Anda di halaman 1dari 14

TUGAS UMUM PENGOLAHAN AIR LAUT

Bagi daerah di kawasan jalur laut, ancaman abrasi serta ekspansi air laut ke daratan memang bukan hal baru. Saat ini dalam radius dua hingga tiga kilometer pantai atau pertambakan banyak air sumur yang rasanya sudah payau. Bahkan tak menutup kemungkinan dalam sepuluh tahun kedapan air laut, akan masuk ke daratan hingga 8-12 km dari bibir pantai dalam keadaan surut. Jika sudah demikian maka mau tak mau orang harus mengkonsumsi air yang sebenarnya tak lagi laik. Padahal jika orang yang mau meminum air payau bahkan air laut maka efek yang diterima tubuh biasanya merugikan. Sebab dengan mengkonsumsi air laut atau payau bukannya menghilangkan rasa haus, melainkan justru dapat membuat kering tenggorokan akibat rasa asinnya yang getir. Tapi kini berkat teknologi, air payau maupun asin (laut) pun dapat diteguk sebagai pelepas dahaga. Teknologi ini sangat tepat untuk daerah pesisir seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, Tegal, Rembang, Jepara. Dan mestinya pemerintah di kawasan seperti ini mesti mulai memerhatikan kondisi semacam ini. Tak hanya daerah pinggir laut saja, teknologi ini juga bisa dipasang di daerah perbukitan ketika sumber air bersih juga sudah mulai susah didapat. Sebenarnya teknologi pengolahan air laut atau payau menjadi air tawar yang kemudian diolah menjadi air minum seperti ini sudah biasa dipakai di daerah-daerah pengolahan minyak lepas pantai maupun kapal-kapal pesiar. Namun untuk ditawarkan atau setidaknya diperkenalkan pada masyarakat pesisir memang belum pernah ada. Padahal penerapan teknologi semacam ini sudah sangat perlu. Apalagi bila melihat situasi abrasi air laut yang semakin lama menorobos ke air tanah. Ini

tentu tidak ada salahnya jika teknologi itu mulai diwujudkan untuk kepentingan masyarakat. Di negara Qatar, Kuwait, serta negara jazirah Arab lain sudah sangat biasa minum air laut yang diolah melalu teknologi semacam ini. Bahkan setelah diolah dengan alat ini kualitas airnya bisa lebih bagus dari air tanah yang biasa kita konsumsi. Contoh, bila air yang kita minum biasanya memiliki TDS (kadar terlarut padat) mencapai 120 ppm, air olahan memiliki TDS hanya 40 atau 75 ppm saja. Teknologi ini juga telah populer diterapkan di negara Singapura. Di Indonesia, daerah yang telah menerapkan teknologi ini untuk mencukupi kebutuhan air bersih di masyarakat, yakni Nangroe Aceh Darusalam (NAD). Pasca bencana tsunami membuat kebutahan air yang layak konsumsi memang sangat sulit didapat. Rambahan air laut yang masuk ke tanah mencapai radius lebih dari 25 kilolemeter dari bibir laut. Sehingga atas bantuan internasional diadakan alat pengolahan air laut menjadi air layak minum. Fasilitas atau instalasi pemurnian air minum di NAD ini berada di Ulee Lhee dan merupakan satu-satunya fasilitas penyulingan air laut menjadi air siap minum yang ada di Indonesia. Instalasi pemurnian tersebut mampu mengolah 1.320 m3/hari dan menghasilkan air siap minum sebanyak 350 m3/hari. Dalam memenuhi kebutuhan air minum warga di Kecamatan Meuraxa instalasi penyulingan ini bekerja delapan jam setiap hari. Disebut satu-satunya karena kebanyakan proses pengolahan dan pemurnian air laut yang selama ini ada sekadar membuat air menjadi tawar atau hanya proses desalinisasi saja. Beberapa jenisnya adalah distilasi yang berdasarkan penguapan, proses dengan menggunakan membran dan proses pertukaran ion Tanpa Masak Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sejak pertengahan 2004 telah memperkenalkan teknologi pengolahan air laut (asin) atau air sungai menjadi air

