0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
76 tayangan29 halaman
Dokumen ini membahas manfaat kesehatan daun kelor (Moringa oleifera) dalam mengobati berbagai penyakit seperti diabetes mellitus, splenomegali, dan hepatitis C berdasarkan kasus-kasus pasien. Daun kelor mengandung senyawa aktif seperti arginin, metionin, dan leusin yang bermanfaat untuk meningkatkan imunitas, menurunkan kadar gula darah, melindungi hati, dan pertumbuhan sel. Dokumen ini juga menjelask
Dokumen ini membahas manfaat kesehatan daun kelor (Moringa oleifera) dalam mengobati berbagai penyakit seperti diabetes mellitus, splenomegali, dan hepatitis C berdasarkan kasus-kasus pasien. Daun kelor mengandung senyawa aktif seperti arginin, metionin, dan leusin yang bermanfaat untuk meningkatkan imunitas, menurunkan kadar gula darah, melindungi hati, dan pertumbuhan sel. Dokumen ini juga menjelask
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Dokumen ini membahas manfaat kesehatan daun kelor (Moringa oleifera) dalam mengobati berbagai penyakit seperti diabetes mellitus, splenomegali, dan hepatitis C berdasarkan kasus-kasus pasien. Daun kelor mengandung senyawa aktif seperti arginin, metionin, dan leusin yang bermanfaat untuk meningkatkan imunitas, menurunkan kadar gula darah, melindungi hati, dan pertumbuhan sel. Dokumen ini juga menjelask
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Sejuta manfaat keIor untuk kesehatan / MiIIion for the
heaIth benefits of Moringa
"Jika dua minggu tak sembuh, Bapak lumpuh total. Peringatan dokter di sebuah rumahsakit di Bandung, Jawa Barat, itu terngiang-ngiang di telinga Hartadi.
Dua tahun silam, Hartadi memang begitu gering. Jika berjalan ia merasa tak seimbang, tubuh miring, dan kerap jatuh. Bobot tubuh melorot tajam, 86 kg menjadi 60 kg, hanya dalam sebulan. "Saya tinggal kulit pembalut tulang, kata ayah tiga anak itu. Semula dokter menduga, Hartadi mengalami gangguan saraf. Namun, tes darah menyibak biang kerok itu semua adalah kadar gula darah yang membubung: 600 mg/dl; kadar normal kurang dari 200 mg/dl.
Ahli medis geleng-geleng kepala melihat hasil tes itu. a heran, kadar gula darah yang menjulang, tetapi Hartadi tak pingsan. Mendengar diagnosis itu keluarga pasrah. Namun, Hendrik Christianto - anak sulung Hartadi - yang bekerja di Kabupaten Mimika, Papua, enggan menerima suratan itu. a mengirimkan empat botol berisi masing- masing 30 kapsul daun kelor kepada ayahnya di Karawang, Provinsi Jawa Barat. Hendrik terinspirasi seorang kenalan warga Mimika yang juga mengidap diabetes mellitus. Banyak bahan pangan yang mesti ia hindari jika hendak selamat.
Penderita itu akhirnya menyantap sayur daun kelor Moringa oleifera hampir saban hari. Tanpa ia sadari, itulah jalan kesembuhan baginya.Bersandar pada kasus di Mimika Hartadi rutin menelan tiga kapsul dua kali sehari sebelum makan pada pertengahan 2010. Dua pekan kemudian ia merasakan perubahan: jalan relatif seimbang dan saat malam frekuensi berkemih turun drastis menjadi 10 kali - biasanya 20 kali per malam. Perkembangan itu sejalah dengan turunnya kadar gula darah menjadi 520 mg/dl.
Hasil tes darah itu sangat menggembirakan Hartadi. tulah sebabnya ia disiplin mengonsumsi kapsul daun kelor. Makin hari, kadar gula darah pria 59 tahun itu kian turun. Pengecekan terakhir pada 2 Juni 2011 menunjukkan kadar gula darah normal, 145 mg/dl. Kini tubuh Hartadi kembali padat berisi dan segar bugar. Meski begitu ia tetap mengonsumsi kapsul daun tanaman anggota famili Moringaceae itu. Dosis berkurang, hanya dua kapsul per hari.
Kelor terbukti tokcer mengatasi diabetes mellitus. Bukti empiris itu sejalan dengan hasil penelitian Jaiswal Dolly. Periset dari Departemen Kimia Universitas Allahabad, ndia, itu membuktikan ekstrak kelor lebih efektif menurunkan kadar gula darah daripada Glipizide, obat yang biasa direkomendasikan dokter untuk mengatasi kencing manis. Dalam riset tikus diabetes mellitus itu semula berkadar gula darah 300 mg/dl. Namun, setelah mengonsumsi 300 mg ekstrak daun kelor, Kadar gula darah puasa 90 mg/dl pada hari ke-21.
Daun kelor bukan hanya mujarab mengatasi penyakit yang namanya berasal dari dokter di Yunani, Aretaeus (30 - 90) itu (bahasa Yunani: diabainein = pancuran, mellitus = manis). Faktanya banyak pasien beragam penyakit merasakan khasiat tanaman dari ndia utara itu. Damar Novaldi - bukan nama sebenarnya - misalnya, pada Maret 2011 merasakan sakitnya splenomegali. Menurut dokter spesialis penyakit dalam dari Universitas Airlangga, dr Arijanto Jonosewojo SpPD, splenomegali adalah pembengkakan limpa.
