Anda di halaman 1dari 29

Sejuta manfaat keIor untuk kesehatan / MiIIion for the

heaIth benefits of Moringa



"Jika dua minggu tak sembuh, Bapak lumpuh total. Peringatan dokter di sebuah
rumahsakit di Bandung, Jawa Barat, itu terngiang-ngiang di telinga Hartadi.

Dua tahun silam, Hartadi memang begitu gering. Jika berjalan ia merasa tak
seimbang, tubuh miring, dan kerap jatuh. Bobot tubuh melorot tajam, 86 kg menjadi 60
kg, hanya dalam sebulan. "Saya tinggal kulit pembalut tulang, kata ayah tiga anak itu.
Semula dokter menduga, Hartadi mengalami gangguan saraf. Namun, tes darah
menyibak biang kerok itu semua adalah kadar gula darah yang membubung: 600 mg/dl;
kadar normal kurang dari 200 mg/dl.


Ahli medis geleng-geleng kepala melihat hasil tes itu. a heran, kadar gula darah
yang menjulang, tetapi Hartadi tak pingsan. Mendengar diagnosis itu keluarga pasrah.
Namun, Hendrik Christianto - anak sulung Hartadi - yang bekerja di Kabupaten Mimika,
Papua, enggan menerima suratan itu. a mengirimkan empat botol berisi masing-
masing 30 kapsul daun kelor kepada ayahnya di Karawang, Provinsi Jawa Barat.
Hendrik terinspirasi seorang kenalan warga Mimika yang juga mengidap diabetes
mellitus. Banyak bahan pangan yang mesti ia hindari jika hendak selamat.


Penderita itu akhirnya menyantap sayur daun kelor Moringa oleifera hampir saban
hari. Tanpa ia sadari, itulah jalan kesembuhan baginya.Bersandar pada kasus di
Mimika Hartadi rutin menelan tiga kapsul dua kali sehari sebelum makan pada
pertengahan 2010. Dua pekan kemudian ia merasakan perubahan: jalan relatif
seimbang dan saat malam frekuensi berkemih turun drastis menjadi 10 kali - biasanya
20 kali per malam. Perkembangan itu sejalah dengan turunnya kadar gula darah
menjadi 520 mg/dl.

Hasil tes darah itu sangat menggembirakan Hartadi. tulah sebabnya ia disiplin
mengonsumsi kapsul daun kelor. Makin hari, kadar gula darah pria 59 tahun itu kian
turun. Pengecekan terakhir pada 2 Juni 2011 menunjukkan kadar gula darah normal,
145 mg/dl. Kini tubuh Hartadi kembali padat berisi dan segar bugar. Meski begitu ia
tetap mengonsumsi kapsul daun tanaman anggota famili Moringaceae itu. Dosis
berkurang, hanya dua kapsul per hari.

Kelor terbukti tokcer mengatasi diabetes mellitus. Bukti empiris itu sejalan dengan
hasil penelitian Jaiswal Dolly. Periset dari Departemen Kimia Universitas Allahabad,
ndia, itu membuktikan ekstrak kelor lebih efektif menurunkan kadar gula darah
daripada Glipizide, obat yang biasa direkomendasikan dokter untuk mengatasi kencing
manis. Dalam riset tikus diabetes mellitus itu semula berkadar gula darah 300 mg/dl.
Namun, setelah mengonsumsi 300 mg ekstrak daun kelor, Kadar gula darah puasa 90
mg/dl pada hari ke-21.

Daun kelor bukan hanya mujarab mengatasi penyakit yang namanya berasal dari
dokter di Yunani, Aretaeus (30 - 90) itu (bahasa Yunani: diabainein = pancuran, mellitus
= manis). Faktanya banyak pasien beragam penyakit merasakan khasiat tanaman dari
ndia utara itu. Damar Novaldi - bukan nama sebenarnya - misalnya, pada Maret 2011
merasakan sakitnya splenomegali. Menurut dokter spesialis penyakit dalam dari
Universitas Airlangga, dr Arijanto Jonosewojo SpPD, splenomegali adalah
pembengkakan limpa.

"Gangguan fungsi hati seperti sklerosis hati atau kanker hati dapat menyebabkan
splenomegali, kata Arijanto. Penyakit itu dapat mengakibatkan kematian bila organ di
belakang lambung sepanjang 12 cm itu pecah. "Saya pasrah. stri dan ibu juga merasa
terpukul, kata Damar Novaldi setelah mendapat diagnosis itu. Akibat penyakit itu,
punggung sakit bukan kepalang, meski tersentuh sedikit saja. Nyeri hebat juga ia
rasakan di ulu hati. Kondisi itu membuat Damar serbasalah: tidur miring sakit, telentang
pun nyeri.
Menurut Arijanto sakit punggung dan ulu hati itu karena limpa membengkak dan
mengalami penekanan sehingga mempengaruhi saraf-saraf organ di sekitarnya.
Sepekan opname di rumahsakit di Jakarta Selatan, intensitas sakit memang berkurang.
Namun, setelah kembali ke rumah, pria 32 tahun berbobot 86 kg dan tinggi 169 cm itu
merasa nyeri lagi. Oleh karena itu ia patuh saat ibu menyarankan untuk menemui
Valentina ndrajati, herbalis di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Ketika itulah Valentina meresepkan beragam herbal seperti daun kelor, rimpang
bangle, dan daun jati belanda - semua dalam bentuk serbuk berbobot masing-masing
10 gram. Damar merebus herbal dalam dua gelas hingga mendidih dan tersisa
segelas. Hasil rebusan itulah yang ia minum rutin dua kali sehari. Pada awal Juli 2011
setelah tiga bulan konsumsi herbal, ia memeriksakan kondisi kesehatan.

"Pinggiran limpa yang semula menghitam, kembali normal berwarna ungu gelap.
Limpa juga sudah tak membengkak, kata Damar yang girang bukan main. Menurut
Valentina yang meresepkan daun kelor sejak 2005, kelor memperbaiki fungsi hati yang
berhubungan dengan pencernaan dan detoksifikasi. Selain itu kelor juga kaya
antioksidan untuk membangun sistem kekebalan tubuh. Ketika kondisi tubuh sehat
ibarat benteng yang kokoh, sehingga mampu melawan serangan penyakit.