minum yang siap dikonsumsi tanpa melalui proses pemasakan. Alat pengolah air minum yang dipakai di Kaltim tersebut diproduksi Korea dan merupakan teknologi siap minum tanpa menambahkan zat kimia di dalamnya. Melalui teknologi tersebut, dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi krisis air bersih atau air minum yang dialami oleh sejumlah penduduk yang tinggal di kawasan pantai atau kesulitan mendapat air bersih. Alat pengolah air minum ini sendiri ada berbagai tipe dengan kapasitas produksi pengolah mulai 25.000 liter/ hari hingga 60 ribu liter/ hari. Harga setiap unit pengolahan air minum itu juga bervariasi, disesuaikan dengan kapasitas dan tipe mesin pengolah, yakni mulai Rp 1 miliar sampai Rp 6,2 miliar dengan penggunaan tenaga listrik sekitar 20 kilo watt. Namun memang harus diakui pengadaan fasilitas pemurnian air asin yang menghasilkan air siap minum membutuhkan dana yang cukup besar. Fasilitas pemurnian ini menggunakan mesin yang digerakkan oleh generator diesel dan solar bahan bakarnya. Alat pengolah air minum ini sendiri ada berbagai tipe dengan kapasitas produksi pengolah mulai 25.000 liter/ hari hingga 60 ribu liter/ hari. Sedangkan harga setiap unit pengolahan air minum itu juga bervariasi. Ini disesuaikan dengan kapasitas dan tipe mesin pengolah. Tetapi melihat kondisi air di Kota Semarang, Tegal, Surabaya maupun Jakarta, tidak ada salahnya jika pemerintah mulai memikirkan sejak sekarang demi pelayanan kepada masyarakat. (Aria Furisan-80) Cara Pemurnian Air Laut Pada dasarnya prinsip pemurnian air laut adalah memisahkan garam dari air laut sehingga diperoleh air tawar, proses ini kita kenal dengan sebutan desalinasi. Ada banyak cara untuk mengolah air asin menjadi air tawar, antara lain: 1. Penyulingan Percobaan pertama untuk memisahkan garam dan air laut adalah meniru cara alam, yaitu dengan menguapkan air laut kemudian mengembunkan uapnya kembali. Ketika air laut dipanaskan, hanya air yang menguap, garam-garam yang terlarut tetap

tinggal dalam larutan (air laut). Dengan menggunakan alat suling bagian dalam wadah perebus air laut dilengkapi dengan pipa-pipa tegak untuk memperluas permukaan air yang dipanaskan. Dengan perluasan dapat diperoleh banyak uap dalam waktu relatif singkat. 2. Osmosis Balik (Reverse Osmosis) Osmosis balik atau reverse osmosis (RO), dilaksanakan dengan memberikan tekanan terhadap air laut, sehingga memaksa dari molekul-molekul air murni menembus suatu membran semipermeabel, sedangkan sisanya berupa garam larut, bahan-bahan organik, bakteri akan ditolak (rejeksi). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar diatas. Osmosis balik ini dioperasikan secara kontinyu. Kemurnian air yang dicapai hingga 99% dan tingkat produksi yang tinggi. RO merupakan cara paling murah untuk menawarkan pemurnian air laut. Keuntungan metode ini adalah kemurnian air yang dihasilkan bagus, menghemat tempat,dan menghemat energi. Alur proses pemurnian air di daerah Ulee Lhee yang diterapkan sejak Februari 2005 ini memang berbeda. Pasalnya fasilitas di NAD tersebut menggunakan sistem osmosis balik dalam pemurniannya. Proses pengolahan air laut dengan teknologi ini telah terbukti mampu menyaring garam-garam dalam ukuran sangat kecil. Dengan proses ini air laut langsung menjadi tawar dan bisa dikonsumsi oleh masyarakat. Teknologi ini mampu mengolah setiap tetesnya melewati beberapa unit elemen mesin dengan proses penyaringan. Air laut melalui pipa dengan kedalaman satu meter dari permukaan laut disedot dengan pompa untuk disaring dan terlebih dahulu dipisahkan dari benda pengotor seperti partikel padatan, plangton, pasir, dan lainya. Proses kerjanya alat ini memang cukup rumit dan sangat detail. Dalam unit sand filtered water tank air laut disaring dari pasir yang ikut terbawa dalam air setelah terbebas dari partikel pengotor air ditampung dalam sebuah tangki, backwash water tank.

