Anda di halaman 1dari 8

ANALISA GAYA, TEGANGAN DAN REGANGAN

FP r

1. Gaya lentur (Bending force) ( FL). Merupakan : gaya yang bekerja pada jarak tertentu (L) dari tumpuan benda dengan arah kerja tegak lurus sumbu benda. Sehingga mengakibatkan benda melentur/melengkung di sepanjang sumbunya.

L FL

2. Momen Merupakan efek putaran atau lengkungan yang terjadi akibat bekerjanya gaya pada suatu benda. Dikenal ada dua jenis momen, berdasarkan pada posisi gaya terhadap benda :
a.

Momen puntir/putar ( M p ) Terbentuk oleh gaya puntiran/putar ( Fp ) yang bekerja pada jarak tertentu ( r ) dari sumbu benda yang mengakibatkan benda terpelintir disepanjang sumbunya.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Arief Suwandi MENGGAMBAR TEKNIK & ACAD

b.

Momen lentur/lengkung ( ML )

Terbentuk oleh gaya lentur ( FL ) yang bekerja pada jarak tertentu ( L ) dari tumpuan penyangga benda yang mengakibatkan benda melentur/melendut disepanjang sumbunya.
Secara matematik formulasi hubungan antara gaya ( F ) dan momen ( M ) tersebut dapat dinyatakan sebagai :
- Mp = Fp x r - ML = FL x L

Gambar :

FP r

MP

L FL

ML

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Arief Suwandi MENGGAMBAR TEKNIK & ACAD

3. Tegangan dan Regangan Gaya yang bekerja pada elemen mesin, selalu menimbulkan reaksi berupa gaya dalam struktur material (yang besarnya sama tapi berlawanan arah). Bekerjanya gaya ini pada penampang benda mengakibatkan terjadinya tegangan di dalam struktur material benda, karena gaya akan terbagi rata di setiap satuan luas bidang penampangnya. Besarnya tegangan yang terjadi akibat gaya atau pembebanan, dalam hal ini dinamakan sebagai tegangan pembebanan ( ). Tegangan pembebanan maksimum akibat gaya atau beban maksimum yang mengenai benda, sangat menentukan sekali bagi keberhasilan material benda untuk bertahan dari kerusakan. Karena, ia menjadi batasan maksimum bagi kekuatan struktur material benda untuk bertahan dari pembebanan lebih (diluar kondisi normal). Dengan demikian untuk menghindari kegagalan material dalam menghadapi pembebanan, besarnya tegangan pembebanan yang terjadi tidak boleh melebihi kekuatan struktur material ( < ). Oleh karena itu pemilihan akan besarnya kekuatan bahan elemen mesin, ditentukan sekali oleh besarnya tegangan akibat beban maksimum. Dalam perhitungan, besar kekuatan bahan elemen mesin dinyatakan sebagai tegangan izin bahan atau kekuatan bahan ( ). Hubungan antara besar tegangan pembebanan ( ) dengan tegangan izin bahan ( ), akan sangat tergantung tergantung pada jenis beban yang akan dihadapi oleh elemen mesin saat berfungsi. Dalam hal ini dinyatakan oleh faktor keamanan (Sf), dimana : Sf =

Faktor keamanan dalam hal ini tentunya adalah sebagai faktor yang harus ditetapkan perancang untuk menghadapi kemungkinan dari pembebanan maksimum (diluar kondisi normal) yang akan diterima elemen mesin saat berfungsi. Sebagai efek dari kerja gaya dalam struktur material, maka jenis tegangan tergantung dari jenis gaya yang bekerja, yakni : Tegangan dan regangan tarik (Tensile stress and strain) Tegangan tarik (
ta

a.