Moringa oleifera (sinonim Guilandina moringa) memang naik daun. ndikasinya
antara lain kian banyak pasien yang memanfaatkan kelor. Damar Novaldi dan Hartadi
hanya sebagian kecil yang merasakan khasiat daun kelor. Kelor juga mujarab
mengatasi beragam penyakit lain seperti hepatitis, hiperlipidemia alias kolesterol tinggi,
dan jantung. Pemanfaatan kelor sebagai herbal "tak terdengar bila dibandingkan
brotowali Tinospora crispa, sambiloto Andrographis paniculata, atau temuputih
Curcuma zedoaria.


Selama ini daun kelor identik dengan dunia magis, untuk membuang kesaktian
seseorang menjelang ajal. Biji klenthang alias polong kelor populer sebagai penjernih
air. Namun, siapa sangka di balik itu semua daun kelor manjur sebagai panasea alias
obat untuk beragam penyakit. Riset ilmiah mendukung kuat bukti empiris itu. Setahun
lalu Valentina kedatangan pasien hepatitis C. "Matanya menguning, kulit tubuhnya juga
kuning, kata herbalis yang kerap mengajar yoga di ndia dan Thailand itu.

Herbalis itu meresepkan kelor dan beberapa herbal lain seperti sambiloto dan
pegagan kepada penderita berusia 16 tahun itu. Setelah rutin mengonsumsi rebusan
serbuk daun kelor, ia akhirnya sembuh sehingga batal opname di rumahsakit. Periset
dari Anna Technology University, Tamilnadu, ndia, C Senthil Kumar, membuktikan
bahwa daun kelor memang berkhasiat sebagai hepatoprotektor alias pelindung hati.


Menurut dokter sekaligus herbalis di Yogyakarta, dr Sidi Aritjahja, kelor mengandung
antioksidan yang sangat tinggi dan sangat bagus untuk penyakit yang berhubungan
dengan masalah pencernaan, misalnya luka usus dan luka lambung. "Bagian apa pun
yang dipakai aman asal memperhatikan caranya, ujar alumnus Universitas Gadjah
Mada itu. Minumlah rebusan daun kelor selagi air hangat. Sebab, efek antioksidan
masih kuat dalam keadaan hangat. Menurut dr Paulus Wahyudi Halim di Kota
Tangerang Selatan, Provinsi Banten, kelor memiliki energi dingin. Herbal seperti itu
cocok untuk mengatasi penyakit dengan energi panas atau kelebihan energi seperti
radang atau kanker.

Begitu dahsyatnya khasiat daun kelor mengatasi aneka penyakit. Harap mafhum,
daun pohon stik drum itu memang mengandung senyawa aktif dan gizi lengkap (lihat
infografis) Ahli gizi dari Pusat Penelitian Gizi dan Makanan, Dr Mien Karmini,
mengatakan, "Konsumsi asam amino terlalu banyak, efeknya tidak terlalu
mengkhawatirkan. Namun, kerja ginjal lebih berat karena asam amino dikeluarkan
melalui ginjal. Bila asam amino berasal dari nabati, kemungkinan ginjal bekerja ekstra
lebih rendah daripada asam amino dari hewani.


Beberapa senyawa aktif dalam daun kelor adalah arginin, leusin, dan metionin.
Tubuh memang memproduksi arginin, tetapi sangat terbatas. Oleh karena itu perlu
asupan dari luar seperti kelor. Kandungan arginin pada daun kelor segar mencapai
406,6 mg; sedangkan pada daun kering, 1.325 mg. Menurut Dr Mien Karmini, arginin
meningkatkan imunitas atau kekebalan tubuh. Di samping itu, arginin juga
mempercepat proses penyembuhan luka, meningkatkan kemampuan untuk melawan
kanker, dan memperlambat pertumbuhan tumor.

Sementara metionin yang kadarnya mencapai 117 mg pada daun segar dan 350 mg
(kering) mampu menyerap lemak dan kolesterol. Oleh karena itu, metionin menjadi
kunci kesehatan hati yang banyak berhubungan dengan lemak. Kekurangan metionin
menyebabkan beragam penyakit seperti rematik kronis, sirosis, dan gangguan ginjal.
Kadar valin dalam daun segar 374 mg atau 1.063 mg (kering) berfungsi dalam sistem
saraf dan pencernaan. Perannya antara lain membantu gangguan saraf otot, gangguan
mental, emosional, dan insomnia.

Tubuh juga memerlukan leusin karena tak mampu memproduksi sendiri. Daun kelor
segar mengandung 492 mg leusin berperan dalam pembentukan protein otot dan fungsi
sel normal. "Leusin sangat penting untuk pertumbuhan sel sehingga anak-anak dan
remaja mutlak memerlukannya. Ambang batas kebutuhan leusin adalah 55 mg per g
protein, kata Mien Karmini. tu hanya sebagian kecil senyawa aktif pada daun kelor.
Padahal, selain daun, bagian lain pada tanaman itu juga tak kalah berkhasiat.

Kulit batang Moringa oleifera, umpamanya, berkhasiat antitumor (baca Pucuk
Sampai Akar Manjur halaman 20 - 21). Pantas bila kini makin banyak herbalis yang
meresepkan daun kelor. Herbalis di Yogyakarta, Lina Mardiana, misalnya, meresepkan
daun kelor untuk para pasien beragam penyakit seperti hiperlipidemia dan pendarahan.

Lina memberikan kelor kepada Asih Susilowati yang keguguran. Peran kelor
membantu produksi sel darah merah akibat kehilangan darah saat keguguran,
memperkuat rahim, dan saluran indung telur. Sebulan setelah rutin mengonsumsi
rebusan daun kelor, Asih hamil. a melahirkan dengan selamat sembilan bulan
kemudian. Herbalis di Kotamadya Batu, Provinsi Jawa Timur, Wahyu Suprapto, sepakat
bahwa kelor bagus bagi penderita pendarahan seperti Asih dan anemia. Kandungan zat
besi kelor sangat tinggi, yakni 28 mg per 100 gram bahan.


Pemanfaatan kelor untuk herbal kini terbukti kian meluas di berbagai daerah. Kondisi
itu mendorong Muslihuddin dan Gatot Santosa membuka kebun kelor 1 ha di
Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Agustus 2009. Jangan bayangkan
tanaman kelor yang tinggi menjulang. Kelor budidaya tak lebih dari 75 cm karena
pekebun kerap memanen seperti teh. Dari kebun itulah mereka mengekstrak kelor.
Produksinya baru 200 botol - masing-masing 30 kapsul - per bulan.