Agar air dapat benar-benar bersih maka perlu beberapa tahap penyaringan, pada elemen cartridge filter air laut kembali disaring. Ini merupakan proses penyaringan akhir untuk partikel padatan dan mampu menyaring partikel dengan ukuran terkecil sekalipun. Komponen utama instalasi pemurnian air ini adalah mesin Reverse osmosis. Ini terdiri dari dua mesin yaitu Reverse osmosis I dan Reverse osmosis II. Di dalam unit ini air tawar dan air asin dipisahkan dengan menggunakan membran semi permiabel. Aliran air akan berbalik yakni dari air asin ke air tawar melalui membran semi perniabel bila diberikan tekanan yang lebih besar dari tekanan osmosisnya. Di dalam unit ini air dimurnikan. Semula yang berasa asin dapat dinetralkan sehingga menjadi tawar. Mesin ini dengan memanfaatkan membran yang dapat mengikat ion-ion penyebab rasa asin sehingga diperoleh air tawar. Pada Reverse osmosis I, air dapat ditawarkan menjadi air murni 90 persen dan diperoleh air yang benar-benar murni pada Reverse osmosis II. Sementara ampas dari hasil sisa garam kembali dibuang ke laut. Air yang dihasilkan instalasi pemurnian ini memiliki kandungan mineral yang dibutuhkan tubuh. Kandungan mineral yang dihasilkan dari fasilitas pemurnian ini memakai standar internasional jadi aman dikonsumsi untuk masyarakat. Proses sterilisasi untuk membasmi kuman dan mikroorganisme pemurnian air tersebut menggunakan klorin dengan konsentrasi tertentu. Kandungan klorin diperiksa setiap harinya. Kandungan klorin yang digunakan masih di bawah standar yaitu 0,2 ppm. 3. Evaporator Evaporator adalah sistem utama bagi pabrik untuk mengolah air laut menjadi air tawar. Demikian juga Ladang garam memproduksi garam melalui proses penguapan air laut. Sebaliknya, air bersih akan diproduksi, dengan menghilangkan garam dari air laut. Evaporator untuk mengolah air laut dirancangkan untuk

mengumpulkan uap yang terjadi di dalam proses penguapan. Proses tersebut antara lain: Penguapan dengan multi guna : Air laut akan direbuskan untuk penguapan. Uap itu akan terkumpul maka menjadi air tawar. Teknologi itu biasanya digunakan untuk pabrik pengolah air laut skala besar. Cara tekanan peresapan (osmosis) dengan arah balik: Cara untuk mengurangi dan menghapus rasa asin air laut. Teknologi ini digunakan untuk pabrik pengolah air laut sekala menengah dan kecil. Dari uraian diatas, sebaiknya hal ini dapat dijadikan pertimbangan pemerintah dalam pemecahan mengenai masalah intrusi air laut. Pemerintah hendaknya melakukan sosialisasi terhadap masyarakat tentang cara pemurnian air payau menjadi air tawar sehingga dapat dikonsumsi oleh masyarakat sebagai alternatif serta proses pemurnian diatas kita dapat juga menghasilkan nilai tambah produksi garam di Indonesia.

Perusahaan industri berat mengembangkan mesin uap(evaporator) terbesar untuk pabrik unutk mengolah air laut menjadi air tawar. Doosan, perusahaan Industri berat dan konstruksi, menyelesaikan proyek pembangunan pabrik itu dan mengadakan upacara untuk meresmikan pengakutan evaporator ke Kuweit dengan

