Anda di halaman 1dari 3

!

07,254,3 adalah suatu tindak kriminal di mana sang pelaku perampokan (disebut
507,254) mengambil kepemilikan seseorang/sesuatu melalui tindakan kasar dan intimidasi.
Karena sering melibatkan kekasaran, perampokan dapat menyebabkan jatuhnya korban.
Ada beberapa macam perampokan, namun yang paling umum adalah:
O !erampokan bank
O !erampokan mobil
O !erampokan di laut (dilakukan oleh bajak laut)
!erampokan kadang dibedakan dari pencurian; perampokan adalah tindakan pencurian yang
berlangsung saat diketahui sang korban, sedangkan pencurian biasanya dianggap dilakukan
saat tidak diketahui korban. Selain itu, pencurian juga digunakan sebagai istilah yang lebih
umum yang merujuk kepada segala tindakan pengambil alihan sesuatu dari suatu pihak secara
paksa.
Secara gramatikal, perampok jelaslah berbeda dengan koruptor. !erampok adalah orang yang
melakukan kejahatan bernama perampokan. !erampokan adalah jenis kejahatan yang
termasuk dalam rumpun pencurian yang paling berat, yang dalam KUH! disebut sebagai
pencurian dengan kekerasan. Karenanya, ancaman hukumannya juga paling tinggi di antara
jenis pencurian lainnya, seperti pencurian biasa, dan pencurian dengan pemberatan.
!erampokan sering kali diikuti pula oleh kejahatan lain, sehingga terjadi apa yang disebut
dalam hukum pidana sebagai somenloop (concursus). Dilihat dari pelakunya, perampokan
juga melibatkan banyak orang atau dilakukan oleh lebih dari satu orang pelaku, yang dalam
hukum pidana disebut dengan istilah delneming. Dilihat dari rumpunnya, korupsi juga
berinduk pada kejahatan pencurian. Dengan kata lain, korupsi adalah bentuk mutakhir dari
pencurian.

Dalam hal ini, perampokan bila dibandingkan dengan pencurian adalah sama-sama
merupakan perkembangan dari pencurian, dan juga dilakukan secara bersama-sama. Dengan
demikian, samakah koruptor dengan perampok? Jika dilihat dari sisi gramatikal, maka
perampok dan koruptor memiliki persamaan tetapi sekaligus juga memiliki perbedaan.
!ersamaannya adalah sama-sama melakukan pencurian, yang keduanya dapat dihukum
menurut sistem hukum pidana. !ersamaan penting yang lain adalah dari sisi moral, yang
mana kedua jenis kejahatan ini memiliki tingkat ketercelaan yang tinggi. Ketercelaan itu
disebabkan karena harta yang dicuri oleh perampok dan koruptor biasanya dalam jumlah
besar. Bukan karena kemiskinan, seperti yang terjadi dalam pencurian dasar. !ara perampok
biasanya membentuk organisasi kejahatan, dan karena hasil kejahatannya, mereka justru
menjadi kaya raya.


Perampokan menurut !slam termasuk dalam kategori hirabah. Hirabah berasal dari kata 'harb' (peperangan).
Secara istilah, menurut Sayyid Sabiq dalam kitab Fiqh Sunnad, Bab Hirabah, yang dimaksud dengan hirabah
adalah keluarnya sekelompok bersenjata di daerah !slam dan melakukan kekacauan, penumpahan darah,
perampasan harta, merusak kehormatan, merusak tanaman, peternakan, citra agama, akhlaq, dan ketertiban
umum, baik dari kalangan muslim, maupun kafir (dzimmiy maupun harbiy).

Selain perampokan, kejahatankejahatan yang dilakukan oleh sindikat dan mafia, seperti sindikat pencurian
anak, mafia perampok bank dan rumahrumah, sindikat pembunuh pembayaran, termasuk dalam kategori
hirabah.

Para ulama sepakat bahwa tindakan hirabah termasuk dosa besar yang layak dikenai sanksi had, berdasarkan
firman Allah SWT:

Sesungguhnya pembalasan terhadap orangorang yang memerangi Allah dan RasulNya dan membuat
kerusakan di muka bumi, tidak lain mereka itu dibunuh, atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka
dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya), yang demikian itu adalah sebagai suatu
penghinaan untuk mereka di dunia. Dan di akherat mereka memperoleh siksaan yang berat." (QS. alNaa'idah
|S]: 33)

Ayat ini turun berkenaan dengan hirabah, baik yang dilakukan oleh orangorang muslim maupun kafir. Sebab,
ayat itu berbentuk umum. Tidak ada dalil yang mengkhususkan bahwa hukuman itu khusus hanya untuk kaum
muslimin. Lanjutan ayat tersebut adalah sebagai berikut:

