Anda di halaman 1dari 6

Sesak nafas bila berbaring Sesak nafas atau dyspnea biasanya merupakan keluhan paling awal dan signifikan

pada pasien dengan keluhan gagal jantung kiri. Juga, seringkali disertai dengan batuk karena ada transudat cairan ke dalam rongga udara. Kerusakan yang lebih lanjut dapat

menyebabkan pasien mengalami dyspnea saat berbaring yang juga disebut orthopnea. Hal tersebut dapat terjadi karena terjadi peningkatan pengembalian darah vena dari ekstremitas bawah dan elevasi diafragma saat berada dalam posisi supinasi. Karena itu juga, pasien akan merasa lebih baik saat duduk maupun berdiri atau dengan mengganjal bagian atas tubuh dengan bantal yang tinggi sehingga rongga dada cenderung naik ke atas. Pasien dapat pula mengalami paroxymal nocturnal dyspnea, berupa tiba-tiba terbangun saat sedang tidur karena tidak bisa bernafas.

Patofisiologi Orthopnoe Orthopnoe adalah dispnea (sesak napas) yang terjadi pada posisi berbaring dan hilang pada posisi duduk atau setengah duduk dengan diganjal beberapa bantal. Pada posisi berbaring terjadi pengurangan pooling cairan pada ekstremitas bawah dan abdomen, menyebabkan cairan dari ekstravaskuler masuk ke dalam intravaskuler sehingga venous return meningkat. Darah beralih dari extrathoracic ke dalam intrathoracic compartment. Ventrikel diri dalam keadaan pump failure di saat

ventrikel kanan masih berfungsi dengan normal sehingga ventrikel kiri tidak bisa menerima venous return yang bertambah. Terjadi dilatasi dan peningkatan oedem tekanan vena pulmonalis yang

mengakibatkan

intertisialis,

pengurangan

compliance

pulmonal, resistensi jalan napas dan terjadi dispnea. Orthopnoe terjadi cepat dalam beberapa menit saat keadaan berbaring dan penderita dalam keadaan tidak tidur. Orthopnoe merupakan suatu keluhan penting gagal jantung kiri meskipun tidak spesifik. Orthopnoe dapat terjadi pada keadaan lain saat kapasitas vital rendah dan elevasi diafragma pada posisi berbaring menyebabkan sesak napas. Asites apapun penyebabnya

menyebabkan orthopnoe. Beratnya orthopnoe dapat dinilai dari beberapa bantal diperlukan agar tidak terjadi sesak napas. Sebagai contoh, ortopnea tiga-bantal lebih buruk dari ortopnea duabantal karena Anda memiliki toleransi lebih sedikit untuk berbaring datar.

Kaki bengkak Kaki bengkak (ankle edema) adalah pembengkakan pada tungkai bawah yang disebabkan oleh penumpukan cairan pada kaki tersebut. Banyak faktor yang dapat menyebabkan ankle edema ini. Faktor yang berperan adalah kadar protein (albumin) dalam darah yang rendah, fungsi pompa jantung menurun, sumbatan pembuluh darah atau pembuluh limfe, penyakit liver dan ginjal kronis.

Ankle edema ini terjadi pada kedua tungkai tetapi dapat juga terjadi pada satu tungkai saja. Ankle edema hanya satu tungkai saja disebabkan karena aliran pembuluh darah atau pembulih limfe tersumbat, sumbatan ini dapat terjadi karena darah yang kental lalu membeku didalam pembuluh darah atau massa tumor yang menekan pembuluh darah atau pembuluh limfe.