Dalam waktu dekat, Gatot Santosa bersiap memenuhi permintaan rutin importir dari
ndia yang mencapai 25.000 botol per bulan. Produksi ekstrak kelor itu mereka lakukan
setelah Muslihudin, karyawan Freeport ndonesia di Timika, Provinsi Papua, terbelalak
mengetahui khasiat kelor dari dunia maya. "Kita bisa membantu masyarakat untuk
memproduksi herbal asal kelor, kata Muslihudin.

Salman Rizki di Surabaya rutin mengirimkan ekstrak kelor ke Filipina sejak 2005. a
memperoleh bahan baku dari daerah di sekitar Surabaya seperti Pasuruan dan
Mojokerto. Sayang, ia merahasiakan rendemen dan harga jual. Salman mengirimkan
rata-rata 400 kg ekstrak daun kelor per bulan. Kaum ibu di Filipina memberikan
malunggay alias kelor kepada bayi-bayi mereka. Mereka menyebut kelor sebagai
"teman ibu yang baik.

Di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, kelor memang sohor sebagai bahan
pangan. Rodney Perdew yang tinggal di Arizona, Amerika Serikat, membudidayakan
kelor di Arizona dan Meksiko - lebih dari 80.000 tanaman. a mengolah kelor menjadi
teh, kapsul, dan minyak. "Sejak dua tahun lalu, terjadi peningkatan pertumbuhan 50%
per tahun, kata Rodney.

a tertarik mengebunkan komoditas itu karena, "Kelor merupakan sumber pangan
yang hebat, sekaligus bahan kosmetik dan obat, kata Rodney kepada wartawan
Trubus Tri stianingsih. tu bukti bahwa kelor memang tanaman serbaguna: daun, kulit
batang, polong, akar, bahkan getahnya pun berkhasiat obat.




"If two weeks did not recover, Mr. paralyzed." Warnings doctor at a hospital in Bandung,
West Java, was ringing in the ears Hartadi.

Two years ago, Hartadi is so thin. If it goes he did not feel balanced, the body tilt,
and frequently fell. Body weight fell sharply, 86 kg to 60 kg, only a month. "I live bony
skin," said the father of three children. Initially doctors suspected, Hartadi having a
nervous breakdown. However, blood tests uncover the culprit of it all is that rising levels
of blood sugar: 600 mg / dl; normal levels of less than 200 mg / dl.
Medical experts shake their heads at the results of that test. He was surprised,
blood sugar levels are rising, but Hartadi not faint. Hearing diagnosis of a family's
resignation. However, Hendrik Christianto - Hartadi eldest son - who worked in Mimika
regency, Papua, reluctant to accept the twist of it. He sent four bottles each containing
30 capsules moringa leaves to his father in Karawang, West Java Province. Hendrik
inspired by an acquaintance Mimika citizen who also have diabetes mellitus. Many
foods that should be avoided if he would survive.

The patient was eventually eat vegetable Moringa leaf Moringa oleifera almost every
day. Without realizing it, that's the path of healing in cases in Mimika baginya.Bersandar
Hartadi routinely swallow three capsules twice daily before meals in mid-2010. Two
weeks later he felt the change: the road is relatively balanced and the frequency of
urination during the night dropped drastically to 10 times - typically 20 times per
night. Sejalah developments with lower levels of blood sugar into 520 mg / dl.

Blood test results were very encouraging Hartadi. That's why he was disciplined
moringa leaf capsules. The more days, his blood sugar levels of 59 years was getting
down. Final check on June 2, 2011 showed normal blood sugar levels, 145 mg / dl. Now
back Hartadi solid body contains and sound. Yet he remains capsules plant leaves
family members Moringaceae it. Reduced dose, only two capsules per day.

Moringa proven effective in overcoming diabetes mellitus. Empirical evidence is
consistent with the results of Dolly Jaiswal. Researchers from the Department of
Chemistry University of Allahabad, India, the moringa extract proved more effective in
lowering blood sugar levels than glipizide, a drug commonly recommended doctors to
cope with diabetes. In research mice with diabetes mellitus blood sugar levels were
initially 300 mg / dl. However, after taking 300 mg of moringa leaf extract, fasting blood
sugar 90 mg / dl on day 21.

Moringa leaf is not only efficacious overcome the disease derives its name from the
Greek physician, Aretaeus (30-90) was (Greek: diabainein = shower, Mellitus =
sweet). In fact, many patients feel the efficacy of various diseases of plants from
northern India. Damar Novaldi - not her real name - for example, in March 2011 felt the
pain of splenomegaly. According to specialists in internal medicine from Airlangga
University, Dr. Arijanto Jonosewojo SpPD, splenomegaly is a swelling of the spleen.

"Impaired liver function such as sclerosis or liver cancer can cause splenomegaly,"
said Arijanto. The disease can lead to death when an organ behind the stomach that
ruptured along 12 cm. "I resigned. Wives and mothers also feel upset, "said Damar
Novaldi after receiving the diagnosis. As a result of the disease, back pain absurdly,
though touched by a little. Also he felt severe pain in the gut. Conditions that make
Damar awry: side sleeping sickness, his back was sore.

According Arijanto back pain and heartburn because the spleen to swell and
suppressed so that affects the nerves in the surrounding organs. A week hospital stay in
hospital in South Jakarta, the intensity of pain was reduced. However, after returning
home, a man 32 years weighing 86 kg and height 169 cm was feeling pain
again. Therefore he was obedient when she suggested to meet with Valentina Indrajati,
herbalist in Bogor Regency, West Java Province.

That's when Valentina prescribe various herbs like moringa leaf, rhizome bangle,
and the leaves of Dutch identity - all in the form of powder weighing 10 grams
each. Resin in two cups of boiling herbs to boil and the remaining glass.Results stew
that's what she drank regularly twice a day. In early July 2011 after three months of
herbal consumption, he checked his health condition.

"Periphery spleen which was originally blackened, dark purple back to normal.The
spleen also was not swollen, "Damar said that thrilled. According to Valentina who
prescribe moringa leaf since 2005, moringa improve liver function associated with
digestion and detoxification. In addition Moringa is also rich in antioxidants to build the
immune system. When the condition of a healthy body is like a fortress that is strong, so
able to fight disease.