Kecuali orangorang yang bertaubat (diantara mereka) sebelum kamu dapat menguasai (menangkap) mereka,
maka ketahuilah bahwasanya Allah Naha Pengampun lagi Naha Penyayang." (QS. alNaa'idah |S]: 34)

Lanjutan ayat ini tidak menunjukkan kekhususan hukum hirabah bagi kaum muslimin. Sebab, 'taubat' dalam ayat
ini maksudnya adalah taubat dari hirabah, baik yang dilakukan oleh kaum muslimin maupun orangorang kafir.
Hal ini diperkuat dengan sebab turun ayat, yakni apa yang dilakukan oleh kaum Urniyyin. Nereka murtad dari
!slam, kemudian membunuh penggembala onta, dan merampok ontaontanya, lalu melarikan diri. Setelah
mereka tertangkap -sebelum bertaubat-, Rasulullah Saw memerintah untuk memotong tangan dan kaki
mereka, mencongkel mata mereka, dan membiarkan mereka di pinggiran Harrah, sampai mereka mati.
Selanjutnya, -menurut Anas-, turunlah ayat ini. (lihat Kitab Nidzamul Uqubat, karya Abdurrahman Naliki).

Hukuman dan Cara Nenjatuhkan Sanksi

Hukum hirabah dan tata cara menjatuhkannya telah disebut di dalam alQur'an alkarim, Surat Al Na'idah ayat
33. Atas dasar itu, hukuman bagi orang yang melakukan tindak hirabah adalah (1) dibunuh, (2) disalib, (3)
dipotong tangan dan kakinya bersilangan, (4) dibuang dari negeri tempat kediamannya (deportasi).

Sedangkan cara menjatuhkan sanksi bagi muharibiin adalah dengan merinci terlebih dahulu tindak kejahatan
mereka, sebagaimana riwayat dari !bnu 'Abbas, yakni, ]ika mereka membunuh dan merampas harta benda,
maka dibunuh dan disalib, jika mereka membunuh namun tidak merampas harta, mereka dibunuh dan tidak
disalib, jika mereka merampas harta namun tidak membunuh, maka, tangan dan kakinya dipotong bersilangan,
jika mereka melakukan teror dan tidak merampas harta, dibuang dari negerinya."

Penyaliban bagi muharibiin dilakukan setelah dilakukan pembunuhan. Artinya, setelah mereka dibunuh baru
disalib, agar masyarakat mengetahui bahwa ia telah mati.

Syarat Nenjatuhkan Hukuman

Sanksi had bagi muharibiin akan dijatuhkan bila tindakan mereka telah mencerminkan realitas hirabah. Adapun
syaratsyarat yang bisa menetapkan, bahwa suatu tindakan disebut tindakan hirabah ada tiga syarat.

Pertama, lokasi hirabah yang dilakukan oleh pelakunya harus di tempat yang jauh dari tempat keramaian.
Semisal di padang rumput yang jauh, di gunung, atau tempat yang sangat jauh dari lokasi penduduk. ]ika
tindakan itu dilakukan di tempat keramaian, maka namanya bukan tindak hirabah, akan tetapi perampasan
biasa. Sebab yang disebut dengan hirabah adalah penyamunan, atau perampokan yang dilakukan di jalanjalan.
Akan tetapi, bila mereka melakukan tindakan pembunuhan, perampasan harta, dan teror di tempattempat
keramaian, maka tindakan mereka dianggap sebagai hirabah dan berhak dijatuhi sanksi had.

Kedua, pelaku membawa senjata yang dapat digunakan untuk membunuh, semisal, pedang, senapan, golok, dan
lainlain. ]ika mereka tidak membawa senjata, atau bersenjatakan alatalat yang pada lazimnya tidak bisa
digunakan untuk membunuh, seperti tongkat, cambuk, dan lainlain, maka tindakan mereka tidak disebut
dengan hirabah.

Ketiga, dilakukan dengan terangterangan. Nereka merampas harta dengan paksa dan terangterangan, dan
memiliki markas. ]ika mereka mengambil harta dengan cara sembunyisembunyi mereka disebut suraaq
(pencuripencuri). ]ika mereka merampas kemudian melarikan diri, mereka disebut penjambret.

]ika tiga syarat ini tidak terpenuhi, maka tindakan itu tidak disebut sebagai hirabah. Apabila pelaku hirabah
(muharibiin) bertaubat sebelum mereka tertangkap, taubat mereka diterima. Nereka juga tidak dikenai sanksi
had. Akan tetapi, ia harus menunaikan hakhak orang yang mereka dzalimi, atau hakhak anak Adam (huquq al
adamiyyin). !ni didasarkan pada firman Allah SWT QS. Al Naidah ayat 34. ]ika mereka bertaubat setelah
tertangkap, maka mereka tetap dikenai sanksi had. Wallahu a'lam bishawab

Anda mungkin juga menyukai