Anda di halaman 1dari 6

Ketel dan Turbin

Tegangan dan Lingkaran Mohr


Tegangan dalam mekanika kontinuum adalah besaran yang
menunjukan gaya internal antar partikel dari suatu bahan terhadap partikel
lainnya. Seperti contoh, batang padat vertikal yang menyokong beban,
setiap partikel dari batang mendorong partikel lainnya yang berada di atas
dan di bawahnya. Gaya makroskopik yang terukur sebenarnya merupakan
rata-rata dari sejumlah besar tumbukan dan gaya antarmolekul di dalam
batang tersebut.
Pengertian Tegangan

Hukum Newton pertama tentang aksi dan reaksi, bila sebuah balok
terletak di atas lantai, balok akan memberikan aksi pada lantai, demikian
pula sebaliknya lantai akan memberikan reaksi yang sama, sehingga benda
dalam keadaan setimbang. Gaya aksi sepusat (F) dan gaya reaksi (F”) dari
bawah akan bekerja pada setiap penampang balok tersebut. Jika kita ambil
penampang A-A dari balok, gaya sepusat (F) yang arahnya ke bawah, dan di
bawah penampang bekerja gaya reaksinya (F”) yang arahnya ke atas. Pada
bidang penampang tersebut, molekul-molekul di atas dan di bawah bidang
penampang A-A saling tekan menekan, maka setiap satuan luas penampang
F
menerima beban sebesar: .
A

Tegangan dinyatakan dengan simbol σ. Secara umum besaran


tegangan dapat ditulis dengan formula sebagai berikut
F
σ=
A
Dimana:
σ = Tegangan (N/m2)
F = Besarnya gaya (N)
A = Luas tampang (m2)

Macam-macam Tegangan
Tegangan timbul akibat adanya tekanan, tarikan, bengkokan, dan
reaksi. Pada pembebanan tarik terjadi tegangan tarik, pada pembebanan
tekan terjadi tegangan tekan, begitu pula pada pembebanan yang lain.

a. Tegangan Normal
Tegangan normal terjadi akibat adanya reaksi yang diberikan pada
benda. Jika suatu batang prismatik, dengan luas tampang seragam di
sepanjang batang, menerima beban atau gaya searah dengan panjang
batang, maka gaya tersebut akan menimbukan tegangan atau tekanan pada
tampang batang. Jika gaya dalam diukur dalam N, sedangkan luas
penampang dalam m2, maka satuan tegangan adalah N/m2.

Dimana:
σ = Tegangan (N/m2)
F = Besarnya gaya (N)
A = Luas tampang (m2)

b. Tegangan Tarik
Tegangan Tarik (σt), yaitu tegangan yang timbul akibat gaya
tarik. Tegangan tarik pada umumnya terjadi pada rantai, tali, paku keling,
dan lain-lain. Rantai yang diberi beban W akan mengalami tegangan tarik
yang besarnya tergantung pada beratnya.
σt = tegangan tarik (kg/cm2)
F = gaya tarik (kg)
A = Luas penampang (cm2)

c. Tegangan Tekan
Tegangan tekan atau desak (σe), yaitu tegangan yang timbul
akibat gaya tekan atau desak. Tegangan tekan terjadi bila suatu batang
diberi gaya F yang saling berlawanan dan terletak dalam satu garis gaya.
Misalnya, terjadi pada tiang bangunan yang belum mengalami tekukan,
porok sepeda, dan batang torak. Tegangan tekan dapat ditulis:

σd = tegangan tekan atau desak (kg/cm atau kg/mm )


2 2

P = gaya tekan (kg)


F = Luas penampang (cm )
2
d. Tegangan Lentur
Ketika material dibebani dengan beban yang tegak lurus terhadap sumbu netral (sesuai
gambar), maka akan menghasilkan tegangan lentur. Tegangan lentur merupakan tipe
dari normal stress akan tetapi sedikit lebih spesifik. Ketika material debebani (seperti
gambar di atas), maka akan menghasilkan apa yang disebut sebagai tegangan
kompresif normal. Tegangan pada arah horizontal adalah nol.

e. Tegangan Geser
Tegangan geser terjadi jika suatu benda bekerja dengan dua gaya
yang berlawanan arah, tegak lurus sumbu batang, tidak segaris gaya namun
pada penampangnya tidak terjadi momen. Tegangan ini banyak terjadi pada
konstruksi. Misalnya: sambungan keling, gunting, dan sambungan baut.
Besaran tegangan geser dinyatakan dengan simbol τ.
Tegangan geser terjadi karena adanya gaya radial F yang bekerja pada
penampang normal dengan jarak yang relatif kecil, maka pelengkungan
benda diabaikan. Untuk hal ini tegangan yang terjadi adalah Apabila pada
konstruksi mempunyai n buah paku keling, maka sesuai dengan persamaan
dibawah ini tegangan gesernya adalah

e. Tegangan Puntir
Terkadang suatu komponen struktur menerima puntiran, kopel puntir atau
momen puntiran. Puntiran tersebut menimbulkan tegangan geseran yang disebut
sebagai tegangan geser puntir .Tegangan puntir (σP), yaitu tegangan yang timbul
akibat momen puntir. Besarnya tegangan yang diakibatkan oleh momen
puntir/torsi pada tampang batang lingkaran dan lingkaran berlubang dituliskan
dengan formula sebagai berikut. Rumus :
T .r
τ=
lp

Dimana :
τ = Tegangan geser torsi (N/m2)
T = Besaran momen torsi (N.m)
r = Jari-jari batang terputir (m)
Ip = Momen inersia polar tampang tergeser:
Ip = π d4/32 untuk lingkaran pejal
Ip = π /32(d24-d14) untuk lingkaran berlubang

σP = tegangan puntir (kg/cm 2),


MP = momen puntir (kg.cm)
WP = momen tahanan polar (cm3)

Anda mungkin juga menyukai