Moringa oleifera (moringa Guilandina synonym) is on the rise. The indications
include a growing number of patients who use Moringa. Damar Novaldi and Hartadi only
a small proportion felt the benefits of Moringa leaf. Moringa is also efficacious to
overcome a variety of other diseases such as hepatitis, hyperlipidemia, aka high
cholesterol, and heart. Utilization of Moringa as an herbal "inaudible" when compared
brotowali Tinospora crispa, bitter Andrographis paniculata, Curcuma or temuputih
zedoaria.

So far, moringa leaf is identical to the magical world, to cast magic someone
dying. Moringa seed pods aka klenthang popular as a water purifier. However, who
would have thought behind it all Moringa leaves as a potent panacea to cure various
diseases alias. Scientific research supports the strong empirical evidence for it. A year
ago Valentina arrival of patients with hepatitis C. "His eyes were yellow, his skin yellow
as well," says herbalist who often teach yoga in India and Thailand that.

Moringa herbalists prescribe it and some other herbs such as bitter and gotu kola to
patients aged 16 years. After routinely consume moringa leaf powder decoction, he
finally recovered so canceled hospitalization at the hospital.Researchers of Technology
Anna University, Tamilnadu, India, C Senthil Kumar, proving that Moringa leaves are
nutritious as liver protector hepatoprotektor alias.

According to the doctor and herbalist in Yogyakarta, Dr. Sidi Aritjahja, Moringa
contains antioxidants that are very high and very good for diseases associated with
digestive problems, such as intestinal wounds and ulcers. "The safe use whatever origin
noticed how," said the alumnus of the University of Gadjah Mada.Drink decoction of
leaves of Moringa while warm water. Therefore, the antioxidant effect is still strong in
warm conditions. According to Dr. Paul Wahyudi Halim in South Tangerang City,
Banten Province, moringa has a cool energy. Herbs such as it is suitable to cope with
the disease of excess energy or thermal energy such as inflammation or cancer.

Once the enormity of the efficacy of moringa leaf cope with various
diseases. Please understand, drumstick tree leaves contain compounds that are active
and full of nutrition (see infografis) Nutritionists of Nutrition and Food Research Centre,
Dr. Mien Karmini, said, "The consumption of too many amino acids, the effect is not too
worried. However, the kidneys work harder because the amino acids excreted through
the kidneys. When amino acids derived from vegetable oils, it is likely to work extra
kidney lower than the amino acids from the animal. "

Some of the active compounds in the leaves of Moringa is arginine, leucine, and
methionine. The body does produce arginine, but very limited. Therefore it is necessary
intake from outside such as Moringa. The content of arginine in fresh Moringa leaves
reached 406.6 mg, while the dried leaves, 1325 mg. According to Dr. Mien Karmini,
arginine enhances immunity or immunity. In addition, arginine is also accelerating the
wound healing process, improve the ability to fight cancer and slow tumor growth.

While methionine whose levels reach 117 mg and 350 mg of fresh leaves (dried) is
able to absorb fat and cholesterol. Therefore, methionine is the key heart health which
are associated with fat. Methionine deficiency causes various diseases such as chronic
rheumatism, cirrhosis, and renal disorders. Valine levels in fresh leaves of 374 mg or
1063 mg (dry) function in the nervous and digestive systems. Its role, among others,
helped neuromuscular disorders, mental disorders, emotional, and insomnia.

The body also requires leucine for not able to produce its own. Fresh moringa leaves
contain 492 mg of leucine plays a role in the formation of muscle protein and normal cell
function. "Leucine is essential for cell growth so that children and teenagers absolutely
need it. Threshold requirement is 55 mg leucine per g protein, "says Mien Karmini. It
was only a fraction of the active compound in the leaves of Moringa. In fact, besides the
leaves, other parts of the plant is equally efficacious.

Moringa oleifera bark, for example, potent antitumor (read shoots Roots Until It works
pages 20-21). No wonder if now increasingly herbalists who prescribe Moringa
leaf. Herbalist in Yogyakarta, Lina Mardiana, for example, moringa leaf prescribe for
patients of various diseases such as hyperlipidemia and bleeding.

Lina gave to Mercy Moringa Susilowati a miscarriage. Role of Moringa helps produce
red blood cells due to loss of blood during a miscarriage, strengthen the uterus, ovaries
and channels. A month after the regularly consume moringa leaf stew, Asih
pregnant. She gave birth nine months later safely. Municipality herbalist in Batu, East
Java Province, Rev. Suprapto, agreed that the moringa good for people with bleeding
such as Mercy and anemia. Iron content of moringa are very high, namely 28 mg per
100 grams of material.

Use of moringa for proven herbs are now becoming widespread in many
regions. Conditions that encourage Muslihuddin and Billy Santosa moringa 1 hectare
garden opened in Malang, East Java Province, in August 2009. Do not imagine the
towering Moringa plant. Moringa cultivation of no more than 75 cm due to frequent
harvesting, such as tea planters. From the gardens that they extract of Moringa. The
new production 200 bottles - each of 30 capsules - per month.

In the near future, Gatot Santosa prepared to meet regular demand from Indian
importers that reached 25,000 bottles per month. Production of extracts of Moringa they
did after Muslihudin, employees Freeport Indonesia in Timika, Papua Province, wide-
eyed to know the efficacy of moringa of cyberspace. "We can help the community to
produce moringa herbal origin," said Muslihudin.

Salman Rizki Surabaya moringa extract routinely sends to the Philippines since
2005. He obtained raw materials from areas such as around Surabaya and Mojokerto
Pasuruan. Unfortunately, he kept the yield and price. Salman sent an average of 400 kg
of moringa leaf extract per month. The mothers in the Philippines provides an alias
malunggay moringa to their babies. They called Moringa as "a good friend's mother."

In many countries, including the United States, moringa was famous as a food
ingredient. Rodney Perdew living in Arizona, United States, moringa cultivation in
Arizona and Mexico - more than 80,000 plants. He cultivate Moringa into tea, capsules,
and oils. "Since two years ago, an increase of 50% per year growth," said Rodney.

"Kelor is a source of food is superb, as well as cosmetic ingredients and medicines,"
said Rodney told reporters Trubus Tri Istianingsih. It's proof that Moringa is a versatile
plant: leaves, bark, pods, roots, and even the sap was medicinal.