kapal pada tanggal 9 Mei. Doosan berhasil memproleh pesanan sebesar 370 juta dolar melalui kontrak dengan departmen energi di Saniya, Kuweit untuk menyuplai evaporator untuk pabrik pengolah air tawar. Evaporator itu berukuran : lebarnya 104 M, panjang 25 M, tinggi 9.2 M dan beratnya 3,630 ton. Apakah evaporator untuk mengolah air. Pengolah air tawar : Evaporator adalah sistem utama bagi pabrik untuk mengolah air laut menjadi air tawar. Ladang garam memproduksi garam melalui proses penguapan air laut. Sebaliknya, air bersih akan diproduksi, dengan menghilangkan garam dari air laut. Evapotrator untuk mengolah air laut dirancangan untuk mengumpulkan uap yang terjadi di dalam proses penguapan. Untuk produksi garam, air akan dikumpulkan dan dikeringkan saja di halaman terbuka. Tetapi pengolahan air laut untuk menjadi air tawar adalah proses rumit yang membutuhkan fasilitas raksasa. Pengumpulan air Penguapan dengan multi guna : Air laut akan direbuskan untuk penguapan. Uap itu akan terkumpul maka menjadi air tawar. Teknologi itu biasanya digunakan untuk pabrik pengolah air laut sekala besar. Cara tekanan peresapan (osmosis) dengan arah balik: Cara untuk mengurangi dan menghapus rasa asin air laut. Teknologi ini digunakan untuk pabrik pengolah air laut sekala menengah dan kecil. Ecaporator pertama di pabrik pengolah air laut di Sabiya Kuweit. Pabrik Sabiya adalah fasilitas pengolah air laut terbesar di Kuweit dengan kapasitasi produksi air 227,000 ton setiap hari, yang cukup untuk menyuplai kebutuhan 600.000 orang penduduk setempat. Evaporator merebus air laut. Doosan berhasil memperoleh pesanan sebesar 370 juta dolar melalui kontrak dengan Departmen Energi di Sabiya, Kuweit untuk menyuplai evaporator untuk pabrik

pengolah air tawar itu . Doosan Korea membangun, operasi pabrik pengolah melalui uji coba dengan teknologi sendiri. Proyek raksasa ini akan selesai pada bulan Januari tahun 2007.. Produsen pabrik pengolah air laut nomor satu di dunia Doosan, perusahaan industri berat produsen pabrik pengolah air laut nomor satu di dunia yang menguasai 30 persen pangsa pasar internasional. Doosan telah menyelesaikan lebih dari 10 proyek konstruksi pabrik pengolah air laut di kawasan Timur Tengah. Pangsa pasar konstruksi pabrik pengolah air laut di dunia (sumber : Perusahaan industri berat, Doosan) Perusahaan Negara Pangsa pasar Doosan Korsel 29% Italimpianti Itali 22.4% Hitachi Zosen Jepang 14% Weir Westgarth Inggeris 11%

Kekurangan air bersih dan pasaran fasilitas pengolah air laut Fasilitas pengolah air laut menjadi air bersih adalah proyek nasional utama di sebagian besar negara di kawasan Timur Tengah. Permintaan sistem fasilitas pengolah air laut itu semakin meningkat di beberapa bagian dunia, tanah didaerah itu sebagian besar adalah padang pasir. Meroketnya harga minyak internasional memungkinkan negara-negara penghasil minyak itu, memiliki lebih banyak pabrik pengolah air. Sampai sekarang, fasilitas atau sistem pengolah air itu diperlukan hanya di kawasan Timur Tengah. Namun karena fenomena semakin luasnya daerah padang pasir di seluruh dunia dan kurangnya air bersih yang bisa diminum, akibat pencemaran lingkungan hidup, permintaan tentang fasilitas itu semakin meningkat

juga. Dalam keadaan itu, konstruksi sistem pengolah air laut muncul sebagai peluang bisnis yang sangat menjanjikan. Dan Korea, yang menempati posisi teratas di bidang teknologi pengolah air laut ini, mendapat jaminan untuk kelangsungan bisnis tersebut. 4. Nuclear Desalination Teknik pengelolaan air laut menjadi air tawar melalui nuclear desalination hingga kini belum diterapkan di wilayah Indonesia. Pemahaman tentang nuklir yang minim di kalangan masyarakat menjadi kendala bagi Batan (Badan Tenaga Atom Nasional) untuk melakukan mengaplikasikan teknologi tersebut. Kajian tekno ekonomi sudah dilakukan sejak 5 tahun lalu. Namun, hingga kini belum mampu diterapkan di wilayah tertentu akibat penolakan kuat masyarakat, Hudi menuturkan, kajian teknoekonomi sudah dilakukan Batan bekerjasama Korea dan IAEA (International Atom Energy Agency) sekitar 2002. Tren saat ini, bagaimana sebuah reaktor juga bisa memproduksi air tawar, ujarnya. Dalam rencana penerapan nuclear desalination di Indonesia, diharapkan pada 2025 desalinasi air laut mampu menghasilkan air tawar dengan nilai US$50 cent/m3 serta sumber tenaga listrik dengan kisaran nilai US$2-3 cent/kwh. Berdasarkan ratarata kebutuhan per wilayah di Indonesia, kami perkirakan mampu diproduksi sekitar 10.000 m3/detik yang juga sekaligus mampu menghasilkan listrik hingga 200 megawatt, ujarnya. Hanya saja, lanjut Hudi, kajian tersebut belum mencantumkan secara spesifik lokasi tertentu. Sebelumnya, kami sudah pilih untuk penerapan teknologi tersebut di wilayah Madura. Namun, reaksi penolakan masyarakat terhadap nuklir di sana, kuat sekali, ujarnya.