"Gangguan fungsi hati seperti sklerosis hati atau kanker hati dapat menyebabkan splenomegali, kata Arijanto. Penyakit itu dapat mengakibatkan kematian bila organ di belakang lambung sepanjang 12 cm itu pecah. "Saya pasrah. stri dan ibu juga merasa terpukul, kata Damar Novaldi setelah mendapat diagnosis itu. Akibat penyakit itu, punggung sakit bukan kepalang, meski tersentuh sedikit saja. Nyeri hebat juga ia rasakan di ulu hati. Kondisi itu membuat Damar serbasalah: tidur miring sakit, telentang pun nyeri. Menurut Arijanto sakit punggung dan ulu hati itu karena limpa membengkak dan mengalami penekanan sehingga mempengaruhi saraf-saraf organ di sekitarnya. Sepekan opname di rumahsakit di Jakarta Selatan, intensitas sakit memang berkurang. Namun, setelah kembali ke rumah, pria 32 tahun berbobot 86 kg dan tinggi 169 cm itu merasa nyeri lagi. Oleh karena itu ia patuh saat ibu menyarankan untuk menemui Valentina ndrajati, herbalis di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Ketika itulah Valentina meresepkan beragam herbal seperti daun kelor, rimpang bangle, dan daun jati belanda - semua dalam bentuk serbuk berbobot masing-masing 10 gram. Damar merebus herbal dalam dua gelas hingga mendidih dan tersisa segelas. Hasil rebusan itulah yang ia minum rutin dua kali sehari. Pada awal Juli 2011 setelah tiga bulan konsumsi herbal, ia memeriksakan kondisi kesehatan.
"Pinggiran limpa yang semula menghitam, kembali normal berwarna ungu gelap. Limpa juga sudah tak membengkak, kata Damar yang girang bukan main. Menurut Valentina yang meresepkan daun kelor sejak 2005, kelor memperbaiki fungsi hati yang berhubungan dengan pencernaan dan detoksifikasi. Selain itu kelor juga kaya antioksidan untuk membangun sistem kekebalan tubuh. Ketika kondisi tubuh sehat ibarat benteng yang kokoh, sehingga mampu melawan serangan penyakit.
Moringa oleifera (sinonim Guilandina moringa) memang naik daun. ndikasinya antara lain kian banyak pasien yang memanfaatkan kelor. Damar Novaldi dan Hartadi hanya sebagian kecil yang merasakan khasiat daun kelor. Kelor juga mujarab mengatasi beragam penyakit lain seperti hepatitis, hiperlipidemia alias kolesterol tinggi, dan jantung. Pemanfaatan kelor sebagai herbal "tak terdengar bila dibandingkan brotowali Tinospora crispa, sambiloto Andrographis paniculata, atau temuputih Curcuma zedoaria.
Selama ini daun kelor identik dengan dunia magis, untuk membuang kesaktian seseorang menjelang ajal. Biji klenthang alias polong kelor populer sebagai penjernih air. Namun, siapa sangka di balik itu semua daun kelor manjur sebagai panasea alias obat untuk beragam penyakit. Riset ilmiah mendukung kuat bukti empiris itu. Setahun lalu Valentina kedatangan pasien hepatitis C. "Matanya menguning, kulit tubuhnya juga kuning, kata herbalis yang kerap mengajar yoga di ndia dan Thailand itu.
Herbalis itu meresepkan kelor dan beberapa herbal lain seperti sambiloto dan pegagan kepada penderita berusia 16 tahun itu. Setelah rutin mengonsumsi rebusan serbuk daun kelor, ia akhirnya sembuh sehingga batal opname di rumahsakit. Periset dari Anna Technology University, Tamilnadu, ndia, C Senthil Kumar, membuktikan bahwa daun kelor memang berkhasiat sebagai hepatoprotektor alias pelindung hati.
Menurut dokter sekaligus herbalis di Yogyakarta, dr Sidi Aritjahja, kelor mengandung antioksidan yang sangat tinggi dan sangat bagus untuk penyakit yang berhubungan dengan masalah pencernaan, misalnya luka usus dan luka lambung. "Bagian apa pun yang dipakai aman asal memperhatikan caranya, ujar alumnus Universitas Gadjah Mada itu. Minumlah rebusan daun kelor selagi air hangat. Sebab, efek antioksidan masih kuat dalam keadaan hangat. Menurut dr Paulus Wahyudi Halim di Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, kelor memiliki energi dingin. Herbal seperti itu cocok untuk mengatasi penyakit dengan energi panas atau kelebihan energi seperti radang atau kanker.
Begitu dahsyatnya khasiat daun kelor mengatasi aneka penyakit. Harap mafhum, daun pohon stik drum itu memang mengandung senyawa aktif dan gizi lengkap (lihat infografis) Ahli gizi dari Pusat Penelitian Gizi dan Makanan, Dr Mien Karmini, mengatakan, "Konsumsi asam amino terlalu banyak, efeknya tidak terlalu mengkhawatirkan. Namun, kerja ginjal lebih berat karena asam amino dikeluarkan melalui ginjal. Bila asam amino berasal dari nabati, kemungkinan ginjal bekerja ekstra lebih rendah daripada asam amino dari hewani.
Beberapa senyawa aktif dalam daun kelor adalah arginin, leusin, dan metionin. Tubuh memang memproduksi arginin, tetapi sangat terbatas. Oleh karena itu perlu asupan dari luar seperti kelor. Kandungan arginin pada daun kelor segar mencapai 406,6 mg; sedangkan pada daun kering, 1.325 mg. Menurut Dr Mien Karmini, arginin meningkatkan imunitas atau kekebalan tubuh. Di samping itu, arginin juga mempercepat proses penyembuhan luka, meningkatkan kemampuan untuk melawan kanker, dan memperlambat pertumbuhan tumor.
Sementara metionin yang kadarnya mencapai 117 mg pada daun segar dan 350 mg (kering) mampu menyerap lemak dan kolesterol. Oleh karena itu, metionin menjadi kunci kesehatan hati yang banyak berhubungan dengan lemak. Kekurangan metionin menyebabkan beragam penyakit seperti rematik kronis, sirosis, dan gangguan ginjal. Kadar valin dalam daun segar 374 mg atau 1.063 mg (kering) berfungsi dalam sistem saraf dan pencernaan. Perannya antara lain membantu gangguan saraf otot, gangguan mental, emosional, dan insomnia.