Memberikan oksigen Secara klinis tujuan utama pemberian O2 adalah (1) untuk mengatasi keadaan Hipoksemia sesuai dengan hasil Analisa Gas Darah, (2) untuk menurunkan kerja nafas dan menurunkan kerja miokard. Indikasi utama pemberian O2 ini adalah: (1) pasien dengan kadar O2 arteri rendah dari hasil analisa gas darah, (2) pasien dengan peningkatan kerja nafas, dimana tubuh berespon terhadap keadaan hipoksemia melalui peningkatan laju dan dalamnya pernafasan serta adanya kerja otot-otot tambahan pernafasan, (3) pasien dengan peningkatan kerja miokard, dimana jantung berusaha untuk mengatasi gangguan O2 melalui peningkatan laju pompa jantung yang adekuat. Maka terapi pemberian O2 diindikasikan kepada pasien dengan gejala : (1) sianosis, (2) hipovolemi, (3) perdarahan, (4) anemia berat, (5) keracunan CO, (6) asidosis, (7) selama dan sesudah pembedahan, (8) pasien dengan keadaan tidak sadar.

Kanula nasal Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan O2 secara kontinu dengan aliran 1 6 L/mnt dengan konsentrasi 24% - 44%. Keuntungan: Pemberian O2 stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan teratur, mudah memasukkan kanul disbanding kateter, klien bebas makan, bergerak, berbicara, lebih mudah ditolerir klien dan nyaman. Kerugian: Tidak dapat memberikan konsentrasi O2 lebih dari 44%, suplai O2 berkurang bila klien bernafas lewat mulut, mudah lepas karena kedalam kanul hanya 1 cm, mengiritasi selaput lendir.

Foto Toraks Penyakit kardiovaskuler menyebabkan perubahan-perubahan yang beragam dan kompleks dalam gambaran foto rontgen toraks. Kardiomegali secara keseluruhan dapat ditentukan dengan akurat pada penampakan frontal dengan mencatat apakah diameter jantung melebihi setengah diameter toraks atau tidak. Kardiomegali paling sering terlihat karena kardiomiopati iskemia yang mengikuti infark miokard. Evaluasi terhadap jantung harus dilakukan secara sistematis. Setelah menilai ukuran keseluruhan dan pola vaskular paru sebagai refleksi status fisiologis jantung bagian kiri, ruang jantung harus diperiksa.

Pembesaran ventrikel kiri ditandai dengan kontur apeks yang jelas dan mengarah ke bawah. Kontur keseluruhan jantung biasanya juga membesar, meskipun hal ini tidak spesifik. Pembesaran ventrikel kiri pada orang dewasa paling sering terlihat pada insufisiensi aorta dan regurgitasi mitral (dengan pelebaran atrium kiri). Pelebaran ventrikel kiri juga terjadi pada stenosis aorta, meskipun hal tersebut bersamaan dengan gagal jantung kongestif. Hipertrofi ventrikel kiri merupakan kompensasi jantung menghadapi tekanan darah tinggi ditambah dengan faktor

neurohumoral yang ditandai oleh penebalan konsentrik otot jantung (hipertrofi konsentrik). Fungsi diastolik akan mulai terganggu akibat dari gangguan relaksasi ventrikel kiri, kemudian disusul oleh dilatasi ventrikel kiri (hipertrofi eksentrik). Rangsangan simpatis dan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron memacu mekanisme Frank-Starling melalui peningkatan volume diastolik ventrikel sampai tahap tertentu dan pada akhirnya akan terjadi gangguan kontraksi miokard (penurunan/gangguan fungsi sistolik).
The New York Heart Association (NYHA) membagi tahapan gagal jantung ke dalam empat kelas:

NYHA I = Tidak ada keluhan. Hanya dalam aktivitas fisik yang luar biasa dapat menyebabkan gejala seperti sesak napas. NYHA II = Tidak ada keluhan dengan beban fisik harian normal. Pada beban yang lebih tinggi, akan ada keluhan. NYHA III = Bahkan dengan beban rata-rata harian sudah menyebabkan gejala. Kinerja jelas terbatas. NYHA IV = Dalam keadaan istirahat sudah ada keluhan, yang meningkat secara signifikan selama beraktivitas fisik. Ada pembatasan yang serius dalam kinerja.

Anda mungkin juga menyukai