Padahal, lanjut Hudi, teknologi tersebut tidak perlu dikaitkan dengan pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik (PLTN). Tidak perlu dikaitkan dengan PLTN, karena teknologi ini cukup aman. Yang penting daerah yang memiliki wilayah laut luas, serta memiliki struktur tanah yang menunjang terbangunannya desalination reactor, ujarnya. Di bidang sumber daya air, Batan juga telah melakukan kajian potensi sumber air tanah dalam di beberapa wilayah Indonesia. Tercatat pada 2006, di wilayah Malang, Jawa Timur, Batan telah mendeteksi sumber air tanah dalam dengan kapasitas 0,8-1 liter/detik. Dengan teknologi nuklir, Batan bisa melakukan pengukuran umur air, sumber, termasuk kapasitas yang mampu dieksploitasi, sehingga bisa diusulkan agar wilayah tangkapan di sekitar sumber air tersebut tidak boleh diganggu, Pelabuhan Cabang Tanjung Balai Karimun Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menjalin kerjasama dengan investor untuk menyediakan air minum bagi kebutuhan kapal melalui teknologi pengolahan air laut. "Kita menjalin kerjasama dengan Metito untuk pengadaan air minum karena dinilai memenuhi syarat dari segi ekonomi maupun kesehatan," kata Manager Pelabuhan Cabang Tanjung Balai Karimun PT Pelindo I Teknologi pengolahan air laut menjadi air yang dapat langsung diminum tersebut sebelumnya telah dilaksanakan di Kepulauan Seribu serta kali ini diterapkan di Pulau Tanjung Balai Karimun. Teknologi dari Dubai tersebut memiliki kapasitas 20 ton air bersih dalam waktu satu jam dengan biaya investasi Rp45 miliar serta telah memenuhi standar yang ditetapkan WHO sebagai air yang dapat langsung diminum. Teknologi ini juga telah dioperasikan di sejumlah anjungan minyak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari 2.000 orang. Bahkan instalasi yang dibangun mampu bekerja secara otomatis dan dapat diandalkan untuk kinerja yang berkesinambungan. Teknologinya sendiri menggunakan sistem filter untuk memisahkan unsur-unsur yang tidak layak untuk diminum, ucapnya.

Dia menargetkan dapat memasok kebutuhan 15.000 ton per hari untuk kebutuhan kapal dari realisasi saat ini baru sekitar 5.000 ton. Menurutnya, teknologi ini bagian dari pengembangan Ship To Ship Transfer (STS) bekerjasama dengan investor Hogan Shipping dan Malaka Marine Service untuk peralatannya dengan biaya Rp3 miliar. Bahkan ke depannya tengah disiapkan untuk membuat air minum kemasan melalui teknologi ini ditambahkan ozon untuk mineralnya untuk nantinya dapat diperjualbelikan di pelabuhan. Investor asal negeri sakura Jepang telah melihat langsung potensi air laut Pulau Owi, Distrik Padaido,Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua selanjutnya diolah menjadi air mineral. Kepala Dinas (Kadinas) Perikanan dan Kelautan Kabupaten Biak Numfor Drs Danil Bonsapia seperti dikutip Antara di Biak, Minggu (10/8), mengatakan, keinginan investor Jepang mengelola potensi air laut di Pulau Owi terbukti dengan telah dilakukan survei langsung di lapangan bersama Menteri Kelautan dan Perikanan, Freddy Numberi beberapa waktu lalu. "Bagaimana tindak lanjut dari hasil survei lapangan yang dilakukan investor Jepang di Pulau Owi itu, masih kita tunggu, yang jelas keinginan untuk melakukan investasi telah dibicarakan antara pengusaha Jepang bersama pemerintah," ungkap Bonsapia. Ia mengakui, jika potensi air laut Pulau Owi dapat dikelola menjadi air mineral maka kedepan kehadiran investor di daerah ini bisa membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat serta memberikan penambahan pendapatan keluarga. Sedangkan pengaruh lainnya jika ada investor luar masuk menanamkan modalnya di daerah, menurut Kadinas Perikanan Bonsapia, bisa memberikan kontribusi bagi penerimaan daerah.. "Kita harapkan setelah survei lapangan oleh investor Jepang di Pulau Owi dilanjutkan dengan mengelola air laut menjadi air mineral," ujar Bonsapia. untuk