By. Trubus Megazine (Original Article)
http://www.trubus-online.co.id/trindo7/





Kelor (Moringa oleifera L.)

ambar 1. A] Tanaman kelor secara keseluruhan, B] Daun kelor (Brenner, 2002)

1. Nama tumbuhan
Nama ilmiah: Moringa oleifera L.
Nama lokal : kelor

. KIasifikasi tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Brassicales
Famili : Moringaceae
Genus : Moringa
Spesies : Moringa oleifera L.

. Uraian tumbuhan
Moringa oleifera L. dapat berupa semak atau dapat pula berupa pohon dengan tinggi 12
m dengan diameter 30 cm. Kayunya merupakan jenis kayu lunak dan memiliki kualitas
rendah. Daun tanaman kelor memiliki karakteristik bersirip tak sempurna, kecil,
berbentuk telur, sebesar ujung jari. Helaian anak daun memiliki warna hijau sampai
hijau kecoklatan, bentuk bundar telur atau bundar telur terbalik, panjang 1-3 cm, lebar 4
mm sampai 1 cm, ujung daun tumpul, pangkal daun membulat, tepi daun rata. Kulit
akar berasa dan berbau tajam dan pedas, dari dalam berwarna kuning pucat, bergaris
halus, tetapi terang dan melintang. Tidak keras, bentuk tidak beraturan, permukaan luar
kulit agak licin, permukaan dalam agak berserabut, bagian kayu warna cokelat muda,
atau krem berserabut, sebagian besar terpisah.
. Kandungan kimia dan manfaat tumbuhan
Moringa oleifera L. mengandung kombinasi senyawa yang unik yaitu isotiosianat dan
glukosinolat. sotiosianat (TC) merupakan zat yang terdapat dalam berbagai tanaman,
termasuk Moringa oleifera L., dan memiliki potensi sebagai agen kemopreventif.
Secara in vivo, isotiosianat telah menunjukkan aktivitas sebagai agen antikanker. Di
alam isotiosianat berada dalam bentuk benzil isotiosianat (BTC) Gambar 2.A], phenetil
isotiosianat (PETC) Gambar 2.B], atau phenyl isotiosianat (PTC) Gambar 2.C] (Bose,
2007). sotiosianat terlepas dari tanamannya melalui aksi enzim mirosinase setelah sel
tanaman itu rusak, seperti saat dipanen atau saat dikunyah (Zhang dkk., 2009). Atas
dasar fakta-fakta tersebut berbagai penelitian mengenai isotiosianat telah banyak
dilakukan.

ambar . [A] Struktur benzil isotiosianat [B] fenetil isotiosianat [C] fenil isotiosianat
(Bose, 2007)

5. PeneIitian mekanisme antikanker
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa mekanisme aksi isotiosianat adalah melalui
induksi enzim pemetabolisme fase 1 dan enzim pemetabolisme fase 2. (Hetch, 1999).
Efektifitas tanaman ini sebagai agen antikanker juga terbukti dari beberapa publikasi
penelitian yang menyatakan bahwa benzyl isothiosianat (BTC) secara in vitro mampu
menginduksi apoptosis terhadap sel kanker ovarium (Bose, 2007). BTC juga dapat
menginhibisi pertumbuhan sel kanker pankreas BxPC-3 secara signifikan dengan C
50
8
M melalui fase G2/M cell cycle arrest serta induksi apoptosis (Srivastava dan Singh,
2004). Bharali dkk melaporkan bahwa ekstrak etanolik dari Moringa oleifera L.
berpotensi sebagai agen kemoprefentif terhadap karsinogenesis yang disebabkan oleh
bahan kimia. PETC mampu menginhibisi induksi kanker paru-paru oleh NNK melalui
mekanisme pengurangan pembentukan DNA adduct dan juga dapat menginduksi
apoptosis (Sticha dkk., 2002)

aftar Pustaka
Anwar, F., Said, L., Ashraf, M., dan Gilani, A.H., 2007, Moringa oleifera: a Food Plant
with Multiple Medicinal Uses,Phytotherapy Research, 21: 17-25.
Bose, C.K., 2007, Possible role of Moringa Oleifera L. root in epithelial ovarian
cancer, MedGenMed, 9(1): 26.
Hetch, S.S., 2009, Chemoprevention of cancer by isothicyanates, modifiers of
carcinogen metabolism, Journal of Nutrition, 129: 768s 774s.
Srivastava, S.K., dan Singh, S.V., 2004, Cell cycle arrest, apoptosis induction and
inhibition of nuclear factor kappa B activation in antiproliverative activity of benzyl
isothiocyanate against human pancreatic cancer cells,Carcinogenesis, 25(9): 1701-
1709.
Stitcha, K.R.K., Kenney, P.M.J., Boysen, G., Liang, H., Su, X., Wang, M., Upadhyaya,
P., dan Hetch, S.S., Effects of benzyl isothiocyanate phenethyl isothiocyanate on DNA
adduct formation by a mixture of benzoa]pyrene and 4-(methylnitrosamino)-1-(3-
pyridyl)-1-butanone in A/J mouse lung, Carcinogenesis, 23(9): 1433-1439.

Kontributor: Kholid Alfan Nur, Sarmoko


KeIor
Moringa oleifera Lam
Nama umum
ndonesia: Kelor, limaran (Jawa)
nggris: Moringa, ben-oil tree, clarifier tree, drumstick tree
Melayu: kalor, merunggai, sajina
Vietnam: Chm ngy
Thailand: ma-rum
Pilipina: Malunggay


Kelor

Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Dilleniidae
Ordo: Capparales
Famili: Moringaceae
Genus: Moringa
Spesies: Moringa oleifera Lam

Deskripsi
Kelor (Moringa oleifera) tumbuh dalam bentuk pohon, berumur panjang (perenial)
dengan tinggi 7 - 12 m. Batang berkayu (lignosus), tegak, berwarna putih kotor, kulit
tipis, permukaan kasar. Percabangan simpodial, arah cabang tegak atau miring,
cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Daun majemuk, bertangkai panjang,
tersusun berseling (alternate), beranak daun gasal (imparipinnatus), helai daun saat
muda berwarna hijau muda - setelah dewasa hijau tua, bentuk helai daun bulat telur,
panjang 1 - 2 cm, lebar 1 - 2 cm, tipis lemas, ujung dan pangkal tumpul (obtusus), tepi
rata, susunan pertulangan menyirip (pinnate), permukaan atas dan bawah halus.
Bunga muncul di ketiak daun (axillaris), bertangkai panjang, kelopak berwarna putih
agak krem, menebar aroma khas. Buah kelor berbentuk panjang bersegi tiga, panjang
20 - 60 cm, buah muda berwarna hijau - setelah tua menjadi cokelat, bentuk biji bulat
- berwarna coklat kehitaman, berbuah setelah berumur 12 - 18 bulan. Akar tunggang,
berwarna putih, membesar seperti lobak. Perbanyakan bisa secara generatif (biji)
maupun vegetatif (stek batang). Tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi
sampai di ketinggian 1000 m dpl, banyak ditanam sebagai tapal batas atau pagar di
halaman rumah atau ladang.