Tubuh juga memerlukan leusin karena tak mampu memproduksi sendiri. Daun kelor segar mengandung 492 mg leusin berperan dalam pembentukan protein otot dan fungsi sel normal. "Leusin sangat penting untuk pertumbuhan sel sehingga anak-anak dan remaja mutlak memerlukannya. Ambang batas kebutuhan leusin adalah 55 mg per g protein, kata Mien Karmini. tu hanya sebagian kecil senyawa aktif pada daun kelor. Padahal, selain daun, bagian lain pada tanaman itu juga tak kalah berkhasiat.
Kulit batang Moringa oleifera, umpamanya, berkhasiat antitumor (baca Pucuk Sampai Akar Manjur halaman 20 - 21). Pantas bila kini makin banyak herbalis yang meresepkan daun kelor. Herbalis di Yogyakarta, Lina Mardiana, misalnya, meresepkan daun kelor untuk para pasien beragam penyakit seperti hiperlipidemia dan pendarahan.
Lina memberikan kelor kepada Asih Susilowati yang keguguran. Peran kelor membantu produksi sel darah merah akibat kehilangan darah saat keguguran, memperkuat rahim, dan saluran indung telur. Sebulan setelah rutin mengonsumsi rebusan daun kelor, Asih hamil. a melahirkan dengan selamat sembilan bulan kemudian. Herbalis di Kotamadya Batu, Provinsi Jawa Timur, Wahyu Suprapto, sepakat bahwa kelor bagus bagi penderita pendarahan seperti Asih dan anemia. Kandungan zat besi kelor sangat tinggi, yakni 28 mg per 100 gram bahan.
Pemanfaatan kelor untuk herbal kini terbukti kian meluas di berbagai daerah. Kondisi itu mendorong Muslihuddin dan Gatot Santosa membuka kebun kelor 1 ha di Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Agustus 2009. Jangan bayangkan tanaman kelor yang tinggi menjulang. Kelor budidaya tak lebih dari 75 cm karena pekebun kerap memanen seperti teh. Dari kebun itulah mereka mengekstrak kelor. Produksinya baru 200 botol - masing-masing 30 kapsul - per bulan.
Dalam waktu dekat, Gatot Santosa bersiap memenuhi permintaan rutin importir dari ndia yang mencapai 25.000 botol per bulan. Produksi ekstrak kelor itu mereka lakukan setelah Muslihudin, karyawan Freeport ndonesia di Timika, Provinsi Papua, terbelalak mengetahui khasiat kelor dari dunia maya. "Kita bisa membantu masyarakat untuk memproduksi herbal asal kelor, kata Muslihudin.
Salman Rizki di Surabaya rutin mengirimkan ekstrak kelor ke Filipina sejak 2005. a memperoleh bahan baku dari daerah di sekitar Surabaya seperti Pasuruan dan Mojokerto. Sayang, ia merahasiakan rendemen dan harga jual. Salman mengirimkan rata-rata 400 kg ekstrak daun kelor per bulan. Kaum ibu di Filipina memberikan malunggay alias kelor kepada bayi-bayi mereka. Mereka menyebut kelor sebagai "teman ibu yang baik.
Di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, kelor memang sohor sebagai bahan pangan. Rodney Perdew yang tinggal di Arizona, Amerika Serikat, membudidayakan kelor di Arizona dan Meksiko - lebih dari 80.000 tanaman. a mengolah kelor menjadi teh, kapsul, dan minyak. "Sejak dua tahun lalu, terjadi peningkatan pertumbuhan 50% per tahun, kata Rodney.
a tertarik mengebunkan komoditas itu karena, "Kelor merupakan sumber pangan yang hebat, sekaligus bahan kosmetik dan obat, kata Rodney kepada wartawan Trubus Tri stianingsih. tu bukti bahwa kelor memang tanaman serbaguna: daun, kulit batang, polong, akar, bahkan getahnya pun berkhasiat obat.
"If two weeks did not recover, Mr. paralyzed." Warnings doctor at a hospital in Bandung, West Java, was ringing in the ears Hartadi.
Two years ago, Hartadi is so thin. If it goes he did not feel balanced, the body tilt, and frequently fell. Body weight fell sharply, 86 kg to 60 kg, only a month. "I live bony skin," said the father of three children. Initially doctors suspected, Hartadi having a nervous breakdown. However, blood tests uncover the culprit of it all is that rising levels of blood sugar: 600 mg / dl; normal levels of less than 200 mg / dl. Medical experts shake their heads at the results of that test. He was surprised, blood sugar levels are rising, but Hartadi not faint. Hearing diagnosis of a family's resignation. However, Hendrik Christianto - Hartadi eldest son - who worked in Mimika regency, Papua, reluctant to accept the twist of it. He sent four bottles each containing 30 capsules moringa leaves to his father in Karawang, West Java Province. Hendrik inspired by an acquaintance Mimika citizen who also have diabetes mellitus. Many foods that should be avoided if he would survive.
The patient was eventually eat vegetable Moringa leaf Moringa oleifera almost every day. Without realizing it, that's the path of healing in cases in Mimika baginya.Bersandar Hartadi routinely swallow three capsules twice daily before meals in mid-2010. Two weeks later he felt the change: the road is relatively balanced and the frequency of urination during the night dropped drastically to 10 times - typically 20 times per night. Sejalah developments with lower levels of blood sugar into 520 mg / dl.
Blood test results were very encouraging Hartadi. That's why he was disciplined moringa leaf capsules. The more days, his blood sugar levels of 59 years was getting down. Final check on June 2, 2011 showed normal blood sugar levels, 145 mg / dl. Now back Hartadi solid body contains and sound. Yet he remains capsules plant leaves family members Moringaceae it. Reduced dose, only two capsules per day.