Menyinggung berapa besar nilai investasi pengusaha Jepang jika terealisasi di Pulau Owi, menurut Kadinas, hingga sejauh ini pihaknya masih menunggu informasi lanjutan dari Departemen Kelautan dan Perikanan pasca kunjungan lapangan investor asal negeri sakura itu belum lama ini. Pulau Owi, di Kepulauan Padaido, Kabupaten Biak Numfor selain menyimpan potensi air laut juga menjadi lokasi salah satu tempat bersejarah di masa perang dunia II tahun 1942-an silam karena pernah menjadi basis pertahanan tentara Sekutu ketika berperang melawan tentara Jepang. Bahan kimia yang digunakan pada water treatment:
1.

Larutan alum ( Al2SO4) Larutan ini berfungsi untuk memperbesar ukuran partikel-partikel koloid

sehingga akan lebih mudah terbentuk floc-floc dan mengendap. Suspensi koloid terdiri dari ion-ion bermuatan negatif sehingga akan terjadi peristiwa tolak-menolak antar ion. Apabila ion ion yang bermuatan positif yang terdapat dalam zat pengendap (coagulant chemicals) bersentuhan dengan ion-ion negatif maka akan terbentuk gumpalan berupa gelatin. Dengan demikian ukuran partikel akan bertambah besar sehingga dapat dipisahkan dengan cara pengendapan. 2. Coagulant Aid Berfungsi untuk memperbesar partikel koloid dan membentuk floc tank, sehingga proses pengendapan berlangsung lebih cepat dan sempurna. Beberapa contoh coagulant aid: o KP 35 AC Berfungsi sebagai coagulant untuk proses penjernihan air atau untuk proses limbah (water/waste treatment/sewage treatment). o SP 111 AS

Untuk mengatur/menaikkan pH pada air (water/waste treatment). Umumnya digunakan pada proses pemurniaan air (penjernihan air), STP, WTP & WWTP o C 492 H Sebagai floculant pada WTP, WWT, Thickener, Belt Press, De-watering, dsb. o FC A Digunakan untuk proses pengolahan limbah dengan kadar logam tinggi, juga untuk kimia bantu untuk proses floatasi (dissolved air floatation) o FC N Digunakan untuk proses penjernihan air baik pada WTP/STP/WWT bersifat nonionic 3. Gas Chlorine Merupkan zat pembunuh bakteri, jamur, mikroorganisme yang terdapat didalam air. Dosis yang digunakan adalah 5 ppm. Sebelumnya digunakan kaporit (CaOCl2), kaporit lebih baik dari pada chlorine karena dapat dengan cepat mengendapkan lumpur sehingga air akan lebih bersih. 4. Caustic Soda (NaOH) Berfungsi untuk mengatur pH air sungai karena pada sistem pembentukan floc dibutuhkan kondisi dengan pH 5,5 s.d 6,2. Dosis yang digunakan adalah 2 s.d 5 ppm. Kondisi pH harus dijaga lebih dari 5,5 agar floc terbentuk dan pH harus kecil dari 6,2 agar floc yang terbentuk tadi tidak akan pecah lagi. 5. Organic Cationic Polymer

Floculent KTS 18

Organic Cationic Polymer Floculent KTS 18 merupakan jenis kation organic yang mudah digunakan dalam pengolahan air.

Anda mungkin juga menyukai