Kegunaan & Budidaya
Analisa terhadap nutrisi daun kelor kering yang dilakukan di Laboratorium Universitas
Muhammadiyah Malang menunjukkan hasil sebagai berikut:


Parameter Unit Test Test
1. Beta Carotene mg/100 12,988 12,932
2. Choline mg/100 95,715 96,989
3. Vitamin B1, Thiamine mg/100 0,575 0,572
4. Vitamin B2, Riboflavin mg/100 0,794 0,807
5. Vitamin B3, Niacin mg/100 3,684 3,670
6. Vitamin C, Ascorbic Acid mg/100 57,964 59,732
7. Protein g/100 29,722 29,487
8. Fat g/100 2,180 2,186
9. Carbohydrate g/100 47,461 47,377
10. Energi calori 328,359 327,126
11. Fiber g/100 16,857 16,883
12. Calsium (Ca) mg/100 2683,312 2663,205
13. Magnesium (Mg) mg/100 1076,115 1077,083
14. Phosphor (P) mg/100 352,417 354,787
15. Potassium (K) mg/100 2401,160 2402,360
16. Copper (Cu) mg/100 0,751 0,725
17. ron (Fe) mg/100 41,890 42,075
18. soleucine g/100 21310,75 21030,87
19. Leucine g/100 36189,89 36890,82
20. Lysine g/100 25618,09 25544,17
21. Methionine g/100 5405,58 5431,86
22. Phenylalanine g/100 21639,97 21739,24
23. Threonine g/100 18186,58 18594,36
24. Valine g/100 27269,38 27384,32
25. Tryptophan g/100 5984,33 6166,47


Khasiat aun KeIor
Dari hasil analisa kandungan nutrisi dapat diketahui bahwa daun kelor memiliki
potensi yang sangat baik untuk melengkapi kebutuhan nutrisi dalam tubuh. Dengan
mengonsumsi daun kelor maka keseimbangan nutrisi dalam tubuh akan terpenuhi
sehingga orang yang mengonsumsi daun kelor akan terbantu untuk meningkatkan
energi dan ketahanan tubuhnya.

Selain itu, daun kelor juga berkhasiat untuk mengatasi berbagai keluhan yang
diakibatkan karena kekurangan vitamin dan mineral seperti kekurangan vitamin A
(gangguan penglihatan), kekurangan Choline (penumpukan lemak pada liver),
kekurangan vitamin B1 (beri-beri), kekurangan vitamin B2 (kulit kering dan pecah-
pecah), kekurangan vitamin B3 (dermatitis), kekurangan vitamin C (pendarahan gusi),
kekurangan kalsium (osteoporosis), kekurangan zat besi (anemia), kekurangan
protein (rambut pecah-pecah dan gangguan pertumbuhan pada anak).

fek Samping
Daun kelor tidak mengandung zat berbahaya dan kerena itu tidak memiliki efek
samping. Kelor merupakan sayuran yang sudah umum dikonsumsi di masyarakat. Di
lingkungan masyarakat yang gemar mengonsumsi daun kelor untuk sayuran seperti di
daerah Pasuruan, Jawa Timur, selama ini tidak pernah ditemukan keluhan atau kasus
keracunan akibat mengonsumsi daun kelor.


KeIor (Moringa oIeifera), Tanaman Bermanfaat untuk
Berantas BURUK...!

Krisis ekonomi yang melanda ndonesia sudah melewati satu dekade, dan telah
menimbulkan banyak dampak negatif terutama dari sektor kesehatan dan gizi
masyarakat. Salah satu dampak yang terlihat sekarang ini adalah rendahnya konsumsi
makanan bergizi terutama bagi anak-anak di perkotaan atau pedesaan. Daya beli yang
rendah bagi penduduk kelas menengah ke bawah, menyebabkan banyak orang tidak
bisa membeli makanan bergizi seperti susu, daging dan telur.

Ditambah lagi dengan kenaikan harga produk peternakan seperti daging, telur dan susu
akhir-akhir ini, semakin mempersulit keadaan. Hal ini terbukti dengan banyaknya anak-
anak balita yang meninggal akibat kekurangan gizi atau gizi buruk. Sosialisasi minum
susu dan makanan bergizi kepada murid-murid sekolah dasar, dan kegiatan sejenis
lainnya tidak banyak berpengaruh terhadap peningkatan konsumsi susu atau produk
peternakan lainnya. Sekali lagi hal ini berkaitan dengan daya beli masyarakat yang
semakin rendah.

"bukan lautan hanya kolam susu, kail dan jala cukup menghidupimu".."Orang bilang
tanah kita tanah sorga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman, dua penggal cuplikan lagu
koes plus yang menyatakan bahwa negeri kita yang subur, semuanya ada dan bisa
ditanam, tumbuh atau hidup dinegara kita. Lagu ini hanya akan menjadi kenangan yang
indah saja, bila rakyat ndonesia kekurangan gizi didaerahnya cukup subur ini. Padahal
ndonesia memiliki banyak potensi keanekaragaman hayati yang sebelumnya terbukti
telah dimanfaatkan oleh nenek moyang kita. Salah satu tanaman yang bisa
dimanfaatkan dengan baik dan banyak tumbuh serta mudah dibudidayakan di
ndonesia; diantaranya tanaman Kelor (Moringa oleifera, Lamk).