Moringa proven effective in overcoming diabetes mellitus. Empirical evidence is consistent with the results of Dolly Jaiswal. Researchers from the Department of Chemistry University of Allahabad, India, the moringa extract proved more effective in lowering blood sugar levels than glipizide, a drug commonly recommended doctors to cope with diabetes. In research mice with diabetes mellitus blood sugar levels were initially 300 mg / dl. However, after taking 300 mg of moringa leaf extract, fasting blood sugar 90 mg / dl on day 21.
Moringa leaf is not only efficacious overcome the disease derives its name from the Greek physician, Aretaeus (30-90) was (Greek: diabainein = shower, Mellitus = sweet). In fact, many patients feel the efficacy of various diseases of plants from northern India. Damar Novaldi - not her real name - for example, in March 2011 felt the pain of splenomegaly. According to specialists in internal medicine from Airlangga University, Dr. Arijanto Jonosewojo SpPD, splenomegaly is a swelling of the spleen.
"Impaired liver function such as sclerosis or liver cancer can cause splenomegaly," said Arijanto. The disease can lead to death when an organ behind the stomach that ruptured along 12 cm. "I resigned. Wives and mothers also feel upset, "said Damar Novaldi after receiving the diagnosis. As a result of the disease, back pain absurdly, though touched by a little. Also he felt severe pain in the gut. Conditions that make Damar awry: side sleeping sickness, his back was sore.
According Arijanto back pain and heartburn because the spleen to swell and suppressed so that affects the nerves in the surrounding organs. A week hospital stay in hospital in South Jakarta, the intensity of pain was reduced. However, after returning home, a man 32 years weighing 86 kg and height 169 cm was feeling pain again. Therefore he was obedient when she suggested to meet with Valentina Indrajati, herbalist in Bogor Regency, West Java Province.
That's when Valentina prescribe various herbs like moringa leaf, rhizome bangle, and the leaves of Dutch identity - all in the form of powder weighing 10 grams each. Resin in two cups of boiling herbs to boil and the remaining glass.Results stew that's what she drank regularly twice a day. In early July 2011 after three months of herbal consumption, he checked his health condition.
"Periphery spleen which was originally blackened, dark purple back to normal.The spleen also was not swollen, "Damar said that thrilled. According to Valentina who prescribe moringa leaf since 2005, moringa improve liver function associated with digestion and detoxification. In addition Moringa is also rich in antioxidants to build the immune system. When the condition of a healthy body is like a fortress that is strong, so able to fight disease.
Moringa oleifera (moringa Guilandina synonym) is on the rise. The indications include a growing number of patients who use Moringa. Damar Novaldi and Hartadi only a small proportion felt the benefits of Moringa leaf. Moringa is also efficacious to overcome a variety of other diseases such as hepatitis, hyperlipidemia, aka high cholesterol, and heart. Utilization of Moringa as an herbal "inaudible" when compared brotowali Tinospora crispa, bitter Andrographis paniculata, Curcuma or temuputih zedoaria.
So far, moringa leaf is identical to the magical world, to cast magic someone dying. Moringa seed pods aka klenthang popular as a water purifier. However, who would have thought behind it all Moringa leaves as a potent panacea to cure various diseases alias. Scientific research supports the strong empirical evidence for it. A year ago Valentina arrival of patients with hepatitis C. "His eyes were yellow, his skin yellow as well," says herbalist who often teach yoga in India and Thailand that.
Moringa herbalists prescribe it and some other herbs such as bitter and gotu kola to patients aged 16 years. After routinely consume moringa leaf powder decoction, he finally recovered so canceled hospitalization at the hospital.Researchers of Technology Anna University, Tamilnadu, India, C Senthil Kumar, proving that Moringa leaves are nutritious as liver protector hepatoprotektor alias.
According to the doctor and herbalist in Yogyakarta, Dr. Sidi Aritjahja, Moringa contains antioxidants that are very high and very good for diseases associated with digestive problems, such as intestinal wounds and ulcers. "The safe use whatever origin noticed how," said the alumnus of the University of Gadjah Mada.Drink decoction of leaves of Moringa while warm water. Therefore, the antioxidant effect is still strong in warm conditions. According to Dr. Paul Wahyudi Halim in South Tangerang City, Banten Province, moringa has a cool energy. Herbs such as it is suitable to cope with the disease of excess energy or thermal energy such as inflammation or cancer.
Once the enormity of the efficacy of moringa leaf cope with various diseases. Please understand, drumstick tree leaves contain compounds that are active and full of nutrition (see infografis) Nutritionists of Nutrition and Food Research Centre, Dr. Mien Karmini, said, "The consumption of too many amino acids, the effect is not too worried. However, the kidneys work harder because the amino acids excreted through the kidneys. When amino acids derived from vegetable oils, it is likely to work extra kidney lower than the amino acids from the animal. "
Some of the active compounds in the leaves of Moringa is arginine, leucine, and methionine. The body does produce arginine, but very limited. Therefore it is necessary intake from outside such as Moringa. The content of arginine in fresh Moringa leaves reached 406.6 mg, while the dried leaves, 1325 mg. According to Dr. Mien Karmini, arginine enhances immunity or immunity. In addition, arginine is also accelerating the wound healing process, improve the ability to fight cancer and slow tumor growth.
While methionine whose levels reach 117 mg and 350 mg of fresh leaves (dried) is able to absorb fat and cholesterol. Therefore, methionine is the key heart health which are associated with fat. Methionine deficiency causes various diseases such as chronic rheumatism, cirrhosis, and renal disorders. Valine levels in fresh leaves of 374 mg or 1063 mg (dry) function in the nervous and digestive systems. Its role, among others, helped neuromuscular disorders, mental disorders, emotional, and insomnia.
