MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Bahasa Indonesia yang diampu oleh Firman Aziz, S.Pd., M.Pd.
dan Siti Hamidah, S.Pd., M.Pd.
Disusun oleh:
Deni Herlambang Pratama 1605912
Panujuh 1600255
Sa’id Abdurahman Fauzi 1604144
Tandi Maulana 1306726
Wahyu Arief Husein 1600945
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan Karunia-
Nya, dan sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan
kita nabi Muhammad SAW, alhamdulillah dalam kesempatan ini kami dapat
menyelesaikan makalah mengenai Pengertian dari kikir, Jenis Gigi Kikir, Bagian-
bagian kikir, Macam-macam kikir, Teknik mengikir yang baik dan benar, Teknik
Perawatan Kikir, dan Petunjuk Keselamatan Kerja dalam Mengikir.
Isi makalah ini memang masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, sehingga kami berusaha untuk
melakukan perbaikan atas kekurangan dan kelemahan tersebut. Demikian, semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan menginspirasi bagi para pembaca.
Penulis
i
PENGGUNAAN KIKIR PADA KERJA BANGKU
Deni Herlambang, Panujuh, Sa’id Abdurahman Fauzi, Tandi Maulana, Wahyu
Arief Husein
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI 2017
ABSTRAK
Teknik mengikir adalah salah satu kegiatan dari kerja bangku dengan cara
menyayat permukaan benda kerja hingga permukaan tersebut rata, namun ada
teknik tersendiri dalam mengikir agar pada saat mengikir tidak cepat lelah dan hasil
dari benda kerja tersebut menjadi rapi. Perawatan serta keselamatan kerja dalam
mengikir juga harus diperhatikan dengan baik. Tujuan dari pengkajian makalah ini
ialah untuk memberikan pengetahuan tentang metode mengikir yang baik dan benar
karena dalam praktik yang terjadi di lapangan sering terjadi kesalahan pada saat
melakukan pengikiran sehingga hasil pengikiran menjadi tidak maksimal. Hasil
pembahasan makalah ini ialah teknik mengikir yang baik dan benar, perawatan
kikir setelah digunakan, dan pedoman keselamatan kerja dalam mengikir.
Kata kunci: Teknik mengikir, perawatan kikir, keselamatan kerja mengikir
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Penggunaan kikir dalam kerja bangku juga merupaka hal yang wajib diketahui
karena dasar dari kerja bangku itu adalah mengikir. Setiap benda kerja pada kerja
bangku pasti akan dikikir guna menghasilkan benda yang rapi, dan juga dapat
membentuk benda radius tanpa menggunakan mesin. Meskipun terlihat sepele,
kikir juga tidak bisa asal-asalan dalam menggunakanya, karena untuk mengikir ada
beberapa cara dalam menggunakanya. Cara menyimpan kikir juga tidak
sembarangan, karena jika sembarangan menyimpan kikir dapat merusak mata kikir.
Atas dasar inilah kami ingin mengangkat makalah ini guna menambah wawasan
pembaca tentang peranan penting kikir pada kerja bangku, tidak semudah yang
terlihat dalam proses mengikikir ini, karena banyak hal-hal yang harus diperhatikan
dalam mengikir, mulai dari kikir yang baik, cara mengikir, jenis-jenis kikir, hingga
cara menyimpanya.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana teknik mengikir yang baik dan benar ?
2. Bagaimana teknik perawatan kikir agar tidak cepat rusak?
3. Bagaimana petunjuk keselamatan kerja dalam mengikir?
1
2
Dalam sejarah penggunaannya “Kikir merupakan alat tangan yang paling tua yang
digunakan oleh umat manusia untuk membuat benda kerja.” (Sumantri, 1989, hlm.
153). Ada dua ahli yang menjelaskan arti dari pengikiran, pertama menurut
(Sugiarto, 2014) “Pengikiran adalah untuk menyayat permukaan bahan benda kerja
sedikit demi sedikit, sehingga dapat dihasilkan permukaan benda kerja yang halus.”
Kedua menurut (Safril, Mulyadi, dan Nasirwan, 2006, hlm. 116) “Pengikiran adalah
salah satu cara untuk membuang, memperindah sebuah permukaan benda kerja
dengan cara memberikan gaya tekan dan gaya dorong pada permukaan benda
memakai alat kikir.”
(Ambiyar, dkk. 2008) menyatakan bahwa Pemakaian kikir pada bengkel kerja
bangku adalah untuk menyayat permukaan bahan benda kerja sedikit demi sedikit,
sehingga dapat dihasilkan permukaan benda kerja yang halus. Bahan untuk
membuat kikir adalah baja karbon tinggi dengan kandungan karbon pada baja jenis
ini adalah kurang 0,7 sampai 0,8%. Untuk mendapatkan pisau potongnya maka
permukaan kikir dicacah dengan pisau yang keras dan tajam. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengikiran menurut Shigley et al, (1985) menyatakan bahwa ada
lima faktor yang mempengaruhi pengikiran yaitu faktor yang berhubungan dengan
tempat kerja, Ragum, ketinggian ragum, posisi kaki, cara memegang kikir, gerakan
badan, dan gaya dorong.