Kandungan Gizi Tanaman Kelor (Moringa oleifera, Lamk) (per 100 g)

Biji aun Tepung daun
Kadar Air (%) 86.9 75.0 7.5
Calori 26 92 205
Protein (g) 2.5 6.7 27.1
Lemak (g) 0.1 1.7 2.3
Carbohydrate (g) 3.7 13.4 38.2
Fiber (g) 4.8 0.9 19.2
Minerals (g) 2.0 2.3 -
Ca (mg) 30 440 2,003
Mg (mg) 24 24 368
P (mg) 110 70 204
K (mg) 259 259 1,324
Cu (mg) 3.1 1.1 0.57
Fe (mg) 5.3 7 28.2
S (mg) 137 137 870
Oxalic acid (mg) 10 101 1.6%
Vitamin A - B carotene (mg) 0.11 6.8 16.3
Vitamin B -choline (mg) 423 423 -
Vitamin B1 -thiamin (mg) 0.05 0.21 2.64
Vitamin B2 -riboflavin (mg) 0.07 0.05 20.5
Vitamin B3 -nicotinic acid (mg) 0.2 0.8 8.2
Vitamin C -ascorbic acid (mg) 120 220 17.3
Vitamin E -tocopherol (mg) - - 113
Arginine (g/16g N) 3.6 6.0 1.33%
Histidine (g/16g N) 1.1 2.1 0.61%
Lysine (g/16g N) 1.5 4.3 1.32%
Tryptophan (g/16g N) 0.8 1.9 0.43%
Phenylanaline (g/16g N) 4.3 6.4 1.39%
Methionine (g/16g N) 1.4 2.0 0.35%
Threonine (g/16g N) 3.9 4.9 1.19%
Leucine (g/16g N) 6.5 9.3 1.95%
soleucine (g/16g N) 4.4 6.3 0.83%
Valine (g/16g N) 5.4 7.1 1.06%
(From Moringa oleifera: Natural Nutrition for the Tropics by Lowell Fuglie)

Tanaman kelor telah digunakan oleh nenek moyang kita sebagai tanaman untuk sayur,
obat atau sebagai lalapan. Tanaman ini adalah tanaman yang toleran terhadap musim
kemarau yang panjang, dan bertahan hidup dengan merontokkan daunnya pada saat
kemarau. Kelor termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki ketingginan batang
5 -11 meter. Pohon Kelor tidak terlalu besar, batang kayunya mudah patah dan
cabangnya agak jarang tetapi mempunyai akar yang kuat. Daunnya berbentuk bulat
telur (oval) dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai.

Tanaman kelor mengandung gizi yang tinggi dan sangat bermanfaat untuk perbaikan
gizi. Terbukti bahwa kelor telah berhasil mencegah wabah kekurangan gizi di beberapa
negara di Afrika dan menyelamatkan banyak nyawa anak-anak dan ibu-ibu hamil.
Dilihat dari nilai gizinya kelor adalah tanaman berkhasiat sejati (miracle tree), artinya
tanaman ini bisa dimanfaatkan dari akar, batang, buah dan daun serta mengandung gizi
tinggi. Kandungan gizi daun kelor segar (lalapan), setara dengan; 4x vitamin A yang
dikandung wortel, 7x vitamin C yang terkandung pada jeruk, 4x mineral Calsium dari
susu, 3x mineral Potassium pada pisang, 3/4x zat besi pada bayam, dan 2x protein
dariyogurt. Sedangkan kandungan gizi daun kelor yang dikeringkan setara dengan; 10x
vitamin A yang dikandung wortel, 1/2x vitamin C yang terkandung pada jeruk, 17x
mineral Calsium dari susu, 15x mineral Potassium pada pisang, 25x zat besi pada
bayam, dan 9x protein dari yogurt.

Tanaman yang berasal dari negara ndia, dan berkembang sampai ke samudera
pasifik, Amerika Latin, Asia Tenggara dan Afrika ini dipakai sebagai tanaman anti-
santet, atau tanaman berkhasiat untuk mengatasi ilmu hitam di ndonesia. Selain itu
juga sebagian penduduk di ndonesia sudah memakai tanaman ini sebagai sayur atau
lalapan serta obat tradisional. Di ndia kelor berkhasiat sebagai obat; anemia, anxiety,
asma, bronchitis, katarak, kolera, conjunctivitis, batuk, diarrhea, infeksi mata dan
telinga, demam, gangguan kelenjar, sakit kepala, tekanan darah tidak normal, radang
sendi, gangguan pernafasan, scurvy,kekurangan cairan sperma dan tuberculosis.

Di beberapa negara, tanaman kelor diolah dalam bentuk makanan seperti; tepung daun
kelor, bubur, sirup, teh daun kelor, sauce kelor, biskuit kelor dan lainnya. Sementara itu
di ndonesia sedikit sekali orang yang memanfaatkan tanaman kelor ini sebagai
makanan. Dengan banyaknya aneka masakan yang ada ndonesia kenapa kita tidak
bisa memanfaatkan kelor sebagai bahan makanan kita sehari-hari?, apalagi dengan
tingginya harga daging, susu dan telur saat ini.

Dengan banyaknya korban gizi buruk, kenapa kita tidak memanfaatkan dan
mengembangkan tanaman ini? (buat yang peduli aja.... ya!)

'Smoga tidak ada kata bangsa ini kena izi Buruk..'
Manfaat KeIor


Kelor
(Moringa oleifera, Lamk.)
Sinonim :
Moringa pterygosperma, Gaertn.

Familia :
Moringacaea


Uraian :
Kelor (MORNGA OLEVERA) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki
ketingginan batang 7 -11 meter. Di jawa, Kelor sering dimanfaatkan sebagai tanaman
pagar karena berkhasiat untuk obat-obatan. Pohon Kelor tidak terlalu besar. Batang
kayunya getas (mudah patah) dan cabangnya jarang tetapi mempunyai akar yang kuat.
Daunnya berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu
tangkai. Kelor dapat berkembang biak dengan baik pada daerah yang mempunyai
ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan laut. Bunganya berwarna putih
kekuning kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau. Bunga kelor keluar
sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk segi tiga
memanjang yang disebut klentang (Jawa). Sedang getahnya yang telah berubah warna
menjadi coklat disebut blendok (Jawa). Pengembangbiakannya dapat dengan cara
stek.