The body also requires leucine for not able to produce its own. Fresh moringa leaves contain 492 mg of leucine plays a role in the formation of muscle protein and normal cell function. "Leucine is essential for cell growth so that children and teenagers absolutely need it. Threshold requirement is 55 mg leucine per g protein, "says Mien Karmini. It was only a fraction of the active compound in the leaves of Moringa. In fact, besides the leaves, other parts of the plant is equally efficacious.
Moringa oleifera bark, for example, potent antitumor (read shoots Roots Until It works pages 20-21). No wonder if now increasingly herbalists who prescribe Moringa leaf. Herbalist in Yogyakarta, Lina Mardiana, for example, moringa leaf prescribe for patients of various diseases such as hyperlipidemia and bleeding.
Lina gave to Mercy Moringa Susilowati a miscarriage. Role of Moringa helps produce red blood cells due to loss of blood during a miscarriage, strengthen the uterus, ovaries and channels. A month after the regularly consume moringa leaf stew, Asih pregnant. She gave birth nine months later safely. Municipality herbalist in Batu, East Java Province, Rev. Suprapto, agreed that the moringa good for people with bleeding such as Mercy and anemia. Iron content of moringa are very high, namely 28 mg per 100 grams of material.
Use of moringa for proven herbs are now becoming widespread in many regions. Conditions that encourage Muslihuddin and Billy Santosa moringa 1 hectare garden opened in Malang, East Java Province, in August 2009. Do not imagine the towering Moringa plant. Moringa cultivation of no more than 75 cm due to frequent harvesting, such as tea planters. From the gardens that they extract of Moringa. The new production 200 bottles - each of 30 capsules - per month.
In the near future, Gatot Santosa prepared to meet regular demand from Indian importers that reached 25,000 bottles per month. Production of extracts of Moringa they did after Muslihudin, employees Freeport Indonesia in Timika, Papua Province, wide- eyed to know the efficacy of moringa of cyberspace. "We can help the community to produce moringa herbal origin," said Muslihudin.
Salman Rizki Surabaya moringa extract routinely sends to the Philippines since 2005. He obtained raw materials from areas such as around Surabaya and Mojokerto Pasuruan. Unfortunately, he kept the yield and price. Salman sent an average of 400 kg of moringa leaf extract per month. The mothers in the Philippines provides an alias malunggay moringa to their babies. They called Moringa as "a good friend's mother."
In many countries, including the United States, moringa was famous as a food ingredient. Rodney Perdew living in Arizona, United States, moringa cultivation in Arizona and Mexico - more than 80,000 plants. He cultivate Moringa into tea, capsules, and oils. "Since two years ago, an increase of 50% per year growth," said Rodney.
"Kelor is a source of food is superb, as well as cosmetic ingredients and medicines," said Rodney told reporters Trubus Tri Istianingsih. It's proof that Moringa is a versatile plant: leaves, bark, pods, roots, and even the sap was medicinal.
ambar 1. A] Tanaman kelor secara keseluruhan, B] Daun kelor (Brenner, 2002)
1. Nama tumbuhan Nama ilmiah: Moringa oleifera L. Nama lokal : kelor
. KIasifikasi tumbuhan Kingdom : Plantae Divisio : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Ordo : Brassicales Famili : Moringaceae Genus : Moringa Spesies : Moringa oleifera L.
. Uraian tumbuhan Moringa oleifera L. dapat berupa semak atau dapat pula berupa pohon dengan tinggi 12 m dengan diameter 30 cm. Kayunya merupakan jenis kayu lunak dan memiliki kualitas rendah. Daun tanaman kelor memiliki karakteristik bersirip tak sempurna, kecil, berbentuk telur, sebesar ujung jari. Helaian anak daun memiliki warna hijau sampai hijau kecoklatan, bentuk bundar telur atau bundar telur terbalik, panjang 1-3 cm, lebar 4 mm sampai 1 cm, ujung daun tumpul, pangkal daun membulat, tepi daun rata. Kulit akar berasa dan berbau tajam dan pedas, dari dalam berwarna kuning pucat, bergaris halus, tetapi terang dan melintang. Tidak keras, bentuk tidak beraturan, permukaan luar kulit agak licin, permukaan dalam agak berserabut, bagian kayu warna cokelat muda, atau krem berserabut, sebagian besar terpisah. . Kandungan kimia dan manfaat tumbuhan Moringa oleifera L. mengandung kombinasi senyawa yang unik yaitu isotiosianat dan glukosinolat. sotiosianat (TC) merupakan zat yang terdapat dalam berbagai tanaman, termasuk Moringa oleifera L., dan memiliki potensi sebagai agen kemopreventif. Secara in vivo, isotiosianat telah menunjukkan aktivitas sebagai agen antikanker. Di alam isotiosianat berada dalam bentuk benzil isotiosianat (BTC) Gambar 2.A], phenetil isotiosianat (PETC) Gambar 2.B], atau phenyl isotiosianat (PTC) Gambar 2.C] (Bose, 2007). sotiosianat terlepas dari tanamannya melalui aksi enzim mirosinase setelah sel tanaman itu rusak, seperti saat dipanen atau saat dikunyah (Zhang dkk., 2009). Atas dasar fakta-fakta tersebut berbagai penelitian mengenai isotiosianat telah banyak dilakukan.