) terjadi akibat bekerjanya gaya tarik ( Fta ) pada satuan luas

penampang ( A ) struktur material elemen mesin, sehingga bendanya mengalami perpanjangan. Rasio/perbandingan antara perpanjangan yang terjadi ( L )
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Arief Suwandi MENGGAMBAR TEKNIK & ACAD

terhadap panjang benda semula ( L ) disebut sebagai regangan tarik ( matematik dapat ditulis :

ta

). Secara

ta

= Fta / A

dan

ta

= L/L

Fta

Fta

ta

ta

b. Tegangan dan regangan tekan (Compressive stress and strain)

Tegangan tekan (

te

) terjadi akibat kerja suatu gaya tekan ( Fte ) pada satuan luas

penampang ( A ) struktur material elemen mesin, sehingga bendanya mengalami perpendekan. Rasio/perbandingan antara perpendekan yang terjadi ( L ) terhadap panjang benda semula ( L ) disebut sebagai regangan tekan ( matematik dapat ditulis :
te te

). Secara

= Fte / A

dan

te

= L/L

Gambar :

Fta

Fta

c.

te

te

Tegangan dan regangan geser (Shear stress and strain) Tegangan geser (
s

) timbul akibat kerja dari dua gaya geser ( Fs ) yang saling

berlawanan arah (aksi reaksi) terhadap suatu bidang geser, pada satuan luas bidang penampang tahanan elemen mesin ( A ). Sehingga bidang penampang tersebut mengalami regangan geser (mulai akan tergunting) searah bekerjanya gaya, sebesar sudut ( ) terhadap sumbu benda yang tergeser. Secara matematik dapat ditulis :

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Arief Suwandi MENGGAMBAR TEKNIK & ACAD

= Fs / A

dan

G =

dimana : G = modulus geser / kekakuan (rigidity) material benda yang mengalami geseran.

Bidang penampang tahanan geser Bidang geser Fs (aksi) Fs (reaksi)

Kondisi pergeseran pada bidang penampang benda tahanan :

Fs (aksi)
s

Fs (reaksi)

d. Tegangan luluh (Crushing / Bearing stress)

Merupakan tegangan yang timbul akibat terkonsentrasi / terpusatnya gaya tekan pada suatu daerah kontak yang sangat kecil, diantara dua elemen mesin yang sedang melakukan kerja sama dalam meneruskan tenaga. Tegangan jenis ini umumnya terjadi pada elemen / komponen mesin yang berfungsi sebagai penyambung / pengunci, seperti : pasak, paku keling, pin, baut dan lain-lain.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Arief Suwandi MENGGAMBAR TEKNIK & ACAD

Dari gambar diatas terlihat, distribusi gaya tekan pada pin akibat tarikan mata setang tidak merata, karena akan dipengaruhi oleh bentuk permukaan kontak dan sifat fisik material kedua komponen. Kesulitan dalam menentukan distribusi tegangan akibat hal tersebut, umumnya disederhanakan dengan mengambil luas proyeksi daerah kontaknya pada sumbu benda yang tegak lurus terhadap arah kerja gaya. Dengan demikian persamaan tegangannya adalah : = Fb / Ab

dimana : Ab = luas proyeksi permukaan kontak pada sumbu benda (pin) yang tegak lurus terhadap arah kerja gaya. = l = d = l .d panjang daerah kontak diameter pin

Macam-macam Muatan
1. Muatan Mati (Dead Load) Yaitu berat sendiri dari konstruksi/benda, estimasi selama ini yaitu : Beton Tegel Plafon Atap : 2200 kg/m2 : 75 kg/m2 : 100 kg/m2 : 75 kg/m2

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Arief Suwandi MENGGAMBAR TEKNIK & ACAD

2. Muatan Hidup Muatan ini terdiri dari muatan sementara yang berpindah-pindah, missal : muatan orang, kendaraan, muatan angina. Baik muatan hidup maupun muatan mati mempunyai garis kerja yang terdiri dari: 1. Muatan Titik atau muatan Terpusat, misal muatan orang diatas jembatan.

P = 10 N

2. Muatan Terbagi Rata, misal orang banyak dan berdiri rapat diatas jembatan.

q = 2 N/m

3. Muatan Tidak Terbagi Rata

H Dinding Tembok P = C H2 kg/m2 , C = BJ Air


4. Muatan Momen

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Arief Suwandi MENGGAMBAR TEKNIK & ACAD

5. Muatan Puntir

Untuk perhitungan putaran pada mesin dan poros-poros yang berputar maka berlakulah hokum momen punter untuk bahan yang terkena muatan punter : Mp = 60 P / 2 n P = Daya mesin, n = putaran / menit

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Arief Suwandi MENGGAMBAR TEKNIK & ACAD

Anda mungkin juga menyukai