Nama Lokal :
Kelor (ndonesia, Jawa, Sunda, Bali, Lampung), Kerol (Buru); Marangghi (Madura),
Moltong (Flores), Kelo (Gorontalo); Keloro (Bugis), Kawano ( Sumba), Ongge (Bima);
Hau fo (Timor);




Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit kuning (Lever), Reumatik/encok/Pegal linu, Rabun ayam; Sakit mata, Sukar
buang air kecil, Alergi/biduren, Cacingan; Luka bernanah;

Pemanfaatan :
1. Sakit Kuning
Bahan: 3-7 gagang daun kelor, 1 sendok makan madu dan 1 gelas
air kelapa hijau;
Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air kelapa
dan disaring. Kemudian ditambah 1 sendok makan madu dan diaduk
sampai merata.
Cara menggunakan: diminum, dan dilakukan secara rutin sampai
sembuh.

2. Reumatik, Nyeri dan Pegal Linu
Bahan: 2-3 gagang daun kelor, 1/2 sendok makan kapur sirih;
Cara Membuat: Kedua bahan tersebut ditumbuk halus;
Cara menggunakan: dipakai untuk obat gosok (param).

3. Rabun Ayam
Bahan: 3 gagang daun kelor;
Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diseduh dengan 1 gelas
air masak dan disaring. Kemudian dicampur dengan madu dan
diaduk sampai merata.
Cara menggunakan: diminum sebelum tidur.

4. Sakit Mata
Bahan: 3 gagang daun kelor;
Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air dan
diaduk sampai merata. Kemudian didiamkan sejenak sampai
ampasnya mengendap;
Cara menggunakan: air ramuan tersebut digunakan sebagai obat
tetes mata.

5. Sukar Buang Air Kecil
Bahan: 1 sendok sari daun kelor dan sari buah ketimun atau wortel
yang telah diparut dalam jumlah yang sama;
Cara Membuat: Bahan-bahan tersebut dicampur dan ditambah
dengan 1 gelas air, kemudian disaring.
Cara menggunakan: diminum setiap hari.

6. Cacingan
Bahan: 3 gagang daun kelor, 1 gagang daun cabai, 1-2 batang
meniran;
Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.
Cara menggunakan: diminum.

7. Biduren (alergi)
Bahan: 1-3 gagang daun kelor, 1 siung bawang merah dan adas
pulasari secukupnya;
Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 gelas, pagi dan sore.

8. Luka bernanah
Bahan: 3-7 gagang daun kelor;
Cara Membuat: daun kelor ditumbuk sampai halus.
Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang luka sebagai
obat luar.

Komposisi :
KANDUNGAN KMA : Akar dan daun kelor (MORNGA OLEVERA) mengandung zat
yang berasa pahit , getir dan pedas. Biji kelor juga mengandung minyak dan lemak.


Manfaat KeIor Sebagai Obat TraditionaI
Manfaat Kelor Sebagai Obat TradisionalMUNGKN saja di antara kita ada yang belum
mengenal kelor, meskipun tanaman ini sangat terkenal dalam pepatah Dunia ini tak
selebar daun kelor! Tanaman kelor (Moringa oleifera) dikenal dengan nama
murong atau barunggai. Sementara itu, di Sulawesi disebut kero, wori, kelo , atau
keloro.

Selain terkenal dalam kata pepatah itu, ternyata tanaman kelor ini bermanfaat dan
berkhasiat sebagai obat tradisional, karena mengandung beberapa zat
kimiauntuk menyembuhkan penyakit. Daun kelor mengandung alkalid moringin,
moringinan, dan pterigospermin.

Kemudian gom mengandung arabinosa, galaktan, asam glukonat , dan ramnosa,
sedangkan bijinya mengandung asam palmitat, streaat, linoleat, olleat, lignoserat.

Kelor berupa pohon kecil dengan tingi 3-8 meter. Daunnya berwarna hijau pucat
menyirip ganda dengan anak daun menyirip ganjil dan helaian daunnya bulat telur.
Bunga kelor berupa malai yang keluar dari ketiak daun, sedangkan buahnya
menggantung sepanjang 20-45 cm dan isinya sederetan biji bulat, tetapi bersayap tiga.

Selama ini, akar tanaman kelor berkhasiat sebagai peluruh air seni, peluruh dahak, atau
obat batuk, peluruh haid, penambah nafsu makan, dan pereda kejang.

Daun kelor mengandung pterigospermin yang bersifat merangsang kulit (rubifasien)
sehingga sering digunakan sebagai param yang menghangatkan dan mengobati
kelemahan anggota tubuh seperti tangan atau kaki. Jika daun segarnya dilumatkan, lalu
dibalurkan ke bagian tubuh yang lemah, maka bisamengurangi rasa nyeri karena
bersifat analgesik. Selain itu, daun kelor berkhasiat sebagai pelancar AS (galata gog).
Oleh karena itu, untuk melancarkan AS, seorang ibu menyusui dianjurkan makan dan
kelor yang disayur.

Biji kelor berkhasiat mengatasi muntah. Biji kelor yang masak dan kering mengandung
pterigospermin yang lebih pekat sampai bersifat germisida.

Hasil penelitian Madsen dan Dchlundt serta Grabow dan kawan-kawan menunjukkan
bahwa serbuk biji kelor mampu menumpas bakteri Escherichia coli, Streptococcus
faecalis dan Salmonella typymurium. Karena itu di Afrika, biji kelor dimanfaatkan untuk
mendeteksi pencemaran air oleh bakteri-bakteri tadi. Caranya, yaitu dengan
mengendapkan air keruh yang diduga tercemar, kemudian ditaburi serbuk biji kelor
sebanyak 200 mg/liter dan diaduk sampai larut.

Kemudian buah kelor diketahui mengandung alkaloida morongiona yang bersifat
merangsang pencernaan makanan. Buah kelor ini biasanya disayur asam sebagai
sayur yang lezat bagi lidah orang Jawa.

Namun, di antara bagian tanaman kelor yang banyak dimanfaatkan sebagai obat
tradisional adalah daunnya. Bahkan, masyarakat di pedesaan memanfaatkan daun
kelor itu untuk sayur asam dan lalap seperti halnya daun katuk.

Daun kelor mentah yang digiling halus, kemudian dijadikan bedak atau campurkan
dengan bedak, maka dapat menghilangkan noda hitam/flek/kokoloteun pada kulit
wajah. (Rediem)**

Anda mungkin juga menyukai