5. PeneIitian mekanisme antikanker Berbagai penelitian menunjukkan bahwa mekanisme aksi isotiosianat adalah melalui induksi enzim pemetabolisme fase 1 dan enzim pemetabolisme fase 2. (Hetch, 1999). Efektifitas tanaman ini sebagai agen antikanker juga terbukti dari beberapa publikasi penelitian yang menyatakan bahwa benzyl isothiosianat (BTC) secara in vitro mampu menginduksi apoptosis terhadap sel kanker ovarium (Bose, 2007). BTC juga dapat menginhibisi pertumbuhan sel kanker pankreas BxPC-3 secara signifikan dengan C 50 8 M melalui fase G2/M cell cycle arrest serta induksi apoptosis (Srivastava dan Singh, 2004). Bharali dkk melaporkan bahwa ekstrak etanolik dari Moringa oleifera L. berpotensi sebagai agen kemoprefentif terhadap karsinogenesis yang disebabkan oleh bahan kimia. PETC mampu menginhibisi induksi kanker paru-paru oleh NNK melalui mekanisme pengurangan pembentukan DNA adduct dan juga dapat menginduksi apoptosis (Sticha dkk., 2002)
aftar Pustaka Anwar, F., Said, L., Ashraf, M., dan Gilani, A.H., 2007, Moringa oleifera: a Food Plant with Multiple Medicinal Uses,Phytotherapy Research, 21: 17-25. Bose, C.K., 2007, Possible role of Moringa Oleifera L. root in epithelial ovarian cancer, MedGenMed, 9(1): 26. Hetch, S.S., 2009, Chemoprevention of cancer by isothicyanates, modifiers of carcinogen metabolism, Journal of Nutrition, 129: 768s 774s. Srivastava, S.K., dan Singh, S.V., 2004, Cell cycle arrest, apoptosis induction and inhibition of nuclear factor kappa B activation in antiproliverative activity of benzyl isothiocyanate against human pancreatic cancer cells,Carcinogenesis, 25(9): 1701- 1709. Stitcha, K.R.K., Kenney, P.M.J., Boysen, G., Liang, H., Su, X., Wang, M., Upadhyaya, P., dan Hetch, S.S., Effects of benzyl isothiocyanate phenethyl isothiocyanate on DNA adduct formation by a mixture of benzoa]pyrene and 4-(methylnitrosamino)-1-(3- pyridyl)-1-butanone in A/J mouse lung, Carcinogenesis, 23(9): 1433-1439.
Kontributor: Kholid Alfan Nur, Sarmoko
KeIor Moringa oleifera Lam Nama umum ndonesia: Kelor, limaran (Jawa) nggris: Moringa, ben-oil tree, clarifier tree, drumstick tree Melayu: kalor, merunggai, sajina Vietnam: Chm ngy Thailand: ma-rum Pilipina: Malunggay
Deskripsi Kelor (Moringa oleifera) tumbuh dalam bentuk pohon, berumur panjang (perenial) dengan tinggi 7 - 12 m. Batang berkayu (lignosus), tegak, berwarna putih kotor, kulit tipis, permukaan kasar. Percabangan simpodial, arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling (alternate), beranak daun gasal (imparipinnatus), helai daun saat muda berwarna hijau muda - setelah dewasa hijau tua, bentuk helai daun bulat telur, panjang 1 - 2 cm, lebar 1 - 2 cm, tipis lemas, ujung dan pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, susunan pertulangan menyirip (pinnate), permukaan atas dan bawah halus. Bunga muncul di ketiak daun (axillaris), bertangkai panjang, kelopak berwarna putih agak krem, menebar aroma khas. Buah kelor berbentuk panjang bersegi tiga, panjang 20 - 60 cm, buah muda berwarna hijau - setelah tua menjadi cokelat, bentuk biji bulat - berwarna coklat kehitaman, berbuah setelah berumur 12 - 18 bulan. Akar tunggang, berwarna putih, membesar seperti lobak. Perbanyakan bisa secara generatif (biji) maupun vegetatif (stek batang). Tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di ketinggian 1000 m dpl, banyak ditanam sebagai tapal batas atau pagar di halaman rumah atau ladang.
Kegunaan & Budidaya Analisa terhadap nutrisi daun kelor kering yang dilakukan di Laboratorium Universitas Muhammadiyah Malang menunjukkan hasil sebagai berikut:
Khasiat aun KeIor Dari hasil analisa kandungan nutrisi dapat diketahui bahwa daun kelor memiliki potensi yang sangat baik untuk melengkapi kebutuhan nutrisi dalam tubuh. Dengan mengonsumsi daun kelor maka keseimbangan nutrisi dalam tubuh akan terpenuhi sehingga orang yang mengonsumsi daun kelor akan terbantu untuk meningkatkan energi dan ketahanan tubuhnya.
Selain itu, daun kelor juga berkhasiat untuk mengatasi berbagai keluhan yang diakibatkan karena kekurangan vitamin dan mineral seperti kekurangan vitamin A (gangguan penglihatan), kekurangan Choline (penumpukan lemak pada liver), kekurangan vitamin B1 (beri-beri), kekurangan vitamin B2 (kulit kering dan pecah- pecah), kekurangan vitamin B3 (dermatitis), kekurangan vitamin C (pendarahan gusi), kekurangan kalsium (osteoporosis), kekurangan zat besi (anemia), kekurangan protein (rambut pecah-pecah dan gangguan pertumbuhan pada anak).
fek Samping Daun kelor tidak mengandung zat berbahaya dan kerena itu tidak memiliki efek samping. Kelor merupakan sayuran yang sudah umum dikonsumsi di masyarakat. Di lingkungan masyarakat yang gemar mengonsumsi daun kelor untuk sayuran seperti di daerah Pasuruan, Jawa Timur, selama ini tidak pernah ditemukan keluhan atau kasus keracunan akibat mengonsumsi daun kelor.
KeIor (Moringa oIeifera), Tanaman Bermanfaat untuk Berantas BURUK...!
Krisis ekonomi yang melanda ndonesia sudah melewati satu dekade, dan telah menimbulkan banyak dampak negatif terutama dari sektor kesehatan dan gizi masyarakat. Salah satu dampak yang terlihat sekarang ini adalah rendahnya konsumsi makanan bergizi terutama bagi anak-anak di perkotaan atau pedesaan. Daya beli yang rendah bagi penduduk kelas menengah ke bawah, menyebabkan banyak orang tidak bisa membeli makanan bergizi seperti susu, daging dan telur.
