mereka untuk menemukan suara hati dan potensi yang terpendam dalam diri selama sekian waktu. Sekarang adalah saat terbaik bagi saya dan Anda untuk memiliki impian. Jika saya atau Anda tidak memiliki impian, maka percayalah waktu saya dan Anda akan habis digunakan untuk mewujudkan impian orang lain. Bermimpi itu gratis, karena itu bermimpilah. Hidup dengan impian, saya dan Anda akan memiliki sasaran hidup yang jelas. Dengan sasaran hidup yang jelas, saya dan Anda akan berpeluang besar untuk melakukan tindakan nyata. Itulah yang membawa saya dan juga Anda ke ruang nyata impian. Jika bermimpi, maka mimpikanlah hal-hal yang besar. Kata Brian Sher dalam bukunya Why They Dont Want You To Rich, semakin besar impian Anda, maka Anda akan semakin bersemangat dan termotovasi untuk menggapainya. Satu hal yang sering disalahpahami oleh sebagian orang adalah bahwa impian mesti diceritakan kepada orang; orientasinya agar impian itu terwujud nyata dengan cepat. Ingat, saya dan Anda memiliki hak untuk membagi impian kepada siapapun, namun bukan berarti membiarkan impian tersebut dibunuh orang. Saya perlu mengingatkan Anda, hati-hatilah dengan orang-orang yang suka menghambat impian Anda yang biasa mengeluarkan pernyataan seperti ini: Ah Anda tidak bisa mewujudkan impian itu, Anda kan pas-nya bukan untuk itu; atau berbagai macam bentuk bisikan yang membuat Anda terlena bahkan kemudian terbawa rayuan. Ini adalah ujian terberat bagi siapapun yang berupaya membangun impian: rayuan gombal. Agar impian terwujud, maka saya dan Anda lakukan adalah: Menentukan ke mana saya dan Anda tuju. Teknisnya, buatlah daftar sasaran dari impian tersebut dalam bentuk sasaran jangka pendek dan tervisualisasi jelas. Tuliskan sasaran tersebut, kemudian letakkan di tempat yang mudah dilihat. Jangan takut menunjukkan kepada siapapun jika memang bisa mendukung dan membantu perwujudan impian tersebut. Cobalah dengar apa kata orang lain atau bagaimana pengalaman mereka dalam mewujudkan impian mereka. Selanjutnya, tetapkan sasaran yang jelas dan realistis. Sasaran memberi saya dan Anda fokus dan terarah. Dengan keduanya sesuatu yang kelihatan sulit menjadi mudah. Dengan keduanya, saya dan Anda dapat menentukan bentuk aktivitas yang mesti dikerjakan secara berurutan berdasarkan peta rencana dan perioritas. Penyakit cerdas menyusun rencana tapi miskin langkah-langkah mewujudkannya akan tergilas jika saya dan Anda memiliki fokus dan arah yang jelas. Satu sasaran yang jelas dengan fokus dan arahnya lebih baik daripada berjuta-juta daftar impian (baca: khayalan) tanpa langkah-langkah yang jelas. Anda mau pilih yang mana? Kalau saya lebih baik memilih berjuta-juta impian dengan berjuta-juta sasaran yang jelas fokus dan arahnya sesuai kemampuan dan potensi saya. Realistis kan? Sungguh pernyataan Jim Britt ini sangat dahsyat dan cukup perlu bagi saya dan Anda untuk merenunginya. Kata dia,

Di kesempatan ini, Anda bertindak atau tidak sama sekali, mimpi Anda akan menjadi kenyataan atau mungkin tidak. Anda dapat maju ke depan menyelesaikan tujuan-tujuan atau waktu akan melewati Anda. Ingat, bukan apa yang Anda ketahui yang membuat perubahan, tetapi apa yang Anda lakukan pada apa yang Anda ketahui. Ketika Anda bertindak lebih rutin, Anda mendapat hasil secepatnya. Ya, apa arti sebuah rencana dan tahapan jika ia hanya bersarang pada lautan tulisan, diskusi dan seminar tanpa dilakukan. Perubahan atau impian yang ingin saya dan Anda wujudkan hanya akan terwujud jika saya dan Anda melakukan apa yang saya dan Anda ketahui. Jika itu yang menjadi pemikiran dan juga kepercayaan saya dan Anda, maka sekarang adalah saat yang tepat untuk membuktikannya.

Anda mungkin juga menyukai