3
4
1. Kikir rata
Sumantri (1989, hlm. 160) Kikir ini biasanya mempunyai gigi pemotong
dua/ganda dan biasanya merupakan kikir dengan kekerasannya menengah
dan kasar serta sangat besar. Dengan demikian kikir ini hanya menghasilkan
permukaan benda kerja yang kasar. Penggunaan kikir ini digunakan untuk
pekerjaan permulaan sebelum dikerjakan lanjutan dengan menggunakan
kikir halus maupun mesin
Penggunaan kikir ini adalah untuk pembuatan lubang segi empat, dan
membuat alur atau meluaskan/memperlebar alur pada benda kerja. Tingkat
kekasarannya yaitu kasar atau bastar, dan ukuran panjang yang tersedia
biasanya 4-16 inci.
3. Kikir bulat
6. Kikir instrumen
PEMBAHASAN
8
9
2. Cara mengikir
3. Mengikir silang
6. Mengikir radius
Menurut Safril, Mulyadi, dan Nasirwan (2006) kikir yang digunakan
ialah kikir rata ataupun kikir setengah bulat dan kikir bulat. Hal ini
tergantung dari jenis bentuk radius yang diminta. Misalnya bentuk radius
luar, maka dapat dibentuk dengan menggunakan kikir rata. Langkah-
langkah pelaksanaannya adalah:
13
searah dengan alurnya, dan pembersihan adalah satu arah agar beram-beram
bisa terbuang dengan baik. Untuk kikir dengan mata ganda, maka kedua gigi
pemotongnya harus dibersihkan secara bersama-sama. Kikir yang akan
disimpan harus bersih dari beram dan kotoran lainnya seperti kapur yang
menempel padanya. Kapur akan mengakibatkan timbulnya karat pada kikir
jika tidak segera dibersihkan.
Menurut Sumantri (1989, hlm. 174) ketika kikir telah selesai digunakan,
Kikir hendaknya disimpan pada tempat yang kering atau tidak lembab dan
jauh dari tempat yang berminyak. Penempatan kikir tidak boleh ditumpuk
artinya mata-mata potong kikir tidak boleh bersinggungan satu dengan yang
lainnya, sebab akan mengakibatkan mata kikir menjadi tumpul. Cara
menyimpan kikir yang baik ialah dengan menyimpan secara sejajar dan
memberikan jarak antar kikir yang satu dengan kikir yang lainnya. Cara
lainnya ialah dengan menggantung kikir di dalam lemari alat.
3.3 Petunjuk Keselamatan Kerja dalam Mengikir
Menurut Sumantri (1989, hlm. 169) menyatakan bahwa agar tidak terjadi
kecelakaan saat pengikiran, maka petunjuk di bawah ini dapat dilakukan
sebagai pedoman:
1. Jangan menggunakan kikir yang tidak bertangkai.
2. Jangan menggunakan kikir dengan tangkai yang longgar atau pecah/rusak.
3. Periksa apakah kikir benar-benar terikat secara kuat pada tangkainya.
4. Gunakan kikir sesuai dengan fungsinya.
5. Meletakkan kikir jangan ditumpuk dengan benda kerja atau alat perkakas
lainnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pengikiran adalah salah satu cara untuk membuang, memperindah sebuah
permukaan benda kerja dengan cara memberikan gaya tekan dan gaya dorong pada
permukaan benda memakai alat kikir. Bahan untuk membuat kikir adalah baja
karbon tinggi dengan kandungan karbon pada baja jenis ini adalah kurang 0,7
sampai 0,8%. Untuk mendapatkan pisau potongnya maka permukaan kikir dicacah
dengan pisau yang keras dan tajam. Dalam mengikir diperlukan keterampilan dan
teknik mengikir agar hasil benda yang di kikir menjadi rata. Dalam mengikir juga
diperlukan petunjuk keselamatan kerja agar ketika mengikir tidak terjadi
kecelakaan. Alat kikir harus perlu dirawat agar ketajaman kikir tersebut tidak
berkurang.
4.2 Saran
Dalam mengikir terdapat teknik mengikir, perawatan kikir, dan petunjuk
keselamatan kerja. Oleh karena itu setelah kita membahas makalah ini diharapkan
dapat lebih mengerti dan paham tentang teknik mengikir, perawatan kikir, dan
petunjuk keselamatan kerja dalam mengikir.
15
16
DAFTAR PUSTAKA
Sugiarto, Y. (2014). Perkakas Tangan. Jurnal: Teknik Mesin, 1 (3), hlm. 10-11.
Safril, Mulyadi, dan Nasirwan. (2006). Gaya Tekan dan Gaya Dorong terhadap
Kerataan dan Kesikuan Benda Kerja dan Praktik Kerja Bangku Mahasiswa. Jurnal:
Teknik Mesin, 3 (2), hlm. 116.
Ambiyar, dkk. (2008). Teknik Pembentukan Plat Jilid 2 untuk SMK. Jakarta :
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
Drs. Sumantri. (1989). Teori kerja bangku. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Shigley et al, (1985). Teknik Bengkel 1 Jurusan Teknik Mesin. Bandung: Proyek
Pengembangan Pendidikan Politeknik.