Ditambah lagi dengan kenaikan harga produk peternakan seperti daging, telur dan susu akhir-akhir ini, semakin mempersulit keadaan. Hal ini terbukti dengan banyaknya anak- anak balita yang meninggal akibat kekurangan gizi atau gizi buruk. Sosialisasi minum susu dan makanan bergizi kepada murid-murid sekolah dasar, dan kegiatan sejenis lainnya tidak banyak berpengaruh terhadap peningkatan konsumsi susu atau produk peternakan lainnya. Sekali lagi hal ini berkaitan dengan daya beli masyarakat yang semakin rendah.
"bukan lautan hanya kolam susu, kail dan jala cukup menghidupimu".."Orang bilang tanah kita tanah sorga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman, dua penggal cuplikan lagu koes plus yang menyatakan bahwa negeri kita yang subur, semuanya ada dan bisa ditanam, tumbuh atau hidup dinegara kita. Lagu ini hanya akan menjadi kenangan yang indah saja, bila rakyat ndonesia kekurangan gizi didaerahnya cukup subur ini. Padahal ndonesia memiliki banyak potensi keanekaragaman hayati yang sebelumnya terbukti telah dimanfaatkan oleh nenek moyang kita. Salah satu tanaman yang bisa dimanfaatkan dengan baik dan banyak tumbuh serta mudah dibudidayakan di ndonesia; diantaranya tanaman Kelor (Moringa oleifera, Lamk).
Kandungan Gizi Tanaman Kelor (Moringa oleifera, Lamk) (per 100 g)
Tanaman kelor telah digunakan oleh nenek moyang kita sebagai tanaman untuk sayur, obat atau sebagai lalapan. Tanaman ini adalah tanaman yang toleran terhadap musim kemarau yang panjang, dan bertahan hidup dengan merontokkan daunnya pada saat kemarau. Kelor termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki ketingginan batang 5 -11 meter. Pohon Kelor tidak terlalu besar, batang kayunya mudah patah dan cabangnya agak jarang tetapi mempunyai akar yang kuat. Daunnya berbentuk bulat telur (oval) dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai.
Tanaman kelor mengandung gizi yang tinggi dan sangat bermanfaat untuk perbaikan gizi. Terbukti bahwa kelor telah berhasil mencegah wabah kekurangan gizi di beberapa negara di Afrika dan menyelamatkan banyak nyawa anak-anak dan ibu-ibu hamil. Dilihat dari nilai gizinya kelor adalah tanaman berkhasiat sejati (miracle tree), artinya tanaman ini bisa dimanfaatkan dari akar, batang, buah dan daun serta mengandung gizi tinggi. Kandungan gizi daun kelor segar (lalapan), setara dengan; 4x vitamin A yang dikandung wortel, 7x vitamin C yang terkandung pada jeruk, 4x mineral Calsium dari susu, 3x mineral Potassium pada pisang, 3/4x zat besi pada bayam, dan 2x protein dariyogurt. Sedangkan kandungan gizi daun kelor yang dikeringkan setara dengan; 10x vitamin A yang dikandung wortel, 1/2x vitamin C yang terkandung pada jeruk, 17x mineral Calsium dari susu, 15x mineral Potassium pada pisang, 25x zat besi pada bayam, dan 9x protein dari yogurt.
Tanaman yang berasal dari negara ndia, dan berkembang sampai ke samudera pasifik, Amerika Latin, Asia Tenggara dan Afrika ini dipakai sebagai tanaman anti- santet, atau tanaman berkhasiat untuk mengatasi ilmu hitam di ndonesia. Selain itu juga sebagian penduduk di ndonesia sudah memakai tanaman ini sebagai sayur atau lalapan serta obat tradisional. Di ndia kelor berkhasiat sebagai obat; anemia, anxiety, asma, bronchitis, katarak, kolera, conjunctivitis, batuk, diarrhea, infeksi mata dan telinga, demam, gangguan kelenjar, sakit kepala, tekanan darah tidak normal, radang sendi, gangguan pernafasan, scurvy,kekurangan cairan sperma dan tuberculosis.
Di beberapa negara, tanaman kelor diolah dalam bentuk makanan seperti; tepung daun kelor, bubur, sirup, teh daun kelor, sauce kelor, biskuit kelor dan lainnya. Sementara itu di ndonesia sedikit sekali orang yang memanfaatkan tanaman kelor ini sebagai makanan. Dengan banyaknya aneka masakan yang ada ndonesia kenapa kita tidak bisa memanfaatkan kelor sebagai bahan makanan kita sehari-hari?, apalagi dengan tingginya harga daging, susu dan telur saat ini.
Dengan banyaknya korban gizi buruk, kenapa kita tidak memanfaatkan dan mengembangkan tanaman ini? (buat yang peduli aja.... ya!)
'Smoga tidak ada kata bangsa ini kena izi Buruk..' Manfaat KeIor
Uraian : Kelor (MORNGA OLEVERA) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki ketingginan batang 7 -11 meter. Di jawa, Kelor sering dimanfaatkan sebagai tanaman pagar karena berkhasiat untuk obat-obatan. Pohon Kelor tidak terlalu besar. Batang kayunya getas (mudah patah) dan cabangnya jarang tetapi mempunyai akar yang kuat. Daunnya berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai. Kelor dapat berkembang biak dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan laut. Bunganya berwarna putih kekuning kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau. Bunga kelor keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk segi tiga memanjang yang disebut klentang (Jawa). Sedang getahnya yang telah berubah warna menjadi coklat disebut blendok (Jawa). Pengembangbiakannya dapat dengan cara stek.
Nama Lokal : Kelor (ndonesia, Jawa, Sunda, Bali, Lampung), Kerol (Buru); Marangghi (Madura), Moltong (Flores), Kelo (Gorontalo); Keloro (Bugis), Kawano ( Sumba), Ongge (Bima); Hau fo (Timor);
Penyakit Yang Dapat Diobati : Sakit kuning (Lever), Reumatik/encok/Pegal linu, Rabun ayam; Sakit mata, Sukar buang air kecil, Alergi/biduren, Cacingan; Luka bernanah;
Pemanfaatan : 1. Sakit Kuning Bahan: 3-7 gagang daun kelor, 1 sendok makan madu dan 1 gelas air kelapa hijau; Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air kelapa dan disaring. Kemudian ditambah 1 sendok makan madu dan diaduk sampai merata. Cara menggunakan: diminum, dan dilakukan secara rutin sampai sembuh.
2. Reumatik, Nyeri dan Pegal Linu Bahan: 2-3 gagang daun kelor, 1/2 sendok makan kapur sirih; Cara Membuat: Kedua bahan tersebut ditumbuk halus; Cara menggunakan: dipakai untuk obat gosok (param).
3. Rabun Ayam Bahan: 3 gagang daun kelor; Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diseduh dengan 1 gelas air masak dan disaring. Kemudian dicampur dengan madu dan diaduk sampai merata. Cara menggunakan: diminum sebelum tidur.
4. Sakit Mata Bahan: 3 gagang daun kelor; Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air dan diaduk sampai merata. Kemudian didiamkan sejenak sampai ampasnya mengendap; Cara menggunakan: air ramuan tersebut digunakan sebagai obat tetes mata.
5. Sukar Buang Air Kecil Bahan: 1 sendok sari daun kelor dan sari buah ketimun atau wortel yang telah diparut dalam jumlah yang sama; Cara Membuat: Bahan-bahan tersebut dicampur dan ditambah dengan 1 gelas air, kemudian disaring. Cara menggunakan: diminum setiap hari.
6. Cacingan Bahan: 3 gagang daun kelor, 1 gagang daun cabai, 1-2 batang meniran; Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring. Cara menggunakan: diminum.
7. Biduren (alergi) Bahan: 1-3 gagang daun kelor, 1 siung bawang merah dan adas pulasari secukupnya; Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring. Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 gelas, pagi dan sore.
8. Luka bernanah Bahan: 3-7 gagang daun kelor; Cara Membuat: daun kelor ditumbuk sampai halus. Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang luka sebagai obat luar.
Komposisi : KANDUNGAN KMA : Akar dan daun kelor (MORNGA OLEVERA) mengandung zat yang berasa pahit , getir dan pedas. Biji kelor juga mengandung minyak dan lemak.
Manfaat KeIor Sebagai Obat TraditionaI Manfaat Kelor Sebagai Obat TradisionalMUNGKN saja di antara kita ada yang belum mengenal kelor, meskipun tanaman ini sangat terkenal dalam pepatah Dunia ini tak selebar daun kelor! Tanaman kelor (Moringa oleifera) dikenal dengan nama murong atau barunggai. Sementara itu, di Sulawesi disebut kero, wori, kelo , atau keloro.
Selain terkenal dalam kata pepatah itu, ternyata tanaman kelor ini bermanfaat dan berkhasiat sebagai obat tradisional, karena mengandung beberapa zat kimiauntuk menyembuhkan penyakit. Daun kelor mengandung alkalid moringin, moringinan, dan pterigospermin.
Kemudian gom mengandung arabinosa, galaktan, asam glukonat , dan ramnosa, sedangkan bijinya mengandung asam palmitat, streaat, linoleat, olleat, lignoserat.
Kelor berupa pohon kecil dengan tingi 3-8 meter. Daunnya berwarna hijau pucat menyirip ganda dengan anak daun menyirip ganjil dan helaian daunnya bulat telur. Bunga kelor berupa malai yang keluar dari ketiak daun, sedangkan buahnya menggantung sepanjang 20-45 cm dan isinya sederetan biji bulat, tetapi bersayap tiga.
Selama ini, akar tanaman kelor berkhasiat sebagai peluruh air seni, peluruh dahak, atau obat batuk, peluruh haid, penambah nafsu makan, dan pereda kejang.
Daun kelor mengandung pterigospermin yang bersifat merangsang kulit (rubifasien) sehingga sering digunakan sebagai param yang menghangatkan dan mengobati kelemahan anggota tubuh seperti tangan atau kaki. Jika daun segarnya dilumatkan, lalu dibalurkan ke bagian tubuh yang lemah, maka bisamengurangi rasa nyeri karena bersifat analgesik. Selain itu, daun kelor berkhasiat sebagai pelancar AS (galata gog). Oleh karena itu, untuk melancarkan AS, seorang ibu menyusui dianjurkan makan dan kelor yang disayur.
Biji kelor berkhasiat mengatasi muntah. Biji kelor yang masak dan kering mengandung pterigospermin yang lebih pekat sampai bersifat germisida.
Hasil penelitian Madsen dan Dchlundt serta Grabow dan kawan-kawan menunjukkan bahwa serbuk biji kelor mampu menumpas bakteri Escherichia coli, Streptococcus faecalis dan Salmonella typymurium. Karena itu di Afrika, biji kelor dimanfaatkan untuk mendeteksi pencemaran air oleh bakteri-bakteri tadi. Caranya, yaitu dengan mengendapkan air keruh yang diduga tercemar, kemudian ditaburi serbuk biji kelor sebanyak 200 mg/liter dan diaduk sampai larut.
Kemudian buah kelor diketahui mengandung alkaloida morongiona yang bersifat merangsang pencernaan makanan. Buah kelor ini biasanya disayur asam sebagai sayur yang lezat bagi lidah orang Jawa.
Namun, di antara bagian tanaman kelor yang banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional adalah daunnya. Bahkan, masyarakat di pedesaan memanfaatkan daun kelor itu untuk sayur asam dan lalap seperti halnya daun katuk.
Daun kelor mentah yang digiling halus, kemudian dijadikan bedak atau campurkan dengan bedak, maka dapat menghilangkan noda hitam/flek/kokoloteun pada kulit wajah. (Rediem)**